• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL MAIN PERAN ANAK USIA DINI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL MAIN PERAN ANAK USIA DINI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Main Peran

Main Peran

Main peran juga disebut main simbolik, role

Main peran juga disebut main simbolik, role

play, pura-pura, make-believe, fantasi,

(2)

Fungsi Main peran

Fungsi Main peran

 Main peran menunjukkan kemampuan Main peran menunjukkan kemampuan berpikir anak yang lebih tinggi, karena berpikir anak yang lebih tinggi, karena anak sudah dapat menahan pengalaman anak sudah dapat menahan pengalaman yang didapatnya melalui panca indera yang didapatnya melalui panca indera dan menampilkannya kembali dalam dan menampilkannya kembali dalam bentuk perilaku pura-pura.

bentuk perilaku pura-pura.

 Main peran dipandang sebagai sebuah Main peran dipandang sebagai sebuah kekuatan yang menjadi dasar

kekuatan yang menjadi dasar

perkembangan daya cipta, tahapan perkembangan daya cipta, tahapan ingatan, kerja sama kelompok,

ingatan, kerja sama kelompok,

penyerapan kosa kata, konsep hubungan penyerapan kosa kata, konsep hubungan kekeluargaan, pengendalian diri,

kekeluargaan, pengendalian diri,

keterampilan pengambilan sudut pandang keterampilan pengambilan sudut pandang spasial, keterampilan pengambilan sudut spasial, keterampilan pengambilan sudut pandang afeksi, keterampilan

pandang afeksi, keterampilan

pengambilan sudut pandang kognisi. pengambilan sudut pandang kognisi. (Gowen, 1995).

(3)

Lanjutan

Lanjutan

Main peran sangat penting

Main peran sangat penting

untuk perkembangan kognisi,

untuk perkembangan kognisi,

sosial, dan emosi anak pada

sosial, dan emosi anak pada

usia tiga sampai enam tahun

usia tiga sampai enam tahun

(Vygosky, 1967; Erikson,

(Vygosky, 1967; Erikson,

1963).

1963).

Main peran membolehkan

Main peran membolehkan

anak memproyeksikan dirinya

anak memproyeksikan dirinya

ke masa depan dan

ke masa depan dan

menciptakan kembali masa

menciptakan kembali masa

lalu.

lalu.

Main peran diyakini sebagai

Main peran diyakini sebagai

terapi bagi anak yang

terapi bagi anak yang

mendapatkan pengalaman

mendapatkan pengalaman

traumatik

(4)

Persiapan untuk Main Peran

Persiapan untuk Main Peran

Mutu pengalaman main peran

Mutu pengalaman main peran

Tergantung pada variabel di

Tergantung pada variabel di

bawah ini:

bawah ini:

Cukup waktu untuk bermain

Cukup waktu untuk bermain

( paling sedikit satu jam).

( paling sedikit satu jam).

Ruang yang cukup,

Ruang yang cukup,

sehingga perabotan tidak

sehingga perabotan tidak

penuh sesak, alat-alat

penuh sesak, alat-alat

mudah dijangkau.

mudah dijangkau.

Alat-alat untuk mendukung

Alat-alat untuk mendukung

bermacam-macam adegan

bermacam-macam adegan

main.

(5)

Orang dewasa yang

Orang dewasa yang

dapat memberi dukungan

dapat memberi dukungan

bila dibutuhkan untuk

bila dibutuhkan untuk

meningkatkan

meningkatkan

keterampilan main peran

keterampilan main peran

anak.

anak.

Sentra main peran harus

Sentra main peran harus

ada di dalam dan di luar

ada di dalam dan di luar

Tema untuk main peran

Tema untuk main peran

tentang lingkungan

tentang lingkungan

terdekat dengan anak

terdekat dengan anak

dan tema lain yang

dan tema lain yang

diminati anak.

(6)

Jenis Main Peran

Jenis Main Peran

Erik Erikson (1963) menjelaskan

Erik Erikson (1963) menjelaskan

dua jenis main peran: mikro dan

dua jenis main peran: mikro dan

makro.

makro.

Main peran mikro anak

Main peran mikro anak

memainkan peran melalui tokoh

memainkan peran melalui tokoh

yang diwakili oleh benda- benda

yang diwakili oleh benda- benda

berukuran kecil, contoh kandang

berukuran kecil, contoh kandang

dengan binatang-binatangan dan

dengan binatang-binatangan dan

orang-orangan kecil.

orang-orangan kecil.

Main peran makro anak bermain

Main peran makro anak bermain

menjadi tokoh menggunakan alat

menjadi tokoh menggunakan alat

berukuran besar yang digunakan

berukuran besar yang digunakan

anak untuk menciptakan dan

anak untuk menciptakan dan

memainkan peran-peran, contoh

memainkan peran-peran, contoh

memakai baju dan menggunakan

memakai baju dan menggunakan

kotak kardus yang dibuat menjadi

kotak kardus yang dibuat menjadi

mobil-mobilan atau benteng.

(7)

Pengelolaan Kegiatan Main Peran

Pengelolaan Kegiatan Main Peran

1. Pijakan Lingkungan

1. Pijakan Lingkungan

Menata bahan-bahan

Menata bahan-bahan

yang cukup dan beragam

yang cukup dan beragam

Menyediakan bahan main

Menyediakan bahan main

yang mendukung

yang mendukung

pengenalan keaksaraan

pengenalan keaksaraan

Menata kesempatan main

Menata kesempatan main

untuk mendukung

untuk mendukung

hubungan sosial yang

hubungan sosial yang

positif

(8)

Pengelolaan Kegiatan Main Peran

Pengelolaan Kegiatan Main Peran

2.

2.

Pijakan Sebelum Main

Pijakan Sebelum Main

Membaca/bercerita dengan

Membaca/bercerita dengan

menggunakan buku yang

menggunakan buku yang

berkaitan dengan tema

berkaitan dengan tema

Memberikan gagasan

Memberikan gagasan

bagaimana menggunakan

bagaimana menggunakan

bahan-bahan

bahan-bahan

Mendiskusikan aturan dan

Mendiskusikan aturan dan

harapan untuk pengalaman

harapan untuk pengalaman

main

main

Menjelaskan rangkaian waktu

Menjelaskan rangkaian waktu

main

main

Menentukan bahan main

Menentukan bahan main

yang akan dipilih

yang akan dipilih

Bermain

Bermain

Melaporkan hasil yang sudah

Melaporkan hasil yang sudah

dikerjakan

dikerjakan

Membereskan kembali bahan

Membereskan kembali bahan

main

main

Memilih bahan main lainnya

(9)

Pengelolaan Kegiatan Main Peran

Pengelolaan Kegiatan Main Peran

3.

3.

Pijakan Selama Main

Pijakan Selama Main

Memberikan anak waktu

Memberikan anak waktu

untuk bermain (1 jam)

untuk bermain (1 jam)

Mengembangkan dan

Mengembangkan dan

memperluas bahasa anak

memperluas bahasa anak

Meningkatkan kemampuan

Meningkatkan kemampuan

sosialisasi melalui dukungan

sosialisasi melalui dukungan

pada hubungan teman

pada hubungan teman

sebaya

sebaya

(10)

Pengelolaan Kegiatan Main Peran

Pengelolaan Kegiatan Main Peran

4.

4.

Pijakan Setelah Main

Pijakan Setelah Main

Merangsang anak

Merangsang anak

untuk mengingat

untuk mengingat

kembali pengalaman

kembali pengalaman

main dan saling

main dan saling

menceritakan

menceritakan

pengalaman mainnya

pengalaman mainnya

Membereskan bahan

Membereskan bahan

dan hasil main dengan

dan hasil main dengan

cara pengelompokan,

cara pengelompokan,

mengurutkan bahan

mengurutkan bahan

main secara tepat

(11)

By. Ilci Ar-Rasyid

By. Ilci Ar-Rasyid

Taman Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Taman Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Cahaya Ilmu Semarang

Cahaya Ilmu Semarang

Alamat

Alamat

: Jl. Kyai Abdul Manan

: Jl. Kyai Abdul Manan

Kelurahan Tlogosari Wetan

Kelurahan Tlogosari Wetan

Kecamatan Pedurungan

Kecamatan Pedurungan

Kota Semarang

Kota Semarang

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan demikian berpengaruh kepada perkembangan seorang manusia baik emosi, intelektual maupun sosial, dengan demikian pendidikan anak usia dini dalam Islam merupakan

Pendidikan anak usia dini (PAUD) mempunyai peran penting dalam menyiapkan anak untuk tumbuhkembang sampai dengan dewasa termasuk menyiapkan anak masuk pendidikan yang

Kesiapan bersekolah menurut fitzgerald merupakan kemampuan anak mencapai tingkat perkembangan emosi, fisik dan kognisi yang memadai sehingga anak mampu berhasil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa in- formasi teoritis berisi mengenai perkembangan anak usia dini, perkembangan emosi anak usia dini, faktor yang mempengaruhi perkembangan

Berdasarkan hasil analisa dan interpretasi data penelitian maka disimpulkan bahwa peran Permainan ular tangga untuk perkembangan emosi anak usia dini di PPT Permata Bunda

Dimasa pandemi ini orang tua sangat berperan penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini untuk mendukung, mengarahkan, dan memotivasi dalam kegiatan

penting mengingat pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia-usia tersebut sangat perlu mendapat perhatian secara menyeluruh dan terpadu sehingga saat usia dewasa akan tumbuh sebagai

Rasa malu Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa perkembangan emosi anak usia dini dapat dilihat dari perkembangan emosi negatif anak usia dini dan diperoleh data bahwa penyebab