Perjalanan Haji dari Makah menuju Arafah untuk wukuf, menuju Mudzdalifa untuk mabit, dilanjutkan
Arafah, terbentang padang pasir bergunung batu, terik mentari tanpa pernah terhalang awan apalagi mendung.
Berselimut dingin di tengah malam, menunggu hari yang Kau
ijabahi, setengah dari hari dalam bilangan setahun berjuta tangan tengadah memanjatkan pinta…
Delapan dzulhijjah bersiap dengan berpakaian ihrom, dan memulai perjalanan ke Arafah dengan mengucap Ihlal haji sebelum naik kendaraan
YA Allah aku penuhi panggilan-Mu,
tiada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Segala puji dan kenikmatan Milik-Mu
segala Kekuasaan kepunyaan-Mu tiada sekutu bagi-Mu
Ya Allah, ….. berilah kesejahteraan
.
Ya Allah berilah kami kesejahteraan di dunia maupun diakherat dan jauhkanlah kami dari api neraka YA Allah sesungguhnya kami memohon keridlaan
Perjalanan menuju Arafah dimulai dengan selalu mengumadangkan talbiyah,
Saat adzan maghrib sampailah di arofah yang telah penuh dengan tenda-tenda yang berjajar rapi
dipersiapkan untuk menerima tamu-tamu Allah
Setiap rombongan menempati satu tenda untuk bermalam menunggu datangnya tanggal sembilan
Tenda yang lapang dan cukup nyaman, menikmati apapun yang telah disediakan akan menjadikan kita lebih tenang dan dapat memahami makna syukur atas apa yang pernah dan akan
Tiada haji tanpa wukuf,
tafakur dan berdoa di padang
arafah,, tatlaka mentari dengan sinarnya menerpa bumi, saat
mustajab untuk memohonkan ampunan atas dosa-dosa selama kehidupan yang telah berjalan, bermunajat kepada-Mu tiada berbatas, ketika manusia
mendzikirkan asma-Mu di atas arafah malaikat mengaminkan segala doa yang terucap,
Ya Allah sebegitu angung
Betapa keingkaran masih selalu menyerta dalam setiap tapak langkah, di hari Kau buka pintu maghfirah, di hari Kau limpahkan rahmat di padang ini, ampunkan dan terimalah ibadah hamba, kabulkan
harapan-harapan yang Engkau ridloi untuk perjalanan menuju haribaanMu, padaMu aku
Ya Allah….. Peringatkan hamba ketika
hari arafah ini bertabur debu dalam hati, kami, biarkan arafah senantiasa ada dan menjadi penanda jiwa dalam kepasrahan, keikhlasan dan keyakinan atas tiadanya kekuatan selain-Mu, Biarkan tetap mengada dan sanggup menjadi benteng atas kelemahan manusia di
, Menjelang senja
andai dapat menghentikan sejenak mentari untuk bertahan di atas arafah
akan kubiarkan sore ini menjadi lebih panjang hingga puaskan jiwa dengan bersimpuh di atas pasir berdebu. Yakin Engkau melihatku, menatapku dan mendengar setiap untai doa yang kuhaturkan pada-Mu. Dan
kedamaian karena setiap kata terucap akan harapan,.. pasti akan Kau iringkan menyerta rahman dan rahimMu Berat langkah kaki berjalan meninggalkan tempat yang Engkau rahmati dan waktu yang Kau Ijabahi
Subhanallah, beri kesempatan aku untuk kembali
Waktu setelah senja mengharuskan perjalanan untuk ke Mudzdalifah, Mabit semalam dan mengambil jamarat untuk dilemaprkan di mina.
Mudzdalifa,
Malam yang dingin di mudzdalifa… berjuta manusia menghadap-Mu di atas padang berdebu dan berpasir, tinggalkan baju duniawi yang tanpa arti di tampat ini, Berbalut lembaran kain putih tiada beda antara manusia dan hanya Engkau yang sanggup membedakan apa yang sesungguhnya ada dalam hati dan jiwa kami, entah kepasrahan,
keikhlasan, kesabaran ataukah
Allah Maha Besar 3x,
Tiada Tuhan selain Allah Yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dia kuasa atas sesuatu. Ya Allah berilah kami kesejahteraan di Dunia maupun
Mudzdalifa…. Padang berpagar negahnya gunung batu dan malam dingin berselimut benderang cahaya lampu, debu yang menhambur terbang bersama angin dan menyatu dengan udara YA .. Allah tak sanggup akal dan jiwa kami
menjelang dini hari perjalanan dilanjutkan menuju MINA, kesabaran teruji kembali, kepenatan dalam keyakinan
Sepuluh Dzulhijah dini hari memasuki mina, pagi yang dingin
tenda yang berjajar rapi,
adalah bagian dari karunia-Mu jika sanggup menikmati
Bak menuju peperangan, melintas terowongan menggenggam
berbutir kerikil, sanggupkah memaknakan kerikil sebagai simbol senjata pengusir syetan dalam nafsu diri yang senantiasa
membelenggu..
Gema takbir dan talbiyah yang berkumandang, menggemuruh,
menghentak dalam dada dan jiwa… sanggupkan aku ya.. Allah
Subhanallah berjuta manusia memenuhi perintah-Mu, Bila hakikat yang Kau ajarkan sanggupkan aku
Jamarat yang terlempar adalah simbol.. Bahwa manusia memiliki kekuatan untuk
berperang melawan nafsu diri, emosi dan ambisi yang terbayangi oleh kekuatan sang “penggoda…”
12 Dzulhijjah 1521 Hijrah Mina diguyur hujan lebat dan banjir, peristiwa yang sangat langka untuk terjadi, Allah pun
Seusai melempar jumrah ke tiga di tanggal 13
Dzulhijjah, bermalam di mina selesai sudah, dan
Nafar Tsani, sampai 13 Dzulhijah
bermalam di mina Dan kembali ke Makah
untuk
Ya Allah,
Sesaat memasuki masjid dan menuju sudut hajar aswad
Lambaikan tangan kearahnya Bila memungkinkaan
mencium hajar aswad
Dan mulailah thawaf Ifadhah berjalan mengelilingi ka’bah
DITERUSKAN MEMBACA DO’A DI ULANG-ULANG SAMPAI RUKUN YAMANI
“Maha Suci Allah, segala puji bagi-Nya, Tiada Tuhan selain Allah.
Allah Maha Besar. Tiada kekuatan selain dari Allah”
YANG MENGUSAP RUKUN YAMANI MEMBACA
SELESAI PUTARAN KE TUJUH TERUS MENUJU
MULTAZAM ANTARA HAJAR ASWAD DAN PINTU KA’BAH UNTUK
BERDO’A KEMUDIAN MENUJU MAQAM
IBRAHIM
SAMBIL MEMBACA:
“Dan jadikanlah Maqam
Ibrahim sebagai tempat
Kemudian shalat dua rakaat di dekat tempat tersebut
atau yang searah.
Rakaat pertama membaca surat Al-Kafirun
Ya Allah Engkau adalah Tuhanku. Tiada Tuhan selain Engkau, Yang menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu.
Dan aku atas janji/kepastian-Mu akan berusaha dengan segenap tenaga. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang aku kerjakan.
Aku laporkan pada-Mu atas ni’mat-Mu yang Kau berikan padaku, aku menyerah atas dosa-dosaku,
maka ampunilah daku.
Maka sesungguhnya tiada ada yang mengampuni dosa selain Engkau”
Tempat minum Air zam-zam
MENUJU BUKIT SHAFA UNTUK SAI
(berlari antara shafa dan marwa)
Setiap naik bukit shafa dan Marwa
membaca ayat
“Sesungguhnya Safa dan Marwa itu sebagian dari syiar Allah, maka barang siapa beribadah haji atau „umrah tiada dosa untuk mengerjakan Sa‟i antara keduanya. Dan barang
siapa mengerjakan kebaikan dengan ikhlas, maka
sesungguhnya Allah Maha Penerima kebaikan lagi Maha
Memulai Sa’I dengan membaca doa
“
Allah Maha Besar 3x Tiada Tuhan selain Allah Yang Esa, tiada sekutu bagi –Nya. Milik-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dia kuasa atas sesuatu. Tiada Tuhan selain Allah, Yang Esa, Yang menetapi janji-Nya, Yang menolong hamba-Nya, dan Yang menghancurkan musuh-Nya
dengan kekuasaan-Nya”
DIATAS SHAFA ATAU MARWA
Menghadap Kiblat, mengangkat dan
Setiap diantara dua pilar hijau, bagi laki-laki berlari-lari kecil dan bagi wanita berjalan biasa sambil berdoa:
Shafa - marwa tujuh kali sebagaimana ibunda Hajar memperjuangkan putranya agar mendapatkan setitik tanda kehidupan, doa ditengah perjuangan terkabul sudah dan memancarlah zam-zam air sumber
kehidupan
Pijakan kaki di marwa pada ketujuh kali mengakhiri Sai dan menyelesaikah thawaf ifhadhah
Jika memang pantas ya Allah…
empat puluh hari terlewat sudah……..
berat langkah kaki dan tangan untuk melambai
namun thawaf wada mengharuskan kami meninggalkan tempat yang telah mengambil sepenuh isi hati dan jiwa kami…….
Biarlah jiwa kami tertinggal di sini, biar selalu tertambat, terikat dan lekat sepanjang hayat…
Bila jasad kami melangkah kembali ke negeri kami tinggal, semata karena tambatan hati dan jiwa … mengharuskan untuk melanjutkan perjalanan yang tersisa
Semua ini adalah bagian perjalanan menuju-Mu Iringkan selalu setiap langkah kami
Semoga dapat aku langkahkan kaki
kembali di tanah haram ini, berkemas
MAdinatul Hujjaj, penginapan
terakhir bagi Jamaah Indonesia
Monumen sepeda dan Unta di Jeddah,
Jamaah Indonesia menyebutnya sepeda
Laut Merah, mencatat sejarah Nabi Musa..
MAsjid Qishosh, Jeddah