• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH HARGA, PROMOSI, KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE BLACKBERRY (Studi Kasus Pada AR Cell Karang Pilang Surabaya).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH HARGA, PROMOSI, KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE BLACKBERRY (Studi Kasus Pada AR Cell Karang Pilang Surabaya)."

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH HARGA, PROMOSI, KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE BLACKBERRY

(Studi Kasus Pada AR Cell Karang Pilang Surabaya)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Diajukan Oleh :

FRANDIKO EKA PUTRANTO 0912010059 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(2)

SKRIPSI

PENGARUH HARGA, PROMOSI, KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE BLACKBERRY

(Studi Kasus Pada AR Cell Kurang Pilang Surabaya)

Disusun Oleh :

FRANDIKO EKA PUTRANTO 0912010059 / FE / EM

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada tanggal 17 Desember 2013

Pembimbing

Dr s. Ec. Luky Susilowati, MP. NIP. 195602171988032001

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

(3)

SKRIPSI

PENGARUH HARGA, PROMOSI, KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE BLACKBERRY

(Studi Kasus Pada AR Cell Kurang Pilang Surabaya)

Yang Diajukan

FRANDIKO EKA PUTRANTO 0912010059

Disetujui untuk ujian skripsi oleh :

Pembimbing Utama

Dr s. Ec. Hery Purdjoprastyono, MM

NIP. 196203181988031002 Tanggal ………

Mengetahui,

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur

(4)

USULAN PENELITIAN

PENGARUH HARGA, PROMOSI, KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE BLACKBERRY

(Studi Kasus Pada AR Cell Kurang Pilang Surabaya)

Yang Diajukan

FRANDIKO EKA PUTRANTO 0912010059

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh :

Pembimbing Utama

Dr s. Ec. Hery Purdjoprastyono, MM

NIP. 196203181988031002 Tanggal ………

Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajemen

(5)

USULAN PENELITIAN

PENGARUH HARGA, PROMOSI, KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE BLACKBERRY

(Studi Kasus Pada AR Cell Kurang Pilang Surabaya)

Yang Diajukan

FRANDIKO EKA PUTRANTO NPM. 0912010059 / FE / EM

Telah disetujui untuk diseminarkan oleh

Pembimbing Utama

Dr s. Ec. Hery Purdjoprastyono, MM

NIP. 196203181988031002 Tanggal ………

Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajemen

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis mengucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat

rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul “Pengaruh Harga Promosi dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan

Pembelian Smartphone Blackberry di AR Cell Surabaya”. Skripsi ini diajukan

untuk memenuhi sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Progdi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas

Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Drs. Ec. Hery Pudjoprastyono, MM, selaku Dosen Pembimbing yang

telah memberi bimbingan dan dorongan kepada peneliti dalam menyelesaikan

skripsi ini.

5. Segenap staff Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan “Veteran”

Jawa Timur yang telah memberi banyak pengetahuan selama masa

(7)

6. Bapak, Ibu dan saudara yang telah memberikan dukungan doa

7. Semua pihak yang membantu, yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa apa yang telah disajikan masih banyak

kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat

diharapkan demi kesempurnaan skripsi. Akhirnya dengan segala keterbatasan

yang penukis miliki, semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya,……….

(8)

DAFTAR ISI

2.2.6 Hubungan Harga Terhadap Keputusan Pembelian ... 29

2.2.7 Hubungan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian ... 30

2.2.8 Hubungan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian ... 31

2.3 Kerangka Konseptual ... 31

2.4 Hipotesis ... 32

BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variable ... 33

3.1.1 Definisi Operasional ... 33

3.1.2 Pengukuran Variable ... 34

3.2 Teknik Pengambilan Sampel ... 35

(9)

3.2.2 Sample ... 36

3.4.3 Model Pengukuran Dengan Outer Model ... 41

3.4.4 Model Pengukuran Dengan Inner Model... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum... 43

4.5.1 Pengaruh Harga ( X1 ) Terhadap Keputusan Pembelian ( Y ) ... 62

(10)

4.5.3 Hubungan Kualitas Pelayanan (X3) Terhadap Keputusan

Pembelian (Y) ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 64

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Merek-Merek puncak (Top Brand) katagori smart phone Tahun

2011-2013 ... 7

Tabel 1.2 Data Penjualan Smartphone Tahun 2011-2012 ... 8

Tabel 1.3 Data Penjualan Smartphone BlackBerry di AR Cell, Surabaya ... 9

Tabel 4.1 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamain ... 45

Tabel 4.2 Jumlah Responden Menurut Umur ... 45

Tabel 4.3 Jumlah Responden Menurut Pekerjaan ... 46

Tabel 4.4 Jawaban Responden Tentang Harga (X1) ... 47

Tabel 4.5 Jawaban Responden Tentang Promosi (X2) ... 49

Tabel 4.6 Jawaban Responden Tentang Kualitas Pelayanan (X3) ... 50

Tabel 4.7 Jawaban Responden Tentang Keputusan Pembelian (Y) ... 52

Tabel 4.8 Outer Loadings (Mean, STDEV, T-Values) ... 54

Tabel 4.9 Avarage Variance Extracted (AVE) ... 55

Tabel 4.10 Composite Reliability ... 56

Tabel 4.11 Outer Weights... 57

Tabel 4.12 R-Square... 58

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 31

Gambar 4.1 Model Pengukuran PLS Harga ( X1 ) Promosi (X2) Kualitas

(13)

Pengaruh Harga,Promosi dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Blackber ry pada AR Cell di Surabaya

Frandiko Eka Putranto 0912010059

Abstraksi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Harga, Promosi dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Blackberry di AR Cell Surabaya. Metode penelitian ini yang digunakan adalakah Partial Least Square (PLS). Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah semua orang yang telah melakukan pembelian di AR Cell Karang Pilang Surabaya.

Metode pengambilan sampel yang dilakukan adalah probability sampling dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu metode simple random samping. Dengan demikian setiap unit sampling sebagai unsur populasi yang terpencil memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasi. Jumlah responden yang dijadikan sample sebanyak 53.

Hasil dari penelitian ini yaitu harga, promosi dan kualitas pelayanan berpengaruh signifikan positif terhadap keputusan pembelian Smartphone blackberry di AR Cell Karang Pilang Surabaya.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG

Pada era globalisasi persaingan dunia usaha semakin kompetitif yang

berakibat setiap perusahaan berusaha untuk menjadi pemenang dalam

memasarkan produknya.seiring dengan semakin berkembangnya populasi

manusia,berkembang ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin

canggih,dan semakin tingginya tingkat mobilitas masyarakat,sangat

berpengaruh kepada pemenuhan kebutuhan terutama kebutuhan

telekomunikasi,khususnya handohone.

Banyak perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bisnis

telekomunikasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,sehingga

mengakibatkan timbulnya persaingan antara perusahaan sejenis dalam

menyajikan keungulan produknya dalam merebut perhatian konsumen.

Handphone atau telephone genggam saat ini benar-benar sudah menjadi

gaya hidup bagi setiap orang di dunia.Di Indonesia sendiri dari masyarakat

kalangan bawah sampai kalangan atas,dari usia anak-anak sampai

kakek-kakek juga merupakan suatu kebutuhan yang wajib untuk memili

ponsel.walaupun negara Indonesia kebanyakan masyarakat dari ekonomi

menangah kebawah akan tetapi daya beli terhadap teknologi yang satu ini

sangat besar.

Blackberry pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan

(15)

(teknologi-mu.blogspot.com/2012/08/ ). Seri Blackberry pertama yang dibawa oleh

Indosat adalah 7730 dan menawarkan layanan Blackberry Enterprise

Server.Awalnya, Indosat hanya menargetkan Blackberry untuk kalangan

Corporate. Dalam waktu 3 bulan sejak muncul di Desember 2004,

pelanggannya sudah lebih dari 300 perusahaan Beberapa bulan kemudian,

barulah Blackberry dilepas untuk kalangan individu dengan target pelanggan

mencapai 5 ribu orang hingga akhir 2005. Pasar Blackberry di Indonesia

semakin ramai dengan masuknya XL dan Telkomsel dalam persaingan.

Hingga saat ini, Blackberry masih menjadi andalan dari operator lokal untuk

menggoda konsumen. ( techno.ghiboo.com )

Tingginya permintaan telepon seluler pintar Blackberry di Indonesia

ternyata tidak diimbangi oleh meningkatnya kualitas pelayanan oleh vendor

teknologi asal Kanada itu. Sebaliknya, seperti yang diutarakan sejumlah

analis industri di Tanah Air, layanan Blackberry akhir-akhir ini menurun

drastis. Pakar telekomunikasi Harry Setiadi Wibowo misalnya, yang telah

menggunakan ponsel buatan Research in Motion sejak 2005, membenarkan

jika layanan Blackberry telah menurun."Blackberry semakin pelan," kata

Heryy kepada Investor Daily, Senin (21/5), "Ketika saya menggunakan

Blackberry pada 2005 layanannya masih bagus sampai 2009. Tetapi

sekarang, sangat jelek."Menurunnya kualitas layanan Blackberry tidak hanya

terjadi di jam-jam sibuk tetapi juga sepanjang hari. "Jika bukan karena

(16)

lagi. Ketika digunakan untuk browsing, koneksinya sering terputus," ujar

Herry kecewa. ( berita satu.com )

Selain itu masih ada beberapa kendala mengenai kualitas layanan pada

Smartphone Blackberry, berikut complain tentang Smartphone Blackberry.

Saya adalah konsumen dari Selular Shop (distributor resmi penjualan

Blackberry), di mana saya melakukan pembelian ponsel dengan merk

Blackberry seri 9300 Curve 3G.pada hari Selasa 10 Mei 2012 saya

mengajukan perbaikan ke Blackberry Service Selular Shop Daan mogot,

dimana HP Blackberry saya dalam kondisi rusak (LCD buram) tanpa retakan.

Saya merasa yakin akan difasilitasi dengan baik oleh Blackberry Service

Selular Shop karena HP saya masih dalam perlindungan garansi resmi

Blackberry Service Selular Shop selama 2 tahun.keluhan saya diterima oleh

CSO Bapak Saepudin dan membenarkan bahwa ponsel saya tidak ada

retakan, diterima untuk diinput. Disampaikan oleh CSO bahwa Pihak RIM

yang memberikan keputusan apakah kerusakan HP saya tercover atau tidak

dalam garansi.kecurigaan saya berawal pada saat pengecekan ponsel. Ponsel

saya dibawa keluar ruangan oleh CSO dan saya tidak mengetahui keadaan

ponsel saya juga perlakuan kepada ponsel saya saat dilakukan pengecekan.

Setelah dilakukan pengecekan, diinformasikan bahwa LCD ponsel saya

mengalami keretakan sehingga harus membayar biaya sekitar Rp1.200.000,

karena hal tersebut di luar dari ketentuan garansi.dan saya harus

mengeluarkan dana Rp100.000 untuk biaya pengecekan ponsel. CSO tersebut

(17)

tersebut. Informasi tersebut baru saya terima setelah pengecekan ponsel saya,

setelah LCD ponsel saya dinyatakan retak.Jujur saya sangat kecewa merasa

dibohongi dan merasa diperas terhadap biaya-biaya yang seharusnya saya

tidak keluarkan. kecurigaan saya semakin bertambah ketika CSO dan Kepala

Kantor Selular Shop Bapak Andi tidak bisa menjelaskan dasar biaya tersebut

secara tertulis. Bahkan informasi biaya pengecekan ponsel tersebut berubah

menjadi biaya DP. Diinformasikan juga bahwa biaya pengecekan ponsel

tersebut harus dibayar di depan sebelum dilakukan servis. No form service

saya: DM/BB/11-001023 dan garansi Blackberry saya no.

1.40.SMI3.15006.0910. Kekecewaan saya bertambah saat saya menerima

tanda terima, bahwa saya tidak diberikan penjelasan terhadap tanda terima

yang saya terima dan saya tanda tangani.Saya meminta pertanggung jawaban

dan penjelasan terhadap perlakuan yang saya terima tersebut, di mana bila

saya tidak ditanggapi saya akan melanjutkan keluhan saya ini kepada

pihak-pihak yang berwenang.

1. BPSK (Badan Penyelesaian Sengketa konsumen)

2. YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia)

Sinaga, Mei 31,2012 (My Zone)

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring

menyatakan bahwa penjualan Blackberry di Indonesia telah mengalami

penurunan hingga 70%. Baru-baru ini layanan BBM mengalami gangguan di

Asia Pasifik hingga mempengaruhi sejumlah negara seperti Indonesia,

(18)

Malaysia. Menkominfo menyatakan penurunan penjualan blackberry di

Indonesia karena kekecewaan para konsumen akan kualitas layanan

Blackberry di Indonesia yang menurun. ( Kompas.com )

Kecenderungan konsumen melirik ponsel berharga miring menjadi

faktor penyebab Turun Drastisnya pasaran Blackberry di negara kita.karena

tidak mampu bersaing dengan harga smartphone Android di pasaran dan

hadirnya layanan BBM (BlackBerry Messenger) pada perangkat iOS dan

Android. Faktor utama yang banyak diprediksi sebagai penyebab turunnya

peminat Blackberry di Indonesia adalah ketidakmampuan bersaing dengan

smartphone Android yang menawarkan harga murah. Diketahui, Smartphone

Android memiliki harga yang sangat bervariasi, mulai dari Rp 600 ribuan,

hingga jutaan. Sedangkan Blackberry baru memperkenalkan pada bulan lalu

Smartphone kelas bawah, Q5, yang belum juga diketahui harga pastinya.

Untuk faktor kedua, adalah hadirnya layanan Blackberry Messenger atau

yang biasa disebut dengan BBM, pada perangkat iOS dan Android. Hal ini

muncul spekulasi bahwa penggemar layanan BBM tidak perlu membeli

Blackberry jika BBM sudah dapat dinikmati pada perangkat Android dan

iOS. Artinya, mereka lebih memilih Smartphone yang fleksibel seperti

Android ketimbang harus membeli Blackberry. (Merdeka.com)

Menurut Kotler (2001) Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan

atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas

manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa

(19)

Berdasarkan definisi harga diatas maka dapat disimpulkan Harga adalah

sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan

produk atau jasa yang dibelinya guna memenuhi kebutuhan dan

keinginannya.

Oleh karena itu Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu

perusahaan,Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan

akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan

yang dapat diperoleh perusahaan.

Strategi promosi Blackberry ini berawal saat RIM yang merupakan

produsen Smartphone ini memutuskan untuk aktif melakukan aksi

promosi.cara promosi yang dipakai RIM adalah dengan melakukan promo

produk Blackberry di seluruh kota besar di indonesia seperti

Jakarta,Bandung,Surabaya dan kota Medan.RIM yang merupakan singkatan

dari Research In Motion ini melakukan promosi dengan cara memberikan

edukasi kepada para pelangan mereka.seperti memberi pengenalan tentang

berbagai keungulan yang akan di dapatkan bila mengunakan

Blackberry.pengenalan fitur-fitur yang dimiki oleh Blackberry yang melebihi

Smartphone merek lain.serta berbagai keungulan yang didapat jika membeli

ponsel Blackberry melalui mitra resmi atau distributor RIM di Indonesia

Walaupun Blackberry melakukan promosi dengan cara mengenalkan

produknya di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta,Bandung,Surabaya

dan kota medan serta memberikan edukasi kepada para pelangan

(20)

dapatkan bila mengunakan Blackberry,cara tersebut tidak meningkatkan

penjuaan produknya. ( anneahira.com )

Tabel 1

Merek-Merek puncak (Top Brand) katagori smart phone Tahun 2011-2013

Sumber : www.Top Brand Index.Com

Tabel 1 Tentang Top Brand Index yang menunjukkan kekuatan merek,

Banyak sekali merek-merek yang tadinya populer kemudian lambat laun

turun bahkan hilang dari peredaran menghiasi hasil Top Brand Index.

Dinamika merek-merek di pasar menunjukkan bahwa kompetisi antar merek

(21)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa Smartphone Blackberry

menjadi top brand selama tiga tahun berturut-turut,akan tetapi indexnya terus

menurun.pada tahun 2011 indeknya sebesar 41,5 % dan pada tahun 2012

indeknya menurun menjadi 40,7%,dan pada tahun 2013 indexnya menjadi

39,0 %.

Tabel 2

Data penjualan Smartphone tahun 2011-2012

NO COMPANY 2011

Sumber : gartner (february 2013)

Menurut data tersebut,pada tahun 2011-2012 Blackberry mengalami

penurunan penjualaan,begitu juga pada pangsa pasar (market share) tersebut

di peroleh prosentase sebesar 2,9% pada tahun 2011,dan pada tahin 2012

(22)

ini merupakan sebagai ancaman dan kewaspadaan bagi Blackberry yang

mulai kehilangan market sharenya.

Berikut adalah penjualan Smartphone Blackberry pada conter AR

Cell,JL Mastrib karang pilang komplek pasar karang pilang

Tabel 3

Volume penjualaan Smartphone Blackber r y pada AR Cell,Surabaya

NO BULAN TAHUN 2011 TAHUN 2012

1 JANUARI 10 7

2 FEBRUARI 8 6

3 MARET 7 6

4 APRIL 9 5

5 MEI 5 4

6 JUNI 3 2

7 JULI 1 2

8 AGUSTUS 5 3

9 SEPTEMBER 6 5

10 OKTOBER 2 1

11 NOVEMBER 3 3

12 DESEMBER 5 3

13 TOTAL 64 47

Sumber : data internal AR Cell,Surabaya

Berdasarkan table di atas menunjukan bahwa penjualan Smartphone

Blackberry di AR Cell,Surabaya setiap tahunnya mengalami penurunan. jadi

(23)

baik.di duga produsen di kota Surabaya belum maksimal dalam

mempromosikan Smartphone Blackberry,sehingga penjualannya tidak stabil.

Oleh karena dengan memperhatikan perilaku konsumen pada saat

mengambil keputusan pembelian,perusahaan harus meningkatkan strategi

pemasaran yang baik.

Kualitas pelayanan dapat diartikan pelayananan adalah suatu upaya

yang diberikan oleh suatu perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan

konsumen untuk mencapai kepuasaan ( Rangkuti, 2002 ). Sedangkan yang

dimaksud pelayanan menurut Tjiptono ( 2000 ), adalah suatu sikap atau cara

dalam melayani pelanggan supaya pelanggan mendapat kepuasaan yang

meliputi kecepatan, ketepatan, keramahan dan kenyamanan. Kepuasaan

konsumen dapat dicari apabila konsumen merasa semua kebutuhannya

terpenuhi dan mendapatkan pelayanan yang dirasa konsumen cukup baik.

Pelayanan yang diberikan oleh AR Cell mulai dari ketika konsumen membeli

Smartphone hingga setelah pembelian,dengan cara memberi garansi toko

Selain pelayanan AR Cell juga harus mempertimbangkan harga. Harga

menurut (Swasta, 2003) adalah nilai suatu barang dan jasa yang dapat diukur

dengan sejumlah uang. Harga adalah sejumlah pengorbanan (jumlah uang)

yang dilakukan oleh seseorang (ditambah beberapa jika mungkin) untuk

mendapatkan kombinasi barang atau jasa atau nilai tukar barang atau jasa dan

berbagai macam pelayanan dan manfaat lain yang bersangkutan dengan

(24)

Factor lain yang mempengarui keputusan pembelian di AR Cell adalah

promosi. Promosi menurut (Swasta,2003) adalah usaha perusahaan yang

dipakai untuk mempengaruhi konsumen agar bersedia membeli. AR Cell

melakukan promosi dengan cara periklanan, penjualan personal, promosi

penjualan

Untuk mempertahankan konsumennya, AR Cell dituntut untuk selalu

tanggap dan cermat terhadap apa saja yang menjadi keputusan pembelian

oleh konsumen seperti kualitas layanan yang bai, selain itu AR Cell harus

menyediakan fasilitas yang baik, memadai dan citranya serta memberi harga

yang terjangkau dan didukung promosi yang tepat. Sebagai tempat penjualaan

handphone yang nyaman aman dan lengkap dapat mempengaruhi keputusan

pembelian di AR Cell tersebut

Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah dalam penelitian ini

adalah adanya penurunan penjualan pada AR Cell, atas dasar latar belakang

permasalahan-permasalahan yang terjadi, peneliti tertarik mengambil judul

penelitian tentang : “Pengaruh Harga,Promosi dan Kualitas Pelayanan

terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Blackber ry pada AR Cell di

Surabaya”.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Dari permasalahan yang dihadapi maka masalah masalah dapat

dirumuskan sebagai berikut:

a. Apakah Harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian smartphone

(25)

b. Apakah Promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian Smartphone

Blackberry pada AR Cell di Surabaya?

c. Apakah Kualitas Pelayanan berpengaruh terhadap keputusan pembelian

Smartphone Blackberry pada AR Cell di Surabaya ?

1.3 TUJ UAN PENELITIAN

a. Untuk menganalisis pengaruh Harga terhadap Keputusan pembelian

Smartphone Blackberry pada AR Cell di Surabaya.

b. Untuk menganalisis pengaruh Promosi terhadap Keputusan pembelian

Smartphone Blackberry pada AR Cell di Surabaya.

c. Untuk menganalisis pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan

pembelian Smartphone Blackberry pada AR Cell di Surabaya

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan dan

pengetahuan yang bermanfaat baik bagi perusahaan, antara lain:

Bagi Perusahaan

Dapat dijadikan masukan untuk meningkatkan penjualan dan

kualitas perusahaan agar lebih baik sesuai dengan kebutuhan dan

(26)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 HASIL PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian terdahulu yang dapat dipakai sebagai bahan masukan yang

berkaitan dengan penelitian ini adalah :

1. Dalam jurnal Pramana (2012) dengan judul ”pengaruh promosi,kualitas

layanan dan Harga terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha

Jupiter all variant pada Yamaha mataram sakti cabang soegiyopranoto

semarang”. Tujuan dari penelitian ini adalah : untuk mengetahui pengaruh

promosi, kualitas pelayanan dan harga terhadap keputusan pembelian

sepada motpr Yamaha Jupiter all variant pada Yamaha mataram sakti

cabang soegiyopranoto semarang. Analisa data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah uji validitas dan reliabilitas, Analisis Tabulasi Silang

(Crosstab), Koefisien Korelasi, Regresi Linear Sederhana, Regresi Linear

Berganda, Koefisien Determinasi, Uji t dan uji F. Hasil analisis

menunjukan variable promosi, kualitas pelayanan, harga, mempunyai

hubungan yang positif dan signifikan terhadap variabel keputusan

pembelian.

2. Bamabang Pranoto (2008) dengan judul “Pengaruh harga dan kualitas

produk terhadap keputusan konsumen membeli kendaraan bermotor”.

Metode analisa dalam menganalisis data yaitu dengan menggunakan

(27)

linier berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data, analisis data,

pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat ditarik

satu kesimpulan sebagai berikut. Berdasarkan hasil pengolahan data

harga (X1) dan kualitas produk (X2) pengaruh positif secara simultan

terhadap keputusan membeli.

3. Dalam jurnal Herwinarni (2008) dengan judul “Pengaruh Harga,

pelayanan, dan promosi terhadap keputusan pembelian sepeda motor

merek beijing di wilayah kota Tegal”. Alat analisis data yang digunakan

dalam pengolahan data adalah metode linier berganda. Berdasarkan hasil

pengolahan data, analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil

penelitian, maka dapat ditarik satu kesimpulan sebagai berikut. kesimpulan

bahwa ketiga variabel tersebut yaitu Harga (X1), Pelayanan (X2), dan

Promosi (X3) bersama-sama berpengaruh positif secara simultan terhadap

keputusan pembelian (Y)

2.2 LANDASAN TEORI

2.2.1 PEMASARAN

Pemasaran dan produksi merupakan fungsi pokok bagi perusahaan,

pada saat ini kegiatan pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting

dalam dunia usaha, kadang-kadang istilah pemasaran ini diartikan sama

dengan beberapa istilah, seperti penjualan, perdagangan, dan distribusi.

Definisi pemasaran adalah proses sosial dimana dengan proses itu,

individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

(28)

mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain

(Kotler,2005). Sedangkan menurut Alma (2004), pemasaran adalah segala

kegiatan untuk menyampaikan barang-barang ke tangan (rumah tangga) dan

ke konsumen industri, tetapi tidak termasuk kegiatan perubahan bentuk

barang.

Dalam dunia pemasaran Kepuasan pelanggan merupakan faktor yang

harus diperhatikan. jika pelanggan tidak puas, dia akan menghentikan

bisnisnya dengan perusahaan, semua upaya yang perusahaan lakukan untuk

mencapai mutu dan memberikan pelayanan yang unggul tidak ada artinya

sama sekali jika perusahaan tidak berusaha untuk memuaskan pelanggan

(Gerson,2002).

Hubungan baik dengan konsumen merupakan nilai positif yang sangat

menguntungkan bagi pelaku bisnis. Persaingan yang ketat, dimana semakin

banyak produsen yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan

konsumen menyebabkan setiap perusahaan harus menempatkan orientasi

pada kepuasan konsumen sebagai tujuan utama (Tjiptono, 2002).

Rangsangan pemasaran yang diimplementasikan oleh para pemasar melalui

bauran pemasaran akan menghasilkan kepuasan pelanggan apabila sesuai

dengan pelanggan mereka (Usmara, 2003).

Konsep-konsep inti pemasaran meluputi: kebutuhan, keinginan,

permintaan, produksi, utilitas, nilai dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan

hubungan pasar, pemasaran dan pasar. Kebutuhan adalah suatu keadaan

(29)

yang kuat akan pemuas yang spesifik terhadap kebutuhan-kebutuhan yang

lebih mendalam. Sedangkan Permintaan adalah keinginan akan produk yang

spesifik yang didukung dengan kemampuan dan kesediaan untuk

membelinya.

Menurut Kotler dan Keller (2009), pada dasarnya kegiatan pemasaran

mencakup konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan konsep

pemasaran dan konsep pemasaran holistik.

1. Konsep produksi

Konsep ini berorientasi pada proses produksi atau operasi. Produsen

meyakini konsumen hanya akan membeli produk-produk yang murah dan

mudah diperoleh. Para manajer mengansumsikan bahwa konsumen

terutama tertarik pada ketersediaan produk dan harga yang rendah.

Orientasi ini berguna ketika perusahaan ingin memperluas pasar.

2. Konsep produk

Dalam konsep ini pemasar beranggapan bahwa konsumen lebih

menghendaki produk-produk yang memiliki kualitas, kinerja, fitur atau

penampilan superior. Para manajer organisasi memusatkan perhatian untuk

menghasilkan produk yang unggul dan memperbaiki mutunya dari waktu

ke waktu.

3. Konsep penjualan

Konsep ini berorientasi pada tingkat penjualan, dimana pemasar

beranggapan bahwa konsumen harus dipengaruhi agar penjualan dapat

(30)

menunjukkan keengganan atau penolakan untuk membeli sehingga harus

dibujuk supaya membeli.

4. Konsep pemasaran

Konsep pemasaran berorientasi pada pelanggan dengan anggapan

bahwa konsumen hanya akan bersedia membeli produk-produk yang

mampu memenuhi kebutuhan dan keinginannya serta memberikan

kepuasan. Konsep pemasaran terdiri atas empat pilar yakni: pasar sasaran,

kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu atau terintagrasi dan

berkemampuan menghasilkan laba.

5. Konsep pemasaran holistik

Konsep pemasaran holistik merupakan suatu pendekatan terhadap

suatu pemasaran yang mencoba mengakui dan mendamaikan lingkup dan

kompleksitas kegiatan pemasaran. Pemasaran holistik mengakui bahwa

segala sesuatu bisa terjadi pada pemasaran dan pemasaran perspektif yang

luas dan terpadu sering dibutuhkan empat komponen dari pemasaran

holistik yaitu relationship marketing, integrated marketing, internal

marketing dan social responsibility marketing

a. Relationship Marketing, mempunyai tujuan membangun hubungan

jangka panjang yang saling memuaskan dengan pihak-pihak yang

memiliki kepentingan utama (pelanggan, pemasok dan distributor)

dalam rangka mendapatkan serta mempertahankan prefensi dan

(31)

b. Internal Marketing, tugas pemasaran internal ialah merekrut, melatih

dan memotivasi karyawan yang mampu untuk melayani pelanggan

dengan baik. Pemasaran internal berlangsung pada dua tingkatan, yang

pertama berfungsi sebagai pemasaran sales force, advertising, layanan

pelanggan manajemen produk, riset pemasaran. Yang kedua pemasaran

berlangsung oleh departemen lain, departemen tersebut memerlukan

pemikiran pemasaran yang berfikir pelanggan, dimana dapat menembus

keseluruhan perusahaan.

c. Social Responsibility Marketing, konsep pemasaran masyarakat yang

menuntut para pemasar untuk memasukkan pertimbangan sosial dan

etis ke praktik pemasaran mereka. Para pemasar harus

menyeimbangkan dan mengatur-atur kriteria yang sering bertentangan

dengan laba perusahaan, pemuasan keinginan konsumen dan

kepentingan publik.

d. Integrated Marketing, lebih merencanakan kegiatan pemasaran dan

merakit program pemasaran yang sepenuhnya terpadu untuk

menciptakan, mengkomunikasikan dan memberikan nilai bagi

konsumen. Dengan kata lain, rancangan dan penerapan dari suatu

aktivitas pemasaran adalah dengan melakukan bisnis secara menyeluruh

dalam manajemen permintaan, manajemen sumber daya dan

manajemen jaringan.

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi cara dan keberhasilan

(32)

1. Lingkungan Eksternal Sistem Pemasaran.

Lingkungan ini tidak dapat dikendalikan perusahaan, misalnya

kebebasan masyarakat dalam menerima atau menolak produk perusahaan,

politik dan peraturan pemerintah, keadaan perekonomian, kependudukan

serta munculnya pesaing.

2. Variabel Internal Sistem Pemasaran.

Variabel ini dapat dikendalikan oleh perusahaan, terdiri atas dua

kelompok, yaitu sumber bukan pemasaran (kemampuan produksi,

keuangan, dan personal) dan komponen-komponen bauran pemasaran

yang meliputi: produk, harga, promosi, dan distribusi (Swastha, 2002).

2.2.2 KEPUTUSAN PEMBELIAN

Pengertian keputusan pembelian, menurut Kotler & Armstrong (2001)

adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana

konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu

kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan

mempergunakan barang yang ditawarkan.. Definisi keputusan pembelian

menurut Nugroho (2003) adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasi

sikap pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan

memilih salah satu diantaranya.

Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara

langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang

(33)

1. Pengenalan Masalah (Problem Recognition)

Proses pembeli dimulai dengan pengenalan masalah atau kebutuhan.

Pembeli menyadari suatu perbedaan antara keadaan sebenarnya dan

keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh

rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar. Para pemasar perlu

mengenal berbagai hal yangdapat menggerakkan kebutuhan atau minat

tertentu dalam konsumen. Para pemasar perlu meneliti konsumen untuk

memperoleh jawaban, apakah kebutuhan yang dirasakan atau masalah

yang timbul, apa yang menyebabkan semua itu muncul, dan bagaimana

kebutuhan atau masalah itu menyebabkan seseorang mencari produk

tertentu ini.

2. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang mulai tertugah minatnya mungkin akan atau

mungkin tidak mencari informasi yang lebih banyak lagi. Jika dorongan

konsumen adalah kuat, dan obyek yang dapat memuaskan kebutuhan itu

tersedia, konsumen akan membeli obyek itu. Jika tidak, kebutuhan

konsumen itu tinggal mengendap dalam ingatannya. Konsumen mungkin

tidak berusaha untuk memperoleh informasi lebih lanjut atau sangat aktif

mencari informasi sehubungan dengan kebutuhan itu.

3. Penilaian Alternatif

Setelah melakukan pencarian informasi sebanyak mungkin tentang

banyak hal, selanjutnya konsumen harus melakukan penilaian tentang

(34)

Penilaian ini tidak dapat dipisahkan dari pengaruh sumber-sumber yang

dimiliki oleh konsumen (waktu, uang dan informasi) maupun risiko keliru

dalam penilaian.

4. Keputusan Membeli

Setelah tahap-tahap awal tadi dilakukan, sekarang tiba saatnya bagi

pembeli untuk menentukan pengambilan keputusan apakah jadi membeli

atau tidak. Jika keputusan menyangkut jenis produk, bentuk produk, merk,

penjual, kualitas dan sebagainya. Untuk setiap pembelian ini, perusahaan

atau pemasar perlu mengetahui jawaban atas pertanyaan yang menyangkut

perilaku konsumen, misalnya: berapa banyak usaha yang harus dilakukan

oleh konsumen dalam pemilihan penjualan (motif langganan/patronage

motive), faktor-faktor apakah yang menentukan ksan terhadap sebuah

toko, dan motif langganan yang sering menjadi latar belakang pembelian

konsumen.

5. Perilaku setelah pembelian

Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa

tingkat kepuasan atau tidak ada kepuasan. ada kemungkinan bahwa

pembeli memiliki ketidakpuasan setelah melakukan pembelian, karena

mungkin harga barang dianggap terlalu mahal, atau mungkin karena tidak

sesuai dengan keinginan atau gambaran sebelumnya dan sebagainya.

Untuk mencapai keharmonisan dan meminimumkan ketidakpuasan

(35)

atau juga pembeli harus mengeluarkan waktu lebih banyak lagi untuk

melakukan evaluasi sebelum membeli.

2.2.3 HARGA

Menurut Tjiptono (2002), Harga merupakan satuan moneter atau

ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang, ditukarkan agar

memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Harga

merupakan komponen yang berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan

Persepsi konsumen terhadap suatu harga dapat mempengaruhi

keputusannya dalam membeli suatu produk sehingga suatu perusahaan harus

mampu memberikan persepsi yang baik terhadap produk atau jasa yang

mereka jual.

Menurut Schiffman & Kanuk (2007) persepsi adalah suatu proses

seorang individu dalam menyeleksi, mengorganisasikan, dan menterjamahkan

stimulus-stimulus informasi yang datang menjadi suatu gambaran yang

menyeluruh. Persepsi mempunyai pengaruh yang kuat bagi konsumen. Salah

satu faktor yang berpengaruh terhadap konsumen yaitu persepsi akan harga.

Pada dasarnya konsumen dalam menilai harga suatu produk tidak

tergantung hanya dari nilai nominal harga saja namun dari persepsi mereka

pada harga. Perusahaan harus menetapkan harga secara tepat agar dapat

sukses dalam memasarkan barang atau jasa

Penetapan harga merupakan faktor penunjang yang dapat menentukan

keberhasilan operasional perusahaan dalam upayanya memperoleh

(36)

Dasar Penetapan Harga Menurut Machfoedz (2005) “penetapan harga

dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor

eksternal.

Faktor internal meliputi tujuan pemasaran perusahaan, strategi bauran

pemasaran, biaya, dan metode penetapan harga.” Faktor eksternal meliputi

sifat pasar dan permintaan, persaingan, dan elemen lingkungan yang lain

Tujuan penetapan harga menurut Harini (2008) adalah sebagai berikut:

1. Penetapan harga untuk mencapai penghasilan atas investasi. Biasanya

besar keuntungan dari suatu investasi telah ditetapkan prosentasenya dan

untuk mencapainya diperlukan penetapan harga tertentu dari barang yang

dihasilkannya.

2. Penetapan harga untuk kestabilan harga. Hal ini biasanya dilakukan untuk

perusahaan yang kebetulan memegang kendali atas harga. Usaha

pengendalian harga diarahkan terutama untuk mencegah terjadinya perang

harga, khususnya bila menghadapi permintaan yang sedang menurun.

3. Penetapan harga untuk mempertahankan atau meningkatkan bagiannya

dalam pasar. Apabila perusahaan mendapatkan bagian pasar dengan luas

tertentu, maka ia harus berusaha mempertahankannya atau justru

mengembangkannya. Untuk itu kebijaksanaan dalam penetapan harga

jangan sampai merugikan usaha mempertahankan atau mengembangkan

bagian pasar tersebut.

4. Penetapan harga untuk menghadapi atau mencegah persaingan. Apabila

(37)

mengetahui pada harga berapa ia akan menetapkan penjualan. Ini berarti

bahwa ia belum memiliki tujuan dalam menetapkan harga coba-coba

tersebut.

5. Penetapan harga untuk memaksimir laba. Tujuan ini biasanya menjadi

anutan setiap usaha bisnis. Kelihatannya usaha mencari untung

mempunyai konotasi yang kurang enak seolah-olah menindas konsumen.

Padahal sesungguhnya hal yang wajar saja. Setiap usaha untuk bertahan

hidup memerlukan laba. Memang secara teoritis harga bisa berkembang

tanpa batas

2.2.4 PROMOSI

Lupiyoadi (2009) berpendapat bahwa promosi merupakan salah satu

variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh

perusahaan dalam memasarkan produk jasa. Kegiatan promosi bukan saja

berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen,

melainkan juga sebagai alat untuk memengaruhi konsumen dalam kegiatan

pembelian atau penggunaan jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya.

Setiap perusahaan yang melakukan sesuatu kegiatan tentu mempunyai

tujuan. Demikian juga perusahaan melakukan kegiatan promosi dengan

tujuan untuk menjual barang dan jasa yang diproduksinya, yang kemudian

pada akhirnya perusahaan akan mendapatkan laba.

Ada beberapa tujuan dari dilakukannya promosi, menurut Rangkuti

(38)

1. Modifikasi tingkah laku

Pasar merupakan tempat pertemuan orang-orang yang hendak

melakukan suatu pertukaran di mana orang-orangnya terdiri atas berbagai

macam tingkah laku yang satu sama lain saling berbeda. Demikian juga

pendapat mereka mengenai suatu barang dan jasa, selera, keinginan,

motivasi, dan kesetiaannya terhadap barang dan jasa tersebut saling

berbeda. Dengan demikian, tujuan dari ini adalah berusaha untuk

mengubah tingkah laku dan pendapat individu tersebut, dari tidak

menerima suatu produk menjadi setia terhadap produk.

2. Memberitahu

Kegiatan promosi yang ditujukan untuk memberikan informasi

kepada pasar yang dituju tentang pemasaran perusahaan, mengenai produk

tersebut berkaitan dengan harga, kualitas, syarat pembeli, kegunaan,

keistimewaan, dan lain sebagainya. Promosi yang bersifat informasi ini

umumnya lebih disukai dan dilakukan pada tahap-tahap awal dalam siklus

kehidupan produk.

Hal ini merupakan masalah penting untuk meningkatkan permintaan

primer sebab pada tahap ini sebagian orang tidak akan tertarik untuk

memilih dan membeli barang dan jasa sebelum mereka mengetahui produk

tersebut serta kegunaannya dan lain sebagainya. Promosi yang bersifat

informasi ini dapat membantu konsumen dalam mengambil keputusan

(39)

3. Membujuk

Promosi yang bersifat membujuk atau persuasif ini pada umumnya

kurang disenangi oleh sebagian masyarakat. Tetapi kenyataannya sekarang

ini banyak muncul justru adalah promosi tersebut. Promosi seperti itu

terutama untuk mendorong pembeli. Perusahaan tidak ingin memperoleh

tanggapan secepatnya, tetapi lebih mengutamakan untuk menciptakan

kesan positif.

Hal ini dimaksudkan agar promosi dapat memberi pengaruh dalam

waktu yang lama terhadap perilaku pembeli. Promosi yang bersifat

membujuk ini akan menjadi dominan jika produksi yang bersangkutan

mulai memasuki tahap pertumbuhan dalam siklus kehidupan produk

tersebut.

4. Mengingatkan

Promosi yang bersifat mengingatkan ini dilakukan terutama untuk

mempertahankan merek produk di hati masyarakat dan dilakukan selama

tahap kedewasaan dalam siklus kehidupan produk. Ini berarti perusahaan

berusaha memperhatikan untuk mempertahankan pembeli yang ada, sebab

pembeli tidak hanya sekali saja melakukan transaksi, melainkan harus

berlangsung secara terus-menerus..

2.2.5 KUALITAS LAYANAN

Pengertian kualitas pelayanan menurut Supranto (2006) adalah sebuah

(40)

dengan baik.Sedangkan definisi pelayanan menurut Gronroos adalah suatu

aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata yang terjadi

sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau

hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksud

untuk memecahkan permasalahan konsumen / pelanggan (Ratminto, 2005).

Kepuasan pelanggan tidak hanya dibentuk oleh kualitas layanan semata,

akan tetapi juga ditentukan oleh harga, kualitas barang, faktor pribadi dan

faktor sosial. Artinya sekalipun kualitas layanan yang diberikan oleh

perusahaan dinilai baik oleh pelanggan, namun apabila mereka merasa harga

yang ditetapkan jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan yang diharapkan,

mereka belum tentu mempunyai kepuasan yang tinggi. Sementara itu, faktor

pribadi juga sangat menentukan tingkat kepuasan seorang konsumen. Karena

tinggi rendahnya kepuasan tidak terlepas dari bagaimana seorang pelanggan

memandang produk yang mereka peroleh tersebut.

Mengenai pengukuran kualitas, Tjiptono (2005) telah mengembangkan

suatu alat ukur kualitas layanan yang disebut SERVQUAL (Service Quality).

SERVQUAL ini merupakan skala multi item yang terdiri dari

pertanyaan-pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengukur persepsi pelanggan atas

kualitas layanan meliputi 5 dimensi, yaitu:

1. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan

yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan.

2. Responsiveness (daya tanggap), yaitu kemampuan para karyawan untuk

(41)

3. Assurance, yaitu kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang

dimiliki oleh para staf, bebas dari bahaya, resiko dan keragu-raguan.

4. Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang

baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan pelanggan.

5. Tangibles, yaitu fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi.

Hal ini sesuai dengan pendapat Assauri ( 2003 ) yang menyatakan bahwa:

Dimensi mutu dari suatu jasa atau pelayanan tidak terlepas dari penilaian atas

komponen jasa dari produk yang ditawarkan, dimana diantaranya yang terpenting

adalah sistem penyampaian jasa tersebut (service delivery system). Terdapat lima

dimensi yang penting dari mutu jasa atau pelayanan, yaitu pertama adalah tampilan

berwujud atau tangibles yang berbentuk fasilitas fisik, peralatan, personalia dan

bahan-bahan komunikasi. Kedua adalah sesuatu hal yang dapat dipercaya atau

reliability yaitu kemampuan untuk menyediakan jasa yang dijanjikan secara

yaitu keinginan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa yang cepat

dan tepat. Keempat adalah jaminan atau assurance yang berupa pengetahuan

dan keramahan karyawan serta kemampuan untuk memberitahukan secara

meyakinkan dan dapat dipercaya. Kelima adalah rasa yang terdapat pada diri

seseorang untuk tidak menggunakan emosinya, atau empathy, karena sangat

kuat menekankan perhatiannya kepada orang lain yang dapat diberikan

perusahaan kepada pelanggan.

Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa kualitas layanan

tidak hanya ditentukan oleh satu faktor seperti kemampuan karyawan ketika

(42)

dengan segala sumber daya yang dimilikinya dapat memberikan kepuasan

kepada pelanggan. Selanjutnya kepuasan pelanggan akan muncul apabila

sesuatu yang mereka harapkan dari layanan jasa tertentu terpenuhi. Dengan

kata lain, antara harapan dengan layanan yang mereka rasakan tidak berbeda

sama sekali.

2.2.6 HUBUNGAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

Harga merupakan salah satu faktor penentu dalam pemilihan merek

yang berkaitan dengan keputusan membeli konsumen. Ketika memilih

diantara merek-merek yang ada konsumen akan mengevaluasi harga secara

tidak absolut akan tetapi dengan membandingkan beberapa standar harga

sebagai referensi untuk melakukan transaksi pembelian.(sarjanaku.com)

Harga merupakan salah satu faktor penentu konsumen dalam

menentukan suatu keputusan pembelian terhadap suatu produk maupun jasa.

Apalagi apabila produk atau jasa yang akan dibeli tersebut merupakan

kebutuhan sehari-hari seperti makanan, minuman dan kebutuhan pokok

lainnya, konsumen akan sangat memperhatikan harganya.

Hasil penelitian yang dilakukan Triastuti (2011) dan Herniwarni (2008),

menunjukan bahwa harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan konsumen dalam melakukan pembelian sepeda motor Honda.

Dalam penelitian tersebut factor harga memiliki tingkat pengaruh paling

(43)

2.2.7 HUBUNGAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN

Perusahaan menggunakan promosi untuk memicu transaksi,

sehingga konsumen mau membeli suatu merek tertentu serta mendorong

tenaga penjualan untuk secara agresif menjualnya. Selain itu promosi

mampu merangsang permintaan akan suatu produk. Dengan promosi

tersebut diharapkan konsumen mau mencoba produk tersebut dan

mendorong konsumen yang sudah ada agar membeli produk lebih sering

lagi sehingga akan terjadi pembelian ulang dan volume penjualan produk

suatu perusahaan akan meningkat. Alma (2006) Promosi adalah sejenis

komunikasi yang memberi penjelasan dan meyakinkan calon konsumen

mengenai barang dan jasa dengan tujuan untuk memperoleh perhatian,

mendidik, mengingatkan dan meyakinkan calon konsumen.

Hasil penelitian Riyanto (2004), membuktikan bahwa promosi

berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, apabila promosi

dilakukan secara berkala atau sering maka dapat merangsang pembelian

produk dengan segera dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli

konsumen. Dengan melalui promosi, perusahaan dapat menarik konsumen

baru, mendorong konsumen untuk membeli lebih banyak dan mempengaruhi

(44)

2.2.8 HUBUNGAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN

Kualitas pelayanan berpusat pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan

serta ketepatan penyampaian untuk mengimbangi harapan pelanggan. Kualitas

pelayanan didefinisikan sebagai penilaian pelanggan atas keunggulan atau

keistimewaan suatu produk atau layanan secara menyeluruh (Zeithaml et al,

1998). Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan

produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi

harapan pelanggan (Tjiptono,2006).

Kualitas pelayanan merupakan tolak ukur dalam menentuan keputusan

pembelian atau tidaknya seseorang pengguna jasa, karena melalui kualitas

pelayanan akan dapat menilai kinerja dan merasakan puas atau tidaknya mereka

dengan layanan yang diberikan oleh penyedia jasa, kepuasaan dan ketidakpuasaan

pelanggan akan suatu layanan akan memberikan dampak tersendiri kepada

perilaku pembelian selanjutnya (Dwi dan Febrina 2010).

Rahajani (2005) yang meneliti pengaruh pelayanan terhadap keputusan

pembelian di pasar swalayan menghasilkan penelitian bahwa variabel pelayanan

(45)

2.3 KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

2.4 HIPOTESIS

1. Diduga Harga ( X1 ) berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian (Y).

2. Diduga Promosi ( X2 ) berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian(Y ).

3. Diduga Kualitas layanan (X3) berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian

(Y)

Harga (X1)

Promosi (X2)

Kualitas Pelayanan

(X3)

Keputusan pembelian (Y)

(46)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 DEFINISI OPERASIONAL DAN PENGUKURAN VARIABEL

3.1.1 DEFINISI OPERASIONAL

Untuk mempermudah pengertian maka peneliti perlu menguraikan

dimensi operasional dalam penelitian ini, yaitu :

A.Harga (X1)

Menurut Tjiptono (2008) harga sebagai satuan moneter atau ukuran

lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar

memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa.

Berikut beberapa indikator Harga menurut Novandri (2010)

X1.1 Harga murah adalah pilihan

X1.2 Kesesuaian harga dengan kemampuan atau daya beli masyarakat

X1.3 Potongan harga ( Diskon ) atau cash back

B.Promosi (X2)

“Promosi adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan dan

meyakinkan calon konsumen mengenai barang dan jasa dengan tujuan

untuk memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan dan meyakinkan

calon konsumen” Alma (2006). berikut beberapa indikator Promosi

menurut Kopalle dan Lehmann (1995) sebagai berikut :

X2.1 Daya tarik promosi

(47)

X2.3 Frekuensi promosi

C.Kualitas Pelayanan (X3)

Adapun lima dimensi kualitas pelayanan yang diidentifikasikan oleh

tjiptono (2006) meliputi :

X3.1 Kehandalan (reliability)

X3.2 Responsive (responsiveness)

X3.3 Keyakinan (assurance)

X3.4 Empati (empathy)

X3.5 Berwujud (tanggibel)

D.Keputusan pembelian (Y)

Menurut Kotler (2007) Keputusan Pembelian yaitu : “beberapa

tahapan yang dilakukan oleh konsumen sebelum melakukan keputusan

pembelian suatu produk”. Berikut beberapa indikator Keputusan

Pembelian menurut Anggar (2012) adalah :

Y1 Yakin dalam membeli.

Y2 Mencari informasi lebih lanjut.

Y3 Merencanakan pembelian.

Y4. Sesuai keinginan

3.1.2 PENGUKURAN VARIABEL

Skala pengukuran variable yang digunakan penelitian ini menggunakan

skala interval. Menurut Riduwan (2004), skala interval merupakan skala yang

menunjukan jarak antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai

(48)

Likert. Skala Likert merupakan skala yang dipakai untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang / sekelompok orang tentang fenomena

sosial (Sugiyono, 2004). Penelitian ini menggunakan statement dengan skala

5, skala ini mudah dipakai untuk penelitian yang terfokus pada responden dan

obyek.

Indikator-indikator di atas diukur dengan skala Likert yang memiliki

lima tingkat preferensi jawaban yang masing-masing mempunyai skor 1-5

dengan rincian:

1. = STS ( Sangat tidak setuju )

2. = TS ( Tidak setuju )

3. = N ( Netral )

4. = S ( Setuju)

5. = SS ( Sangat setuju )

1 2 3 4 5

STS TS N S SS

3.2 TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL 3.2.1 POPULASI

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(49)

SmartPhone Blackberry di AR Cell di Karang Pilang Surabaya pada Tahun

2012-2013 sebanyak 111 Orang

3.2.2 SAMPEL

Sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, misal karena keterbatan dana,

tenaga dan waktu, maka peneliti akan mengambil sampel dari populasi itu.

Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk

populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul

representative (Sugiyono,2011). Metode pengambilan sampel yang dilakukan

adalah probability sampling dengan teknik pengambilan sampel yang

digunakan yaitu metode simple random samping. Simple random sampling

adalah teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit

sampling. Dengan demikian setiap unit sampling sebagai unsur populasi yang

terpencil memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau untuk

mewakili populasi. Maka dapat di tentukan dengan mengunakan rumus

Slovin dalam Umar (2003) sebagai berikut :

Keterangan :

n : Jumlah sample yang diambil

(50)

e : Batas ketelitian ( margin eror ) sebesar 10%

Maka pengambilan samplenya sebagai berikut :

3.3. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

3.3.1 J ENIS DATA

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.

Data primer

Merupakan data yang diambil langsung dari sumber pertama yang

dikumpulkan secara khusus melalui wawancara dan kuesioner yang

berhubungan dengan permasalahan yang diteliti (Umar,2000). Data yang

diperoleh dari jawaban kuesioner yang disebarkan kepada pembeli dan

pengguna SmartPhone Blackberry di AR Cell Karang Pilang

3.3.2 SUMBER DATA

Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.

Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan

pertama), sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari

sumber yang sudah ada.

Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui

kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara

peneliti dengan nara sumber.

Contoh data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan

berupa absensi, gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan

(51)

3.3.3 METODE PENGUMPULAN DATA

1. Wawancara

Metode dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap

konsumen yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti dan mencatat

kegiatan yang ada

2. Kuesioner

Merupakan daftar pernyataan yang dimana untuk memproleh data

berupa jawaban dan responden.

3.4. TEKNIK ANALISIS

Menurut Ghozali (2008), PLS merupakan pendekatan alternatif yang

bergeser dari pendekatan Structur Equation Modeling (SEM) berbasis

konvarian menjadi berbasis varian. Dinyatakan oleh wold dalam Ghozali

(2008). Metode ini merupakan metode yang sangat kuat, karena tidak

didasarkan oleh banyak asumsi, data tidak harus terdistribusi dengan normal

multivariate dan untuk bahan sampel tidak harus besar. Tujuan dari pls adalah

memprediksi suatu model dan mengkonfirmasi teori yang telah ada, tetapi

juga bisa digunakan untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antar peubah

atau variable laten. Alasan menggunakan model SEM berbasiskan komponen

atau vaarian (PLS) adalah sebagai berikut:

1. PLS dapat digunakan untuk mengkonfirmasi teori, tetapi dapat juga

digunakan untuk menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antar variabel

laten, bahkan dengan PLS dapat menggunakan model persamaan struktural

(52)

2. PLS merupakan metode analisis yang powerfull oleh karena tidak

didasarkkan banyak asumsi.

3. Penggunaan data dengan PLS, tidak harus berdistribusi normal

multivariate (indikator dengan skala katagori samapai ratio dapat

digunakan pada model yang sama).

4. Penggunaan sampel pada PLS, tidaklah harus besar melainkan bisa

minimal 30 sampel.

5. PLS dapat menganalisis sekaligus konstruk yang dibentuk dengan

indikator refleksif dan indikator formatif.

6. PLS jauh lebih efisien perhitungan algoritma, sehingga mampu

mengestimasi model yang besar dan komplek dengan ratusan variabel

laten dan ribuan indikator.

3.4.1 Model Spesifikasi dengan PLS

a. Inner model yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten (structural

model). Inner model menggambarkan hubungan antar variabel laten

berdasarkan pada subtantive theory. Model persamaannya = 0+ +Γ + .

PLS didesain untuk model recursive, maka hubungan antar variabel laten

sering disebut casual chain system dari variabel laten dapat

dispesifikasikan sebagai berikut = ∑i +∑iγjbiξb+

b. Outer model yang mespesifikasi hubungan antara variabel laten dengan

variabel indikatornya (measurement model). Outer model mendefinisikan

bagaimana setiap blojyk indikator berhubungan dengan variabel latennya.

(53)

=Λ + . Sedangkan Blok dengan indikator formatif dapat ditulis

persamaan = Πξx+δξ dan =Πηy+δη

c. Weight relation dalam mana nilai kasus dari variabel laten dapat diestimasi.

Inner model dan outer model memberikan spesdifikasi yang diikuti dalam

algoritma PLS. Nilai kasus untuk setiap variabel laten diestimasi dalam

PLS yaitu = ∑i dan =

3.4.2 Evaluasi Model

PLS tidak mengasumsikan distribusi tertentu untuk estimasi parameter,

maka teknik parametik untuk menguji signifikansi parameter tidak diperlukan

(Chin, 1998). Evaluasi model PLS berdasarkan pada pengukuran prediksi

yang mempunyai sifat non parametik. Model pengukuran atau outer model

dengan indikator reflektif dievaluasi dengan validitas konvergen dan validitas

diskriminan dari indikatornya dan composive reliability atau blok indikator.

Model struktural atau inner model dievaluasi dengan melihat persentase

variance yang dijelaskan yaitu dengan melihat nilai R-square untuk konstruk

laten dependen dengan menggunakan ukuran stone-Geisser Q Square test

(Stone, 1974: Geisser, 1975) dalam Ghozali (2006) dan juga melihat besarnya

koefisien jalur strukturalnya. Stabilitas dari estimasi ini dievaluasi dengan

(54)

3.4.3 Model Pengukuran dengan Outer Model

Validitas konvergen dari model pengukuran dengan refleksif indikator

dinilai berdasarkan korelasi antar skor item atau skor komponen dengan skor

konstruk yang dihitung dari PLS. Ukuran reflektif individual dikatakan tinggi

jika berkorelasi lebih dari 0,7 dengan konstruk yang ingin diukur.

Validitas diskriminan dari model pengukuran dengan refleksif indikator

dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi

konstruk dengan item pengukuran lebih besar dari pada ukuran konstruk

lainnya, maka hal ini menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi

ukuran pada blok mereka lebih baik dari pada ukuran pada blok lainnya.

Metode lain untuk menilai validitas diskriminan adalah

membandingkan nilai akar average extracted (AVE) setiap konstruk dengan

korelasi antar konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar

AVE setiap konstruk lebih besar dari pada nilai korelasi antara konstruk

dengan konstrukm lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai

validitas diskriminan yang baik (Fornel dan Larcker, 1981) dalam Ghozali

(2006). Direkomendasikan bahwa nilai AVE > 0,5.

Composite reliability blok indikator yang mengukur suatu konstruk

dapat dievaluasi dengan dua macam pengukuran, yaitu internal consistency

yang dikembangkan oleh Werts, Lim dan Jokerskog (1974) dan Cronbach

Alpha dengan menggunakan output yang dihasilkan PLS, maka composite

(55)

pc =

3.4.4 Model Pengukuran dengan Inner Model

Model struktural dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk

konstruk dependen, Stone-Qeisser Q-square test untuk predictive relevance

dan uji t serta signifikansi dari koefisien parameter jalur struktural. Dalam

menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat R-square untuk setiap

variabel laten dependen. Interpretasinya sama dengan interpretasi pada

regresi. Perubahan nilai R-square dapat digunakan untuk menilai pengaruh

variable laten independen tertentu terhadap variabel dependen apakah

memilikipengaruh yang substantive. Pengaruh besarnya f2 dapat dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

f2 =

laten dependen ketika prediktor variabel laten digunakan atau dikeluarkan di

dalam persamaan struktural. Nilai f2 sama dengan 0,02; 0,15 dan 0,35 dapat

diartikan bahwa rediktor variabel laten memiliki pengaruh kecil; menengah;

dan besar pada tingkat struktural. Disamping melihat R-square, model PLS

juga dievaluasi dengan melihat Q-square predictive relevan untuk model

konstruk. Q-square mengukur seberapa baik nilai observasi yang dihasilkan

oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q-square lebih besar 0

(nol) menunjukkan bahwa model memiliki nilai prediktif relevance.

(56)
(57)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan

AR Cell berasal dari salah seorang yang bernama Saiful, Saiful

memulai bisnisnya dengan melihat peluang yang amat dipasar telephon

seluler kedepannya. akirnya pada tanggal 10 Agustus 2010 AR Cell resmi

didirikan, AR Cell adalah sebuah toko yang menjual hanphone baru dan

juga secound serta menjual acsesoris dan melayani servise handpone. AR

Cell berlokasi di Jalan Mastrib Karang Pilang komplek pasar Karang

Pilang. AR Cell mulai beroperasi dari jam 10.00 – 20.00.

Visi dan Misi AR Cell, yaitu :

Visi : AR Cell mengiginkan produk penjualan yang telah dijualnya dapat

dikenal, khususnya oleh kalangan masyarakat setempat, umumnya dapat

dikenal oleh seluruh kalangan masyarakat.

Misi : 1. Menjaga mutu dan kualitas dengan harga yang terjangkau

2. Memberi kenyamanan, keamanan yang bersahat untuk menjalin

kebersamaan antar konsumen dan pembeli.

3. Memberikan akses yang terbaik guna melayani customer

(58)

4.2 Deskripsi J awaban Responden

4.2.1 Penyebaran Kuesioner

Data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui jawaban

responden dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kedalam kuisioner yang

telah diberikan. Dengan mengunakan simple random sampling, adalah teknik

untuk mendapatkan sample yang langsung dilakukan pada unit sampling.

Dengan demikian setiap init sampling sebagai unsur populasi yang terkecil

memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sample atau untu mewakili

populasi.sample diambil peneliti sebanyak 53 responden yaitu orang yang

pernah membeli Smartphone Blackberry di AR Cell

4.2.2 Diskripsi Karakter Responden

Data mengenai responden dapat diketahui melalui jawaban responden

dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan didalam kuisioner yang telah

diberikan atau disebar oleh peneliti. Dari jawaban-jawaban tersebut diketahui

hal-hal seperti dibawah ini :

A. Responden Berdasar kan J enis Kelamin

Perbedaan jenis kelamin dapat menjadi pembeda bagi seseorang

dalam mencari-cari informasi Smartphone Blackberry, karena pada

umumnya seseorang memilih tipe Smartphone yang nyaman dan sesuai

dengan kebutuhanya. Dengan cukup banyaknya konsumen Smartphone

Blackberry, maka jenis kelamin responden memungkinkan untuk

memiliki perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Komposisi

(59)

Tabel 4.1

J umlah Responden Berdasar kan J enis Kelamin

NO J ENIS KELAMIN J UMLAH PERSENTASE

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden laki-laki

sebanyak 30 orang (56,60%) dan responden perempuan sebanyak 23

orang (43,60%). Hal ini menunjukkan bahwa laki-laki sebagai konsumen

yang lebih potensial dalam memilih Smartphone dibanding perempuan,

karena laki-laki lebih memilih ponsel yang modelnya stylis dan sesuai

dengan kebutuhan.

B. Responden Berdasar kan Umur

Perbedaan kondisi individu seperti umur seringkali dapat

memberikan perbedaan perilaku membeli seseorang. Ini dilakukan untuk

mengetahui kelompok umur yang lebih potensial dalam memilih

smartphone. Tabulasi umur responden dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 4.2

J umlah Responden Menurut Umur

Gambar

Tabel 1 Merek-Merek puncak (Top Brand) katagori smart phone
Tabel 2
Tabel 3 Volume penjualaan Smartphone Blackberry pada AR Cell,Surabaya
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam industri makanan, pengolahan singkong, dapat digolongkan menjadi tiga yaitu hasil fermentasi singkong (tapai/peuyem), singkong yang dikeringkan (gaplek) dan tepung singkong

[r]

Untuk sekelas Pesantren Darussalam dengan fasilitas membuang sampah seperti itu jelas kurang, perlu adanya penambahan fasilitas kebersihan sehingga membuat para

[r]

Berdasarkan latar belakang yang sudah di jabarkan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana Representasi dan Konsep Maskulinitas Dalam Iklan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Persepsi Siswa Kelas XI IA dan XII IS Terhadap peminatan dan lintas minat Kurikulum 2013 di SMAN 4 Banda Aceh bagian sampel dalam

1. Menunjukkan bahwa variabel yang terdiri dari kualitas pelayanan dan harga yang berpengaruh secara signifikan adalah varibel kualitas pelayanan sebesar 0,251 satuan dan

Hal ini terdapat pada data di lapangan, misalnya ketika informan memutuskan untuk melakukan kenakalan remaja dikarenakan adanya faktor lingkungan yang mendukung yaitu