• Tidak ada hasil yang ditemukan

UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

UN D AN G- UN D AN G REPUBLI K I N D ON ESI A

N OM OR 2 TAH UN 2 0 0 2

TEN TAN G

KEPOLI SI AN N EGARA REPUBLI K I N D ON ESI A

D EN GAN RAH M AT TUH AN YAN G M AH A ESA

PRESI D EN REPUBLI K I N D ON ESI A, M e n im ba n g :

a. bahwa keam anan dalam negeri m erupakan syarat ut am a m endukung t erw uj udnya m asyarakat m adani yang adil, m akm ur, dan beradab berdasarkan Pancasila dan

Undang- Undang Dasar Negara Republik I ndonesia Tahun 1945;

b. bahwa pem eliharaan keam anan dalam negeri m elalui upaya penyelenggaraan fungsi kepolisian yang m eliput i pem eliharaan keam anan dan ket ert iban m asyarakat ,

penegakan hukum , perlindungan, pengayom an, dan pelayanan kepada m asyarakat dilakukan oleh Kepolisian Negara Republik I ndonesia selaku alat negara yang dibant u

oleh m asyarakat dengan m enj unj ung t inggi hak asasi m anusia;

c. bahwa t elah t erj adi perubahan paradigm a dalam sist em ket at anegaraan yang m enegaskan pem isahan kelem bagaan Tent ara Nasional I ndonesia dan Kepolisian

Negara Republik I ndonesia sesuai dengan peran dan fungsi m asing- m asing;

d. bahwa Undang- Undang Nom or 28 Tahun 1997 t ent ang Kepolisian Negara Republik I ndonesia sudah t idak m em adai dan perlu digant i unt uk disesuaikan dengan pert um buhan dan perkem bangan hukum sert a ket at anegaraan Republik I ndonesia;

f. sebagaim ana dim aksud dalam huruf a, b, c, dan d, perlu dibent uk Undang- Undang t ent ang Kepolisian Negara Republik I ndonesia;

M e n gin ga t :

1. Pasal 5 ayat ( 1) , Pasal 20, dan Pasal 30 Undang- Undang Dasar Negara Republik I ndonesia Tahun 1945;

2. Ket et apan Maj elis Perm usyawarat an Rakyat Nom or VI / MPR/ 2000 t ent ang Pem isahan Tent ara Nasional I ndonesia dan Kepolisian Negara Republik I ndonesia;

(2)

4. Undang- Undang Nom or 8 Tahun 1974 t ent ang Pokok- Pokok Kepegawaian sebagaim ana t elah diubah dengan Undang- Undang Nom or 43 Tahun 1999 ( Lem baran Negara Tahun 1999 Nom or 169, Tam bahan Lem baran Negara Nom or

3890) ;

D e n ga n pe r se t u j u a n be r sa m a a n t a r a

D EW AN PERW AKI LAN RAKYAT REPUBLI K I N D ON ESI A D AN

PRESI D EN REPUBLI K I N D ON ESI A

M EM UTUSKAN :

M e n e t a pk a n : UNDANG- UNDANG TENTANG KEPOLI SI AN NEGARA REPUBLI K I NDONESI A.

BAB I

KETEN TUAN UM UM Pa sa l 1

Dalam Undang- Undang ini yang dim aksud dengan :

1. Kepolisian adalah segala hal- ihw al yang berkait an dengan fungsi dan lem baga polisi sesuai dengan perat uran perundang- undangan.

2. Anggot a Kepolisian Negara Republik I ndonesia adalah pegawai negeri pada Kepolisian Negara Republik I ndonesia.

3. Pej abat Kepolisian Negara Republik I ndonesia adalah anggot a Kepolisian Negara Republik I ndonesia yang berdasarkan undang- undang m em ilik i w ew enang um um

Kepolisian.

4. Perat uran Kepolisian adalah segala perat uran yang dikeluarkan oleh Kepolisian Negara Republik I ndonesia dalam rangka m em elihara ket ert iban dan m enj am in

keam anan um um sesuai dengan perat uran perundang- undangan.

5. Keam anan dan ket ert iban m asyarakat adalah suat u kondisi dinam is m asyarakat sebagai salah sat u prasyarat t erselenggaranya proses pem bangunan nasional dalam

rangka t ercapainya t uj uan nasional yang dit andai oleh t erj am innya keam anan, ket ert iban, dan t egaknya hukum , sert a t erbinanya ket ent eram an, yang m engandung

kem am puan m em bina sert a m engem bangkan pot ensi dan kekuat an m asyarakat dalam m enangkal, m encegah, dan m enanggulangi segala bent uk pelanggaran hukum dan bent uk- bent uk gangguan lainnya yang dapat m eresahkan m asyarakat .

(3)

t erselenggaranya perlindungan, pengayom an, dan pelayanan kepada m asyarakat .

7. Kepent ingan um um adalah kepent ingan m asyarakat dan/ at au kepent ingan bangsa dan negara dem i t erj am innya keam anan dalam negeri.

8. Penyelidik adalah pej abat Kepolisian Negara Republik I ndonesia yang diberi w ew enang oleh undang- undang unt uk m elakukan penyelidikan.

9. Penyelidikan adalah serangkaian t indakan penyelidik unt uk m encari dan m enem ukan suat u perist iwa yang diduga sebagai t indak pidana guna m enent ukan dapat at au t idaknya dilakukan penyidikan m enurut cara yang diat ur dalam

undang-undang.

10. Penyidik adalah pej abat Kepolisian Negara Republik I ndonesia yang diberi w ew enang oleh undang- undang unt uk m elakukan penyidikan.

11. Penyidik Pegaw ai Negeri Sipil adalah pej abat pegawai negeri sipil t ert ent u yang berdasarkan perat uran perundang- undangan dit unj uk selaku penyidik dan m em punyai w ew enang unt uk m elakukan penyidikan t indak pidana dalam lingkup

undang- undang yang m enj adi dasar hukum nya m asing- m asing.

12. Penyidik Pem bant u adalah pej abat Kepolisian Negara Republik I ndonesia yang diangkat oleh Kepala Kepolisian Negara Republik I ndonesia berdasarkan syarat kepangkat an dan diberi w ew enang t ert ent u dalam m elakukan t ugas penyidikan yang

diat ur dalam undang- undang.

13. Penyidikan adalah serangkaian t indakan penyidik dalam hal dan m enurut cara yang diat ur dalam undang- undang unt uk m encari sert a m engum pulkan bukt i yang

dengan bukt i it u m em buat t erang t ent ang t indak pidana yang t erj adi dan guna m enem ukan t ersangkanya.

14. Kepala Kepolisian Negara Republik I ndonesia yang selanj ut nya disebut Kapolr i adalah pim pinan Kepolisian Negara Republik I ndonesia dan penanggung j awab

penyelenggaraan fungsi kepolisian.

Pa sa l 2

Fu ngsi k e polisia n adalah salah sat u fungsi pem erint ahan negara di bidang pem eliharaan keam anan dan ket ert iban m asyarakat , penegakan hukum ,

perlindungan, pengayom an, dan pelayanan kepada m asyarakat .

Pa sa l 3

( 1) Pengem ban fungsi kepolisian adalah Kepolisian Negara Republik I ndonesia yang dibant u oleh :

a. kepolisian khusus;

b. penyidik pegawai negeri sipil; dan/ at au

c. bent uk- bent uk pengam anan swakarsa.

(4)

dan c, m elaksanakan fungsi kepolisian sesuai dengan perat uran perundang-undangan yang m enj adi dasar hukum nya m asing- m asing.

Pa sa l 4

Kepolisian Negara Republik I ndonesia be r t u j u a n unt uk m ewuj udkan keam anan dalam negeri yang m eliput i t erpeliharanya keam anan dan ket ert iban m asyarakat ,

t ert ib dan t egaknya hukum , t erselenggaranya perlindungan, pengayom an, dan pelayanan kepada m asyarakat , sert a t erbinanya ket ent eram an m asyarakat dengan

m enj unj ung t inggi hak asasi m anusia.

Pa sa l 5

( 1) Kepolisian Negara Republik I ndonesia m erupakan alat negara yang be r pe r a n

dalam m em elihara keam anan dan ket ert iban m asyarakat , m enegakkan hukum , sert a m em berikan perlindungan, pengayom an, dan pelayanan kepada m asyarakat dalam

rangka t erpeliharanya keam anan dalam negeri.

( 2) Kepolisian Negara Republik I ndonesia adalah Kepolisian Nasional yang m erupakan sat u kesat uan dalam m elaksanakan peran sebagaim ana dim aksud dalam

ayat ( 1) .

BAB I I

SUSUN AN D AN KED UD UKAN KEPOLI SI AN N EGARA REPUBLI K I N D ON ESI A

Pa sa l 6

( 1) Kepolisian Negara Republik I ndonesia dalam m elaksanakan peran dan fungsi kepolisian sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 2 dan 5 m eliput i seluruh w ilayah

negara Republik I ndonesia.

( 2) Dalam rangka pelaksanaan peran dan fungsi kepolisian, w ilayah negara Republik I ndonesia dibagi dalam daerah hukum m enurut kepent ingan pelaksanaan t ugas

Kepolisian Negara Republik I ndonesia.

( 3) Ket ent uan m engenai daerah hukum sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 2) diat ur dengan Perat uran Pem erint ah.

Pa sa l 7

Susunan organisasi dan t at a kerj a Kepolisian Negara Republik I ndonesia disesuaikan dengan kepent ingan pelaksanaan t ugas dan wew enangnya yang diat ur lebih lanj ut

dengan Keput usan Presiden.

Pa sa l 8

( 1) Kepolisian Negara Republik I ndonesia berada di bawah Presiden.

(5)

perundang- undangan.

Pa sa l 9

( 1) Kapolri m enet apkan, m enyelenggarakan, dan m engendalikan kebij akan t eknis kepolisian.

( 2) Kapolri m em im pin Kepolisian Negara Republik I ndonesia dalam m elaksanakan t ugas dan t anggung j awab at as :

a. penyelenggaraan kegiat an operasional kepolisian dalam rangka pelaksanaan t ugas Kepolisian Negara Republik I ndonesia; dan

b. penyelenggaraan pem binaan kem am puan Kepolisian Negara Republik I ndonesia.

Pa sa l 1 0

( 1) Pim pinan Kepolisian Negara Republik I ndonesia di daerah hukum sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 6 ayat ( 2) , bert anggung j awab at as pelaksanaan t ugas dan

w ew enang kepolisian secara hierarki.

( 2) Ket ent uan m engenai t anggung j awab secara hierarki sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) diat ur lebih lanj ut dengan Keput usan Kapolri.

Pa sa l 1 1

( 1) Kapolri diangkat dan diberhent ikan oleh Presiden dengan perset uj uan Dew an Perw akilan Rakyat .

( 2) Usul pengangkat an dan pem berhent ian Kapolr i diaj ukan oleh Presiden kepada Dew an Perw akilan Rakyat disert ai dengan alasannya.

( 3) Perset uj uan at au penolakan Dew an Perwakilan Rakyat t erhadap usul Presiden sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 2) harus diberikan dalam j angka wakt u paling

lam bat 20 ( dua puluh) hari t erhit ung sej ak t anggal surat Presiden dit erim a oleh Dew an Perw akilan Rakyat .

( 4) Dalam hal Dew an Perw akilan Rakyat t idak m em berikan j awaban dalam wakt u sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 3) , calon yang diaj ukan oleh Presiden dianggap

diset uj ui oleh Dew an Perw akilan Rakyat .

( 5) Dalam keadaan m endesak, Presiden dapat m em berhent ikan sem ent ara Kapolr i dan m engangkat pelaksana t ugas Kapolri dan selanj ut nya dim int akan perset uj uan

Dew an Perw akilan Rakyat .

( 6) Calon Kapolr i adalah Perw ira Tinggi Kepolisian Negara Republik I ndonesia yang m asih akt if dengan m em perhat ikan j enj ang kepangkat an dan karier.

( 7) Tat a cara pengusulan at as pengangkat an dan pem berhent ian Kapolr i sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , ( 2) , dan ( 6) diat ur lebih lanj ut dengan

Keput usan Presiden.

(6)

yang dim aksud dalam ayat ( 1) diat ur lebih lanj ut dengan Keput usan Kapolri.

Pa sa l 1 2

( 1) Jabat an penyidik dan penyidik pem bant u adalah j abat an fungsional yang pej abat nya diangkat dengan Keput usan Kapolri.

( 2) Jabat an fungsional lainnya di lingkungan Kepolisian Negara Republik I ndonesia dit ent ukan dengan Keput usan Kapolr i.

BAB I I I

TUGAS D AN W EW EN AN G Pa sa l 1 3

Tugas pokok Kepolisian Negara Republik I ndonesia adalah:

a. m em elihara keam anan dan ket ert iban m asyarakat ;

b. m enegakkan hukum ; dan

c. m em berikan perlindungan, pengayom an, dan pelayanan kepada m asyarakat .

Pa sa l 1 4

( 1) Dalam m elaksanakan t ugas pokok sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 13, Kepolisian Negara Republik I ndonesia bert ugas :

a. m elaksanakan pengat uran, penj agaan, pengawalan, dan pat roli t erhadap kegiat an m asyarakat dan pem erint ah sesuai kebut uhan;

b. m enyelenggarakan segala kegiat an dalam m enj am in keam anan, ket ert iban, dan kelancaran lalu lint as di j alan;

c. m em bina m asyarakat unt uk m eningkat kan part isipasi m asyarakat , kesadaran hukum m asyarakat sert a ket aat an warga m asyarakat t erhadap hukum dan perat uran

perundang- undangan;

d. t urut sert a dalam pem binaan hukum nasional;

e. m em elihara ket ert iban dan m enj am in keam anan um um ;

f. m elakukan koordinasi, pengaw asan, dan pem binaan t eknis t erhadap kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil, dan bent uk- bent uk pengam anan swakarsa;

g. m elakukan penyelidikan dan penyidikan t erhadap sem ua t indak pidana sesuai dengan hukum acara pidana dan perat uran perundang- undangan lainnya;

h. m enyelenggarakan ident ifikasi kepolisian, kedokt eran kepolisian, laborat orium forensik dan psikologi kepolisian unt uk kepent ingan t ugas kepolisian;

(7)

dan pert olongan dengan m enj unj ung t inggi hak asasi m anusia;

j . m elayani kepent ingan warga m asyarakat unt uk sem ent ara sebelum dit angani oleh inst ansi dan/ at au pihak yang berw enang;

k. m em berikan pelayanan kepada m asyarakat sesuai dengan kepent ingannya dalam lingkup t ugas kepolisian; sert a

l. m elaksanakan t ugas lain sesuai dengan perat uran perundang- undangan.

( 2) Tat a cara pelaksanaan ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) huruf f diat ur lebih lanj ut dengan Perat uran Pem erint ah.

Pa sa l 1 5

( 1) Dalam rangka m enyelenggarakan t ugas sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 13 dan 14 Kepolisian Negara Republik I ndonesia secara um um berwenang:

a. m enerim a laporan dan/ at au pengaduan;

b. m em bant u m enyelesaikan perselisihan warga m asyarakat yang dapat m engganggu ket ert iban um um ;

c. m encegah dan m enanggulangi t um buhnya penyakit m asyarakat ;

d. m engawasi aliran yang dapat m enim bulkan perpecahan at au m engancam persat uan dan kesat uan bangsa;

e. m engeluarkan perat uran kepolisian dalam lingkup kew enangan adm inist rat if kepolisian;

f. m elaksanakan pem eriksaan khusus sebagai bagian dari t indakan kepolisian dalam rangka pencegahan;

g. m elakukan t indakan pert am a di t em pat kej adian;

h. m engam bil sidik j ar i dan ident it as lainnya sert a m em ot ret seseorang;

i. m encari ket erangan dan barang bukt i;

j . m enyelenggarakan Pusat I nform asi Krim inal Nasional;

k. m engeluarkan surat izin dan/ at au surat ket erangan yang diperlukan dalam rangka pelayanan m asyarakat ;

l. m em berik an bant uan pengam anan dalam sidang dan pelaksanaan put usan pengadilan, kegiat an inst ansi lain, sert a kegiat an m asyarakat ;

m . m enerim a dan m enyim pan barang t em uan unt uk sem ent ara wakt u.

(8)

a. m em berikan izin dan m engawasi kegiat an keram aian um um dan kegiat an m asyarakat lainnya;

b. m enyelenggarakan regist rasi dan ident ifikasi kendaraan berm ot or;

c. m em berikan surat izin m engem udi kendaraan berm ot or;

d. m enerim a pem berit ahuan t ent ang kegiat an polit ik;

e. m em berikan izin dan m elakukan pengaw asan senj at a api, bahan peledak, dan senj at a t aj am ;

f. m em berikan izin operasional dan m elakukan pengawasan t erhadap badan usaha di bidang j asa pengam anan;

g. m em berikan pet unj uk, m endidik, dan m elat ih aparat kepolisian khusus dan pet ugas pengam anan swakarsa dalam bidang t eknis kepolisian;

h. m elakukan kerj a sam a dengan kepolisian negara lain dalam m enyidik dan m em berant as kej ahat an int ernasional;

i. m elakukan pengawasan fungsional kepolisian t erhadap orang asing yang berada di wilayah I ndonesia dengan koordinasi inst ansi t erkait ;

j . m ew akili pem erint ah Republik I ndonesia dalam organisasi kepolisian int ernasional;

k. m elaksanakan kew enangan lain yang t erm asuk dalam lingkup t ugas kepolisian.

( 3) Tat a cara pelaksanaan ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 2) huruf a dan d diat ur lebih lanj ut dengan Perat uran Pem erint ah.

Pa sa l 1 6

( 1) Dalam rangka m enyelenggarakan t ugas sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 13 dan 14 di bidang proses pidana, Kepolisian Negara Republik I ndonesia berwenang

unt uk :

a. m elakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyit aan;

b. m elarang set iap orang m eninggalkan at au m em asuki t em pat kej adian perkara unt uk kepent ingan penyidikan;

c. m em bawa dan m enghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka penyidikan;

d. m enyuruh berhent i orang yang dicurigai dan m enanyakan sert a m em eriksa t anda pengenal diri;

e. m elakukan pem eriksaan dan penyit aan surat ;

f. m em anggil orang unt uk didengar dan diperik sa sebagai t ersangka at au saksi;

(9)

h. m engadakan penghent ian penyidikan;

i. m enyerahkan berkas perkara kepada penunt ut um um ;

j . m engaj ukan perm int aan secara langsung kepada pej abat im igrasi yang berwenang di t em pat pem er iksaan im igrasi dalam keadaan m endesak at au m endadak unt uk

m encegah at au m enangkal orang yang disangka m elakukan t indak pidana;

k. m em beri pet unj uk dan bant uan penyidikan kepada penyidik pegawai negeri sipil sert a m enerim a hasil penyidikan penyidik pegaw ai negeri sipil unt uk diserahkan

kepada penunt ut um um ; dan

l. m engadakan t indakan lain m enurut hukum yang bert anggung j aw ab.

( 2) Tindakan lain sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) huruf l adalah t indakan penyelidikan dan penyidikan yang dilaksanakan j ika m em enuhi syarat sebagai

berikut :

a. t idak bert ent angan dengan suat u at uran hukum ;

b. selaras dengan kew aj iban hukum yang m engharuskan t indakan t ersebut dilakukan;

c. harus pat ut , m asuk akal, dan t erm asuk dalam lingkungan j abat annya;

d. pert im bangan yang layak berdasarkan keadaan yang m em aksa; dan

e. m enghorm at i hak asasi m anusia.

Pa sa l 1 7

Pej abat Kepolisian Negara Republik I ndonesia m enj alankan t ugas dan wewenangnya di seluruh wilayah negara Republik I ndonesia, khususnya di daerah hukum pej abat

yang bersangkut an dit ugaskan sesuai dengan perat uran perundang- undangan.

Pa sa l 1 8

( 1) Unt uk kepent ingan um um pej abat Kepolisian Negara Republik I ndonesia dalam m elaksanakan t ugas dan wewenangnya dapat bert indak m enurut penilaiannya

sendiri.

( 2) Pelaksanaan ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) hanya dapat dilakukan dalam keadaan yang sangat perlu dengan m em perhat ikan perat uran perundang- undangan, sert a Kode Et ik Profesi Kepolisian Negara Republik I ndonesia.

Pa sa l 1 9

( 1) Dalam m elaksanakan t ugas dan wew enangnya, pej abat Kepolisian Negara Republik I ndonesia senant iasa bert indak berdasarkan norm a hukum dan m engindahkan norm a agam a, kesopanan, kesusilaan, sert a m enj unj ung t inggi hak

(10)

( 2) Dalam m elaksanakan t ugas dan wew enang sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , Kepolisian Negara Republik I ndonesia m engut am akan t indakan pencegahan.

BAB I V

AN GGOTA KEPOLI SI AN N EGARA REPUBLI K I N D ON ESI A Pa sa l 2 0

( 1) Pegawai Negeri pada Kepolisian Negara Republik I ndonesia t erdiri at as :

a. anggot a Kepolisian Negara Republik I ndonesia; dan

b. Pegawai Negeri Sipil.

( 2) Terhadap Pegawai Negeri Sipil sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) huruf b berlaku ket ent uan perat uran perundang- undangan di bidang kepegawaian.

Pa sa l 2 1

( 1) Unt uk diangkat m enj adi anggot a Kepolisian Negara Republik I ndonesia seorang calon harus m em enuhi syarat sekurang- kurangnya sebagai berikut :

a. w arga negara I ndonesia;

b. berim an dan bert akwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

c. set ia kepada Negara Kesat uan Republik I ndonesia berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik I ndonesia Tahun 1945;

d. berpendidikan paling rendah Sekolah Menengah Um um at au yang sederaj at ;

e. berum ur paling rendah 18 ( delapan belas) t ahun;

f. sehat j asm ani dan rohani;

g. t idak pernah dipidana karena m elakukan suat u kej ahat an;

h. berw ibawa, j uj ur, adil, dan berkelakuan t idak t ercela; dan

i. lulus pendidikan dan pelat ihan pem bent ukan anggot a kepolisian.

( 2) Ket ent uan m engenai pem binaan anggot a Kepolisian Negara Republik I ndonesia diat ur lebih lanj ut dengan Keput usan Kapolri.

Pa sa l 2 2

( 1) Sebelum diangkat sebagai anggot a Kepolisian Negara Republik I ndonesia, seorang calon anggot a yang t elah lulus pendidikan pem bent ukan w aj ib m engucapkan sum pah at au j anj i m enurut agam anya dan kepercayaannya it u.

(11)

Pa sa l 2 3

Lafal sum pah at au j anj i sebagaim ana diat ur dalam Pasal 22 adalah sebagai berik ut :

" Dem i Allah, saya bersum pah/ berj anj i :

bahwa saya, unt uk diangkat m enj adi anggot a Kepolisian Negara Republik I ndonesia, akan set ia dan t aat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang- Undang Dasar Negara

Republik I ndonesia Tahun 1945, Tri Brat a, Cat ur Prasat ya, dan Negara Kesat uan Republik I ndonesia sert a Pem erint ah yang sah;

bahwa saya, akan m enaat i segala perat uran perundang- undangan yang berlaku dan m elaksanakan kedinasan di Kepolisian Negara Republik I ndonesia yang dipercayakan

kepada saya dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan t anggung j aw ab;

bahw a saya, akan senant iasa m enj unj ung t inggi kehorm at an negara, Pem erint ah, dan m art abat anggot a Kepolisian Negara Republik I ndonesia, sert a akan senant iasa m engut am akan kepent ingan m asyarakat , bangsa, dan negara daripada kepent ingan

saya sendiri, seseorang at au golongan;

bahwa saya, akan m em egang rahasia sesuat u yang m enurut sifat nya at au m enurut perint ah harus saya rahasiakan;

bahwa saya, akan bekerj a dengan j uj ur, t ert ib, cerm at dan bersem angat unt uk kepent ingan bangsa dan Negara Kesat uan Republik I ndonesia dan t idak akan m enerim a pem berian berupa hadiah dan/ at au j anj i- j anj i baik langsung m aupun t idak

langsung yang ada kait annya dengan pekerj aan saya" .

Pa sa l 2 4

( 1) Anggot a Kepolisian Negara Republik I ndonesia m enj alani dinas keanggot aan dengan ikat an dinas.

( 2) ,Ket ent uan m engenai ikat an dinas sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) diat ur lebih lanj ut dengan Keput usan Presiden.

Pa sa l 2 5

( 1) Set iap anggot a Kepolisian Negara Republik I ndonesia diberi pangkat yang m encerm inkan peran, fungsi dan kem am puan, sert a sebagai keabsahan w ew enang

dan t anggung j aw ab dalam penugasannya.

( 2) Ket ent uan m engenai susunan, sebut an, dan keselarasan pangkat - pangkat sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) diat ur lebih lanj ut dengan Keput usan Kapolr i.

Pa sa l 2 6

( 1) Set iap anggot a Kepolisian Negara Republik I ndonesia m em peroleh gaj i dan hak-hak lainnya yang adil dan layak.

(12)

Pa sa l 2 7

( 1) Unt uk m em bina persat uan dan kesat uan sert a m eningkat kan sem angat kerj a dan m oril, diadakan perat uran disiplin anggot a Kepolisian Negara Republik

I ndonesia.

( 2) Ket ent uan m engenai perat uran disiplin sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) diat ur lebih lanj ut dengan Perat uran Pem erint ah.

Pa sa l 2 8

( 1) Kepolisian Negara Republik I ndonesia bersikap net ral dalam kehidupan polit ik dan t idak m elibat kan diri pada kegiat an polit ik prakt is.

( 2) Anggot a Kepolisian Negara Republik I ndonesia t idak m enggunakan hak m em ilih dan dipilih.

( 3) Anggot a Kepolisian Negara Republik I ndonesia dapat m enduduki j abat an di luar kepolisian set elah m engundurkan diri at au pensiun dari dinas kepolisian.

Pa sa l 2 9

( 1) Anggot a Kepolisian Negara Republik I ndonesia t unduk pada kekuasaan peradilan um um .

( 2) Ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) diat ur lebih lanj ut dengan Perat uran Pem er int ah.

Pa sa l 3 0

( 1) Anggot a Kepolisian Negara Republik I ndonesia dapat diberhent ikan dengan horm at at au t idak dengan horm at .

( 2) Usia pensiun m aksim um anggot a Kepolisian Negara Republik I ndonesia 58 ( lim a puluh delapan) t ahun dan bagi anggot a yang m em iliki keahlian khusus dan sangat dibut uhkan dalam t ugas kepolisian dapat dipert ahankan sam pai dengan 60 ( enam

puluh) t ahun.

( 3) Pelaksanaan ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) dan ( 2) diat ur lebih lanj ut dengan Perat uran Pem erint ah.

BAB V

PEM BI N AAN PROFESI Pa sa l 3 1

Pej abat Kepolisian Negara Republik I ndonesia dalam m elaksanakan t ugas dan w ew enangnya harus m em iliki kem am puan profesi.

Pa sa l 3 2

(13)

sert a pengalam annya di bidang t eknis kepolisian m elalui pendidikan, pelat ihan, dan penugasan secara berj enj ang dan berlanj ut .

( 2) Pem binaan kem am puan profesi sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) diat ur lebih lanj ut dengan Keput usan Kapolr i.

Pa sa l 3 3

Guna m enunj ang pem binaan profesi sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 32 dilakukan pengkaj ian, penelit ian, sert a pengem bangan ilm u dan t eknologi kepolisian.

Pa sa l 3 4

( 1) Sikap dan perilaku pej abat Kepolisian Negara Republik I ndonesia t erikat pada Kode Et ik Profesi Kepolisian Negara Republik I ndonesia.

( 2) Kode Et ik Profesi Kepolisian Negara Republik I ndonesia dapat m enj adi pedom an bagi pengem ban fungsi kepolisian lainnya dalam m elaksanakan t ugas sesuai dengan

perat uran perundang- undangan yang berlaku di lingkungannya.

( 3) Ket ent uan m engenai Kode Et ik Profesi Kepolisian Negara Republik I ndonesia diat ur dengan Keput usan Kapolri.

Pa sa l 3 5

( 1) Pelanggaran t erhadap Kode Et ik Profesi Kepolisian Negara Republik I ndonesia oleh pej abat Kepolisian Negara Republik I ndonesia diselesaikan oleh Kom isi Kode

Et ik Kepolisian Negara Republik I ndonesia.

( 2) Ket ent uan m engenai susunan organisasi dan t at a kerj a Kom isi Kode Et ik Kepolisian Negara Republik I ndonesia diat ur dengan Keput usan Kapolr i.

Pa sa l 3 6

( 1) Set iap pej abat Kepolisian Negara Republik I ndonesia dan pengem ban fungsi kepolisian lainnya w aj ib m enunj ukkan t anda pengenal sebagai keabsahan wewenang

dan t anggung j aw ab dalam m engem ban fungsinya.

( 2) Ket ent uan m engenai bent uk, ukuran, pengeluaran, pem akaian, dan penggunaan t anda pengenal sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) diat ur dengan Keput usan

Kapolri.

BAB V I

LEM BAGA KEPOLI SI AN N ASI ON AL Pa sa l 3 7

( 1) Lem baga kepolisian nasional yang disebut dengan Kom isi Kepolisian Nasional berkedudukan di bawah dan bert anggung j awab kepada Presiden.

(14)

Pa sa l 3 8

( 1) Kom isi Kepolisian Nasional bert ugas :

a. m em bant u Presiden dalam m enet apkan arah kebij akan Kepolisian Negara Republik I ndonesia; dan

b. m em berikan pert im bangan kepada Presiden dalam pengangkat an dan pem berhent ian Kapolri.

( 2) Dalam m elaksanakan t ugas sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , Kom isi Kepolisian Nasional berw enang unt uk :

a. m engum pulkan dan m enganalisis dat a sebagai bahan pem berian saran kepada Presiden yang berkait an dengan anggaran Kepolisian Negara Republik I ndonesia, pengem bangan sum ber daya m anusia Kepolisian Negara Republik I ndonesia, dan pengem bangan sarana dan prasarana Kepolisian Negara Republik I ndonesia;

b. m em berikan saran dan pert im bangan lain kepada Presiden dalam upaya m ewuj udkan Kepolisian Negara Republik I ndonesia yang profesional dan m andiri;

dan

c. m enerim a saran dan keluhan dari m asyarakat m engenai kinerj a kepolisian dan m enyam paikannya kepada Presiden.

Pa sa l 3 9

( 1) Keanggot aan Kom isi Kepolisian Nasional t erdir i at as seorang Ket ua m erangkap anggot a, seorang Wakil Ket ua m erangkap anggot a, seorang Sekret aris m erangkap

anggot a dan 6 ( enam ) orang anggot a.

( 2) Keanggot aan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) berasal dari unsur- unsur pem erint ah, pakar kepolisian, dan t okoh m asyarakat .

( 3) Ket ent uan m engenai susunan organisasi, t at a kerj a, pengangkat an dan pem berhent ian anggot a Kom isi Kepolisian Nasional diat ur dengan Keput usan

Presiden.

Pa sa l 4 0

Segala pem biayaan yang diperlukan unt uk m endukung pelaksanaan t ugas Kom isi Kepolisian Nasional dibebankan pada Anggaran Pendapat an dan Belanj a Negara.

BAB V I I

BAN TUAN , H UBUN GAN , D AN KERJA SAM A Pa sa l 4 1

( 1) Dalam rangka m elaksanakan t ugas keam anan, Kepolisian Negara Republik I ndonesia dapat m em int a bant uan Tent ara Nasional I ndonesia yang diat ur lebih

(15)

( 2) Dalam keadaan darurat m ilit er dan keadaan perang, Kepolisian Negara Republik I ndonesia m em berikan bant uan kepada Tent ara Nasional I ndonesia sesuai dengan

perat uran perundangan- undangan.

( 3) Kepolisian Negara Republik I ndonesia m em bant u secara akt if t ugas pem eliharaan perdam aian dunia di bawah bendera Perserikat an Bangsa- Bangsa.

Pa sa l 4 2

( 1) Hubungan dan kerj a sam a Kepolisian Negara Republik I ndonesia dengan badan, lem baga, sert a inst ansi di dalam dan di luar negeri didasarkan at as sendi- sendi

hubungan fungsional, saling m enghorm at i, saling m em bant u, m engut am akan kepent ingan um um , sert a m em perhat ikan hierarki.

( 2) Hubungan dan kerj a sam a di dalam negeri dilakukan t erut am a dengan unsur-unsur pem erint ah daerah, penegak hukum , badan, lem baga, inst ansi lain, sert a

m asyarakat dengan m engem bangkan asas part isipasi dan subsidiarit as.

( 3) Hubungan dan kerj a sam a luar negeri dilakukan t erut am a dengan badan- badan kepolisian dan penegak hukum lain m elalui kerj a sam a bilat eral at au m ult ilat eral dan

badan pencegahan kej ahat an baik dalam rangka t ugas operasional m aupun kerj a sam a t eknik dan pendidikan sert a pelat ihan.

( 4) Pelaksanaan ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , ( 2) , dan ( 3) diat ur dengan Perat uran Pem erint ah.

BAB V I I I

KETEN TUAN PERALI H AN Pa sa l 4 3

Pada saat Undang- Undang ini m ulai berlaku :

sem ua perat uran perundang- undangan yang m erupakan pelaksanaan m engenai Kepolisian Negara Republik I ndonesia dinyat akan t et ap berlaku sepanj ang t idak

bert ent angan dengan Undang- Undang ini.

t indak pidana yang dilakukan oleh anggot a Kepolisian Negara Republik I ndonesia yang sedang diperiksa baik di t ingkat penyidikan m aupun pem eriksaan di pengadilan

m ilit er dan belum m endapat put usan pengadilan yang m em punyai kekuat an hukum t et ap berlaku ket ent uan perat uran perundang- undangan peradilan m ilit er.

t indak pidana yang dilakukan oleh anggot a Kepolisian Negara Republik I ndonesia yang belum diperiksa baik di t ingkat penyidikan m aupun pem eriksaan di pengadilan

m ilit er berlaku ket ent uan perat uran perundang- undangan di lingkungan peradilan um um .

BAB I X

(16)

Pada saat Undang- Undang ini m ulai berlaku, Undang- Undang Nom or 28 Tahun 1997 t ent ang Kepolisian Negara Republik I ndonesia ( Lem baran Negara Republik I ndonesia

Tahun 1997 Nom or 81, Tam bahan Lem baran Negara Republik I ndonesia Nom or 3710) dinyat akan t idak berlaku.

Pa sa l 4 5

Undang- Undang ini m ulai berlaku pada t anggal diundangkan.

Agar set iap orang m enget ahuinya, m em erint ahkan pengundangan Undang- Undang ini dengan penem pat annya dalam Lem baran Negara Republik I ndonesia.

Disahkan di Jakart a pada t anggal 8 Januari 2002

PRESI D EN REPUBLI K I N D ON ESI A,

t t d

M EGAW ATI SOEKARN OPUTRI

Diundangkan di Jakart a pada t anggal 8 Januari 2002

SEKRETARI S N EGARA REPUBLI K I N D ON ESI A,

t t d

BAMBANG KESOWO

LEM BARAN N EGARA REPUBLI K I N D ON ESI A TAH UN 2 0 0 2 N OM OR 2

Salinan sesuai dengan aslinya

SEKRETARI AT KABI N ET RI

Ke pa la Bir o Pe r a t u r a n Pe r u n da n g- u nda n ga n I I ,

t t d

Edy Sudibyo

- - -

PEN JELASAN ATAS

(17)

N OM OR 2 TAH UN 2 0 0 2 TEN TAN G

KEPOLI SI AN N EGARA REPUBLI K I N D ON ESI A

I . UM UM

Perat uran perundang- undangan yang m enj adi dasar pelaksanaan t ugas Kepolisian Negara Republik I ndonesia sebelum Undang ini berlak u adalah

Undang-Undang Nom or 28 Tahun 1997 t ent ang Kepolisian Negara Republik I ndonesia ( Lem baran Negara Tahun 1997 Nom or 81, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3710) sebagai penyem purnaan dari Undang- Undang Nom or 13 Tahun 1961 t ent ang

Ket ent uan- Ket ent uan Pokok Kepolisian Negara ( Lem baran Negara Tahun 1961 Nom or 245, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 2289) .

Undang- Undang Nom or 28 Tahun 1997 t ent ang Kepolisian Negara Republik I ndonesia t elah m em uat pokok- pokok m engenai t uj uan, kedudukan, peranan dan t ugas sert a pem binaan profesionalism e kepolisian, t et api rum usan ket ent uan yang

t ercant um di dalam nya m asih m engacu kepada Undang- Undang Nom or 20 Tahun 1982 t ent ang Ket ent uan- Ket ent uan Pokok Pert ahanan Keam anan Negara Republik I ndonesia ( Lem baran Negara Tahun 1982 Nom or 51, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3234) sebagaim ana t elah diubah dengan Undang- Undang Nom or 1 Tahun 1988 ( Lem baran Negara Tahun 1988 Nom or 3, Tam bahan Lem baran Negara Nom or

3368) , dan Undang- Undang Nom or 2 Tahun 1988 t ent ang Praj urit Angkat an Bersenj at a Republik I ndonesia ( Lem baran Negara

Tahun 1988 Nom or 4, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3369) sehingga wat ak m ilit ernya m asih t erasa sangat dom inan yang pada gilirannya berpengaruh pula kepada sikap perilaku pej abat kepolisian dalam pelaksanaan t ugasnya di lapangan.

Oleh karena it u, Undang- Undang ini diharapkan dapat m em berikan penegasan wat ak Kepolisian Negara Republik I ndonesia sebagaim ana dinyat akan dalam Tri Brat a dan Cat ur Prasat ya sebagai sum ber nilai Kode Et ik Kepolisian yang m engalir dari falsafah

Pancasila.

Perkem bangan kem aj uan m asyarakat yang cukup pesat , seiring dengan m erebaknya fenom ena suprem asi hukum , hak asasi m anusia, globalisasi, dem okrat isasi, desent ralisasi, t ransparansi, dan akunt abilit as, t elah m elahirkan berbagai paradigm a baru dalam m elihat t uj uan, t ugas, fungsi, w ewenang dan t anggung j aw ab Kepolisian Negara Republik I ndonesia yang selanj ut nya m enyebabkan pula t um buhnya berbagai

t unt ut an dan harapan m asyarakat t erhadap pelaksanaan t ugas Kepolisian Negara Republik I ndonesia yang m akin m eningkat dan lebih berorient asi kepada m asyarakat

yang dilayaninya.

Sej ak dit et apkannya Perubahan Kedua Undang- Undang Dasar Negara Republik I ndonesia Tahun 1945 Bab XI I t ent ang Pert ahanan dan Keam anan Negara, Ket et apan MPR RI No. VI / MPR/ 2000 dan Ket et apan MPR RI No. VI I / MPR/ 2000, m aka

(18)

sesuai dengan peran dan fungsi m asing- m asing.

Undang- Undang ini t elah didasarkan kepada paradigm a baru sehingga diharapkan dapat lebih m em ant apkan kedudukan dan peranan sert a pelaksanaan t ugas Kepolisian Negara Republik I ndonesia sebagai bagian int egral dari reform asi m enyeluruh segenap t at anan kehidupan bangsa dan negara dalam m ewuj udkan m asyarakat m adani yang adil, m akm ur, dan beradab berdasarkan Pancasila dan

Undang- Undang Dasar Negara Republik I ndonesia Tahun 1945.

Sesuai dengan Undang- Undang Dasar Negara Republik I ndonesia Tahun 1945 Perubahan Kedua, Ket et apan MPR RI No. VI / MPR/ 2000 dan Ket et apan MPR RI No. VI I / MPR/ 2000, keam anan dalam negeri dirum uskan sebagai form at t uj uan Kepolisian

Negara Republik I ndonesia dan secara konsist en dinyat akan dalam perincian t ugas pokok yait u m em elihara keam anan dan ket ert iban m asyarakat , m enegakkan hukum ,

sert a m elindungi, m engayom i, dan m elayani m asyarakat . Nam un, dalam penyelenggaraan fungsi kepolisian, Kepolisian Negara Republik I ndonesia secara fungsional dibant u oleh kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil, dan bent

uk-bent uk pengam anan swakarsa m elalui pengem bangan asas subsidiarit as dan asas part isipasi.

Asas legalit as sebagai akt ualisasi paradigm a suprem asi hukum , dalam Undang-Undang ini secara t egas dinyat akan dalam perincian kewenangan Kepolisian Negara

Republik I ndonesia, yait u m elakukan penyelidikan dan penyidikan t erhadap sem ua t indak pidana sesuai dengan hukum acara pidana dan perat uran

perundang-undangan lainnya.

Nam un, t indakan pencegahan t et ap diut am akan m elalui pengem bangan asas prevent if dan asas kewaj iban um um kepolisian, yait u m em elihara keam anan dan

ket ert iban m asyarakat . Dalam hal ini set iap pej abat Kepolisian Negara Republik I ndonesia m em iliki kew enangan diskresi, yait u kew enangan unt uk bert indak dem i

kepent ingan um um berdasarkan penilaian sendiri.

Oleh karena it u, Undang- Undang ini m engat ur pula pem binaan profesi dan kode et ik profesi agar t indakan pej abat Kepolisian Negara Republik I ndonesia dapat dipert anggungj awabkan, baik secara hukum , m oral, m aupun secara t eknik profesi

dan t erut am a hak asasi m anusia.

Begit u pent ingnya perlindungan dan pem aj uan hak asasi m anusia karena m enyangkut harkat dan m art abat m anusia, Negara Republik I ndonesia t elah m em bent uk Undang- Undang Nom or 5 Tahun 1998 t ent ang rat ifikasi Konvensi m enent ang penyiksaan dan perlakuan at au penghukum an lain yang kej am , t idak m anusiawi at au m erendahkan m art abat m anusia, Undang- Undang Nom or 39 Tahun 1999 t ent ang Hak Asasi Manusia dan Undang- Undang Nom or 26 Tahun 2000 t ent ang

Pengadilan Hak Asasi Manusia. Set iap anggot a Kepolisian Negara Republik I ndonesia waj ib m em pedom ani dan m enaat i ket ent uan Undang- Undang di at as.

Di sam ping m em perhat ikan hak asasi m anusia dalam set iap m elaksanakan t ugas dan wewenangnya, set iap anggot a Kepolisian Negara Republik I ndonesia waj ib pula

m em perhat ikan perundang- undangan yang berkait an dengan t ugas dan w ew enangnya, ant ara lain Undang- Undang Nom or 8 Tahun 1981 t ent ang Hukum

(19)

wewenang Kepolisian Negara Republik I ndonesia.

Undang- Undang ini m enam pung pula pengat uran t ent ang keanggot aan Kepolisian Negara Republik I ndonesia sebagaim ana diam anat kan oleh Undang- Undang Nom or

43 Tahun 1999 t ent ang Perubahan at as Undang- Undang Nom or 8 Tahun 1974 t ent ang Pokok- Pokok Kepegawaian ( Lem baran Negara Tahun 1999 Nom or 169,

Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3890) yang m eliput i pengat uran t ert ent u m engenai hak anggot a Kepolisian Negara Republik I ndonesia baik hak kepegawaian,

m aupun hak polit ik, dan kew aj ibannya t unduk pada kekuasaan peradilan um um .

Subst ansi lain yang baru dalam Undang- Undang ini adalah diat urnya lem baga kepolisian nasional yang t ugasnya m em berikan saran kepada Presiden t ent ang arah

kebij akan kepolisian dan pert im bangan dalam pengangkat an dan pem berhent ian Kapolri sesuai am anat Ket et apan MPR RI No. VI I / MPR/ 2000, selain t erkandung pula fungsi pengawasan fungsional t erhadap kinerj a Kepolisian Negara Republik I ndonesia

sehingga kem andirian dan profesionalism e Kepolisian Negara Republik I ndonesia dapat t erj am in.

Dengan landasan dan pert im bangan sebagaim ana t elah diuraikan sebelum nya, dalam kebulat annya yang ut uh sert a m enyeluruh, diadakan penggant ian at as

Undang- Undang Nom or 28 Tahun 1997 t ent ang Kepolisian Negara Republik I ndonesia yang t idak hanya m em uat susunan dan kedudukan, fungsi, t ugas dan wewenang sert a peranan kepolisian, t et api j uga m engat ur t ent ang keanggot aan, pem binaan profesi, lem baga kepolisian nasional, bant uan dan hubungan sert a kerj a

sam a dengan berbagai pihak, baik di dalam negeri m aupun di luar negeri.

Meskipun dem ikian, penerapan Undang- Undang ini akan dit ent ukan oleh kom it m en para pej abat Kepolisian Negara Republik I ndonesia t erhadap pelaksanaan t ugasnya dan j uga kom it m en m asyarakat unt uk secara akt if berpart isipasi dalam m ewuj udkan

Kepolisian Negara Republik I ndonesia yang m andiri, profesional, dan m em enuhi harapan m asyarakat .

I I . PASAL D EM I PASAL Pa sa l 1

Cukup j elas

Pa sa l 2

Fungsi kepolisian harus m em perhat ikan sem angat penegakan HAM, hukum dan keadilan.

Pa sa l 3

Ayat ( 1)

Yang dim aksud dengan " dibant u" ialah dalam lingkup fungsi kepolisian, bersifat bant uan fungsional dan t idak bersifat st rukt ural hierark is.

Huruf a

(20)

Pem erint ah yang oleh at au at as kuasa undang- undang ( perat uran perundang-undangan) diberi w ew enang unt uk m elaksanakan fungsi kepolisian dibidang

t eknisnya m asing- m asing.

Wew enang bersifat khusus dan t erbat as dalam " lingkungan kuasa soal- soal" ( zaken gebied) yang dit ent ukan oleh perat uran perundang- undangan yang m enj adi dasar

hukum nya.

Cont oh " kepolisian khusus" yait u Balai Pengawasan Obat dan Makanan ( Dit j en POM Depkes) , Polsus Kehut anan, Polsus di lingkungan I m igrasi dan lain- lain.

Huruf b

Cukup j elas

Huruf c

Yang dim aksud dengan " bent uk- bent uk pengam anan swakarsa" adalah suat u bent uk pengam anan yang diadakan at as kem auan, kesadaran, dan kepent ingan m asyarakat

sendiri yang kem udian m em peroleh pengukuhan dari Kepolisian Negara Republik I ndonesia, sepert i sat uan pengam anan lingkungan dan badan usaha di bidang j asa

pengam anan.

Bent uk- bent uk pengam anan swakarsa m em ilik i kew enangan kepolisian t erbat as dalam " lingkungan kuasa t em pat " ( t erit oir gebied/ ruim t e gebied) m eliput i lingkungan

pem ukim an, lingkungan kerj a, lingkungan pendidikan.

Cont ohnya adalah sat uan pengam anan lingkungan di pem ukim an, sat uan pengam anan pada kawasan perkant oran at au sat uan pengam anan pada pert okoan.

Pengat uran m engenai pengam anan swakarsa m erupakan kewenangan Kapolri.

Ayat ( 2)

Cukup j elas

Pa sa l 4

Hak asasi m anusia adalah hak dasar yang secara alam iah m elekat pada set iap m anusia dalam kehidupan m asyarakat , m eliput i bukan saj a hak perseorangan m elainkan j uga hak m asyarakat , bangsa dan negara yang secara ut uh t erdapat dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik I ndonesia Tahun 1945 sert a sesuai

pula dengan prinsip- prinsip yang t erkandung dalam Declarat ion of Hum an Right s, 1948 dan konvensi int ernasional lainnya.

Pa sa l 5

Cukup j elas

Pa sa l 6

(21)

Wilayah Negara Republik I ndonesia adalah w ilayah hukum berlakunya kedaulat an Negara Republik I ndonesia sesuai dengan perat uran perundang- undangan yang berlaku. Pelaksanaan fungsi Kepolisian Negara Republik I ndonesia m eliput i seluruh

wilayah Negara Republik I ndonesia, sehingga set iap pej abat Kepolisian Negara Republik I ndonesia dapat m elaksanakan kew enangannya di seluruh w ilayah Negara

Republik I ndonesia, t erut am a di wilayah dia dit ugaskan.

Ayat ( 2)

Unt uk m elaksanakan peran dan fungsinya secara efekt if dan efisien, w ilayah Negara Republik I ndonesia dibagi dalam daerah hukum m enurut kepent ingan pelaksanaan t ugas dan wewenang Kepolisian Negara Republik I ndonesia dengan m em perhat ikan

luas w ilayah, keadaan penduduk, dan kem am puan Kepolisian Negara Republik I ndonesia.

Pem bagian daerah hukum t ersebut diusahakan serasi dengan pem bagian wilayah adm inist rat if pem erint ahan di daerah dan perangkat sist em peradilan pidana

t erpadu.

Ayat ( 3)

Cukup j elas

Pa sa l 7

Cukup j elas

Pa sa l 8

Ayat ( 1)

Cukup j elas

Ayat ( 2)

Kepolisian Negara Republik I ndonesia dalam pelaksanaan t ugasnya bert anggung j awab kepada Presiden baik dibidang fungsi kepolisian prevent if m aupun represif

yust isial.

Nam un dem ikian pert anggungj awaban t ersebut harus senant iasa berdasar kepada ket ent uan perat uran perundang- undangan, sehingga t idak t erj adi int ervensi yang

dapat berdam pak negat if t erhadap pem uliaan profesi kepolisian.

Pa sa l 9

Ayat ( 1)

Kepolisian Negara Republik I ndonesia sebagai pim pinan t eknis kepolisian m enet apkan kebij akan t eknis kepolisian bagi seluruh pengem ban fungsi dan

m engawasi sert a m engendalikan pelaksanaannya.

(22)

Cukup j elas

Pa sa l 1 0

Cukup j elas

Pa sa l 1 1

Ayat ( 1)

Yang dim aksud " dengan perset uj uan Dewan Perwakilan Rakyat " adalah set elah m endapat perset uj uan Dewan Perw akilan Rakyat .

Ayat ( 2)

Perset uj uan Dew an Perw akilan Rakyat Republik I ndonesia t erhadap usul pem berhent ian dan pengangkat an Kapolri dilaksanakan sesuai dengan ket ent uan yang berlaku di lingkungan Dew an Perw akilan Rakyat . Usul pem berhent ian Kapolri

disam paikan oleh Presiden dengan disert ai alasan yang sah, ant ara lain m asa j abat an Kapolri yang bersangkut an t elah berakhir, at as perm int aan sendiri, m em asuki usia pensiun, berhalangan t et ap, dij at uhi pidana yang t elah m em punyai

kekuat an hukum t et ap. Apabila Dew an Perw akilan Rakyat m enolak usul pem berhent ian Kapolri, m aka Presiden m enarik kem bali usulannya, dan dapat m engaj ukan kem bali perm int aan perset uj uan pem berhent ian Kapolri pada m asa

persidangan berikut nya.

Ayat ( 3)

Yang dim aksud dengan " dua puluh hari kerj a DPR- RI " ialah hari kerj a di DPR- RI t idak t erm asuk hari libur dan m asa reses.

Sedangkan yang dim aksud dengan " sej ak kapan surat Presiden t ersebut berlaku" ialah sej ak surat Presiden dit erim a oleh Sekj en DPR- RI dan dit erim a secara

adm inist rat if.

Ayat ( 4)

Cukup j elas

Ayat ( 5)

Yang dim aksud dengan " dalam keadaan m endesak" ialah suat u keadaan yang secara yuridis m engharuskan Presiden m enghent ikan sem ent ara Kapolri karena m elanggar

sum pah j abat an dan m em bahayakan keselam at an negara.

Ayat ( 6)

Yang dim aksud dengan " j enj ang kepangkat an" ialah prinsip seniorit as dalam art i penyandang pangkat t ert inggi dibawah Kapolri yang dapat dicalonkan sebagai

Kapolri.

(23)

j abat an di kepolisian.

Ayat ( 7)

Cukup j elas

Ayat ( 8)

Cukup j elas

Pa sa l 1 2

Ayat ( 1)

Jabat an penyidik dan penyidik pem bant u sebagai j abat an fungsional t erkait dengan sifat keahlian t eknis yang m em ungkinkan kelancaran pelaksanaan t ugas pokok

Kepolisian Negara Republik I ndonesia.

Ayat ( 2)

Yang dim aksud dengan " dit ent ukan" adalah suat u proses int ern Kepolisian Negara Republik I ndonesia unt uk m enent ukan j abat an fungsional lainnya yang diperlukan di

lingkungan Kepolisian Negara Republik I ndonesia.

Pa sa l 1 3

Rum usan t ugas pokok t ersebut bukan m erupakan urut an priorit as, ket iga- t iganya sam a pent ing, sedangkan dalam pelaksanaannya t ugas pokok m ana yang akan dikedepankan sangat t ergant ung pada sit uasi m asyarakat dan lingkungan yang dihadapi karena pada dasarnya ket iga t ugas pokok t ersebut dilaksanakan secara sim ult an dan dapat dikom binasikan. Di sam ping it u, dalam pelaksanaan t ugas ini harus berdasarkan norm a hukum , m engindahkan norm a agam a, kesopanan, dan

kesusilaan, sert a m enj unj ung t inggi hak asasi m anusia.

Pa sa l 1 4

Ayat ( 1)

Huruf a

Cukup j elas

Huruf b

Cukup j elas

Huruf c

Cukup j elas

Huruf d

(24)

Huruf e

Cukup j elas

Huruf f

Cukup j elas

Huruf g

Ket ent uan Undang- Undang Hukum Acara Pidana m em berikan peranan ut am a kepada Kepolisian Negara Republik I ndonesia dalam penyelidikan dan penyidikan sehingga

secara um um diberi kew enangan unt uk m elakukan penyelidikan dan penyidikan t erhadap sem ua t indak pidana. Nam un dem ikian, hal t ersebut t et ap m em perhat ikan dan t idak m engurangi kew enangan yang dim ilik i oleh penyidik lainnya sesuai dengan

perat uran perundang- undangan yang m enj adi dasar hukum nya m asing- m asing.

Huruf h

Penyelenggaraan ident ifikasi kepolisian dim aksudkan unt uk kepent ingan penyidikan t indak pidana dan pelayanan ident ifikasi non t indak pidana bagi m asyarakat dan

inst ansi lain dalam rangka pelaksanaan fungsi kepolisian.

Adapun kedokt eran kepolisian adalah m eliput i ant ara lain kedokt eran forensik, odont ologi forensik, dan pskiat ri forensik yang diperlukan unt uk m endukung

pelaksanaan t ugas kepolisian.

Huruf i

Cukup j elas

Huruf j

Hal ini dilakukan oleh anggot a Kepolisian Negara Republik I ndonesia sebat as penget ahuan dan kem am puannya unt uk kepent ingan penegakan hukum ,

perlindungan, dan pelayanan m asyarakat .

Huruf k

Cukup j elas

Huruf l

Cukup j elas

Ayat ( 2)

Cukup j elas

Pa sa l 1 5

(25)

Huruf a

Cukup j elas

Huruf b

Cukup j elas

Huruf c

Yang dim aksud dengan " penyakit m asyarakat " ant ara lain pengem isan dan pergelandangan, pelacuran, perj udian, penyalahgunaan obat dan narkot ika, pem abukan, perdagangan m anusia, penghisapan/ prakt ik lint ah darat , dan pungut an

liar.

Wew enang yang dim aksud dalam ayat ( 1) ini dilaksanakan secara t erakom odasi dengan inst ansi t erkait sesuai dengan perat uran perundang- undangan.

Huruf d

Yang dim aksud dengan " aliran" adalah sem ua aliran at au paham yang dapat m enim bulkan perpecahan at au m engancam persat uan dan kesat uan bangsa ant ara

lain aliran kepercayaan yang bert ent angan dengan falsafah dasar Negara Republik I ndonesia.

Huruf e

Cukup j elas

Huruf f

Tindakan kepolisian adalah upaya paksa dan/ at au t indakan lain m enurut hukum yang bert anggung j awab guna m ewuj udkan t ert ib dan t egaknya hukum sert a

t erbinanya ket ent eram an m asyarakat .

Huruf g

Cukup j elas

Huruf h

Cukup j elas

Huruf i

Ket erangan dan barang bukt i dim aksud adalah yang berkait an baik dengan proses pidana m aupun dalam rangka t ugas kepolisian pada um um nya.

Huruf j

(26)

m aupun kecelakaan dan pelanggaran lalu lint as sert a regrist rasi dan ident ifikasi lalu lint as.

Huruf k

Surat I zin dan/ at au surat ket erangan yang dim aksud dikeluarkan at as dasar perm int aan yang berkepent ingan.

Huruf l

Wewenang t ersebut dilaksanakan berdasarkan perm int aan inst ansi yang berkepent ingan at au perm int aan m asyarakat .

Huruf m

Yang dim aksud dengan " barang t em uan" adalah barang yang t idak diket ahui pem iliknya yang dit em ukan oleh anggot a Kepolisian Negara Republik I ndonesia at au

m asyarakat yang diserahkan kepada Kepolisian Negara Republik I ndonesia.

Barang t em uan it u harus dilindungi oleh Kepolisian Negara Republik I ndonesia dengan ket ent uan apabila dalam j angka w akt u t ert ent u t idak diam bil oleh yang

berhak akan diselesaik an sesuai dengan perat uran perundang- undangan.

Kepolisian Negara Republik I ndonesia set elah m enerim a barang t em uan waj ib segera m engum um kan m elalui m edia cet ak, m edia elekt ronik dan/ at au m edia pengum um an

lainnya.

Ayat ( 2)

Huruf a

Keram aian um um yang dim aksud dalam hal ini sesuai dengan ket ent uan Pasal 510 ayat ( 1) Kit ab Undang- Undang Hukum Pidana ( KUHP) ,

yait u keram aian at au t ont onan unt uk um um dan m engadakan arak- arakan di j alan um um .

Kegiat an m asyarakat lainnya adalah kegiat an yang dapat m em bahayakan keam anan um um sepert i diat ur dalam Pasal 495 ayat ( 1) , 496, 500, 501 ayat ( 2) , dan 502 ayat

( 1) KUHP.

Huruf b

Cukup j elas

Huruf c

Cukup j elas

Huruf d

(27)

perundang-undangan di bidang polit ik, ant ara lain kegiat an kam panye pem ilihan um um ( pem ilu) , paw ai polit ik, penyebaran pam flet , dan penam pilan gam bar/ lukisan

berm uat an polit ik yang disebarkan kepada um um .

Huruf e

Yang dim aksud dengan " senj at a t aj am " dalam Undang- Undang ini adalah senj at a penikam , senj at a penusuk, dan senj at a pem ukul, t idak t erm asuk barang- barang

yang nyat a- nyat a dipergunakan unt uk pert anian, at au unt uk pekerj aan rum ah t angga, at au unt uk kepent ingan m elakukan pekerj aan yang sah, at au nyat a unt uk

t uj uan barang pusaka, at au barang kuno, at au barang aj aib sebagaim ana diat ur dalam Undang- Undang Nom or 12/ Drt / 1951.

Huruf f

Cukup j elas

Huruf g

Cukup j elas

Huruf h

Yang dim aksud dengan " kej ahat an int ernasional" adalah kej ahat an t ert ent u yang disepakat i unt uk dit anggulangi ant ar negara, ant ara lain kej ahat an narkot ika, uang

palsu, t erorism e, dan perdagangan m anusia.

Huruf i

Cukup j elas

Huruf j

Dalam pelaksanaan t ugas ini Kepolisian Negara Republik I ndonesia t erikat oleh ket ent uan hukum int ernasional, baik perj anj ian bilat eral m aupun perj anj ian

m ult ilat eral.

Dalam hubungan t ersebut Kepolisian Negara Republik I ndonesia dapat m em berikan bant uan unt uk m elakukan t indakan kepolisian at as perm int aan dari negara lain, sebaliknya Kepolisian Negara Republik I ndonesia dapat m em int a bant uan unt uk m elakukan t indakan kepolisian dari negara lain sepanj ang t idak bert ent angan

dengan ket ent uan hukum dari kedua negara.

Organisasi kepolisian int ernasional yang dim aksud, ant ara lain, I nt ernat ional Crim inal Police Organizat ion ( I CPO- I nt erpol) .

Fungsi Nat ional Cent ral Bureau I CPO- I nt erpol I ndonesia dilaksanakan oleh Kepolisian Negara Republik I ndonesia.

Huruf k

(28)

Ayat ( 3)

Cukup j elas

Pa sa l 1 6

Ayat ( 1)

Huruf a

Cukup j elas

Huruf b

Larangan kepada set iap orang unt uk m eninggalkan at au m em asuki t em pat kej adian perkara m aksudnya unt uk pengam anan t em pat kej adian perkara sert a barang bukt i.

Huruf c

Cukup j elas

Huruf d

Kew enangan ini m erupakan kew enangan um um dan kewenangan dalam proses pidana, dalam pelaksanaannya anggot a Kepolisian Negara Republik I ndonesia waj ib

m enunj ukkan ident it asnya.

Huruf e

Cukup j elas

Huruf f

Cukup j elas

Huruf g

Cukup j elas

Huruf h

Cukup j elas

Huruf i

Yang dim aksud dengan " m enyerahkan berkas perkara kepada penunt ut um um " , t erm asuk t ersangka dan barang bukt inya.

Huruf j

(29)

oleh Keput usan Kapolri.

Huruf k

Cukup j elas

Huruf l

Cukup j elas

Ayat ( 2)

Cukup j elas

Pa sa l 1 7

Cukup j elas

Pa sa l 1 8

Ayat ( 1)

Yang dim aksud dengan " bert indak m enurut penilaiannya sendiri" adalah suat u t indakan yang dapat dilakukan oleh anggot a Kepolisian Negara Republik I ndonesia

yang dalam bert indak harus m em pert im bangkan m anfaat sert a resiko dari t indakannya dan bet ul- bet ul unt uk kepent ingan um um .

Ayat ( 2)

Cukup j elas

Pa sa l 1 9

Cukup j elas

Pa sa l 2 0

Cukup j elas

Pa sa l 2 1

Ayat ( 1)

Kat a " sekurang- kurangnya" dim aksudkan unt uk m enj elaskan sebagian persyarat an yang bersifat m ut lak, karena selain yang t ercant um dalam Undang- Undang ini m asih

ada persyarat an lain yang harus dipenuhi.

Ayat ( 2)

Yang dim aksud dengan " pem binaan anggot a Kepolisian Negara Republik I ndonesia" m eliput i penyediaan, pendidikan, penggunaan, perawat an dan pengakhiran dinas.

(30)

Cukup j elas

Pa sa l 2 3

Kalim at pengant ar dan penut up sum pah/ j anj i bagi calon anggot a yang akan disum pah/ j anj i disesuaikan dengan agam a dan kepercayaannya.

Pa sa l 2 4

Ayat ( 1)

Yang dim aksud dengan " m enj alani ikat an dinas" adalah suat u kewaj iban bagi anggot a Kepolisian Negara Republik I ndonesia unt uk bekerj a di lingkungan Kepolisian Negara Republik I ndonesia selam a kurun w akt u t ert ent u m engaplikasikan I lm u Penget ahuan Kepolisian yang diperoleh dari Lem baga Pendidikan Pem bent ukan

anggot a Kepolisian Negara Republik I ndonesia m elalui pengabdiannya kepada bangsa dan negara Republik I ndonesia dengan pat uh sert a t aat m enj alankan

pekerj aannya.

Ayat ( 2)

Cukup j elas

Pa sa l 2 5

Cukup j elas

Pa sa l 2 6

Cukup j elas

Pa sa l 2 7

Cukup j elas

Pa sa l 2 8

Ayat ( 1)

Yang dim aksud dengan " bersikap net ral" adalah bahwa anggot a Kepolisian Negara Republik I ndonesia bebas dari pengaruh sem ua part ai polit ik, golongan dan dilarang

m enj adi anggot a dan/ at au pengurus part ai polit ik.

Ayat ( 2)

Meskipun anggot a Kepolisian Negara Republik I ndonesia t idak m enggunakan hak m em ilih dan dipilih, nam un keikut sert aan Kepolisian Negara Republik I ndonesia

dalam m enent ukan arah kebij akan nasional disalurkan m elalui Maj elis Perm usyawarat an Rakyat sesuai ket ent uan perat uran perundang- undangan yang

berlaku.

(31)

Yang dim aksud dengan " j abat an di luar kepolisian" adalah j abat an yang t idak m em punyai sangkut paut dengan kepolisian at au t idak berdasarkan penugasan dari

Kapolri.

Pa sa l 2 9

Ayat ( 1)

Cukup j elas

Ayat ( 2)

Hal- hal yang diat ur dalam Perat uran Pem erint ah adalah m enyangkut pelaksanaan t eknis inst it usional.

Pa sa l 3 0

Ayat ( 1)

Cukup j elas

Ayat ( 2)

Secara um um usia pensiun m aksim um anggot a Polri 58 t ahun, bagi yang m em punyai keahlian khusus dapat diperpanj ang sam pai dengan usia 60 t ahun.

Ayat ( 3)

Cukup j elas

Pa sa l 3 1

Cukup j elas

Pa sa l 3 2

Ayat ( 1)

Pem binaan kem am puan profesi anggot a Kepolisian Negara Republik I ndonesia dilaksanakan m elalui pem binaan et ika profesi dan pengem bangan penget ahuan sert a

pengalam an penugasan secara berj enj ang, berlanj ut , dan t erpadu.

Peningkat an dan pengem bangan penget ahuan dapat dilaksanakan m elalui pendidikan dan pelat ihan, baik di dalam m aupun di luar lingkungan Kepolisian Negara Republik I ndonesia, di lem baga pendidikan di dalam at au di luar negeri, sert a

berbagai bent uk pelat ihan lainnya sepanj ang unt uk m eningkat kan profesionalism e. Sedangkan pengalam an m aksudnya adalah m eliput i j enj ang penugasan yang

diarahkan unt uk m em ant apkan kem am puan dan prest asi.

Tunt ut an pelaksanaan t ugas sert a pem binaan kem am puan profesi Kepolisian Negara Republik I ndonesia m engharuskan adanya lem baga pendidikan t inggi kepolisian yang

(32)

profesi dan pengkaj ian t eknologi kepolisian.

Ayat ( 2)

Cukup j elas

Pa sa l 3 3

Cukup j elas

Pa sa l 3 4

Ayat ( 1)

Ayat ini m engam anat kan agar set iap anggot a Kepolisian Negara Republik I ndonesia dalam m elaksanakan t ugas dan wewenangnya harus dapat m encerm inkan kepribadian Bhayangkara Negara seut uhnya, yait u pej uang pengaw al dan pengam an

Negara Republik I ndonesia. Selain it u, unt uk m engabdikan diri sebagai alat negara penegak hukum , yang t ugas dan wew enangnya bersangkut paut dengan hak dan

kewaj iban warga negara secara langsung, diperlukan kesadaran dan kecakapan t eknis yang t inggi, oleh karena it u set iap anggot a Kepolisian Negara Republik I ndonesia harus m enghayat i dan m enj iw ai et ik a profesi kepolisian yang t ercerm in

dalam sikap dan perilak unya. Et ika profesi kepolisian t ersebut dirum uskan dalam kode et ik Kepolisian Negara Republik I ndonesia yang m erupakan krist alisasi nilai-nilai yang t erkandung dalam Tribr at a dan Cat ur Prasat ya yang dilandasi dan dij iw ai

oleh Pancasila.

Ayat ( 2)

Cukup j elas

Ayat ( 3)

Cukup j elas

Pa sa l 3 5

Ayat ( 1)

Mengingat dalam pelak sanaan t ugas Kepolisian Negara Republik I ndonesia berkait an erat dengan hak sert a kewaj iban warga negara dan m asyarakat secara langsung sert a diikat oleh kode et ik profesi Kepolisian Negara Republik I ndonesia, m aka dalam hal seorang anggot a Kepolisian Negara Republik I ndonesia yang m elaksanakan t ugas dan wewenangnya dianggap m elanggar et ika profesi, m aka anggot a t ersebut harus

m em pert anggungj awabkan perbuat annya di hadapan Kom isi Kode Et ik Kepolisian Negara Republik I ndonesia.

Ayat ini dim aksudkan unt uk pem uliaan profesi kepolisian, sedangkan t erhadap pelanggaran hukum disiplin dan hukum pidana diselesaik an sesuai dengan perat uran

perundang- undangan.

(33)

Anggot a Kom isi Kode Et ik Kepolisian Negara Republik I ndonesia sepenuhnya anggot a Polri yang m asih akt if dan m engenai susunannya disesuaikan dengan fungsi dan

kepangkat an anggot a yang m elanggar kode et ik.

Pa sa l 3 6

Ayat ( 1)

Tanda pengenal dim aksud guna m em berikan j am inan kepast ian bagi m asyarakat bahwa dirinya berhadapan dengan pet ugas resm i.

Ayat ( 2)

Cukup j elas

Pa sa l 3 7

Cukup j elas

Pa sa l 3 8

Ayat ( 1)

Huruf a

Arah kebij akan Kepolisian Negara Republik I ndonesia yang dit et apkan Presiden m erupakan pedom an penyusunan kebij akan t eknis Kepolisian yang m enj adi lingkup

kew enangan Kapolri.

Huruf b

Cukup j elas

Ayat ( 2)

Huruf a

Cukup j elas

Huruf b

Cukup j elas

Huruf c

Yang dim aksud dengan " keluhan" dalam ayat ini m enyangkut penyalahgunaan w ew enang, dugaan korupsi, pelayanan yang buruk, perlakuan diskrim inat if, dan penggunaan diskresi yang keliru, dan m asyarakat berhak m em peroleh inform asi

m engenai penanganan keluhannya.

Pa sa l 3 9

(34)

Cukup j elas

Ayat ( 2)

Yang dim aksud dengan " unsur- unsur Pem erint ah" ialah pej abat Pem erint ah set ingkat Ment eri eks officio.

Yang dim aksud dengan " pakar kepolisian" ialah seseorang yang ahli di bidang ilm u kepolisian.

Yang dim aksud dengan " t okoh m asyarakat " ialah pim pinan inform al m asyarakat yang t elah t erbukt i m enaruh perhat ian t erhadap kepolisian.

Ayat ( 3)

Cukup j elas

Pa sa l 4 0

Cukup j elas

Pa sa l 4 1

Ayat ( 1)

Cukup j elas

Ayat ( 2)

Cukup j elas

Ayat ( 3)

Yang dim aksud dengan " t ugas pem eliharaan perdam aian dunia" ( Peace Keeping Operat ion) adalah t ugas- t ugas yang dim int a oleh Perserikat an Bangsa- Bangsa ( PBB)

pada suat u negara t ert ent u dengan biaya operasional, pert anggungj awaban dan penggunaan at ribut sert a bendera PBB.

Pa sa l 4 2

Ayat ( 1)

Cukup j elas

Ayat ( 2)

Hubungan kerj a sam a Kepolisian Negara Republik I ndonesia dengan pihak lain dim aksudkan unt uk kelancaran t ugas kepolisian secara fungsional dengan t idak

m encam puri urusan inst ansi m asing- m asing.

(35)

t erkait sert a kegiat an m asyarakat , dalam rangka m enegakkan kewibawaan penyelenggaraan pem erint ahan di daerah sesuai dengan perat uran

perundang-undangan.

Ayat ( 3)

Yang dim aksud dengan " kerj a sam a m ult ilat er al" , ant ara lain kerj a sam a dengan I nt ernat ional Crim inal Police Organizat ion- I nt erpol dan Aseanapol.

Ayat ( 4)

Cukup j elas

Pa sa l 4 3

Cukup j elas

Pa sa l 4 4

Cukup j elas

Pa sa l 4 5

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini Kamis tanggal Lima Belas bulan September Tahun Dua Ribu Enam Belas , kami yang bertandatangan dibawah ini Kelompok Kerja 9 (Pokja 9) Unit Layanan

– Kerugian penurunan nilai dan pemulihan kerugian diakui dalam laporan laba rugi (selisih nilai tercatat aset dengan nilai wajar dikurangi biaya menjual). – Jika ada indikasi

Pada hari ini Jum’at Tanggal Dua Puluh Sembilan Juli Tahun 2016 (29/07/2016) Kelompok Kerja (Pokja) Pengadaan Barang/ Jasa Konstruksi Bidang Bina Marga

Yang dimaksud dengan Pengendali Perusahaan Terbuka adalah pihak yang memiliki saham lebih dari 50 % (lima puluh perseratus) dari seluruh saham yang disetor penuh, atau Pihak

Klik kolom dengan nomor yang sesuai dengan nomor diskripsi kinerja yang mendekati keadaan nyata di apotek dimana Bapak / Ibu

[r]

pendidikan karakter dalam pembelajaran sejarah di SMA Angkasa Sulaiman dilakukan melalui dokumen RPP serta terjadinya pembelajaran observasi (observational learning)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar air, kadar