• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Penempatan E-Node B 4G LTE 1800 MHZ Pada BTS Existing Di Kota Denpasar Menggunakan Metode Fuzzy C-Means Dan Harmony Search.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perencanaan Penempatan E-Node B 4G LTE 1800 MHZ Pada BTS Existing Di Kota Denpasar Menggunakan Metode Fuzzy C-Means Dan Harmony Search."

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

PERENCANAAN PENEMPATAN E-NODE B 4G LTE 1800 MHZ PADA BTS EXISTING DI KOTA DENPASAR MENGGUNAKAN

METODE FUZZY C-MEANS DAN HARMONY SEARCH

I KADEK SUSILA SATWIKA 1491761028

PROGRAM MAGISTER

PROGRA STUDI TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(2)

ii PERENCANAAN PENEMPATAN E-NODE B 4G LTE 1800 MHZ PADA BTS EXISTING DI KOTA DENPASAR MENGGUNAKAN

METODE FUZZY C-MEANS DAN HARMONY SEARCH

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister

pada Program Magister, Program Studi Teknik Elektro,

Program Pascasarjana Universitas Udayana

I KADEK SUSILA SATWIKA NIM 1491761028

PROGRAM MAGISTER

PROGRA STUDI TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(3)

iii Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI

PADA TANGGAL 3 JUNI 2016

Mengetahui Pembimbing I,

Dr. I Made Oka Widyantara, ST., MT. NIP: 197312111999031001

Pembimbing II,

Nyoman Pramaita, ST., MT., Ph.D. NIP: 197104091997021004

Ketua Program Studi Magister Teknik Elektro

Program Pasca Sarjana

Universitas Udayana,

Prof. Ir. I. A. Dwi Giriantari, M.Eng,Sc., PhD NIP: 196512131991032001

Direktur

Program Pascasarjana

Universitas Udayana,

(4)

iv Tesis Ini Telah Diuji pada

Tanggal 25 Mei 2016

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor

Universitas Udayana, No : 2306/UN14.4/HK/2016

Ketua : Dr. I Made Oka Widyantara, ST., MT.

Anggota :

1. Nyoman Pramaita, ST., MT., Ph.D.

2. Prof. Ir. Rukmi Sari Hartati, MT., PhD.

3. Dr. Ir. Made Sudarma, M.A.Sc.

(5)

v Denpasar, 3 Juni 2016

Yang membuat pernyataan,

I Kadek Susila Satwika SURAT KETERANGAN BEBAS PLAGIAT

Nama : I Kadek Susila Satwika

NIM : 1491761028

Program Studi : Magister Teknik Elektro

Judul : PERENCANAAN PENEMPATAN E-NODE B 4G LTE

1800 MHZ PADA BTS EXISTING DI KOTA

DENPASAR MENGGUNAKAN METODE FUZZY

C-MEANS DAN HARMONY SEARCH

Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis ilmiah Tesis ini bebas plagiat. Apabila

dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya

bersedia menerima sangsi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan

(6)

vi UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala

rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul

Perencanaan Penempatan eNodeB 4G LTE 1800 Mhz Pada BTS Existing Di Kota Denpasar Menggunakan Metode Fuzzy C-Means Dan Harmony Search.

Dalam menyelesaikan tesis ini penulis mendapatkan banyak sekali bantuan,

bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian tesis ini, antara lain Rektor Universitas Udayana Prof.Dr.dr. Ketut

Suastika, Sp.PD.KEMD atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada

penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di

Universitas Udayana. Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang

dijabat oleh Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) dan Prof. Dr. Made Budiarsa,

M.A., sebagai Asisten Direktur I Program Pasca Sarjana Universitas Udayana atas

kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program

Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Dr. I Made Oka

Widyantara, ST., MT selaku dosen pembimbing I, atas bimbingan, pengarahan,

saran, dan dukungan selama penyusunan tesis ini. Nyoman Pramaita, ST., MT.,

Ph.D selaku dosen pembimbing II yang dengan penuh perhatian dan kesabaran

telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis. Seluruh Dosen khususnya

dosen Program Magister Teknik Elektro Universitas Udayana atas ilmu yang telah

(7)

vii NMAE Dewi Wirastuti, ST., MSc., PhD, yang telah memberikan masukan, saran,

sanggahan, dan koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud.

Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada

Orang tuaku tercinta Made Artini, S.pd., dan Drs. I Made Arka yang tiada hentinya

memberikan doa, semangat, dan pengorbanan yang sangat besar. Saudaraku I Putu

Susila Handika, S.Kom., MT yang selalu menjadi motivasi selama pengerjaan tesis.

Diah Akuamiyanti yang selalu memberikan semangat dan dukungannya dari awal

sampai tesis ini selesai. Teman-teman seperjuangan Manajemen Bisnis

Telekomunikasi atas semangat dan dukungannya. Semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan laporan ini yang tidak dapat kami sebutkan satu per

satu.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis yang telah dibuat masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

(8)

8 ABSTRAK

PERENCANAAN PENEMPATAN E-NODE B 4G LTE 1800 MHZ PADA BTS EXISTING DI KOTA DENPASAR MENGGUNAKAN METODE

FUZZY C-MEANS DAN HARMONY SEARCH

Munculnya teknologi generasi keempat yaitu 4G LTE (Long Term

Evolution) di Indonesia memaksa para penyedia layanan telekomunikasi untuk

mengupgrade infrastruktur eksistingnya ke teknologi yang terbaru. Proses upgrade

layanan ke generasi terbaru dalam hal ini layanan 4G LTE memanfaatkan BTS

eksisting sebagai BTS dengan teknologi terbaru yang disebut eNodeB. Diperlukan

sebuah perencanaan dengan metode yang mampu memberikan solusi dalam

mengoptimalkan pemanfaatan BTS eksisting sebagai eNodeB baru 4G LTE di Kota

Denpasar. Metode Fuzzy C-Means dan Harmony Search digunakan sebagai metode

untuk membantu memberikan hasil perencanaan BTS (Base Transceiver Station)

yang maksimal di Kota Denpasar. Penelitian ini menggunakan beberapa variabel

untuk proses optimasi, diantaranya : trafik kota Denpasar, jumlah kebutuhan

eNodeB tahun 2020, dan coverage masing-masing BTS eksisting. Hasil optimasi

menunjukkan 123 BTS eksisting dari 211 BTS dipilih sebagai eNodeB 4G LTE dan

terdapat 41 titik eNodeB potensial baru yang dianggap optimal dengan total nilai

path loss sebesar 136085,8338 dB.

(9)

9 ABSTRACT

PERENCANAAN PENEMPATAN E-NODE B 4G LTE 1800 MHZ PADA BTS EXISTING DI KOTA DENPASAR MENGGUNAKAN METODE

FUZZY C-MEANS DAN HARMONY SEARCH

The emergence of a fourth generation that is 4G technology LTE (Long

Term Evolution) in Indonesia forced the telecom service providers to upgrade

existing infrastructure to the latest technology. The upgrade process to service the

latest generation in this case 4G LTE services utilizing the existing base stations as

base stations with the latest technology, called eNodeB. In reality, not all of the

existing base stations will be upgraded to an eNodeB within the period up to 2020,

considering the 4G LTE user traffic and the resulting coverage. Therefore, it needs

a planning method that is able to provide solutions in order to optimize the

utilization of existing base stations as the new 4G LTE eNodeB in Denpasar. This

study has proposed Fuzzy C-Means method to get the point eNodeB cluster center

for clustering process, followed by an optimization process using Harmony Search.

This study uses several variables for process optimization, including: Denpasar city

traffic, the number of eNodeB needs by 2020, and coverage of each of the existing

BTS. The simulation results show that the planning of the existing BTS optimal use

as many as 123 sites eNodeB base stations of 211 base stations, and there are 41

new potential eNodeB point which is considered optimal for a total value of

136,085.8338 dB path loss.

(10)

10 DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PRASYARAT GELAR ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... iv

PERSYARATAN KEASLIAN PENELITIAN ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

ABSTRAK ... 8

ABSTRACT ... 9

DAFTAR ISI ... 10

DAFTAR TABEL ... 13

DAFTAR GAMBAR ... 14

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined.

1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.3 Tujuan Penulisan ... Error! Bookmark not defined.

1.4 Manfaat ... Error! Bookmark not defined.

1.5 Ruang Lingkup ... Error! Bookmark not defined.

1.6 Keaslian Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB II DASAR TEORI ... Error! Bookmark not defined. 2.1 State of The Art ... Error! Bookmark not defined.

2.2 Long Term Evolution (LTE) ... Error! Bookmark not defined.

2.2.1 Teknologi Akses LTE ... Error! Bookmark not defined.

2.2.2 Arsitektur LTE (Long term Evolution) ... Error! Bookmark not defined.

2.3 Konsep Seluler ... Error! Bookmark not defined.

2.3.1Sel Hexagonal ... Error! Bookmark not defined.

2.4 Perencanaan Kapasitas (Capacity Planning) ... Error! Bookmark not defined.

2.4.1 Peramalan Kebutuhan ... Error! Bookmark not defined.

2.4.2 Perhitungan Pertumbuhan Penduduk ... Error! Bookmark not defined.

(11)

11 2.4.5 Teori Trafik ... Error! Bookmark not defined.

2.4.5 Perhitungan Kapasitas Trafik Layanan GSM .. Error! Bookmark not defined.

2.5 Perhitungan Jari-jari Sel ... Error! Bookmark not defined.

2.6 MAPL (Maximum Allowable Path Loss) ... Error! Bookmark not defined.

2.7 EIRP (Effective Isotropic Radiated Power) ... Error! Bookmark not defined.

2.8 Model Propagasi Walfisch-Ikegami ... Error! Bookmark not defined.

2.9 Fuzzy C-Means ... Error! Bookmark not defined.

2.10 Optimalisasi ... Error! Bookmark not defined.

2.10.1 Definisi Optimalisasi ... Error! Bookmark not defined.

2.10.2 Metode Optimalisasi ... Error! Bookmark not defined.

2.11 Harmony Search ... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... Error! Bookmark not defined. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2 Data ... Error! Bookmark not defined.

3.2.1 Sumber Data... Error! Bookmark not defined.

3.2.2 Jenis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

3.3 Gambaran Umum Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.3.1 Analisa Kebutuhan eNodeB Tahun 2020 ... Error! Bookmark not defined.

3.3.2 Perhitungan Coverage BTSEksisting ... Error! Bookmark not defined.

3.3.3 Metode Fuzzy C-Means ... Error! Bookmark not defined.

3.3.4 Proses Optimasi Harmony Search ... Error! Bookmark not defined.

3.3.4 Mapping Penempatan eNode B Baru Tahun 2020 ... Error! Bookmark not defined.

3.6 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not

defined.

4.1 Analisa Kebutusan eNodeB 4G LTE Tahun 2020 Error! Bookmark not defined.

4.1.1 Lokasi BTS Eksisting Kota Denpasar ... Error! Bookmark not defined.

4.1.2 Prediksi Jumlah Penduduk 2020 ... Error! Bookmark not defined.

4.1.3 Menghitung Jumlah Pengguna Seluler ... Error! Bookmark not defined.

4.1.4 Menghitung Total Trafik Pelanggan ... Error! Bookmark not defined.

(12)

12 4.2 Analisa Coverage BTS Eksisting ... Error! Bookmark not defined.

4.3 Menentukan Titik Potensial eNodeB Menggunakan Metode Fuzzy C-Means

Error! Bookmark not defined.

4.3.1 Menentukan Jumlah Cluster Menggunakan Metode Fuzzy Substractive Clustering. ... Error! Bookmark not defined.

4.3.2 Menentukan Titik Potensial eNodeB Menggunakan Fuzzy C-Means. ... Error! Bookmark not defined.

4.4 Proses Optimasi eNodeB Menggunakan Harmony Search . Error! Bookmark not defined.

BAB V PENUTUP ... Error! Bookmark not defined. 5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.

5.2 Saran... Error! Bookmark not defined.

(13)

13 DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 State Of The Art Review ... i Tabel 2.2 State Of The Art Review (2) ... i Tabel 2.3 Perhitungan MAPL Arah Downlink (3GPP, t.t) . Error! Bookmark not

defined.

Tabel 2.5 Perhitungan MAPL Arah Uplink (3GPP, t.t) ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2.6 Deskripsi Parameter Arah Downwlink dan Uplink .... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.1 Penerapan secara umum beberapa model propagasi (Evolved Cellular Network Planning and Optimization for UMTS and LTE, 2011) .... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.2 Penerapan metode propagasi Okumura-Hata dan Welfisch Ikegami (Evolved Cellular Network Planning and Optimization for UMTS and LTE, 2011) ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.3 Data Site BTS kota Denpasar (PT. Huawei Services, 2014)... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 3.4 Data Penduduk kota denpasar (BPS Kota Denpasar, 2013) ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.2 Jadwal Penyusunan Tesis ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.1 Data BTS Eksisting masing-masing Kecamatan . Error! Bookmark not

defined.

Tabel 4.2 Tabel Jumlah Penduduk Kota Denpasar Tahun 2014 Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Usia Produktif Tahun 2014 .... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.4 Data Jumlah Penduduk Masing-masing Kecamatan .. Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.5 Prediksi jumlah penduduk tahun 2020 .. Error! Bookmark not defined. Tabel 4.6 Prediksi jumlah pengguna XL tahun 2020 ... Error! Bookmark not

defined.

Tabel 4.7 Total trafik pelanggan masing-masing kecamatan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.8 Kebutuhan eNodeB masing-masing kecamatan di Kota Denpasar Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.9 Data Hasil Perhitungan Penambahan eNodeB Tahun 2020 ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.10 Spesifikasi BTS Eksisting (PT.Huawei Services, 2014) ... Error! Bookmark not defined.

(14)

14 Tabel 4.12 Data Titik Potensial ENodeB ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.13 Hasil Optimasi Harmony Search ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Keaslian penelitian dengan diagram fishbone Error! Bookmark not defined.

Gambar 2.1 Orthogonal Frequency Division Multiple Access (Usman,U.K, dkk, 2011) ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.2 MIMO (Anonim, 2010) ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.3 Arsitektur LTE (Usman,U.K, dkk, 2011) ... Error! Bookmark not

defined.

Gambar 2.4 Konsep Sel (IT Telkom, 2008) ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.5 Makrosel. Mikrosel, Pico Sel dan Femto Sel (Anonim, 2012) Error!

Bookmark not defined.

Gambar 2.6 Sel Hexagonal (Sudiarta, P.K, t.t)... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.7 Model Welfisch Ikegami (Mufti, ) .... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.8 Ilustrasi penentuan pusat klaster dengan Fuzzy C-Means ... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 2. 9 Minimum dari f(x) sama dengan Maksimum dari –f(x) (Rao, S. S., 2009) ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.10 Struktur Harmony Search Algorithm (Geem, 2009) ... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 3.1 Flowchart Gambaran Umum Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.2 Flowchart Analisa Kebutuhan eNodeB Tahun 2020 ... Error! Bookmark not defined.

(15)

15 Gambar 3.4 Flowchart proses Fuzzy C-Means (1) ... Error! Bookmark not

defined.

Gambar 3.6 Flowchart Proses Optimasi Harmony Search Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.1 Proses Menentukan Kebutuhan eNodeB 5 Tahun Kedepan ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.2 Lokasi BTS Eksisting di Kota Denpasar ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.3 Tabel Erlang B 66 Kanal ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.5 Hasil Pemetaan Posisi dan Coverage BTS Eksisting ... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 4.6 Proses Menentukan Titik Potensial .. Error! Bookmark not defined. Gambar 4.7 Tampilan Awal proses Fuzzy Substractive Clustering ... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 4.8 Hasil inputan data normalisasi ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.9 Hasil Clustering menggunakan Fuzzy Substractive ClusteringError!

Bookmark not defined.

Gambar 4.10 Posisi BTS Eksisting Denpasar Barat ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.11 BTS Eksisting Denpasar Selatan .... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.12 BTS Eksisting Denpasar Timur ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.13 BTS Eksisting Denpasar Utara ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.14 Hasil Clustering Denpasar Barat .... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.15 Hasil Clustering Denpasar Selatan . Error! Bookmark not defined. Gambar 4.16 Hasil Clustering Denpasar Timur ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.17 Hasil Clustering Denpasar Utara .... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.18 Gambar Pemetaan Titik-titik Potensial ENodeB Hasil Fuzzy

C-Means ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.19 Gambar Pemetaan Titik-titik Potensial ENodeB . Error! Bookmark

not defined.

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jaringan telekomunikasi nirkabel (wireless) saat ini sudah berkembang sangat

pesat. Dimulai dari generasi pertama (1G), kemudian generasi kedua (2G), sampai

yang sekarang sudah terealisasi di Indonesia yaitu generasi keempat (4G) yang

disebut dengan LTE (Long Term Evolution). LTE merupakan teknologi yang

terstandarisasi oleh teknologi 3rd Generation Partnership Project (3GPP). LTE

dirancang untuk menyediakan efisiensi spektrum yang lebih baik, peningkatan

kapasitas radio, biaya operasional yang lebih murah bagi operator, serta layanan

mobile broadband dengan kualitas tinggi untuk pengguna. LTE sendiri

dikembangkan dari teknologi Global System for Mobile (GSM) dan Universal

Mobile Telecommunication System (UMTS), dengan teknologi ini kecepatan data

rate yang dikirimkan meningkat. Perkembangan teknologi generasi keempat (4G)

ini diharapkan dapat dinikmati oleh semua kalangan masyarakat tidak hanya

masyrakat perkotaan melainkan hingga ke pedesaan.

Hasil survei dari MarkPlus Insight Netizen Survey menyebutkan bahwa

jumlah pengguna internet di indonesia telah mencapai 61 juta orang pada tahun

2012. Jumlah itu membuat persentase pengguna internet dibanding jumlah

penduduk adalah 23,5%. Dari jumlah tersebut, 40% di antaranya mengakses

internet lebih dari 3 jam sehari. Adapun jumlah pengguna internet yang

(17)

2 (detikINET,2013). Sebuah penelitian yang dikutip detikINET dari Silicon

India menyebutkan Indonesia menempati posisi ke delapan negara dengan

pengguna internet terbanyak di dunia. Penelitian dari Boston Consulting Group

menilai jumlah pengguna internet di Indonesia akan terus meningkat. Sampai angka

tiga kali lipat di tahun 2015 dibandingkan tahun 2010 (detikINET,2013).

Untuk bisa membangun sebuah infrastruktur jaringan yang mampu melayani

pelanggan dengan kualitas yang baik, diperlukan sebuah perencanaan infrastruktur

jaringan yang baik pula agar nilai investasi yang ditanamkan bisa efisien dan

maksimal. Dalam perencanaan tersebut diperlukan sebuah mekanisme untuk

merancang sebuah jaringan atau infrastruktur yang efisien dengan biaya yang

seminimal mungkin, namun menghasilkan kulitas layanan yang baik. Ini diperlukan

sebuah metode yang mampu untuk menganalisis sebuah jaringan atau infrastruktur

eksisting, sehingga didapatkan sebuah perencenaan optimasi jaringan. Dari hasil

analisis tersebut nantinya akan mampu memberikan sebuah perencenaan jaringan

yang mampu melayani pelanggan dengan kualitas yang baik.

Penelitian ini akan dilakukan sebuah perencanaan jaringan 4G LTE dengan

menggunakan metode optimasi penentuan lokasi eNodeB di kota Denpasar. Kota

Denpasar sendiri merupakan wilayah dengan kepadatan penduduk terbesar di Bali.

Ini dirasa tepat sebagai lokasi penelitian perencanaan jaringan LTE kali ini, dimana

jumlah penduduk kota Denpasar adalah 863.600 jiwa dan luas wilayahnya 127,78

km2 (Badan Pusat Statistik Kota Denpasar, 2014). Perkembangan teknologi informasi di walayah ini juga sangat berkembang pesat, sehingga perlu adanya

(18)

3 telekomunikasi. Saat ini Kota Denpasar telah terpasang 25 titik eNodeB 4G LTE

dari jumlah total BTS eksisting di kota Denpasar yang berjumlah 211 titik (PT.

Huawei Services, 2015). Ini menunjukkan penelitian mengenai perencanaan

penempatan titik eNodeB ini sangat perlu dilakukan melihat masih sedikit nya

jumlah eNodeB yang terpasang di Kota Denpasar.

Tahun 2014, I Gede Putu Bagus Primadasa melakukan penelitian mengenai

perencanaan coverage jaringan LTE (Long Term Evolution) pada frekuensi 1900

MHz di wilayah kota Denpasar dengan memperhitungkan Offered Bit Quantity

(OBQ). Dalam penelitian ini diasumsikan semua BTS 3G eksisting akan dipasang

perangkat 4G. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan dimana coverage 4G di kota

Denpasar berdasarkan perhitungan link budget dan Offered Bit Quantity (OBQ)

sudah memenuhi wilayah kota Denpasar. Namun realitanya jaringan 4G LTE

dialokasikan menggunakan frekwensi 1800 MHz (Dirjen SDPPI, 2014), sehingga

perlu dilakukan perhitungan ulang mengenai link budget dari jaringan 4G di kota

Denpasar. Kemudian dalam penelitian ini tidak mengkaji dari pusat kerapatan suatu

cluster BTS, sehingga tidak dapat mengukur densitas (potensi) terhadap titik – titik

di sekitar BTS. Maka dalam penelitian selanjutnya ini akan memperhitungkan pusat

kerapatan suatu cluster untuk mendapatkan densitas terhadap titik – titik di sekitar

BTS sehingga mendapatkan hasil penempatan BTS LTE yang optimal.

Ada banyak metode clustering dan optimasi yang digunakan dalam

menentukan cluster yang optimal. Contohnya adalah metode clusteringK-Means,

Fuzzy C-Means, Self Organising Map (SOM), kemudian untuk metode optimasi

(19)

4 goal programming, dan lain-lain. Metode yang akan digunakan dalam optimasi

penentuan lokasi eNode B ini adalah metode pengclusteran Fuzzy C- Means (FCM)

yang kemudian hasilnya akan dioptimasi menggunakan metode optimasi Harmony

Search (HS). Fuzzy C-Means (FCM) dipilih sebagai metode clustering karena

metode ini sering digunakan dalam proses clustering, karena dapat memberikan

hasil yang halus dan cukup efektif untuk meningkatkan homogenitas tiap cluster

yang dihasilkan (Shihab, 2000) Algoritma Harmony Search dipilih sebagai metode

optimasi karena algoritma ini menunjukkan hasil yang bagus ketika digunakan

untuk menyelesaikan beberapa masalah optimasi. Hal ini dikarenakan algoritma ini

mempunyai beberapa kelebihan misalnya pitch adjustment yang dapat melakukan

proses perbaikan pada solusi yang bersifat lokal optimal dan struktur algoritma HS

relatif mudah (Geem, 2009).

Pada tahun 2015, Muthmainnah dan Achmad Mauludiyanto menerbitkan

hasil penelitian mengenai optimasi penempatan BTS dengan judul Optimasi

Penempatan Lokasi Potensial Menara Baru Bersama pada Sistem Telekomunikasi

Seluler dengan Menggunakan Fuzzy Clustering di Daerah Sidoarjo. Penelitian ini

merencanakan penempatan lokasi menara potensial jaringan UMTS. Metode yang

digunakan pada peneletian ini adalah metode clustering Fuzzy C-Means untuk

menentukan banyaknya cluster sebagai inputan C dalam proses klastering.

Penentuan jumlah cluster didasarkan pada 3 variable utama, yaitu jumlah

penduduk, luas wilayah per kecamatan, dan kebutuhan menara untuk 5 tahun

kedepan. Kemudian setelah diperolah potensial penambahan menara baru,

(20)

5 meminimalkan fungsi path loss. Berdasarkan penelitian tersebut muncul sebuah ide

untuk menerapkan metode yang sama pada jaringan yang berbeda yaitu jaringan

4G LTE 1800 MHz.

Sasaran dari penelitian ini nantinya adalah menghasilkan sebuah

perencanaan jumlah eNodeB 4G LTE 1800 MHz yang optimal hingga 5 tahun

kedepan dengan memanfaatkan BTS eksisting berdasarkan metode Fuzzy C-Means

dan Harmony Search.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka dapat dirumuskan

sejumlah permasalahan utama yang menjadi fokus dari penelitian ini yaitu :

1. Berapakah kebutuhan eNodeB 4G LTE di Tahun 2020 berdasarkan

kondisi BTS Eksisting di Kota Denpasar?

2. Bagaimanakah kinerja Fuzzy C-Means dan Harmony Search dalam

melakukan optimasi eNodeB di Kota Denpasar?

3. Bagaimanakah pemetaan eNodeB 4G LTE 1800 MHz yang optimal untuk

5 tahun kedepan berdasarkan metode Fuzzy C-Means dan Harmony

Search?

1.3 Tujuan Penulisan

Sejumlah tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain:

1. Mengetahui kebutuhan eNodeB 4G LTE tahun 2020 di Kota Denpasar

(21)

6 2. Menegetahui kinerja Fuzzy C-Means dan Harmony Search dalam

melakukan optimasi eNodeB di Kota Denpasar?

3. Mengetahui posisi pemetaan eNode B 4G LTE 1800 MHz yang optimal

untuk 5 tahun kedepan setelah dilakukan optimasi.

1.4 Manfaat 1. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan sebuah perusahaan

telekomunikasi dalam mengembangkan infrastruktur di kota Denpasar untuk

mendapatkan hasil yang maksimal.

2. Manfaat Akademis

Pembuatan Tesis ini dapat membantu peneliti mengerti konsep penggunaan

Fuzzy C- Means (FCM) dan Harmony Search (HS) sebagai metode optimasi sebuah

jaringan telekomunikasi.

1.5 Ruang Lingkup

1. Spesifikasi BTS yang digunakan adalah spesifikasi BTS PT. XL Axiata.

2. Data BTS yang digunakan adalah data BTS Makro Kota Denpasar yang

didapat dari PT. Huawei Services.

3. Penduduk kota Denpasar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

(22)

7 4. User dalam penelitian ini adalah data penduduk usia produktif Kota Denpasar

dengan rentang umur 15 – 64 tahun.

4. Aplikasi yang digunakan dalam perhitungan adalah Matlab versi R2012b.

5. Jangka waktu yang digunakan dalam perencanaan ini adalah 5 tahun,

menyesuaikan dengan perencenaan jangka menengah pemerintah.

6. Tidak memperhitungkan overlaping coverage pada masing-masing BTS.

1.6 Keaslian Penelitian

Penelitian tentang penempatan BTS menggunakan metode data mining

telah banyak dilakukan. Penelitian tersebut diantaranya Optimization of Base

Station Location in 3G Network using MADS and Fuzzy C-Means, Optimasi

Penempatan Lokasi Potensial Menara Baru Bersama pada Sistem Telekomunkasi

Seluler dengan Menggunakan Fuzzy Clustering di Daerah Sidoarjo, Perencanaan

Jumlah Lokasi Menara Base Tranceiver Station (BTS) Baru pada Telekomunikasi

Seluler di Kabupaten Lumajang Menggunakan Metode Analitycal Hierarchy

Proses-TOPSIS (AHP-TOPSIS). Pada gambar 1.1 berikut menunjukkan keaslian

penelitian ini. Beberapa penelitian mengenai optimasi posisi BTS sudah pernah

dilakukan dengan menggunakan parameter-parameter yang terlihat pada gambar

fishbone. Pada penelitian ini mencoba menerapkan metode-metode yang sudah

(23)

8

Jaringan

Lokasi

Frekwensi

2100 MHz

Algoritma Genetika

Fuzzy C Means + MADS

Analitycal Hierarchy Proses - TOPSIS

Fuzzy C Means + Harmony

Search 900 MHz

3G UMTS

4G LTE

Denpasar

Kenya Sidoarjo

GSM

1800 MHz Perencanaan Penempatan

E-Node B LTE 1800 MHz pada BTS Existing di Kota Denpasar Menggunakan Metode Fuzzy C-Means

dan Harmony Search Data Trafik

Data Link Budget

Drive Test

(24)
(25)

1 BAB II

DASAR TEORI

2.1 State of The Art

State of The Art merupakan pencapaian tertinggi dari sebuah proses

pengembangan sebuah penelitian. Perencanaan Penempatan eNode B 4G LTE 1800

MHz pada BTS Existing di Kota Denpasar Menggunakan Metode Fuzzy C-Means

dan Harmony Search belum ada yang melakukan penelitian ini. Berikut ada

beberapa penelitian tentang beberapa metode optimasi pada jaringan mobile

telekomunikasi.

Penelitiain pertama pada tahun 2010, Fabio Garzia, Cristian Perna, dan

Roberto Cusani melakukan penelitian mengenai optimasi perencanaan jaringan

UMTS (Universal Mobile Telecommunications System) yang berjudul

Optmization of UMTS Network Planning Using Genetic Algorithms”. Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan metode berbasis Algoritma

Genetika untuk mengatasi masalah cakupan optimasi dan kapasitas sistem UMTS,

dengan memperhitungkan kondisi-kondisi yang sesuai dengan yang ada di

lapangan. Persoalan optimasi frekwensi menjadi sangat penting untuk dibahas

dalam dunia telekomunikasi dikarenakan perkembangan pengguna (user) yang

sangat cepat sehingga perlu dilakukan sebuah perencanaan jaringan yang mampu

mengatasi masalah ini. Dalam penelitian ini terdapat parameter yang sangat

berpengaruh yaitu signal – interference ratio (SIR), yaitu perbandingan antara daya

(26)

2 terdapat pada suatu wilayah dalam satu sinyal carrier. Hasil menunjukkan bahwa

Algoritma Genetika meghasilkan hasil optimasi yang berkualitas tinggi, yang

mampu meningkatkan kinerja dengan ketepatan input data. Dari hasil penelitian itu

didapatkan persentase hasil coverage mencapai 98% sedangkan persentase

kapasitas mencapai 99%. Waktu perhitungan juga cukup singkat, karena

kebanyakan dari solusi yang baik diperoleh setelah sekitar 200 - 1.000 generasi dari

Lagoritma Genetika sebagai fungsi dari situasi yang dipertimbangkan. Pada

penelitian ini tidak memperhitungkan kondisi wilayah secara matematis sehingga

hasil perhitungan Algoritma Genetika bisa lebih maksimal sesuai dengan kondisi

kenyataan. Kemudian akan lebih maksimal jika ditambahkan perhitungan OBQ

(Offered Bit Quantity) yaitu total bit throughput per km2 pada jam sibuk.

Penelitian kedua pada tahun 2012, Elok Nur Hamdana, Sholeh Hadi

Pramono, dan Erfan Achmad Dahlan melakukan penelitian mengenai Optimasi

BTS yang berjudul “Optimasi Perencanaan Jaringan UMTS pada Node B Menggunakan Probabilistik Monte Carlo, dan dalam publikasinya dijelaskan bahwa optimasi jaringan sangat perlu dilakukan untuk membangun suatu jaringan

telekomunikasi agar mampu melayani pelanggan dengan kualitas yang baik, dan

nilai investasi yang ditanamkan bisa optimal. Maksud dari nilai investasi yang

optimal adalah dengan biaya seminal mungkin mampu menghasilkan kualitas yang

baik dengan kata lain memaksimalkan jumlah node B untuk menghasilkan

pelayanan kepada pelanggan dengan kualitas yang baik. Pada penelitian ini

dilakukan optimasi penentuan lokasi Node B yang akan digunakan pada salah satu

(27)

3 optimasi ini adalah probabilistik Monte Carlo. Simulasi Monte Carlo merupakan

sebuah simulasi probabilistik dimana solusi dari suatu maslah diberikan

berdasarkan proses acak (random). Tahapan proses penelitian ini adalah

pendimensian jaringan dimana proses ini menentukan jumlah penduduk yang

berpotensi sebagai pengguna jaringan UMTS pada tahun 2012. Kemudian

dilanjutkan dengan perencanaan kapasitas dan coverage mengenai BTS yang akan

digunakan. Tipe BTS yang akan digunakan mencakup besarnya kapasitas kanal

yang mampu ditampung. Terakhir adalah melakukan pengoptimasian jaringan

dimana proses optimasi dibagi menjadi 2 yaitu optimasi demand serta tipe Node-B,

dan Optimasi menentukan lokasi dari Node-B. Hasil optimasi yang didapat dari

penelitian ini adalah dari 25 BTS existing didapatkan 15 site terpilih untuk

memenuhi coverage layanan. Untuk menentukan kapasitas kanal yang dibutuhkan

pada masing-masing Node B tersebut dilakukan random yang memprediksi jumlah

pelanggan yang masuk dalam wilayah perencanaan jaringan. Pada penelitian ini

digunakan metode perhitungan link budget model Hatta Cost 231. Metode

perhitungan link budget tersebut memiliki kelemahan dimana tidak

memperhitungakan secara detail parameter-parameter seperti tinggi bangunan

pengahalang, sudut antara pemancar dan penerima, kemudian tidak

memperhitungakan jika user dalam keadaan bergerak. Akan lebih maksimal jika

metode perhitungan link budget nya menggunakan metode Welfisch Ikegami,

dimana metode ini memperhitungkan tinggi bangunan, sudut antara pemancar dan

(28)

4 Penelitan ketiga di tahun yang sama yaitu di tahun 2012, M. Fajrul Hakim,

Wiwik Angraeni, Apol Pribadi melakukan sebuah penelitian mengenai optimasi

BTS dengan hasil penelitiannya yang berjudul “ Optimasi Perencenaan Jumlah

Base Transceiver Station (BTS) dan Kapasitas Trafik BTS Menggunakan Pendekatan Goal Programming pada Sistem Telekomunikasi Seluler Berbasis

GSM”. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode Goal Programming

untuk melakukan optimasi julah BTS dan kapasitas trafik BTS. Metode Goal

Programming merupakan sebuah metode yang digunakan dalam pengambilan

keputusan untuk mencapai tujuan-tujuan yang bertentangan di dalam

batasan-batasan yang kompleks dalam sebuah perencanaan. Penelitian ini akan menentukan

kapastias trafik yang bisa menampung semua permintaan trafik dari pengguna

telepon seluler dan menentukan kapasitas total trafik BTS yang tidak melebihi total

kapasitas yang dimiliki masing-masing BTS. Setelah dilakukan optimasi, Terdapat

sisa sektor BTS yang tidak digunakan untuk melayani permintaan trafik. Pada tahun

1 terdapat 166 sektor BTS, tahun 2 terdapat 134 sektor BTS, tahun 3 terdapat 96

sektor BTS, tahun 4 terdapat 58 sektor BTS, dan tahun 5 terdapat 22 sektor BTS.

Pada tahun ke-6 sampai tahun ke-10 kapasitas trafik yang tersedia sudah tidak

mencukupi permintaan trafik. Pada tahun 6 dan 7 terdapat kekurangan 29 sektor

BTS, tahun 8 terdapat kekurangan 62 sektor BTS, dan pada tahun 9 dan 10 terdapat

kekurangan 93 sektor BTS. Berdasarkan hasil analisis sensitivitas, jumlah

permintaan trafik tergolong parameter yang sensitif. Jika permintaan berubah, maka

nilai dari fungsi tujuan dan solusi optimal akan ikut berubah. Kelemahan dari

(29)

5 penelitian ini. Akan lebih baik jika kondisi wilayah diperhitungkan dengan

menggunakan metode perhitungan link budget, sehingga hasil coverage yang

didapat sesuai dengan kenyataan (real) di lapangan. Metode goal programming

memilik kelemahan yaitu tidak bisa menentukan priotas-prioritas dan

kriteria-kriteria pengambilan keputusan sehingga perlu dipadukan dengan metode yang

lainnya agar memperolah hasil yang lebih maksimal.

Penelitian keempat di tahun 2013, Satvir Singh dan Kulvinder Kaur

melakukan sebuah penelitian mengenai optimasi BTS menggunakan metode ABC

(Artificial Bee Colony) dengan judul penelitian “ Base Station localization using Artificial Bee Colony Algorithm”. Berbeda dengan penelitian – penelitian yang telah dilakukan, pada penelitian ini menggunakan metode ABC (Artificial Bee

Colony) yaitu sebuah metode optimasi yang diadopsi dari sifat kawanan hewan

seperti semut, rayap, lebah, dan yang lainnya dalam mencari rute terdekat dalam

mencari makanan. Dalam penelitiannya ini menggunakan beberapa parameters

untuk menghitung path loss diantara nya transmit power 500 mW, frequency 850

MHz dan Tinggi antena Base Station berkisar 20 – 200 m. Adapun tujuan dari

penelitian ini adalah memperkenalkan sebuah metode baru dalam melakukan

sebuah optimasi berdasarkan teori segerombolan lebah (Artificial Bee Colony).

Pendekatan ini memungkinkan untuk secara efisien menentukan lokasi yang

optimal dari BTS, menghindari pencarian secara menyeluruh yang memakan waktu

yang lama. Hasil menunjukkan bahwa pendekatan ABC efektif dan kuat untuk

masalah cakupan efisien lokasi BTS dan dianggap memberikan hampir solusi

(30)

6 dengan algoritma lain yaitu sangat sederhana dan fleksibel. Namun, jika dimensi

masalah meningkat, pertukaran informasi masih terbatas pada satu dimensi.

Kemudian persekitaran dan dimensi dipilih secara acak, sehingga sumber makanan

dengan fitness yang lebih tinggi memungkinkan untuk tidak dipilih. Sehingga perlu

dicari solusi agar penggunaan algoritma ABC (Artificial Bee Colony) dapat

menghasilkan optimasi yang maksimal.

Penelitian kelima pada tahun 2013, Pancawati Dessy Aryanti, Sholeh Hadi

Pramono, dan Onny Setyawati melakukan penelitian mengenai optimasi

penempatan BTS dengan judul penelitian “Optimasi Penempatan Node B UMTS900 pada BTS Existing Menggunakan Algoritma Genetika”. Penelitian ini mengambil lokasi di Malang dengan menggunakan 46 BTS eksisting sebagai

sample. Penelitian ini melakukan sebuah optimasi BTS hanya saja penulis disini

menggunakan metode yang berbeda yaitu metode Algoritma Genetika untuk

melakukan optimasi. Pada penelitian ini untuk perhitungan link budget

menggunakan metode welfisch – ikegami, dimana metode memperhitungakan lebih

detail parameter-parameter seperti tinggi bangunan pengahalang, sudut antara

pemancar dan penerima, kemudian tidak memperhitungakan jika user dalam

keadaan bergerak. Sehingga hasil yang didapat dari penelitian ini lebih menyerupai

kenyataan (real). Kemudian dalam penelitian ini juga memperhitungkan nilai OBQ

(Offered Bit Quantity) yaitu total bit throughput per km2 pada jam sibuk. OBQ

selama jam sibuk untuk suatu area tertentu dihitung berdasarkan beberapa asumsi,

yaitu penetrasi user, durasi panggailan efektif, Busy Hour Call Attempt (BHCA),

(31)

7 cakup wilayah (coverage area) yang dihasilkan, yaitu sebesar 35% dan tingkat

layanan trafik sebesar 61%. Tingkat optimasi yang didapatkan rendah disebabkan

karena persebaran BTS exixting tidak merata di seluruh wilayah obyek penelitian,

dan distribusi penduduk yang dibangkitkan tersebar merata di seluruh wilayah,

sedangkan pada kenyataannya distribusi penduduk lebih banyak berada di pusat

kota. Algoritma Genetika merupakan metode yang sudah sangat sering digunakan

untuk melakukan optimasi jaringan seluler, sehingga perlu dicoba menggunakan

metode yang lain untuk melakukan optimasi.

Penelitian keenam pada tahun 2013, A. O. Onim, P. K. Kihato, dan S.

Musyoki menerbitkan hasil penelitian yang berjudul ”Optimization of Base Station

Location in 3G Networks using Mads and Fuzzy C-means”. Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy C-Means sebagai metode untuk menentukan peletakan

BTS yang tepat berdasarkan jumlah populasi pada suatu daerah. Kemudian hasil

penempatan tersebut akan dioptimasi menggunakan metode Mesh Adaptive Direct

Search (MADS). Hasil dari penelitian ini adalah dari 1000 MS yang dijadikan

sample, jumlah BTS yang dirasa cukup untuk mencover adalah 34 BTS dengan

jangkauan masing-masing BTS 1,5 km.

Penelitian ketujuh pada tahun 2014, I Gede Putu Bagus Primadasa,

mahasiswa Teknik Elektro Universitas Udayana melakukan penelitian mengenai

(32)

8 4G di kota Denpasar berdasarkan perhitungan link budget dan Offered Bit Quantity

(OBQ) sudah memenuhi wilayah kota Denpasar. Namun realitanya jaringan 4G

LTE dialokasikan menggunakan frkwensi 1800 MHz (Dirjen SDPPI, 2014),

sehingga perlu dilakukan perhitungan ulang mengenai link budget dari jaringan 4G

di kota Denpasar. Kemudian untuk kondisi saat ini masyarakat belum terlalu

banyak menggunakan jaringan ini, sehingga dalam penelitian ini akan mengkaji

tentang jumlah BTS yang diperlukan hingga 5 tahun kedepan.

Penelitian kedelapan pada tahun 2015, Muthmainnah dan Achmad

Mauludiyanto menerbitkan hasil penelitian mengenai optimasi penempatan BTS

dengan judul “Optimasi Penempatan Lokasi Potensial Menara Baru Bersama

pada Sistem Telekomunikasi Seluler dengan Menggunakan Fuzzy Clustering

di Daerah Sidoarjo”. Penelitian ini hampir sama dengan penelitian keenam,

dimana pada peneletian ini menggunakan metode clustering Fuzzy C-Means untuk

menentukan posisi BTS yang tepat sesuai dengan jumlah penduduk, luas wilayah,

dan kebutuhan menara di tahun 2019. Kemudian dioptimasi menggunakan metode

Harmony Search. Dari hasil perencanaan kebutuhan menara baru bersama

telekomunikasi untuk tahun 2019, khusus untuk optimasi layangan jaringan 3G

dibutuhkan penambahan BTS sebanyak 359 BTS dengan kebutuhan menara baru

bersama sebanyak 97 menara. Dimana setiap zona mampu mengcover 2 menara

baru sekaligus, jadi 97 titik menara baru dapat diwakili dengan menggunakan 49

zona. Untuk layanan coverage zona biru (zona menara baru) di Kabupaten Sidoarjo

berada dalam range radius antara (500 – 800) m dengan ketinggian menara antara

(33)

9 untuk sebuah optimasi dan perencanaan jumlah BTS kedepan untuk jaringan 3G

UMTS. Namun untuk penambahan jumlah BTS kedepan untuk jaringan 3G dirasa

kurang tepat karena sudah ada generasi jaringan yang terbaru yaitu generasi

keempat 4G LTE. Penelitian ini sangat menarik jika metode yang digunakan dalam

pnelitian ini diterapkan dalam jaringan 4G LTE untuk mengembangkan

(34)
[image:34.842.112.793.113.454.2]

10 Tabel 2.1 State Of The Art Review

Jurnal Judul Variabel dan indikator penelitian

Metode Jaringan

1 Fabio Garzia, Cristina Perna, Roberto Cusani

Optimization of UMTS Network Planning Using

Genetic Algorithms Genetic Algorithms UMTS

2

Elok Nur Hamdana, Sholeh

Hadi Pramono, dan Erfan

Achmad Dahlan

Optimasi Perencanaan Jaringan UMTS pada NodeB

Menggunakan Probabilistik Monte Carlo Monte Carlo UMTS

3

M. Fajrul Hakim, Wiwik

Anggraeni dan Apol

Pribadi

Optimasi Perencenaan Jumlah Base Transceiver

Station (BTS) dan Kapasitas Trafik BTS

Menggunakan Pendekatan Goal Programming pada

Sistem Telekomunikasi Seluler Berbasis GSM

Goal Programming GSM

4

Pancawati Dessy Aryanti,

Sholeh Hadi Pramono, dan

Onny Setyawati

Optimasi Penempatan Node B UMTS900 pada BTS

Existing Menggunakan Algoritma Genetika Algoritma Genetika UMTS900

5 Satvir Singh dan Kulvinder Kaur

Base Station Localization using Artificial Bee

Algorithm colony

Artificial Bee

(35)
[image:35.842.340.786.111.369.2]

11 Tabel 2.2 State Of The Art Review (2)

6 A. O. Onim, P. K. Kihato, dan S. Musyoki

Optimization of Base Station Location in 3G Networks

using Mads and Fuzzy C-means

Mads and Fuzzy

C-means UMTS

7 Muthmainnah dan Achmad Mauludiyanto

Optimasi Penempatan Lokasi Potensial Menara Baru

Bersama pada Sistem Telekomunikasi Seluler dengan

Menggunakan Fuzzy Clustering di Daerah Sidoarjo

Fuzzy C-means dan

Harmony Search UMTS

8 I Gede Putu Bagus Primadasa

Coverage jaringan LTE (Long Term Evolution) pada

frekuensi 1900 MHz di wilayah kota Denpasar dengan

memperhitungkan Offered Bit Quantity (OBQ)

Offered Bit Quantity

(OBQ) LTE

9 Penelitian ini

Perencanaan Penempatan E-Node B 4G LTE 1800

MHz pada BTS Existing di Kota Denpasar

Menggunakan Metode Fuzzy C-Means dan Harmony

Serach

Fuzzy C-means dan

(36)

12 2.2 Long Term Evolution (LTE)

Long Term Evolution (LTE) merupakan generasi teknologi komunikasi

selular ke empat, yaitu sebuah standar teknologi komunikasi data nirkabel yang

merupakan lanjutan dari teknologi standar GSM (Global System for Mobile

Communication)/UMTS (Universal Mobile Telephone Standard). Yang mana pada

teknologi LTE terjadi peningkatan kapasitas dengan penggunaan teknologi

modulasinya. LTE merupakan standar teknologi komunikasi yang dikembangkan

oleh 3GPP (3rd Generation Partnership Project) yang berfungsi mengatasi

peningkatan permintaan akan kebutuhan layanan komunikasi dengan kecepatan

data yang tinggi dan spektrum yang lebih luas. LTE merupakan teknologi seluler

yang mampu mendukung aplikasi data, voice dan video. Kecepatan data transfer

pada downlink sebesar 100 Mbps dan uplink 50 Mbps, coverage yang diberikan

pada sistem LTE lebih besar dengan kapasitas yang lebih besar sehingga bisa

mengurangi biaya operasional dan penggunaan multiple antena.

Komunikasi seluler LTE merupakan komunikasi dua arah yaitu dengan

menggunkan teknik multiple acces, dimana multiple access merupakan suatu titik

yang dapat dapat diakses oleh beberapa titik yang lain yang saling berjauhan dan

tidak saling mengganggu satu sama lain. Multiple access pada LTE berbeda antara

downlink dan uplink, downlink menggunakan teknik Orthogonal Frequency

Division Multiple Access (OFDMA) sedangkan untuk sisi uplink menggunakan

teknik Single Carier Frequency Division Multiple Access (SC-FDMA) dan LTE

bisa diterapkan pada frekuensi 700 MHz, 800 MHz, 1800 MHz, 2100 MHz, 2600

(37)

13 2.2.1 Teknologi Akses LTE

LTE memiliki beberapa teknologi akses dalam downlink dan uplink yang

berbeda, pada arah downlink adalah arah dari eNode B ke UE dengan menggunakan

OFDMA (Orthogonal Frequency Division Multiple Access). Arah uplink

merupakan arah dari UE ke eNode B dengan menggunakan SC-FDMA (Single

Carrier Frequency Division Multiple Access) dan juga menggunakan MIMO

sebagai sistem multiple antena. (Usman,U.K, dkk, 2011)

1. OFDMA (Orthogonal Frequency Division Multiple Access)

OFDMA merupakan teknik multiple access, yang merupakan

penggabungan antara OFDM (Orthogonal Frequency Division

Multiplexing) dan CDMA (Code Division Multiplexing). Jika pada OFDM

alokasi subcarrier di manfaatkan oleh satu user, namun pada OFDMA,

subcarrier yang ada di bagi-bagi kepada sejumlah user. Hal ini

menyebabkan kanal dapat digunakan oleh sejumlah user pada waktu yang

sama. Pada kanal downlink OFDMA, setiap user akan menerima satu sinyal

yang sama dari Base Station. Akan tetapi, sinyal yang sampai pada satu user

akan mengalami perubahan akibat fading selama berpropagasi. Dan

karakteristik fading ini akan berbeda antara satu user dengan user yang

lainnya, karena pada komunikasi mobile umumnya user berada pada lokasi

yang berbeda. Kelebihan dari teknik OFDMA ini adalah dapat

menghilangkan ISI (Inter Symbol Interference) dengan penggunaan guard

time yang lebih panjang dari nilai delay spread dan dapat mengurangi ICI

(38)

14 symbol OFDM, mampu memberikan data rate yang tinggi sehingga

[image:38.595.139.490.183.336.2]

mendukung aplikasi multimedia.

Gambar 2.1Orthogonal Frequency Division Multiple Access (Usman,U.K, dkk, 2011)

Pada gambar diatas terdapat terdapat tiga jenis subcarrier pada OFDM,

yaitu:

1) Data Subcarrier yang digunakan untuk transmisi data

2) Pilot Subcarrier untuk estimasi dan sinkronisasi

3) Null Subcarrier yang digunakan untuk guard band

2. SC-FDMA (Single Carrier Frequency Division Multiple Access)

Sistem SC-FDMA (Single Carrier Frequency Division Multiple Access)

merupakan teknik multiple access single carrier yang dianggap sebagai

sistem OFDMA yang ditambahkan dengan operasi DFT, dimana simbol

data dalam domain waktu ditransformasikan ke domain frekuensi dengan

menggunakan operasi DFT (Discrete Fourier Transform). SC-FDMA

dipilih karena memiliki nilai PAPR (Peak Average Power Ratio) yang kecil

sehingga dapat meningkatkan cakupan dan kinerja cell-edge. Setiap user

(39)

15

transmitter SC-FDMA mengkonversi input sinyal biner menjadi

serangkaian modulasi subcarrier.

3. MIMO (Multiple Input Multiple Output)

MIMO merupakan sistem multiple antena yang digunakan pada teknologi

LTE untuk mendukung kecepatan dalam pengiriman data dan peningkatan

kualitas. Penggunaan beberapa tipe sistem MIMO yang didukung oleh

teknologi LTE ada tiga, yaitu: (Usman,U.K, dkk, 2011)

- MIMO 2x2 : merupakan sistem multiple antena yang mendukung

dua antena transmitter dan dua antena receiver

- MIMO 2x4 : merupakan sistem multiple antena yang mendukung

adanya dua antena transmitter dan empat antena receiver

- MIMO 4x4 : merupakan sistem multiple antena yang mendukung

adanya empat antena transmitter dan empat antena receiver

Teknologi MIMO merupakan sistem yang dapat mengirimkan informasi

yang sama dari dua pemancar atau lebih kepada user, dibandingkan dengan

sistem tunggal, penggunaan MIMO dapat mengurangi informasi yang

hilang pada saat proses pengiriman berlangsung. Selain itu pada MIMO juga

terdapat teknologi yang mampu mengurangi gangguan interferensi dengan

mengarahkan radio link pada penggunaan spesifik. MIMO juga bisa

meningkatkan throughput karena adanya Spatial Division Multiplexing

(SDM) yang berfungsi men-spasial multiplex stream data dan kemudian

(40)
[image:40.595.191.482.117.300.2]

16 Gambar 2.2 MIMO (Anonim, 2010)

2.2.2 Arsitektur LTE (Long term Evolution)

Arsitektur LTE dikenal dengan EPS (Evolved Packet System), dalam

arsitektur LTE dibagi menjadi 2 yaitu radio access dan core network.

Yang mana radio access pada LTE disebut E-UTRAN (Evolved UMTS

Terresterial Access Network) yang berfungsi dalam modulasi dan handover.

Sedangkan pada core network LTE yang disebut EPC (Evolved Packet Core) yang

berfungsi dalam charging dan mobility management. (Usman,U.K, dkk, 2011)

1. UE (User Equipment)

Merupakan perangkat yang digunakan pada saat berkomunikasi yang

mana perangkat ini dapat berupa smart phone. UE terdiri dari USIM

(Universal Subscriber Identity Module) yang berfungsi sebagai tempat

aplikasi card dan digunakan sebagai identifikasi dan authentikasi user,

(41)

17 2. eNode B (Evolved Node B)

eNode B adalah base station yang berfungsi pengontrol semua fungsi

yang berhubungan dengan radio, yaitu sebagai jembatan antara UE dan

EPC (Evolved Packet Core). eNode B juga berfungsi untuk mengontrol

pemakaian interface radio, mengontrol dan menganalisis sinyal level

yang terdapat pada UE (User Equipment), mengontrol proses pada saat

UE mengalami handover antar sel.

3. MME (Mobility Managemen Entity)

Mobility Management Entity (MME) adalah elemen kontrol pada EPC

(Evolved Packet Core), fungsi-fungsi MME (Mobility Management

Entity) pada arsitektur jaringan LTE adalah :

- Authentication dan Security berfungsi untuk meng-authentikasi UE

(User Equipment) pada saat UE pertama kali melakukan registrasi

ke jaringan. Peng-authentikasian diperlukan untuk menjamin

adanya permintaan UE, ini dilakukan untuk melindungi rahasia UE

dan menghindari komunikasi dari penyadapan orang yang tidak

memiliki wewenang.

- Mobility Managemen berfungsi untuk menjaga jalur lokasi untuk

semua UE (User Equipment) yang berada pada service area dengan

menjaga jalur lokasi UE sampai eNode B, mengontrol jalur

berdasarkan aktivitas UE, mengontrol proses handover yang terjadi

(42)

18 - Managing Subcription Profile dan Service Connectivity berfungsi

untuk mendapatkan kembali profil pelanggan pada saat UE

melakukan registrasi ke jaringan dan mengirimkan paket data

network kepada UE (User Equipment).

4. S-GW (Serving Gateway)

S-GW (Serving Gateway) berfungsi sebagai pusat operasional dan

maintenance pada MME dan eNode B dimana S-GW akan membangun

hubungan antara eNode B yang satu dengan eNode B yang lain dan

bertugas untuk melanjutkan dan menerima paket dari eNode B satu ke

eNode B lain yang melayani UE (User Equipment).

5. P-GW (Packet Data Network Gateway)

P-GW (Packet Data Network Gateway) atau dikenal dengan PDN-GW

berfungsi untuk mengalokasikan IP addres ke UE dan sebagai fungsi

filtering.

6. PCRF (Policy and Charging Rules Function)

PCRF (Policy and Charging Rules Function) berfungsi untuk

mengontrol charging dan juga mengangani QOS (Quality of Service)

7. HSS (Home Subscription Server)

Home Subscription Server (HSS) berfungsi sebagai tempat menyimpan

semua data permanen user, data yang disimpan berisi tentang infomasi

layanan untuk user dan identitas dari user tersebut. Dimana

(43)
[image:43.595.183.491.114.413.2]

19 Gambar 2.3 Arsitektur LTE (Usman,U.K, dkk, 2011)

2.3 Konsep Seluler

Selular merupakan system komunikasi yang memberikan layanan

komunikasi data, voice, dan video yang dapat dilakukan dalam keadaan bergerak.

Yang mana pada konsep seluler ini pengguna dapat melakukan hubungan

komunikasi dengan pengguna lain tanpa bergantung adanya media fisik. Cell

merupakan bagian kecil dari cakupan suatu wilayah, Pembagian sel-sel dalam

sistem seluler dimodelkan dalam bentuk hexagonal dimana tiap sel nya memiliki

satu frekuensi, yang mana frekuensi antar sel tidak boleh berdekatan agar tidak

(44)
[image:44.595.163.454.115.214.2]

20 Gambar 2.4 Konsep Sel (IT Telkom, 2008)

Terdapat empat jenis sel berdasarkan jari-jari sel, yaitu :

1. Makrosel, yaitu jenis sel yang digunkaan untuk daerah urban. Dimana pada

daerah ini merupakan daerah yang padat akan penduduk dan banyak

terdapat gedung-gedung tinggi.

2. Mikrosel digunakan untuk ketinggian antena yang tidak lebih dari 25 meter,

yang merupakan sel dengan wilayah coverage lebih kecil dibandingkan

makrosel. Mikrosel merupakan salah satu solusi yang bisa digunakan

apabila makrosel sudah tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan pelanggan

yang padat. Suatu daerah dengan user yang padat tidak cukup hanya

dilayani dengan makroseldikarenakan pelayanan yang didapat tidak merata.

Maka diperlukan adanya pembagian daerah coverage yang lebih kecil untuk

mencover daerah yang tidak dijangkau oleh makrosel dan berfungsi sebagai

penambah jaringan kapasitas pada daerah yang penggunaan selulernya

padat. Penempatan mikroselini tidak memerlukan wilayah yang cukup luas

seperti hal nya penempatan makrosel dan diletakkan pada gedung-gedung

atau diatas bangunan.

3. Pico Sel merupakan penempatan sel yang terdapat di dalam gedung atau

(45)

21 ruangan dan juga berfungsi untuk mengatasi adanya interferensi yang terjadi

di dalam gedung akibat pemantulan dinding gendung.

4. Femto Sel merupakan Base Transceiver Station mini yang dipasang pada

wilayah bersinyal rendah yang mana penempatan femto cell ini dipasang di

dalam ruangan dengan ukuran yang kecil sehingga tetap bisa memberikan

pelayanan seluler terhadap pelanggan yang berada di dalam ruangan. Fungsi

femto cell dapat meningkatkan konektivitas, availabilitas, mobilitas dan

juga performansi layanan. Selain itu adanya femto sel ini bertujuan untuk

meningkatkan coverage dan kapasitas di dalam ruangan dikarenakan sinyal

[image:45.595.120.520.415.621.2]

dari BTS outdoor ke indoor tidak maksimal. (Ridwan, A, 2012)

(46)

22 2.3.1Sel Hexagonal

Sel hexagonal dipilih dalam perencanaan dikarenakan dapat menutupi

wilayah tanpa celah dan juga tidak terjadi tumpang tindih antara sel satu dengan sel

[image:46.595.241.353.226.325.2]

yang lainnya, yang mana bentuk sel hexagonal dapat dilihat pada dibawah.

Gambar 2.6 Sel Hexagonal (Sudiarta, P.K, t.t)

Untuk rumusan luas sel hexagonal, dilakukan dengan persamaan :

L = � √ x

= R2

 2

6 ,

2 R km2 (2.1)

Dimana :

L = luasan sel hexagonal (km2) R = jari-jari sel (km)

2.4 Perencanaan Kapasitas (Capacity Planning)

Dalam melakukan perancangan kapasitas jaringan ini tentunya kita harus

mempertimbangkan kebutuhan pelanggan di masa mendatang, maka untuk

mengantisipasi jumlah pelanggan selama periode tersebut diperlukan estimasi

(47)

23 2.4.1 Peramalan Kebutuhan

Prediksi pertambahan jumlah pelanggan hingga beberapa tahun kedepan

merupakan faktor yang sangat penting dalam perencanaan jaringan karena

menentukan kebijaksanaan dan strategi dalam pengembangan sistem untuk

mengantisipasi pertumbuhan pelanggan agar kelak semua target pelanggan dapat

terlayani (Wibisono, dkk, 2008).

Ada beberapa metode untuk melakukan prediksi pelanggan, diantaranya :

 Metode Deret Berkala (Time Series)  Metode Eksponensial Smoothing

 Metode Regresi

 Metode Iteratif

a. Metode Deret Berkala (Time Series)

Metode ini merupakan metode dengan melakukan pendekatan secara

makro. Tujuan dari metode ini adalah menemukan pola dalam deret data yang lalu

dan mengekstrapolasikan data tersebut ke masa depan. Langkah penting dalam

memilih suatu metode pada Time Series adalah harus mempertimbangkan jenis pola

yang akan diramalkan. Ada beberapa macam jenis pola, salah satunya adalah Pola

Trend yang paling cocok untuk peramalan jumlah kebutuhan telepon. Untuk

prediksi pelanggan dengan Deret Berkala Pola Trend akan dibatasi metode yang

digunakan sampai tiga macam saja, yaitu metode Trend Linier, Trend Kuadratik,

(48)

24 b. Prediksi pelanggan dengan Metode Trend Linier

Bentuk umum persamaan linier :

Y’ = a + b.X (2.2)

Dimana: Y’ = variabel tak bebas hasil ramalan (kepadatan pelanggan)

X = variabel bebas berupa periode waktu

a & b = konstanta (dihitung dari data sample deret berkala)

Bila jumlah pengamatan sebanyak n, maka dari persamaan di atas diperoleh :

∑ Y = n.a + b. ∑ X

∑ XY = a ∑ X + b ∑ X2 (2.3)

Keterangan : X = unit periode waktu pengamatan (mulai 0,1,2,3 dan seterusnya)

Y = data kepadatan pelanggan sebenarnya (per 100 penduduk)

Dengan cara eliminasi kedua persamaan tersebut di atas, maka diperoleh konstanta

a & b sehingga Y’ (variabel tak bebas hasil ramalan berupa kepadatan pelanggan)

dapat diperoleh.

c. Prediksi pelanggan dengan Metode Trend Kuadratik (Parabola)

Metode Trend Kuadratik biasanya sebagai persamaan parabola. Bentuk

umum persamaan ini adalah :

Y’ = a + b.X + c.X2 (2.4)

Dimana : Y’ = variabel tak bebas hasil ramalan (kepadatan pelanggan)

X = variabel bebas berupa periode waktu

a, b, dan c = konstanta (dihitung dari data sample deret berkala)

(49)

25

∑ Y = an + b∑X + c∑X2

∑XY = a∑X + b∑X2+ c∑X3

∑X2Y = a∑X2+ b∑X3+ c∑X4 (2.5)

Keterangan : 1. X = unit periode waktu pengamatan

Untuk n = ganjil (misal n = 3) maka : X1 = -1 ; X2 = 0 ; X3 = 1

Untuk n = genap (misal n = 2) maka : X1 = -1 ; X2 = 1

2. Y = data kepadatan pelanggan sebenarnya (per 100 penduduk)

Dengan cara mengeliminasi ketiga persamaan tersebut diatas, maka diperoleh

konstanta a, b, dan c sehingga Y’ (variabel tak bebas hasil ramalan berupa

kepadatan pelanggan) dapat diperoleh.

d. Prediksi pelanggan dengan Metode Trend Eksponensial Bentuk persamaan metode Trend Eksponensial :

Y’ = a.bX (2.6)

Dimana : Y’ = variabel tak bebas hasil ramalan (kepadatan pelanggan)

X = variabel bebas berupa periode waktu

a, b, dan c = konstanta (dihitung dari data sample deret berkala)

Bentuk persamaan metode Trend Eksponensial tersebut dapat diubah menjadi

bentuk persamaan linier sebagai berikut :

Y’ = a.bX... Log Y’ = log a.bX

Log Y’ = log a + log bX

(50)

26 Bila log Y’ = Yo ; log a = ao dan log b = bo, maka persamaan Trend Eksponensial

tersebut menjadi :

Yo’ = ao + bo.X (2.8)

Sehingga :

) ( 0 0 10 ' a bX

Y   (2.9)

Konstanta-konstanta ao dan bo dapat dicari dengan cara eliminasi kedua persamaan

di bawah ini :

∑ Y0 = a0.n + b0∑X

∑XY0 = a0∑X + b0∑X2

Y0 = log Y (2.10)

Keterangan : 1. X = unit periode waktu pengamatan

Untuk n = ganjil (misal n = 3) maka : X1 = -1 ; X2 = 0 ; X3 = 1

Untuk n = genap (misal n = 2) maka : X1 = -1 ; X2 = 1

2. Y = data kepadatan pelanggan sebenarnya (per 100 penduduk)

e. Langkah-langkah dalam prediksi pelanggan

Tahapan dalam prediksi pertambahan jumlah pelanggan adalah sebagai berikut :

 Dari data jumlah penduduk dari tahun ke tahun serta jumlah pelanggan yang

ada dari tahun ke tahun dapat ditentukan kepadatan pelanggan sebenarnya (per

100 penduduk) untuk daerah yang direncanakan. Persamaan yang digunakan :

Kepadatan pelanggan tahun ke-n = 100

n -ke ahun penduduk t n -ke tahun pelanggan x

(51)

27 Kepadatan pelanggan yang diperoleh dari persamaan diatas digunakan sebagai

variabel Y yang digunakan sebagai acuan dalam perhitungan untuk metode

Trend Linier, Kuadratik maupun Eksponensial untuk mencari variabel Y’

(variabel tak bebas hasil ramalan).

 Ketiga metode tersebut dicoba satu per satu untuk dibuktikan metode mana

yang paling sesuai untuk dipakai dalam prediksi pelanggan., dimana dipilih

yang mempunyai selisih jumlah sekecil mungkin antara kepadatan pelanggan

sebenarnya dengan kepadatan hasil perhitungan.

 Setelah metode ditetapkan, maka dapat digunakan persamaannya dalam

menentukan kepadatan pelanggan untuk prediksi hingga tahun ke-n sesuai

kebutuhan perencanaan yang akan diterapkan sampai berapa tahun.

 Prediksi pertambahan jumlah penduduk hingga tahun ke-n dihitung secara

terpisah. Persamaannya adalah sebagai berikut :

Pn = Po ( 1 + h )n (2.12)

Keterangan :

Pn = prediksi jumlah penduduk hingga tahun ke-n

Po = jumlah penduduk tahun ke-0 (tahun yang dijadikan sebagai acuan)

h = laju pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun

 Sehingga prediksi pertambahan jumlah pelanggan hingga tahun ke-n dapat

diperoleh. Persamaannya adalah sebagai berikut :

Prediksi pelanggan tahun ke-n = x Pn

100

n -ke tahun pelanggan kepadatan

(2.13)

Jumlah pelanggan hasil prediksi yang diperoleh akan dibagi luas wilayah dari

(52)

28 2.4.2 Perhitungan Pertumbuhan Penduduk

Dengan rumus pertumbuhan geometrik, angka pertumbuhan penduduk

sama untuk setiap tahunnya, untuk memprediksi jumlah penduduk di masa

mendatang dapat digunakan rumus :

�= + � (2.14)

Dimana:

� = Jumlah penduduk total setelah tahun ke-t

= Jumlah penduduk saat perencanaan

= Laju pertumbuhan penduduk (%)

= Jumlah tahun prediksi

2.4.3 Perhitungan Jumlah Pengguna Seluler

Dengan asumsi teledensitas sebesar x%, maka perhitungan jumlah

pengguna seluler dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut:

= �% ∗ �(2.15)

Dimana:

= Jumlah Pengguna Seluler

�% = Teledensitas Pengguna Seluler

(53)

29 2.4.5 Teori Trafik

Trafik didefinisikan sebagai jumlah dari data atau banyaknya pesan

(messages) pada suatu sirkuit selama suatu periode waktu tertentu. Pengertian trafik

disini termasuk hubungan antara kedatangan panggilan (call) ke perangkat

telekomunikasi dengan kecepatan perangkat tersebut memproses panggilan sampai

panggilan tersebut berakhir. Besaran dari trafik telekomunikasi diukur dengan

satuan waktu, sedangkan nilai trafik dari suatu kanal adalah banyaknya (lamanya)

waktu pendudukan pada kanal tersebut. Sedangkan kapasitas trafik adalah

kemampuan yang diberikan oleh suatu teknologi atau suatu BTS untuk menampung

trafik komunikasi yang terjadi. Definisi dari kepadatan trafik yaitu tingkat

kesibukan suatu komunikasi yang terjadi dengan nilai yang bervariasi, tergantung

lingkungannya. Satuan untuk variable trafik adalah Erlang. 1 Erlang didefinisikan

sebagai jumlah trafik yang berlangsung ketika 1 pelanggan menduduki 1 kanal

percakapan selama 1 kurun waktu rujukan (detik, menit, atau jam).

�� � � � = � (2.16)

Gambar

Gambar 1.1 Keaslian penelitian dengan diagram fishbon
Tabel 2.1 State Of The Art Review
Tabel 2.2 State Of The Art Review (2)
Gambar 2.1 Orthogonal Frequency Division Multiple Access (Usman,U.K, dkk, 2011)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan sikap siswa tentang cuci tangan pakai sabun diperoleh hasil nilai p McNemar adalah 0,001 sehingga secara statistik

Pengambilan sampel Pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling , yaitu menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberikan data

Sistem pendukung keputusan ini dibangun dengan menggunakan teknologi komputer dengan model SAW, sehingga keputusan yang diambil berdasarkan perhitungan kriteria yang

Sumber daya meliputi asset-aset keuangan, fisik, manusia, dan budya perusahaan yang digunakan oleh perusahaan untuk mengembangkan, menciptakan dan menjual dan menjual

Hal tersebut dilihat dari metode pembelajaran yang sering digunakan dan dari nilai ujian siswa yang masih kurang dari nilai Kriteria Kelulusan Minimum (KKM), sehingga

Peta spasial menunjukkan bahwa kecamatan yang memiliki kepadatan rumah tinggi memiliki kejadian kasus DBD tinggi seperti kecamatan Mranggen (95 kasus), Demak (55

Di samping asam lemak bebas, ada empat kelompok utama lipoprotein yang mempunyai makna penting secara fisiologis dan untuk diagnose klinis yaitu : (1) kilomikron yang berasal

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan