• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT NELAYAN DESA DEKAT AGUNG KECAMATAN SANGKAPURA KABUPATEN GRESIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT NELAYAN DESA DEKAT AGUNG KECAMATAN SANGKAPURA KABUPATEN GRESIK."

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT NELAYAN DESA DEKAT AGUNG KECAMATAN SANGKAPURA KABUPATEN GRESIK

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :

MUKAMMAL ASRORI NIM.B32211029

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Mukammal Asrori, 2017. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Nelayan Desa Dekat Agung Kecamatan Sangkapura Kabupaten Gresik

Kata kunci : Nelayan, Pemberdayaan, Asset Alam, Wirausaha

Desa Dekat Agung adalah Desa yang berada di wilayah Kabupaten Gresik. Desa ini merupakan desa yang mayoritas penduduknya sebagai nelayan sebagai mata pencahariannya. Fokus pendampingan yang dilakukan dengan melalui pelatihan untuk mengolah dan mengembangkan potensi masyarakat nelayan di Desa Dekat Agung Kecamatan Sangkapura Kabupaten Gresik. Pendampingan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi nelayan.

Metode penelitian yang digunakan dalam pendampingan ini dengan

menggunakan metode Assed Based Community Development (ABCD). Metode ini

dipilih karena dalam pendampingannya dengan mengutamakan pemanfaatan potensi yang dimiliki oleh masyarakat tersebut.. Mulai dari potensi dan asset yang dimiliki seperti asset alam (laut) dan budaya masyarakat pesisir.

(7)

BAB II KAJIAN TEORI PENDAMPINGAN NELAYAN A. Teori Perubahan Sosial Ekonomi ... 7

B. Teori Pembangunan ... 13

C. Teori Pemberdayan Berbasis Aset ... 19

D. Dakwah Dalam Pemberdayaan ... 28

BAB III PROFIL KOMUNITAS A. Letak Geografis Dan Lingkungan Alam... 34

B. Demografi ... 36

C. Pendidikan ... 38

D. Gambaran Mata Pencarian Masyarakat Desa Dekat Agung ... 40

E. Agama ... 42

F.Tradisi Atau Adat-istiadat Desa Dekat Agung ... 43

BAB IV METODE PENELITIAN DAN PENDAMPINGAN A. Asset Bassed Community Development (ABCD)... 45

B. Prinsip-Prinsip Pendampingan ...50

(8)

D. Langkah-Langkah Pendampingan ...59

E. Srategi Pendampingan ...62

BAB V PROSES PENDAMPINGAN A. Melakukan Penelitian Awal Sebelum Menentukan lokasi ... 68

B. Melakukan Pendekatan Dengan Masyarakat Lokal ... 69

C. Menemukan Kembali Aset Masyarakat Nelayan (Discovry) ... 73

D. Impian Nelayan Dalam Menuju Perubahan (Dream) ... 84

E. Kegiatan Menuju Perubahan (Design) ... 86

F. Fokus (Define) Pemberdayaan Bersama Nelayan ... 87

G. Monitoring Pendampingan (Destiny) ... 92

BAB VI HASIL DAN ANALISIS A. Analisis Kegiatan Menuju Peningkatan Ekonomi ...………... 94

BAB VII REFLEKSI PENDAMPINGAN A. Akhir Dari Pendampingan Nelayan...96

BAB VIII PENUTUP A. Kesimpulan ... 101

B. Saran ... 102

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Nelayan ... 2

Gambar 1.2 Juragan Ikan ... 3

Gambar 5.1 Masyarakat Berangkat Melaut ... 54

Gambar 5.2 Kegiatan Saat Libur Melaut ... 56

Gambar 5.3 Bakar-Bakar Ikan ... 57

Gambar 5.4 Penjualan Ikan Di Pasar ... 58

Gambar 5.5Aset Fisik Untuk Beribadah ... 59

Gambar 5.6 MINU 23 Bustanul Arifin ... 60

Gambar 5.7 Fasilitas Pendidikan SDN 1Dekat Agung ... 60

Gambar 5.8 Pos RT Dan Kantor Balai Desa Dekat Agung ... 61

Gambar 5.9 Masyarakat Pulang Melaut ... 62

Gambar 5.10 Kegiatan Mencari Ikan Dengan Setrum ... 62

Gambar 5.11 Laut Di Sekeliling Desa Dekat Agung ... 63

Gambar 5.12 Proses Produksi Kerupuk Oleh Masyarakat ... 69

(10)

GAMBAR TABEL

Tabel 3.1 Batas Wilayah Desa Dekat Agung Kecamatan Sungkapura ... 34

Tabel 3.2 Jumlah Pengangguran Di Desa Dekat Agung ... 37

Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur ... 37

Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Gender ... 38

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Desa Dekat Agung ini sangat dekat dengan laut, dan penduduk disana

mayoritasnya adalah nelayan dan ada juga yang bertani, dan masyarakat di

kampung ini warganya adalah sangat ramai dikunjungin para wisatawan, dan

di kampung ini sangat terkenal, karna dekat sama tempat reakreasi yaitu

pantai ria.

Masyarakat Dekat Agung ini, mayoritas bekerja sebagai bertani dan

nelayan. Kampung ini merupakan pusat perbelanjaan ikan yang baru,

maksudnya pembelanjaan ikan yang baru hasil ditangkap oleh nelayan

tersebut, dan harganya lebih murah dibandingkan membeli di pasar, karna

membeli ikan langsung kepada penangkapnya yaitu nelayan.1

Suku Bawean tinggal di Pulau Bawean, sebuah pulau kecil dengan luas

hanya 200 km2 dan terletak 120 km di sebelah utara Surabaya, di

tengah-tengah laut Jawa. Bawean di sebut "Pulau Perempuan", karena mayoritas

penduduknya perempuan. Kaum lelakinya cenderung mencari pekerjaan di

pulau-pulau lain. Seorang bapak dari desa Tanjung Ori yang pernah bekerja

selama 20 tahun di Malaysia berkata, "Orang Bawean belum dianggap

dewasa sebelum dia menginjakkan kaki di tanah negeri lain." "Merantau"

merupakan salah satu ciri kebudayaan yang menonjol pada suku Bawean.

1

(12)

2

Orang Bawean yang tinggal di Malaysia diperkirakan ada 75.000 jiwa, lebih

banyak daripada di pulau Bawean sendiri (62.000 orang). Pada tahun 1994,

ada juga orang Bawean yang menjadi penduduk resmi di Singapura dengan

perkiraan berjumlah 42.000 jiwa. Orang Bawean juga tinggal di Perth,

Australia dalam jumlah yang cukup besar.2

Gambar 1.1 :Nelayan

Desa Dekat Agung adalah salah satu desa penghasil ikan atau disebut

dengan nelayan. Hasil nelayan tersebut langsung dijualke perikanan atau ke

pasar. Pembeli bisa langsung melihat bagaimana proses nelayan tersebut.

Desa DekaT Agung ini salah satu hasil nelayan yang paling banyak dan

paling banyak ditunggu-tunggu oleh konsumen. Nelayan dapat untung banyak

saat musim kemarau dikarnakan pada saat musim kemarau air laut tidak ada

2

(13)

3

gelombang yang cukup besar sehingga para nelayan dapat menangkap ikan

dengan mudah.

Masyarakat sekitar dapat menjualikan tersebut degan harga murah,

apabila mereka datang langsung ke tempat nelayan tersebut. Disini

masyarakat bisa memilih langsung jenis ikan yang diinginkan. Di tempat

penampungan ikan para pembeli yang kenal dengan nelayan yang menjual

ikan tersebut, mendapatkan harga yang lebih murah lagi.

Gambar 1.2 : Juragan Ikan

Hasil tangkapan nelayan kebanyakan diambil oleh juragan ikan karna

sudah di kontrak oleh juragan ikan, juragan menjual kembali ke luar negeri.

Hasil dari tangkapan nelayan juga dapat di ambil oleh tetangga, tetangga

(14)

4

Tata kelola yang dimiliki oleh nelayan adalah bagian pekerjaan yang

sehari-hari untuk mencukupi kehidupan keluarga. Hasil tangkapan ikan

kebanyakan masuk kejuragan, dikarnakan sudah ada system kontrak antara

nelayan dengan juragan, juragan ini yang memasarkan ikan keluar negri atau

keprikanan.

Tata guna dari diagram alur di atas adalah memanfaatkan semua

lingkungan dan masyarakat yang ada di Desa Dekat Agung, seperti nelayan

tersebut kebanyakan di ambil oleh juragan karna sudah di kontrak oleh

juragan tersebut, jadi adanya nelayan di Dekat Agung tersebut itu juga

membantu kebutuhan masyarakat sekitar.

Semua pendapatan ikan yang ada di desa Dekat Agung kampung ini

lebih besar masuk ke juragan dari pada ke pasar atau ke warga setempat,

karna juragan sama nelayannya sudah sistem kontrak.

B. Fokus Pendampingan

Bagaimana pemberdayaan ekonomi masyarakat nelayan Desa Dekat

Agung Kecamatan Sangkapura Kabupaten Gresik.

C. Tujuan Pendampingan

Pendampingan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi nelayan di

(15)

5

D. Sistematika Penulisan

Agar dapat memudahkan pada pembaca dalam memahami hasil dari

Pendampingan ini, oleh karena itu membuat sistematika penulisan sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang, fokus

penelitian-pendampingan, tujuan penelitian-pendampingan dan sistematika penulisan

skripsi.

BAB II KAJIAN TEORI

Bab ini menjelaskan teori yang digunakan saat melaksanakan

pendampingan pada masyarakat nelayan. Teori yang digunakan adalah Teori

perubahan sosial, teori pemberdayaan, teori pemberdayaan berbasis aset, teori

Dakwah dalam pemberdayaan.

BAB III PROFIL DESA

Pada bab ini menerangkan profil desa mulai dari letak geografi Desa

Deket Agung, Demografi, ekonomi masyarakat, dan adat istiadat masyarakat

desa sekitar.

BAB IV METODE PENELITIAN-PENDAMPINGAN

Metode yang digubakan adalah metode Asset Based Community

(16)

6

BAB V PROSES PENDAMPINGAN

Bab ini menjelaskan tentang proses pendampingan yang dilakukan oleh

pendamping dalam mulai dari discovery, dream, design, define, destiny.

BAB VI HASIL DAN ANALISIS

Bab ini menjelaskan tentang hasil yang didapat saat melaksanakan

pendampingan. Hasil ini bertujuan untuk mengukur hasil pendampingan

selama menjalani pendampingan yang didampingi oleh pendamping. Bab ini

juga aan menganalisis kegiatan pendampingan yang sudah dilaksanakan oleh

pendamping.

BAB VII REFLEKSI

Bab ini menjelaskan tentang evaluasi terhadap aksi / kegiatan yang

sudah dilaksanakan oleh pendamping selama mendampingi masyarakat

nelayan Desa Dekat Agung.

BAB VIII PENUTUP

Bab ini merupakan bab penutup dari penulisan skripsi yang

menyimpulkan hasil analisi yang dilakukan, serta saran yang dapat dipakai

(17)

7

BAB II

KAJIAN TEORI PENDAMPINGAN MASYARAKAT NELAYAN

Teori pada dasarnya adalah petunjuk (guide) dalam melihat realitas di

masyarakat. Teori dijadikan paradigma dan pola pikir dalam membedakan suatu

permasalahan di tengah masyarakat. Berbagai pendekatan yang dilakukan tentu

saja tidak bisa jauh dari teori yang telah disediakan.

A. Teori Perubahan Sosial Ekonomi

Perubahan sosial adalah suatu bentuk peradaban umat manusia akibat

adanya eskalasi perubahan alam, biologis, fisik yang terjadi sepanjang

kehidupan manusia. Perubahan sosial terdiri dari dua kata yaitu perubahan

dan sosial. Pemuda dalam masyarakat mempunyai kedudukan yaitu sebagai

makhluk sosial. Pemuda sebagai makhluk sosial adalah pemuda tidak bisa

hidup sendiri melainkan memerlukan kerjasama sehingga bisa hidup

bersama-sama. Kehidupan itu juga didasari rasa toleransi dengan sesama

sehingga bisa mengikuti norma-norma, kebudayaan yang ada pada

masyarakat/komunitas.3

Studi perubahan sosial merupakan perubahan yang memuat sejumlah

pilihan untuk mengedepankan kepentingan masyarakat dengan basis etnis

budaya lokal dengan keragaman budaya yang akhirnya membentuk

perubahan yang ada dalam masyarakat. Kekuatan lokal merupakan salah satu

pemanfaatan untuk melakukan perubahan yang ada di desa. Kekuatan lokal

3

Agus Salim, Perubahan Sosial Sketsa Teori Dan Refleksi Metodologi Kasus Indonesia

(18)

8

yang ada di masyarakat meliputi semua elemen-elemen masyarakat yang ada

di suatu desa, masyarakat, komunitas tersebut. Elemen-elemen tersebut antara

lain adalah tokoh masyarakat, pemerintah desa, pemuda, lembaga yang ada di

masyarakat, dll.

Pendekatan berbasis kekuatan melihat realitas dengan cara yang jauh

lebih alami dan holistik. Kegiatan pembangunan harus ditetapkan dalam

konteks organism hidup yang memiliki sejarah dan aspirasi untuk masa depan

yang lebih baik. Selain menggunakan logika dan analisis, memori dan

imajinasi juga penting dihidupkan dalam mencipta perubahan. Proses

perubahan adalah upaya bersengaja mengumpulkan apa yang memberi hidup

pada masa lalu (memori) dan apa yang memberi harapan untuk masa depan

(imajinasi). Proses tersebut didasarkan pada apa yang sedang terjadi sekarang

dan memobilisasi apa yang sudah ada sebagai potensi.4

Prinsip operasional digunakan untuk membantu kita memilih tindakan

dengan lebih bersengaja karena tindakanitu mewakili konsistensi dalam

kerangka kerja kegiatan kita. Prinsip-prinsip operasional di bawah ini diambil

dari berbagai tulisan tentang bagaimana dan mengapa orang menggunakan

pendekatan berbasis aset. Tentunya terdapat konsistensi dan tumpang tindih

dengan berbagai teori perubahan yang telah dijelaskan sebelumnya.5

4

Christoper Dereau, Pembaru Dan Kekuatan Lokal Untuk Pembangunan. (TT: Australian Community Development and Civil Society Strengthening Scheme (ACCESS) Phase II, 2013),hal. 64

5

(19)

9

1. Prinsip Konstruksionis

Kata-kata mencipta dunia; makna diciptakan secara sosial, lewat bahasa

dan percakapan.

2. Prinsip Simultan

Proses bertanya akan mencipta perubahan; begitu kita mengajukan

pertanyaan, kita mulai mencipta perubahan.

3. Prinsip Puisi

Kita bisa memilih apa yang ingin kita pelajari; organisasi, bagaikan buku

yang terbuka, adalah sumber informasi dan pembelajaran yang tak ada

habisnya.

4. Prinsip Antisipasi

Sistem manusia bergerak menuju gambar atau visualisasi yang dimiliki;

apa menjadi pilihan untuk dipelajari mempunyai arti. Sistem sosial

berevolusi ke arah gambaran paling positif yang dimiliki tentang dirinya.

5. Prinsip Positif

Pertanyaan positif menghasilkan perubahan positif. Jika Anda mengubah

dialog internal (apa yang dibicarakan orang-orang dalam sebuah

organisasi), Anda mengubah organisasi itu sendiri.

6. Prinsip Keutuhan

Keutuhan menarik yang terbaik dari orang dan organisasi; membawa

seluruh pemegang kepentingan dalam forum bersama yang mendorong

(20)

10

7. Prinsip Bertindak

Untuk benar-benar membuat perubahan, kita harus “menjadi perubahan

yang ingin kita lihat.”

8. Prinsip Bebas Memilih

Orang akan bekerja lebih baik dan lebih berkomitmen ketika mereka

punya kebebasan untuk memilih bagaimana dan apa yang ingin mereka

kontribusikan.

9. Prinsip Kelentingan

Setiap individu, kelompok, atau institusi memiliki sesuatu yang telah

memberi hidup di masa lalu dan beberapa aset yang mendukung mereka

di masa sekarang. “Setiap komunitas punya potensi sumber daya lebih

banyak dari pada yang diketahui siapapun.”

10. Prinsip Organik

Semua yang hidup punya cetak biru bagi kesuksesannya sendiri atau

pengembangan diri yang tertulis di dalamnya. Yang diperlukan hanyalah

lingkungan yang merawat dan mendukungnya. Hal ini berhubungan

dengan teori keanekaragaman hayati termasuk praktik permakultur dalam

pertanian..

Perubahan ( change ) akan mencakup suatu sistem sosial, dan dalam

(21)

11

dengan lambat, sedang atau keras tergantung situasi yang mempengaruhinya.6

Suatu perubahan memerlukan bantuna dari segala pihak.

Pola dari perubahan sosial bisa dari negara/kebijakan pemerintah serta

bisa dari keinginan masyarakat. Perubahan sosial dari negara yaiatu

perubahan yang semua urusan perubahana dikelola dengan negara. Sehingga

negara terbatas untuk menentukan sebuah kebijakan untuk memperoleh

peubahan sosial samapai ke masyarakat yang paling tidak mampu. Perubahan

sosial dari negara tujuannya yaitu meningkatkan perekonomian masyarakat.

Perubahan dari negara semata-mata hanya untuk meningkatkan

perekonomian.

Perubahan dari negara sulit bertahan lama karena setiap kali pergantian

keala negara maka mempunyai keinginan unguk melakukan perubahan yang

lebih baik lagi dari pemerintahan yang dulu. Sehingga setiap kali kebijakan

dari negara untuk perubahan sosial akan selalu ada revisi atau pergantian

kebijakan untuk lebih baik lagi.

Adakalanya perubahan hanya terjadi sebagai, terbatas ruang

lingkupnya, tanpa menimpulkan akibat besar terhadap unsure lain dari

sistem.Sistem sebagai keseluruhan tetap utuh, tak terjadi perubahan

menyeluruh atas unsur-unsurnya meski di dalamnya terjadi perubahan sedikit

demi sedikit. Contoh kekuatan sistem politik demokratis terletak dalam

kemampuannya menghadapi tantangan, mengurangi protes dan

6

Agus Salim, Perubahan Sosial Sketsa Teori Dan Refleksi Metodologi Kasus Indonesia

(22)

12

menyelesaikan konflik dengan mengadakan perombakan sebagai tanpa

membahayakan stabilitas dan kontinuitas Negara sebagai satu

kesatuan.Perubahan seperti ini merupakan sebuah contoh perubahan di dalam

sistem. Namun, pada kesempatan lain perubahan mencangkup keseluruhan

(atau sekurangnya mencangkup inti) aspek sistem, menghasilkan perubahan

menyeluruh, dan menciptakan sistem baru yang secara mendasar berbeda dari

sistem yang lama. Perubahan seperti ini di contohkan oleh semua revolusi

sosial besar.

Bila di lihat contoh definisi perubahan sosial meletakkan tekanan pada

jenis perubahan yang berbeda. Namun sebagian besar mereka memandang

penting perubahan structural dalam hubungan, organisasi dan ikatan

unsur-unsur masyarakaat, penekanan di tujukan pada perubahan structural

ketimbang tipe lain adalah karena perubahan structural itu lebih mengarah

kepada perubahan sistem sebagai keseluruhan ketimbang perubahan di dalam

sistem sosial saja. Struktrul sosial merupakan sejenis kerangka pembentukan

masyarakat dan operasinya.Jika strukturnya berubah, maka semua unsure lain

cenderung berubah pula7.

Struktur sosial dalam perspektif Weber yang di kutib dalam buku Doyle

Paul Johnson, di definisikan dalam istilah-istilah yang bersifat probabilistic

dan bukan sebagai suatu kenyataan empiric yang terlepas dari

invidu-individu. Webar sependapat dengan Marx mengenai pokok pemikiran ini, dan

memperluas tekanan Marx pada dasar ekonomi untuk kelas sosial, dengan

7

(23)

13

mengembangkan suatu gambaran yang lebih komprehensif mengenai paling

kurang tiga dasar pokok stratifikasi yang berbeda secara analitis. Marx

melihat ekonomi sebagai dasar struktur sosial, dan posisi-posisi orang dalam

struktur ini di tentukan terutama yang memiliki alat produksi atau tidak.

Kalau di perluas pemilikan benda atau kekayaan menjadi dasar utama

stratifikasi, pembagian sangat fundamental dalam stuktur sosial adalah antara

yang “memiliki” dan yang tidak “memiliki”, meskipun tentunya masih dapat

di bagi lagi dalam bagian – bagian yang lebih kecil, dan kateria sekunder

mungkin muncul dan menyelubungi pemisah fundamental tersebut. 8

Tidak seperti kelas-kelas ekonomi, kelompok-kelompok status

berlandaskan pada ikatan subjektif antara para anggota, yang terikat menjadi

satu karena gaya hidup yang sama, nilai serta kebiasaan yang sama, dan

sering pula oleh perkawinan di dalam kelompok itu sendiri, serta

perasaan-perasaan akan jarak sosial dari kelompok-kelompok status lainnya.

B. Teori Pembangunan

Pembangunan sangat diperlukan untuk meningkatkan partisipasi

masyarakat dalam kegiatan progam pembangunan.9 Menurut pemikiran

Talcott Parsons dalam teori fungsionalisme adalah masyarakat tidak ubahnya

seperti organ manusia, oleh karena itu masyarakat dapat juga dipelajari

seperti mempelajari tubuh manusia.

8

Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik Dan Modern (Jakarta: Gramedia, 1986), hal. 222

9

(24)

14

Struktur tubuh manusia saling berhubungan dengan bagian tubuh yang

lainnya. Masyarakat mempunyai berbagai organisasi dan kelembagaan yang

saling berkaitan dengan yang lainnya. Organisai dan lembaga tersebut bisa

berkaitan dengan kelembagaan yang ada di desa maupun dari pihak-pihak

lain. Kordinasi antara organisasi dan kelembagaan yang ada di desa

merupakan salah satu sistem menuju pembanguna desa yang seperti

diinginkan oleh masyarakat.

Organisasi yang saling berkaitan dalam pembangunan desa antara lain

organisasi pemuda dengan semua elemen masyarakat baik tokoh masyarakat,

organisasi ibu-ibu dan bapak-bapak serta pemerintah desa. Semua kekuatan

kelembagaan serta elemen masyarakat yang ada di desa bisa digabungkan

menjadi satu untuk menuju pembangunan desa yang lebih baik.

Setiap kelembagaan atau organisasi mempunyai fungsi yang jelas dan

khas ( specific ). Adanya ciri khas dan fungsi yang jelas dalam kelembagaan

atau organisasi di desa menimbulkan tugas dan fungsi yang sesuai dengan

jalur kelembagaan masing – masing yang ada di desa. Setiap lembaga dalam

masyarakat melaksanakan tugas tertentu untuk pembangunan dan

pertumbuhan masyarakat desa. Organisasi pemuda desa menjalankan fungsi

untuk menampung aspirasi dan ketrampilan pemuda untuk pembangunan

lingkungan desa. Lembaga ibu PKK yang berfungsi untuk meningkatkan

produktifitas ibu-ibu rumah tangga serta pemberdayaan ibu dan keluarga,

selain fungsi tersebut juga terdapat tugas pokok dan fungsi yang ada dalam

(25)

15

Menurut Parsons dalam menggambarkan masyarakat agar tidak mati /

vakum dalam sebuah pembangunan yaitu fungsi pokok ( fungtional

imperative ). Funsi pokok ini tergambarkan dalam empat macam tugas utama dengan sebutan AGIL. AGIL merupakan singkatan dari beberapa kata yaitu

:10

A : Adaptation to the environmet (adaptasi terhadap lingkungan) G : Goal attainment ( Tujuan yang dicapai )

I : Integration ( penggabungan / saling berintegrasi ) L: Latency

Perubahan sebuah kelembagaan di desa juga berdampak pada

kelembagaan yang lainnya. Seperti diibaratkan dengan apabila tubuh manusia

berubah maka bagian yang lainnya juga mengikutinya. Hal tersebut sama

dengan sebuah kelembagaan yang ada di desa. Perubahan sosial kelembagaan

yang ada dimasyarakat akan berakibatkan perubahan untuk kelembagaan lain

untuk mencapai keseimbangan yang baru dalam pembangunan desa.

Pengelolaan perubahan organisasi berdasar pada konsep bahwa kita

bisa dan memang membangun masa depan berdasarkan kata-kata yang kita

gunakan dan mimpi-mimpi yang kita pilih. Konsepini bagian dari teori

konstruksi yang mengacu kepada siklus pembelajaran Kolb mengenai model

pengalaman, refleksi, dan aksi atau pembelajaran berbasis pengalaman yang

terinspirasi oleh Kurt Lewin.

10

(26)

16

Dasar dari ide-ide ini adalah konsep „aksi-refleksi‟ atau belajar

berdasarkan apa yang sudah kita, atau sekelompok orang alami apa yang

sudah kita lakukan di masa lalu. Beranjak dari aliran belajar dari masa lalu

untuk mengubah organisasi, David Cooperrider menemukan bahwa

organisasi lebih banyak berubah ketika fokus pada satu aspek tertentu dari

pengalaman masa lalu, yaitu aspek positif dan yang memberikan kehidupan

pada masa lalu. Jadi ketimbang memikirkan apa salah, lebih banyak

pembelajaran akan didapat dengan memikirkan apa yang telah berjalan

dengan baik.11

Cara berpikir sistem atau systems thinking (bagaimana segala sesuatu

bekerja dalam sistem atau saling terhubung, dengan masing-masing bagian

saling memengaruhi dalam menentukan apa yang akan terjadi) diadaptasi

untuk diterapkan pada sistem sosial dan organisasi oleh Peter Checkland, dan

telah menjadi apa yang sekarang dikenal sebagai Soft Systems Methodology

(SSM). Metodologi ini beranggapan bahwa sebuah organisasi atau kumpulan

kelompok yang bekerja menuju tujuan bersama dapat berubah dengan

menemukan cara untuk memengaruhi bagian-bagian dalam rantai unit yang

saling berinteraksi.

Apprecative Inquiry (AI) menggunakan sebagian teori di balik systems thinking dan SSM dengan menawarkan bahwa jika ingin melakukan

perubahan seluruh sistem harus dilibatkan – keseluruhan organisasi dan

11

(27)

17

mitranya-semua yang berhubungan dengan apa yang sedang diusahakan. Ini

bisa berarti agen dan klien; pembeli dan penjual; guru dan siswanya; atau

dalam pendekatan program, semua mitra yang berbeda-beda. Kebanyakan

program AI akhirakhir ini dimulai dengan apa yang disebut sebagai AI

Summit.12

Menurut Dove dalam teorinya adalah budak tradisional sangat dan

selalu terkait dengan proses perubahan ekonomi, sosial, dan politik dari

masyarakat.13 Dove mengkategorikan dalam empat kelompok yakni agama

tradisional, ekonomi, lingkungan hidup, dan perubahan sosial. Empat kategori

tersebut merupakan bagian dari pembangunan di indonesia.

Kategori lingkungan hidup dalam pembangunan merupakan peran nilai-

nilai tradisional dalam menjaga lingkungan hidup. Kategori ini juga

mendorong penggunaan sumber daya alam secara terjaga. Dalam kategori

budaya tradisional dan perubahan sosial merupakan masyaakat tradisional

pada dasarnya memiliki ciri yang dinamis. Masyarakat tradisional tersebut

mengalami peubahan sosial yang terus menerus sesuai dengan tantangan

internal dan kekuatan eksternal yang mempengaruhinya. Budaya trtadisional

merupakan salah satu proses pembanguna yang ada di masyarakat. Budaya itu

bisa seperti gotong royong, kerja bakti, ronda, kerukunan, dll.

12

Christoper Dereau, Pembaru Dan Kekuatan Lokal Untuk Pembangunan. (TT: Australian Community Development And Civil Society Strengthening Scheme (ACCESS) Phase II, 2013)hal. 67

13

(28)

18

Potensi generasi muda dalam proses pembangunan desa yaitu : 14

1. Idealisme dan daya kritis

Proses idealisme yang ada di jiwa pemuda merupakan kelebihan untuk

melihat lingkungan sekitar. Penglihatan pemuda bisa dari tatanan masyarakat

atau realitas masyarakat. Dengan adanya idealisme pemuda maka mereka bisa

berfikir kritis untuk merubah atau memperbaiki tatanan masyarakat. Daya

kritis pemuda bisa menghasilkan gagasan baru bagi masyarakat /

pembangunan desa. Proses idealisme dan daya kritis pemuda juga dilandasi

dengan rasa tanggung jawab yang seimbang.

2. Dinamika dan kreativitas

Pada generasi pemuda terdapat idealisme merupakan potensi kreativitas

di pemuda. Kreativitas yang ada di pemuda mempunyai kemampuan dan

kesediaan untuk mengadakan perubahan. Selain perubahan juga mempunyai

pembaharuan dan penyempurnaan serta mengemukakan gagasan yang baru.

Kreativitas digabungkan menjadi satu disebut dengan keterampilan sosial.

Keterampilan sosial adalah kemampuan individu untuk berkomunikasi

efektif dengan orang lain baik secara verbal maupun nonverbal sesuai dengan

situasi dan kondisi yang ada pada saat itu, di mana keterampilan ini

merupakan perilaku yang dipelajari.

Sikap kemandirian dan disiplin murni (self discipline) Generasi muda

memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan tindakannya.

Kemandirian mana perlu dilengkapi dengan kesadaran disiplin murni pada

14

(29)

19

dirinya, agar dengan demikian mereka dapat menyadari batas-batas yang

wajar dan memiliki tenggang rasa.

3. Terdidik

Walaupun dengan memperhitungkan faktor putus sekolah,secara

menyeluruh baik dalam arti kualitatif dan kuantitatif,generasi muda secara

relative lebih terpelajar karena lebihterbukanya kesempatan belajar pada

generasi muda.15

4. Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan bangsa

Keanekaragaman generasi muda merupakan cermin dari

keanekaragaman masyarakat Indonesia, dapat merupakan hambatan jika hal

ini dihayati secara sempit dan eksklusif. Tapi keanekaragaman masyarakat

Indonesia, dapat merupakan potensi dinamis dan kreatif jika keanekaragaman

itu ditempatkan dalam rangka integrasi nasional berdasarkan atas semangat

dan jiwa sumpah pemuda serta kesamaan semboyan Bhineka Tunggal Ika.

C. Teori Pemberdayaan Berbasis Aset

Pendekatan berbasis aset memasukkan cara pandang baru yang lebih holistik

dan kreatif dalam melihat realitas, seperti melihat gelas setengah penuh;

mengapresiasi apa yang bekerja dengan baik di masa lampau, dan menggunakan apa

yang kita miliki untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.16

Pendekatan ini lebih memilih cara pandang bahwa suatu masyarakat pasti

mempunyai sesuatu yang dapat diberdayakan. Bahkan masyarakat Nelayan yang

15

Mawardi, Nurhidayati, Ilmu Alam Dasar, Ilmu Social Dasar, Ilmu Budaya Dasar

(Bandung: CV Pustaka, 2009),hal. 280

16

(30)

20

sedianya berpendidikan tidak tinggi pada dasarnya bisa mengolah potensi yang ada

pada mereka. Hanya saja kesadaran akan potensi tersebut sering kali tertutup oleh

karena tekanan yang ada, dan juga keengganan untuk bangkit dari titik nyaman yang

selama ini telah menjadi kebiasaan yang mereka lakukan.

Aset adalah segala sesuatu yang berharga, bernilai sebagai kekayaan

atau perbendaharaan.Segala yang bernilai tersebut memiliki guna untuk

memenuhi kebutuhan. Pendekatan berbasis aset membantu komunitas melihat

kenyataan mereka dan kemungkinan perubahan secara berbeda.

Mempromosikan perubahan fokus pada apa yang ingin mereka capai dan

membantu mereka menemukan cara baru dan kreatif untuk mewujudkan visi

mereka. Datangnya fasilitator pada komunitas mereka tidak hanya sekedar

sebagai pengamat yang melihat keseharian mereka. Akan tetapi ikut berperan

penting dalam mendorong kemandirian para Nelayan dalam menemukan dan

memanfaatkan potensi yang mereka miliki selama ini. Perlu diperhatikan

dalam hal ini adalah bukan fasilitaor yang menjadi tokoh utama, akan tetapi

masyarakatlah yang menjadi actor penting untuk menuju perubahan yang

diinginkan. Tugas fasilitor bagaimana membangun paradigma diantara

mereka dan membangun komunitas mereka menjadi lebih baik.

Dengan mempelajari bagaimana menemukan dan mendaftar aset

komunitas dalam beberapa kategori tertentu (misalnya aset pribadi, aset

asosiasi atau institusi), warga komunitas belajar melihat kenyataan mereka 20

sebagai gelas yang setengah penuh.Sebelumnya, mereka melihat kebutuhan

(31)

21

kesempatan. Dorongan-dorogan perlu dilakukan agar mereka lebih mampu

melihat potensi mereka ketimbang permasalahan hidup yang mereka hadapi

selama ini.Karena masyarakat Nelayan sudah terbiasa dalam keseharianya

memikirkan masalah terlebih dahulu disamping peluang yang dapat mereka

jalankan.

Dalam kaitan ini, sengaja sumberdaya dikaji dalam lima dimensi yang

biasa disebut Pentagonal Asset, yaitu :

a. Aset fisik

Yaitu sumberdaya yang bersifat fisik biasanya lebih dikenal dengan

sumberdaya alam. Dalam hal ini keadaan bentang alam dusun bunut itu

sendiri.Sejatinya alam bunut sangat mendukung pengembangan usaha

Nelayan.Seperti yang diungkapkan Sulaiman, salah satu tokoh masyarakat

setempat, bahwa dulunya dusun bunut merupakan daerah yang terbanyak

penghasil ikan.

Walaupun saat ini para nelayanpun sudah banyak yang berkurang,

namun masih banyak warga sebagian yang masi ber oprasi menangkap Ikan

di laut. Potensi ini tentu saja masih bisa dikembangkan jika masyarakat secara

sadar tahu akan pentingnya pengembangan wilayah mereka sebgai Pasar ikan

terbesar di Desa Dekat Agung.

b. Aset ekonomi (financial asset)

yaitu segala apa saja yang berupa kepemilikan masyarakat terkait

dengan keuangan dan pembiayaan, atau apa saja yang menjadi milik

(32)

22

pendampingan ini, asset pekerjaan masyarakat juga digolongkan dalam asset

ekonomi yang Nelayan miliki.Setiap kegiatan ekonomi tentu saja adalah asset

bagi mereka.Karena dari sinilah mereka bisa memenuhi kebutuhanya.

Kehidupan mereka selama bertahun-tahun inilah yang patut mereka

sadari sebagai potensi. Masyarakat perlu menyadari bahwa selama ini mereka

ternyata bisa survive atau bertahan di tengah-tengah gempuran permasalahan

ekonomi yang tiada henti menerpa mereka. Secara tidak langsung naluriah

manusia selalu mencari jalan ketika terdapat suatu masalah.Namun kenapa

harus menunggu masalah dulu untuk mendapatkan solusi, jika para Nelayan

ini telah hidup sekian lama, dan tentunya mempunyai

pengalaman-pengalaman hidup yang bisa menjadi pelajaran di kehidupan sekarang ini.

c. Aset Lingkungan

Segala sesuatu yang mengelilingi atau melingkupi masyarakat yang

bersifat fisik maupun nonfisik. Aspek fisik disini dapat diartikan segala

sesuatu yang berada di lingkungan Desa Dekat Agung.Letak desa yang sangat

strategis menjadikan peluang yang besar untuk mengembangkan perdagangan

ikan di masyarakat sekitar.

d. Aset manusia

Yaitu potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan

perananya sebagai makhluk sosial.Dalam hal ini ketrampilan mereka

menjajakan daganganya tentu tidak serta merta asal muncul dalam diri

mereka.Ketrampilan sebagai marketing yang dimiliki para nelayan bisa

(33)

23

nelayan.Potensi jumlah penduduk yang besar juga menjadi asset tersendiri

dalam.pengembangan kembali Desa ini sebagai sentra penjual ikan. Dari

semua itu adalah pengetahuan para nelayan yang selama ini menjadi

kehidupan sehari-hari mereka.Secara tidak langsung pengetahuan masyarakat

semakin berkembang seirning berkembangnya ilmu pengetahuan dan

teknologi.

e. Aset sosial

Aset sosial yaitu segala hal yang berkenan dengan kehidupan bersama

masyarakat, baik potensi-potensi yang terkait dengan proses sosial maupun

realitas yang sudah ada. Para Nelayan disana merupakan kesatuan sosial

yang secara nyata tidak terorganisir. Pengorganisasian para Nelayan yang ada

di sana belum pernah dilakukan. Seperti yang diungkapkan Arip (48 tahun),

bahwa para Nelayan tidak pernah atau jarang berkumpul. Selama ini mereka

hanya akan berkumpul ketika akan menerima bantuan.

Hal ini membuat para Nelayan itu bekerja sendiri-sendiri dan sulit

untuk berkembang.Ketika salah satu Nelayan tertimpa masalah tidak banyak

yang bisa membantu.Hanya karena jiwa sosial yang tinggi antar warga saja

yang tetap hidup dalam kehidupan sehari-hari mereka. Sikap kekeluargaan

yang peduli akan sesama yang mendorong mereka untuk saling

bantu-membantu satu sama lain ketika tertimpa suatu masalah atau musibah.

Dengan pendekatan ABCD, setiap orang didorong untuk memulai

proses perubahan dengan menggunakan aset mereka sendiri. Harapan yang

(34)

24

sendiri tawarkan, yaitu sumber daya apa yang mereka bisa identifikasi dan

kerahkan. Mereka 24 kemudian menyadari bahwa jika sumber daya ini ada

atau bisa didapatkan, maka bantuan dari pihak lain menjadi tidak penting.

Komunitas bisa memulainya sendiri besok. Proses ini membuat mereka

menjadi jauh lebih berdaya.17

Pendekatan berbasis aset mencari cara bagi individu dan seluruh

komunitas berkontribusi pada pengembangan mereka sendiri dengan :

a. Menggali dan memobilisasi kapasitas dan aset mereka sendiri.

b. Menguatkan kemampuan sendiri untuk mengelola proses perubahan

dengan memodifikasi dan memperbaiki struktur organisasi yang ada.

c. Mendorong mereka yang menginginkan perubahan untuk secara jelas

mengartikulasi mimpi atau memvisualisasikan perubahan yang ingin

mereka lihat dan memahami bagaimana mereka bisa mencapainya.18

Walau begitu, semua metode secara umum memiliki tiga proses kunci,

dengan penekanan yang berbeda-beda di tiap metode. Proses kunci

pendekatan berbasis aset adalah energi masa lampau, daya tarik masa depan,

dan persuasi masa kini.19

Pendekatan bertumpu pada kekuatan melengkapi seseorang dengan cara

istimewa dalam melihat kehidupan sehari-hari. Cara kita merespon segala

sesuatu akan berubah, baik dalam pikiran pribadi, obrolan dan interaksi

17

Cristoper dereu, 2013. Pembaru dan kekuatan local utuk pembangunan.TT: Australian Community Development and Civil Socioety Strengthening Scheme (ACCESS) PhaseII, Hal.109

18

Ibid, hal. 15

19

(35)

25

dengan oranglain, maupun terhadap situasi-situasi yang sehari-hari dihadapi,

serta dapat melahirkan 25 berbagai peluang. Di saat menghadapi peluang,

pendekatan berbasis aset membantu kita fokus pada apa yang penting dan

membangkitkan energi positif yang dibutuhkan agar tetap terinspirasi dan

bisa memanfaatkan peluang yang ada semaksimal mungkin.

Sebaliknya pada saat kita menghadapi masalah atau ketidakpastian,

pendekatan aset membantu kita menemukan bagaimana memandang bukan

masalah itu yang harus menjadi fokus masyarakat. Akan tetapi melihat sisi

lain. Yakni potensi yang masih terkandung dalam kehidupan masyarakat.

Karena terkadang masyarakat sendiri tidak menyadari akan potensi yang

dimilikinya.

Pendekatan ini lebih dari sekedar cara berpikir positif yang mengajak

kita memiliki sikap positif terhadap kehidupan dan masa depan. Berpikir

bertumpu pada kekuatan mendorong kita bertindak positif di masa sekarang.

Pendekatan berbasis aset meletakkan kekuasaan yang terkandung di dalam

aset diri, interpersonal dan situasi kita masing-masing ke dalam tangan kita

sendiri agar dapat berkembang dan merengkuh masa depan terbaik yang ingin

diciptakan.

Berbeda lagi dengan berfikir pada masalah.berfikir bertumpu pada

masalah memusatkan semua perhatian kita pada apa yang mengganggu dan

apa yang tidak bekerja. Meskipun kita mungkin bisa terlindungi dari bahaya

dengan berfikir bertumpu pada masalah, seringkali cara berfikir seperti ini

(36)

26

terserap, dan selalu ada kecurigaan bahwa masalah, bahaya atau kekecewaaan

senantiasa siap menimpa kita.Secara tidak sadar, kita menjadi terbiasa untuk

merasa tidak 26 nyaman dan curiga, sehingga lama kelamaan bisa menjadi

buta terhadap peluang-peluang yang ada karena membatasi diri.20

Dalam aktivitas pemberdayaan masyarakat dukungan fasilitas yang

bersifat fisik, seperti modal usaha, teknologi, dan pelatihan lebih dipahami

sebagai sarana penunjang untuk mencapai tujuan pemberdayaan.Esensi

pemberdayaan sebenarnya sangat terkait erat dengan rekayasa social (social

enginering) dan perubahan kebudayaan masyarakat. Dengan memahami kedua unsur yang membangun esensi pemberdayaan ini, aktivitas

pemberdayaan diarahkan untuk menyiapkan masyarakat memiliki

carapandang, wawasan, metode berfikir, dan perilaku budaya yang bersifat

progresif, peka, dan berorientsi masa depan, sehingga meereka mampu

mendayagunakan seluruh potensi sumber daya yang dimiliki dan yang

tersedia di lingkungannya untuk mencapai tujuan pemberdayaan, yaitu

kemandirian dan memanusiawikan manusia yang dicapai secara efektif.

Karena tujuan pemberdayaan dikontruksikan seperti di atas, maka

aktivitas pemberdayaan masyarakat didasarkan pada prinsip-prinsip tatanan

pemikiran (paradigma) sebagai berikut.

Pertama, aktivitas pemberdayaan masyarakat merupakan aktualisasi dari tanggung jawab moral, filosofis, dan etis dari siapa pun atau lembaga

20

(37)

27

mana pun terhadap sesame warga masyarakat yang tertimpa ketidak

berdayaan. Kewajiban dan kebijakan social ini ditujukan untuk membebaskan

mereka dari ketidak berdayaan dan meningkatkan kualitas kehidupannya.

Karena itu asas-asa pemberdayaan adalah komitmen kemanusiaan, keadilan

social, dan demokrasi parsitipatif.

Kedua, aktivitas pemberdayaan adalah suatu proses social, sehingga kegiatan pemberdayaan tidak dapat dilakukan secara instan atau polaroid,

tanpa perencanaan yang komprehensif, dengan dimensi waktu yang memadai.

Untuk itu, diperlukan pendampingan yang berkelanjutan sampai masyarakat

yang diberdayakan tersebut mencapai tingkat kemandirian relative. Dalam hal

ini, tugas-tugas fasilitator pemberdayaan pemberdayaan menjadisangat

penting.

Ketiga, aktivitas pemberdayaan harus berbasis pada potensi sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat dan lingkungannya. Oleh sebab itu,

dipeerlukan kegiatan-kegiatan yang dapat menunjangnya, yakni pemetaan

potensi sumber daya social dan sumber daya lingkungan, serta pemahaman

yang tepat terhadap struktur social masyarakat, pranata, model kepemimpinan

local, dan aspek-aspek budaya lainnya.

Keempat, kegiatan pemberdayaan harus ditunjang oleh hubungan dan

jaringan kemitraan yang luas (partnership building) dengan para pemangku

kepentingan terkait (stakeholders), seperti pemerintah, perguruan tinggi,

(38)

28

kepentingan sangat diperlukan untuk mengorganisasi kontribusi sumber daya

yang diberikan dan mengefektifkan pengelolaannya dalam rangka pencapaian

tujuan pemberdayaan.

Kelima, agar kegiatan pemberdayaan berjalan secara efektif dan efisien, diperlukan rumusan strategi atau model yang bersifat kontekstual, berbasis

modal social-budaya masyarakat local, dan berorientasi kebutuhan riil yang

mendesak dari masyarakat yang akan diberdayakan. Strategi dan model

pemberdayaan ini menjadi referensi, kerangka aktivitas, dan rel berjalannya

proses pemberdayaan masyarakat.21

D. Dakwah Dalam Pemberdayaan

Di masa sekarang masyarakat mulai mengalami kemajuan, mulai

teknologi, pola pikir, gaya hidup, sera pengaruh globalisasi. Setiap kemajuan

yang dialami oleh masyarakat, juga memiliki peranan besar. Bukan hanya

peranan, sebagian masyarakat pun belum bisa merasakan dampak akibat

kemajuan perkembangan zaman modern ini.

Di balik kemajuaan saat ini ada tirai permasalahan yang tersimpan.

Mulai dari masalah ekonomi, stratafikasi sosial, budaya, hingga agama.

Adanya kemajuan ini berdampak pada kehidupan masyarakat pula. Maka dari

itu, harus diadakan pendampingan yang berpihak kepada masyarakat. Entah

itu dengan cara berdakwah atau memberi sosialisasi. Berkomunikasi yang

baik diharapkan pula untuk mengubah cara pandang mereka pada kemajuaan

saat ini.

21

(39)

29

Dakwah merupakan bagian penting bagi umat saat ini. Dakwah menjadi

obat bagi manusia ketika dilanda kegersangan spiritual, rapuhnya akhlak,

maraknya korupsi, kolusi dan manipulasi, ketimpangan sosial, kerusuhan,

kecurangan, dan sederet tindakan-tindakan tidak terpuji lainnya. Bukan hanya

itu, seorang fasilitator maupun da‟i harus memahamai latar belakang objek

dampingannya atau dakwahnya.22 Adapun sifat-sifat dasar dakwah adalah :

1. Dakwah bersifat persuasif, bukan koersif

Berusaha mempengaruhi manusia untuk menjalankan agama sesuai

dengan kesadaran dan kemauannya sendiri bukannya dengan jalan

koersif/paksaan.

2. Dakwah ditujukan kepada pemeluk Islam dan non Islam

Berusaha menyebarkan dan meratakan rahmat Allah kepada seluruh

penghuni alam raya. Oleh karena itu dakwah ditujukan baik kepada

orang-orang yang sudah beragama Islam untuk meningkatkan kualitas

imannya maupun kepada orang-orang Non Islam ntuk menerima

kebenaran Islam.

3. Dakwah adalah anamnesis

Berupaya mengembalikan manusia kepada sifat aslinya yang fitri (suci),

(40)

30

Dakwah tidak boleh mempunyai sasaran lain tetapi dengan berhati-hati

dan penuh kesungguhan mencoba mencari suatu pengakuan maupun

persetujuan yang tulus ikhlas tentang apa yang diajaknya.

5. Dakwah adalah rationally necessary

Suatu penyajian penilaian kritis bagi nilai-nilai kebenaran atau fakta

tentang metafisik dan etik serta relevansinya bagi manusia.23

Teori dakwah qabailiyah, yaitu proposisi hasil penelitian dengan

menerapkan metode istinbath, iqtibas, dan istiqra mengenai proses dakwah

yang terjadi antar suku dan budaya yang berlainan antara mad‟u dan da‟inya,

namun masih dalam wilayah kesatuan bangsa. Dakwah semacam ini dapat

berlangsung dalam konteks dakwah fardiyah, fi’ah, hizbaiyah maupun

ummah.24

Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses di mana

masyarakat, khususnya mereka yang kurang memiliki akses ke sumber daya

pembangunan, didorong untuk meningkatkan kemandiriannya di dalam

mengembangkan perikehidupan mereka. Pemberdayaan masyarakat juga

merupakan proses siklus terus-menerus, proses partisipatif di mana anggota

masyarakat bekerja sama dalam kelompok formal maupun informal untuk

berbagi pengetahuan dan pengalaman serta berusaha mencapai tujuan

bersama. Jadi, pemberdayaan masyarakat lebih merupakan suatu proses.25

23

Hasan Bisri, Ilmu Dakwah,(Surabaya:Fak. Dakwah IAIN Sunan Ampel,1998),hal.15-19

24

Muhammad Sulthon, Desain Ilmu Dakwah (Semarang: Pustaka Belajar,2003), hal.117

25

(41)

31

Dakwah dalam pemberdayaan diharapkan untuk mengubah cara pikir

masyarakat agar tetap sadar bahwa mereka dalam tingkatan yang sedang

dijajah. Kebanyakan yang terjadi bahwa setiap berdakwah hanya

mementingkan da‟inya saja, namun tidak berpihak kepada mad‟unya.

Berdakwah hanya mementingkan satu individu dan tempat berdakwah pun

selalu di tempat suci seperti tempat ibadah. Da‟inya pun dipilih bukan da‟i

sembarang, harus memiliki ilmu agama yang mumpuni, meski terkadang

ucapan dakwahnya tidak sesuai perbuatannya.

Berbeda dengan dakwah dalam pemberdayaan. Dakwah dalam

pemberdayaan tidak mementingkan semua karakteristik seperti itu. Petani,

pedagang, mahasiswa, buruh pabrik dapat menjadi da‟i dalam memberi

contoh kepada masyarakat. Apabila perbuatan mereka sama dengan ucapan

dan selalu berpihak kepada kondisi masyarakat. Bukan hanya berdakwah,

namun berperan aktif dalm perubahan kondisi sosial ekonomi. Bukan pula di

tempat ibadah, namun di segala tempat bisa dijadikan untuk berdakwah. Da‟i

dalam artian pemberdayaan ikut berpartisipasi kemampuan masyarakat dan

memperjuangkan mereka untuk bangkit dan menopang pertumbuhan kolektif

(42)

Mendorong manusia agar berbuat kebijakan dan mengikuti petunjuk, menyeru mereka untuk berbuat kebajikan dan mencegah mereka dari perbuatan mungkar agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akherat” (Syekh Ali Makhfudz / Khadijah Nasution, 1970 : 17 )

Masing-masing daerah perlu diberi kesempatan menumbuhkembangkan

kepentingan dan cita-citanya sendiri. Suatu daerah misalnya, dapat saja

mencanangkan cita-cita untuk menjadi salah satu kekuatan ekonomi tertentu

dalam tata ekonomi nasional melalui program-program pembangunan

intensifikasi dan diversifikasi pertanian atau agribisnis. Atau, dapat juga

mencita-citakan untuk menjadi salah satu kekuatan ekonomi yang tangguh

melalui industrialisasi. Namun demikian, pencanangan cita-cita tertentu

semacam itu seharusnya dikaitkan antara lain dengan latar belakang historis,

letak geografis, dan potensi perkembangannya sehubungan dengan

faktor-faktor penunjang yang dimilikinya.27

Dakwah dalam pemberdayaan mengharapkan masyarakat ikut berperan

aktif juga. Bukan hanya da‟i atau fasilitator yang bekerja, namun bersama

-sama menciptakan tujuan yang diinginkan. Masyarakat pun bukan dijadikan

sebagai “objek”, melainkan harus terlibat dalam proses perubahan dan

pembuatan keputusan. Masyarakat adalah sebagai subyek utama, bukan da‟i

atau fasilitator. Masyarakat yang harus menentukan jalannya pembangunan

26

Hasan Bisri, Ilmu Dakwah, hal.1

27

(43)

33

dalam bentuk apapun, karena itu gerakan pemberdayaan bernilai tinggi dalam

rangka mempertimbangkan inisiatif dan perbedaan lokalitas.28 Usaha untuk

mencapai masyarakat yang ideal dari kenyataan yang ada, yang umumnya

dikatakan tidak manusiawi, telah menciptakan energi perubahan (akibat putus

asa, perlawanan, dan balas dendam).29

28

Agus Afandi dkk, Dasar-dasar Pengembangan Masyarakat Islam (Surabaya:IAIN SA PRESS,2013),hal.82

29

Ginandjar Kartasasmita, Siswono Yudohusodo dkk, Pembaruan dan Pemberdayaan

(44)

34

BAB III

PROFIL KOMUNITAS

A. Letak Geografis Dan Lingkungan Alam

Desa Dekat Agung adalah sebuah desa yang terletak di kecamatan

Sangkapura kabupaten Gresik Provensi Jawa Timur. Jarak Pusat pemerintah

Desa Dekat Angung jaraknya kurang lebih 12 Km ke kantor Kecamatan

Sangkapura, sedangkan jarak ke Ibu Kota kabupaten kurang lebih 134 Km

Tabel 3.1

Batas Wilayah Desa Dekat Agung Kecamatan Sangkapura

BATAS DESA KECAMATAN

Utara Teluk Jati Dawang Tambak

Selatan Kumalasa Sangkapura

Timur Suwari Sangkapura

Barat Laut Jawa -

Sumber Data: Profil Desa Dekatagung sangkapura 2015

Desa Dekat Agung ini juga memiliki beberapa dusun yaitu:

1. Dusun Duwak

2. Dusun Pamasaran

(45)

35

4. Dusun Bangkalan

5. Dusun Gili

6. Dusun Bangsal

7. Dusun Prapattunggal

8. Dusun Tajung Mulya

Desa Dekat Agung mempunyai luas wilayah: 701,362 Ha, dengan

rincian sebagai berikut:

1. Luas Pemukiman : 20,355 Ha

2. Luas Persawahan :15,05 Ha

3. Luas Perkebunan : 2,7 Ha

4. Luas kuburan : 1,20 Ha

5. Luas perkaranga : 3,00 Ha

6. Perkantoran :2,00 Ha

7. Lapangan : 1,00 Ha

8. Lain-lain : 678,755 Ha

Wilayah Desa Dekat Agung secara ekologis mempunyai wilayah

dengan tanah yang sangat subur sehingga tanah tersebut sangat cocok di

(46)

36

beberapa jenis tanaman lainnya, dengan jenis akar tunggal juga bisa tumbuh

subur di wilayah Desa Dekat Agung. Terdapat dua sungai yang melewati desa

dekatagung yaitu sungai laut sungai dan sungai durin yang cukup untuk

irigasi pertaniaan di desa tersebut.

Untuk menjangkau lokasi penelitian itu tidak terlalu sulit karena sudah

ada sarana trasportasi yang berupa kapal penumpang di Pelabuhan Gresik

untuk ke Pulau Bawean sehingga sampai di Kecamatan Sangkapura.

Sedangkan untuk masuk ke Desa Dekat Angung sudah ada transportasi yang

berupa angkutan desa dan juga ada ojek sepeda motor atau persewaan sepeda

motor, serta sepanjang jalan sudah beraspal jadi tidak terlalu sulit untuk

menuju ke Desa Dekat Angung.

B. Demografi

Jumlah penduduk Desa Dekat Agung tanggal 1 juli 2012 adalah 2356

jiwa Laki-laki 1197 jiwa, Perempuan 1159 jiwa. Sedangkan Jumlah

penggangguran di desa dekatagung pada tahun 2012-2013 yaitu 2.373 – 2.356

jiwa, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.2

Jumlah Penganguran Di Desa Dekat Agung

No Tahun

Jenis kelamin

JUMLAH KK

(47)

37

1 2013 1.208 jiwa 1.165 jiwa 2.373 jiwa 664 jiwa

2 2014 1.197 jiwa 1.159 jiwa 2.356 jiwa 664 jiwa

Sumber Data: Profil Desa Dekat Agung Sangkapura 2015

Tabel 3.3

Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur

No Indicator

Jumlah

Tahun 1 Tahun 2

1. 0 – 12 bulan 30 jiwa 37 jiwa

2. >1 - > 5 tahun 195 jiwa 182 jiwa

3. >5 - > 7 tahun 103 jiwa 141 jiwa

4 7 > - > 15 tahun 250 jiwa 256 jiwa

5 >15 - > 56 tahun 1.070 jiwa 1.009 jiwa

6 >56 725 jiwa 731 jiwa

(48)

38

Tabel 3.4

Jumlah Penduduk Berdasarkan Gender

No Indicator

Jenis Kelamin

Tahun 1 Tahun 2

1. Penduduk Laki – laki 1.208 jiwa 1.197 jiwa

2 Penduduk perempuan 1.165 jiwa 1.159 jiwa

Jumlah 2.373 jiwa 2.358Wa

Sumber Data: Profil Desa Dekat Agung Sangkapura 2015

C. Pendidikan

Di tinjau dari tingkat pendidikan masyarakat di Desa Dekat Agung pada

umumnya sungguh memperhatinkan karna banyaknya masyarakat yang tidak

tamat SD dan buta huruf. Akan tetapi tingkat perkembangan pendidikan dari

tahun ke tahun meningkat, hal ini di buktikan dengan meningkatnya

kesadaran warga untuk program wajib belajar 9 tahun. Untuk lebih jelasnya

(49)

39

Tabel 3.5

Tingkat Perkembangan Pendidikan Dan Sarana Pendidikan di Desa Dekat Agung Kecamatan Sangkapura

NO Indikator Sub Indikator

(50)

Sumber Data: Profil Desa Dekat Agung Sangkapura 2015

D. Gambaran Mata Pencarian Masyarakat Desa Dekat Agung

Masyarakat di Desa Dekat Agung pada umumnya memiliki mata

pencarian sebagai Tenaga kerja Indonesia. Penduduk Desa Dekat Agung yang

bermata pencarian sebagai tenaga kerja Indonesian di luar negeri sebanyak

391 jiwa, sedangkan yang bekerja sebagai tani penggarap tanah sebanyak 301

jiwa, dan yang bekerja sebagai nelayan mencapai angka 248 jiwa, Kategori

(51)

41

jenis mata pencarian lainnya. Karna pada umumnya masyarakat desa

dekatagung rata-rata memilih menjadi tenaga kerja Indonesia di luar negeri.

Perbandingan profesi atau mata pencarian masyarakat di Desa Dekat Agung

dapat di lihat pada table di bawah ini :

Tabel 3.6

Perbandingan Profesi Mata Pencarian Masyarakat di Desa Dekat Agung

No Profesi mata pencarian Jumlah

1 Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri 391 jiwa

2 Tani penggarap tanah 301 jiwa

3 Nelayan 248 jiwa

4 Pemilik Tanah 202 jiwa

5 Buruh Tani 87 jiwa

6 Pedagang 82 jiwa

7 Buruh Bangunan 64 jiwa

8 Pengrajin 12 jiwa

9 Pegawai negri sipil 7 jiwa

10 TNI 3 jiwa

(52)

42

E. Agama

Penduduk Desa Dekat Agung mayoritas memeluk Agama Islam.

Kegiatan keagamaan berjalan dengan baik dengan dukungan oleh fasilitas

berupa 3 masjid yang berada di dusun bangkalan, dusun bangsal, dusun

tajung mulya.selain itu juga da beberapa mushollah dan TPQ di setiap dusun.

Fasilitas yang ada digunakan oleh masyarakat secara optimal dalam rangka

meningkatkan keimanan, memperdalam ilmu agama dan sarana intropeksi

diri serta sarana memotivasi diri untuk menjadi seorang muslim yang lebih

baik dari waktu ke waktu.

Masjid merupakan sentral tempat peribadatan orang muslim digunakan

untuk menjalin silaturahim melalui Shalat berjama‟ah. Setelah melaksanakan

Shalat berjama‟ah, mereka saling bertukar pikiran terkait kehidupan maupun

persoalan keagamaan. Terkadang orang muslim menggunakan Masjid sebagai

tempat bermusyawarah untuk mencari solusi agar desa menjadi lebih baik dan

membahas persoalan-persoalan sosial yang ada di lingkungan masyarakat.

Pengajian akbar maupun pengajian rutin menjadi agenda utama para ta‟mir

masjid. Ketika bulan Ramadhan tiba, Masjid menjadi sentral kegiatan

keagamaan penduduk Desa Dekat Agung. Masyarakat berlomba-lomba pergi

ke Masjid untuk Sholat berjama‟ah, sementara setiap minggu sore masyarakat

beramai-ramai mendatangi masjid untuk mengikuti acara pengajian umum

(53)

43

Mushollah banyak dijumpai di Desa Dekat Agung, baik itu letaknya di

samping jalan maupun di lorong-lorong sempit. Meskipun areanya terbilang

sempit, namun memiliki segudang manfaat terutama dalam hal keagamaan.

Pada sore hari Mushollah digunakan untuk mengajar anak-anak membaca

Al-Qur‟an. Sementara hari tertentu digunakan ibu-ibu untuk mengkaji ilmu

keagamaan. Ketika menjelang peringatan hari besar islam

Musholla-mushollah berlomba-lomba mengadakan pengajian akbar yang dilaksanakan

secara bergantian. Kondisi demikian membuat masyarakat menjadikan

masyarakat memiliki kesadaran beragama yang tinggi.

F. Tradisi Atau Adat Istiadat Di Desa Dekat Agung

Masyarakat Desa Dekat Agung sangat mengedepankan gotong-royong

dalam setiap kegiatan. Gotong-royong tidak hanya terlihat dalam lingkup

menjaga kebersihan dan keamanan desa, akan tetapi juga terlihat dari

kegiatan membangun rumah seseorang. Solidaritas dan kekeluargaan antar

masyarakat terjalin amat kuat, sehingga apabila salah satu dari mereka

mengalami kesusahan yang lain ikut merasakan. Bisa diumpamakan seperti

sebuah tubuh manusia. Apabila kakinya terkena duri maka seluruh tubuh akan

merasakan sakit

. Selain itu tradisi atau kebiasaan yang begitu menonjol di masyarakat

desa Dekat Agung yaitu saling berkunjung atau silaturrahmi. Kebiasaan

saling berkunjung adalah sarana untuk saling mempererat tali persaudaraan

(54)

44

merupakan warisan dari para leluhur yang di turunkan dari generasi

berikutnya secara turun temurun kebiasaan ini tercermin dari masih

berlakunya adat saling berkunjung terutama pada saat lebaran, merayakan

pernikahan sunatan dan jenis upacara atau perayaan lainnya.

Kebiasaan berkunjung juga tercermin dari adat “Nyandek-nyandek

istilah Bawean atau menjenguk orang yang baru melahirkan atau menjenguk

orang yang sedang sakit, hingga saat ini kebiasaan saling berkunjung tersebut

masih di laksanakan oleh masyarakat desa dekatagung. Berkunjung bagi

keluarga di desa dekatagung merupakan sarana untuk mempererat tali

persaudaraan dan untuk memperkenalkan saudara pada anak-anaknya

sehingga tali persaudaraan tersebut bisa terjalin hingga anak cucu kelak di

(55)

45

BAB IV

METODE PENELITIAN DAN PENDAMPINGAN

A. Asset Bassed Community Development (ABCD)

Metode ABCD adalah pendekatan pendampingan yang mengupayakan

pengembangan masyarakat harus dilaksanakan dengan sejak awal

menempatkan manusia untuk mengetahui apa yang menjadi kekuatan yang

dimiliki serta segenap potensi dan aset yang dipunyai yang potensial untuk

dimanfaatkan. Pendekatan ABCD merupakan pendekatan yang mengarah

pada pemahaman dan internalisasi asset, potensi, kekuatan, dan

pendayagunaannya secara mandiri dan maksimal. Prinsip pengambangan

masyarakat berbasis asset (ABCD) sebagai berikut: Setengah terisi lebih

berarti, semua punya potensi, Partisipasi, Kemitraan, Penyimpangan Positif,

Berasal dari dalam masyarakat, dan Mengarah pada sumber energi.30

Asset adalah segala sesuatu yang berharga, bernilai sebagai kekayaan

atau perbendaharaan. Segala yang bernilai tersebut memiliki guna untuk

memenuhi kebutuhan.31

Asset Bassed Community Development atau (ABCD) menurut R.M. Brown ialah:Bila anda mencari masalah, anda akan menemukan lebih banyak masalah; Bila anda mencari sukses, anda akan menemukan lebih banyak

sukses bila Anda percaya pada mimpi, Anda akan merengkuh keajaiban maka

30

Nadhir Salahuddin, dkk, Panduan KKN ABCD UIN Sunan Ampel Surabaya (LPPM IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2015), hal. 26

31

(56)

46

motto kami adalah “mencari akar penyebab sukses” dan bukan “akar

penyebab masalah.32

Untuk menggali potensi-potensi masyarakat selain model yang diatas,

masih ada strategi lain yang digunakan oleh fasilitator yang dilakukan

bersama untuk terwujudnya pendampingan yang akan dilakukan bersama.

Strategi-strategi tersebut diantaranya:

Model ini memutuskan posisinya pada kekuatan dan keberhasilan diri

dan komunitas yang bertujuan merangsang kreativitas, inspirasi, dan inovasi

masyarakat untuk mendapatkan kembali masa kejayaan yang pernah mereka

peroleh dahulu. Kemampuan terkait potensi, kekuatan, keberhasilan, serta

dibarengi dengan aset yang mereka miliki akan memberikan energy positif

untuk membantu dan mengembalikan kekuatan dan keberhasilan mereka

dalam mengubah cara pandang terhadap segala sesuatu menjadi lebih baik

dalam segi berbagai hal bahwa kita mampu dan bisa merubah kondisi hidup

diri sendiri maupun orang lain.

Tahap pertama yakni discovery, yakni menemukan kembali apa yang

dimiliki dari setiap individu maupun komunitas. Tujuan dari tahap ini adalah

32

(57)

47

menemukan dan mengapresiasi energi positif yang ada disertai

keberhasilan-keberhasilan yang pernah diperoleh dengan cara menceritakan kembali

peristiwa-peristiwa penting keberhasilan masyarakat. Komunitas diajak

menceritakan dan memahami apa-apa yang telah mereka dapatkan pada masa

lalu.

Dengan dilakukan tahap ini masyarakat bisa merenungkan akan masa

kejayaan yang pernah mereka peroleh mulai dari bagaimana cara mereka

melakukan, kerja keras, proses, sampai mereka mendapatkan keberhasilan

tersebut. Dengan cara memberikan waktu untuk mereka bercerita dan

mengungkapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa

yang membanggakan.

Tahap ini perlu dilakukan dengan potensi-potensi yang dimiliki

masyarakat yang bertujuan menemukan kembali segala sesuatu yang

berkaitan dengan peristiwa-peristiwa (positif-negatif), dimana pertukaran

cerita atau pendapat dari tiap-tiap individu dalam suatu komunitas sedang

terjadi. Bila tahap ini berhasil maka langkah-langkah selanjutnya tidaklah

tertalu sulit.33

Tahap kedua yaitu dream, yakni membayangkan atau memimpikan

sesuatu yang berkaitan dengan masa depan yang ingin diwujudkan. Tahap ini

merupakan suatu cara untuk menggali apa yang diharapakan padasetiap

individu maupun komunitas. Tidak selamanya harapan mereka sama

terkadang secara kebetulan terdapat kesamaan mimpi yang mereka inginkan.

33

(58)

48

Setiap individu memiliki kesempatan menyampaikan apa harapan-harapan

dan impian-impian yang ingin dicapai. Komunitas diajak memikirkan hal-hal

yang menggugah semangat, kreatif, dan masa depanterbaik. Kemudian dari

mimpi-mimpi tersebut akan dibuat rumusan-rumusan untuk diperlihatkan

kepada komunitas inilah impian-impian yang mereka inginkan.

Dalam proses ini mereka mulai menyadari dan melihat

bagaimanamereka membangun mimpi bersama terlepas dari sektor

masyarakat mana mereka berasal. Mereka menginginkan hal yang sama untuk

mereka dan orang lain, dan mereka dapat melukiskannya dengan sangat baik

karena mereka bicara dengan bahasa yang sama, yakni mosaic gambar.

Mosaic gambar dan kata-kata inilah yang lantas diletakka pada

gambar-gambaryang menjadi ruh yang memandu tindakan-tindakan bersama

selanjutnya.34

Tahap selanjutnya, yakni design, yaitu merancang langkah-langkah

sukses untuk merengkuh masa depan yang diimpikan. Tahap ini merupakan

proses merumuskan mimpi yang besar yang ingin diwujudkan. Peserta

memilih elemen-elemen rancangan yang memiliki dampak besar,

menciptakan strategi dan rencana provokatif yang memuat berbagai kualitas

komunitas yang paling diinginkan ketika menyusun strategi

untukmenghasilkan rencana, peserta mengkolaborasikan kualitas kehidupan

bersama yang ingin dilindungi dengan hubungan yang ingin dicapai.35

34

Dani Wahyu Munggoro dan Budhita Kasmadi, Panduan Fasilitator, hal. 24

35

Gambar

Tabel 3.5 Tingkat Perkembangan Pendidikan Dan Sarana Pendidikan Di Desa Dekat Agung Kecamatan Sangkapura  ...........................................................
Gambar 1.1 :Nelayan
Gambar 1.2 : Juragan Ikan
  Tabel 3.1 Batas Wilayah Desa Dekat Agung Kecamatan Sangkapura
+7

Referensi

Dokumen terkait

Konsentrasi efektif ekstrak akar tuba adalah 0,5% terhadap hama walang sangit, tetapi jika sulit untuk mendapatkan akar tuba, ekstrak biji bengkuang dapat digunakan dengan

Dengan menggunakan counting analysis dan logit analysis dari Sawtooth Software, didapatkan usulan kombinasi atribut produk gaming mouse pada level agreggate yang dapat

Untuk evaluasi lahan untuk komoditas pertanian adalah dalam penilaian potensi atau kelas kesesuaian suatu lahan untuk komoditas pertanian dan perkebunan tertentu.. Oleh

Sistem manajemen basis data merupakan sistem pengelola data yang berfungsi untuk membentuk, mengupdate, menyimpan, mengeluarkan dan mengintegrasikan berbagai jenis

Furnace adalah alat yang berfungsi untuk memindahkan panas yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar dalam suatu ruangan ke fluida yang dipanaskan melalui

Modul Ujian Nasional Matematika SMP Insan Cendekia Madani INDIKATOR SOAL 4.1.1 Peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan mean, modus atau median pada data tunggal

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah