PEMILIHAN TABLOID NURANi SEBAGAI BACAAN BAGI MASYARAKAT DAERAH KETINTANG SURABAYA
Skripsi
Diajukan Kepada Universitas Islam Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Penyiaran Islam (S.Kom.I)
Oleh:
ANDINA FATMALA HADIYANTI
NIM: B71212061
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM JURUSAN KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
KEME|.{TERIAN AGAKIA
UT.IIVERSITAS
ISLAhI
NEGERI
SUNAI\TAJ}IPEL
SURABAYA
PERPUSTAKAAN
il. Jend. A. Yani i I 7 Suraba-va 60237 Telp. 03 1-843197: Far.031-8413300
E-l\dai l. perpuslli):uin sby. ac. id
I,EMBAR PEKNYATAAN PE.R-SH,TT{U;\-N I]UBLIKASI
ICA.RYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADE&{IS
Sebagai sivitas akademika UIN Sunan Anrpel surabaya, yang bertanda tangan di bar,vah iai, saya:
Nama NIM
I.'akultas/Jurusan
E*mail address
: 871212i161
: DaLwah dan Komunikasi
I
Komnnikasi dafl Penyiaran Islarn:
ardinahadilalti@gynail. comDemi pengembaflganilmupengetahrian, menye6jsi untuk memberikan kepartra Perpustairaan UIN Sunan Ampel Srxabaya,
Hak
Bebas Ro3r2fti Non-Ekshlusif atas karya ilmiah :Eripsi
fI 'J'esis [*I
Desertasi
f]
Lain-lain(.. .
.
...
...) ,vang berjudui :PEMIIIHAN T1ABLOID NURANi Sh]BAGAI BACAAN I]AGI h{ASYARAIC{T DAERAH
KETINTANG SUR-A.BAYA
beserta perangkat 1'ang diperlukan (bila ada). Dengan
l{ak
Bebas Royalti Ncn-Ekslusif ini PerpustaliaanUIN
$unan Ampel Surabaya berhak menr.,impaa, mengalih-media/format-kan, mengelc{an,vadalam
trentuk, pangkala;:data
(database), metdistribusikannya, rianrrrecarnpilkaflfmempubiikasikannya di Internet atau media lain secara {ulltex*ma:k kepentiagan akademis tanpa perlu meminta ijin dari sala selama tetap mericantumkan
,u*u
.n1;a senagaipenulis/pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan.
Saya bersedia untuh menansung secara pdbadi, tanpa melibatt<an pihak Perpustakaan UIN
Sunan Ampel Surabaya" segala bentuk tr"urtutarl hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta
dalam kan'a ilmiah saya ini.
Dernikian peffiyataao ini yang saya buat dengan sebenarnlz.
Sutabaya, 22 Agustus 2016 Penulis
ABSTRAK
Andina Fatmala Hadiyanti, NIM. B71212061. Pemilihan tabloid NURANi sebagai bacaan masyarakat daerah Ketintang Surabaya.Skripsi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.
Kata Kunci: Pemilihan Tabloid NURANi oleh masyarakat Ketintang
Komunikasi Penyiaran Islam adalah program studi yang mengarahkan untuk
belajar pada bidang Rektorika/Da’i, RTV (Radio dan Televisi), serta Jurnalistik.
Salah satunya adalah Jurnalistik yang lebih fokus kepada pekerjaan sebagai pemburu berita. Majalah adalah sekumpulan artikel atau kisah yang diterbitkan teratur secara berskala. Tabloid NURANi merupakan salah satu tabloid yang ada di Indonesia, tepatnya di Surabaya dan telah mempunyai cabang di beberapa wilayah. Alasan memilih daerah Ketintang sebagai daerah pemilihan untuk pembaca tabloid NURANi adalah karena selain pusat tabloid NURANi sendiri yang bertempatkan disana juga peneliti ingin mengetahui bagaimana masyarakat Ketintang sendiri dalam mengkonsumsi tabloid NURANi sebagai bacaan yang rutin untuk dibaca.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat prosentase dalam pemilihan tabloid NURANipada masyarakat daerah Ketintang Surabaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode pengumpulan datanya menggunakan angket.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat prosentase pemilihan tabloid NURANi pada masyarakat Ketintang Surabaya dikategorikan sangat rendah, dengan jumlah prosentase sebesar 0,656 %.
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ... i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iii
PENGESAHAN PENGUJI SKRIPSI ... iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 12
C. Tujuan Penelitian ... 12
D. Manfaat Penelitian ... 12
E. Konseptualisasi ... 13
F. Sistematika Pembahasan ... 17
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KONSEP MEDIA CETAK ... 19
1. Pengertian Media Cetak ... 19
a. Media Cetak ... 19
b. Sejarah Media Cetak ... 22
1. Kelebihan Media Cetak ... 23
2. Kelemahan Media Cetak ... 24
a. Lambat dan Tidak Langsung ... 24
b. Jauh ... 25
c. Tidak Akrab ... 25
d. Tidak Fleksibel ... 25
C. MEDIA CETAK ISLAM ... 26
1. Funsi Media Massa dalam Dakwah ... 27
2. Majalah ... 27
a. Jenis-Jenis Majalah ... 29
b. Majalah Sebagai Media Dakwah ... 29
3. Struktur Industri Majalah ... 30
4. Majalah Sebagai Penyampai dan Penafsir Pesan ... 31
D. MINAT ... 33
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Minat ... 35
2. Macam-Macam Minat ... 36
E. KONSUMSI MEDIA ... 44
F. KONSUMSI TERHADAP MEDIA CETAK... 45
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan JenisPenelitian... 46
B. Objek Penelitian ... 48
C. Teknik Sampling ... 48
D. Populasi dan Sampel ... 49
E. Variabel Penelitian ... 51
a. Variabel Independen ... 51
b. Variabel Dependen ... 51
F. Indikator Variabel ... 52
a. Observasi ... 53
b. Angket ... 53
c. Dokumentasi ... 54
d. Studi Kepustakaan ... 56
e. Internet Searching ... 57
H. Jenis Data dan Instrumen Penelitian ... 58
1. Jenis Data ... 58
2. Instrumen Pengumpulan Data ... 58
I. Teknik Analisis Data ... 62
1. Pengolahan Data... 62
2. Analisis Data ... 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 66
1. Letak Geografis Daerah Ketintang Surabaya ... 66
2. Visi Misi dan Tujuan Ketintang Surabaya ... 66
3. Keadaan dan Jumlah Penduduk Daerah Ketintang Surabaya ... 67
4. Gambaran Umum Perusahaan Tabloid NURANi ... 68
a. Sejarah Tabloid NURANi ... 68
b. Visi dan Misi Tabloid NURANi ... 69
c. Data Teknis ... 69
d. Jangkauan Pasar ... 70
e. Struktur Organisasi dan Job Description ... 70
B. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian... 72
1. Persiapan Penelitian ... 72
2. Pelaksanaan Penelitian ... 73
C. Analisis Data ... 74
1. Deskripsi Hasil Angket ... 74
a. Analisis Pendahuluan ... 74
b. Analisis Data ... 77
1. Uji Validitas Angket Pemilihan Tabloid NURANi ... 77
2. Uji Validitas Angket Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam ... 80
3. Uji Reabilitas Angket ... 84
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 126
B. Saran ... 126 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1: Jumlah Penduduk Masyarakat Ketintang Surabaya ... 50
Tabel 1.2: Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 57
Tabel 1.3: Alternatif Jawaban Angket ... 59
Tabel 1.4: Blue Print Skala Pemilihan Tabloid NURANi ... 60
Tabel 1.5: Blue Print Skala Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam ... 61
Tabel 1.6: Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi ... 64
Tabel 2.1: Data Teknis Perusahaan Tabloid NURANi ... 69
Tabel 2.2: Jangkauan Pasar Tabloid NURANi ... 70
Tabel 2.3: Rangkuman Data Pemilihan Tabloid NURANi dan Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam ... 75
Tabel 2.4: Uji Validitas Angket Pemilihan Tabloid NURANi ... 77
Tabel 2.5: Distribusi Butir Item Skala Pemilihan Tabloid NURANi yang Shahih Setelah Uji Item... 79
Tabel 2.6: Uji Validitas Angket Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam ... 80
Tabel 2.7: Distribusi Butir Item Skala Tabloid NURANiSebagai Tabloid Islam yang ShahihSetelah Uji Item ... 83
Tabel 2.8: Reliability Pemilihan Tabloid NURANi ... 85
Tabel 2.9: Realibility Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam ... 85
Tabel 2.10: Reabilitas Instrumen Uji Kedua Variabel ... 86
Tabel 3.2: Jawaban Responden Item ke-2 Pemilihan Tabloid NURANi ... 87
Tabel 3.3: Jawaban RespondenItem ke-3 Pemilihan Tabloid NURANi... 88
Tabel 3.4: Jawaban Responden Item ke-4 Pemilihan Tabloid NURANi ... 88
Tabel 3.5: Jawaban Responden Item ke-5 Pemilihan Tabloid NURANi ... 89
Tabel 3.6: Jawaban Responden Item ke-6 Pemilihan Tabloid NURANi ... 90
Tabel 3.7: Jawaban Responden Item ke-7 Pemilihan Tabloid NURANi ... 90
Tabel 3.8: Jawaban Responden Item ke-8 Pemilihan Tabloid NURANi ... 91
Tabel 3.9: Jawaban Responden Item ke-9 Pemilihan Tabloid NURANi ... 92
Tabel 3.10: Jawaban Responden Item ke-10 Pemilihan Tabloid NURANi ... 92
Tabel 3.11: Jawaban Responden Item ke-11 Pemilihan Tabloid NURANi ... 93
Tabel 3.12: Jawaban Responden Item ke-12 Pemilihan Tabloid NURANi ... 94
Tabel 3.13: Jawaban Responden Item ke-13 Pemilihan Tabloid NURANi ... 94
Tabel 3.14: Jawaban Responden Item ke-14 Pemilihan Tabloid NURANi ... 95
Tabel 3.15: Jawaban Responden Item ke-15 Pemilihan Tabloid NURANi ... 96
Tabel 3.16: Jawaban Responden Item ke-16 Pemilihan Tabloid NURANi ... 97
Tabel 3.17: Jawaban Responden Item ke-17 Pemilihan Tabloid NURANi ... 97
Tabel 3.18: Jawaban Responden Item ke-18 Pemilihan Tabloid NURANi ... 98
Tabel 3.19: Jawaban Responden Item ke-19 Pemilihan Tabloid NURANi ... 99
Tabel 3.20: Jawaban Responden Item ke-20 Pemilihan Tabloid NURANi ... 100
Tabel 3.21: Jawaban Responden Item ke-21 Pemilihan Tabloid NURANi ... 100
Tabel 3.22: Jawaban Responden Item ke-22 Pemilihan Tabloid NURANi ... 101
Tabel 3.24: Jawaban Responden Item ke-24 Pemilihan Tabloid NURANi ... 102
Tabel 3.25: Jawaban Responden Item ke-25 Pemilihan Tabloid NURANi ... 103
Tabel 3.26: Jawaban Responden Item ke-26 Pemilihan Tabloid NURANi ... 104
Tabel 3.27: Jawaban Responden Item ke-27Pemilihan Tabloid NURANi ... 104
Tabel 3.28: Jawaban Responden Itemke-28Pemilihan Tabloid NURANi ... 105
Tabel 3.29: Jawaban Responden Itemke-29Pemilihan Tabloid NURANi ... 106
Tabel 3.30: Jawaban Responden Item ke-1Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam ... 107
Tabel 3.31: Jawaban Responden Item ke-2Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam ... 107
Tabel 3.32 : Jawaban Responden Item ke-3Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam ... 108
Tabel 3.33: Jawaban RespondenItem ke-4Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam ... 109
Tabel 3.34: Jawaban Responden Item ke-5Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam ... 110
Tabel 3.35: Jawaban Responden Item ke-6Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam ... 111
Tabel 3.36: Jawaban Responden Item ke-7Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam ... 111
Tabel 3.37: Jawaban Responden Item ke-8Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam ... 112
Tabel 3.38: Jawaban Responden Item ke-9Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam ... 113
Tabel 3.39: Jawaban Responden Item ke-10Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam .... 114
Tabel 3.40: Jawaban Responden Item ke-11 Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam ... 115
Tabel 3.41: Jawaban Responden Item ke-12Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam .... 115
Tabel 3.42: Jawaban Responden Item ke-13Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam .... 116
Tabel 3.43: Jawaban Responden Item ke-14Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam .... 117
Tabel 3.44: Jawaban Responden Item ke-15Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam .... 118
Tabel 3.46: Jawaban Responden Item ke-17Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam .... 119
Tabel 3.47: Jawaban Responden Item ke-18Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam .... 120
Tabel 3.48: Jawaban Responden Item ke-19Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam .... 121
Tabel 3.49: Jawaban Responden Item ke-20Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam .... 122
Tabel 3.50: Jawaban Responden Item ke-21Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam .... 123
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tradisional dan modernisasi bukanlah suatu yang berlawanan atau
bertentangan, melainkan keduanya dapat berjalan bersamaan dalam proses
pembangunan. Hingga kini pengaruh dan dampak teori modernisasi yang dahulu
dijalankan oleh pemerintahan Orde Baru masih sangat terasa, meskipun telah
diganti dengan paradigma demokratisasi, sebagai bagian dari gerakan reformasi.
Dalam masyarakat informasi sebagai dampak dari revolusi komunikasi atau
informasi terjadi perubahn dalam proses komunikasi yang meliputi (1)
pengumpulan informasi; (2) penyimpanan informasi; (3) pengolahan informasi;
(4) penyebaran informasi; dan (5) balikan informasi (umpan balik). Persaingan
industri media yang semakin ketat mengharuskan media mencari kiat-kiat
spesifik untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan. Segmentasi yang
dikenal sebagai strategi untuk membidik kelompok pasar yang jelas, semakin
dikenal dikalangan industri media.
Perkembangan komunikasi massa dimulai oleh pers, disusul oleh film,
diikuti oleh radio, selanjutnya oleh televisi.1 Media adalah alat atau sarana yang
digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak.
Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian dari sumber
1
2
kepada khalayak atau penerima pesan dengan menggunakan alat-alat komunikasi
mekanis.2
Meskipun dalam perkembangan awalnya, media masih bersifat umum.
Dalam arti media tidak membidik pembaca tertentu namun pada perkembangan
berikutnya ketika pilihan konsumen media semakin beragam dan spesifik, maka
media dihadapkan pada pilihan segmen pasar tertentu. Hal ini akan cenderung
pada pencari dan pembuat berita disegala macam media yang disebut dengan
Pers. Ada pers yang untuk berita umum dan ada pula pers yang lebih
mencondongkan keislaman. Pers Islam adalah pers dengan segmentasi religius
yang tentu saja menetapkan segmenya umat Islam, yang merupakan populasi
paling banyak di Indonesia. Namun pada kenyataannya pers Islam tidak menjadi
pilihan utama bagi umat Islam sendiri.
Suatu fenomena ironis, kebanyakan pers Islam yang keberadaannya terjepit
diantara pers non-Islam/universal ditengah-tengah masyarakat muslim di
indonesia yang jumlahnya paling banyak. Terbatasnya modal, kurang
profesional, minat baca umat yang rendah, dan kurang menarik bagi kalangan
menengah ke atas, merupakan empat aspek keterbatasan pers Islam. Karena yang
lebih diutamakan adalah dakwah, segi bisnis dari penerbitan Islam kurang
mendapat perhatian. Kehadiran pers Islam yang acceptable dapat menyuarakan
aspirasi Islam, memperjuangkan nilai-nilai Islam, atau membela kepentingan
2
3
agama dan umat Islam. Hal ini menjadi bagian integral dari kemusliman
seseorang yang tidak hanya diukur secara individu tetapi juga secara sosial.
Sampai akhir abad 19, kegiatan komunikasi massa hanya dilakukan oleh
surat kabar dan majalah. Media massa lainnya belum lahir, sekarang surat kabar
dan majalah telah mengalami kemajuan yang pesat sesuai dengan perkembangan
teknologi yang semkin canggih. Kalau pada mulanya surat kabar dan majalah
hanya dicetak dengan tinta hitam, sekarang dicetak dengan banyak warna.
Teknik percetakan yang sudah semakin maju telah mengantarkan bentuk surat
kabar dan majalah semakin baik dan indah.3 Edisi perdana majalah yang
dimunculkan di Amerika pada pertengahan 1930-an, memperoleh kesuksesan
besar. Majalah telah memuat segmentasi dan membuat fenomena baru dalam
dunia media massa cetak Amerika.4
Menyeimbangkan kepentingan idealisme dan kepentingan bisnis dalam
menjalankan pers Islam, berarti dibutuhkan pengelolaan pers Islam secara
profesional. Profesional berarti idealisme atau paham yang menilai tinggi kealian
profesional khususnya, atau kemampuan pribadi umumnya, sebagai alat utama
untuk meraih keberhasilan. Pers Islam adalah bagian dari komunikasi Islami.
Komunikasi Islami adalah komunikasi yang berbasiskan pada nilai-nilai yang
bermaktub dalam al-Qur’an dan sunnah Rasululllah SAW.
3
Mafri Amir,Etika Komunikasi Massa Dalam Pandangan Islam(Jakarta: PT Logos,2009),h. 88 4
4
Adapun media massa Islam adalah produk dari suatu proses aktivitas
jurnalistik yang umumnya berupa media dakwah atau himpunan karya jurnalistik
dengan bahan baku konsep ajaran Islam yang belum tentu sesuai dengan
nilai-nilai Islam. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud pers Islam adalah segala
penerbitan yang pekerjaannya, kepemilikan, dan misinya berdasarkan para ajaran
Islam dan tujuannya untuk kebaikan dan perbaikan umat Islam.5
Dengan mempertimbangkan bahwa media adalah pesan dan pesan adalah
perpanjangan dari pikiran seseorang, maka dengan membaca media sebenarnya
kita juga membaca arus kesadaran dan impian dalam ruang dan waktu tertentu
pula. Dalam arti, kata lain media dapat membentuk opini publiknya. Kondisi
masyarakat Islam di indonesia dalam mengkonsumsi media, kebanyakan lebih
tertarik pada televisi. Hal ini berkaitan denga minat baca umat yang masih
rendah. Kalangan masyarakat yang menjadi pelanggan pers Islam adalah
masyarakatrural, kaum santri, dan aktivis organisasi.
Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama karena susunan keluasan
dan cakupan organisasi secara keseluruhan ditentukan oleh teknik komunikasi.
Dari sudut pandang ini komunikasi adalah suatu proses sosial yang mempunyai
relevansi terluas didalam memfungsikan setiap kelompok, organisasi, dan
masyarakat. Proses komunikasi dalam struktur formal tersebut pada hakekatnya
dapat dibedakan menjadi dimensi vertikal, horizontal luar organisasi. Dimensi
5
5
vertikal adalah dimensi komunikasi yang mengalir dari atas kebawah dan
sebaliknya. Sedangkan dimensi horizontal luar organisasi adalah dimensi
komunikasi yang timbul sebagai akibat dari suatu organisasi yang tidak bisa
hidup sendirian, ia merupakan bagian dari lingkungannya.
Pengetahuan dan pembelajaran akan menjadi aset pembeda pada abad ke
dua puluh satu. Suatu organisasi akan mengerti bagaimana menilai dengan cepat
informasi dan lebih penting lagi bagaimana menyaringnya, mengevaluasi,
meringkas, dan bagaimana menjadikannya kedalam suatu rencana kegiatan.
Komunikator akan mempunyai tingkat fleksibilitas dan adaptasi yang tinggi
dalam menghadapi kemajuan teknologi, serta akan meningkatkan kecakapan
dalam berhubungan dengan orang lain. Dalam kehidupan organisasi, pencapaian
tujuan dengan segala proses membutuhkan komunikasi yang efektif sehingga
komunikator dalam menyampaikan informasi berupa perintah, secara tulisan
maupun lisan sehingga mencapai sasaran dengan persepsi yang sama.
Marx yang melatarbelakangi pemikiran kritis menyatakan bahwa media
adalah tempata dimana pertarungan ideologi terjadi. Sementara Habermas
sebagai salah satu pemikir dari aliran ini menegaskan bahwa media merupakan
sebuah realitas dimana ideologi dominan dalam hal ini kapitalisme disebarkan
kepada khalayak dan membentk apa yang disebutnya sebagai kesadaran palsu
(false consciousness).6
6
6
Selain itu, ada yang mengklasifikasi jenis media dakwah menjadi dua
bagian, yaitu media tradisional (tanpa teknologi komunikasi) dan media modern
(dengan teknologi komunikasi).7 Klasifikasi jenis media dakwah diatas tidak
terlepas dari dua media penerimaan informasi yang dikemukakan oleh Al-Qur’an
dalam surat An-Nahl ayat 78, yang berbunyi sebagai berikut :
َو
َُ
ﷲ
َا
ْﺧ
َﺮ
َﺟ
ُﻜ
ْﻢ
ِﻣ
ْﻦ
ُﺑ
ُﻄ
ْﻮ
ِن
ُا
ﱠﻣ
ِﺛﺎ
ُﻜ
ْﻢ
َ
ﻻ
َﺛ
ْﻌ
َﻠ
ُﻤ
ْﻮ
َن
َﺷ
ًﺌ
ﺎ
َو
َﺟ
َﻌ
َﻞ
َﻟ
ُﻜ
ُﻢ
ﱠﺴ ﻟا
ْﻤ
َﻊ
َو
ْﺑ
َﺼ
َر ﺎ
َو
ْﻓ
ِﺌ
ﱠﺪ
َة
َﻟ
َﻌ
ﱠﻠ
ُﻜ
ْﻢ
َﺗ
ْﺸ
ُﻜ
ُﺮ
َن و
)
٧ ٨
(
Artinya :“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur,”8
Dan ada pula dari surat as-Sajdah ayat 9, yang berbunyi sebagai berikut :
ُﺛ
ﱠﻢ
َﺳ
ﱠﻮ
ُها
َو
َﻧ
َﻔ
َﺦ
ِﻓ
ِﻣ
ْﻦ
ُر
ِﺣ و
َو
َﺟ
َﻌ
َﻞ
َﻟ
ُﻜ
ُﻢ
ﱠﺴ ﻟا
ْﻤ
َﻊ
َو
ْﺑ
َﺼ
َر ﺎ
َو
ْﻓ
ِﺌ
َﺪ
َة
َﻗ ِﻠ
ً
ﻼ
َﻣ
ﺎ
َﺗ
ْﺸ
ُﻜ
ُﺮ
َن و
)
٩
(
Artinya :“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan kedalamnya roh
(ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi kamu sedikit sekali bersyukur,”
7
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, Edisi Revisi (Jakarta: Kencana Prenada Media Group), h. 407. 8
7
Kedua ayat ini menjelaskan bagaimana Allah SWT sudah memberikan
kesempurnaan yang luar biasa kepada manusia agar dapat menggunakannya
dengan sebaik mungkin. Dan memanfaatkan pemberian Allah ini, agar manusia
dapat menambahkan wawasannya tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga
untuk orang-orang yang berada disekitarnya.
Satu kategori keturunan unik, membahas tentang majalah. Majalah adalah
sekumpulan artikel atau kisah yang diterbitkan teratur secara berskala. Fanzine
atau zine disebut sebagai hobi membaca pada satu topik tertentu. Didalam
sebagian besar, majalah terdapat ilustrasi. Menampilkan beragam informasi,
opini, dan hiburan konsumsi massa.
Beberapa majalah bertujuan untuk menghibur, dalam bentuk fiksi (cerpen,
cerbung, dll) puisi, fotografi, kartun, artikel atau memberi informasi lainnya serta
panduan. Majalah dirancang untuk disimpan dalam waktu yang lebih lama
dibandingkan dengan surat kabar (koran). Sebagian besar majalah memiliki
sampul yang menampilkan gambaran atau potret bukan berita umum.
Majalah telah menjadi motivator visual dan jurnalistik. Kebanyakan
majalah yang dijual dirak-rak kios dan toko buku (newsrack) ditujukan untuk
audien yang lebih sempit. Majalah yang disponsori dan jurnal dagang atau
Industri (trade journal) jumlahnya melebihi majalah newsrack. Majalah terus
mengalami demasifikasi. Majalah mungkin akan kehilangan pengaruhnya dalam
8
Hanya sedikit majalah yang memenuhi standart kaum elite (excellent).9
Berbeda dengan koran, yang diorientasikan untuk kota tempat koran itu
diterbitkan. Majalah pada masa awal ini menciptakan audien nasional. Literatus
besar dan ide-ide besar lainnya masuk dalam format majalah yang berbeda
dengan buku, dapat dijangkau oleh hampir semua orang. Para pengiklan
memanfaatkan majalah untuk membangun pasar nasional. Media massa lainnya
tidak dapat melakukan hal itu secara efektif. Hanya sedikit buku yang memuat
iklan. Koran dengan sedikit perkecualian, hanya menyampaikan iklan untuk
pembaca lokal.
Majalah custom adalah penciptaan majalah yang secara spesifik dirancang
untuk suatu perusahaan yang berusaha menjangkau khalayak yang dibatasi secara
sempit, seperti pelanggan yang diberi perhatian atau pembeli atau pelanggan
potensial. Ada pula majalah online (webzines) telah muncul dan memungkinkan
konvergensi antara majalah cetak dengan internet. Banyak majalah dengan edisi
online yang menawarkan fitur interaktif khusus, dan tidak tersedia untuk
pembacanya dalam versi cetak.10
Majalah umum, majalah industri, majalah konsumen, tiga tipe majalah
yang sudah umum diketahui banyak orang bahkan dijadikan langganan. Majalah
seringkali menjadi pelopor perubahan. Ketika perubahan sosial, ekonomi, atau
teknologi mulai membentuk budaya, majalah sering menjadi media yang pertama
9
William L. Rivers, Theodore Peterson, Jay W. Jensen,Media Massa dan Masyarakat Modern, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008) h. 73.
10
9
sekali bergerak. Namun, terpusat pada peminatan dan pasar yang lebih kecil.
Para penulisnya mencari tren baru.
Penerbit dapat lebih cepat dibandingkan dengan media yang lain, dalam
menambahkan atau mengurangi judul yang ditujukan pada segemen atau minat
khalayak yang spesifik. Majalah benar-benar merupakan medium massa nasional
pertama di Amerika, dan seperti buku, majalah berfungsi sebagai suatu kekuatan
penting dalam perubahan sosial terutama dalam era muckraking (mencari dan
mempublikasikan informasi terbaru skandal tentang orang-orang terkenal).
Tabloid NURANi merupakan salah satu tabloid yang ada di Indonesia,
tepatnya di Surabaya dan telah mempunyai cabang di beberapa wilayah, di
antaranya adalah di Jakarta dan Jawa Tengah. Secara historis, pendirian Tabloid
Nurani pertama kali dipelopori oleh H. Imaman Nasy Uri dan Hasri Aska di
Surabaya pada tahun 2000. Secara umum Tabloid NURANi mempunyai tujuan
untuk menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat tentang agama. Tujuan
ini kemudian diaplikasikan ke dalam visi misi yang dikembangkan oleh Tabloid
NURANi, yakni memberikan pengetahuan dan wawasan tantang agama Islam
yang benar kepada masyarakat, terutama dalam hal membina keluarga sakinah,
menyelamatkan generasi muda dari arus globalisasi, menyiapkan pendidikan
anak, masalah agama yang sedang aktual, dan lain sebagainya.11 Hal ini
didasarkan pada pertimbangan bahwa masyarakat sangat membutuhkan
11
10
pengetahuan dan wawasan tentang agama sebagai pedoman dan tuntunan dalam
kehidupan sehari-hari, lebih-lebih di era sekarang yang sarat akan krisis moral.
Tabloid NURANi yang akan diteliti berada di daerah Ketintang baru III
Surabaya. Peneliti mengambil Tabloid NURANi karena tabloid inilah yang
selalu menarik perhatian orang banyak dan masyarakat sekitar dibandingkan
dengan tabloid/majalah yang lainnya. Dan tabloid ini pula yang tetap berdiri dan
tetap ada selama 15 tahun lamanya sebagai salah satu media cetak modern yang
digemari oleh kalangan wanita pada umumnya.
Tabloid NURANi juga termasuk salah satu majalah di Jawa Timur yang
tetap sukses bersaing hingga sampai saat ini. Jika dibandingkan dengan dengan
tabloid/majalah lain yang bisa diketahui mulai memudar perkembangan untuk
menjadi salah satu media cetak, mereka semua kebanyakan beralih menjadi
media online. Dan bahkan ada beberapa yang gulung tikar akibat kemajuan
teknologi yang sangat pesat. Membuat orang-orang lebih memilih media online
yang bisa dicari mudah hanya bermodal gadget dan pulsa, dibandingkan harus
membeli majalah terlebih dahulu.12
Tabloid ini akan dikaitkan dengan sebuah desa disekitar tabloid NURANi
berada. Yaitu desa Ketintang Kelurahan Gayungan. Ketintang adalah sebuah
kelurahan di wilayah Kecamatan Gayungan, Kota Surabaya, Provinsi Jawa
Timur. Di wilayah Ketintang terdapat kampus Universitas Negeri Surabaya.
Sebagian daerah Ketintang berada di sekitar bantaran Kali Mas. Di sini terdapat
12
11
banyak sekali toko-toko yang menyediakan berbagai macam kebutuhan. Nama
Ketintang berasal dari thing dan thang, suatu onomatope untuk menyebut bunyi
dentingan besi. Konon, di daerah ini pernah berdiam empu keris bernama Ki
Wijil, yang mengerjakan aktivitas pembuatan keris di daerah ini.13
Alasan daerah Ketintang sebagai daerah pemilihan untuk pembaca tabloid
NURANi adalah karena selain pusat tabloid NURANi sendiri yang bertempatkan
disana juga peneliti ingin mengetahui bagaimana masyarakat Ketintang sendiri
dalam mengkonsumsi tabloid NURANi sebagai bacaan yang rutin untuk dibaca.
Peneliti juga ingin lebih dalam mengetahui bagaimana tanggapan
masyarakat Ketintang mengenai tabloid NURANi tersebut. Dan juga ingin
mengetahui minat baca mereka seberapa besar terhadap media cetak khususnya
pada tabloid NURANi.
Hubungan penelitian ini dengan komunikasi penyiaran Islam yakni dimana
dalam dunia KPI ada yang lebih cenderung pada dunia jurnalistik. Dalam dunia
jurnalistik, dituntun untuk mencari berita baik untuk disampaikan secara
langsung maupun berupa tulisan yang dicetak pada koran, majalah, dan lainya.
Jurnalistik sendiri tidak terlepas dari dunia media cetak. Dan tabloid NURANi
menjadi salah satu media cetak yang terkenal dan lebih merujuk kepada
informasi keIslaman di Indonesia. Inilah alasan peneliti memilih tabloid
NURANi untuk dijadikan sebagai bahan penelitian.
13
12
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang sudah di jelaskan di atas, maka untuk
membatasi penelitian agar penelitian fokus, maka penulis akan membatasi
penelitiannya dengan menggunakan rumusan masalah sebagai berikut:
• Seberapa besar tingkat prosentase pemilihan tabloid NURANi sebagai
bacaan bagi masyarakat daerah Ketintang Surabaya?
C. Tujuan Penelitian
Dilihat dari rumusan masalah yang telah di paparkan di atas tersebut, maka
tujuan dari penelitian ini adalah:
• Untuk mengetahui jumlah seberapa besar tingkat prosentase pemilihan
tabloid NURANi sebagai bacaan bagi masyarakat daerah Ketintang
Surabaya.
D. Manfaat Penelitian
Setelah di jelaskan rumusan masalah dan tujuan masalah di atas, maka
penulis berharap dari penelitian tersebut akan bermanfaat bagi penulis dan
pembacanya. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut ialah:
1. Secara teoritis
Manfaat bagi para akademis, penelitian ini diharapkan akan berguna
13
Bagi pihak yang di teliti, di harapkan agar bisa mengetahui target yang
akan diutamakan oleh tabloid ini dalam menguatkan minat pembaca yang
saat ini hampir punah.
Bagi penulis, penelitian ini di harapkan berguna untuk pengetahuan
dan juga sekaligus untuk mengetahui apakah rasa ingin membaca berbagai
macam isi di tabloid pada masih sangat besar atau sudah redup.
2. Secara praktis
Dari penelitian ini, maka penulis berharap penelitian ini akan
bermanfaat bagi pembaca atau pelanggan tabloid NURANi. Dengan adanya
penelitian ini, maka diharapkan untuk lebih mengetahui seberapa besar
pengaruh penerbitan majalah ini untuk menarik minat membaca di daerah
Ketintang Surabaya.
Selain bermanfaat untuk para pembaca, di harapkan juga akan
bermanfaat bagi semua kalangan khususnya kaum Muslim dan masyarakat
Ketintang Surabaya itu sendiri.
E. Konseptualisasi
Pemilihan sesuatu ada beberapa yakni karena memilih dari faktor
keadaan, menuruti apa yang seseorang katakan, dan keinginan yang berasal dari
hati sendiri. Dalam menanggapi hal tentang pemilihan majalah Nurani sebagai
bacaan masyarakat Ketintang, tentu akan ada kaitannya dengan rasa minat pada
14
tabloid NURANi untuk dibaca sebagai referensi kehidupan pada suatu rubrik
atau seluruh isi tabloid NURANi.
Tabloid NURANi merupakan sebuah media cetak yang sudah
berkembang sejak lama untuk melayani masyarakat. Memberikan berbagai
macam informasi terbaru, gaya hidup, dan lain sebagainya. Dalam pemilihan
ini, ada beberapa masyarakat yang lebih memilih untuk mengkonsumsi majalah
Nurani dibandingkan dengan yang sudah modern yakni media online.
Berikut penjelasan mengenai pengertian sebuah minat, konsumsi media
cetak, dan tabloid NURANi :
1. Pengertian Minat
Minat seseorang terhadap suatu objek akan lebih kelihatan apabila
objek tersebut sesuai sasaran dan berkaitan dengan keinginan dan
kebutuhan seseorang yang bersangkutan. Minat adalah suatu perpaduan
keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi.
Sedangkan menurut Djali bahwa minat pada dasarnya merupakan
penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di
luar diri. Minat sangat besar pangaruhnya dalam mencapai prestasi dalam
suatu pekerjaan, jabatan, atau karir. Tidak akan mungkin orang yang tidak
15
dengan baik. Minat dapat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang
dalam menghadapi suatu objek.14
Minat berkaitan dengan perasaan suka atau senang dari seseorang
terhadap sesuatu objek. Hal ini seperti dikemukakan oleh Slameto yang
menyatakan bahwa minat sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan
pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada
dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri
dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,
semakin besar minat. Menurut Kartini Kartono minat merupakan momen
dan kecenderungan yang searah secara intensif kepada suatu obyek yang
dianggap penting. Menurut Ana laila Soufia dan Zuchdi menjelaskan
bahwa minat merupakan kekuatan pendorong yang menyebabkan
seseorang menaruh perhatian pada orang lain, pada aktivitas atau objek
lain. Sedangkan Slameto menjelaskan bahwa minat adalah kecenderungan
yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Lebih
lanjut Slameto mengemukakan bahwa suatu minat dapat diekspresikan
melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa seorang pembaca lebih
menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasiakan
melalui partisipasi dalam satu aktivitas. Pembaca yang memiliki minat
terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih
besar terhadap subjek tersebut.
14
16
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
Minat merupakan kecenderungan pada seseorang yang ditandai dengan
rasa senang atau ketertarikan pada objek tertentu disertai dengan adanya
pemusatan perhatian kepada objek tersebut dan keinginan untuk terlibat
dalam aktivitas objek tertentu, sehingga mengakibatkan seseorang memiliki
keinginan untuk terlibat secara langsung dalam suatu objek atau aktivitas
tertentu, karena dirasakan bermakana bagi dirinya dan ada harapan yang
dituju.
2. Konsumsi Media Cetak
Konsumsi disini maksudnya adalah seseorang atau bahkan beberapa
orang yang masih memiliki rasa ingin membaca atau minat membacanya
masih tinggi. Dalam artian bahwa pengkonsumsi masih berkeinginan
membaca suatu berita dan informasi yang terdapat pada media cetak
khususnya majalah. Karena dalam majalah biasanya hanya
informasi-informasi yang penting untuk kehidupan sosial bukan berita aktual seperti
koran pada umumnya.
3. Tabloid NURANi
Latar belakang munculnya tabloid NURANi disebabkan oleh adanya
kegelisahan para ibu berkaitan dengan bermunculannya media massa
17
Kebebasan pers yang sempat terkekang di era Soeharto (Orde Baru),
seolah-olah membuka kesempatan bagi pelaku media dalam menyajikan
berita secara transparansi bahkan bisa disebut over expose, seiring dengan
lengsernya Soeharto dan masuknya Indonesia dalam era reformasi.
F. Sistematika Pembahasan
Sistematika penulisan tidak cukup sekedar mengulang atau menuliskan
kembali daftar isi. Tetapi merupakan penjelasan bagaimana sistematika
penulisan yang dilakukan mulai dari bagian awal hingga bagian akhir, sehingga
penulisan laporan penelitian benar-benar sistematis, jelas dan mudah dipahami.
Adapun sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : Pada Bab ini terdapat latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat
penelitian, metode, obyek penelitian, teknik pengumpulan data, sistematika
pembahasan, jadwal penelitian dan daftar pustaka. Pada latar belakang
dijelaskan mengenai perkembangan teknologi canggih atau media-media
modern yang ada saat ini. Mengenai peneliti fokus pada pemilihan sebuah
media cetak serta masyarakat daerah Ketintang. Rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian dibuat dengan masalah apa yang akan diteliti oleh peneliti.
BAB II : Bab ini berisi tinjauan pustaka. Dibagian bab ini dijelaskan mengenai
permasalahan yang diambil peneliti dengan mencantumkan pengertian media
cetak, media cetak Islam, pengertian majalah, pengertian minat dan konsumsi
18
BAB III : Bab ini terdapat metode penelitian. Dalam bagian ini peneliti
menggunakan penelitian kuantitatif untuk meneliti permasalahan yang akan
diteliti. Bab ini juga berisi tentang populasi dan sampel data dari Kelurahan
Ketintang, isi angket yang disebarkan oleh peneliti, jenis data dan instrumen
penelitian, skala blue print, serta analisis data.
BAB IV : Pada bab ini berisi tentang penyajian data, analisa data dan hasil
temuan yang sudah dilakukan selama dilapangan oleh peneliti.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
(PENGERTIAN MEDIA CETAK, MINAT, DAN KONSUMSI TERHADAP MEDIA CETAK)
A. Konsep Media Cetak
1. Pengertian Media Cetak a. Media Cetak
Media cetak merupakan media tertua yang ada dimuka bumi.
Media cetak berawal dari media yang disebut dengan Acta Diunadan
Acta Senatus dikerajaan romawi, kemudian berkembang pesat setelah
Johanes Guttenberg menemukan mesin cetak hingga kini sudah
beragam bentuknya, seperti surat kabar, tabloid, dan majalah.
Media cetak adalah segala barang cetak yang dipergunakan
sebagai sarana penyampaian pesan seperti yang sudah disebutkan
sebelumnya macam-macam media cetak pada umumnya.6
Sejarah media modern berawal dari buku cetak. Meskipun pada
awalnya upaya pencetakan buku hanyalah merupakan upaya
penggunaan alat teknik untuk memproduksi teks yang sama atau
hampir sama, yang telah disalin dalam jumlah yang besar, namun
6
18
upaya itu tentu saja masih dapat disebut semacam revolusi. Lambat
laun perkembangan buku cetak mengalami perubahan dalam segi isi –
semakin bersifat sekular dan praktis. Kemudian semakin banyak pula
karya populer, khususnya dalam wujud brosur dan pamflet politik dan
agama yang ditulis dalam bahasa daerah, yang ikut berperan dalam
proses transformasi abad pertengahan. Jadi, pada masa terjadinya
revolusi dalam masyarakat buku pun ikut memainkan peran yang tidak
dapat dipisahkan dari proses revolusi itu sendiri.7
Hampir dua ratus tahun setelah ditemukannya percetakan barulah
apa yang sekarang ini kita kenal sebagai surat kabar prototif dapat
dibedakan dengan surat edaran, pamflet, dan buku berita akhir abad
keenam belas dan abad ketujuh belas. Dalam kenyataannya terbukti
bahwa suratlah yang merupakan bentuk awal dari surat kabar,
bukannya lembaran yang berbentuk buku. Surat edaran diedarkan
melalui pelayanan pos yang belum sempurna dan berperan terutama
untuk menyebarluaskan berita menyangkut peristiwa yang ada
hubungannya dengan perdagangan internasional. Jadi, munculnya surat
kabar merupakan pengembangan suatu kegiatan yang sudah lama
berlangsung dalam dunia diplomasi dan dilingkungan dunia usaha.
Surat kabar pada masa awal ditandai oleh: wujud yang tetap; bersifat
komersial (dijual secara bebas); bertujuan banyak (memberi informasi,
7
19
mencatat, menyajikan adpertensi, hiiburan, dan desas-desus); bersifat
umum dan terbuka.8
Dalam konsep pengertian diatas, media cetak (surat kabar dan
majalah) memiliki kadar inovasi yang lebih tinggi daripada buku cetak
– penemuan (invensi) bentuk karya tulis, sosial dan budaya yang baru
– meskipun pada masa itu pandangan yang muncul tidak demikian
adanya. Kekhususan surat kabar, jika dibandingkan dengan sarana
komunikasi budaya lainnya, terletak pada individualisme, orientasi
pada kenyataan, kegunaan, sekularitas (nilai–nilai), dan kecocokannya
dengan tuntutan kebutuhan kelas sosial baru, yakni kebutuhan para
usahawan kota dan orang profesional. Kualitas kebaruannya bukan
terletak pada unsur teknologi atau cara distribusinya, melainkan pada
fungsinya yang tepat bagi kelas sosial tertentu yang berada dalam
iklim kehidupan yang berubah dan suasana yang secara sosial dan
politis lebih bersifat permisif (terbuka).
Sejarah perkembangan surat kabar serta majalah selanjutnya
dapat dipaparkan sebagai serangkaian perjuangan, kemajuan dan
pengulangan, yang mengarah ke iklim kebebasan, atau bisa juga dilihat
sebagai kelanjutan dari sejarah kemajuan ekonomi dan teknologi.
Unsur-unsur penting dalam sejarah pers yang mempengaruhi batasan
surat kabar dan majalah modern akan disajikan pada paragraf
-8
20
paragraf selanjutnya. Memang sejarah perkembangan pers setiap
bangsa tidak mungkin dipaparkan dalam satu pemaparan ringkas.
Terlepas dari hal tersebut, patut dicatat bahwa unsur – unsur penting
tersebut, yang sering kali berbaur dan berinteraksi satu sama lain,
merupakan faktor penentu dalam perkembangan institusi pers. Tentu
saja dengan kadar pengaruh yang berbeda–beda.9
b. Sejarah Media Cetak
Penemu pertama Media Cetak adalah Johannes Gutenberg pada
tahun 1455 terutama di Negara Eropa. Perkembangan awal terlihat dari
penggunaan daun atau tanah liat sebagai medium, bentuk media sampai
percetakan. Gutenberg mulai mencetak Bible melalui teknologi cetak
yang telah ditemukannya. Teknologi mesin cetak Gutenberg mendorong
juga peningkatan produksi buku menjadi hitungan yang tidak sedikit.
Teknologi percetakan sendiri menciptakan momentum yang justru
menjadikan teknologi ini semakin mendorong dirinya untuk berkembang
lebih jauh.
Lanjutan dari perkembangan awal media cetak adalah dimana
perkembangan teknologi yang belum berkembang, yaitu media cetak
dibuat memakai mesin tik untuk membuat suatu iklan produk sedangkan
gambar-gambar atau animasi yang memperbagus iklan produk itu dibuat
secara manual dengan menggunakan pena.
9
21
Tanda-tanda perkembangan media cetak adalah melek huruf (
kemampuan untuk baca-tulis ). Memang melek huruf adalah kondisi yang
dipunyai oleh kaum elite. Bahasa yang berkembang pun hanya beberapa
bahasa pokok, bahasa latin – misalnya. Perkembangan pendidikan pada
abad 14 juga mendorong perkembangan orang yang melek huruf.
Perkembangan media cetak sekarang yaitu didukungnya perkembangan
teknologi yang sudah berkembang, sehingga dapat memudahkan orang
untuk membuat suatu iklan yang lebih kreatif dan atraktif.
B. Kelebihan dan Kelemahan Media Cetak 1. Kelebihan Media Cetak
Setiap media memiliki kelebihan masing-masing, media cetak juga
memiliki kelebihan dibanding media elektronik. Kelebihan media cetak
secara umum dibanding media elektronik terletak dari “daya tahan”
informasi. Dari berbagai jenis media massa, media cetak memiliki
kelebihan yang tidak dimiliki oleh media lain. hasil cetakan tersebut
permanen dan bisa disimpan sehingga pembaca bisa mengulanginya
sampai mengerti isi pesan yang disampaikan, tanpa biaya tambahan.
Selain itu, halaman media cetak, menurut Mondry, bisa terus ditambah
seandainya diperlukan.10
10
22
Surat kabar harian memiliki kelebihan lebih khusus lagi bila
dibandingkan dengan media cetak lain. sesuai periodesasi terbitnya,
informasi surat kabar harian diterima pembaca setiap hari sehingga
informasi diperoleh terus secara berkesinambunga. Informasi yang
disampaikan surat kabar lebih lengkap dibanding radio dan televisi.
Dengan halaman yang cukup banyak, apalagi kini banyak surat kabar
yang terbit dengan 32 halaman atau lebih, informasi tentang suatu
peristiwa dapat diberitakan secara mendalam, dari berbagai sisi,
sedangkan radio dan televisi butuh jam tayang khusus guna melakukan
hal itu.
Tabloid dan majalah yang periodesasi terbitnya lebih lama
dibanding surat kabar, berusaha menampilkan informasi yang lebih
lengkap lagi, juga dengan gaya penulisan feature yang lebih memikat
sehingga tetap disukai pembaca.11
2. Kelemahan Media Cetak a. Lambat dan Tidak Langsung
Kelebihan media elektronik sebenarnya merupakan kelemahan
media cetak. Informasi media cetak tidak bisa cepat dan langsung.
Berita media cetak baru kaan diterima khalayak sesuai periodesasinya.
Surat kabar harian terbit setiap hari, informasinya diterima publik
11
23
sehari hanya sekali, tabloid atau majalah mingguan berarti
informasinya diterima masyarakat seminggu sekali. Hal ini membuat
para pembaca media cetak mengalami sedikit penghambatan dalam
informasi.
b. Jauh
Informasi yang disampaikan media cetak terkesan “jauh” karena
pembaca tidak dapat mengetahui secara langsung peristiwa seperti
yang disampaikan media elektronik. Guna mengatasi kekurang itu,
media cetak menampilkan foto-foto yang menarik guna mengimbangi
tayangan televisi, juga memuat tulisan atau informasi yang lengkap,
bahkan dengan penlisan feature guna mengimbangi informasi media
elektronik.
c. Tidak Akrab
Pada media etak, tidak ada penyiar yang menyampaikan, tetapi
harus disiarkan oleh diri sendri. Sebagai sumber informasinya, jajaran
redaksi tidak ada yang akrab dengan pembaca, bahkan mungkin tidak
kenal sama sekali. Berbeda dengan penyiar atau pembaca berita
televisi atau radio, tentu banyak yang kenal (minimal suaranya),
bahkan mengidolakan mereka.
d. Tidak Fleksibel
Membaca informasi media cetak tentu tidak bisa dilakukan
24
tidak fleksibel, sedangkan dengan radio bisa mendapatkan
informasinya. Perbandingan kelemahan antara surat kabar, tabloid, dan
majalah pada umumnya terkait periode terbit dan banyaknya halaman.
Hal serupa juga terjadi antara tabloid yang umumnya terbit mingguan
dengan majalah yang dua mingguan atau bulanan, isi majalah lengkap
dan bahasanya lebih dalam.
C. Media Cetak Islam
Didalam sebuah media, selain menampilkan dan memberikan informasi
umum kepada masyarakat luas. Ada beberapa media yang khusus memberikan
informasi tentang keagamaan bagi orang-orang Islam yang dibalut dalam
media cetak Islam. Hal ini tentu akan melibatkan arti keislaman yang
sesungguhnya, dan bagaimana media tersebut dapat menjalankan amanat
Allah SWT sebagai khalifah didunia untuk berdakwah secara Bil Qalam atau
dakwah melalui tulisan.
Dakwah atau Ad-da’wat ila qadhiyat yang artinya menegaskannya atau
membelanya, baik yang hak ataupun yang batil, yang positif maupun yang
negatif.12 Atas dasar itulah maka ada orang yang mengajak ke arah ketaatan
dan berbuat kebajikan, ada pula orang yang mengajak ke arah kemaksiatan
25
dan kemungkaran. Karenanya, Rasulullah SAW disebut sebagai seorang dai
Allah SWT.
Dakwah adalah bagian penting dalam Islam, sehingga sering dikatakan
bahwa Islam adalah agama dakwah. Melalui dakwah ajaran Islam berkembang
dan tersebar luas keseluruh penjuru dunia. Melalui dakwah pula ajaran Islam
diamalkan oleh para pemeluknya sehingga tercermin dalam kehidupan pribadi
kelurga dan masyarakat.
1. Fungsi Media Massa dalam Dakwah
Selain sebagai media komunikasi yang melayani khalayak yang luas,
pers, film, dan televisi, juga merupakan lembaga sosial. Media massa
sebagai lembaga sosial, memiliki sifat-sifat kelembagaan institutional
character. Media massa menyelenggarakan dan melayani informasi dengan
cepat dan teratur secara melembaga. Informasi yang disalurkan dan
disebarluskan oleh media massa kepada khalayak atau audience. Fungsi
dakwah yang dapat diperankan oleh media massa adalah menjaga agar
media massa sellau berpihak kepada kebaikan, kebenaran, dan keadilan
universal sesuai dengan fitrah dan ke hanifaan manusia, dengan sellau taat
kepada kode etiknya.13
2. Majalah
13
26
Salah satu bentuk media massa yang dikenal sejak dahulu adalah
majalah, kehadirannya selain mengarah kepada pelayanan kebutuhan
masyarakat maka majalah diarahkan juga kepada khalayak yang lebih khas
apakah gaya hidup mereka maupun perbedaan demografisnya.14Edisi perdana
majalah yangdiluncurkan di Amerika pada pertengahan 1039-an memperoleh
kesuksesan besar. Majalah telah membuat segmentasi pasar tersendiri dan
membuat fenomena baru dalam dunia media massa cetak di Amerika.15
Keberadaan majalah sebagai media massa terjadi tidak lama setelah surat
kabar.
Sedangkan keberadaan majalah sebagai media massa di Indonesia
dimulai menjelang dan pada awal kemerdekaan Indonesia. Di akarta pada
tahun 1945 terbit majalah bulanan dengan nama Pantja Raja Pimpinan
Markoem djojihadisoeparto (MD) dengan prakarta dari Ki Hajar Dewantoro
selaku Menteri Pendidikan pertama RI. Fungsi majalah mengacu pada sasaran
khalayaknya yang spesifik, maka fungsi utama media berbeda antara satu dan
lainnya.
Tipe atau kategori suatu majalah ditentukan oleh sasaran khalayak yang
dituju, artinya, sejak awal redaksi sudah menentukan siapa yang akan menjadi
pembacanya, apakah anak-anak, remaja, wanita dewasa, pria dewasa, atau
14
Alo Liliweri, Memahami Komunikasi Massa dalam Masyarakat,(Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1991), h.11.
15
27
untuk pembaca umum dari remaja sampai dewasa. Bisa juga sasaran pembaca
yang dituju kalangan profesi tertentu, seperti pelaku bisnis atau pembaca
dengan hobi tertentu, seperti bertani, berternak, dan memasak.16
a. Jenis-Jenis Majalah
Majalah umum, majalah industri, majalah konsumen, tiga tipe
majalah yang sudah umum diketahui banyak orang bahkan dijadikan
langganan. Majalah seringkali menjadi pelopor perubahan. Ketika
perubahan sosial, ekonomi, atau teknologi mulai membentuk budaya,
majalah sering menjadi media yang pertama sekali bergerak. Dan struktur
industri ini merupakan salah satu alasan penyebab hal ini. Tidak seperti
surat kabar, kebanyakan majalah tidak terlalu terikat pada area geografis
yang spesifik. Namun, terpusat pada peminatan dan pasar yang lebih
kecil. Para penulisnya mencari tren baru.
b. Majalah Sebagai Media Dakwah
Media dakwah merupakan unsur tambahan dlam kegiatan
berdakwah. Menurut Mira Fauziyah, media dakwah adalah alat atau
sarana yang digunakan untuk berdakwah dengan tujuan supaya
memudahkan penyampaian pesan dakwah kepada mad’u.17 Dakwah
memerlukan media massa, untuk menjangkau sebanyak-banyaknya
khalayak. Majalah juga memiliki kekuatan pengaruh sebagaimana surat
16
Ibid, h.119. 17
28
kabar, majalah merupakan media yang paling simple organisasinya,
relatif lebih mudah mengelolanya dibanding surat kabar. Saat ini telah
banyak majalah yang secara khusus menyatakan sebagai majalah dakwah
Islam. Menulis pesan dakwah di majalah juga tidak terlepas dari visi
redakturnya.18
3. Struktur Industri Majalah
Majalah modern muncul sebagai medium massa terutama karena
perannya sebaga penghubung sistem pemasaran. Seperti halnya koran, selama
bertahun-tahun majalah mampu merangkum aneka selera dan kepentingan
yang luas. Namun tidak seperti media lainnya, sebagian besar majalah yang
ada terfokus pada khalayak homogen tertentu atau kelompok-kelompok yang
kpentingannya sama. Tidak seperti koran, sirkulasi majalah umumnya
berskala nasional. Dengan berfokus pada selera atau bidang tertentu, majalah
bisa meraih khalayak dari berbagai kelas sosial, tingkat pendapatan atau
pendidikan di seluruh penjuru negara.
Pada awalnya, sumber pendapatan utama majalah adalah hasil penjualan
majalah itu sendiri. Sumber lainnya adalah dukungan keuangan dari asosiasi
atau perusahaan tertentu yang berkepentingan dengan terbitnya majalah
tersebut. Baru belakangan majalah mengandalkan pemasukkannya dari iklan,
dan ini terkait dengan perannya dalam sistem pemasaran. Besarnya sirkulasi
18
29
dan cakupan nasionalnya menjadikan majalah sebagai media yang baik untuk
beriklan. Kini, majalah acapkali diterbitkan khusus untuk kelompok
konsumen tertentu. Isi editorial dan iklan-iklannya sengaja disesuaikan
terhadapnya.
Karena majalah dapat menciptakan pasar sendiri untuk suatu produk,
maka hubungan antara majalah dan khalayaknya juga agak berbeda. Isi
majalah lebih diarahkan untuk kepentingan khalayak tersebut, karena para
penerbitnya tidak mau beresiko dengan isi yang belum tentu diterima.
Karenanya, majalah sengaja menyediakan diri untuk melayani khalayak itu
saja.
a. Keberlangsungan Majalah
Dewasa ini, relatif sedikit majalah yang mendominasi pasar. Namun
jenisnya cukup bervariasi sehingga masing-masing mewakili berbagai
kepentingan atau selera pembaca. Meskipun kompetisinya sangat tajam,
namun sirkulasi majalah yang terfokus pada kelompok tertentu
menjadikannya tetap menarik bagi para investor. Apa yang paling penting
adalah gagasan. Jika seorang penerbit punya gagasan segar untuk mencetak
suatu majalah baru, ia takkan sulit memperoleh dukungan keuangan. Selalu
terbuka kemungkinan berhasil, dan ancaman untuk ditelan oleh perusahaan
media raksasa relatif kecil.19
19
30
Mudahnya penerbit baru masuk ke industri majalah sangat kontras
kalau dibandingkan dengan sulitnya penerbit baru masuk ke industri koran,
media siaran atau film. Itu pula sebabnya mengapa tiap majalah biasanya
hanya memiliki sedikit pegawai dengan perlengkapan kerja tidak terlalu
hebat. Hal yang paling banyak menelan biaya memang bukan pegawai atau
perelngkapan, melainkan kontrak cetak. Lagipula, majalah kecil atau baru
takkan berniat menyaingi majalah lain, apalagi yang sudah besar. Modal
majalah biasanya tidak terlalu besar. Majalah Rolling Stone mulai terbit
dengan modal $20.000 dan awalnya hanya ditujukan untuk para pembaca
di kawasan Teluk San Fransisco. Namun tantangan untuk bertahan jauh
lebih berat. Mudahnya maalah baru terbit menjadikan setiap majalah yang
sudah ada harus berusaha keras untuk mempertahankan pangsa pasarnya.
Selera pembaca acapkali berubah sehingga pengelola majalah dituntut
untuk selalu sigap terhadapnya.20
Secara umum, industri majalah dicirikan oleh banyaknya penerbit
yang masing-masing berukuran kecil. Namun ada sejumlah majalah besar
yang menguasai porsi pasar cukup besar, meskipun ini tidak berarti mereka
yang paling banyak meraih keuntungan.
Pada tahun 1969, majalah Life yang sirkulasinya mencapai 8,5 juta
eksemplar, meraih iklan senilai $153 juta. Time, terbitan kembarnya,
20
31
menduduki urutan kedua dengan perolehan iklan sebesar $95 juta. Namun
Life justru merugi hingga $10 juta akibat tingginya biaya produksi dan
distribusi majalahnya yang mencapai jutaan eksemplar itu. majalah Look,
urutan ketiga dengan $77 juta, pada tahun 1970 mengumumkan bahwa ia
tidak mampu lagi bersaing dengan Life dalam soal ukuran sirkulasi. Para
pengelolanya juga menyatakan bahwa mereka justru akan mengurangi
sirkulasi untuk berkonsentrasi pada 60 daerah yang paling menguntungkan
saja. Jumlah halaman berwarna juga ikurangi demi menekan biaya dari
$55.000 menjadi $48.500. Life kemudian juga melakukan hal serupa, yakni
mengurangi sirkulasinya.21
4. Majalah sebagai Penyampai dan Penafsir Pesan
Majalah lebih dahulu melakukan jurnalisme interpretatif ketimbang
koran ataupun kantor-kantor berita. Bagi majalah, interprestasi justru menjadi
sajian utama. Sejak lama, aneka majalah sengaja menyajikan tinjauan atau
analisis terhadap suatu peristiwa secara mendalam, dan itulah hakikat
interprestasi. Ecenderungan ini mengaut sejalan dengan spesialisasi majalah.
Majalah-majalah khusus laku karena menyajikan analisis panjang lebar.
Sebagai terbitan berkala, majalah juga berfungsi sebagai ajang diskusi
berkelanjutan. Dalam membahas suatu masalah, majalah bisa melakukannya
21
32
dalam waktu lama, bahkan nyaris tak terbatas selama masih ada peminatnya.
Dibandingkan koran, majalah lebih kuat mengingat emosi pembacanya.
Majalah juga diakui menjalankan metode interprestasi yang terpuji sehingga
John Fischer, mantan editor majalah Harper’s, menyebut majalah sebagai
“medium bacaan utama dari generasi ke generasi.”
Namun menurut pengritiknya, majalah diliputi banyak kelemahan yang
merendahnya mutunya sebagai penafsir berita. Sebagai contoh, kebanyakan
majalah berhaluan konservatif sehingga apa yang disampaikannya tidak lepas
dari perspektif itu. di samping itu, banyak majalah yang hanya menganalisis
berita dari sumber lain, dan hampir tidak pernah mencari berita sendiri.
Majalah juga cenderung eniru artikel apa saja yang populer. Namun yang
paling serius majalah dituding ikut menciptakan “dunia semu” dengan
menyajikan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan.22
Kritik itu layak dipertimbangkan, namun peran penting majalah sebagai
penafsir berita hendaknya tidak diabaikan. Dalam kenyataannya, majalah ikut
berpera dalam reformasi politik maupun sosial. Majalah, tidak seperti koran,
biasanya memiliki perspektif nasional sehingga terbebas dari sentimen
kedaerahan. Bahkan majalah juga berjasa ikut memelihara kesadaran tentang
kesatuan bangsa, dan menyodorkan berbagai topik iskusi kepada semua orang.
22
33
Bagi jutaan pembacanya, majalah merupakan sumber rujukan kehidupan
sehari-hari yang murah. Majalah membahas berbagai masalah
kehidupan-mulai dari nutrisi, pengasuhan anak, aneka masalah keluarga dan keuangan,
penataan rumah hingga petunjuk-petunjuk redekorasi.
Yang paling penting, interprestasi berita oleh majalah bisa menjadi
sumber pendidikan umum. Artikel-artikel sejarah yang enceritakan tentang
masa lalu, artikel biografi yang mengisahkan tokoh-tokoh ternama yang ikut
membentuk sejarah, serta laporan dari luar negeri tentang aneka keberhasilan,
bisa menjadi sumber pengetahuan yang bermanfaat. Majalah pula yang
memperkenalkan orang Amerika kebanyakan dengan arsitektur, lukisan,
patung, dan pemikiran-pemikiran yang mengesankan. Majalah Life harus
diakui sebagai penyebar utama seni-seni paling agung yang diciptakan
manusia.23
Diatas semua itu, fungsi terpenting majalah adalah perannya sebagai
penafsir berita. Tampaknya, majalah merupakan media penafsir terbaik.
D. Minat
Secara umum, pengertian minat adalah perhatian yang mengandung
unsur-unsur perasaan. Minat merupakan dorongan atau keinginan dalam diri
seseorang pada objek tertentu. Misalnya, minat terhadap pelajaran, olahraga,
23
34
atau hobi. Minat bersifat pribadi (individual). Artinya, setiap orang memiliki
minat yang bisa saja berbeda dengan minat orang lain. Minat berkaitan erat
dengan motivasi seseorang, sesuatu yang dipelajari. serta dapat berubah-ubah
tergantung pada kebutuhan, pengalaman, dan mode yang sedang trend, bukan
bawaan sejak lahir. Faktor yang mempengaruhi munculnya minat seseorang
tergantung pada kebutuhan fisik, sosial, emosi, dan pengalaman. Minat
diawali oleh perasaaan senang dan sikap positif.
Dalam kehidupan ini kita akan selalu berkomunikasi atau berhubungan
dengan orang lain, benda, situasi, dan aktivitas – aktivitas yang terdapat di
sekitar kita. Dalam berhubungan tersebut kita mungkin bersikap menerima,
membiarkan ataupun menolaknya. Apabila kita menaruh minat, itu berarti kita
menyambut atau bersikap positif dalam berhubungan dengan objek atau
lingkungan tersebut dengan demikian maka akan cenderung untuk memberi
perhatian dan melakukan tindakan lebih lanjut.24 Secara sederhana minat
dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan
bertindak terhadap orang, aktivitas, atau situasi yang menjadi objek dari minat
tersebut dengan disertai perasaan senang. Dalam batasan tersebut terkandung
suatu pengertian bahwa didalam minat ada pemusatan perhatian subjek, ada
usaha (untuk mendekati, mengetahui, memiliki, menguasai, berhubungan) dari
subjek yang dilakukan dengan perasaan senang, ada daya penarik dari objek.
24
35
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Minat
Cukup banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya minat
terhadp sesuatu, dimana secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi
dua yaitu yang bersumber dari dalam diri individu yang bersangkutan
(misal: bobot, umur, jenis kelamin, pengalaman, perasaan mampu,
kepribadian), dan yang berasal dari luar mencakup lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Faktor lingkungan justru
mempunyai pengaruh lebih besar terhadap timbul dan perkembangannya
minat seseorang. Manakah dari ketiga macam lingkungan itu yang lebih
berpengaruh, ini sangat sulit untuk menemukannya karena ada minat
seseorang timbul dan berkembangnya lebih dipengaruhi oleh faktor
keluarga, tetapi ada juga yang oleh lingkungan sekolah atau masyarakat.,
atau sebaliknya. Disamping itu juga karena objek dari minat itu sendiri
sangat banyak sekali macamnya.25
Crow and crow (1973) berpendapat ada tiga faktor yang menjadi
timbulnya minat, yaitu:
a. Dorongan dari dalam diri individu. Dorongan ingin tahu atau rasa
ingin tahu akan membangkitkan minat untuk membaca, belajar,
menuntut ilmu, melakukan penelitian, dan lain–lain.
25
36
b. Motif sosial, dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk
melakukan suatu aktivitas tertentu. Minat untuk belajar atau
menuntut ilmu pengetahuan dengan membaca timbul karena ingin
mendapat penghargaan dari masyarakat, karena biasanya yang
memiliki ilmu pengetahuan cukup luas (orang pandai) mendapat
kedudukan yang tinggi dan terpandang dalam masyarakat.
c. Faktor emosional, minat mempunyai hubungan yang erat dengan
emosi. Bila seseorang mendapatkan kesuksesan pada aktivitas akan
menimbulkan perasaan senang, dan hal tersebut akan memperkuat
minat terhadap aktivitas tersebut, sebaliknya suatu kegagalan akan
menghilangkan minat terhadap hal tersebut.
Karena kepribadian manusia itu bersifat kompleks, maka sering
ketiga faktor yang menjadi penyebab timbulnya minat tersebut tidak
berdiri sendiri, melainkan merupakan suatu perpaduan dari ketiga faktor
tersebut, akhirnya menjadi agak sulit bagi kita untuk menentukan faktor
manakah yang menjadi awal penyebab timbulnya suatu minat.26
2. Macam–Macam Minat
Minat dapat digolongkan menjadi beberapa macam, ini sangat
tergantung pada sudut pandang dan cara penggolongan misalnya
26
37
berdasarkan timbulnya minat, berdasarkan arahnya minat, dan
berdasarkan cara mendapatkan atau mengungkapkan minat itu sendiri.
a. Berdasarkan timbulnya, minat dapat dibedakan menjadi minat
primitif dan minat kilturil. Minat primitif adalah minat yang timbul
karena kebutuhan biologis atau jaringan - jaringan tubuh, misalnya
kebutuhan akan makanan, perasaan enak atau nyaman, kebebasan
beraktivitas. Minat kultural atau minat sosial, adalah minat yang
timbulnya karena proses belajar, minat ini tidak secara langsung
berhubungan dengan diri kita. Sebagai contoh: misalnya minat
belajar, individu punya pengalaman bahwa masyarakat atau
lingkungan akan lebih menghargai orang – orang terpelajar dan
pendidikan tinggi, sehingga hal ini akan menimbulkan minat individu
untuk belajar dan berprestasi agar mendapat penghargaan dari
lingkungan, hal ini mempunyai arti yang sangat penting bagi harga
dirinya.27
b. Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi minat intrinsik
dan minat ekstrinsik. Minat intrinsik adalah minat yang langsung
berhubungan dengan aktivitas itu sendiri, ini merupakan minat yang
lebih mendasar atau minat asli. Sebagai contoh: seseorang belajar
karena memang pada ilmu pengetahuan atau karena memeng senang
27
38
membaca, bukan karena ingin mendapatkan pujian atau penghargaan.
Minatekstrinsikadalah minat yang berhubungan dengan tujuan akhir
dari kegiatan tersebut, apabila tujuannya sudah tercapai ada
kemungkinan minat tersebut hilang. Sebagai contoh: seseorang yang
belajar dengan tujuan agar menjadi juara kelas atau lulus ujian
saringan. Setelah menjadi juara kelas atau lulus ujian saringan minat
belajarnya menjadi turun.
c. Berdasarkan cara mengungkapkan minat dapat dibedakan menjadi
empat, yaitu: Expressed interest, Manifest interest, Tested interest,
Inventoried interest.28
1. Expressed interest: adalah minat yang diungkapkan dengan cara
meminta kepada subyek untuk menyatakan atau menuliskan
kegiatan–kegiatan baik yang berupa tugas maupun bukan tugas
yang disenangi dan paling tidak disenangi. Dari jawabannya
dapatlah diketahui minatnya.
2. Manifest interest<