• Tidak ada hasil yang ditemukan

J01353

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " J01353"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains (2016) 6:1–10; ISSN: 2087-0922 Tersedia online di : http://fsm.uksw.edu/ojs

Penguatan Peran Matematika dan Pendidikan Matematika

dalam Era Masyarakat Ekonomi ASEAN

Adi Setiawan

Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52–60 Salatiga 50711

E-mail: adi_setia_03@yahoo.com

Abstrak. Dalam makalah ini dipresentasikan situasi ASEAN pada saat ini di bidang ekonomi, sosial dan pendidikan, tantangan bangsa Indonesia dalam era MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) atau ASEAN Economic Community (AEC). Indonesia yang berpenduduk sebanyak 256 juta jiwa atau sekitar 40 % dari seluruh penduduk ASEAN, ternyata baru mempunyai IPM 68,5 %. Di samping itu, tenaga kerja yang dimiliki Indonesia, 45 % hanya berpendidikan sekolah dasar sehingga belum dapat bersaing dengan baik di tingkat ASEAN. Untuk itu perlunya diperlukan kerja keras di bidang pendidikan sehingga tenaga kerja kita mampu bersaing di tingkat ASEAN maupun global. Makin melimpahnya data (big data) dan dalam variabel berdimensi yang tinggi (high dimensional variable) dalam bidang bisnis dan industri dan belum menjadi informasi yang bermanfaat sehingga diperlukan algoritma yang efisien dan cepat sehingga dapat digunakan untuk analisis data dalam menyelesaikan permasalahan secara cepat dan dengan ketepatan yang beralasan. Perguruan Tinggi perlu mengembangkan matematika yang didasarkan pada pengamatan kehidupan sehari-hari sehingga permasalahan tersebut dapat dengan mudah diselesaikan dengan bantuan matematika. Perlu sinerginya PT, lembaga riset dan dunia bisnis dan industri untuk mengembangkan riset-riset yang bermanfaat baik bagi dunia industri maupun masyarakat luas. Selanjutnya, perlu dikembangkannya guru yang berperan dan bekerja sama dengan PT dalam mengembangkan metode-metode pembelajaran yang khas sesuai bidang matematika. Untuk itu perlu juga dituntut peran serta guru Matematika yang kreatif dan inovatif dalam membelajarkan siswa. Perlu dibangkitkan minat siswa agar dapat mengeksplorasi dan mengembangkan matematika sesuai dengan tingkatan dan kemampuan siswa di sekolah sehingga matematika menjadi menarik dan menyenangkan dan bermanfaat secara nyata dalam kehidupan kita sehari-hari. Diharapkan dengan sumbang peran tersebut akan dapat mengejar ketertinggalan kesejahteraan Indonesia di antara negara-negara ASEAN serta masyarakat global dan survive dalam era MEA.

Kata kunci. big data, IPM, kreatif inovatif, laju inflasi, persaingan global

1. Pengantar

Sejak Desember 2015 kita hidup di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC). ASEAN merupakan perhimpunan bangsa-bangsa di Asia Tenggara yang terdiri dari 10 negara yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Philipina, Brunei, Vietnam, Laos, Kamboja dan Myanmar. Jumlah penduduk ASEAN mencapai 629 juta jiwa dan 256 juta jiwa atau 40,6 persennya merupakan penduduk Indonesia (proyeksi tahun 2015, Wikipedia). Era MEA yaitu era di mana barang-barang dan jasa dari suatu negara anggota ASEAN bebas dijual di negara lain dalam anggota ASEAN. Demikian juga, tenaga kerja dari satu negara bebas untuk bekerja di negara-negara anggota ASEAN.

(2)

2. Situasi ASEAN pada saat ini

Pada bagian ini, disampaikan keadaan ekonomi, sosial dan pendidikan di ASEAN dan tantangan bangsa Indonesia dalam era MEA.

2.1.Ekonomi

Keadaan ekonomi negara-negara anggota ASEAN dapat dilihat dari laju inflasi (inflation rate). Pada Gambar 1 diperlihatkan laju inflasi yoy (year on year) dari negara-negara anggota ASEAN kecuali negara Myanmar (karena minimnya informasi laju inflasi dari negara ini) untuk periode Mei 2015 sampai dengan Februari 2016. Laju inflasi yoy dihitung berdasarkan IHK bulan tertentu dibandingkan IHK (Indeks Harga Konsumen) bulan yang sama satu tahun yang lalu. Mulai Februari 2014, laju inflasi di Indonesia dihitung berdasarkan survey di 82 kota di seluruh Indonesia dengan masing-masing kota mempunyai bobot tersendiri. Kota-kota besar mempunyai bobot yang lebih besar dibandingkan dengan kota-kota kecil. Sebagai contoh kota Jakarta, Surabaya, Bandung, Bekasi dan Tangerang berturut-turut mempunyai bobot 19,23, 5,65, 4,87, 4,78, dan 3,75 (dalam %) sedangkan kota-kota Tual, Manokwari, Maumere, Meulaboh, dan Bungo (Sumatera) berturut-turut mempunyai bobot 0,04, 0,08, 0,09, 0,1, dan 0,11. Survei didasarkan atas harga-harga sekitar 400 komoditas pada 82 kota-kota di seluruh Indonesia untuk setiap bulannya untuk menyusun indeks harga konsumen untuk tiap-tiap komoditas tersebut untuk selanjutnya digunakan untuk menghitung laju inflasi dengan memperhatikan bobot kepentingan masing-masing komoditas berdasarkan SBH (Survei Biaya Hidup) tahun 2012.

Gambar 1. Laju inflasi negara-negara anggota ASEAN (Sumber: http://id.tradingeconomics.com, diolah).

(3)

ISSN: 2087-0922

Vietnam, Laos dan Kamboja) cenderung berada dalam satu klaster (laju inflasi sedang/menengah). Hal itu juga didukung oleh ringkasan statistik data laju inflasi pada Tabel 1. Terlihat bahwa mean (arithmetic mean) maupun median laju inflasi yoy negara-negara Singapura, Thailand dan Brunei yang negatif (mengalami deflasi). Laju inflasi Indonesia mempunyai mean 5,87%, sedangkan negara-negara lain yaitu Malaysia, Philipina, Vietnam, Laos dan Kamboja meskipun mengalami inflasi namun relatif kecil yaitu berkisar dari 0,65 persen sampai dengan 2,81 persen.

Tabel 1. Tabel ringkasan statistik data laju inflasi yoy (dalam %) negara-negara ASEAN periode Mei 2015 s.d. Februari 2016.

Indonesia Malaysia Singapura Thailand Filipina Vietnam Brunei Laos Kamboja Mean 5,87 2,81 –0,61 –0,93 0,98 0,65 –0,56 1,19 1,57 Median 6,54 2,60 –0,60 –1,01 1,00 0,71 –0,55 1,25 1,15 Stdev 1,52 0,63 0,19 0,26 0,43 0,43 0,39 0,18 0,90 Skewness –0,59 1,38 0,41 0,61 –0,05 –0,43 –0,02 –1,32 0,75 Kurtosis –1,50 1,.71 –1,34 –0,68 –1,30 –0,74 –0,22 0,63 –1,14

Laju inflasi Indonesia yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain mengakibatkan tingkat suku bunga yang relatif tinggi. Hal itu dapat dilihat pada Gambar 2. Di samping itu, meskipun GDP (Gross Domestic Product) nominal relatif lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain, tetapi GDP per kapita negara Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan negara Singapura, Brunei, Malaysia dan Thailand.

Gambar 2. Gambar GDP (dalam jutaan $US) dan GDP nominal per kapita (dalam $US).

2.2.Sosial

(4)

RLS yang tinggi dan standard hidup yang baik dinyatakan dengan PNB (Produk Nasional Bruto) per kapita. Di Indonesia PNB diproksi dengan Pengeluaran per kapita dan paritas daya beli (PPP – Purcashing Power Parity). Perhitungannya IPM menggunakan rata-rata geometric (geometric mean) menggantikan metode lama yang menggunakan rata-rata aritmatik. Dengan menggunakan rata-rata geometrik dalam perhitungan IPM berarti bahwa capaian satu dimensi tidak dapat ditutupi oleh capaian pada dimensi yang lain sehingga ketiga dimensi harus mendapatkan perhatian yang sama besar karena sama pentingnya. Hal tersebut dapat tidak dilaksanakan jika digunakan rata-rata aritmatik (BPS, 2014). Hal itu berarti, IPM menyatakan tingkat kesejahteraan penduduk suatu negara.

Indeks pembangunan manusia lima Negara ASEAN terbaik adalah Singapura (91,2%;11), Brunei (85,6%; 31), Malaysia (77,9%; 62), Thailand (72,6%; 93) dan Indonesia (68,5%; 110) dengan angka kedua menyatakan rangking dunia. Sedangkan lima Negara ASEAN yang lain yaitu Philipina, Vietnam, Laos, Kamboja dan Myanmar berturut-turut mempunyai IPM 66,8% (115), 66,6% (116), 57,5% (141), 55,0% (143) dan (53,6%, 148). UNDP mengkategorikan IPM dalam 4 kategori yaitu sangat tinggi (IPM lebih dari 80% yaitu Singapura dan Brunei), tinggi (PIM antara 70% s.d. 80% yaitu Malaysia dan Thailand), sedang (IPM antara 60% s.d. 70% yaitu Indonesia, Philipina, Vietnam, Laos, Kamboja) dan rendah (IPM kurang dari 60% yaitu Myanmar) (UNDP, 2015). Akibatnya, sekitar 87 persen penduduk ASEAN masih dalam taraf sedang dan rendah tingkat kesejahteraannya.

2.3.Pendidikan

(5)

ISSN: 2087-0922

Tabel 2. Tabel rangking perguruan tinggi di ASEAN versi Webometrics periode 2016 (Sumber: www.webometrics.com).

Rangking ASEAN

Rangking

dunia Perguruan Tinggi Negara

1 79 National University of Singapore Singapura

2 193 Nanyang Technological University Singapura

3 308 Mahidol University Thailand

4 337 Chulalongkorn University Thailand

5 393 University of Malaya Malaysia

6 520 Universiti Sains Malaysia Malaysia

7 533 Khon Kaen University Thailand

8 552 Universiti Teknologi Malaysia Malaysia

9 599 Universiti Putra Malaysia Malaysia

10 658 King Mongkut's University of Technology Thonburi Thailand

11 687 Universiti Kebangsaan Malaysia Malaysia

12 690 Prince of Songkla University Thailand

13 763 Universitas Indonesia Indonesia

14 801 Institute of Technology Bandung Indonesia

15 807 Universitas Gadjah Mada Indonesia

Untuk departemen matematika di PT (Perguruan Tinggi), rangking tertinggi versi QS di ASEAN ditempati oleh NUS (12), NTU (32), Universiti Kebangsaan Malaysia (151-200), Universiti Putra Malaysia dan Universiti Sains Malaysia (251-300), Universiti Malaya Malaysia dan Culalongkorn University Thailand (301-400). Departemen matematika di universitas-universitas lain di ASEAN masih belum tercatat.

Dalam bidang matematika di sekolah, survei TIMSS (Trend in International Mathematics and Science Study) yang dilakukan oleh The International International Association for the Evaluation and Educational Achievement (IAE) pada tahun 2011 menempatkan Indonesia pada posisi 36 dari 40 negara peserta (Murtiyasa, 2015), sedangkan Singapura berada pada posisi 1. Sementara itu studi 3 tahunan PISA (Program for International Student Assessment) yang diselenggarakan oleh OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) pada tahun 2012 menempatkan Indonesia pada posisi 64 dari 65 negara. Hasil tersebut menunjukkan adanya kelemahan siswa dalam menghubungkan konsep-konsep matematika yang bersifat formal dengan permasalahan di dunia nyata (Murtiyasa, 2015).

2.4.Tantangan Bangsa Indonesia

(6)

Berdasarkan Berita Resmi Statistik BPS Mei 2016, tercatat sekitar 45% angkatan kerja penduduk Indonesia hanya lulusan SD atau hanya sekitar 61 % berpendidikan dasar (SD dan SLTP) dan hanya 11 % yang lulusan PT (Perguruan Tinggi). Hal itu menandakan bahwa sebagian besar kualitas tenaga kerja Indonesia rendah. Di samping itu, masih belum majunya tingkat pendidikan di sekolah ditandai juga dengan tingkat pemahaman siswa di sekolah pada bidang Sains dan Matematika yang relatif rendah terutama bila dibandingkan dengan siswa di negara Singapura.

Meskipun di Indonesia terdapat banyak PT (sekitar 3500 PT), akan tetapi dapat dikatakan bahwa hanya sekitar 100 PT yang bermutu. Berdasarkan data Scopus yang merekam produktivitas PT dan lembaga riset lainnya dalam riset, hanya terdapat 10 PT yang layak diperhitungkan dan kesepuluh PT tersebut adalah PT negeri (Gunawan, 2014a). Dalam 20 PT hanya ada 2 PT swasta yaitu Universitas Binus dan Universitas Telkom. UKSW masuk dalam 50 PT dengan publikasi terbanyak yaitu pada peringkat ke-34.

Dalam bidang matematika, sampai pada periode Februari 2016 baru terdapat 712 publikasi paper pada jurnal yang tercatat pada Mathematical Reviews (www.ams.org/mathscinet) dibandingkan dengan Singapura yang sudah tercatat mempunyai 5084 publikasi yang tercatat pada Mathematical Reviews di tahun 2007. Sebagian besar, publikasi di bidang matematika tersebut hanya oleh dosen/peneliti di PT negeri sedangkan di PT swasta relatif sangat sedikit. Prof. H. Gunawan dari ITB Bandung mencatat pada Februari 2016 bahwa hanya A. A. Gede Ngurah (Unmer Malang) dan Surahmat (Unisma Malang) yang mepublikasikan lebih dari 10 publikasi. Oleh karena itu, PT sebagai penghasil tenaga kerja terdidik yang diharapkan bisa menjadi penggerak kemajuan di Indonesia belum seperti yang diharapkan.

3. Penguatan peran matematika dan pendidikan matematika

Berikut ini disampaikan penguatan peran matematika dan pendidikan matematika dalam berbagai bidang khususnya dunia ekonomi dan industri serta pendidikan di sekolah dan di Perguruan Tinggi.

3.1.Dalam dunia bisnis dan industri

(7)

ISSN: 2087-0922

diperlukan dalam pengambilan keputusan di bidang ekonomi dan bisnis. Untuk itu matematika/statistika dengan dibantu TIK sangatlah berperan dalam menggali informasi dalam data khususnya big data. Informasi lebih lanjut tentang super data set atau big data dan analisis data dimensi tinggi sebagai contoh dapat dilihat pada Medri (2012), Setiawan (2013), Reips & Matzat (2014) dan Buhlmannn & Geer (2011).

Pemodelan matematika dari pertumbuhan dan perkembangan ikan-ikan di laut sehingga dapat ditentukan di mana dan kapan seharusnya ikan-ikan jenis-jenis tertentu yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dapat dipanen sehingga sangat penting dalam pengambilan keputusan industri penangkapan ikan (fishery management) (Supriatna, 2002). Pemodelan matematika yang lain seperti pemodelan matematika penyebaran demam berdarah, pemodelan matematika terjadinya gempa bumi atau gelombang tsunami dapat menjelaskan terjadinya epedemi atau bencana dan kemungkinan terjadinya di waktu yang akan datang beserta antisipasinya. Hal tersebut akan sangat penting dalam peningkatan kesejahteraan secara tidak langsung.

3.2.Pendidikan di sekolah

Dengan makin berkembangnya TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi), guru diharapkan berfungsi sebagai fasilitator bagi siswa. Paradigma baru menuntut pembelajaran yang berpusat pada siswa, interaktif, bersifat menyelidiki, dalam konteks dunia nyata, berbasis tim (kooperatif), stimulasi ke segala indera dan alat multimedia dengan memanfaatkan berbagai teknologi pendidikan (Murtiyasa , 2015). Perlu juga dikembangkannya guru yang berperan dan bekerja sama dengan PT dalam mengembangkan metode-metode pembelajaran yang khas sesuai bidang matematika. Dalam hal ini, guru dituntut untuk mengembangkan kompetensinya secara berkelanjutan agar mampu menjalankan tugasnya secara professional. Guru professional adalah guru yang terus-menerus meningkatkan 4 kompetensinya yaitu kompetensi professional (materi ajar), kompetensi pedagogik, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian (Widodo, 2015).

Demikian juga, perlu dikembangkannya pembelajaran Matematika yang menggunakan teknologi pembelajaran baik secara umum maupun khusus dalam bidang matematika. Untuk itu diperlukan manajemen sekolah yang dapat menfasilitasi hal tersebut dan peran serta Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Perlu dibangkitkan minat siswa agar dapat mengeksplorasi dan mengembangkan matematika sesuai dengan tingkatan dan kemampuan peserta didik di sekolah sehingga matematika menjadi menarik dan menyenangkan dan bermanfaat secara nyata dalam kehidupan kita sehari-hari. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat LKTI peserta didik tentang manfaat matematika dalam berbagai bidang kehidupan sehingga akan memupuk kecintaan siswa akan matematika.

Pendidikan matematika juga dapat digunakan dalam mempersiapkan peserta didik sebagai calon insan cendikia dan tenaga kerja terdidik dalam era MEA yaitu nilai-nilai atau karakter yang perlu dikembangkan berkaitan dengan matematika (Waluya, 2012):

(8)

lemma atau teorema untuk membuktikan teorema selanjutnya. Proses pembuktian ini juga dapat melatih keterbukaan menerima kritik dan saran sehingga diperoleh bukti yang lebih baik dan dapat dipertanggungjawabkan.

b. Konsisten: kekonsistenan peserta didik dapat dilatih dengan penggunaan definisi, lemma dan teorema.

c. Ketelitian: ketelitian sangat diperlukan dalam mempelajari matematika sedangkan ketidaktelitian akan menyebabkan tidak terselesaikannya masalah.

d. Percaya Diri: terbentuk bila dalam belajar dan memanfaatkan matematika dapat paham. e. Kerja Keras: dilakukan supaya tugas/permasalahan terselesaikan.

f. Berjiwa Wirausaha: perhitungan yang cermat sangat penting dalam berwirausaha. g. Berpikir Logis, Kritis, Kreatif dan Inovatif: peserta didik akan berpikir tau melakukan

sesuatu dengan cara logis untuk mendapatkan hasil baru dan mutakhir berdasarkan apa yang telah dimiliki.

h. Mandiri: tidak bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas.

i. Ingin Tahu: berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan luas dari apa yang telah dipelajari, dilihat dan didengar.

j. Cinta Ilmu: kecintaan kepada ilmu ditunjukkan dengan cara berpikir, bersikap dan bertindak.

Karena tenaga kerja kita sebagian besar masih banyak yang berpendidikan dasar maka perlu ditingkatkan dengan pendidikan yang siap kerja yaitu SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) sehingga dengan SMK yang bermutu akan dapat meningkatkan tenaga kerja yang dapat bersaing di era MEA. Pendidikan matematika yang bermutu dapat berperan dalam hal tersebut.

3.3.Pendidikan di Perguruan Tinggi

PT perlu mengembangkan Matematika yang didasarkan pada pengamatan kehidupan sehari-hari sehingga permasalahan tersebut dapat dengan mudah diselesaikan dengan bantuan Matematika. Perlu sinerginya PT, lembaga riset dan dunia bisnis dan industri untuk mengembangkan riset-riset yang bermanfaat baik bagi dunia industri maupun masyarakat luas. Di samping itu, juga perlunya keterlibatan dunia industri dalam menyediakan tempat bagi sarana magang/PKL mahasiswa sehingga mahasiswa mempunyai pengalaman dalam menghadapi permasalahan di dunia bisnis dan industri.

(9)

ISSN: 2087-0922

Mathematical Conference) pada bulan Juli 2016 nanti. Di samping itu, jalinan kerjasama dengan staf matematika di negara-negara yang telah maju seperti di negara-negara Australia, Eropa, dan Amerika perlu tetap dijaga agar dapat dilakukan penelitian publikasi bersama, kuliah tamu/workshop yang mendatangkan pembicara dari manca negara untuk meningkatkan atmosfir ilmiah bidang matematika.

Perlu diperbanyak dan ditingkatkan mutunya pendidikan lanjutan bidang matematika dan pendidikan matematika baik untuk S2 maupun S3 karena dapat meningkatkan kualitas manusia Indonesia di bidang matematika dan juga meningkatkan kualitas riset. Sampai saat ini total baru ada 359 program studi, 38 program studi S2 dan 9 program studi S3 matematika/statistika/pendidikan matematika yang sudah terakreditasi. Dari 9 program studi S3, hanya ada 1 program studi S3 di luar pulau Jawa yaitu di USU Medan. Demikian juga, untuk PT swasta yang selalu terkendala banyaknya staf karena hanya memenuhi batas minimal staf untuk program studi yaitu 6 staf sehingga sangat sulit untuk membuat pendidikan lanjutan. Akibatnya masih sangat minimnya PT swasta yang membuka S2 bidang tersebut. Sampai saat ini, hanya ada 3 PT swasta yang mempunyai S2 Pendidikan Matematika yang sudah terakreditasi yaitu di Universitas Pasundan Bandung, UMM Malang dan STKIP Siliwangi Cimahi. Untunglah sekarang sudah tersedia beasiswa BPPS dan LPDP untuk studi lanjut di dalam negeri dan khusus untuk LPDP bisa digunakan untuk studi di luar negeri. Di samping itu, berbagai macam beasiswa yang disediakan oleh pemerintah dari berbagai negara di luar negeri (STUNED, DAAD, EED) dapat digunakan untuk meningkatkan sumber daya manusia. Oleh karena itu, penguasaan bahasa asing secara lisan maupun tertulis akan sangat penting.

4. Kesimpulan dan saran

Dalam makalah ini telah disampaikan peran matematika dan pendidikan matematika dalam era MEA. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Perguruan Tinggi perlu mengembangkan matematika yang didasarkan pada pengamatan kehidupan sehari-hari sehingga permasalahan tersebut dapat dengan mudah diselesaikan dengan bantuan matematika. Perlu sinerginya PT, lembaga riset dan dunia bisnis dan industri untuk mengembangkan riset-riset yang bermanfaat baik bagi dunia industri maupun masyarakat luas. Selanjutnya, perlu dikembangkannya guru yang berperan dan bekerja sama dengan PT dalam mengembangkan metode-metode pembelajaran yang khas sesuai bidang matematika. Untuk itu perlu juga dituntut peran serta guru matematika yang kreatif dan inovatif dalam membelajarkan siswa. Perlu dibangkitkan minat siswa agar dapat mengeksplorasi dan mengembangkan matematika sesuai dengan tingkatan dan kemampuan siswa di sekolah sehingga matematika menjadi menarik dan menyenangkan dan bermanfaat secara nyata dalam kehidupan kita sehari-hari.

Referensi

BPS (2014). Indeks Pembangunan Manusia – Booklet. BPS, Jakarta.

Bulhman, P., & S. van de Geer, S. (2011). Statistics for High-Dimensional Data: Methods, Theory and Applications. Springer, Heidelberg.

Gunawan, H. (2014a). Kinerja Riset Perguruan Tinggi Kita. Harian Kompas 8 Maret 2014, Jakarta. Gunawan, H. (2014b). Mengintip Masa Depan. Harian Kompas 2 Mei 2014, Jakarta.

(10)

Medri, D. (2013). Big Data & Business: An on-going revolution. Statistics Views. 21 October 2013. Murtiyasa (2015). Tantangan pembelajaran Matematika di Era Global. Prosiding Seminar Nasional

Matematika dan Pendidikan Matematika UMS 2015, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Reips, U.-D., & Matzat, U. (2014). Mining "Big Data" using Big Data Services. International Journal of Internet Science, 1(1): 1–8.

Ruchjana, B. N. (2015). Peran IndoMS untuk Pengembangan bidang Matematika di Indonesia Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UMS 2015, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Sediyono, E., & Setiawan, A. (2015). Catatan Kuliah Tentang Fuzzy : Implementasi Metode Fuzzy untuk Analisis Pemanfaatan Lahan Kosong Menjadi Lahan Pangan. Satya Wacana University Press, Salatiga.

Setiawan, A. (2013). Statistika di Era Superdata Set, Prosiding Seminar Matematika, Sains dan TI. FMIPA Universitas Sam Ratulangi Manado.

Supriatna, A. K. (2002). Matematika Terapan dan Contoh Penerapan Matematika dalam Ilmu Lain. Jurnal Matematika Integratif 1(1).

UNDP, 2015, Human Development Report 2015. UNDP, New York.

Waluya, S. B. (2012). Peran Matematika dan Pendidikan Matematika dalam Membangun Karakter Bangsa. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNY 10 November 2015, FMIPA UNY, Yogyakarta.

Gambar

Gambar 1. Laju inflasi negara-negara anggota ASEAN (Sumber: http://id.tradingeconomics.com, diolah).
Tabel 1. Tabel ringkasan statistik data laju inflasi yoy (dalam %) negara-negara ASEAN periode Mei 2015 s.d
Tabel 2. Tabel rangking perguruan tinggi di ASEAN versi Webometrics periode 2016 (Sumber: www.webometrics.com)

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

FORMAT SURAT PERJANJIA N KERJASAMA PEMBERIAN BANTUAN REHABILITASI DA N@ATAU PEMBA NGU NAN. G ED UNG @ BA  NGU

Investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki untuk periode tertentu dimana akan dijual dalam rangka

Dengan dibangunnya suatu sistem E-Desa ini diharapkan dapat menampung segala jenis hasil laut yang dapat dijual dengan harga yang lebih layak ke lingkungan luas

Glukosa, sukrosa, pacifier, menyusui, skin to skin contact dan stimulasi multisensori merupakan analgesia nonfarmakologis yang dapat mengurangi rasa nyeri saat tindakan invasif

Kerugian ekonomi yang diakibatkan dari adanya peristiwa kebakaran dapat diukur dengan memperhitugkan perubahan jumlah pohon dalam setiap kelas diameter disebabkan oleh faktor

pada konstruksi tertentu yang berhubungan dengan konteks di luar teks. Konteks di sini memasukan banyak hal yang berkaitan dengan masyarakat dan budaya. Berdasarkan

Dari tabel 4.4 di atas menunjukan perlakuan dosis 20 ton/ha mempunyai jumlah buah yang paling banyak, perbedaan dosis bahan organik yang ditambahkan kedalam tanah,