• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh budaya organisasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan dan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta studi kasus pada karyawan PDAM Tirtadharma

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh budaya organisasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan dan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta studi kasus pada karyawan PDAM Tirtadharma"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

 

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PDAM TIRTADHARMA

KABUPATEN SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Studi Kasus pada Karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

Anggraheni Kusumaningrum NIM: 082214038

PROGRAM STUDI MANAJEMEN, JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i  

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PDAM TIRTADHARMA

KABUPATEN SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Studi Kasus pada Karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

Anggraheni Kusumaningrum NIM: 082214038

PROGRAM STUDI MANAJEMEN, JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)

iii  

(5)

iv  

Motto dan Persembahan:

“ Sesungguhnya setelah ada kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu

telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sunguh- sungguh

(urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”

(QS Alam Nasyrah: 6-8)

“Kesuksesan seseorang tidak hanya diukur dari kepandaian dan

kecerdasan saja, melainkan kemauan yang kuat dan kerja keras

dari situ maka Allah akan memberikan nikmat yang luar biasa

kepada mu”

(Ali bin Abu Tholib)

“Ketika kita meminta Allah menukar ibadah kita dengan sejimpit rizki maka

hanya sebesar itulah yang kita peroleh. Jangan pernah berhitung dengan Allah

atas apa yang akan diberikan Allah atas ibadah kita, maka Allah akan

memberikan alam semesta kepada mu”

(Penulis)

Dengan bangga kupersembahkan skripsi ini kepada:

Kedua orang tuaku tercinta yang selalu menyayangi ku

Kakak- kakakku yang terkasih yang selalu memberi ku dorongan dan semangat

Sahabat- sahabatku yang selalu memotivasiku &menginspirasi dalam berkarya

(6)
(7)
(8)

vii 

 

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

segala karunia rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta: Studi Kasus pada Karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan

berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat

dilupakan begitu saja. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1.

Bapak Dr. Herry Maridjo M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

2.

Bapak Dr. Lukas Purwoto, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma.

(9)

viii 

 

4.

Ibu Dra. Y. Rini Hardanti, M.Si., selaku dosen pembimbing II, yang

mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih

sempurna.

5.

V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku dosen penguji yang telah

menguji karya ilmiah saya dengan sangat baik dan memberikan saran

yang baik bagi karya tulis saya

6.

Dwi Nurwata, S.E., M.M. selaku direktur utama PDAM Tirtadhama

Kabupaten Sleman.

7.

Drs. Sumarwan, selaku Kepala bagian Humas PDAM Kabupaten Sleman

yang telah memberikan izin untuk pelaksanaan penelitian ini.

8.

Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata

Dharma.

9.

Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan dukungan, doa, kasih

sayang, nasehat, dan memberikan penghidupan yang layak bagi penulis.

10. Kakak- kakak ku yang memberikan masukan- masukan yang berguna bagi

terwujudnya pembuatan skripsi ini.

11. Kekasih ku, Ricko Kristiarto Nugroho yang selama ini menemani ku,

memberi semangat dan memberikan warna keceriaan dalam hidupku.

12. Sahabat- sahabat penulis di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

(10)

ix 

(11)

 

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL...xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... .xiv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... .xv

HALAMAN ABSTRAK...xvi

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F.

Sistematika Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA……….. 8

A. Landasan Teori ... 8

B. Hasil Penelitian Sebelumnya ... 28

(12)

xi 

 

BAB III METODE PENELITIAN………..32

A. Jenis Penelitian ... 32

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 32

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 32

D. Variabel Penelitian ... 33

E. Definisi Operasional ... 34

F.

Populasi dan Sampel ... 38

G. Teknik Pengambilan Sampel ... 39

H. Sumber Data ... 39

I.

Teknik Pengumpulan Data ... 39

J.

Teknik Pengujian Instrumen ... 40

K. Teknik Analisis Data ... 42

BAB IV GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN ... 45

A. Sejarah PDAM……….45

B. Profil Perusahaan ……….46

C. Permasalahan ………..47

D. Potensi dan Peluang……….48

E. Struktur Organisasi PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman………..49

F.

Kedudukan, Tugas dan Fungsi………50

G. Sub Pemasaran PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman……….65

H. Profil Perpamsi ... 65

I.

Sejarah Berdirinya PERPAMSI ... 66

J.

Organisasi ... 68

K. Keanggotaan PERPAMSI ... 68

(13)

xii 

 

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 71

A. Uji Instrumen Penelitian ... 71

B. Deskripsi Subjek Penelitian ... 75

C. Uji Asumsi Klasik ... 79

D. Analisis Regresi Linier Berganda ... 82

E. Pembahasan ... 84

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 86

A. Kesimpulan ... 86

B. Saran ... 86

C. Keterbatasan ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 88

(14)

xiii   

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

V.1 Hasil Uji Validitas Variabel Budaya Organisasi ... 72

V.2 Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja ... 73

V.3 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan ... 74

V.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 75

V.5 Karakteristik Respoden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 75

V.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 76

V.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 77

V.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 78

V.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan ... 78

V.10 Hasil Uji Multikolinieritas ... 80

V.11 Hasil Perhitungan Uji Linieritas ... 82

(15)

xiv   

DAFTAR GAMBAR

GambarJudul Halaman

II.1KerangkaPenelitian ... 30 V.1 Uji Normalitas ... 79 V.2 Uji Heteroskedastisitas ... 81

(16)

xv   

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

(17)

xvi 

 

ABSTRAK

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA

TERHADAP KINERJA KARYAWAN PDAM TIRTADHARMA

KABUPATEN SLEMANPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Studi Kasus pada Karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta

Anggraheni Kusumaningrum

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2013

Penelitian ini ertujuan untuk meneliti pengaruh budaya organisasi dan

kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan PDAM Tirtadharma. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman

sebanyak 41 responden. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner

yang didistribusikan kepada seluruh population. Analisis data menggunakan teknik

analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya organisasi

berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Kepuasan kerja berpengaruh secara

positif terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa budaya

organisasi dan kepuasan kerja berpengaruh secara simultan terhadap kinerja

karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman.

(18)

xvii 

 

ABSTRACT

THE EFFECT OF ORGANIZATIONAL CULTURE AND JOB

SATISFACTION OF EMPLOYEES ON THEIR PERFORMANCE OF PDAM

TIRTADHARMA SLEMAN DISTRICT REGION DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA

Case Studies on Employee of PDAM Tirtadharma Sleman district Daerah Istimewa

Yogyakarta

Anggraheni Kusumaningrum

Sanata Dharma University

Yogyakarta, 2013

This study aimed to examine the influence of organizational culture and job

satisfaction on theemployees performance of PDAM Tirtadharma. The population in

this study was all employees of PDAM Tirtadharma Sleman by 41 respondents. Data

collection techniques used is questionnaires distributed to the research. The analysis

of data technical used is multiple regression analysis techniques. The results of this

study indicate that the positive influence of organizational culture on employee

performance. The job satisfaction has a positive impact on employee performance.

The results also show that of organizational culture and job satisfaction affect

employee performance simultaneously.

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia dalam suatu organisasi dipandang sebagai sumber daya. Hal ini berarti manusia sebagai sumber penggerak dalam suatu organsasi selain sumber penggerak lainnya seperti sumber daya alam atau teknologi. Hal ini merupakan penandasan kembali terhadap falsafah man behind the gun. Roda organisasi sangat bergantung pada perilaku-perilaku manusia yang bekerja di dalamnya. Selain itu, karyawan merupakan pelaksana dari berbagai tugas dan pekerjaan yang wajib dilaksanakan untuk mencapai tujuan yakni mengharapkan hasil pekerjaan yang memuaskan organisasi sesuai dengan apa yang ditentukan sebelumnya.

(20)

Kinerja karyawan merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2001:67). Kinerja karyawan yang tinggi akan sangat menguntungkan perusahaan karena dengan kinerja yang tinggi dan produktif maka kinerja perusahaan akan optimal. Sebaliknya, rendahnya kinerja karyawan berarti perusahaan tidak akan mampu berkinerja maksimal. Dengan demikian perusahaan sebisa mungkin meningkatkan kinerja karyawannya.

Persoalan yang ada adalah bagaimana dapat menciptakan sumber daya manusia yang dapat menghasilkan kinerja yang optimal sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Banyak hal yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan, oleh karena itu perusahaan harus berusaha menjamin agar faktor-faktor yang berkaitan dengan kinerja karyawan dapat terpenuhi secara maksimal. Kualitas sumber daya manusia akan terpenuhi apabila kepuasan kerja sebagai unsur yang berpengaruh terhadap kinerja dapat tercipta dengan sempurna (Koesmono, 2005:163).

(21)

Kepuasan maupun ketidak puasan karyawan pada akhirnya akan menentukan sikap karyawan terhadap perusahaan, semakin positif sikap kerja maka makin besar pula kepuasan kerja. Pada umumnya seseorang merasa puas dengan pekerjaannya karena berhasil dan memperoleh penilaian yang adil dari pimpinannya (Koesmono, 2005:170).

Kepuasan kerja seorang karyawan akan terpenuhi apabila beberapa faktor yang mempengaruhinya terpenuhi, seperti culture atau budaya. Menurut Robbins (2001:289), budaya organisasi merupakan suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi, dan merupakan suatu sistem makna bersama. Jadi, budaya organisasi merupakan hal yang penting bagi suatu perusahaan, karena akan selalu berhubungan dengan kehidupan yang ada dalam suatu perusahaan atau organisasi. Selain itu, budaya organisasi juga merupakan suatu kebiasaan-kebiasaan yang terjadi dalam hierarki organisasi yang mewakili norma-norma perilaku yang diikuti oleh para anggota organisasi. Dengan demikian budaya organisasi merupakan falsafah, ideologi, nilai-nilai, anggapan, keyakinan, harapan, sikap dan norma-norma yang dimiliki secara bersama serta mengikat dalam suatu komunitas tertentu (Koesmono, 2005:164).

(22)

pimpinan. Indikasi ini diantaranya terlihat dari keadaan karyawan yang tidak masuk kerja dengan berbagai alasan, seperti sakit, ijin, atau tanpa keterangan. Di samping itu, sikap dan perilaku karyawan dalam memberikan pelayanan yang belum memberikan kepuasan kepada konsumen PDAM, sehingga masih ada keluhan/ keberatan dari konsumen PDAM yang menunjukkan adanya nilai-nilai atau norma- norma organisasi yang belum diterapkan oleh karyawan. Kondisi ini menyebabkan kepuasan kerja karyawan juga mengalami penurunan yang pada akhirnya akan berpengaruh pada penurunan kinerja karyawan.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul “Pengaruh Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh yang positif dari budaya organisasi terhadap kinerja karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman?

2. Apakah terdapat pengaruh yang positif dari kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman?

(23)

C. Pembatasan Masalah

Skripsi ini terfokus pada masalah pengaruh budaya organisasi yang diukur dengan indikator profesionalisme, jarak dari manajemen, percaya pada rekan sekerja, keteraturan, permusuhan dan integritas dan kepuasan kerja yang diukur dengan indikator produktivitas, angka ketidakhadiran, angka turnover, kerja yang secara mental menantang, ganjaran yang pantas, kondisi kerja yang mendukung dan rekan kerja yang mendukung terhadap kinerja karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman yang diukur dengan indikator kualitas pekerjaan, kuantitas pekerjaan, ketahanan dalam bekerja, kehandalan dalam bekerja, kemampuan dalam bekerja dan kemandirian.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang positif dari budaya

organisasi terhadap kinerja karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang positif dari kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman. 3. Untuk mengetahui apakah budaya organisasi dan kepuasan kerja

(24)

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi evaluasi atau perbaikan atas kebijakan- kebijakan yang berhubungan dengan faktor-faktor yang dapat meningkatkan kinerja karyawan.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bacaan ilmiah dan sebagai sumber referensi bagi penelitian selanjutnya.

3. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai pengaruh budaya organisasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan.

F. Sistematika Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, untuk mempermudah penguraian isinya diperlukan sistematika penulisan. Penulisan skripsi ini dibagi dalam beberapa bab. Masing- masing bab membahas permasalahan untuk memperoleh gambaran yang jelas dari seluuh skripsi ini. Adapun pembagian masing- masing bab secara terinci adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

(25)

Bab II Kajian Pustaka

Bab ini memuat tiga hal pokok, yaitu landasan teori, hasil penelitian sebelumnya, dan kerangka pemikiran serta hipotesis.

Bab III Metode penelitian

Metode penelitian berisi hal- hal sebagai berikut: jenis penelitian, subjek dan objek, waktu dan lokasi, variabel, definisi operasional, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, teknik pengujian instrument, dan teknik analisis data.

Bab IV Gambaran Umum Subjek Penelitian

Bab ini secara garis besar menjelaskan mengenai subjek penelitian. Subjek penelitian yang dimaksud adalah sejarah perusahaan, bidang usaha, dan struktur organisasi.

Bab V Analisis Data dan Pembahasan

Analisis data dan pembahasan berisi dua hal pokok yaitu paparan mengenai temuan yang diperoleh dan analisisnya, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Memuat hasil uji statistik yaitu analisis regresi berganda.

Bab VI Kesimpulan, Saran, dan Keterbatasan

(26)

8 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Kinerja Karyawan

a. Pengertian Kinerja

Seseorang akan selalu mendambakan penghargaan terhadap hasil pekerjaannya dan mengharapkan imbalan yang adil. Penilaian kinerja perlu dilakukan secara obyektif karena akan memotivasi karyawan dalam melakukan kegiatannya. Di samping itu pula penilaian kinerja dapat memberikan informasi untuk kepentingan pemberian gaji, promosi dan melihat perilaku karyawan.

(27)

Menurut Roger Belows dalam Achmad (2002:12) berpendapat bahwa kinerja adalah suatu penilaian periodic atas nilai seorang individu karyawan bagi organisasinya, dilakukan oleh atasannya atau seorang yang berada dalam posisi untuk mengamati/ menilai prestasi kerjanya.

Menurut Siagian (2008:78), kinerja atau performance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, dan sesuai dengan moral maupun etika.

Kinerja merupakan hasil dari suatu proses atau aktivitas pada fungsi tertentu yang dilaksanakan oleh seseorang, baik sebagai individu maupun sebagai anggota dari suatu kelompok atau organisasi bisnis pada periode tertentu yang hasilnya dapat dinikmati sendiri maupun kelompoknya atau organisasinya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Bernardin dan Russel (1997) dalam Wijaya (2007:36) bahwa kinerja adalah catatan hasil (out come) yang dicapai dari fungsi suatu pekerjaan atau kegiatan tertentu selama periode tertentu (the record of outcome

produced on a specified job function or activity during specified time

period). Ditambahkannya pula bahwa kinerja karyawan tergantung pada

kemampuan, usaha kerja dan kesempatan kerja.

(28)

b. Pengukuran Kinerja

Menurut Mangkuprawira (2003:26), pendekatan penilaian kinerja hendaknya mengidentifikasi standar kinerja yang terkait, mengukur kriteria dan kemudian memberikan umpan balik pada karyawan dan Departemen Sumber Daya Manusia. Jika standar kinerja atau perhitungan tidak ada kaitannya dengan pekerjaan, evaluasi dapat mengarah pada ketidak akuratan atau hasil yang tidak jelas, meregangkan hubungan manajer dengan karyawan, dan memperkecil kesempatan kerja yang sama.

Departemen sumber daya manusia biasanya merancang dan mengelola sistem penilaian kinerja. Sentralisasi menjamin terjadinya keseragaman. Meskipun departemen sumber daya manusia dapat mengembangkan pendekatan yang berbeda untuk para manajer, profesional, pekerja, dan kelompok lain. Namun keseragaman dalam tiap kelompok dibutuhkan untuk menjamin hasil yang dapat dibandingkan.

Dalam penelitian ini pendekatan untuk mengukur sejauh mana kinerja karyawan secara individual menurut Bernadin (1993) dalam Wijaya (2007:37), dengan menggunakan 6 kriteria, yaitu:

1) Kualitas

(29)

2) Kuantitas

Jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah- istilah seperti dolar, jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.

3) Ketepatan waktu

Tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada waktu awal yang diinginkan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.

4) Efektivitas

Tingkat penggunaan sumber daya organisasi dimaksimalkan dengan maksud menaikkan keuntungan atau mengurangi kerugian dari setiap unit atau instansi dalam penggunaan sumber daya.

5) Kemandirian

Tingkat dimana seorang karyawan dapat melakukan fungsi kerjanya tanpa meminta bantuan bimbingan dari pengawas atau meminta turut campurnya pengawas guna menghindari hasil yang merugikan.

6) Hubungan interpersonal

Tingkat dimana karyawan/karyawati mengemukakan perasaan harga diri, jasa baik, dan kerja sama antara rekan kerja dalam unit kerjanya.

c. Penilaian Kinerja

(30)

memiliki dua kepentingan, yaitu untuk kepentingan karyawan yang bersangkutan dan untuk kepentingan organisasi.

Penilaian kinerja terdiri dari tiga langkah, yaitu mendefinisikan pekerjaan, menilai kinerja, dan memberikan umpan balik. Mendefinisikan pekerjaan berarti memastikan bahwa pimpinan organisasi dan karyawan sepakat tentang tugas- tugasnya dan standar jabatan. Menilai kinerja berarti membandingkan kinerja actual karyawan dengan standar yang telah ditetapkan.

Gomes (2003:213) menyatakan diperlukan dua syarat utama untuk melakukan penilaian performansi yang efektif, yaitu:

1) Adanya kriteria kinerja yang dapat diukur secara objektif 2) Adanya objektivitas dalam proses evaluasi.

Dalam hal ini terdapat tiga tipe kriteria penilaian kinerja yang saling berbeda, yaitu :

a) Result based performance evaluation (penilaian kinerja berdasarkan

hasil);

b) Behavior-based performance evaluation (penilaian kinerja berdasarkan

perilaku);

c) Judgment-based performance evaluation (penilaian kinerja

berdasarkan judgment).

Penilaian kinerja berdasarkan hasil yaitu merumuskan kinerja berdasarkan pencapaian tujuan organisasi atau mengukur hasil-hasil akhir

(31)

kelompok kerja. Penilaian kinerja berdasarkan perilaku, yaitu mengukur cara (means) pencapaian sasaran (goals) dan bukan hasil akhir (end

results), sedangkan penilaian kinerja berdasarkan judgment, menilai dan

atau mengevaluasi kinerja berdasarkan deskripsi perilaku yang spesifik, misalnya kualitas kerja, kerja sama, inisiatif, kepribadian, loyalitas kejujuran dan lain lain.

Menurut Maier dalam As’ad (2001:63) ada beberapa criteria untuk mengukur kinerja yang umum, antara lain: kualitas, kuantitas, waktu yang dipakai, jabatan yang dipegang, absensi, serta keselamatan dalam menjalankan tugas dan pekerjaan.

Untuk penilaian kinerja untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) selama ini menggunakan DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan) yang di dalamnya terdapat 8 (delapan) unsur penilaian yaitu kejujuran, kesetiaan, ketaatan, prestasi kerja, tanggung jawab, kerjasama, kepemimpinan dan prakarsa (http://prasasto.blogspot.com/2008/11/manajemen-sdm-penilaian -kinerja-pns.html).

Gary dessler (2003:108) menyebutkan beberapa faktor yaitu: 1) Kualitas (mutu) pekerjaan

Kualitas pekerjaan diukur melalui kesesuaian, kelengkapan, ketelitian serta kerapaian setiap karyawan dalam melaksanakan tugas dan pekerjannya.

(32)

Jumlah pekerjaan yang dikerjakan oleh setiap karyawan dengan banyaknya waktu yang digunakan dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan oleh setiap karyawan.

3) Ketahanan dalam bekerja

Menunjukkan ketangguhan setiap karyawan dalam menyelesaikan situasi ekerjaan yang menekan.

4) Kehandalan dalam bekerja

Kemampuan karyawan dalam menguasai atau menunjukkan performa serta hasil yang memuaskan.

5) Kemampuan dalam bekerja

Kemampuan setiap karyawan dalam bekerja dengan berbagai tugas yang diberikan atasan

6) Kemandirian

Kemampuan setiap karyawan dalam menjalankan atau melaksanakan tugas dalam pekerjaannya secara individu.

Beberapa penyebab umum yang sering menimbulkan kegagalan dalam melakukan penilaian antara lain (Ruky, 2002:38):

(1)Tidak adanya standar

Tanpa adanya standar berarti tidak terjadi penilaian prestasi yang obyektif. Yang ada hanyalah penilaian subjektif yang mengandalkan perkiraan dan perasaan.

(33)

Standar seharusnya ditetapkan melalui proses analisa jabatan/ pekerjaan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari pekerjaan tersebut.

(3)Standar yang tidak realistis

Standar adalah sasaran-sasaran yang berpotensi merangsang motivasi. Standar yang masuk akal dan menantang akan lebih berpotensi untuk merangsang motivasi.

(4)Ukuran prestasi yang tidak tepat

Objektivitas dan perbandingan memerlukan bahwa kemajuan terhadap standar dan pencapaian standar dapat diukur dengan mudah dan transparan.

(5)Kesalahan penilaian

Termasuk dalam kesalahan penilai adalah keberpihakan, terpengaruh oleh yang dinilai, kecenderungan untuk memilih nilai tengah dan takut untuk menghadapi bawahan.

(6)Pemberian umpan balik secara buruk

Pada awal proses management performance standar harus dikomunikasikan kepada karyawan yang dinilai untuk diketahui dan disepakati. Demikian pula seluruh proses penilaian dan hasil penilaian.

(34)

Proses evaluasi ternyata terganggu oleh komunikasi yang didasari oleh sikap negatif seperti arogansi dan keakuan pada pihak penilai dan sikap membela diri dan ketertutupan pada pihak yang dinilai. Agar program kinerja efektif hendaknya memenuhi syarat-syarat sebagai berikut (Calcio dalam Ruki, 2002:39):

(a)Relevance

Hal- hal atau faktor- faktor yang diukur adalah relevan (terkait) dengan pekerjaanya, apakah itu outputnya, prosesnya atau inputnya.

(b)Sensitivity

Sistem yang digunakan harus cukup peka untuk membedakan antara karyawan yang berprestasi dan tidak berprestasi.

(c) Reliability

Sistem yang digunakan harus dapat diandalkan, dipercaya bahwa menggunakan tolak ukur yang objektif, sahih, akurat, konsisten dan stabil.

(d)Acceptability

Sistem yang digunakan harus dapat dimengerti dan diterima oleh karyawan yang menjadi penilai ataupun yang dinilai dan memfasilitasi komunikasi aktif dan konstruktif antara keduanya.

(35)

Semua instrumen, misalnya formulir yang digunakan harus mudah digunakan oleh kedua pihak, tidak rumit, dan mengerikan serta berbelit- belit.

2. Budaya Organisasi

a. Pengertian Budaya Organisasi

Dalam kehidupan sehari-hari seseorang tidak akan terlepas dari lingkungannya. Kepribadian seseorang akan dibentuk pula oleh lingkungannya dan agar kepribadian tersebut mengarah kepada sikap dan perilaku yang positif tentunya harus didukung oleh suatu norma yang diakui tentang kebenarannya dan dipatuhi sebagai pedoman dalam bertindak. Pada dasarnya manusia atau seseorang yang berada dalam kehidupan organisasi berusaha untuk menentukan dan membentuk sesuatu yang dapat mengakomodasi kepentingan semua pihak, agar dalam menjalankan aktivitasnya tidak berbenturan dengan berbagai sikap dan perilaku dari masing-masing individu. Sesuatu yang dimaksud tidak lain adalah budaya dimana individu berada, seperti nilai, keyakinan, anggapan, harapan, dan sebagainya.

Menurut Sharplin dalam Sutanto (2002:65) budaya organisasi merupakan suatu sistem nilai, kepercayaan dan kebiasaan dalam organisasi yang saling berinteraksi dengan struktur formalnya untuk menghasilkan norma- norma perilaku organisasi.

(36)

organisasinya berbeda-beda pula misalnya perusahaan jasa, manufaktur dan trading. Robbins (2001:289); budaya organisasi merupakan suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi dan merupakan suatu sistem makna bersama.

Mengingat budaya organisasi merupakan suatu kesepakatan bersama para anggota dalam suatu organisasi atau perusahaan sehingga mempermudah lahirnya kesepakatan yang lebih luas untuk kepentingan perorangan. Keutamaan budaya organisasi merupakan pengendali dan arah dalam membentuk sikap dan perilaku manusia yang melibatkan diri dalam suatu kegiatan organisasi. Secara individu maupun kelompok seseorang tidak akan terlepas dengan budaya organisasi dan pada umumnya mereka akan dipengaruhi oleh keaneka ragaman sumber-sumber daya yang ada sebagai stimulus seseorang bertindak.

Menurut Kartono (1994:138) dalam Koesmono (2005: 168) mengatakan bahwa bentuk kebudayaan yang muncul pada kelompok-kelompok kerja di perusahaan- perusahaan berasal dari macam-macam sumber, antara lain: dari stratifikasi kelas sosial asal buruh-buruh/karyawan, dari sumber-sumber teknis dan jenis pekerjaan, iklim psikologis perusahaan sendiri yang diciptakan oleh majikan, para direktur, dan manajer-manajer yang melatarbelakangi iklim kultur buruh- buruh dalam kelompok kecil- kecil yang informal.

(37)
(38)

Berdasarkan definisi- definisi di atas, dapat disimpulkan budaya organisasi adalah seperangkat nilai- nilai atau norma- norma yang ada dalam suatu organisasi yang dijadikan patokan oleh karyawan untuk bersikap dan perilaku sesuai norma- norma tersebut.

b. Karakteristik Budaya Organisasi

Budaya organisasi berfungsi sebagai sarana untuk mempersatukan kegiatan para anggota organisasi, yang terdiri atas sekumpulan individu dengan latar belakang kebudayaan yang khas.

Menurut Robbins (2001: 87), fungsi budaya organisasi antara lain sebagai berikut:

1) Menentukan peran yang membedakan perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain

2) Menentukan tujuan bersama yang lebih besar dari sekedar kepentingan individu

3) Menjaga stabilitas sosial organisasi

4) Meningkatkan identitas bagi anggota organisasi

(39)

Robbins (2001:249) memberikan karakteristik budaya organisasi sebagai berikut:

1) Inovasi dan keberanian mengambil resiko, adalah sejauh mana organisasi mendorong karyawan untuk bersikap inovatif dan berani mengambil resiko. Selain itu, bagaimana organisasi menghargai tindakan pengambilan resiko oleh karyawan dan membangkitkan ide karyawan.

2) Perhatian terhadap detail, adalah sejauh mana organisasi mengharapkan karyawan memperlihatkan kecermatan, analisis dan perhatian kepada rincian.

3) Berorientasi pada hasil, adalah sejauh mana manajemen memusatkan perhatian pada hasil dibandingkan perhatian pada teknik dan proses yang dgunakan untuk meraih hasil tersebut.

4) Berorientasi kepada manusia, adalah sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek hasil-hasil pada orang-orang di dalam organisasi.

5) Berorientasi tim, adalah sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim tidak hanya pada individu-individu untuk mendukung kerjasama.

(40)

7) Stabilitas, adalah sejauh mana kegiatan organisasi menekankan status

quo sebagai kontras dari pertumbuhan.

Menurut Hofstede (1993) seperti dikutip dari Mas’ud (2004), budaya organisasi dapat diukur melalui:

1) Profesionalisme

Individu yang bekerja sesuai dengan standar moral dan etika yang ditentukan oleh pekerjaan tersebut.

2) Jarak dari manajemen

Batasan antar manajemen dalam suatu organisasi. Jarak seorang atasan terhadap bawahan dalam melaksanakan tugas.

3) Kepercayaan terhadap rekan sekerja

Kepercayaan terhadap rekan kerja harus terjalin dengan baik sehingga timbula rasa nyaman dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.

4) Keteraturan

Setiap anggota organisasi hendaknya disiplin dalam melaksanakan tugas dari pekerjaannya.

5) Permusuhan

Perselisihan antar anggota dalam suatu organisasi yang dapat menyebabkan perpecahan dalam suatu organisasi.

(41)

Penyesuaian antara unsur- unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan kehidupan masyarakat yang memiliki keserasian fungsi.

]]]’

3. Kepuasan Kerja

a. Pengertian Kepuasan Kerja

Pada dasarnya bahwa seseorang dalam bekerja akan merasa nyaman dan tinggi kesetiannya pada perusahaan apabila dalam bekerjanya memperoleh kepuasan kerja sesuai dengan apa yang diinginkan. Menyadari betapa pentingnya arti kepuasan kerja bagi seseorang, maka hendaknya sedapat mungkin perusahaan memberikan kesempatan seluas- luasnya kepada karyawannya untuk memperoleh kepuasan kerja. Dalam hal kepuasan kerja ini As’ad (2001:63) memberi batasan sebagai berikut: kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap pekerjaan. Atas dasar pendapat- pendapat tersebut diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa kepuasan kerja merupakan suatu sikap positif dari individu terhadap pekerjaannya yang menyangkut segi sosial ekonomi, sosial psikologis, maupun kondisi lingkungan serta pekerjaan itu sendiri.

(42)

kompensasi dari kontribusinya kepada tempat pekerjaannya (Koesmono, 2005:169-170).

Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaannya (Handoko, 2001:193). Kepuasan kerja merupakan cerminan dari perasaan pekerja terhadap pekerjaannya. Hal ini tampak dalam sikap positif pekerja terhadap pekerjaan yang dihadapi dan lingkungannya. Sebaliknya, karyawan yang tidak puas akan bersikap negatif terhadap pekerjaan dan bentuk yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya.

b. Indikator Kepuasan Kerja

Menurut Muchinsky (1997:424) dalam Soedjono (2005:26), variabel-variabel yang dapat dijadikan indikasi menurunnya kepuasan kerja adalah absenteeism, turnover, and job performance. Mengutip pendapat tersebut, As’ad (1995: 103) dalam Soedjono (2005:26) menjelaskan bahwa variabel yang dapat dijadikan indikasi menurunnya kepuasan kerja adalah tingginya tingkat absensi, tingginya keluar masuknya karyawan, menurunnya produktivitas kerja atau prestasi kerja karyawan. Apabila indikasi menurunnya kepuasan kerja karyawan tersebut muncul ke permukaanm maka hendaknya harus segera ditangani supaya tidak merugikan perusahaan.

(43)

seperti menurunnya kesehatan fisik mental, berkurangnya kemampuan mempelajari pekerjaan baru dan tingginya tingkat kecelakaan.

Winardi (2001:86) mengungkapkan pengaruh kepuasan kerja antara lain:

1) Peningkatan produk 2) Absensi berkurang

3) Kecelakaan kerja dapat diminimalisir 4) Intense turn over berkurang

Menurut Luthans (1997:431) dalam Soedjono (2005:27), ada lima indikator yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu:

1) Pembayaran seperti gaji dan upah. Karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang dipersepsikan sebagai adil, tidak meragukan dan segaris dengan pengharapannya.

2) Pekerjaan itu sendiri. Karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi kesempatan untuk menggunakan kemampuan dan keterampilannya, kebebasan serta umpan balik mengenai betapa baik mereka bekerja. Karakteristik ini membuat pekerjaan lebih menantang. Pekerjaan yang kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak menantang juga dapat menciptakan frustasi dan perasaan gagal.

(44)

bila mempunyai rekan kerja yang ramah dan mendukung akan meningkatkan kepuasan kerja.

4) Promosi pekerjaan. Promosi pekerjaan terjadi pada saat seorang karyawan berpindah dari satu pekerjaan ke posisi lainnya yang lebih tinggi, dengan tanggung jawab dan jenjang organisasionalnya.

5) Kepenyeliaan (supervise). Supervise mempunyai peran yang penting dalam manajemen. Supervise berhubungan dengan karyawan secara langsung dan mempengaruhi karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Umumnya karyawan lebih menyukai supervise yang adil, terbuka dan mau bekerjasama dengan bawahan.

Menurut Robbins (2001:48) ada lima faktor penting yang mendorong kepuasan kerja, yaitu:

a) Pekerjaan yang secara mental menantang

Pekerjaan yang secara mental menantang cenderung lebih disukai karyawan, karena akan memberikan kepada mereka kesempatan untuk menggunakan ketrampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan beragam tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan.

b) Ganjaran yang pantas

Ganjaran yang pantas merupakan keinginan karyawan akan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil, tidak kembar arti, dan segaris dengan pengharapan mereka.

(45)

Kondisi kerja yang mendukung diartikan sebagai kepedulian karyawan akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas dengan baik, mereka cenderung lebih menyukai lingkungan fisik yang aman dan nyaman. d) Rekan kerja yang mendukung

Rekan sekerja yang mendukung mengandung pengertian bahwa orang-orang mendapatkan lebih dari pada sekedar uang atau prestasi yang berwujud dari dalam kerja, tetapi kerja juga mengisi kebutuhan akan interaksi sosial, sehingga sangat penting bagi mereka untuk memiliki rekan kerja yang mendukung dan dapat bekerja sama dengan baik.

e) Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan

Kesesuaian antara kepribadian dengan pekerjaan adalah satu unsur yang penting yang perlu ditambahkan, menurut Robbins karena unsur tersebut merupakan unsur yang cukup berperan dalam menentukan kepuasan kerja, yaitu bahwa karyawan cenderung akan merasa puas apabila ada kecocokan antara kepribadiannya dengan pekerjaannya.

B. Hasil Penelitian Sebelumnya

(46)

Tambak Oso Wilangun, Joyoboyo dan Bratang. Structural Equation

Modelling (SEM) dipakai untuk menganalisis model dengan bantuan program

AMOS 4.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan dari budaya organisasi terhadap kinerja organisasi yang ditunjukkan oleh nilai probabilitas eror 3,5291.10-14 lebih kecil dari taraf signifikan 0,05 dan nilai loading 0,756 dan ada pengaruh signifikan dari budaya organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan yang ditunjukkan oleh nilai probabilitas eror 2,6821 10-14 lebih kecil dari taraf signifikan 0,05 dan nilai loading 0,748.

Penelitian yang dilakukan oleh Koesmono (2005) yang meneliti tentang pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi dan kepuasan kerja serta kinerja karyawan pada sub sektor Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah di Jawa Timur. Unit analisisnya adalah karyawan bagian produksi pada sub sektor industri pengolahan kayu di Jawa Timur. Teknik analisis data menggunakan SEM (Structural Equation Modeling) program Analysis of

Moment Structure (AMOS) versi 5.0. disertai dengan uji kesesuaian model

(47)

C. Kerangka Konseptual Penelitian dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual Penelitian

Kinerja adalah hasil atau apa yang keluar dari sebuah pekerjaan dan kontribusi mereka pada organisasi. Kinerja seorang karyawan tergantung pada banyak faktor. Salah satunya adalah kepuasan kerja yang merupakan unsur yang berpengaruh terhadap kinerja. Kepuasan kerja diartikan sebagai sikap dan tingkah laku karyawan terhadap pekerjaannya, atas institusi dalam menghargai diri seorang karyawan. Karyawan yang merasa puas terhadap keberadaan institusi dan perlakuan organisasi/ orang-orang di organisasi akan berdampak pada motivasi dalam bekerja yang pada akhirnya akan mampu membuat seorang karyawan untuk meningkatkan kinerjanya.

(48)

lain sehingga mendapatkan suatu lingkungan perusahaan yang nyaman bagi para karyawan yang terlibat di dalamnya.

Untuk lebih jelasnya, kerangka penelitian dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Budaya Organisasi (X1): 1. Profesionalisme

2. Jarak dari manajemen

3. Percaya pada rekan kerja 4. Keteraturan

5. Permusuhan

6. Integrasi

Kinerja karyawan (Y): 1. Kualitas pekerjaan 2. Kuantitas pekerjaan

3. Ketahanan dalam

bekerja

4. Kehandalan dalam

bekerja

5. Kemampuan dalam

bekerja

6. Kemandirian

Kepuasan Kerja (X2): 1. Produktivitas

2. Angka ketidakhadiran

3. Angka turnover

4. Kerja yang secara mental

menantang

5. Ganjaran yang pantas

6. Kondisi kerja yang

mendukung

7. Rekan kerja yang mendukung

Gambar II.1 Kerangka Penelitian

Keterangan:

= Pengaruh X1 dan X2 secara parsial terhadap kinerja karyawan

(49)

2. Hipotesis

Berdasarkan uraian-uraian yang terdapat dalam landasan teori, maka perumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H1 : Budaya organisasi berpengaruh secara positif terhadap kinerja

karyawan

H2 : Kepuasan kerja berpengaruh secara positif terhadap kinerja karyawan

(50)

32

BAB III

METODE PENELITAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausal, yaitu penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui kemungkinan adanya hubungan sebab akibat

dengan cara tertentu berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada,

kemudian mencari kembali faktor yang diduga menjadi penyebabnya

(Sumarni dan Wahyuni, 2006). Dengan demikian penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui pengaruh antara budaya organisasi dan kepuasan kerja

terhadap kinerja karyawan.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PDAM

Tirtadharma Kabupaten Sleman yang berjumlah 41 orang. Objek dalam

penelitian ini yaitu pengaruh budaya organisasi dan kepuasan kerja terhadap

kinerja karyawan.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2012. Dengan lokasi penelitian

(51)

D. Variabel Penelitian

1. Identifikasi Variabel

a. Variabel independen

Variabel independen dalam penelitian ini budaya organisasi (X1) dan

kepuasan kerja (X2).

b. Variabel dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan (Y)

2. Definisi Variabel

a. Budaya organisasi adalah seperangkat nilai-nilai atau norma-norma

yang ada dalam suatu organisasi yang dijadikan patokan oleh

karyawan untuk bersikap dan berperilaku sesuai norma-norma

tersebut.

b. Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau

tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang

pekerjaannya.

c. Kinerja karyawan adalah penilaian terhadap pegawai sampai sejauh

mana prestasi/kinerja yang dicapai oleh karyawan tersebut dalam

kurun waktu tertentu.

3. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala Likert yang

dimulai dari sangat setuju yang diberi skor 5 sampai dengan sangat tidak

(52)

E. Definisi Operasional

1. Budaya organisasi menjelaskan tentang seperangkat nilai-nilai atau

norma-norma yang ada di PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman yang dijadikan

patokan oleh karyawan untuk bersikap dan perilaku sesuai norma-norma

tersebut. PDAM memerlukan budaya organisasi (perusahaan) hendaknya

secara konsisten mendorong seluruh karyawan mengimplementasikan

nilai- nilai profesionalime, spirit, proaktif dan team work.

Hal tersebut diatas dapat diukur dengan indikator sebagai berikut:

a. Profesionalisme

Mengharuskan setiap karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten

Sleman untuk menguasai ilmu yang menjadi titik berpijaknya suatu

kegiatannya.

b. Jarak dari manajemen

Merupakan batasan antar manajemen yang terjadi pada PDAM

Tirtadharm Kabupaten Sleman. Karyawan dengan jabatan tinggi dapat

bekerja sama atau mengkoordinasi dengan baik dengan karyawan

biasa atau karyawan dengan jabatan di bawahnya.

c. Percaya pada rekan kerja

Membangun karakter karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten

Sleman memiliki semangat yang tinggi dalam bekerja dan berkarya

sehingga mencapai kesuksesan bersama, hal ini dibutuhkan kerjasama

antar karyawan maka perlu adanya kepercayaan antar karyawan.

(53)

Setiap karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman

mengutamakan kedisiplinan dan mengutamakan kejujuran serta

loyalitas yang tinggi dalam menjalankan tugas. Sehingga setiap

karyawan PDAM Tirtadharma dapat mengerjakan tugas nya masing-

masing dengan sangat baik.

e. Permusuhan

Dengan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman membangun karakter

yang memiliki semangat yang tinggi dalam berkarya dengan cara

bekerjasama dalam karyawan yang lain diharapkan perselisihan antar

karyawan diminimalisir atau bahkan tidak ada.

f. Integritas

Penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam

kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan

masyarakat yang memilki keserasian fungsi. Diharapkan seluruh

karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman dapat menelesaikan

setiap permasalahan yang ada sehingga menemukan titik temu yang

terbaik dalam setiap permalsahan yang ada.

2. Kepuasan kerja menjelaskan tentang keadaan emosional yang

menyenangkan atau tidak menyenangkan yang dirasakan oleh karyawan

PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman terhadap pekerjaannya, diukur

dengan indikator sebagai berikut:

(54)

Menunjukkan tentang tingkat karyawan PDAM Tirtadharma

Kabupaten Sleman dalam melaksanakan setiap tugas dan pekerjaan

yang menjadi tanggung jawab masing - masing.

b. Angka ketidak hadiran

Menunjukkan tingkat absensi setiap karyawan di PDAM Tirtadharma

Kabupaten Sleman. Dengan harapan karyawan PDAM Tirtadharma

dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik.

c. Angka turnover

Mengacu pada perubahan dalam keanggotaan dari organisasi dimana

posisi yang ditinggalkan oleh karyawan pemegang jabatan yang keluar

dari organisasi digantikan oleh karyawan pendatang baru.

d. Kerja yang secara mental menantang

Sebagian besar karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan yang

menantang agar dapat mendapatkan pengalaman kerja yang lebih serta

meningkatkan kualitas kerja.

e. Ganjaran yang pantas

Setiap karyawan berhak mendapatkan upah yang sesuai dengan hasil

kerjanya atau mendapatkan sanksi yang sesuai dari setiap pelanggaran

yang dilakukan. Hal ini diterapkan untuk menambah semangat kerja

bagi para karyawan, serta agar menimbulkan efek jera bagi karyawan

yang melakukan pelanggaran, sehingga dapat meminimalisasi

pelanggaran.

(55)

Kondisi kerja yang mendukung sangat diperlukan agar menimbulkan

rasa nyaman dalam bekerja pada diri setiap karyawan.

g. Rekan kerja yang mendukung

Sudah menjadi kewajiban bagi seorang karyawan PDAM Tirtadharma

untuk saling mendukung dengan semua rekan kerjanya. Hal tersebut

akan menciptakan kerja sama tim yang solid, sehingga karyawan

dapat secara mudah dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya,

serta dapat mengatasi setiap permasalahan kerja yang muncul.

3. Kinerja karyawan menjelaskan tentang penilaian terhadap karyawan

PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman sampai sejauh mana prestasi yang

dicapai oleh karyawan tersebut dalam kurun waktu tertentu, diukur dengan

indikator sebagai berikut:

a. Kualitas pekerjaan

Kualitas kerja dapat diukur melalui ketepatan, kelengkapan, dan

kerapian setiap karyawan.

Yang dimaksud ketepatan adalah ketepatan setiap karyawan dalam

melaksanakan tugas dan pekerjaan, artinya terdapat kesesuaian antara

rencana kegiatan dengan sesaran atau tujuan yang telah ditetapkan.

Sedangkan yang dimaksud dengan kelengkapan adalah kelengkapan

ketelitian setiap karyawan dalam melaksanakan tugasnya.

Serta yang dimaksud kerapian adalah kerapian setiap karyawan dalam

melaksanakan tugas dan pekerjaannya.

(56)

Kuantitas kerja dapat dilihat dari jumlah kerja dan penggunaan waktu.

Jumlah kerja adalah banyaknya tugas dan pekerjaan yang dapat

dikerjakan oleh setiap karyawan.Sedangkan penggunaan waktu adalah

banyaknya waktu yang digunakan dalam menyelesaikan tugas dan

pekerjaan oleh setiap karyawan.

c. Ketahanan dalam bekerja

Menunjukkan seberapa tangguh seorang karyawan PDAM

Tirtadharma menghadapi berbagai kondisi serta situasi yang menekan

dalam suatu pekerjaan yang dihadapkannya.

d. Kehandalan dalam bekerja

Kemampuan seorang karyawan PDAM Tirtadharma menunjukkan

performa serta hasil kerja yang memuaskan dengan menunjukkan

kualitas kerja yang terbaik tanpa mengecewakan pelanggan.

e. Kemampuan dalam bekerja

Kemampuan seorang karyawan PDAM Tirtadharma dalam

melaksanakan berbagai tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh

atasan atau yang dikeluhkan oleh pelanggan sehingga tidak

mengecewakan pelanggan.

f. Kemandirian

Banyak pekerjaan di PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman yang

menuntut karyawan untuk bekerja secara mandiri sehingga diharapkan

kemampuan seorang karyawan dalam melaksanakan tugas dan

(57)

F. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2002), populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PDAM

Tirtadharma Kabupaten Sleman yang berjumlah 41 orang karyawan. Dengan

demikian seluruh populasi dalam penelitian ini menjadi sampel, sehingga

penelitian ini merupakan penelitian populasi.

G. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

population sampling, dimana semua populasi dalam penelitian digunakan

sebagai sampel. Dengan jumlah seluruh populasi adalah 41 karyawan.

H. Sumber Data

Data dalam penelitian ini bersumber dari data primer, yaitu data yang

diambil langsung dari responden. Data dalam penelitian ini berupa data

tentang budaya organisasi, kepuasan kerja dan kinerja karyawan.

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket atau

kuesioner, yaitu suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan daftar

pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka akan memberikan

(58)

dan Wahyuni (2006), angket yaitu daftar pernyataan atau pertanyaan yang

diberikan kepada responden baik secara langsung atau tidak langsung.

J. Teknik Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas

Validitas yaitu salah satu analisis yang digunakan untuk menguji

sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan

fungsi ukurnya (Sumarni dan Wahyuni, 2006). Validitas digunakan untuk

mengetahui kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang

sesungguhnya terjadi pada proyek yang diteliti, sehingga dapat diperoleh

data yang valid. Instrumen dikatakan valid bila mampu mengukur apa

yang seharusnya diukur dan mampu mengungkap data yang diteliti secara

tepat, dengan cara membandingkan skor nilai item terhadap skor total.

Dalam penelitian ini digunakan koefisien korelasi pearson product

moment dengan taraf signifikansi 5%. Rumusnya adalah:

Keterangan

Rxy : korelasi product moment

N : Cacah subjek uji coba

∑X : Jumlah skor butir X

(59)

∑X2 : Jumlah skor butir kuadrat X

∑Y2 : Jumlah skor variabel kuadrat Y

∑XY : Jumlah perkalian butir X dan skor variabel Y

Apabila nilai koefisien korelasi pearson product moment (r-hitung)

lebih besar dari r-tabel maka butir pernyataan dinyatakan valid. Sedangkan

jika nilai koefisien korelasi pearson product moment (r-hitung) lebih kecil

dari r-tabel, maka butir pernyataan dinyatakan tidak valid (Umar, 2002).

Pengujian validitas ini kemudian dilakukan dengan bantuan komputer

program SPSS for Windows seri 11,5.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006). Uji reliabilitas

pengukuran dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

Cronbach’s alpha.

Rumusnya adalah sebagai berikut (Suharsini Arikunto, 2005):

⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ Σ ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ − = 2 2 11 1 1 t ab K K r

α

Keterangan :

r11 : Reliabilitas instrumen

(60)

Apabila suatu variabel mempunyai nilai alpha di atas 0,60

dikategorikan reliabel, dan pada nilai alpha kurang dari 0,60 dikategorikan

tidak baik atau diragukan (Sumarni dan Wahyuni, 2006).

K. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis (Uji Asumsi Klasik)

a. Uji Normalitas

Uji normalitas mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah

dalam suatu model regresi, variabel pengganggu atau residualnya

mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui bentuk

distribusi data kita bisa menggunakan grafik distribusi dan analisis

statistik. Data yang terdistribusi normal akan mengikuti pola distribusi

normal dimana bentuk grafiknya mengikuti bentuk lonceng. Selain

menggunakan grafik distribusi, kita juga dapat melihat uji normalitas

dengan menggunakan grafik P-Plots. Suatu data terdistribusi normal

jika nilai probabilitas yang diharapkan adalah sama dengan nilai

probabilitas pengamatan. Pada grafik PP Plots, kesamaan antara nilai

probabilitas harapan dan probabilitas pengamatan ditunjukkan dengan

garis diagonal yang merupakan perpotongan antara garis probabilitas

harapan dan probabilitas pengamatan. Data dikatakan normal apabila

nilai PP Plots tidak menyimpang jauh dari garis diagonal (Santoso,

2001).

(61)

Uji linearitas ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel

independen dan variabel dependen dalam penelitian ini mempunyai

hubungan yang linear. Dikatakan linear jika kenaikan skor variabel

independen diikuti kenaikan skor variabel dependen. Pada penelitian

ini, peneliti melakukan uji linieritas via ANOVA. Pada tabel ANOVA,

kita akan memperhatikan kolom F- Linierity dan F-deviation from

linierity.

F‐linierity menunjukkan sejauh mana variabel dependen

diprediksi berbaring persis di garis lurus. Jika hasilnya signifikan

(p<0.05) maka model linier cocok diterapkan pada hubungan model

tersebut begitu juga sebaliknya. F‐deviation of linierity menunjukkan

hal ini semakin signifikan nilai F nya maka semakin besar kasus

devian. Jika kita menemukan p>0.05 pada kolom deviation from

linearity maka data tersebut dapat dikatakan berhubungan secara linier.

c. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas merupakan bentuk pengujian untuk asumsi

dalam analisis regresi berganda. Menurut Ghozali (2001) asumsi

multikolinearitas menyatakan bahwa variabel independen harus

terbebas dari gejala multikolinearitas. Gejala multikolinearitas adalah

gejala korelasi antar variabel independen. Gejala ini ditunjukkan

dengan korelasi yang signifikan antar variabel independen. Pengujian

terhadap ada tidaknya multikolinearitas dilakukan dengan

(62)

menunjukkan suatu variabel bebas dari adanya multi kolinearitas

adalah jika tolerance lebih besar atau sama dengan 0,10 atau nilai VIF

kurang dari atau sama dengan 10.

d. Uji Heteroskedastisitas.

Data yang diperoleh dari responden adalah dengan menyebarkan

kuesioner dan kemudian ditarik kembali. Agar data yang diperoleh

bersifat homogen, maka perlu dilakukan penghomogenan responden.

Penghomogenan responden dengan menggunakan grafik scaterplot.

Apabila grafik tidak menunjukan pola tertentu maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

2. Uji Hipotesis

Menurut Sugiyono (2002) analisis regresi ganda digunakan apabila

peneliti bermaksud meramalkan keadaan (naik turunya) variabel dependen

bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor

dimanipulasi (dinaikturunkan nilainya).

Persamaan regresi ganda yang digunakan sebagai berikut:

2 2 1

1 X b X

b a

Y = + +

Keterangan :

Y : Kinerja karyawan

a : Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b : Harga koefisien regresi

X1 : Budaya organisasi

(63)

45 BAB IV

GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN

A. Sejarah PDAM Kabupaten Sleman

Mulai tahun 1974 dengan dana APBN Departemen Pekerjaan Umum membangun prasarana dan sarana infrastruktur bagi penyediaan air bersih sistem perpipaan di wilayah Kabupaten Sleman.

Berdasarkan SK Menteri PU Nomor 124/KPTS/CK/II/1982 tanggal 14 Desember 1981, dibentuk Badan Pengelolaan Air Minum (BPAM), bertugas pengelolaan system air minum terbangun.

Dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 5 tahun 1990 maka sejak tanggal 2 november 1992 BPAM beralih statusnya menjadi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

Landasan hukum pengelolaan PDAM adalah: 1. Peraturan Menteri Dalam Negeri

2. Peraturan Menteri Keuangan 3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum 4. Peraturan Menteri Kesehatan 5. Peraturan Daerah Kabupaten/ Kota 6. Surat Keputusan Bupati/ Walikota 7. Surat Keputusan Direksi

(64)

2. Master plan SPAM Kabupaten Sleman 3. Sistem akuntansi keuangan PDAM

Permasalahan umum yang dihadapi PDAM antara lain : 1. Sumber air baku

2. Kualitas air 3. Kebocoran air 4. Harga jual air

Operasional PDAM sangat dipengaruhi oleh kondisi “Ekosospolbud”

B. Pofil Perusahaan

Dengan Perda Kabupaten Sleman Nomor 5 Tahun 1990 (telah diperbarui dengan Perda Nomor 10 Tahun 2010) “Perusahaan Daerah Air Minum

Kabupaten Sleman dibentuk untuk turut melaksanakan pembangunan daerah,

bukan semata- mata mencari keuntungan”.

(65)

C. Permasalahan PDAM Kabupaten Sleman 1. Teknik

a. Banyak dan tersebarnya unit- unit system pelayanan b. Terbatasnya kapasitas sumber air baku

c. Sumber- sumber air yang ada rawan terhadap masalah social d. Usia sumur bor ( screen low carbon) sudah cukup tua e. Beberapa unit instalasi sumur bor tanpa IPA

f. Tingginya angka kehilangan air 2. Keuangan

a. Tingginya biaya operasional b. Besarnya biaya tenaga kerja

c. Tingginya beban biaya administrasi d. Rendahnya harga jual air

e. Rendahnya pemakaian rata- rata pelanggan f. Rendahnya efisiensi penagihan rekening g. Rendahnya pendapatan perusahaan 3. Manajemen/ SDM

(66)

D. Potensi dan Peluang

Terdapat beberapa potensi dan peluang di PDAM Kabupaten Sleman antara lain sebagai berikut:

1. Pangsa pasar cukup besar dan potensial

2. Adanya sumber air potensial (Kabupaten Magelang dan Klaten) 3. Topografi wilayah yang menguntungkan

4. Catu daya dan jaringan listrik PLN tersedia 5. Instalasi yang ada sebagian masih dapat diperbaiki 6. Kemampuan dan semangat SDM cukup baik

7. Adanya lembaga pendidikan memadai di wilayah DIY 8. Adanya tenaga kerja siap pakai di masyarakat

9. Adanya perhatian dari pemerintah

(67)

E. Struktur Organisasi PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman

Bupati

Direktur

Dewan Pengawas

Satuan Pengawas Intern

Bagian Administrasi dan Keuangan

Bagian Teknik dan Pelayanan

Sub bagian Umum

Sub bagian Keuangan

Sub bagian Perencanaan dan Pengembangan

Sub bagian produksi

Sub bagian Distribusi

Sub bagian Pelayanan

Ka. Wil II

Ka. Wil I Ka. Wil III

administr asi

Teknik administr asi

Teknik administr asi

Teknik

Unit Operasional

Unit Operasional

(68)

F. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi 1. Dewan pengawas

Dewan pengawas mempunyai tugas membantu Kepala daerah dalam: a. Memutuskan kebijaksanaan dibidang pengelolaan perusahaan b. Melakukan pengawasan sehari- hari atas jalannya perusahaan dan

direksi

c. Menggunakan kebijaksanaan anggaran dan keuangan perusahaan d. Membantu dan mendorong usaha pembinaan dan pengembangan

perusahaan berupa:

(1) Memberikan pertimbangan dan saran kepada Kepala Daerah untuk perbaikan dan perkembangan perusahaan

(2) Memberikan petunjuk dan pengarahan berdasarkan kebijaksanaan Kepala Daerah dan direksi

(3) Meneliti rancangan anggran perusahaan dan menyiapkan persetujuan kepala Daerah 3 bualn sebelum tahun buku mulai berlaku

(4) Meneliti neraca perusahaan pada akhir tahun buku dan menyarankan saran tindak lanjutnya.

(69)

2. Direktur

Direktur mempunyai tugas:

a. Memimpin kegiatan- kegiatan di bidang umum dan bidang teknik. b. Mengambil semua keputusan atas semua permaslaahan dengan

memperhatikan prinsip musyawarah untuk mufakat dengan anggota direksi

c. Memberikan informasi/ saran kepada Dewan Pengawas dan Bupati Kepala Daerah tentang pengelolaan perusahaan untuk menentukan kebijaksanaan selanjutnya.

d. Menentukan program kerja, sesuai dengan pertimbangan Kepala daerah dan dewan pengawas serta ketentuan perundang- undangan yang berlaku.

Untuk menyelenggarakan tugas Direktur mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Pemimpin pelaksanaan kegiatan di bidang umum dan teknik

b. Pelaksanaan kegiatan di bidang koordinasi, integrasi dan sinkronisasi semua unit organisasi di lingkungan Perusahaan Daerah Air Minum c. Pelaksanaan kegiatan di bidang koordinasi dan konsultasi di

lingkungan dengan pemerintah daerah maupun dengan pemerintah atasan

(70)

e. Pelaksanaan kegiatan di bidang penentuan program kerja sesuai dengan pertimbangan Badan pengawas dan kepala daerah serta ketentuan perundang- undangan yang berlaku.

3. Kepala administrasi dan keuangan

Kepala administrasi dan keuangan mempunyai tugas:

a. Membantu direktur dalam memimpin jalannya perusahaan bidang administrasi dan keuangan

b. Mengawasi pemasukan dan pengeluaran kas secara intensif dan efektif c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh direktur sesuai dengan

fungsinya

d. Dalam melaksanakan tugas kepala administrasi dan keuangan bertanggung jawab kepada direktur

e. Dengan koordinasi direksi, menilai dan menyetujui semua rencana pembelian untuk operasi melalui atau tanpa pelanggan

f. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan- kegiatan di bidang umum dan tata laksana, administrasi/ keuangan serta hubungan masyarakat/ pelanggan air bersih

g. Mengadakan kerjasama dengan kepala bagian bidang teknik dan mengawasi penyediaan fasilitas serta material yang dibutuhkan untuk kelancaran dalam operasional dan pemeilharaan.

(71)

a. Pembantu pelaksana kegiatan direktur dalam memimpin jalannya perusahaan bidang administrasi umum dan keuangan

b. Pelaksanaan kegiatan pengawasan pemasukan dan pengeluaran kas secara intensif dan efektif

c. Pelaksanaan kegiatan di bidang evaluasi periodic tentang kemampuan perusahaan dalam membiayai operasional dan pemeliharaan serta evaluasi tentang tarif air minum

d. Pengkoordinasian dan pengendalian kegiatan di bidang umum dan tata laksana, administrasi/ keuangan serta hubungan masyarakat/ pelanggan air bersih

e. Pelaksanaan kegiatan penyesuaian kebijaksanaan perusahaan dalam bidang kepegawaian, tata laksana serta tugas- tugas dalam bidang umum untuk perkembangan perusahaan.

4. Kepala Bagian Teknik

Kepala Bagian Teknik mempunyai tugas:

a. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh direktur sesuai dengan fungsinya

b. Dalam melaksanakan tugasnya kepala bagian teknik bertanggung jawab kepada direktur utama

(72)

d. Mengkoordinasikan kegiatan- kegiatan pengujian peralatan teknik, bahan kimia maupun pengujian kualitas air bersih sesuai dengan standart yang telah ditetapkan.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana kepala bagian teknik mempunyai fungsi:

a. Pelaksanaan kegiatan di bidang pengkoordinasian dan pengendalian perencanaan teknik, produksi, kualitas air, transmisi/ distribusi dan pemeliharaan peralatan teknik

b. Penyusunan program pengembangan pelayanan air bersih dalam kesatuan corporate plan serta pembuatan jadwal/ kegiatan untuk implementasinya

c. Pelaksanaan kegiatan pengkoordinasian pengujian peralatan teknik, bahan kimia maupun pengujian kualitas air bersih sesuai dengan standart yang telah ditetapkan

d. Pelaksanaan evaluasi sumber daya yang ada guna dikembangkan dalam rangka peningkatan pelayanan air bersih yang disesuaikan dengan kemampuan perusahaan.

5. Kepala Bidang Satuan Pengawas Intern

Kepala bidang satuan pengawas intern, meliputi antara lain:

(73)

c. Membuat laporan rutin maupun berkala atas hasil pengawasan yang dilaksanakan dan disampaikan kepada Direktur Utama;

6. Kepala Bidang Penelitian danPengembangan : Kepa Bagian Penelitian dan Pengembangan

a. Memimpin semua urusan Penelitian dan Pengembangan, Manajemen Operasonal, Organiasi, Produksi, Transmisi Distribusi dan Pemanfaatan Produksi di Perusahaan Daerah Air Minum;

b. Melaksanakan penelitian pengembangan teknologi per air minuman; c. Melaksanakan usaha pengembangan sumber air, kegiatan produksi air

bersih dan pengembangan pelayanan kepada masyarakat. 7. Kepala Bagian Keuangan mempunyai tugas

a. Melaksanakan kegiatan-kegiatan tata laksana dalam administrasi keuangan sesuai pedoman sistem akuntansi perusahaan yang berlaku; b. Membuat analisa atas hasil operasi perusahaan dan melaporkan

analisa kepada Direktur Bidang Umum;

c. Mengkoordinir pelaksanaan pencatatan semua transaksi dan bertanggung jawab atas kebenaran angka yang tercantum atas pengurangan-tambahan kekayaan perusahaan serta melaksanakan perhitungan harga pokok produksi dan penuangan air.

8. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut dalam ayat (1) pasal ini bagian keuangan mempunyai fungsi :

(74)

b. Pelaksanaan kegiatan pembuatan analisa atas hasil operasi perusahaan dan pelaporan hasil analisa kepada Direktur Bidang Umum;

c. Pelaksanaan kegiatan koordinasi pencatatan semua transaksi dan pertanggung jawaban atas kebenaran angka angka yang tercantum atas pengurangan/tambahan kekayaan perushaaan serta melaksanakan perhitungan harga pokok produksi dan penjualan air.

9. Bagian Hubungan Masyarakat dan Pelayanan Langganan mempunyai tugas :

a. Melaksanakan tugas kehumasan perusahaan dalam rangka promosi pemakaian air bersih;

b. Menyusun program penyuluhan dan membuat sarana penyuluan kepada masyarakat serta bertanggung jawab terhadap pelaksanaannya; c. Mengadakan penyelidikan segala permasalahan dalam pelayanan

terhadap langganan sebagai dasar penyusunan program peningkatan pelayanan yang efisien dan efektif.

10.Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut dalam ayat (1) pasal ini bagian Hubungan Masyarakat dan Pelayanan Langganan mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan kegiatan kehumasan perusahaan dalam rangka promosi pemakaian air bersih;

(75)

c. Pelaksanaan kegiatan penyelidikan segala permasalahan dalam pelayanan terhadap langganan sebagai dasar penyusunan program peningkatan pelayanan yang efisien dan efektif

11.Bagian Umum mempunyai tugas :

a. Mengadakan kegiatan-kegiatan ketata laksanaan, administrasi umum dan personalia;

b. Menyusun rencana kebutuhan pegawai dan diusulkan kepada Direksi; c. Membuat progam peningkatan kemampuan pegawai melalui pelatihan

dan pengembangan pegawai

12.Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut dalam ayat (1) pasal ini bagian umum mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan kegiatan ketata laksanaan, administrasi umum dan personalia;

b. Pelaksanaan kegiaan pemeriksaan administrasi atas seluruh pegawai dalam hal berhubungan dengan absensi, disiplin kerja, efektifitas kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta evaluasi sebagai dasar pembuatan DP3 dan berhak atas pengusulan kenaikan gaji berkala, pangkat pegawai, pemindahan, pemberhentian maupun penundaan;

(76)

13.Bagian Perencanaan Teknik mempunyai tugas :

a.

Gambar

Tabel Judul
Gambar II.1 Kerangka Penelitian
Tabel V.1 menunjukkan bahwa dari 18 item pernyataan budaya
Tabel V.2 menunjukkan bahwa dari 17 item pernyataan kepuasan
+7

Referensi

Dokumen terkait

(Coordinate values in a GridCRS are NOT in the referenced GridBaseCRS.) To refer to a recorded pixel, each coordinate value will be an integer. However, to refer to a general

Judul Penelitian : Strategi Pembelajaran Assessment Search dan Practice Rehearsal Pairs Dalam Mata Kuliah Listrik Magnet Pada Mahasiswa Jurusan Elektromedik.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Metro yang selanjutnya disingkat dengan RPJMD Kota Metro adalah Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Metro yang

Berkaitan dengan hal tersebut, penulis tertarik untuk membuat sesuatu program aplikasi penjualan sepeda motor secara kredit pada Dealer Honda dengan menggunakan Microsoft Visual

Pada tulisan ini dibahas tentang pembuatan Aplikasi Latihan tentang psikotes yang dapat mengetahui IQ seseorang pada saat mengerjakan soal soal dalam aplikasi elearning. Aplikasi

Sebagai tindak lanjut dari kegiatan tersebut, bersama ini kami sampaikan pengumuman nama-nama guru peserta PLPG tahap I – tahap II yang dinyatakan (a) LULUS, (b) MENGIKUTI

Proses pembuatan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) yang masih menggunakan sistem manual banyak mengalami kendala antara lain sering terjadi kesalahan ketik identitas

[r]