ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI PADI PROGRAM
PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DAN NON-PUAP DI SALATIGA
Ratih Hartina1, Yuliawati2, Hendrik Nadapdap2
1
Mahasiswa Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana
2Staff Pengajar Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana
email:
522012018@student.uksw.eduAbstrak
Salah satu program kebijakan pembangunan pertanian dalam rangka pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan, mewujudkan kesejahteraan petani dan perdesaan adalah Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) dimulai tahun 2008 sampai 2016. Pada dasarnya tingkat kemiskinan suatu masyarakat berhubungan erat dengan kesenjangan distribusi pendapatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan pendapatan usahatani padi program PUAP dan non PUAP serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani padi program PUAP dan non-PUAP. Penelitian dilakukan di Kecamatan Sidorejo, Salatiga, Jawa Tengah. Penelitian ini merupakan penelitian desktiptif kuantitatif. Penarikan sampel menggunakan teknik acak sederhana, dengan jumlah sampel sebesar 33 orang petani padi program PUAP dan 34 orang petani padi non PUAP. Perbandingan pendapatan usahatani padi program PUAP dan non PUAP dianalisis dengan uji beda rataan (
Independent Samples t-Test
). Estimasi pendapatan petani padi program PUAP dan non PUAP menggunakan model fungsi keuntunganUnit Output Price
Cobb-Douglass yang ditransformasi ke bentuk logaritma natural (ln) dengan metodeOrdinary Least
Square
(OLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata pendapatan usahatani padi program PUAP (Rp 3.004.545) lebih kecil dibandingkan pendapatan usahatani padi non PUAP (Rp 3.464.059) namun secara statistik tidak berbeda nyata. Faktor- faktor yang secara signifikan mempengaruhi pendapatan usahatani padi program PUAP dan non PUAP adalah upah tenaga kerja dan luas lahan.PENDAHULUAN
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Permentan
(Nomor
06/Permentan/OT.140/2/2015)
penduduk miskin di daerah perdesaan berkurang 0,25% dari 17,92 juta jiwa pada September 2013 menjadi 17,77 juta jiwa pada bulan Maret 2014. Namun kemiskinan di perdesaan akan terus menjadi masalah pokok nasional sehingga penanggulangan kemiskinan tetap menjadi program prioritas untuk tercapainya kesejahteraan sosial bagi masyarakat. Oleh karena itu pembangunan ekonomi nasional berbasis pertanian di perdesaan secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada pengurangan penduduk miskin.Dalam upaya pembangunan ekonomi untuk mengentaskan kemiskinan, menurut Ramina (2014) pemerintah telah melaksanakan program pengentasan kemiskinan yaitu Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). PUAP adalah bantuan modal usaha Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dalam menumbuh kembangkan usaha agribisnis sesuai dengan potensi pertanian desa sasaran. Pemerintah memberikan dana sebesar Rp100.000.000,00 kepada Gapoktan sebagai kelembagaan tani pelaksana PUAP.
Hasil penelitian Sisilia dkk. (2012) dan Erna dkk. (2015) menunjukkan program PUAP telah berhasil meningkatkan pendapatan petani, demikian juga penelitian Zanzes dkk. (2015) mengungkapkan terdapat perbedaan tingkat pendapatan sebelum dan sesudah menerima bantuan dana PUAP, yaitu rata-rata pendapatan yang diperoleh Gabungan Kelompok Tani setelah diberikan dana PUAP lebih besar dibandingkan dengan pendapatan sebelum diberikan dana PUAP, namun masih belum cukup untuk pengembalian angsuran dana PUAP. Dari ketiga penelitian tersebut rata-rata program PUAP meningkatkan pendapatan. Apakah hal yang sama terjadi di Salatiga? Dan apakah besarnya pendapatan ataupun belum cukupnya pengembalian angsuran dana PUAP dikarenakan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan seperti harga benih, harga pupuk, harga pestisida, upah tenaga kerja luar keluarga, luas lahan, dan keikut sertaan petani dalam program PUAP?
Dari rumusan masalah tersebut peneliti ingin menelusuri lebih dalam mengenai perbandingan pendapatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani padi program PUAP dan
non
-PUAP.METODE
Tempat pelaksanaan kegiatan penelitian di Dukuh Legok, Desa Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, Salatiga, Jawa Tengah. Pemilihan tempat dilakukan secara sengaja (
purposive)
, dengan pertimbangan terdapat petani program PUAP dannon
-PUAP. Penelitian dilaksanakan pada 21 Juli 2016 sampai September 2016.Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Menurut Umar (2011) data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner. Dalam penelitian ini data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan petani program PUAP dan
non
-PUAP yang dipandu kuesioner. Sedangkan data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain (Umar 2011). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari karya-karya ilmiah, buku, internet, dari instansi atau lembaga yang terkait dengan topik penelitian.Teknik Pengambilan sampel yang digunakan yaitu menggunakan sampel kelompok (
cluster sample
).Cluster sample
ialah sampel acak sederhana dimana setiap sampling unit terdiri dari kumpulan atau kelompok elemen (Supranto, 2007). Kelompok dalam penelitian terdiri dari usahatani program PUAP dannon
-PUAP. Sampel yang digunakan yaitu seluruh petani padi yang berada ditempat penelitian yaitu 69 reponden terdiri dari 35 responden program PUAP dan 34 respondennon
-PUAP. Penarikan sampel menggunakan tekniksampling
jenuh/sensus.Sampling
jenuh/sensus merupakan teknik pengambilan sampel bila semua anggota populasi dingunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2009).Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran umum dan menjelaskan mengenai biaya dan pendapatan usahatani padi program PUAP dan
non
-PUAP di lokasi penelitian. Analisis kuantitatif adalah analisis data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (skoring
) (Sugiyono, 2000).HASIL DAN PEMBAHASAN
Perbandingan Pendapatan Program PUAP dan Non-PUAP
[image:3.595.90.509.498.605.2]Hasil uji beda (
Independent Samples t-test
) pendapatan rata-rata usahatani program PUAP dannon
-PUAP berdasarkan Tabel 1.Tabel 1. Uji Beda Rata-rata Pendapatan usahatani program PUAP dan
non
-PUAPNo.
Dummy
Mean
(juta)Obs.
1. PUAP = 1 3,004545 33
2.
Non
PUAP = 0 3,464059 34All 3,237731 67
t-test
0,940618t-tabel 2,00030
Probability
0,3504Sumber: Analisis Data Primer 2016
Berdasarkan Tabel 1 rata-rata pendapatan usahatani padi program PUAP lebih rendah dari non-PUAP yaitu (Rp3.004.545,00) dan (Rp3.464.059,00), namun secara statistik rata-rata pendapatan usahatani padi program PUAP dan
non
-PUAP tidak berbeda nyata dilihat dari nilait-test
sebesar 0,940618 atau nilai P sebesar 0,3504 > 0,05. Walaupun rata-rata pendapatan lebih kecil darinon
-PUAP namun petani program PUAP mampu mengambalikan pinjaman dana PUAP dilihat dari rata-rata pendapatan yang telah dikurangi biaya pinjaman dana PUAP.pinjaman untuk kebutuhan konsumtif bukan kebutuhan sarana produksi usahatani, padahal PUAP dipinjampan untuk modal responden dalam mengelola usahatani.
Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Program PUAP dan Non-PUAP
[image:4.595.85.513.210.363.2]Hasil analisis regresi bergandan menggunakan alat analisis
Eviews
8 berdasarkan Tabel 2.Tabel 2 Hasil Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Padi Program PUAP dan
Non
-PUAPVariable
Coefficient
t-Statistic
Probability
C 4,181485 4,238760 0,0001
Harga Benih (P1) 0,021885 0,087352 0,9307 Harga Pupuk (P2) -0,107186 -1,356631 0,1800 Harga Pestisida (P3) -0,000108 -0,016631 0,9868 Upah_TK (P4) -1,092264 -2,067109 0,0430* Luas Lahan (X) 0,680387 4,618405 0,0000*
Dummy
(D) -0,187411 -1,321403 0,1914R-
squared
0,549257t-tabel 2,00030
Sumber: Analisis Data Primer 2016
Keterangan : * ) Signifikan pada α : 0,05 (5%) 1. Pengaruh Harga Benih
Pada Tabel 2 benih tidak berpengaruh terhadap pendapatan usahatani program PUAP dan
non
-PUAP dengan nilai probabilitas 0,9307 lebih besar dari 0,05. Sejalan dengan penelitian Muzdalifah (2012) yang menyatakan harga benih tidak memberikan pengaruh terhadap pendapatan.Hal ini karena rata-rata harga benih yang digunakan responden program PUAP Rp7.248,00/kg dan
non
-PUAP Rp7.897,00/kg dimana harga tersebut tidak berpengaruh terhadap pendapatan.2. Pengaruh Harga Pupuk
Pada Tabel 2 menunjukan harga pupuk tidak berpengaruh terhadap pendapatan usahatani program PUAP dan
non
-PUAP dengan nilai probabilitas 0,1800 lebih besar dari 0,05. Berbeda dengan penelitian Cahyono (2010) yang menyatakan harga pupuk berpengaruh nyata terhadap keuntungan, karena semakin tinggi harga atau biaya maka kualitas pupuk juga semakin baik, dan jika dilakukan dengan komposisi yang tepat akan menghasilkan produksi padi yang semakin berkualitas, sehingga keuntungan yang diperoleh juga akan meningkat.Hal ini karena rata-rata harga pupuk yang digunakan responden program PUAP Rp2.087,00/kg dan
non
-PUAP Rp2.091,00/kg dimana harga tersebut tidak berpengaruh terhadap pendapatan.3. Pengaruh Harga Pestisida
menyatakan harga pestisida Rp/botol tidak berpengaruh terhadap kuntungan, dikarenakan komposisi maksimal dan minimal penggunaan pestisida tidak terlalu besar perbedaannya.
Hal ini karena rata-rata harga pestisida yang digunakan responden program PUAP Rp155,00/ml dan
non
-PUAP Rp129,00/ml dimana harga tersebut tidak berpengaruh terhadap pendapatan.4. Pengaruh Upah Tenaga Kerja
Pada Tabel 2 menunjukan upah tenaga kerja signifikan berpengaruh terhadap pendapatan usahatani padi program PUAP dan
non
-PUAP dengan nilai probabilitas 0,0430 lebih kecil dari 0,05. Hasil regresi upah tenaga kerja (P4) dengan koefisien sebesar -1,092264 menunjukkan bahwa setiap kenaiakan upah tenaga kerja sebesar 1 rupiah/HOK, maka akan terjadi penurunan pendapatan sebesar -1,092264 rupiah, dengan menganggap variabel lain (P1, P2, P3, X dan D) konstan atau sama dengan 0 (nol). sejalan dengan penelitian Larsito (2005) yang menyatakan upah tenaga kerja mempunyai hubungan negatif terhadap keuntungan, sehingga kenaikan upah tenaga kerja akan menurunkan keuntungan.Upah tenaga kerja berpengaruh terhadap pendapatan usahatani padi program PUAP dan
non
-PUAP karena di Lapangan semakin tinggi upah tenaga kerja yang dikeluarkan dengan harga output yang relatif sama sehingga kenaikan upah tenaga kerja mempengaruhi pendapatan.5. Pengaruh Luas Lahan
Tabel 2 menunjukan luas lahan signifikan berpengaruh terhadap pendapatan usahatani padi program PUAP dan
non
-PUAP dengan nilai probabilitas 0,0000 lebih kecil dari 0,05. Hasil regresi luas lahan (X) dengan koefisien sebesar 0,680387 menunjukan bahwa setiap penambahan luas lahan 1 m2 maka akan meningkatkan pendapatan sebesar 0,680387 rupiah, dengan menganggap variabel lain (P1, P2, P3, P4, dan D) konstan atau sama dengan 0 (nol). Sejalan dengan penelitian Muzdalifah (2012) yang menyatakan luas lahan memberikan pengaruh terhadap pendapatan.KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu pertaman rerata pendapatan usahatani padi program PUAP (Rp3.004.545,00) lebih kecil dibandingkan pendapatan usahatani padi non PUAP (Rp3.464.059,00) namun secara statistik tidak berbeda nyata. Kedua faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani padi program PUAP dan non-PUAP pada tingkat signifikansi 0,05 yaitu upah tenaga kerja (0,0430) dan luas lahan (0,0000).
DAFTAR PUSTAKA
1.
Jurnal
Erna, K., I Ketut K., dan Ni Nyoman Y. 2014. Pengaruh Dana Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan Terhadap Pendapatan Anggota Kelomok Simantri. E-Jurnal Universitas endidikan Ganesha Jurusan Manajemen. Vol. 2.
Permentan. 2015. Peraturan Mentri Pertanian Repulik Indonesia Nomor 06/Permentan/OT.140/2/2015 Tentang Pedoman Pengembangan Aribisnis Perdesaan.
www.pertanian.go.id/assets/upload/doc/Permentan_06_2015_Pedoman_PUAP_2 015.pdf.
Muzdalifah, Masyhuri, dan Suryantin A. 2012. Pendapatan dan Risiko Pendapatan Usaha Tani Padi Daerah Irigasi dan Non Irigasi di Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian. Vol. 1. No (1).
Ramina, Abdul H. A. Y., dan Jajat S. 2014. Hubungan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) Terhadap Kinerja Kelompok Tani di Kecamatan Serawaikabupaten Sintang. Social Economic of Agriculture. Vol. 3. (2), 87-98.
Sisilia, Marisi A., dan Dewi K. 2012. Analisis Komparatif Pendapatan Petani Padi Penerima Bantuan Modal Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) dan Petani Non Penerima Bantuan Modal PUAP di Desa Ngarak Kecamatan Mandor Kabupaten Landak. Sosial Ekonomi Pertanian. Vol. 1. (3), 14-22.
Zanzes, G. F., I Wayan S., dan Gede P. A. J. S. 2015. Analisis Efektivitas Program Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) Serta Dampaknya Terhadap Tingkat Pendapatan (Studi Kasus pada Gabungan Kelompok Tani Wahana Sari). E-Jurnal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen. Vol. 3.
2.
Buku
Sugiyono, D. 2000. Statistika Untuk Penelitian. Cv Alfabeta. Bandung.
Sugiyono, D. 2009. Metode Penelitian Kuantitatid dan Kualitatif. Cv Alfabeta. Bandung.
Supranto, J. 2007. Teknik Sampling Untuk Survey dan Eksperimen. PT RINEKA CIPTA.
Umar, H. 2011. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers. Jakarta.
3.
Tesis/ disertasi
Cahyono, L. 2010. Analisis Keuntungan Petani Padi di Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. 89 hlm.