• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMILIHAN TABLOID NURANI SEBAGAI BACAAN BAGI MASYARAKAT DAERAH KETINTANG SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMILIHAN TABLOID NURANI SEBAGAI BACAAN BAGI MASYARAKAT DAERAH KETINTANG SURABAYA."

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

PEMILIHAN TABLOID NURANi SEBAGAI BACAAN BAGI MASYARAKAT DAERAH KETINTANG SURABAYA

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Islam Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Penyiaran Islam (S.Kom.I)

Oleh:

ANDINA FATMALA HADIYANTI

NIM: B71212061

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM JURUSAN KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

KEME|.{TERIAN AGAKIA

UT.IIVERSITAS

ISLAhI

NEGERI

SUNAI\T

AJ}IPEL

SURABAYA

PERPUSTAKAAN

il. Jend. A. Yani i I 7 Suraba-va 60237 Telp. 03 1-843197: Far.031-8413300

E-l\dai l. perpuslli):uin sby. ac. id

I,EMBAR PEKNYATAAN PE.R-SH,TT{U;\-N I]UBLIKASI

ICA.RYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADE&{IS

Sebagai sivitas akademika UIN Sunan Anrpel surabaya, yang bertanda tangan di bar,vah iai, saya:

Nama NIM

I.'akultas/Jurusan

E*mail address

: 871212i161

: DaLwah dan Komunikasi

I

Komnnikasi dafl Penyiaran Islarn

:

ardinahadilalti@gynail. com

Demi pengembaflganilmupengetahrian, menye6jsi untuk memberikan kepartra Perpustairaan UIN Sunan Ampel Srxabaya,

Hak

Bebas Ro3r2fti Non-Ekshlusif atas karya ilmiah :

Eripsi

fI 'J'esis [*I

Desertasi

f]

Lain-lain(.

. .

.

...

...) ,vang berjudui :

PEMIIIHAN T1ABLOID NURANi Sh]BAGAI BACAAN I]AGI h{ASYARAIC{T DAERAH

KETINTANG SUR-A.BAYA

beserta perangkat 1'ang diperlukan (bila ada). Dengan

l{ak

Bebas Royalti Ncn-Ekslusif ini Perpustaliaan

UIN

$unan Ampel Surabaya berhak menr.,impaa, mengalih-media/format-kan, mengelc{an,va

dalam

trentuk, pangkala;:

data

(database), metdistribusikannya, rian

rrrecarnpilkaflfmempubiikasikannya di Internet atau media lain secara {ulltex*ma:k kepentiagan akademis tanpa perlu meminta ijin dari sala selama tetap mericantumkan

,u*u

.n1;a senagai

penulis/pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan.

Saya bersedia untuh menansung secara pdbadi, tanpa melibatt<an pihak Perpustakaan UIN

Sunan Ampel Surabaya" segala bentuk tr"urtutarl hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta

dalam kan'a ilmiah saya ini.

Dernikian peffiyataao ini yang saya buat dengan sebenarnlz.

Sutabaya, 22 Agustus 2016 Penulis

(7)

ABSTRAK

Andina Fatmala Hadiyanti, NIM. B71212061. Pemilihan tabloid NURANi sebagai bacaan masyarakat daerah Ketintang Surabaya.Skripsi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci: Pemilihan Tabloid NURANi oleh masyarakat Ketintang

Komunikasi Penyiaran Islam adalah program studi yang mengarahkan untuk

belajar pada bidang Rektorika/Da’i, RTV (Radio dan Televisi), serta Jurnalistik.

Salah satunya adalah Jurnalistik yang lebih fokus kepada pekerjaan sebagai pemburu berita. Majalah adalah sekumpulan artikel atau kisah yang diterbitkan teratur secara berskala. Tabloid NURANi merupakan salah satu tabloid yang ada di Indonesia, tepatnya di Surabaya dan telah mempunyai cabang di beberapa wilayah. Alasan memilih daerah Ketintang sebagai daerah pemilihan untuk pembaca tabloid NURANi adalah karena selain pusat tabloid NURANi sendiri yang bertempatkan disana juga peneliti ingin mengetahui bagaimana masyarakat Ketintang sendiri dalam mengkonsumsi tabloid NURANi sebagai bacaan yang rutin untuk dibaca.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat prosentase dalam pemilihan tabloid NURANipada masyarakat daerah Ketintang Surabaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode pengumpulan datanya menggunakan angket.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat prosentase pemilihan tabloid NURANi pada masyarakat Ketintang Surabaya dikategorikan sangat rendah, dengan jumlah prosentase sebesar 0,656 %.

(8)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iii

PENGESAHAN PENGUJI SKRIPSI ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 12

C. Tujuan Penelitian ... 12

D. Manfaat Penelitian ... 12

E. Konseptualisasi ... 13

F. Sistematika Pembahasan ... 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KONSEP MEDIA CETAK ... 19

1. Pengertian Media Cetak ... 19

a. Media Cetak ... 19

b. Sejarah Media Cetak ... 22

(9)

1. Kelebihan Media Cetak ... 23

2. Kelemahan Media Cetak ... 24

a. Lambat dan Tidak Langsung ... 24

b. Jauh ... 25

c. Tidak Akrab ... 25

d. Tidak Fleksibel ... 25

C. MEDIA CETAK ISLAM ... 26

1. Funsi Media Massa dalam Dakwah ... 27

2. Majalah ... 27

a. Jenis-Jenis Majalah ... 29

b. Majalah Sebagai Media Dakwah ... 29

3. Struktur Industri Majalah ... 30

4. Majalah Sebagai Penyampai dan Penafsir Pesan ... 31

D. MINAT ... 33

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Minat ... 35

2. Macam-Macam Minat ... 36

E. KONSUMSI MEDIA ... 44

F. KONSUMSI TERHADAP MEDIA CETAK... 45

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan JenisPenelitian... 46

B. Objek Penelitian ... 48

C. Teknik Sampling ... 48

D. Populasi dan Sampel ... 49

E. Variabel Penelitian ... 51

a. Variabel Independen ... 51

b. Variabel Dependen ... 51

F. Indikator Variabel ... 52

(10)

a. Observasi ... 53

b. Angket ... 53

c. Dokumentasi ... 54

d. Studi Kepustakaan ... 56

e. Internet Searching ... 57

H. Jenis Data dan Instrumen Penelitian ... 58

1. Jenis Data ... 58

2. Instrumen Pengumpulan Data ... 58

I. Teknik Analisis Data ... 62

1. Pengolahan Data... 62

2. Analisis Data ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 66

1. Letak Geografis Daerah Ketintang Surabaya ... 66

2. Visi Misi dan Tujuan Ketintang Surabaya ... 66

3. Keadaan dan Jumlah Penduduk Daerah Ketintang Surabaya ... 67

4. Gambaran Umum Perusahaan Tabloid NURANi ... 68

a. Sejarah Tabloid NURANi ... 68

b. Visi dan Misi Tabloid NURANi ... 69

c. Data Teknis ... 69

d. Jangkauan Pasar ... 70

e. Struktur Organisasi dan Job Description ... 70

B. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian... 72

1. Persiapan Penelitian ... 72

2. Pelaksanaan Penelitian ... 73

C. Analisis Data ... 74

1. Deskripsi Hasil Angket ... 74

(11)

a. Analisis Pendahuluan ... 74

b. Analisis Data ... 77

1. Uji Validitas Angket Pemilihan Tabloid NURANi ... 77

2. Uji Validitas Angket Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam ... 80

3. Uji Reabilitas Angket ... 84

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 126

B. Saran ... 126 DAFTAR PUSTAKA

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1: Jumlah Penduduk Masyarakat Ketintang Surabaya ... 50

Tabel 1.2: Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 57

Tabel 1.3: Alternatif Jawaban Angket ... 59

Tabel 1.4: Blue Print Skala Pemilihan Tabloid NURANi ... 60

Tabel 1.5: Blue Print Skala Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam ... 61

Tabel 1.6: Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi ... 64

Tabel 2.1: Data Teknis Perusahaan Tabloid NURANi ... 69

Tabel 2.2: Jangkauan Pasar Tabloid NURANi ... 70

Tabel 2.3: Rangkuman Data Pemilihan Tabloid NURANi dan Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam ... 75

Tabel 2.4: Uji Validitas Angket Pemilihan Tabloid NURANi ... 77

Tabel 2.5: Distribusi Butir Item Skala Pemilihan Tabloid NURANi yang Shahih Setelah Uji Item... 79

Tabel 2.6: Uji Validitas Angket Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam ... 80

Tabel 2.7: Distribusi Butir Item Skala Tabloid NURANiSebagai Tabloid Islam yang ShahihSetelah Uji Item ... 83

Tabel 2.8: Reliability Pemilihan Tabloid NURANi ... 85

Tabel 2.9: Realibility Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam ... 85

Tabel 2.10: Reabilitas Instrumen Uji Kedua Variabel ... 86

(13)

Tabel 3.2: Jawaban Responden Item ke-2 Pemilihan Tabloid NURANi ... 87

Tabel 3.3: Jawaban RespondenItem ke-3 Pemilihan Tabloid NURANi... 88

Tabel 3.4: Jawaban Responden Item ke-4 Pemilihan Tabloid NURANi ... 88

Tabel 3.5: Jawaban Responden Item ke-5 Pemilihan Tabloid NURANi ... 89

Tabel 3.6: Jawaban Responden Item ke-6 Pemilihan Tabloid NURANi ... 90

Tabel 3.7: Jawaban Responden Item ke-7 Pemilihan Tabloid NURANi ... 90

Tabel 3.8: Jawaban Responden Item ke-8 Pemilihan Tabloid NURANi ... 91

Tabel 3.9: Jawaban Responden Item ke-9 Pemilihan Tabloid NURANi ... 92

Tabel 3.10: Jawaban Responden Item ke-10 Pemilihan Tabloid NURANi ... 92

Tabel 3.11: Jawaban Responden Item ke-11 Pemilihan Tabloid NURANi ... 93

Tabel 3.12: Jawaban Responden Item ke-12 Pemilihan Tabloid NURANi ... 94

Tabel 3.13: Jawaban Responden Item ke-13 Pemilihan Tabloid NURANi ... 94

Tabel 3.14: Jawaban Responden Item ke-14 Pemilihan Tabloid NURANi ... 95

Tabel 3.15: Jawaban Responden Item ke-15 Pemilihan Tabloid NURANi ... 96

Tabel 3.16: Jawaban Responden Item ke-16 Pemilihan Tabloid NURANi ... 97

Tabel 3.17: Jawaban Responden Item ke-17 Pemilihan Tabloid NURANi ... 97

Tabel 3.18: Jawaban Responden Item ke-18 Pemilihan Tabloid NURANi ... 98

Tabel 3.19: Jawaban Responden Item ke-19 Pemilihan Tabloid NURANi ... 99

Tabel 3.20: Jawaban Responden Item ke-20 Pemilihan Tabloid NURANi ... 100

Tabel 3.21: Jawaban Responden Item ke-21 Pemilihan Tabloid NURANi ... 100

Tabel 3.22: Jawaban Responden Item ke-22 Pemilihan Tabloid NURANi ... 101

(14)

Tabel 3.24: Jawaban Responden Item ke-24 Pemilihan Tabloid NURANi ... 102

Tabel 3.25: Jawaban Responden Item ke-25 Pemilihan Tabloid NURANi ... 103

Tabel 3.26: Jawaban Responden Item ke-26 Pemilihan Tabloid NURANi ... 104

Tabel 3.27: Jawaban Responden Item ke-27Pemilihan Tabloid NURANi ... 104

Tabel 3.28: Jawaban Responden Itemke-28Pemilihan Tabloid NURANi ... 105

Tabel 3.29: Jawaban Responden Itemke-29Pemilihan Tabloid NURANi ... 106

Tabel 3.30: Jawaban Responden Item ke-1Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam ... 107

Tabel 3.31: Jawaban Responden Item ke-2Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam ... 107

Tabel 3.32 : Jawaban Responden Item ke-3Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam ... 108

Tabel 3.33: Jawaban RespondenItem ke-4Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam ... 109

Tabel 3.34: Jawaban Responden Item ke-5Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam ... 110

Tabel 3.35: Jawaban Responden Item ke-6Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam ... 111

Tabel 3.36: Jawaban Responden Item ke-7Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam ... 111

Tabel 3.37: Jawaban Responden Item ke-8Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam ... 112

Tabel 3.38: Jawaban Responden Item ke-9Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam ... 113

Tabel 3.39: Jawaban Responden Item ke-10Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam .... 114

Tabel 3.40: Jawaban Responden Item ke-11 Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam ... 115

Tabel 3.41: Jawaban Responden Item ke-12Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam .... 115

Tabel 3.42: Jawaban Responden Item ke-13Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam .... 116

Tabel 3.43: Jawaban Responden Item ke-14Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam .... 117

Tabel 3.44: Jawaban Responden Item ke-15Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam .... 118

(15)

Tabel 3.46: Jawaban Responden Item ke-17Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam .... 119

Tabel 3.47: Jawaban Responden Item ke-18Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam .... 120

Tabel 3.48: Jawaban Responden Item ke-19Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam .... 121

Tabel 3.49: Jawaban Responden Item ke-20Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam .... 122

Tabel 3.50: Jawaban Responden Item ke-21Tabloid NURANi Sebagai Tabloid Islam .... 123

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tradisional dan modernisasi bukanlah suatu yang berlawanan atau

bertentangan, melainkan keduanya dapat berjalan bersamaan dalam proses

pembangunan. Hingga kini pengaruh dan dampak teori modernisasi yang dahulu

dijalankan oleh pemerintahan Orde Baru masih sangat terasa, meskipun telah

diganti dengan paradigma demokratisasi, sebagai bagian dari gerakan reformasi.

Dalam masyarakat informasi sebagai dampak dari revolusi komunikasi atau

informasi terjadi perubahn dalam proses komunikasi yang meliputi (1)

pengumpulan informasi; (2) penyimpanan informasi; (3) pengolahan informasi;

(4) penyebaran informasi; dan (5) balikan informasi (umpan balik). Persaingan

industri media yang semakin ketat mengharuskan media mencari kiat-kiat

spesifik untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan. Segmentasi yang

dikenal sebagai strategi untuk membidik kelompok pasar yang jelas, semakin

dikenal dikalangan industri media.

Perkembangan komunikasi massa dimulai oleh pers, disusul oleh film,

diikuti oleh radio, selanjutnya oleh televisi.1 Media adalah alat atau sarana yang

digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak.

Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian dari sumber

1

(17)

2

kepada khalayak atau penerima pesan dengan menggunakan alat-alat komunikasi

mekanis.2

Meskipun dalam perkembangan awalnya, media masih bersifat umum.

Dalam arti media tidak membidik pembaca tertentu namun pada perkembangan

berikutnya ketika pilihan konsumen media semakin beragam dan spesifik, maka

media dihadapkan pada pilihan segmen pasar tertentu. Hal ini akan cenderung

pada pencari dan pembuat berita disegala macam media yang disebut dengan

Pers. Ada pers yang untuk berita umum dan ada pula pers yang lebih

mencondongkan keislaman. Pers Islam adalah pers dengan segmentasi religius

yang tentu saja menetapkan segmenya umat Islam, yang merupakan populasi

paling banyak di Indonesia. Namun pada kenyataannya pers Islam tidak menjadi

pilihan utama bagi umat Islam sendiri.

Suatu fenomena ironis, kebanyakan pers Islam yang keberadaannya terjepit

diantara pers non-Islam/universal ditengah-tengah masyarakat muslim di

indonesia yang jumlahnya paling banyak. Terbatasnya modal, kurang

profesional, minat baca umat yang rendah, dan kurang menarik bagi kalangan

menengah ke atas, merupakan empat aspek keterbatasan pers Islam. Karena yang

lebih diutamakan adalah dakwah, segi bisnis dari penerbitan Islam kurang

mendapat perhatian. Kehadiran pers Islam yang acceptable dapat menyuarakan

aspirasi Islam, memperjuangkan nilai-nilai Islam, atau membela kepentingan

2

(18)

3

agama dan umat Islam. Hal ini menjadi bagian integral dari kemusliman

seseorang yang tidak hanya diukur secara individu tetapi juga secara sosial.

Sampai akhir abad 19, kegiatan komunikasi massa hanya dilakukan oleh

surat kabar dan majalah. Media massa lainnya belum lahir, sekarang surat kabar

dan majalah telah mengalami kemajuan yang pesat sesuai dengan perkembangan

teknologi yang semkin canggih. Kalau pada mulanya surat kabar dan majalah

hanya dicetak dengan tinta hitam, sekarang dicetak dengan banyak warna.

Teknik percetakan yang sudah semakin maju telah mengantarkan bentuk surat

kabar dan majalah semakin baik dan indah.3 Edisi perdana majalah yang

dimunculkan di Amerika pada pertengahan 1930-an, memperoleh kesuksesan

besar. Majalah telah memuat segmentasi dan membuat fenomena baru dalam

dunia media massa cetak Amerika.4

Menyeimbangkan kepentingan idealisme dan kepentingan bisnis dalam

menjalankan pers Islam, berarti dibutuhkan pengelolaan pers Islam secara

profesional. Profesional berarti idealisme atau paham yang menilai tinggi kealian

profesional khususnya, atau kemampuan pribadi umumnya, sebagai alat utama

untuk meraih keberhasilan. Pers Islam adalah bagian dari komunikasi Islami.

Komunikasi Islami adalah komunikasi yang berbasiskan pada nilai-nilai yang

bermaktub dalam al-Qur’an dan sunnah Rasululllah SAW.

3

Mafri Amir,Etika Komunikasi Massa Dalam Pandangan Islam(Jakarta: PT Logos,2009),h. 88 4

(19)

4

Adapun media massa Islam adalah produk dari suatu proses aktivitas

jurnalistik yang umumnya berupa media dakwah atau himpunan karya jurnalistik

dengan bahan baku konsep ajaran Islam yang belum tentu sesuai dengan

nilai-nilai Islam. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud pers Islam adalah segala

penerbitan yang pekerjaannya, kepemilikan, dan misinya berdasarkan para ajaran

Islam dan tujuannya untuk kebaikan dan perbaikan umat Islam.5

Dengan mempertimbangkan bahwa media adalah pesan dan pesan adalah

perpanjangan dari pikiran seseorang, maka dengan membaca media sebenarnya

kita juga membaca arus kesadaran dan impian dalam ruang dan waktu tertentu

pula. Dalam arti, kata lain media dapat membentuk opini publiknya. Kondisi

masyarakat Islam di indonesia dalam mengkonsumsi media, kebanyakan lebih

tertarik pada televisi. Hal ini berkaitan denga minat baca umat yang masih

rendah. Kalangan masyarakat yang menjadi pelanggan pers Islam adalah

masyarakatrural, kaum santri, dan aktivis organisasi.

Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama karena susunan keluasan

dan cakupan organisasi secara keseluruhan ditentukan oleh teknik komunikasi.

Dari sudut pandang ini komunikasi adalah suatu proses sosial yang mempunyai

relevansi terluas didalam memfungsikan setiap kelompok, organisasi, dan

masyarakat. Proses komunikasi dalam struktur formal tersebut pada hakekatnya

dapat dibedakan menjadi dimensi vertikal, horizontal luar organisasi. Dimensi

5

(20)

5

vertikal adalah dimensi komunikasi yang mengalir dari atas kebawah dan

sebaliknya. Sedangkan dimensi horizontal luar organisasi adalah dimensi

komunikasi yang timbul sebagai akibat dari suatu organisasi yang tidak bisa

hidup sendirian, ia merupakan bagian dari lingkungannya.

Pengetahuan dan pembelajaran akan menjadi aset pembeda pada abad ke

dua puluh satu. Suatu organisasi akan mengerti bagaimana menilai dengan cepat

informasi dan lebih penting lagi bagaimana menyaringnya, mengevaluasi,

meringkas, dan bagaimana menjadikannya kedalam suatu rencana kegiatan.

Komunikator akan mempunyai tingkat fleksibilitas dan adaptasi yang tinggi

dalam menghadapi kemajuan teknologi, serta akan meningkatkan kecakapan

dalam berhubungan dengan orang lain. Dalam kehidupan organisasi, pencapaian

tujuan dengan segala proses membutuhkan komunikasi yang efektif sehingga

komunikator dalam menyampaikan informasi berupa perintah, secara tulisan

maupun lisan sehingga mencapai sasaran dengan persepsi yang sama.

Marx yang melatarbelakangi pemikiran kritis menyatakan bahwa media

adalah tempata dimana pertarungan ideologi terjadi. Sementara Habermas

sebagai salah satu pemikir dari aliran ini menegaskan bahwa media merupakan

sebuah realitas dimana ideologi dominan dalam hal ini kapitalisme disebarkan

kepada khalayak dan membentk apa yang disebutnya sebagai kesadaran palsu

(false consciousness).6

6

(21)

6

Selain itu, ada yang mengklasifikasi jenis media dakwah menjadi dua

bagian, yaitu media tradisional (tanpa teknologi komunikasi) dan media modern

(dengan teknologi komunikasi).7 Klasifikasi jenis media dakwah diatas tidak

terlepas dari dua media penerimaan informasi yang dikemukakan oleh Al-Qur’an

dalam surat An-Nahl ayat 78, yang berbunyi sebagai berikut :

َو

َُ

َا

ْﺧ

َﺮ

َﺟ

ُﻜ

ْﻢ

ِﻣ

ْﻦ

ُﺑ

ُﻄ

ْﻮ

ِن

ُا

ﱠﻣ

ِﺛﺎ

ُﻜ

ْﻢ

َ

َﺛ

ْﻌ

َﻠ

ُﻤ

ْﻮ

َن

َﺷ

ًﺌ

َو

َﺟ

َﻌ

َﻞ

َﻟ

ُﻜ

ُﻢ

ﱠﺴ ﻟا

ْﻤ

َﻊ

َو

ْﺑ

َﺼ

َر ﺎ

َو

ْﻓ

ِﺌ

ﱠﺪ

َة

َﻟ

َﻌ

ﱠﻠ

ُﻜ

ْﻢ

َﺗ

ْﺸ

ُﻜ

ُﺮ

َن و

)

٧ ٨

(

Artinya :

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur,”8

Dan ada pula dari surat as-Sajdah ayat 9, yang berbunyi sebagai berikut :

ُﺛ

ﱠﻢ

َﺳ

ﱠﻮ

ُها

َو

َﻧ

َﻔ

َﺦ

ِﻓ

ِﻣ

ْﻦ

ُر

ِﺣ و

َو

َﺟ

َﻌ

َﻞ

َﻟ

ُﻜ

ُﻢ

ﱠﺴ ﻟا

ْﻤ

َﻊ

َو

ْﺑ

َﺼ

َر ﺎ

َو

ْﻓ

ِﺌ

َﺪ

َة

َﻗ ِﻠ

ً

َﻣ

َﺗ

ْﺸ

ُﻜ

ُﺮ

َن و

)

٩

(

Artinya :

“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan kedalamnya roh

(ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi kamu sedikit sekali bersyukur,”

7

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, Edisi Revisi (Jakarta: Kencana Prenada Media Group), h. 407. 8

(22)

7

Kedua ayat ini menjelaskan bagaimana Allah SWT sudah memberikan

kesempurnaan yang luar biasa kepada manusia agar dapat menggunakannya

dengan sebaik mungkin. Dan memanfaatkan pemberian Allah ini, agar manusia

dapat menambahkan wawasannya tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga

untuk orang-orang yang berada disekitarnya.

Satu kategori keturunan unik, membahas tentang majalah. Majalah adalah

sekumpulan artikel atau kisah yang diterbitkan teratur secara berskala. Fanzine

atau zine disebut sebagai hobi membaca pada satu topik tertentu. Didalam

sebagian besar, majalah terdapat ilustrasi. Menampilkan beragam informasi,

opini, dan hiburan konsumsi massa.

Beberapa majalah bertujuan untuk menghibur, dalam bentuk fiksi (cerpen,

cerbung, dll) puisi, fotografi, kartun, artikel atau memberi informasi lainnya serta

panduan. Majalah dirancang untuk disimpan dalam waktu yang lebih lama

dibandingkan dengan surat kabar (koran). Sebagian besar majalah memiliki

sampul yang menampilkan gambaran atau potret bukan berita umum.

Majalah telah menjadi motivator visual dan jurnalistik. Kebanyakan

majalah yang dijual dirak-rak kios dan toko buku (newsrack) ditujukan untuk

audien yang lebih sempit. Majalah yang disponsori dan jurnal dagang atau

Industri (trade journal) jumlahnya melebihi majalah newsrack. Majalah terus

mengalami demasifikasi. Majalah mungkin akan kehilangan pengaruhnya dalam

(23)

8

Hanya sedikit majalah yang memenuhi standart kaum elite (excellent).9

Berbeda dengan koran, yang diorientasikan untuk kota tempat koran itu

diterbitkan. Majalah pada masa awal ini menciptakan audien nasional. Literatus

besar dan ide-ide besar lainnya masuk dalam format majalah yang berbeda

dengan buku, dapat dijangkau oleh hampir semua orang. Para pengiklan

memanfaatkan majalah untuk membangun pasar nasional. Media massa lainnya

tidak dapat melakukan hal itu secara efektif. Hanya sedikit buku yang memuat

iklan. Koran dengan sedikit perkecualian, hanya menyampaikan iklan untuk

pembaca lokal.

Majalah custom adalah penciptaan majalah yang secara spesifik dirancang

untuk suatu perusahaan yang berusaha menjangkau khalayak yang dibatasi secara

sempit, seperti pelanggan yang diberi perhatian atau pembeli atau pelanggan

potensial. Ada pula majalah online (webzines) telah muncul dan memungkinkan

konvergensi antara majalah cetak dengan internet. Banyak majalah dengan edisi

online yang menawarkan fitur interaktif khusus, dan tidak tersedia untuk

pembacanya dalam versi cetak.10

Majalah umum, majalah industri, majalah konsumen, tiga tipe majalah

yang sudah umum diketahui banyak orang bahkan dijadikan langganan. Majalah

seringkali menjadi pelopor perubahan. Ketika perubahan sosial, ekonomi, atau

teknologi mulai membentuk budaya, majalah sering menjadi media yang pertama

9

William L. Rivers, Theodore Peterson, Jay W. Jensen,Media Massa dan Masyarakat Modern, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008) h. 73.

10

(24)

9

sekali bergerak. Namun, terpusat pada peminatan dan pasar yang lebih kecil.

Para penulisnya mencari tren baru.

Penerbit dapat lebih cepat dibandingkan dengan media yang lain, dalam

menambahkan atau mengurangi judul yang ditujukan pada segemen atau minat

khalayak yang spesifik. Majalah benar-benar merupakan medium massa nasional

pertama di Amerika, dan seperti buku, majalah berfungsi sebagai suatu kekuatan

penting dalam perubahan sosial terutama dalam era muckraking (mencari dan

mempublikasikan informasi terbaru skandal tentang orang-orang terkenal).

Tabloid NURANi merupakan salah satu tabloid yang ada di Indonesia,

tepatnya di Surabaya dan telah mempunyai cabang di beberapa wilayah, di

antaranya adalah di Jakarta dan Jawa Tengah. Secara historis, pendirian Tabloid

Nurani pertama kali dipelopori oleh H. Imaman Nasy Uri dan Hasri Aska di

Surabaya pada tahun 2000. Secara umum Tabloid NURANi mempunyai tujuan

untuk menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat tentang agama. Tujuan

ini kemudian diaplikasikan ke dalam visi misi yang dikembangkan oleh Tabloid

NURANi, yakni memberikan pengetahuan dan wawasan tantang agama Islam

yang benar kepada masyarakat, terutama dalam hal membina keluarga sakinah,

menyelamatkan generasi muda dari arus globalisasi, menyiapkan pendidikan

anak, masalah agama yang sedang aktual, dan lain sebagainya.11 Hal ini

didasarkan pada pertimbangan bahwa masyarakat sangat membutuhkan

11

(25)

10

pengetahuan dan wawasan tentang agama sebagai pedoman dan tuntunan dalam

kehidupan sehari-hari, lebih-lebih di era sekarang yang sarat akan krisis moral.

Tabloid NURANi yang akan diteliti berada di daerah Ketintang baru III

Surabaya. Peneliti mengambil Tabloid NURANi karena tabloid inilah yang

selalu menarik perhatian orang banyak dan masyarakat sekitar dibandingkan

dengan tabloid/majalah yang lainnya. Dan tabloid ini pula yang tetap berdiri dan

tetap ada selama 15 tahun lamanya sebagai salah satu media cetak modern yang

digemari oleh kalangan wanita pada umumnya.

Tabloid NURANi juga termasuk salah satu majalah di Jawa Timur yang

tetap sukses bersaing hingga sampai saat ini. Jika dibandingkan dengan dengan

tabloid/majalah lain yang bisa diketahui mulai memudar perkembangan untuk

menjadi salah satu media cetak, mereka semua kebanyakan beralih menjadi

media online. Dan bahkan ada beberapa yang gulung tikar akibat kemajuan

teknologi yang sangat pesat. Membuat orang-orang lebih memilih media online

yang bisa dicari mudah hanya bermodal gadget dan pulsa, dibandingkan harus

membeli majalah terlebih dahulu.12

Tabloid ini akan dikaitkan dengan sebuah desa disekitar tabloid NURANi

berada. Yaitu desa Ketintang Kelurahan Gayungan. Ketintang adalah sebuah

kelurahan di wilayah Kecamatan Gayungan, Kota Surabaya, Provinsi Jawa

Timur. Di wilayah Ketintang terdapat kampus Universitas Negeri Surabaya.

Sebagian daerah Ketintang berada di sekitar bantaran Kali Mas. Di sini terdapat

12

(26)

11

banyak sekali toko-toko yang menyediakan berbagai macam kebutuhan. Nama

Ketintang berasal dari thing dan thang, suatu onomatope untuk menyebut bunyi

dentingan besi. Konon, di daerah ini pernah berdiam empu keris bernama Ki

Wijil, yang mengerjakan aktivitas pembuatan keris di daerah ini.13

Alasan daerah Ketintang sebagai daerah pemilihan untuk pembaca tabloid

NURANi adalah karena selain pusat tabloid NURANi sendiri yang bertempatkan

disana juga peneliti ingin mengetahui bagaimana masyarakat Ketintang sendiri

dalam mengkonsumsi tabloid NURANi sebagai bacaan yang rutin untuk dibaca.

Peneliti juga ingin lebih dalam mengetahui bagaimana tanggapan

masyarakat Ketintang mengenai tabloid NURANi tersebut. Dan juga ingin

mengetahui minat baca mereka seberapa besar terhadap media cetak khususnya

pada tabloid NURANi.

Hubungan penelitian ini dengan komunikasi penyiaran Islam yakni dimana

dalam dunia KPI ada yang lebih cenderung pada dunia jurnalistik. Dalam dunia

jurnalistik, dituntun untuk mencari berita baik untuk disampaikan secara

langsung maupun berupa tulisan yang dicetak pada koran, majalah, dan lainya.

Jurnalistik sendiri tidak terlepas dari dunia media cetak. Dan tabloid NURANi

menjadi salah satu media cetak yang terkenal dan lebih merujuk kepada

informasi keIslaman di Indonesia. Inilah alasan peneliti memilih tabloid

NURANi untuk dijadikan sebagai bahan penelitian.

13

(27)

12

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang sudah di jelaskan di atas, maka untuk

membatasi penelitian agar penelitian fokus, maka penulis akan membatasi

penelitiannya dengan menggunakan rumusan masalah sebagai berikut:

• Seberapa besar tingkat prosentase pemilihan tabloid NURANi sebagai

bacaan bagi masyarakat daerah Ketintang Surabaya?

C. Tujuan Penelitian

Dilihat dari rumusan masalah yang telah di paparkan di atas tersebut, maka

tujuan dari penelitian ini adalah:

• Untuk mengetahui jumlah seberapa besar tingkat prosentase pemilihan

tabloid NURANi sebagai bacaan bagi masyarakat daerah Ketintang

Surabaya.

D. Manfaat Penelitian

Setelah di jelaskan rumusan masalah dan tujuan masalah di atas, maka

penulis berharap dari penelitian tersebut akan bermanfaat bagi penulis dan

pembacanya. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut ialah:

1. Secara teoritis

Manfaat bagi para akademis, penelitian ini diharapkan akan berguna

(28)

13

Bagi pihak yang di teliti, di harapkan agar bisa mengetahui target yang

akan diutamakan oleh tabloid ini dalam menguatkan minat pembaca yang

saat ini hampir punah.

Bagi penulis, penelitian ini di harapkan berguna untuk pengetahuan

dan juga sekaligus untuk mengetahui apakah rasa ingin membaca berbagai

macam isi di tabloid pada masih sangat besar atau sudah redup.

2. Secara praktis

Dari penelitian ini, maka penulis berharap penelitian ini akan

bermanfaat bagi pembaca atau pelanggan tabloid NURANi. Dengan adanya

penelitian ini, maka diharapkan untuk lebih mengetahui seberapa besar

pengaruh penerbitan majalah ini untuk menarik minat membaca di daerah

Ketintang Surabaya.

Selain bermanfaat untuk para pembaca, di harapkan juga akan

bermanfaat bagi semua kalangan khususnya kaum Muslim dan masyarakat

Ketintang Surabaya itu sendiri.

E. Konseptualisasi

Pemilihan sesuatu ada beberapa yakni karena memilih dari faktor

keadaan, menuruti apa yang seseorang katakan, dan keinginan yang berasal dari

hati sendiri. Dalam menanggapi hal tentang pemilihan majalah Nurani sebagai

bacaan masyarakat Ketintang, tentu akan ada kaitannya dengan rasa minat pada

(29)

14

tabloid NURANi untuk dibaca sebagai referensi kehidupan pada suatu rubrik

atau seluruh isi tabloid NURANi.

Tabloid NURANi merupakan sebuah media cetak yang sudah

berkembang sejak lama untuk melayani masyarakat. Memberikan berbagai

macam informasi terbaru, gaya hidup, dan lain sebagainya. Dalam pemilihan

ini, ada beberapa masyarakat yang lebih memilih untuk mengkonsumsi majalah

Nurani dibandingkan dengan yang sudah modern yakni media online.

Berikut penjelasan mengenai pengertian sebuah minat, konsumsi media

cetak, dan tabloid NURANi :

1. Pengertian Minat

Minat seseorang terhadap suatu objek akan lebih kelihatan apabila

objek tersebut sesuai sasaran dan berkaitan dengan keinginan dan

kebutuhan seseorang yang bersangkutan. Minat adalah suatu perpaduan

keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi.

Sedangkan menurut Djali bahwa minat pada dasarnya merupakan

penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di

luar diri. Minat sangat besar pangaruhnya dalam mencapai prestasi dalam

suatu pekerjaan, jabatan, atau karir. Tidak akan mungkin orang yang tidak

(30)

15

dengan baik. Minat dapat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang

dalam menghadapi suatu objek.14

Minat berkaitan dengan perasaan suka atau senang dari seseorang

terhadap sesuatu objek. Hal ini seperti dikemukakan oleh Slameto yang

menyatakan bahwa minat sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan

pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada

dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri

dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,

semakin besar minat. Menurut Kartini Kartono minat merupakan momen

dan kecenderungan yang searah secara intensif kepada suatu obyek yang

dianggap penting. Menurut Ana laila Soufia dan Zuchdi menjelaskan

bahwa minat merupakan kekuatan pendorong yang menyebabkan

seseorang menaruh perhatian pada orang lain, pada aktivitas atau objek

lain. Sedangkan Slameto menjelaskan bahwa minat adalah kecenderungan

yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Lebih

lanjut Slameto mengemukakan bahwa suatu minat dapat diekspresikan

melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa seorang pembaca lebih

menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasiakan

melalui partisipasi dalam satu aktivitas. Pembaca yang memiliki minat

terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih

besar terhadap subjek tersebut.

14

(31)

16

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

Minat merupakan kecenderungan pada seseorang yang ditandai dengan

rasa senang atau ketertarikan pada objek tertentu disertai dengan adanya

pemusatan perhatian kepada objek tersebut dan keinginan untuk terlibat

dalam aktivitas objek tertentu, sehingga mengakibatkan seseorang memiliki

keinginan untuk terlibat secara langsung dalam suatu objek atau aktivitas

tertentu, karena dirasakan bermakana bagi dirinya dan ada harapan yang

dituju.

2. Konsumsi Media Cetak

Konsumsi disini maksudnya adalah seseorang atau bahkan beberapa

orang yang masih memiliki rasa ingin membaca atau minat membacanya

masih tinggi. Dalam artian bahwa pengkonsumsi masih berkeinginan

membaca suatu berita dan informasi yang terdapat pada media cetak

khususnya majalah. Karena dalam majalah biasanya hanya

informasi-informasi yang penting untuk kehidupan sosial bukan berita aktual seperti

koran pada umumnya.

3. Tabloid NURANi

Latar belakang munculnya tabloid NURANi disebabkan oleh adanya

kegelisahan para ibu berkaitan dengan bermunculannya media massa

(32)

17

Kebebasan pers yang sempat terkekang di era Soeharto (Orde Baru),

seolah-olah membuka kesempatan bagi pelaku media dalam menyajikan

berita secara transparansi bahkan bisa disebut over expose, seiring dengan

lengsernya Soeharto dan masuknya Indonesia dalam era reformasi.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika penulisan tidak cukup sekedar mengulang atau menuliskan

kembali daftar isi. Tetapi merupakan penjelasan bagaimana sistematika

penulisan yang dilakukan mulai dari bagian awal hingga bagian akhir, sehingga

penulisan laporan penelitian benar-benar sistematis, jelas dan mudah dipahami.

Adapun sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : Pada Bab ini terdapat latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat

penelitian, metode, obyek penelitian, teknik pengumpulan data, sistematika

pembahasan, jadwal penelitian dan daftar pustaka. Pada latar belakang

dijelaskan mengenai perkembangan teknologi canggih atau media-media

modern yang ada saat ini. Mengenai peneliti fokus pada pemilihan sebuah

media cetak serta masyarakat daerah Ketintang. Rumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian dibuat dengan masalah apa yang akan diteliti oleh peneliti.

BAB II : Bab ini berisi tinjauan pustaka. Dibagian bab ini dijelaskan mengenai

permasalahan yang diambil peneliti dengan mencantumkan pengertian media

cetak, media cetak Islam, pengertian majalah, pengertian minat dan konsumsi

(33)

18

BAB III : Bab ini terdapat metode penelitian. Dalam bagian ini peneliti

menggunakan penelitian kuantitatif untuk meneliti permasalahan yang akan

diteliti. Bab ini juga berisi tentang populasi dan sampel data dari Kelurahan

Ketintang, isi angket yang disebarkan oleh peneliti, jenis data dan instrumen

penelitian, skala blue print, serta analisis data.

BAB IV : Pada bab ini berisi tentang penyajian data, analisa data dan hasil

temuan yang sudah dilakukan selama dilapangan oleh peneliti.

(34)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

(PENGERTIAN MEDIA CETAK, MINAT, DAN KONSUMSI TERHADAP MEDIA CETAK)

A. Konsep Media Cetak

1. Pengertian Media Cetak a. Media Cetak

Media cetak merupakan media tertua yang ada dimuka bumi.

Media cetak berawal dari media yang disebut dengan Acta Diunadan

Acta Senatus dikerajaan romawi, kemudian berkembang pesat setelah

Johanes Guttenberg menemukan mesin cetak hingga kini sudah

beragam bentuknya, seperti surat kabar, tabloid, dan majalah.

Media cetak adalah segala barang cetak yang dipergunakan

sebagai sarana penyampaian pesan seperti yang sudah disebutkan

sebelumnya macam-macam media cetak pada umumnya.6

Sejarah media modern berawal dari buku cetak. Meskipun pada

awalnya upaya pencetakan buku hanyalah merupakan upaya

penggunaan alat teknik untuk memproduksi teks yang sama atau

hampir sama, yang telah disalin dalam jumlah yang besar, namun

6

(35)

18

upaya itu tentu saja masih dapat disebut semacam revolusi. Lambat

laun perkembangan buku cetak mengalami perubahan dalam segi isi –

semakin bersifat sekular dan praktis. Kemudian semakin banyak pula

karya populer, khususnya dalam wujud brosur dan pamflet politik dan

agama yang ditulis dalam bahasa daerah, yang ikut berperan dalam

proses transformasi abad pertengahan. Jadi, pada masa terjadinya

revolusi dalam masyarakat buku pun ikut memainkan peran yang tidak

dapat dipisahkan dari proses revolusi itu sendiri.7

Hampir dua ratus tahun setelah ditemukannya percetakan barulah

apa yang sekarang ini kita kenal sebagai surat kabar prototif dapat

dibedakan dengan surat edaran, pamflet, dan buku berita akhir abad

keenam belas dan abad ketujuh belas. Dalam kenyataannya terbukti

bahwa suratlah yang merupakan bentuk awal dari surat kabar,

bukannya lembaran yang berbentuk buku. Surat edaran diedarkan

melalui pelayanan pos yang belum sempurna dan berperan terutama

untuk menyebarluaskan berita menyangkut peristiwa yang ada

hubungannya dengan perdagangan internasional. Jadi, munculnya surat

kabar merupakan pengembangan suatu kegiatan yang sudah lama

berlangsung dalam dunia diplomasi dan dilingkungan dunia usaha.

Surat kabar pada masa awal ditandai oleh: wujud yang tetap; bersifat

komersial (dijual secara bebas); bertujuan banyak (memberi informasi,

7

(36)

19

mencatat, menyajikan adpertensi, hiiburan, dan desas-desus); bersifat

umum dan terbuka.8

Dalam konsep pengertian diatas, media cetak (surat kabar dan

majalah) memiliki kadar inovasi yang lebih tinggi daripada buku cetak

– penemuan (invensi) bentuk karya tulis, sosial dan budaya yang baru

– meskipun pada masa itu pandangan yang muncul tidak demikian

adanya. Kekhususan surat kabar, jika dibandingkan dengan sarana

komunikasi budaya lainnya, terletak pada individualisme, orientasi

pada kenyataan, kegunaan, sekularitas (nilai–nilai), dan kecocokannya

dengan tuntutan kebutuhan kelas sosial baru, yakni kebutuhan para

usahawan kota dan orang profesional. Kualitas kebaruannya bukan

terletak pada unsur teknologi atau cara distribusinya, melainkan pada

fungsinya yang tepat bagi kelas sosial tertentu yang berada dalam

iklim kehidupan yang berubah dan suasana yang secara sosial dan

politis lebih bersifat permisif (terbuka).

Sejarah perkembangan surat kabar serta majalah selanjutnya

dapat dipaparkan sebagai serangkaian perjuangan, kemajuan dan

pengulangan, yang mengarah ke iklim kebebasan, atau bisa juga dilihat

sebagai kelanjutan dari sejarah kemajuan ekonomi dan teknologi.

Unsur-unsur penting dalam sejarah pers yang mempengaruhi batasan

surat kabar dan majalah modern akan disajikan pada paragraf

-8

(37)

20

paragraf selanjutnya. Memang sejarah perkembangan pers setiap

bangsa tidak mungkin dipaparkan dalam satu pemaparan ringkas.

Terlepas dari hal tersebut, patut dicatat bahwa unsur – unsur penting

tersebut, yang sering kali berbaur dan berinteraksi satu sama lain,

merupakan faktor penentu dalam perkembangan institusi pers. Tentu

saja dengan kadar pengaruh yang berbeda–beda.9

b. Sejarah Media Cetak

Penemu pertama Media Cetak adalah Johannes Gutenberg pada

tahun 1455 terutama di Negara Eropa. Perkembangan awal terlihat dari

penggunaan daun atau tanah liat sebagai medium, bentuk media sampai

percetakan. Gutenberg mulai mencetak Bible melalui teknologi cetak

yang telah ditemukannya. Teknologi mesin cetak Gutenberg mendorong

juga peningkatan produksi buku menjadi hitungan yang tidak sedikit.

Teknologi percetakan sendiri menciptakan momentum yang justru

menjadikan teknologi ini semakin mendorong dirinya untuk berkembang

lebih jauh.

Lanjutan dari perkembangan awal media cetak adalah dimana

perkembangan teknologi yang belum berkembang, yaitu media cetak

dibuat memakai mesin tik untuk membuat suatu iklan produk sedangkan

gambar-gambar atau animasi yang memperbagus iklan produk itu dibuat

secara manual dengan menggunakan pena.

9

(38)

21

Tanda-tanda perkembangan media cetak adalah melek huruf (

kemampuan untuk baca-tulis ). Memang melek huruf adalah kondisi yang

dipunyai oleh kaum elite. Bahasa yang berkembang pun hanya beberapa

bahasa pokok, bahasa latin – misalnya. Perkembangan pendidikan pada

abad 14 juga mendorong perkembangan orang yang melek huruf.

Perkembangan media cetak sekarang yaitu didukungnya perkembangan

teknologi yang sudah berkembang, sehingga dapat memudahkan orang

untuk membuat suatu iklan yang lebih kreatif dan atraktif.

B. Kelebihan dan Kelemahan Media Cetak 1. Kelebihan Media Cetak

Setiap media memiliki kelebihan masing-masing, media cetak juga

memiliki kelebihan dibanding media elektronik. Kelebihan media cetak

secara umum dibanding media elektronik terletak dari “daya tahan”

informasi. Dari berbagai jenis media massa, media cetak memiliki

kelebihan yang tidak dimiliki oleh media lain. hasil cetakan tersebut

permanen dan bisa disimpan sehingga pembaca bisa mengulanginya

sampai mengerti isi pesan yang disampaikan, tanpa biaya tambahan.

Selain itu, halaman media cetak, menurut Mondry, bisa terus ditambah

seandainya diperlukan.10

10

(39)

22

Surat kabar harian memiliki kelebihan lebih khusus lagi bila

dibandingkan dengan media cetak lain. sesuai periodesasi terbitnya,

informasi surat kabar harian diterima pembaca setiap hari sehingga

informasi diperoleh terus secara berkesinambunga. Informasi yang

disampaikan surat kabar lebih lengkap dibanding radio dan televisi.

Dengan halaman yang cukup banyak, apalagi kini banyak surat kabar

yang terbit dengan 32 halaman atau lebih, informasi tentang suatu

peristiwa dapat diberitakan secara mendalam, dari berbagai sisi,

sedangkan radio dan televisi butuh jam tayang khusus guna melakukan

hal itu.

Tabloid dan majalah yang periodesasi terbitnya lebih lama

dibanding surat kabar, berusaha menampilkan informasi yang lebih

lengkap lagi, juga dengan gaya penulisan feature yang lebih memikat

sehingga tetap disukai pembaca.11

2. Kelemahan Media Cetak a. Lambat dan Tidak Langsung

Kelebihan media elektronik sebenarnya merupakan kelemahan

media cetak. Informasi media cetak tidak bisa cepat dan langsung.

Berita media cetak baru kaan diterima khalayak sesuai periodesasinya.

Surat kabar harian terbit setiap hari, informasinya diterima publik

11

(40)

23

sehari hanya sekali, tabloid atau majalah mingguan berarti

informasinya diterima masyarakat seminggu sekali. Hal ini membuat

para pembaca media cetak mengalami sedikit penghambatan dalam

informasi.

b. Jauh

Informasi yang disampaikan media cetak terkesan “jauh” karena

pembaca tidak dapat mengetahui secara langsung peristiwa seperti

yang disampaikan media elektronik. Guna mengatasi kekurang itu,

media cetak menampilkan foto-foto yang menarik guna mengimbangi

tayangan televisi, juga memuat tulisan atau informasi yang lengkap,

bahkan dengan penlisan feature guna mengimbangi informasi media

elektronik.

c. Tidak Akrab

Pada media etak, tidak ada penyiar yang menyampaikan, tetapi

harus disiarkan oleh diri sendri. Sebagai sumber informasinya, jajaran

redaksi tidak ada yang akrab dengan pembaca, bahkan mungkin tidak

kenal sama sekali. Berbeda dengan penyiar atau pembaca berita

televisi atau radio, tentu banyak yang kenal (minimal suaranya),

bahkan mengidolakan mereka.

d. Tidak Fleksibel

Membaca informasi media cetak tentu tidak bisa dilakukan

(41)

24

tidak fleksibel, sedangkan dengan radio bisa mendapatkan

informasinya. Perbandingan kelemahan antara surat kabar, tabloid, dan

majalah pada umumnya terkait periode terbit dan banyaknya halaman.

Hal serupa juga terjadi antara tabloid yang umumnya terbit mingguan

dengan majalah yang dua mingguan atau bulanan, isi majalah lengkap

dan bahasanya lebih dalam.

C. Media Cetak Islam

Didalam sebuah media, selain menampilkan dan memberikan informasi

umum kepada masyarakat luas. Ada beberapa media yang khusus memberikan

informasi tentang keagamaan bagi orang-orang Islam yang dibalut dalam

media cetak Islam. Hal ini tentu akan melibatkan arti keislaman yang

sesungguhnya, dan bagaimana media tersebut dapat menjalankan amanat

Allah SWT sebagai khalifah didunia untuk berdakwah secara Bil Qalam atau

dakwah melalui tulisan.

Dakwah atau Ad-da’wat ila qadhiyat yang artinya menegaskannya atau

membelanya, baik yang hak ataupun yang batil, yang positif maupun yang

negatif.12 Atas dasar itulah maka ada orang yang mengajak ke arah ketaatan

dan berbuat kebajikan, ada pula orang yang mengajak ke arah kemaksiatan

(42)

25

dan kemungkaran. Karenanya, Rasulullah SAW disebut sebagai seorang dai

Allah SWT.

Dakwah adalah bagian penting dalam Islam, sehingga sering dikatakan

bahwa Islam adalah agama dakwah. Melalui dakwah ajaran Islam berkembang

dan tersebar luas keseluruh penjuru dunia. Melalui dakwah pula ajaran Islam

diamalkan oleh para pemeluknya sehingga tercermin dalam kehidupan pribadi

kelurga dan masyarakat.

1. Fungsi Media Massa dalam Dakwah

Selain sebagai media komunikasi yang melayani khalayak yang luas,

pers, film, dan televisi, juga merupakan lembaga sosial. Media massa

sebagai lembaga sosial, memiliki sifat-sifat kelembagaan institutional

character. Media massa menyelenggarakan dan melayani informasi dengan

cepat dan teratur secara melembaga. Informasi yang disalurkan dan

disebarluskan oleh media massa kepada khalayak atau audience. Fungsi

dakwah yang dapat diperankan oleh media massa adalah menjaga agar

media massa sellau berpihak kepada kebaikan, kebenaran, dan keadilan

universal sesuai dengan fitrah dan ke hanifaan manusia, dengan sellau taat

kepada kode etiknya.13

2. Majalah

13

(43)

26

Salah satu bentuk media massa yang dikenal sejak dahulu adalah

majalah, kehadirannya selain mengarah kepada pelayanan kebutuhan

masyarakat maka majalah diarahkan juga kepada khalayak yang lebih khas

apakah gaya hidup mereka maupun perbedaan demografisnya.14Edisi perdana

majalah yangdiluncurkan di Amerika pada pertengahan 1039-an memperoleh

kesuksesan besar. Majalah telah membuat segmentasi pasar tersendiri dan

membuat fenomena baru dalam dunia media massa cetak di Amerika.15

Keberadaan majalah sebagai media massa terjadi tidak lama setelah surat

kabar.

Sedangkan keberadaan majalah sebagai media massa di Indonesia

dimulai menjelang dan pada awal kemerdekaan Indonesia. Di akarta pada

tahun 1945 terbit majalah bulanan dengan nama Pantja Raja Pimpinan

Markoem djojihadisoeparto (MD) dengan prakarta dari Ki Hajar Dewantoro

selaku Menteri Pendidikan pertama RI. Fungsi majalah mengacu pada sasaran

khalayaknya yang spesifik, maka fungsi utama media berbeda antara satu dan

lainnya.

Tipe atau kategori suatu majalah ditentukan oleh sasaran khalayak yang

dituju, artinya, sejak awal redaksi sudah menentukan siapa yang akan menjadi

pembacanya, apakah anak-anak, remaja, wanita dewasa, pria dewasa, atau

14

Alo Liliweri, Memahami Komunikasi Massa dalam Masyarakat,(Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1991), h.11.

15

(44)

27

untuk pembaca umum dari remaja sampai dewasa. Bisa juga sasaran pembaca

yang dituju kalangan profesi tertentu, seperti pelaku bisnis atau pembaca

dengan hobi tertentu, seperti bertani, berternak, dan memasak.16

a. Jenis-Jenis Majalah

Majalah umum, majalah industri, majalah konsumen, tiga tipe

majalah yang sudah umum diketahui banyak orang bahkan dijadikan

langganan. Majalah seringkali menjadi pelopor perubahan. Ketika

perubahan sosial, ekonomi, atau teknologi mulai membentuk budaya,

majalah sering menjadi media yang pertama sekali bergerak. Dan struktur

industri ini merupakan salah satu alasan penyebab hal ini. Tidak seperti

surat kabar, kebanyakan majalah tidak terlalu terikat pada area geografis

yang spesifik. Namun, terpusat pada peminatan dan pasar yang lebih

kecil. Para penulisnya mencari tren baru.

b. Majalah Sebagai Media Dakwah

Media dakwah merupakan unsur tambahan dlam kegiatan

berdakwah. Menurut Mira Fauziyah, media dakwah adalah alat atau

sarana yang digunakan untuk berdakwah dengan tujuan supaya

memudahkan penyampaian pesan dakwah kepada mad’u.17 Dakwah

memerlukan media massa, untuk menjangkau sebanyak-banyaknya

khalayak. Majalah juga memiliki kekuatan pengaruh sebagaimana surat

16

Ibid, h.119. 17

(45)

28

kabar, majalah merupakan media yang paling simple organisasinya,

relatif lebih mudah mengelolanya dibanding surat kabar. Saat ini telah

banyak majalah yang secara khusus menyatakan sebagai majalah dakwah

Islam. Menulis pesan dakwah di majalah juga tidak terlepas dari visi

redakturnya.18

3. Struktur Industri Majalah

Majalah modern muncul sebagai medium massa terutama karena

perannya sebaga penghubung sistem pemasaran. Seperti halnya koran, selama

bertahun-tahun majalah mampu merangkum aneka selera dan kepentingan

yang luas. Namun tidak seperti media lainnya, sebagian besar majalah yang

ada terfokus pada khalayak homogen tertentu atau kelompok-kelompok yang

kpentingannya sama. Tidak seperti koran, sirkulasi majalah umumnya

berskala nasional. Dengan berfokus pada selera atau bidang tertentu, majalah

bisa meraih khalayak dari berbagai kelas sosial, tingkat pendapatan atau

pendidikan di seluruh penjuru negara.

Pada awalnya, sumber pendapatan utama majalah adalah hasil penjualan

majalah itu sendiri. Sumber lainnya adalah dukungan keuangan dari asosiasi

atau perusahaan tertentu yang berkepentingan dengan terbitnya majalah

tersebut. Baru belakangan majalah mengandalkan pemasukkannya dari iklan,

dan ini terkait dengan perannya dalam sistem pemasaran. Besarnya sirkulasi

18

(46)

29

dan cakupan nasionalnya menjadikan majalah sebagai media yang baik untuk

beriklan. Kini, majalah acapkali diterbitkan khusus untuk kelompok

konsumen tertentu. Isi editorial dan iklan-iklannya sengaja disesuaikan

terhadapnya.

Karena majalah dapat menciptakan pasar sendiri untuk suatu produk,

maka hubungan antara majalah dan khalayaknya juga agak berbeda. Isi

majalah lebih diarahkan untuk kepentingan khalayak tersebut, karena para

penerbitnya tidak mau beresiko dengan isi yang belum tentu diterima.

Karenanya, majalah sengaja menyediakan diri untuk melayani khalayak itu

saja.

a. Keberlangsungan Majalah

Dewasa ini, relatif sedikit majalah yang mendominasi pasar. Namun

jenisnya cukup bervariasi sehingga masing-masing mewakili berbagai

kepentingan atau selera pembaca. Meskipun kompetisinya sangat tajam,

namun sirkulasi majalah yang terfokus pada kelompok tertentu

menjadikannya tetap menarik bagi para investor. Apa yang paling penting

adalah gagasan. Jika seorang penerbit punya gagasan segar untuk mencetak

suatu majalah baru, ia takkan sulit memperoleh dukungan keuangan. Selalu

terbuka kemungkinan berhasil, dan ancaman untuk ditelan oleh perusahaan

media raksasa relatif kecil.19

19

(47)

30

Mudahnya penerbit baru masuk ke industri majalah sangat kontras

kalau dibandingkan dengan sulitnya penerbit baru masuk ke industri koran,

media siaran atau film. Itu pula sebabnya mengapa tiap majalah biasanya

hanya memiliki sedikit pegawai dengan perlengkapan kerja tidak terlalu

hebat. Hal yang paling banyak menelan biaya memang bukan pegawai atau

perelngkapan, melainkan kontrak cetak. Lagipula, majalah kecil atau baru

takkan berniat menyaingi majalah lain, apalagi yang sudah besar. Modal

majalah biasanya tidak terlalu besar. Majalah Rolling Stone mulai terbit

dengan modal $20.000 dan awalnya hanya ditujukan untuk para pembaca

di kawasan Teluk San Fransisco. Namun tantangan untuk bertahan jauh

lebih berat. Mudahnya maalah baru terbit menjadikan setiap majalah yang

sudah ada harus berusaha keras untuk mempertahankan pangsa pasarnya.

Selera pembaca acapkali berubah sehingga pengelola majalah dituntut

untuk selalu sigap terhadapnya.20

Secara umum, industri majalah dicirikan oleh banyaknya penerbit

yang masing-masing berukuran kecil. Namun ada sejumlah majalah besar

yang menguasai porsi pasar cukup besar, meskipun ini tidak berarti mereka

yang paling banyak meraih keuntungan.

Pada tahun 1969, majalah Life yang sirkulasinya mencapai 8,5 juta

eksemplar, meraih iklan senilai $153 juta. Time, terbitan kembarnya,

20

(48)

31

menduduki urutan kedua dengan perolehan iklan sebesar $95 juta. Namun

Life justru merugi hingga $10 juta akibat tingginya biaya produksi dan

distribusi majalahnya yang mencapai jutaan eksemplar itu. majalah Look,

urutan ketiga dengan $77 juta, pada tahun 1970 mengumumkan bahwa ia

tidak mampu lagi bersaing dengan Life dalam soal ukuran sirkulasi. Para

pengelolanya juga menyatakan bahwa mereka justru akan mengurangi

sirkulasi untuk berkonsentrasi pada 60 daerah yang paling menguntungkan

saja. Jumlah halaman berwarna juga ikurangi demi menekan biaya dari

$55.000 menjadi $48.500. Life kemudian juga melakukan hal serupa, yakni

mengurangi sirkulasinya.21

4. Majalah sebagai Penyampai dan Penafsir Pesan

Majalah lebih dahulu melakukan jurnalisme interpretatif ketimbang

koran ataupun kantor-kantor berita. Bagi majalah, interprestasi justru menjadi

sajian utama. Sejak lama, aneka majalah sengaja menyajikan tinjauan atau

analisis terhadap suatu peristiwa secara mendalam, dan itulah hakikat

interprestasi. Ecenderungan ini mengaut sejalan dengan spesialisasi majalah.

Majalah-majalah khusus laku karena menyajikan analisis panjang lebar.

Sebagai terbitan berkala, majalah juga berfungsi sebagai ajang diskusi

berkelanjutan. Dalam membahas suatu masalah, majalah bisa melakukannya

21

(49)

32

dalam waktu lama, bahkan nyaris tak terbatas selama masih ada peminatnya.

Dibandingkan koran, majalah lebih kuat mengingat emosi pembacanya.

Majalah juga diakui menjalankan metode interprestasi yang terpuji sehingga

John Fischer, mantan editor majalah Harper’s, menyebut majalah sebagai

“medium bacaan utama dari generasi ke generasi.”

Namun menurut pengritiknya, majalah diliputi banyak kelemahan yang

merendahnya mutunya sebagai penafsir berita. Sebagai contoh, kebanyakan

majalah berhaluan konservatif sehingga apa yang disampaikannya tidak lepas

dari perspektif itu. di samping itu, banyak majalah yang hanya menganalisis

berita dari sumber lain, dan hampir tidak pernah mencari berita sendiri.

Majalah juga cenderung eniru artikel apa saja yang populer. Namun yang

paling serius majalah dituding ikut menciptakan “dunia semu” dengan

menyajikan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan.22

Kritik itu layak dipertimbangkan, namun peran penting majalah sebagai

penafsir berita hendaknya tidak diabaikan. Dalam kenyataannya, majalah ikut

berpera dalam reformasi politik maupun sosial. Majalah, tidak seperti koran,

biasanya memiliki perspektif nasional sehingga terbebas dari sentimen

kedaerahan. Bahkan majalah juga berjasa ikut memelihara kesadaran tentang

kesatuan bangsa, dan menyodorkan berbagai topik iskusi kepada semua orang.

22

(50)

33

Bagi jutaan pembacanya, majalah merupakan sumber rujukan kehidupan

sehari-hari yang murah. Majalah membahas berbagai masalah

kehidupan-mulai dari nutrisi, pengasuhan anak, aneka masalah keluarga dan keuangan,

penataan rumah hingga petunjuk-petunjuk redekorasi.

Yang paling penting, interprestasi berita oleh majalah bisa menjadi

sumber pendidikan umum. Artikel-artikel sejarah yang enceritakan tentang

masa lalu, artikel biografi yang mengisahkan tokoh-tokoh ternama yang ikut

membentuk sejarah, serta laporan dari luar negeri tentang aneka keberhasilan,

bisa menjadi sumber pengetahuan yang bermanfaat. Majalah pula yang

memperkenalkan orang Amerika kebanyakan dengan arsitektur, lukisan,

patung, dan pemikiran-pemikiran yang mengesankan. Majalah Life harus

diakui sebagai penyebar utama seni-seni paling agung yang diciptakan

manusia.23

Diatas semua itu, fungsi terpenting majalah adalah perannya sebagai

penafsir berita. Tampaknya, majalah merupakan media penafsir terbaik.

D. Minat

Secara umum, pengertian minat adalah perhatian yang mengandung

unsur-unsur perasaan. Minat merupakan dorongan atau keinginan dalam diri

seseorang pada objek tertentu. Misalnya, minat terhadap pelajaran, olahraga,

23

(51)

34

atau hobi. Minat bersifat pribadi (individual). Artinya, setiap orang memiliki

minat yang bisa saja berbeda dengan minat orang lain. Minat berkaitan erat

dengan motivasi seseorang, sesuatu yang dipelajari. serta dapat berubah-ubah

tergantung pada kebutuhan, pengalaman, dan mode yang sedang trend, bukan

bawaan sejak lahir. Faktor yang mempengaruhi munculnya minat seseorang

tergantung pada kebutuhan fisik, sosial, emosi, dan pengalaman. Minat

diawali oleh perasaaan senang dan sikap positif.

Dalam kehidupan ini kita akan selalu berkomunikasi atau berhubungan

dengan orang lain, benda, situasi, dan aktivitas – aktivitas yang terdapat di

sekitar kita. Dalam berhubungan tersebut kita mungkin bersikap menerima,

membiarkan ataupun menolaknya. Apabila kita menaruh minat, itu berarti kita

menyambut atau bersikap positif dalam berhubungan dengan objek atau

lingkungan tersebut dengan demikian maka akan cenderung untuk memberi

perhatian dan melakukan tindakan lebih lanjut.24 Secara sederhana minat

dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan

bertindak terhadap orang, aktivitas, atau situasi yang menjadi objek dari minat

tersebut dengan disertai perasaan senang. Dalam batasan tersebut terkandung

suatu pengertian bahwa didalam minat ada pemusatan perhatian subjek, ada

usaha (untuk mendekati, mengetahui, memiliki, menguasai, berhubungan) dari

subjek yang dilakukan dengan perasaan senang, ada daya penarik dari objek.

24

(52)

35

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Minat

Cukup banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya minat

terhadp sesuatu, dimana secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi

dua yaitu yang bersumber dari dalam diri individu yang bersangkutan

(misal: bobot, umur, jenis kelamin, pengalaman, perasaan mampu,

kepribadian), dan yang berasal dari luar mencakup lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Faktor lingkungan justru

mempunyai pengaruh lebih besar terhadap timbul dan perkembangannya

minat seseorang. Manakah dari ketiga macam lingkungan itu yang lebih

berpengaruh, ini sangat sulit untuk menemukannya karena ada minat

seseorang timbul dan berkembangnya lebih dipengaruhi oleh faktor

keluarga, tetapi ada juga yang oleh lingkungan sekolah atau masyarakat.,

atau sebaliknya. Disamping itu juga karena objek dari minat itu sendiri

sangat banyak sekali macamnya.25

Crow and crow (1973) berpendapat ada tiga faktor yang menjadi

timbulnya minat, yaitu:

a. Dorongan dari dalam diri individu. Dorongan ingin tahu atau rasa

ingin tahu akan membangkitkan minat untuk membaca, belajar,

menuntut ilmu, melakukan penelitian, dan lain–lain.

25

(53)

36

b. Motif sosial, dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk

melakukan suatu aktivitas tertentu. Minat untuk belajar atau

menuntut ilmu pengetahuan dengan membaca timbul karena ingin

mendapat penghargaan dari masyarakat, karena biasanya yang

memiliki ilmu pengetahuan cukup luas (orang pandai) mendapat

kedudukan yang tinggi dan terpandang dalam masyarakat.

c. Faktor emosional, minat mempunyai hubungan yang erat dengan

emosi. Bila seseorang mendapatkan kesuksesan pada aktivitas akan

menimbulkan perasaan senang, dan hal tersebut akan memperkuat

minat terhadap aktivitas tersebut, sebaliknya suatu kegagalan akan

menghilangkan minat terhadap hal tersebut.

Karena kepribadian manusia itu bersifat kompleks, maka sering

ketiga faktor yang menjadi penyebab timbulnya minat tersebut tidak

berdiri sendiri, melainkan merupakan suatu perpaduan dari ketiga faktor

tersebut, akhirnya menjadi agak sulit bagi kita untuk menentukan faktor

manakah yang menjadi awal penyebab timbulnya suatu minat.26

2. Macam–Macam Minat

Minat dapat digolongkan menjadi beberapa macam, ini sangat

tergantung pada sudut pandang dan cara penggolongan misalnya

26

(54)

37

berdasarkan timbulnya minat, berdasarkan arahnya minat, dan

berdasarkan cara mendapatkan atau mengungkapkan minat itu sendiri.

a. Berdasarkan timbulnya, minat dapat dibedakan menjadi minat

primitif dan minat kilturil. Minat primitif adalah minat yang timbul

karena kebutuhan biologis atau jaringan - jaringan tubuh, misalnya

kebutuhan akan makanan, perasaan enak atau nyaman, kebebasan

beraktivitas. Minat kultural atau minat sosial, adalah minat yang

timbulnya karena proses belajar, minat ini tidak secara langsung

berhubungan dengan diri kita. Sebagai contoh: misalnya minat

belajar, individu punya pengalaman bahwa masyarakat atau

lingkungan akan lebih menghargai orang – orang terpelajar dan

pendidikan tinggi, sehingga hal ini akan menimbulkan minat individu

untuk belajar dan berprestasi agar mendapat penghargaan dari

lingkungan, hal ini mempunyai arti yang sangat penting bagi harga

dirinya.27

b. Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi minat intrinsik

dan minat ekstrinsik. Minat intrinsik adalah minat yang langsung

berhubungan dengan aktivitas itu sendiri, ini merupakan minat yang

lebih mendasar atau minat asli. Sebagai contoh: seseorang belajar

karena memang pada ilmu pengetahuan atau karena memeng senang

27

(55)

38

membaca, bukan karena ingin mendapatkan pujian atau penghargaan.

Minatekstrinsikadalah minat yang berhubungan dengan tujuan akhir

dari kegiatan tersebut, apabila tujuannya sudah tercapai ada

kemungkinan minat tersebut hilang. Sebagai contoh: seseorang yang

belajar dengan tujuan agar menjadi juara kelas atau lulus ujian

saringan. Setelah menjadi juara kelas atau lulus ujian saringan minat

belajarnya menjadi turun.

c. Berdasarkan cara mengungkapkan minat dapat dibedakan menjadi

empat, yaitu: Expressed interest, Manifest interest, Tested interest,

Inventoried interest.28

1. Expressed interest: adalah minat yang diungkapkan dengan cara

meminta kepada subyek untuk menyatakan atau menuliskan

kegiatan–kegiatan baik yang berupa tugas maupun bukan tugas

yang disenangi dan paling tidak disenangi. Dari jawabannya

dapatlah diketahui minatnya.

2. Manifest interest<

Gambar

 Tabel 1.1
 Gambar 1.1
 Gambar 1.2
 Gambar 1.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam makalah ini penulis mengusulkan strategi kombinasi (dengan menggunakan random point strategy untuk mendapatkan titik awal, kemudian dilanjutkan dengan forward exchange

Agar gelombang yang dibentuk oleh badan kapal katamaran tidak besar, tidak menggangu sekitarnya dan geladak lebih luas maka dalam perancangan ini menggunakan model kapal katamaran

9bat ini telah digunakan pada penyandang diabetes yang tidak gemuk. Diabetesi yang tepat diberikan obat ini adalah  penderita diabetes tipe 33 yang mengalami kekurangan

Sumber data pada penelitian ini terdiri dari dua macam, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah buku teks Hadis

a.. +uatu perusahaan akan memproduksi 9 macam barang.. yang jumlahnya tidak boleh lebih dari&amp;L unit. &#34;euntungan dari kedua produk tersebut masing- masing adalah

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Kendaraan dirancang memiliki massa kosong dengan pengendara 780 kg dan massa total kendaraan saat diisi penuh oleh sampah 1280 kg. Koefisien rolling friction (f r )

Peran Pamong Satuan Karya Pramuka Wanabakti Dalam Membina Kemandirian Anggota Melalui Penerapan Sistem Among (Studi Deskriftif Pada Satuan Karya Pramuka. Wanabakti Bagian