Agenda Materi Hasil rapat 9 September 2015 Agenda Item 4
Proposed Draft Additional or Revised Nutrient Reference Values for Labelling Purposes in the Guidelines on Nutrition Labelling
Pada Sidang ke-36 tahun 2014, CCNFSDU menerima enam daftar scientific body sebagai Recognized Authoritative Scientific Bodies (RASBs) dan memodifikasi lebih lanjut terkait definisi kerja RASB untuk menjelaskan istilah “primary evaluation”. Komite mengklarifikasi GP 3.2.1.1 untuk mengizinkan DIRVs yang lebih baru dengan tidak mempertimbangkan INL98. Komite juga merevisi persyaratan NRV untuk vitamin C dan zinc serta menetapkan NRVs-R untuk selenium, molybdenum dan manganese namun tidak untuk fluorida. Semua keputusan ini telah diadopsi oleh CAC ke-38 dan dimasukan ke dalam Guidelines on Nutrition Labelling (CAC/GL 2-19852). CCNFSDU juga sepakat untuk menetapkan eWG yang diketuai oleh Australia dengan TOR sebagai berikut:
a. Merekomendasikan merevisi atau menambahkan NRVs-R untuk
Rekomendasi 1 – NRV-R for Vitamin A Posisi: Indonesia proposes NRV-R of 700 µg based on EFSA. Indonesia considers that the value is in accordance with the requirement of Vitamin A for general population in Indonesia.
Catatan DELRI:
Didekatkan dengan nilai AKG yang tertinggi
Vitamin A memiliki safety indeks yang sempit
Rekomendasi 2 – NRV-R for Vitamin D Posisi :
A. Indoensia agrees with the reccomendation
B. Indonesia proposes NRV-R of 15 µg for vitamin D based on IOM.
Indonesia considers that the value is in accordance with the requirement of Vitamin D for general population in Indonesia.
Catatan DELRI:
Dijumpai adanya kasus defisiensi vitamin
DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
NOTA DINAS
NOMOR :SD.12.01.523.04.14.…..
KepadaYth.
: Direktur Standardisasi Produk Pangan
Dari
: Kasubdit Standardisasi Pangan Olahan
Perihal
: Penyampaian
Hasil
Pembahasan
Penyusunan
Posisi
Indonesia pada Sidang CCNFSDU ke-37
Sehubungan dengan telah diselenggarakannya Pembahasan Penyusunan
Posisi Indonesia pada Sidang CCNFSDU ke-37 tanggal 20 Oktober 2015 di
Ruang Rapat Dit. SPP, dengan hormat kami sampaikan hasil rapat sebagai
berikut:
1. Pertemuan di pimpin oleh Kasubdit Standardisasi Pangan Olahan dan
dihadiri oleh Prof. Rimbawan (Tim Pakar), perwakilan dari APPNIA,
Direktorat Penilaian Keamanan Pangan, Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi
Pangan, Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya dan
Direktorat Standardisasi Produk Pangan.
2. Agenda rapat adalah:
Agenda Item 4 Proposed Draft Additional or Revised Nutrient Reference
Values for Labelling Purposes in the Guidelines on Nutrition Labelling
Agenda Item 7 Proposed Draft NRV-NCD for EPA And DHA Long Chain
Omega-3 Fatty Acids
3. Berikut adalah hasil rapat:
vitamin A, D, E, magnesium, phosphorus, chromium, copper, chloride sesuai dengan revisi definisi yang ditetapkan oleh RASB dan prinsip umum penetapan NRVs untuk populasi umum. b. Merekomendasikan informasi yang
mendukung untuk vitamin dan mineral tersebut.
c. Mempertimbangkan pendekatan dalam menetapkan NRVs-R 6-36 bulan untuk zat gizi yang NRVs-R nya sudah ditetapkan untuk populasi umum
D pada orang dewasa dan orang tua Rekomendasi 3 – Footnote to NRV-R for Vitamin D
Posisi:
A. Indonesia agrees with the reccomendation
B. Indonesia proposes to open the square bracket as follows:
“The NRV-R is based on minimal sunlight exposure throughout the year or in winter. Competent national and/or regional authorities should determine an appropriate NRV-R that best accounts for population sunlight exposure and other relevant factors”
File akan dicopy dari prof. Rimbawan Rekomendasi 4 – NRV-R for Vitamin E Posisi: Indonesia proposes NRV-R of 15 mg for Vitamin E based on IOM. Indonesia considers that the value is in accordance with the requirement of Vitamin E for general population in Indonesia
Catatan DELRI:
Indonesia tetap mengusulkan 15 mg, sejalan dengan nilai ALG vitamin E di Indonesia yaitu 15 mg.
Rekomendasi 5 – NRV-R for Iron Posisi:
A. Indonesia agrees with the recommendation
B. Indonesia agrees to revise the NRV-R from 14 mg to 14 mg (15% dietary absorption) and 22 mg (10% dietary absorption) and based on WHO/FAO. Catatan DELRI:
Persentase dietary absorbtion untuk iron di Indonesia adalah 8%.
8% didasarkan pada nilai AKG sebagian besar intake berasal dari nabati
Rekomendasi 6 – Dietary Description for Iron
Posisi : Indoensia agrees with the reccomendation
Rekomendasi 7 – Footnote to NRV-R for Iron
Posisi : Indoensia agrees with the reccomendation
Catatan DELRI:
Rekomendasi 8 – NRV-R for Magnesium
Posisi: Indonesia proposes NRV-R of 365 based on IOM. Indonesia considers that the value is in accordance with the requirement of Magnesium for general population in Indonesia.
Catatan DELRI:
Di Indonesia tidak banyak kasus defisiensi atau kelebihan akibat magnesium
Nilai AKG 350 mg biasanya untuk orang dewasa
Draft ALG 270 mg
Rekomendasi 9 – NRV-R for Phosphorus
Posisi : Indonesia agrees with the recommendation
Rekomendasi 10 – NRV-R for Copper Posisi : Indonesia agrees with the recommendation
Rekomendasi 11 – NRV-R for Chromium
Posisi : Indonesia agrees with the recommendation
Catatan DELRI:
Sejalan dengan nilai AKG di Indoensia Data kromium di Indonesia cukup Kadar chromium orang diabetes
stengahnya lebih kecil daripada orang normal jadi jika ditambahkan akan meningkatkan respon insulin
Rekomendasi 12 – NRV-R for Chloride Posisi: Indonesia doesn’t agree to establish a NRV-R for chloride, await EFSA draft scientific opinion.
Catatan DELRI:
Jika sidang memutuskan untuk memilih angka, Indonesia mengusulkan 2300 mg dengan memperhitungkan molar equivalence dengan NRV natrium. Angka 2300 mg diperoleh melalui perhitungan:
AKG natrium 1500 mg/23,5 (BM natrium) = 63,8 molar
63,8 x 37,5 (BM klorida) = 2393 mg ≈ 2300 mg
Rekomendasi 13 – Vitamin A Dietary Equivalents and Conversion Factors Posisi :
A. Indonesia agrees with the recommendation
B. Indonesia agrees with the recommendation
Catatan DELRI: jika diminta untuk memilih Indonesia memilih RE
C. Indonesia doesn’t agree with the recommendation. Indonesia considers that declaration of vitamin A should be “Vitamin A” D. Indoensia agrees with the
recommendation
Note dalam Guidelines on Nutrition Labelling (CAC/GL 2) *for the declaration of β-carotene (provitamin A) the following conversion factor should be used: 1 µg retinol = 6 µg β-carotene
Rekomendasi 14 – Vitamin E Dietary Equivalents and Conversion Factors Posisi:
A. Indoensia agrees with the recommendation
B. Indoensia agrees with the recommendation
C. Indoensia agrees with the recommendation
Catatan DELRI poin C:
RRR: Rasmic
(isomer/stereoisomer)
Perlu dipertimbangkan pada saat pendaftaran apakah industri perlu declare posisi ikatan dan isomer vitamin E
Perlu dicek apakah PPOMN sudah bisa mendeteksi posisi ikatan dan isomer vitamin E
Rekomendasi 15 – Second Table Heading and Footnote
Posisi: Indoensia agrees with the recommendation
Rekomendasi 16 – RASB Definition in
Guidelines on Nutrition Labelling
Posisi: Indoensia agrees with the recommendation
Rekomendasi 17 – RECORD of NRV-R DECISIONS
recommendation Catatan DELRI:
Indoensia setuju karena apapun yang disetujui harus terecord dalam Guidelines on Nutrition Labelling
Agenda Item 7 Proposed Draft NRV-NCD for EPA And DHA Long Chain Omega-3 Fatty Acids
1. Sidang CAC ke-38 menyetujui new work berkenaan dengan NRV untuk asam lemak omega-3 berdasarkan DHA dan EPA yang ditujukan pada populasi umum untuk tujuan pelabelan yang kaitannya dengan risiko penyakit tidak menular (Non-Communicable Diseases (NCDs)) untuk dapat dimasukan ke dalam section 3.4.4.2 Guidelines on Nutrition Labelling (CAC/GL 2-1985) sesuai usulan CCNFSDU ke-36.
2. Pekerjaan ini akan memberikan kontribusi yang penting terhadap implementasi WHO Global Strategy on Diet, Physical Activity and Health (WHA Resolution 57.17) dalam menangani global burden of diet-related NCDs. Berikut adalah Codex Strategic Objectives in the Codex Strategic Plan 2014–2019.
3. Penetapan NRV-NCD untuk EPA dan DHA akan melengkapi NRV-NCD saat ini untuk asupan tidak lebih dari 20 g asam lemak jenuh dan 2000 mg garam serta 3500 mg kalium.
Kesimpulan dan Rekomendasi - Berdasarkan ketersediaan data
ilmiah dan bukti yang ada serta rekomendasi dari FAO/WHO Expert Consultations dan RASBs yang nominasi RASB lainnya,
sebagian besar eWG
berpandangan bahwa terdapat bukti yang konsistensi dan meyakinkan untuk mendukung manfaat pengunaan asam lemak omega-3 EPA dan DHA dalam makanan dengan penurunan risiko kematian/kejadian fatal akibat penyakit jantung koroner. Pada negara dengan konsumsi ikan yang rendah (konsumsi kurang dari 1- 2 sajian minyak ikan per minggu), mayoritas populasi umum tidak dapat memenuhi asupan yang direkomendasikan yaitu sekitar 250 mg EPA dan DHA per hari.
- Disarankan agar CCNFSDU mempertimbangkan harmonisasi
Melihat perkembangan sidang. Indonesia memilih nilai yang paling tinggi (usulan jepang 900 mg/hari) dengan pertimbangan konsumsi ikan di Indonesia masih sangat rendah sehingga kebutuhan akan omega 3 sangat diperlukan.
Catatan DELRI:
untuk populasi umum, tidak diperlukan rasio.
Usul: GAPMMI sebaiknya
mengadakan seminar terkait isu ini. Jika nilai tertinggi yang diusulkan,
indonesia memilih Jepang (900 mg/hari)
NRV-NCD EPA dan DHA 250 mg/kg untuk dapat dimasukan ke dalam paragraf 3.4.4.2 NRV-NCD dari Guidelines on Nutrition Labelling (CAC/GL 2-1985) seperti yang disajikan pada Lampiran 1. - Anggota diminta untuk
mempertimbangkan ilmu yang mendukung serta kesimpulan dan membuat penilaian ilmiah terhadap draft usulan NRV NCD untuk EPA dan DHA
Lampiran 1
Draf usulan NRV-NCD untuk EPA dan DHA untuk dikomentari pada step 3 3.4.4.2 NRVs-NCD
Intake levels not to exceed Saturated fatty acids 20 g
Sodium 2000 mg
Intake levels to achieve
Potassium 3500 mg
Eicosapentaenoic acid (EPA) 250 mg
and Docosahexaenoic acid (DHA)