• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan media pembelajaran audiovisual pada materi ekosistem untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Taman Deasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penggunaan media pembelajaran audiovisual pada materi ekosistem untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Taman Deasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta"

Copied!
206
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL PADA MATERI

EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL

BELAJAR SISWA KELAS VII A SMP TAMAN DEWASA IBU PAWIYATAN

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :

Antonius Aditya Kurniawan NIM : 091434015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN PERSEMAHAN

Karyaku ini ku persembahkan kepada Bapak, Ibu dan

saudara-saudaraku tercinta.

Almamaterku Universitas Sanata Dharma.

motto:

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 17 Januari 2014 Penulis,

(6)

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama : Antonius Aditya Kurniawan

Nomor Mahasiswa : 091434015

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII A SMP TAMAN DEWASA IBU

PAWIYATAN YOGYAKARTA

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Dibuat di : Yogyakarta Pada tanggal : 17 Januari 2014

Yang menyatakan,

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nya lah, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penggunaan Media Pembelajaran Audiovisual pada Materi Ekosistem Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII A SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta”.

Penyusunan skipsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) di program studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama masa studi dan penyusunan skripsi ini, penulis mendapat dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak R. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Drs. A. Atmadi, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

3. Drs. A. Tri Priantoro, M.For.Sc., selaku Kepala Program Studi Pendidikan Biologi sekaligus sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan.

4. Segenap dosen Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan dan wawasan.

5. Segenap Dosen dan Staf Sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma.

6. Ki Drs. Budi Angkoso Selaku Kepala SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta yang telah memberi izin untuk melakukan penelitian.

(8)

viii

Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta yang telah bersedia membantu selama proses penelitian.

8. Bapak dan ibu serta keluarga yang memberi dukungan doa serta pengorbanan selama penulis menempuh pendidikan.

9. Sahabat-sahabatku; Widi, Yulius, Leo, Wisnu, Fajar, Eran, Riris, Rio ,Wiwik, Edo, Gentili, Yeri, Alm. Pimcan Nalsa dan teman-teman prodi Pendidikan Biologi 2009 lainnya atas kebersamaannya selama masa studi banyak suka duka yang kita alami bersama.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis telah berusaha menyajikan yang terbaik, namun skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang berkepentingan.

(9)

ix

ABSTRAK

Penelitian ini, bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa tentang ekosistem. Subyek dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII A SMP Taman Dewasa tahun pelajaran 2012/2013, sebanyak 20 orang siswa. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan Model Gabungan Sanford dan Kemmis. Model ini diawali dengan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, mengobservasi dan mengevaluasi proses hasil tindakan, dan refleksi. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri atas 2 kali pertemuan. Data yang diperoleh berupa data hasil tes akhir (postest) setiap siklus dan hasil pengisian kuisioner motivasi oleh siswa.

Pada masa sebelum tindakan skor rata-rata motivasi awal siswa adalah 79,75%, dengan persentase jumlah siswa sebesar 45% termasuk dalam kategori

“sangat tinggi”, sedangkan motivasi akhir sebesar 83,37%, dengan persentase jumlah siswa sebesar 75% termasuk dalam kategori “sangat tinggi”. Pada aspek kognitif berdasarkan hasil tes akhir siklus I persentase pencapaian KKM sebesar 65%, dengan skor rata-rata hasil belajar kognitif yang diperoleh sebesar 69,6, kemudian pada akhir siklus II meningkat menjadi 80%, dengan skor rata-rata hasil belajar kognitif yang diperoleh sebesar 76,3.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audiovisual pada materi ekosistem dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta.

(10)

x ABSTRACT

.

This research aimed to improve students' learning motivation and results about the ecosystems. The subject of this research was the 20 students of class VII A in the second semester in the year at 2012/2013. This research is a classroom action research by using was a combined Model of Sanford and Kemmis. This Model consisted at action planning, implementation of actions, observing and evaluating the results of actions, and reflections. This research was done in 2 cycles which there were 2 meetings in every cycle. The data in this research was

from a posttest in every cycle, and the result of the questioner about the students’

motivation.

At the beginning before the action, the average motivation score is 79,75%, with the students percentage of 45% included in category “very high”,

motivation final is 83,37%, with the students percentage of 75% included in

category “very high”. In the cognitive aspects based on the final test result cycle

1, the achievement presentation KKM 65%, with an average score of cognitive learning results obtained by 69,6, then at the final cycle 2 increased to 80%, with an average score of cognitive learning results obtained by 76,3.

Thus, it can be concluded that the use of audiovisual media on the studying ecosystems increased motivation and learning outcomes students grade in the class VII A Junior High School Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta.

(11)

xi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian... 4

E. Manfaat Penelitian... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 6

A. Belajar ... 6

1. Pengertian belajar ... 6

B. Hasil belajar ... 7

1. Aspek kognitif ... 7

2. Aspek afektif ... 8

3. Aspek psikomotor ... 9

C. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar ... 10

1. Faktor Internal ... 10

(12)

xii

D. Motivasi belajar ... 13

1. Pengertian motivasi ... 13

2. Fungsi motivasi ... 14

E. Media Pembelajaran ... 14

1. Jenis media pembelajaran... 15

2. Manfaat media pembelajaran ... 16

F. Media Pendidikan Audiovisual ... 18

G. Kelebihan dan kekurangan media audiovisual ... 20

1. Kelebihan ... 21

2. Kekurangan ... 21

H. Materi pembelajaran ekosistem... 21

I. Hasil penelitian yang relevan ... 22

J. Kerangka berpikir... 22

K. Hipotesa ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

A. Jenis Penelitian ... 24

B. Desain penelitian ... 24

C. Setting Penelitian... 25

1. Lokasi Penelitian ... 25

2. Obyek Penelitian ... 25

3. Subyek Penelitian ... 26

4. Waktu Penelitian ... 26

D. Variabel ... 26

E. Indikator keberhasilan ... 27

F. Rancangan Tindakan ... 28

1. Pra Tindakan... 28

2. Siklus I... 28

3. Siklus II ... 30

G. Instrumen Penelitian... 31

1. Instrumen Pembelajaran ... 32

2. Instrumen Pengumpulan Data ... 32

(13)

xiii

1. Analisis kuantitatif ... 33

2. Analisis kualitatif ... 33

I. Personalia ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 38

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 38

1. Siklus I... 40

2. Siklus II ... 44

3. Motivasi Akhir ... 49

B. Hasil penelitian... 50

1. Motivasi Belajar Siswa... 50

2. Hasil Belajar Siswa ... 51

C. Pembahasan ... 54

1. Motivasi Belajar ... 54

2. Hasil belajar... 58

3. Faktor pendukung dalam penggunaan media audiovisual ... 63

4. Faktor penghambat dalam penggunaan media audiovisual.... 64

5. Keterbatasan penelitian ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

A. Kesimpulan... 66

B. Saran ... 67

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Indikator variabel terikat dalam penelitian ... 26

Tabel 3.2 Indikator keberhasilan ... 27

Tabel 3.3 Penetapan skor kuisioner ... 36

Tabel 3.4 Skor motivasi belajar awal/motivasi belajar akhir... 36

Tabel 3.5 Penggolongan kelas interval motivasi belajar ... 37

Tabel 4.1 Nilai Motivasi Awal Siswa ... 39

Tabel 4.2 Data Tes Akhir ( posttest ) Siklus I ... 43

Tabel 4.3 Data Tes Akhir ( posttest ) Siklus II ... 48

Tabel 4.4 Nilai Motivasi Akhir Siswa ... 49

Tabel 4.5 Hasil Motivasi Belajar Siswa... 50

Tabel 4.6 Persentase Indikator Motivasi... 50

Tabel 4.7. Data Tes Awal ( pretest ) ... 51

Tabel 4.8 Hasil tes kognitif siswa ... 52

Tabel 4.9 Hasil analisis indikator posttest siklus I... 53

Tabel 4.10 Hasil analisis indikator posttest siklus II ... 53

Tabel 4.11 Hasil analisis motivasi belajar siswa ... 56

Tabel 4.12 Hasil Analisis Data Tes Akhir ( Posttest ) Siklus I... 59

Tabel 4.13 Hasil Analisis Data Tes Akhir ( Posttest ) Siklus II ... 60

Tabel 4.14. Perbandingan Nilai Hasil Belajar Siswa pada tes akhir (postest) Siklus I dan Siklus II... 61

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Bagan Model Gabungan Sanford Dan Kemmis ... 25

Gambar 4.1 Pemutaran video dan penjelasan konsep oleh guru ... 41

Gambar 4.2 Siswa mengerjakan LKS ... 41

Gambar 4.3 Guru memberi penjelasan kepada siswa ... 42

Gambar 4.4 Guru menambahkan konsep ... 42

Gambar 4.5 Guru dan siswa memperhatikan video ... 45

Gambar 4.6 Siswa mengerjakan LKS ... 46

Gambar 4.7 Guru merangkum materi pembelajaran ... 47

Gambar 4.8 Grafik hasil analisis dari indikator motivasi ... 55

Gambar 4.9 Grafik rata-rata skor motivasi siswa ... 57

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus Siklus I ... 70

Lampiran 2 Rencana Program Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 71

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 76

Lampiran 4 Hasil Pengerjaan LKS Siklus I ... 78

Lampiran 5 Kisi-kisi Soal Tes Siklus I... 80

Lampiran 6 Soal dan kunci jawaban Pretest... 82

Lampiran 7 Soal Posttest Siklus I... 86

Lampiran 8 Kunci Jawaban & Panduan Skoring Soal Posttest Siklus I.. 92

Lampiran 9 Hasil Pengerjaan Pretest ... 95

Lampiran 10 Hasil Pengerjaan Posttest Siklus I... 101

Lampiran 11 Silabus Siklus II ... 109

Lampiran 12 Rencana Program Pembelajaran (RPP) Siklus II... 110

Lampiran 13 Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 114

Lampiran 14 Hasil Pengerjaan LKS Siklus II ... 126

Lampiran 15 Kisi-kisi Soal Siklus II ... 129

Lampiran 16 Soal Posttest Siklus II ... 130

Lampiran 17 Kunci Jawaban & Panduan Skoring Soal Posttest Siklus II 133 Lampiran 18 Hasil Pengerjaan Posttest Siklus II ... 136

Lampiran 19 Lembar Observasi Siswa Siklus I & II ... 142

Lampiran 20 Hasil Pengisisan Observasi Siklus I & II ... 146

Lampiran 21 Kuisioner Motivasi I ... 150

Lampiran 22 Hasil Pengisian Kuisiner Motivasi I ... 153

Lampiran 23 Kuisioner Motivasi II ... 159

(17)

xvii

Lampiran 25 Hasil Analisis Motivasi ... 170

Lampiran 26 Hasil Analisis Pretest ... 174

Lampiran 27 Hasil Analisis Posttest Siklus I ... 176

Lampiran 28 Hasil Analisis Posttest Siklus II ... 180

Lampiran 29 Scan Materi Ekosistem ... 184

Lampiran 30 Surat Ijin Penelitian ... 188

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Media pembelajaran telah kita ketahui merupakan sarana penting yang harus ada pada saat proses pembelajaran berlangsung. Namun belakangan ini dapat kita lihat bahwa banyak siswa yang sering kali bermain dan bercanda saat berada di dalam kelas, terutama pada saat guru sedang menjelaskan materi pembelajaran. Tidak sedikit di antara mereka yang melakukan hal serupa lantaran metode dan media pembelajaran yang diterapkan oleh guru kurang bervariasi, sehingga materi yang telah disampaikan guru tidak dapat dipahami dengan baik. Di beberapa tempat banyak media pembelajaran yang masih belum digunakan secara optimal, sehingga tidak sedikit siswa yang bosan dengan media yang dipakai oleh guru mereka, contohnya dengan menggunakan papan tulis dan dengan metode ceramah. Siswa menjadi bosan dan kurang memperhatikan pembelajaran yang disampaikan oleh guru, sehingga materi yang disampaikan tidak dikuasai sepenuhnya oleh siswa. Jika hal ini terus berlangsung maka banyak siswa merasa bosan dan tidak fokus terhadap pelajaran yang disampaikan serta akan berakibat pada menurunnya hasil belajar siswa dan pemahaman siswa dalam memahami materi pembelajaran.

(19)

65. Berarti masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah standar KKM yang telah ditetapkan sekolah. Dari hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran biologi di sekolah, banyaknya siswa yang tidak tuntas dalam mempelajari materi ekosistem ini disebabkan karena kurangnya minat dan motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa. Jika siswa tidak memiliki minat dan motivasi dalam belajar, maka hal ini akan berdampak pada menurunnya prestasi belajar siswa.

Dari data yang diperoleh di SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta diperlukan adanya media pembelajaran yang berbeda untuk pelajaran biologi, khususnya dalam materi Ekosistem. Dengan melihat hal tersebut maka guru / pengajar harus dapat menyampaikan materi dengan media yang menarik bagi siswa, sehingga dengan media yang menarik, siswa dapat termotivasi dalam belajarnya. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan adalah media pembelajaran audiovisual, dimana dengan semakin banyaknya panca indra yang dilibatkan dalam proses komunikasi pembelajaran, maka semakin banyak materi pembelajaran yang diserap siswa (Gintings, 2010). Dengan media pembelajaran ini siswa tidak hanya dapat melihat atau mendengar saja, tetapi dapat melihat sekaligus mendengarkan sesuatu yang divisualisasikan. Dengan mengunakan media audiovisual diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, karena dengan peningkatan motivasi belajar tersebut akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta.

(20)

Ekosistem untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII A SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Apakah penggunaan media pembelajaran audiovisual dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta?

C. Batasan masalah

Dalam sebuah penelitian, agar masalah yang diteliti tidak meluas diperlukan adanya batasan masalah. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Motivasi belajar

Motivasi yang dimaksud adalah dorongan bagi siswa dalam belajar yang dijaring melalui kuisioner motivasi, kuisioner diberikan sebelum tindakan dan sesudah tindakan. Kuisioner motivasi yang digunakan telah dimodifikasi dalam (Praptamasari, 2006).

2. Hasil belajar

Dalam hal ini hasil belajar siswa didapatkan melalui posttest dalam bentuk pilihan ganda dan uraian untuk mengukur kemampuan kognitif siswa.

3. Media pembelajaran

(21)

4. Materi pembelajaran

Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi Ekosistem pada kompetensi dasar 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara kompoen ekosistem dan 7.2 Mengidentifikasi pentingnya keanekaragaman makhluk hidup dalam pelestarian ekosistem.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta dalam pembelajaran biologi khususnya pada materi ekosistem.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini berguna untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi penulis, siswa dan pendidik serta peneliti lain dalam pengunaan media pembelajaran audiovisual.

1. Guru

Dengan diadakannya penelitian ini, guru dapat mengoptimalkan sarana dan prasarana untuk dapat menggunakan media audiovisual sebagai alternatif dalam pembelajaran, menggunakan media audiovisual pada materi yang sesuai, meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

2. Siswa

(22)

3. Peneliti

(23)

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar

1. Pengertian belajar

Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Sedangkan Gagne (1972) mengemukakan bahwa: “Learning is change in human disposition or capacity, which persists over a period time, and which is not simply ascribable to process a growth”. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan karena proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalam diri dan keduanya saling berinteraksi (Warsita, 2008). Gagne juga membuat semacam sistematika jenis belajar. Menurutnya sistematika tersebut mengelompokkan hasil-hasil belajar yang mempunyai ciri-ciri sama dalam satu katagori, yaitu:

1. Keterampilan intelektual : kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol, huruf, angka, kata atau gambar. 2. Informasi verbal : seseorang belajar menyatakan atau menceritakan suatu

fakta atau suatu peristiwa secara lisan atau tertulis, termasuk dengan cara menggambar.

(24)

4. Keterampilan motorik : seseorang belajar melakukan gerakan secara teratur dalam urutan tertentu. Ciri khasnya adalah otomatisme yaitu gerakan berlangsung secara teratur dan berjalan dengan lancar dan luwes.

5. Sikap keadaan mental yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan pilihan-pilihan dalam bertindak.

B. Hasil belajar

Menurut kamus umum bahasa Indonesia disebutkan bahwa ”hasil belajar

merupakan sesuatu yang diadakan, dibuat, dijadikan oleh suatu usaha atau dapat juga berarti pendapat atau perolehan. Menurut Sudjana (2009), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley (Sudjana, 2009) membagi tiga macam hasil belajar, yakni keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita. Masing-masing hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Berdasarkan teori pengertian yang ada, hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain aspek kognitif, aspek afektif, aspek psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut:

1. Aspek Kognitif

a. pengetahuan (C1): mencangkup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Hal-hal itu dapat meliputi fakta, kaidah, dan prinsip, serta metode yang diketahui;

b. pemahaman (C2): mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari;

(25)

d. analisis (C4): mencangkup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik, kemampuan ini dinyatakan dengan menganalisis bagian-bagian dasar, bersama dengan hubungan/relasi antar semua bagian;

e. evaluasi (C5): mencangkup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggung jawaban pendapat tersebut.

f. mencipta (C6): menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya.

2. Aspek Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai. Menurut Kratwohl, dkk. (dalam Winkel 2009) aspek afektif mencakup:

a. penerimaan: mencangkup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan ransangan tersebut, seperti buku pelajaran atau penjelasan yang diberikan oleh guru atau mendengarkan dan memperhatikan jawaban teman sekelas;

(26)

c. penilai/penentu sikap: mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu;

d. organisasi: mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam hidup;

pembentukan pola hidup: mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan dari materi yang telah dipelajari.

3. Aspek Psikomotor

Aspek psikomotorik adalah aspek yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Menurut klasifikasi Simpson (dalam Winkel 2009) aspek psikomotorik meliputi:

a. persepsi: mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan perbedaan antar ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan;

b. kesiapan: terkait dengan konsentrasi dalam menyiapkan diri;

c. gerak terbimbing: mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan;

d. gerak yang terbiasa: mencangkup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena sudah dilatih secukupnya, tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan;

e. gerak kompleks: mencangkup kemampuan untuk melaksanakan suatu ketrampilan, yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancar, tepat dan efisien;

(27)

atau dengan menunjukkan suatu ketrampilan yang telah mencapai kemahiran;

kreativitas: mencakup kemampuan untuk melahirkan pola-pola yang baru, seluruhnya atas dasar prakasa dan inisiatif sendiri.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Dalam pembelajaran banyak hal yang dapat menjadi faktor bagi seorang siswa untuk bisa mendapatkan hasil belajar yang baik. Menurut Slameto (2003) faktor yang mempengaruhi belajar ada 2 yaitu faktor intern terdiri (1) Faktor biologis, yang meliputi: kesehatan, gizi, pendengaran dan penglihatan. (2) Faktor Psikologis, meliputi: intelegensi, minat, bakat dan motivasi. (3) Faktor kelelahan, yang meliputi: kelelahan jasmani dan rohani, sedangkan faktor ekstern terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. a. Faktor Intern

Faktor intern adalah kondisi dan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran, yang terdiri dari:

1) Intelegensi

(28)

2) Minat

Minat adalah sesuatu yang timbul karena keinginan sendiri tanpa adanya paksaan dari orang lain. Menurut Hilgard adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus disertai dengan rasa senang dan dari situ diperoleh kepuasan (Slameto, 2003).

3) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampun itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Orang yang berbakat mengetik misalnya, akan lebih cepat dapat mengetik dengan lancar dibandingkan dengan orang lain yang kurang atau tidak berbakat dibidang itu. Jadi bakat adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa sejak lahir diperoleh melalui proses genetik yang akan terealisasi menjadi kecakapan sesudah belajar.

4) Motivasi

Motivasi yaitu suatu tenaga atau faktor yang terdapat didalam diri manusia yang menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan tingkah l ak un ya . S es eor ang ya ng bel aj a r deng an m ot i vasi yang kuat ak an melaksanakan kegiatan dengan sungguh-sungguh, penuh semangat. Dan sebaliknya motivasi yang lemah akan malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pelajaran.

5) Kelelahan jasmani dan rohani

(29)

kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu akan hilang.

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah aspek lingkungan luar siswa yang menentukan hasil belajar, faktor ekstern tersebut terdiri dari:

1) Faktor Lingkungan Keluarga

Faktor lingkungan keluarga ini merupakan salah satu faktor yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap perkembangan siswa. Hal ini diungkapkan oleh Sutjipto Wirowidjoyo dalam Slameto (2003) dengan pernyataanya bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga merupakan pengaruh pertama dan utama bagi kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan seseorang.

2) Faktor Lingkungan Sekolah

Sekolah adalah lingkungan kedua yang berperan besar memberi pengaruh pada prestasi belajar siswa. Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup guru, alat/media, kondisi gedung dan kurikulum.

3) Faktor Lingkungan Masyarakat

(30)

a) Media Massa b) Teman Bergaul c) Lingkungan Tetangga

d) Aktivitas Siswa di Masyarakat

Dari ke dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang telah disebutkan, motivasi siswa yang diukur dalam penelitian ini termasuk dalam faktor psikologis siswa. Faktor psikologis tersebut merupakan faktor internal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

D. Motivasi belajar

1. Pengertian Motivasi

Menurut Sardiman (2007) motivasi dalam belajar dapat diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arahan pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Dikatakan keseluruhan karena pada umumnya ada beberapa motif yang bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar.

(31)

2. Fungsi Motivasi

Menurut (Angkowo dan Kosasih, 2007) motivasi akan menentukan intensitas usaha siswa untuk melakukan sesuatu termasuk melakukan belajar. Dalam kehidupan ini motivasi yang ada pada manusia mempunyai tiga fungsi dasar yaitu;

a. mendorong manusia untuk berbuat sehingga motivasi berfungsi sebagai penggerak atau motivasi sebagai pendorong dari setiap kegiatan belajar, b. menentukan arah perbuatan, kegiatan pembelajaran yakni kearah tujuan

belajar yang hendak dicapai,

c. menyeleksi kegiatan pembelajaran, yakni menentukan kegiatan-kegiatan apa yang harus dikerjakan yang sesuai guna mencapai tujuan pembelajaran dengan menyeleksi kegiatankegiatan yang tidak menunjang bagi pencapaian tujuan tersebut.

E. Media Pembelajaran

Kata media berasal dari kata medium yang secara harfiah artinya perantara atau pengantar. Banyak pakar tentang media pembelajaran yang memberikan batasan tentang pengertian media. Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani (1997) “media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran

informasi”. Selanjutnya ditegaskan oleh Purnamawati dan Eldarni (2001) yaitu :

“media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari

(32)

1. Jenis–jenis Media pembelajaran

Banyak sekali jenis media yang sudah dikenal dan digunakan dalam penyampaian informasi dan pesan-pesan pembelajaran. Setiap jenis atau bagian dapat pula dikelompokkan sesuai dengan karakteristik dan sifat-sifat media tersebut. Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang baku dalam mengelompokkan media. Jadi banyak tenaga ahli mengelompokkan atau membuat klasifikasi media akan tergantung dari sudut mana mereka memandang dan menilai media tersebut (http://media-grafika.com/pengertian-media-pembelajaran).

Penggolongan media pembelajaran menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Rohani (1997) yaitu :

a. Gambar diam, baik dalam bentuk teks, bulletin, papan display, slide, film strip, atau overhead proyektor.

b. Gambar gerak, baik hitam putih, berwarna, baik yang bersuara maupun yang tidak bersuara.

c. Rekaman bersuara baik dalam kaset maupun piringan hitam. d. Televisi.

e. Benda–benda hidup, simulasi maupun model. f. Instruksional berprogram.

Penggolongan media yang lain dalam (http://media-grafika.com), jika dilihat dari berbagai sudut pandang menurut Kusumah adalah sebagai berikut :

(33)

b. Dilihat dari daya liputnya media dapat digolongkan menjadi media dengan daya liput luas dan serentak, media dengan daya liput yang terbatas dengan ruang dan tempat dan media pengajaran individual.

c. Dilihat dari bahan pembuatannya media dapat digolongkan menjadi media sederhana (murah dan mudah memperolehnya) dan media komplek.

d. Dilihat dari bentuknya media dapat digolongkan menjadi media grafis (dua dimensi), media tiga dimensi, dan media elektronik.

Dari berbagai jenis media yang ada, penggunaan media pembelajaran pada penelitian ini menggunakan jenis media audiovisual, di mana media ini digunakan untuk menyampaikan informasi dan pesan pembelajaran bagi siswa khususnya untuk mempelajari materi ekosistem.

2. Manfaat media pembelajaran

Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan pembelajaran adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri keberadaannya. Karena memang gurulah yang menghendaki untuk memudahkan tugasnya dalam menyampaikan pesan-pesan atau materi pembelajaran kepada siswanya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka materi pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh siswa, terutama materi pembelajaran yang rumit dan komplek.

(34)

tentu sukar dipahami oleh siswa, apalagi oleh siswa yang kurang menyukai materi pembelajaran yang disampaikan.

Secara umum manfaat media pembelajaran menurut Harjanto (1997) adalah; a. memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis ( tahu kata-katanya,

tetapi tidak tahu maksudnya),

b. mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera,

c. dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif siswa,

d. dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah.

Selanjutnya, manfaat media pembelajaran menurut Purnamawati dan Eldarni (2001) adalah;

a. membuat konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan peredaran darah,

b. membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat di dalam lingkungan belajar,

c. dapat manampilkan obyek yang terlalu besar, misalnya pasar, candi,

d. dapat menampilkan obyek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang, e. dapat memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat,

f. memungkinkan siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungannya,

g. membangkitkan motivasi belajar,

h. memberi kesan perhatian individu untuk seluruh anggota kelompok belajar, i. menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun

(35)

j. menyajikan informasi belajar secara serempak (mengatasi waktu dan ruang), k. mengontrol arah maupun kecepatan belajar siswa.

Dari berbagai manfaat yang telah dikemukakan di atas, media audiovisual memiliki fungsi dan manfaat yang sama dengan yang telah dikemukakan oleh Purnamawati dan Eldarni, di mana media pembelajaran memiliki manfaat yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Hal ini tersirat dalam butir-butir manfaat media pembelajaran menurut Purnamawati dan Eldarni, seperti manfaat media dalam membangkitkan motivasi belajar siswa. Dalam hal ini media audiovisual yang digunakan juga bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dilihat dari berbagai manfaat yang dimiliki media pembelajaran tersebut.

F. Media Pendidikan Audiovisual

Media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Gerlach dan Ely dalam Azhar Arsyad (2007) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa/siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

(36)

kaset video; c) audiovisual tidak murni, yaitu yang unsur suara dan unsur gambar berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya dari slide proyektor dan unsur suaranya bersumber dari alat perekam.

Efektivitas pembelajaran secara konseptual dapat diartikan sebagai perlakuan dalam proses pembelajaran yang memiliki ciri-ciri : a) suasana yang dapat berpengaruh, atau hal yang berkesan terhadap penampilan; b) keberhasilan usaha atau tindakan yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Efektivitas pembelajaran melalui media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa/siswa ketika belajar (membaca) teks yang bergambar atau bergerak. Gambar, simbol atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa. Hamalik dalam Azhar Arsyad (2007) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan membawa pengaruh psikolog terhadap siswa.

Menurut Andre Rinanto (1982) media audio dan media visual jika digabungkan menjadi satu, maka kekuatan yang dimilikinya tentu lebih mantap. Kekuatan yang ada tentu lebih mampu untuk membuat anak berpikir secara kreatif dan penuh penghayatan. Media audiovisual ini masih memiliki kepraktisan jika dibandingkan dengan sarana pendidikan yang lain, yaitu:

a. Media audiovisual dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki

anak didik.

b. Media audiovisual dapat melampaui batasan ruang dan waktu.

c. Media audiovisual sangat memungkinkan terjadinya interaksi antara anak

(37)

d. Media audiovisual memberikan keseragaman pengamatan.

e. Media audiovisual dapat menanamkan konsep dasar yang besar, konkret dan

realistis.

f. Media audiovisual membangkitkan keinginan dan minat baru.

g. Media audiovisual memberikan pengalaman yang integral dari yang konkret

sampai ke abstrak.

Seperti yang telah ditulis oleh Haryoko (2009), bahwa media audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan kaset video, sedangkan audiovisual tidak murni, yaitu yang unsur suara dan unsur gambar berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya dari slide proyektor dan unsur suaranya bersumber dari alat perekam. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini mengunakan video dan animasi yang termasuk dalam jenis media audiovisual gerak dan media audiovisual tidak murni.

G. Kelebihan dan kekurangan media audiovisual

(38)

1) Kelebihan

a. Lebih efektif dalam pembelajaran karena dapat melayani gaya bahasa siswa auditif maupun visual.

b. Dapat memberikan pengalaman nyata lebih dari yang disampaikan media audio maupun visual.

c. Siswa akan lebih cepat mengerti karena mendengarkan disertai melihat langsung, sehingga tidak hanya membayangkan.

d. Lebih menarik dan menyenangkan menggunakan media audiovisual.

2) Kekurangan

a. Pembuatan media audiovisual memerlukan waktu yang lama, karena memadukan 2 elemen yakni audio dan visual.

b. Membutuhkan ketrampilan dan ketelitian dalam pembuatannya

c. Biaya yang digunakan dalam pembuatan media audiovisual cukup mahal. d. Jika tidak terdapat piranti pembuatannya akan sulit untuk membuatnya

(terbentur alat pembuatannya).

e. Alat yang digunakan untuk membuat maupun menampilkan media audiovisual memerlukan daya (membutuhkan adanya aliran listrik)

H. Materi Pembelajaran Ekosistem

(39)

kompetensi dasar 7.2 Mengidentifikasi pentingnya keanekaragaman makhluk hidup dalam pelestarian ekosistem.

1. Komponen Ekosistem

2. Satuan–Satuan Ekosistem

3. Hubungan Antar Komponen Ekosistem

4. Keanekaragaman Makhluk Hidup dan Upaya Pelestariannya

I. Hasil Penelitian yang Relevan

Maria (2012), dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Audio Visual dengan Menggunakan Diskusi Kelompok Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Sukorambi Jember” dengan hasil dari penelitian yaitu penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa; sebelum implementasi tindakan rata-rata nilai kognitif siswa 65,85 meningkat menjadi 78,74 sesudah implementasi tindakan. Sedangkan untuk hasil motivasi diperoleh persentase motivasi intrinsik mengalami peningkatan sebesar 14,37% dan persentase motivasi ekstrinsik mengalami peningkatan sebesar 15,58%.

J. Kerangka Berpikir

(40)

K. Hipotesa

(41)

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yakni merupakan kajian yang dilakukan secara sistematis dan reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar. Penelitian ini dilakukan mencakup 2 siklus dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolah.

B. Desain Penelitian

Pelaksanaan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini dengan model gabungan Sanford dan Kemmis, yang merupakan dikembangkan oleh Direktorat Ketenagaan Ditjen Dikti Depdiknas. Sehingga diperoleh batasan penelitian tindakan adalah sebuah proses investigasi terkendali yang siklis dan bersifat reflektif mandiri, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi atau situasi Depdiknas dalam (Taniredja 2010)

(42)

Adaptasi Depdiknas, 1999

Gambar 3.1 Bagan Model Gabungan Sanford dan Kemmis.

Bagan di atas menggambarkan aktivitas dalam PTK yang diawali dengan (1) perencanaan tindakan (Planning), (2) pelaksanaan tindakan (Acting), (3) mengobservasi dan mengevaluasi proses hasil tindakan (Observation and evaluation), (4) Refleksi (Reflection), dan seterusnya sampai dicapainya kualitas pembelajaran yang diinginkan.

C. Setting penelitian

1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian bertempat di SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta yang beralamat di Jl. Taman Siswa No.25F, Kelurahan Wirogunan, Kecamatan Mergangsan, Yogyakarta.

2. Obyek penelitian

(43)

3. Subyek penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII A SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta.

4. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April tahun 2013.

D. Variabel

1. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan media audiovisual

2. Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar yang diperoleh siswa.

Berikut merupakan tabel dari indikator motivasi dan hasil belajar siswa: Tabel 3.1. Indikator Variabel Terikat dalam Penelitian

(44)

Hasil Belajar

Hasil tes akhir (postest) siklus I dan II

1. Peserta didik mampu mengidentifikasi komponen-komponen ekosistem

2. Menyebutkan satuan–satuan ekosistem

3. Menjelaskan hubungan antara komponen biotik dan abiotik. 4. Menjelaskan hubungan antara

komponen biotik dan biotik 5. Mengidentifikasi

keanekaragaman makhluk hidup.

6. Mendiagnosis tindakan yang

dapat merusak

keanekaragaman hayati

7. Menyebutkan contoh makluk hidup yang tergolong makluk hidup langka disuatu lokasi 8. Mampu menjelaskan upaya

pelestarian makhluk hidup

E. Indikator keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah dengan melihat motivasi dan hasil tes siswa kelas VII pada tabel berikut ini.

Tabel 3.2. Indikator Keberhasilan

Indikator Awal Target

Skor rata-rata kelas 55 ≥70

(45)

F. Rancangan tindakan

Penelitian ini menggunakan rencana kegiatan dengan menggunakan dua siklus yang mana pada siklus 1 terdiri atas 2 kali pertemuan dan pada siklus 2 terdiri dari 2 kali pertemuan dengan beberapa tahap yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan evaluasi, dan tahap refleksi.

1. Pra Tindakan

a. Identifikasi masalah, hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah yang ada berdasarkan hasil belajar siswa mengenai materi ekosistem. b. Observasi, kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui situasi dan kondisi

sekolah serta untuk mendapatkan informasi mengenai proses pembelajaran biologi di SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta. c. Menyelesaikan rancangan penelitian dengan bimbingan dosen dan

mendapatkan izin penelitian dari dosen yang bersangkutan

d. Permintaan izin untuk melakukan penelitian kepada Sekretariat Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta.

e. Menghubungi pihak sekolah tempat penelitian, yaitu SMP Taman Dewasa untuk menyerahkan surat izin penelitian dari Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta

2. Siklus 1

a. Perencanaan (Planning)

(46)

1) Peneliti mempersiapkan media yang digunakan untuk proses pembelajaran berupa film dan animasi mengenai materi Ekosistem 2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), tentang

materi Ekosistem.

3) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai instrumen pembelajaran.

4) Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data berupa lembar evaluasi hasil belajar siswa.

b. Pelaksanaan (Acting)

Pembelajaran dilaksanakan menggunakan media audiovisual yang dilakukan sebagai berikut :

1) Guru melakukan apersepsi dengan menyajikan materi biologi yang sudah dipelajari sebelumnya.

2) Menjelaskan tujuan pembelajaran.

3) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok diskusi.

4) Melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP yang telah dirancang untuk materi Ekosistem dengan menggunakan media pembelajaran audiovisual.

c. Observasi dan evaluasi (Observation and evaluation)

(47)

d. Refleksi (Reflection)

Dalam tahap refleksi ini hasil yang telah diperoleh dari observasi selama proses belajar mengajar, kuisioner, hasil tes, dan hasil lembar observasi dibahas. Dari pembahasan tersebut dapat diketahui kelemahan dan kelebihan selama proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus 1. Hasil dari refleksi ini dijadikan acuan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran berikutnya yaitu pada siklus II.

3. Siklus 2

a. Perencanaan

1) Mengidentifikasi masalah baru yang muncul pada siklus 1 berdasarkan hasil telah diperoleh.

2) Dari hasil refeksi pada siklus 1, guru dan peneliti melakukan perbaikan untuk mengurangi kelemahan yang terdapat pada siklus 1 agar tidak terulang pada siklus selanjutnya..

3) Menyiapkan bahan pembelajaran audiovisual berupa film dan animasi serta instrumen pembelajaran maupun instrumen pengumpulan data.

b. Pelaksanaan

Pembelajaran dilaksanakan menggunakan media Audiovisual yang dilakukan sebagai berikut :

1) Guru melakukan apersepsi dengan menyajikan materi biologi yang sudah dipelajari sebelumnya.

(48)

3) Guru membagi kelompok diskusi ke dalam 5 kelompok.

4) Melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP yang telah dirancang untuk materi Ekosistem dengan menggunakan media pembelajaran audiovisual.

c. Observasi dan evaluasi

Tahap ini masih dilaksanakan seperti pada siklus 1, yang mana pengamatan dilakukan agar dapat mengetahui pelaksanaan proses pembelajaran biologi yang dilaksanakan oleh peneliti menggunakan kamera foto dan direkam dengan menggunakan video camcorder. Dari hasil dokumentasi dan proses pembelajaran yang telah dilakukan, peneliti dapat mengamati hal-hal yang menjadi masalah selama proses tindakan kelas berlangsung.

d. Refleksi

Pada tahap ini peneliti membahas hal-hal yang telah dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Dari data yang telah terkumpul, peneliti menarik kesimpulan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VII A SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan berhasil ditingkatkan dengan menggunakan media pembelajaran audiovisual.

G. Instrument Penelitian

(49)

bentuk instrumen yang dikemukakan oleh Suparno (2007, peneliti menggunakan instrumen berupa tes tertulis, angket/kuisioner, dokumentasi. Pada penelitian ini ada dua macam instrumen yang digunakan, yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.

a. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran yang digunakan berupa silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (terlampir) yang disusun oleh peneliti dengan dilengkapi lembar kerja siswa (LKS) (terlampir).

Peneliti menggunakan tes evaluasi berupa pretest dan posttest kepada siswa yang dimaksudkan untuk mengukur pemahaman dan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran. Soal yang diberikan oleh peneliti untuk posttest atau tes evaluasi berupa soal pilihan ganda dan soal essai. Soal yang dibuat diambil dari materi yang diajarkan oleh pengajar, yaitu materi ekosistem (Kisi-kisi soal dapat dilihat pada lampiran).

b. Instrumen Pengumpulan Data

(50)

Sedangkan untuk observasi siswa diambil pada saat proses pembelajaran berlangsung. Adapun indikator motivasi belajar untuk kuisioner motivasi belajar siswa antara lain:

(1) keinginan belajar,

Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Dalam penelitian ini analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif.

1. Analisis kuantitatif:

Data kuantitatif merupakan data yang berupa angka atau bilangan, baik yang diperoleh dari hasil pengukuran maupun diperoleh dengan cara mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif.

Contoh data kuantitatif: skor tes awal Tina untuk mata pelajaran matematika= 65, berat badan Tini 47 kg, panjang meja tulis 150 cm.

2. Analisis kualitatif:

(51)

motivasi untuk menghitung skor yang diperoleh siswa dengan menggunakan rumus, sedangkan analisis kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan hasil pengamatan selama proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran audiovisual.

Berikut merupakan cara pengolahan data berdasarkan analisis data secara kuantitatif.

1) Tes

Ketuntasan individu

Setiap siswa dalam proses belajar mengajar dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai ≥ 65. Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65 dipilih karena merupakan target KKM mata pelajaran Biologi pada SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta. Untuk menganalisis skor individu maka dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

= x 100

Keterangan :

Si = Skor Individu

∑x = Jumlah skor

∑xi = Jumlah nilai maksimum

(52)

Ketuntasan klasikal

Ketuntasan klasikal dikatakan telah dicapai apabila target pencapaian ideal 70 % dari jumlah siswa dalam kelas.

%

KK = Ketuntasan Klasikal

n1 = Jumlah siswa yang memperoleh nilai≥ 65 n = Jumlah siswa yang ikut tes (banyaknya siswa)

2) Motivasi Belajar

Penelitian ini menggunakan 2 macam kuisioner, yang pertama adalah kuisioner yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar awal siswa sebelum diberikan tindakan dan kuisioner yang kedua adalah kuisioner yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar akhir siswa setelah diberi tindakan. Masing-masing kuisioner terdiri dari 20 item. Kuisioner motivasi dilakukan untuk mengukur keinginan, kesiapan, ketertarikan, keseriusan, dan partisipasi. Tiap-tiap pernyataan disediakan empat alternatif jawaban dimana siswa harus memilih salah satu jawaban. Empat alternatif jawaban tersebut antara lain sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S), dan sangat setuju (SS). Pernyataan-pernyataan tersebut terdiri dari item positif dan item negatif. Adapun penetapan skor untuk pernyataan positif dan pernyataan negatif seperti pada tabel berikut:

(53)

Tabel 3.3. Penetapan skor kuisioner

Pilihan Jawaban Skor

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

Skor yang diperoleh siswa dalam kuisioner dijumlahkan dan skor ini digunakan sebagai skor motivasi belajar siswa. Langkah pertama yang dilakukan adalah menghitung skor motivasi belajar awal (sebelum diberi tindakan) dan skor motivasi belajar akhir (setelah diberi tindakan) untuk masing-masing siswa seperti tabel berikut:

Tabel 3.4. Skor motivasi belajar awal (sebelum diberi tindakan)/skor motivasi belajar akhir (sesudah diberi tindakan)

Kode

Kemudian untuk mengetahui skor motivasi belajar siswa terhadap pelajaran biologi materi ekosistem dengan menggunakan media audiovisual maka dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

= 100%

(54)

Tabel 3.5. Penggolongan Kelas Interval Motivasi Belajar Siswa

Kelas Interval % Golongan Motivasi Belajar

81–100 Sangat Tinggi

66–80 Tinggi

56–65 Cukup

46–55 Rendah

0–45 Sangat Rendah

Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran biologi pada materi ekosistem dengan menggunakan media audiovisual diukur melalui kuisioner motivasi belajar secara kuantitatif. Kemudian skor dari kuisioner awal dibandingkan dengan kuisioner akhir untuk mendapatkan hasil motivasi siswa.

I. Personalia

Nyi Ir. Sri Yudi Astuti : Sebagai Pengajar /Guru Biologi SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan

Antonius Aditya K. : Observer I / Peneliti (Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)

(55)

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “ Pengguanaan Media Pembelajaran Audiovisual pada Materi Ekosistem Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII A SMP Taman

Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakatrta ” dilakukan dengan menggunakan II

siklus. Penelitian siklus I dilaksanakan pada tanggal 30 April 2013 dan 7 Mei 2013, sedangkan siklus II dilaksanakan pada tanggal 14, 16 Mei 2013. Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas VII A dengan jumlah 20 orang siswa yang terdiri dari 11 siswa putra dan 9 siswa putri.

Dalam penelitian ini, peneliti tidak berperan sebagai guru. Dalam hal ini guru bidang studi langsung mengaplikasikan pembelajaran dengan menggunakan media audiovisual untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII A dengan menggunakan instrumen pembelajaran yang telah dipersiapkan oleh peneliti.

(56)

menyebarkan kuisioner motivasi awal untuk diisi oleh siswa. Hasil dari kuisioner motivasi awal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.1. Nilai Motivasi Awal Siswa

Interval % Kategori Jumlah

siswa %

Rata–rata skor motivasi awal 79,75%

Tabel diatas menunjukkan tingkat motivasi awal siswa sebelum dilaksanakannya penelitian. Dari data pada tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase belajar siswa dengan kategori sangat tinggi adalah 45%, dan untuk presentase dengan kategori tinggi adalah 55%, sedangkan untuk kategori

motivasi “ cukup, rendah, sangat rendah “ memiliki presentase 0%.Skor rata– rata motivasi awal siswa adalah 79,75%. Hasil motivasi awal tersebut diperoleh dari pengisian kuisioner motivasi yang diisi oleh 20 orang siswa kelas VII A.

(57)

1. Siklus 1

a. Perencanaan

Sebelum memulai penelitian, peneliti mempersiapkan berbagai hal yang digunakan untuk kelancaran proses penelitian. Hal yang dipersiapkan oleh peneliti seperti; media pembelajaran berupa video dan animasi ekosistem, lembar observasi siswa, instrument pembelajaran ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Silabus, Lembar Kerja Siswa, Soal Postest ), kamera digital. Kemudian guru bersama peneliti berdiskusi untuk membuat skenario pembelajaran agar proses pembelajaran dapat bejalan sesuai dengan yang diharapkan.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian pada siklus 1 dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan, yaitu pada hari selasa tanggal 30 April 2013 dan tanggal 7 Mei 2013 dengan alokasi waktu 6 x 40 menit. Pada pertemuan pertama jumlah siswa yang hadir sebanyak 19 orang. Kegiatan dilaksanakan yaitu pada pukul 08.30 – 10.30 WIB. Pelaksanaan penelitian ini juga disertai dengan kegiatan observasi siswa, yang mana kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh seorang rekan mahasiswa. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Penerapan media pembelajaran audiovisual

(58)

Setelah kegiatan pembuka, guru menyampaikan materi inti ekosistem dengan menggunakan media audiovisual yang telah disiapkan oleh peneliti berupa video dan animasi. Kemudian guru menjelaskan konsep dengan menggunakan animasi sesuai dengan indikator dari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dari materi ekosistem.

.

Gambar 4.1 Pemutaran Video Dan Dilanjutkan Dengan Penjelasan Konsep Oleh Guru

2) Pembagian kelompok diskusi

Pada pertemuan kedua guru membagi siswa kedalam 4 kelompok yang mana dalam satu kelompok terdiri dari 5 orang siswa yang diambil dari nomor urut yang berbeda. Kemudian setiap kelompok siswa diberi LKS untuk dikerjakan.

Gambar 4.2 Siswa Mengerjakan LKS

(59)

disebabkan karena siswa kurang memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru. Siswa yang masih belum paham meminta bantuan guru untuk menjelaskan bagian yang masih belum dipahami oleh siswa.

Gambar 4.3 Guru Memberi Penjelasan Kepada Siswa

Setelah mengerjakan LKS, guru membahas LKS yang telah dikerjakan dengan menunjuk salah satu kelompok untuk menjawab soal LKS yang telah dikerjakan. Kemudian guru menambahkan konsep dan diakhiri dengan merangkum materi agar siswa lebih dapat memahami materi yang disampaikan pada pertemuan saat itu.

(60)

c. Obervasi

Pada penelitian ini peneliti bertindak sebagai observer untuk melakukan observasi terhadap kegiatan siswa dengan menggunakan lembar observasi. Peneliti melakukan observasi dibantu oleh satu orang teman peneliti yang ikut membantu peneliti dalam menjalankan penelitian. Hasil dari obsevasi aktivitas belajar siswa ini digunakan untuk melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus 1.

d. Tes

Proses pembelajaran pada siklus 1 diakhiri dengan mengadakan tes berupa posttest yang dilakukan pada akhir siklus 1 untuk Standar Kompetensi 7 Memahami Saling Ketergantungan dalam ekosistem dan Kompetensi Dasar 7.1 Menentukan Ekosistem Dan Saling Hubungan Antara Kompoen Ekosistem. Berikut merupakan data hasil belajar siswa dalam siklus 1:

Tabel 4.2. Data Tes Akhir ( Posttest ) Siklus I

Aspek Pencapaian Hasil Belajar

Rata-rata 69,6

% pencapaian KKM 65

(61)

e. Refleksi

Berdasarkan pelaksanaan penelitian yang telah dilaksanakan pada siklus I, masih ada beberapa siswa yang masih bermain pada saat proses pembelajaran, seperti pada saat pengerjaan LKS, beberapa orang bermain dan becanda dengan teman kelompoknya dan kurang partisipasi dalam kelompoknya pada saat pengerjaan LKS. Dari hasil observasi siswa untuk kelompok 4 didapatkan persentase skor sebesar 55% ditinjau dari aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok. Hal ini menandakan bahwa proses pembelajaran pada siklus I belum berjalan dengan baik. Dari analisis nilai tes akhir ( posttest ) diperoleh nilai minimal siswa dari hasil tes siklus I dengan persentase ketuntasan klasikal siswa sebesar 65%. Persentase tersebut belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan, yaitu sebesar 70%. Dari data nilai posttest, masih terdapat 7 orang siswa yang belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah sebesar 65. Sementara itu skor rata– rata kelas yang diperoleh dari hasil posttest sebesar 69,6. Hal tersebut belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan untuk skor rata–rata kelas, yaitu sebesar 70, sehingga diadakan siklus II.

2. Siklus II

a. Perencanaan

(62)

ada terdapat 1 kelompok yang mendapatkan skor sebesar 55, sehingga perlu diadakan perubahan struktur dari masing –masing kelompok. Pada siklus II peneliti dan guru membentuk siswa menjadi 5 kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 4 orang siswa.

b. Pelaksanaan

Siklus II dilaksanakan sebanyak 2 kali, yaitu pada tanggal 14 dan 16 Mei 2013. Pada pertemuan pertama guru membentuk kelompok diskusi dan kemudian guru dibantu oleh peneliti dalam memutarkan video pembelajaran yang telah disiapkan sebelumnya. Pada saat pemutaran video, siswa terlihat serius dalam memperhatikan pelajaran yang disampaikan dengan menggunakan media audiovisual.

Gambar 4.5 Guru dan siswa memperhatikan video

(63)

kelompok yang tidak aktif dalam diskusi. Untuk mengatasi hal tersebut guru bersama peneliti membagi siswa menjadi 5 kelompok yang masing– masing kelompok beranggotakan 4 orang siswa dengan komposisi siswa yang berbeda dari siklus I. Hal ini dilakukan agar siswa lebih aktif berdiskusi dalam kelompoknya.

Pada pertemuan berikutnya, guru mengajak siswa untuk duduk berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya. Sebelum membagikan LKS, Guru menanyakan kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya untuk mengingatkan siswa pada materi yang telah dipelajari. Setelah melakukan penjelasan awal, guru membagikan lembar LKS untuk didiskusikan dan dikerjakan oleh siswa.

Gambar 4.6 Siswa mengerjakan LKS

(64)

menjelaskan beberapa hal yang belum dimengerti oleh siswa. Guru mengajak siswa merangkum materi yang telah dipelajari pada pertemuan tersebut dan guru mengumumkan adanya tes yang diadakan pada pertemuan berikutnya.

Gambar 4.7 Guru merangkum materi pembelajaran

c. Observasi

Pada penelitian ini peneliti bertindak sebagai observer untuk melakukan observasi dibantu oleh seorang rekan peneliti. Observasi dilakuakan dengan mengisi lembar observasi siswa yang telah disiapkan oleh peneliti. Hasil dari obsevasi aktivitas belajar siswa ini digunakan untuk melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus 2.

d. Tes

(65)

Keanekaragaman Makhluk Hidup Dalam Pelestarian Ekosistem. Berikut merupakan data hasil belajar siswa dalam siklus II:

Tabel 4.3.

Data Tes Akhir ( Posttest ) Siklus II

Aspek Pencapaian Hasil Belajar

Rata-rata 76,3

% pencapaian KKM 80

Tabel diatas menunjukkan rata – rata hasil belajar siswa adalah 76,3, sedangkan presentase pencapaian KKM yang ada sebesar 80%. Dari data tersebut diketahui 16 orang siswa dinyatakan tuntas dan 4 orang siswa tidak tuntas.

e. Refleksi

(66)

memperhatikan penjelasan guru, mencatat, melakukan diskusi dengan serius dan tidak bermain saat pembelajaran berlangsung.

Proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus II lebih berjalan dengan baik jika dibandingkan dengan siklus sebelumnya, demikian pula dengan hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus II ini telah mengalami peningkatan. Dari data yang ada, dapat dilihat hasil belajar siswa pada siklus I ketuntasan klasikal sebesar 65% meningkat pada siklus II menjadi 80%. Sementara skor rata – rata kelas yang diperoleh pada siklus I sebesar 69,6 meningkat pada siklus II menjadi 76,3.

3. Motivasi akhir

Setelah pelaksanaan posttest, peneliti dibantu oleh guru dalam menyebarkan angket motivasi akhir untuk diisi oleh siswa. Hasil dari anget motivasi akhir tersebut dapat dilihat pada table di bawah ini.

Tabel 4.4. Nilai Motivasi Akhir Siswa

Interval % Kategori Jumlah

siswa %

81–100 Sangat Tinggi 15 75

66–80 Tinggi 5 25

56–65 Cukup 0 0

46–55 Rendah 0 0

0–45 Sangat Rendah 0 0

Rata–rata skor motivasi akhir 83,37 %

(67)

untuk kategori motivasi “ cukup, rendah, sangat rendah “ memiliki presentase

0%.

B. Hasil Penelitian

1. Motivasi Belajar Siswa

Peningkatan motivasi belajar siswa dilihat dari hasil pengukuran motivasi melalui angket motivasi pada awal siklus I dan akhir siklus II. Dari data yang diperoleh, motivasi belajar siswa meningkat dari awal siklus hingga akhir siklus. Dengan demikian motivasi belajar siswa meningkat setelah dilakukannya pembelajaran dengan media audiovisual. Berikut merupakan tabel analisis data motivasi awal dan motivasi akhir.

Tabel 4.5.

Hasil Motivasi Belajar Siswa

Kategori Motivasi Awal Motivasi Akhir

Sangat Tinggi 45% 75%

Tinggi 55% 25%

Cukup 0% 0%

Rendah 0% 0%

Sangat Rendah 0% 0%

Rata-rata 79,75% 83,37%

Adapun hasil analisis motivasi belajar siswa bedasarkan indikatornya. Berikut merupakan tabel persentase masing-masing indikator motivasi belajar siswa:

Tabel 4.6. Persentase Indikator Motivasi

No Indikator Persentase (%) Kategori

1 Keinginan belajar 84.58 Sangat tinggi

2 Kesiapan 81.25 Sangat tinggi

3 Ketertarikan 84.8 Sangat tinggi

4 Keseriusan 79.37 Tinggi

(68)

Dari tabel indikator motivasi di atas, diketahui bahwa persentase motivasi untuk ke empat indikator, yaitu: keinginan belajar, kesiapan, ketertarikan, dan partisipasi, masing-masing indikator tersebut termasuk

dalam kategori “sangat tinggi”. Sedangkan untuk indikator Keseriusan

tergolong dalam kategori “tinggi”. Dari ke lima indikator di atas yang memiliki persentase tertinggi adalah indikator “Ketertarikan” dengan persentase indikator sebesar 84,8%, sedangkan indikator terendah adalah indikator“Keseriusan” dengan persentaseindikator sebesar 79,39%.

2. Hasil belajar siswa

Sebelum dilaksanakannya tindakan siklus I, peneliti memberikan tes awal (pretest) kepada siswa untuk melihat pengetahuan awal siswa sebelum dilaksanakan tindakan kelas. Soal tes awal (pretest) dibuat berdasarkan indikator yang ada dari Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada materi Ekosistem. Berikut merupakan hasil yang diperoleh dari tes awal (pretest).

Tabel 4.7. Data Tes Awal (pretest)

Aspek kognitif Pencapaian Hasil Belajar

Nilai Tertinggi 73

Nilai Terendah 13

∑ Siswa Tuntas ≥ 65 3

∑ Siswa Tidak Tuntas <

65 17

Rata-rata 51

% KKM 15

(69)

memenuhi indikator target yang ingin dicapai peneliti pada materi Ekosistem. Pretest ini dilakukan sebagai data awal untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi ekosistem sebelum dimulainya tindakan.

Setelah mendapatkan hasil tes awal siswa, peneliti mulai mengadakan tindakan untuk siklus I. Dari pembelajaran yang berlangsung pada siklus I, peneliti mengadakan tes akhir (posttest) untuk mengetahui pemahaman terhadap materi ekosistem yang telah dipelajari siswa. Peneliti membuat soal posttest berdasarkan indikator dari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada materi ekosistem. Dari data hasil posttest tersebut diperoleh persentase hasil belajar siswa dan juga skor rata – rata kelas yang menjadi indikator keberhasilan pada penelitian ini. Berikut merupakan tabel hasil analisis posttest pada siklus I dan siklus II.

Tabel 4.8. Hasil Tes Kognitif Siswa

Komponen Siklus I Siklus II

Nilai Tertinggi 85 93

Nilai Terendah 47 57

Rata-rata 69,6 76,3

% KKM 65 80

(70)

Tabel 4.9. Hasil analisis indikator posttest siklus I

No. Indikator Soal %

1. Mengidentifikasi komponen-komponen

ekosistem 79,1

2. Menyebutkan satuan–satuan ekosistem 85

3. Menjelaskan hubungan antara komponen

biotik dan abiotik 64,1

4. Menjelaskan hubungan antara komponen

biotik dan biotik 73,9

Dari tabel di atas dapat dilihat persentase masing-msaing indikator soal yang dianalisis bedasarkan hasil posttest siswa pada siklus I. Dari hasil tersebut persentase siswa dalam menjawab soal paling tinggi adalah untuk indikator “Menyebutkan satuan-satuan ekosistem” dengan persentase sebesar 85%. Sedangkan untuk persentase paling rendah adalah pada indikator “Menjelaskan hubungan antara komponen biotik dan abiotik”,indikator ini memiliki persentase sebesar 64,1%.

Pada siklus II dilakukan juga tes akhir (posttest) untuk indikator yang berbeda. Dari hasil analisis posttest siklus II ini didapatkan hasil analisis berdasarkan indikator soal sebagai berikut:

Tabel 4.10. Hasil analisis indikator posttest siklus II

No. Indikator Soal %

1. Mengidentifikasi keanekaragaman makhluk

hidup 75,6

2. Mendiagnosis tindakan yang dapat merusak

keanekaragaman hayati 85

3. Menyebutkan contoh makluk hidup yang tergolong makluk hidup langka disuatu lokasi

98,3

4. Menjelaskan upaya pelestarian makhluk

Gambar

Gambar diam, baik dalam bentuk teks, bulletin, papan display, slide, film
Gambar 3.1 Bagan Model Gabungan Sanford dan Kemmis.
Tabel 3.1. Indikator Variabel Terikat dalam Penelitian
Tabel 3.2. Indikator Keberhasilan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Saran yang dapat diberikan adalah mencoba algoritma genetika sebagai alternatif penyelesaian masalah optimasi biaya pemenuhan asupan gizi pada makanan bagi

Ungkapan-ungkapan yang biasa digunakan untuk memberi semangat atau dorongan kepada orang lain, antara lain:... I’m almost

kunjungan bagi orang asing warga negara dari negara.. tertentu dimaksudkan untuk memberikan

Hasil ini bertentangan terhadap trading range theory yang menyatakan bahwa manajemen melakukan stock split di dorong oleh perilaku praktisi pasar yang konsisten

Penelitian dilaksanakan di Kota Padang Panjang bulan Desember 2010 – Januari 2011 bertujuan untuk mengetahui, pertama: keragaan teknis produksi, dan kedua: keragaan

(2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah terlampaui dan Bendahara tidak mengganti kerugian negara secara tunai, instansi yang

Sistem penggajian karyawan staff dan karyawan harian dilakukan dengan cara ((presensi karyawan/per hari x gaji karyawan/per hari) – potongan..

Tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi penyesuaian sosial remaja yang menikah akibat hamil di luar nikah meliputi 1) Latar belakang