RUMAH PENGASINGAN SOEKARNO SEBAGAI OBJEK WISATA DI KOTA PARAPAT KABUPATEN SIMALUNGUN
Oleh
Deli NoviaManurung
NIM 3103321011
PendidikanSejarah
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
Deli Novia Manurung, NIM 3103321011, Rumah Pengasingna Soekarno Sebagai Objek Wisata Di Kota Parapat Kabupaten Simalungun. Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang berdirinya Rumah
Pengasingan Soekarno sebelum menjadi tempat pengasingan, perkembangan
perubahan fungsi Rumah Pengasingan, perkembangan tempat pengasingan
Semasa Orde Baru sampai Reformasi, serta upaya Pemerintah dan masyarakat
dalam malestarikan objek wisata rumah pengasingan Soekarno di Kota Parapat
Kabupaten Simalungun. Untuk memperoleh data – data yang diperlukan, maka
penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Kemudian teknik
untuk mengumpulkan data dilakukan dengan cara studi literatur, observasi ke
lokasi penelitian dan wawancara kepada penjaga rumah pengsingan, pemerintah,
dan masyarakat sekitar lokasi penelitian.
Dari hasil penelitian yang dilakukan dan informasi yang diberikan oleh informan
diketahuilah Rumah Pengasingan Soekarno dibangun pada tahun 1927 latar
belakang di dirikannya rumah ini adalah untuk tempat beristirahat para mandor
kebun Belanda yang pada saat itu di seputaran rumah ada perkebunan teh. Pada
Agresi Militer Belanda ke II rumah ini dijadikan Belanda sebagai tempat
Pengasingan bagi Presiden Soekarno, Sutan Syahrir dan Agus Salim. Pada tahun
1980 dibuka untuk dijadikan menjadi Objek wisata. Kini rumah ini dikelola oleh
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Kondisi rumah ini masih terawat. Namun
banyak masyarakat dan wisatawan yang datang ke kota Parapat tidak mengetahui
mengenai Rumah pengasingan ini, rumah ini sangat sepi pengunjung. Sangat
diperlukan upaya pemerintah dan masyarakaat dalam pelestarian dan pengenalan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat dan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan
Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Dengan pengetahuan dan pengalaman yang terbatas akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Rumah Pengasingan Soekarno Sebagai Objek Wisata di Kota Parapat Kabupaten Simalungun”.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, mengenai
isi maupun dalam pemakaian bahasa, sehingga penulis memohon saran dan
kritikan yang membangun untuk perbaikannya. Mudah – mudahan penulisan
skripsi ini bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Skripsi ini juga terselesaikan berkat bantuan dari beberapa pihak. Untuk
itu penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada:
1. Bapak Prof.Dr.H.Ibnu Hajar Damanik,M.Si, sebagai Rektor Universitas
Negeri Medan.
2. Bapak Drs.HJ. Restu,MS, Sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial.
3. Ibu Dra.Lukitaningsih,M.Hum, sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah
sekaligus sebagai Dosen Penguji Penulis.
4. Ibu Dra.Hafnita Sari Dewi Lubis,M.Si, sebagai Sekretaris Jurusan
Pendidikan Sejarah sekaligus sebagai Dosen Penguji Penulis.
5. Ibu Dra.Flores Tanjung,MA, sebagai Dosen Pembimbing Skiripsi Penulis
yang telah membimbing dan memberi masukan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
6. Bapak Drs.Ponirin,M,Si, sebagai Dosen Pembimbing Akademik Penulis
Sekaligus Dosen Penguji Utama.
7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan yang telah banyak memberi bekal ilmu dan
8. Buat Orangtua yang tercinta dan tersayang dalam hidup Penulis Ayahanda
Alm.St.Desman Manurung dan Ibunda Dameria Silalahi yang telah
membesarkan Penulis dan memberikan segala bekal ilmu kehidupan yang
sangat bermanfaat dan berharga bagi Penulis.
9. Buat Adik – adik Penulis yang sangat Penulis sayangi Arum Fuji Rohana
Manurung, Roger Verdon Manurung dan Jodi Hendra Manurung
terimakasih buat doa dan motivasinya selama ini.
10.Buat teman – teman ESJA (Ekstensi Sejarah Ajaa) Stambuk 2010,
Sahatma Sinaga, Berkat Gea, Reinhard Situmeang, Devi Siahaan, Nila
Tanjung, Putri, Deva Manurung, Rades Simbolon, Jonatan Parhusip,
Asima Tambunan, Ester Aritonang, Emmy Manik, Debora Manalu, Astuti
Mendriani, Evi Berutu, Aryani Lubis, Sherli, Saulina, Idawati, Azlisa,
Ruth Kaban, Valentina, Chandra Hutabarat, Treboy, Adam Zaky, Rizky
Niara, Novia Maslina, Jenri, Nellita, Fahrunisa, Yossi, Hasnaini, Rita
Harahap, Hartini, Novi Wulansari Marihot Sianturi, Aharasani.
Terimakasih buat kebersamaan kita selama ini, kalian membuat hidup ku
lebih berwarna.
11.Buat teman - teman penulis Flora Pakpahan, Eros, Hetty, Eka, Junita dan
teman - teman Reguler A dan B Satmbuk 2010 yang membantu penulis
dalam menyelesaikan Skripsi ini.
12.Buat teman – teman Pengurus Komisariat di GMKI Masa Bakti 2011-2012
dan Masa Bakti 2012-2013. Bg Landon, Bg Bartolomeus, Bg Efrata
Manurung, Bg Herikson Silalahi, Bg Swandi Purba, Kak Ivana Marbun,
Tio Shinta Hutahaean, Ismi Sibarani, Aurelia Manik, Nurdelima Gulo,
Rizky Parhusip, Bg Januar Siahaan, Petro Zega, Monang Simarmata,
Harapan Sihombing,Jesika Simanjuntak, Duem Saragih. Dan kepada
teman – teman yang lain bg Monjo Sinaga, bg Nino, Keriahen, dwifani,
sandra, Lidia, Fera dan masih banyak yang lain yang telah mewarnai hidup
penulis selama perkuliahan.
13.Kepada teman – teman PPLT Unimed 2013 di SMP Immanuel Kaban Jahe
Melda Sibarani, Dinar Hutajulu, Martha Sihombing,Farma Pinem, Emra
Tarigan, Eben Panjaitan, Amon Tarigan, Rebecca Sianturi, Tio
Sitanggang, Andri Tarigan, Lenna Turnip, Meydica.
14.Teman – teman Guru Sekolah Minggu POUK Tanjung Sari Hendro, Petra,
Kak Melda, Marchella, Lady, Monik,Amon.
15.Dan Kepada semua Pihak yang teah membantu Penulis dalam
Menyelesaikan skripsi ini.
Medan, Juni 2014 Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK………...i
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI………...v
DAFTAR TABEL………vii
DAFTAR GAMBAR ……….viii
BAB. I. PENDAHULUAN……….1
1.1Latar Belakang Masalah………...1
1.2Identifikasi Masalah………...4
1.3Pembatasan Masalah………..………...5
1.4Perumusan Masalah………..…………...5
1.5Tujuan Penelitian………...5
1.6Manfaat Penelitian………..6
BAB. II. KAJIAN PUSTAKA………..……….7
2.1Kerangka Konsep ………...7
2.2Kerangka Berfikir ………..13
BAB. III. METODE PENELITIAN………..…… 16
3.1Metode Penelitian……….……. …16
3.2Lokasi Penelitian………...16
3.3Teknik Pengumpulan Data……….17
3.4Teknik Analisis Data………..18
BAB. IV. PEMBAHASAN………...19
4.2 Latar Belakang Rumah Pengasingan Soekarno Sebelum Menjadi Rumah
Pengasingan……….28
4.3 Perubahan Fungsi Rumah Pengasingan Soekarno Sampai Menjadi Objek
Wisata………...32
4.4 Perubahan Fungsi Rumah Pengasingan Soekarno dari Orde Baru Hingga
Reformasi ………..62
4.5 Upaya Pemerintah dan Masyarakat dalam Melestarikan Objek Wisata
Rumah Pengasingan Soekarno di Kota Parapat……….64
BAB.V. KESIMPULAN DAN SARAN ………..69
5.1 Kesimpulan ……….69
5.2 Saran ………71
DAFTAR PUSTAKA………..………72
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Luas Daerah dan Bentuk Penggunaan Lahan ………20
Tabel 2 Ketinggian tanah dari permukaan laut……….. 21
Tabel 3Kedalaman Tanah……….………...21
Tabel 4Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin………23
Tabel 5Masyarakat Berdasarkan Tingkat Pendidikan ………..25
Tabel 6 Masyarakat Berdasarkan Mata Pencahariannya………….……25 Tabel 7Masyarakat Berdasarkan Agama……….…………..26
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Lahan Perkebunan Teh Belanda………31
Gambar 2 Meja Makan yang ada di Rumah Pengasingan Soekarno……….34
Gambar 3 Kamar yang Dulunya digunakan oleh Presiden Soekarno………35
Gambar 4 Kamar yang dulunya digunakan oleh Sutan Syahrir dan Agus Salim...35
Gambar 5 Foto tiga dimensi Bung Karno……….36
Gambar 6 Satu set kursi Rotan yang masih asli………37
DAFTAR PUSTAKA
Aning S, Floriberta. 2007. 100 Tokoh Yang Mengubah Indonesia. Yogyakarta: Narasi
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan,Buku Pedoman Penelitian Skripsi Dan Proposal Penelitian Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah, FIS UNIMED
Giebels, Lambert. 2001. Soekarno Biografi 1901- 1950. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Hill, McGraw, 1991. Pengantar Arsitektur.Jakarta, Erlangga
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi Ketiga. (2007). Jakarta: Balai Pustaka.
Koentjraningrat. 1983. Metode - Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta, PT Gramedia
Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Ombak
St.D Simangunsong, DKK, 2010. Perjalanan Umat Tuhan (Sejarah Huria Kristen Batak Protestan Parapat 1904-2010), Jakarta : PT. Nidia Utama
Sunaryo, Bambang. 2013.Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta.Gava Media
Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar – Dasar Pariwisata.Yogyakarta. Andi
TWH, Muhammad, H. 2003. Pemimpin Republik Di Tawan Belanda Di Berastagi Dan Parapat: Medan : Yayasan Pelestarian Fakta Perjuangan Kemerdekaan RI
TWH, Muhammad,H, 2011. Peristiwa Bersejarah di Sumatera : Medan : Yayasan Pelestarian Fakta Perjuangan Kemerdekaan RI.
Undang – Undang RI Nomor 10 Tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah RI Tahun 2010 Tentang Keperiwisataan : Bandung: Citra Umbara
Yoeti, Oka, A. 1996.Pengantar Ilmu Pariwisata, Bandung: Angkasa
Sumber Bahan Dari Skripsi:
Nainggolan, Oktorius, 2010. Sejarah Perkembangan Kota Parapat Sebagai Daerah Pariwisata 1907-1960. Medan. Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial UNIMED
Sumber Dari Internet
http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah , diakses 28 Februari 2014, 11:25 WIB
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.
Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, Belanda
bermaksud mengembalikan kekuasaanya. Upaya ini di tunjukkan melalui jalur
diplomasi di Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) maupun dengan Agresi
Militer Belanda I pada tanggal 21 Juli 1947 dan agresi Militer Belanda II pada
tanggal 19 Desember 1948. Disamping melalui jalur diplomasi dan Agresi
Militer, Belanda juga melakukan Penangkapan. Banyak tokoh – tokoh pejuang
bangsa ini yang terus dikejar oleh pihak Belanda. Salah satunya adalah Bung
Karno dan Bung Hatta, dan untuk kesekian kalinya mereka kembali di
asingkan. Kali ini Bung Karno tidak sendirian, Ia bersama dengan Sutan
Syahrir dan Haji Agus Salim (TWH 2011:85).
Di Sumatera Utara ada dua tempat Soekarno pernah ditawan oleh Belanda
yaitu di Parapat dan Berastagi. Soekarno pertama kali ditawan bersama
dengan Perdana Menteri Sutan Syahrir, dan Menteri Luar Negeri H. Agus
Salim diterbangkan ke Medan untuk kemudian ditawan disebuah rumah
(Pasanggerahan) di Lau Gumba Berastagi dan Parapat pada tanggal 22
Desember 1948. Sedangkan Bung Hatta dan Para pemimpin yang lain di
terbangkan ke Bangka (TWH 2011:85).
Namun karena letak Pesanggarahan Berastagi tempat Bung Karno, Sutan
keramaian, maka ketika pemimpin bangsa itu ditawan ditempat tersebut tidak
banyak yang tahu, lagi pula sangat dirahasiakan. Berbeda halnya setelah Bung
Karno, Sutan Syahrir, H. Agus Salim dipindahkan ke Parapat tanggal 4
Januari 1949, disana Belanda memberi tempat kepada tiga orang tokoh ini di
Pesanggrahan yang tempatnya tinggi dan terbuka. Selama di Pesanggarahan
ini mereka di jaga ketat oleh Belanda dan tidak di perbolehkan untuk
berkomunikasi dengan orang luar.
Bung Karno memang mempunyai banyak rumah di beberapa daerah di
Indonesia . Rumah – rumah itu bukanlah untuk kepentingan pribadi, tapi
untuk kepentingan anak cucu bangsa Indonesia. Beberapa diantaranya sudah
menjadi warisan sejarah dan dijadikan sebagai objek wisata yang dapat
dinikmati dan menjadi pembelajaran bagi generasi muda bangsa ini.
Rumah pengasingan Soekarno di Parapat saat ini dijadikan sebagai objek
wisata sejarah. Walau sebelumnya sudah dibangun pada tahun 1927, oleh
Belanda yang saat itu digunakan sebagai villa bagi mandor kebun. Pada tahun
1948 tepatnya pada Agresi Militer Belanda II rumah ini dijadikan sebagai
rumah pengasingan bagi Presiden Soekarno, Sutan Syahrir dan Agus Salim.
Parapat merupakan salah satu kota tujuan wisata yang ada di Indonesia,
Kota ini Berada di Provinsi Sumatera Utara, Kabupaten Simalungun dan saat
ini merupakan Ibukota Kecamatan Girsang Sipangan Bolon. Parapat juga
merupakan Kota yang terletak di pinggiran Danau Toba, dan karena
kemajuannya dalam bidang pariwisata kota ini dijadikan sebagai ibukota
Perkembangan awal Kota Parapat sebagai kota wisata diawali dengan
Pembentukan Dewan Tourism yang tidak hanya dibentuk di tingkatan
nasional atau pusat saja tetapi dibentuk ditingkat propinsi yang dianggap
mempunyai potensi wisata di Indonesia seperti propinsi Sumatera Utara
khususnya Kabupaten Simalungun. Khususnya Parapat pemerintahan kolonial
Belanda didirikanlah Siamalungun Club dan pemandian Pematang Siantar.
Lalu berdirilah Siantar Hotel oleh seorang berkebangsaan Swiss, untuk
rekreasi dan hiburan para tuan kebun setiap malam miggunya. Tidak lama
kemudian didirikan tempat peristirahatan, rekreasi dan Hiburan di Parapat
bagi para petinggi dan karyawan perkebunan Belanda di awal abad ke 20. Hal
ini berlangsung sampai tercapainya kemerdekaan Indonesia tahun 1945.
Pendirian fasilitas hiburan dan rekreasi di Parapat merupakan awal
tumbuhnya pariwisata dan cikal bakal lahirnya kota parapat (Nainggolan,
2011:2).
Seiring berjalannya waktu, Kota Parapat dijadikan sebagai salah satu kota
tujuan wisata. Salah satu objek wisata yang ada di Kota ini adalah Rumah
pengasingan Soekarno yang berada di tepi Danau Toba. Karena Rumah ini
berkaitan Presiden Pertama Indonesia Yaitu Bung Karno yang pernah
diasingkan ke tempat ini membuat wisatawan dan masyarakat tertarik untuk
berkunjung ke Rumah Pengasingan ini. Selain itu juga Rumah ini merupakan
bangunan Belanda yang dibangun pada abad 20 dan berada persis di pinggiran
Kini rumah tersebut dijadikan oleh Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara
sebagai Mess Pemda bagi para pejabat Pemerintahan Sumatera Utara yang
datang berkunjung ke Kota Parapat. Pemerintah daerah juga sangat
memperhatikan objek wisata di daerah ini dalam meningkatkan pembangunan
dan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis mencoba membahas mengenai
Rumah Pengasingan Soekarno menjadi Objek Wisata Di Kota Parapat Kabupaten Simalungun.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas maka yang menjadi
identifikasi masalah adalah :
1. Latar Belakang Rumah Pengasingan Soekarno di Kota Parapat
2. Keadaan Rumah Pengasingan Soekarno sebelum menjadi Rumah
Pengasingan.
3. Keadaan Rumah Pengasingan Soekarno setelah menjadi Rumah
Pengasingan.
4. Daya tarik wisatawan ke Kota Parapat dengan adanya Rumah
1.3Batasan Masalah
Berdasarkan masalah diatas maka yang menjadi batasan masalah dalam
Penulisan ini adalah : Rumah Pengasingan Soekarno Menjadi Objek
Wisata Di Kota Parapat Kabupaten Simalungun. 1.4Rumusan Masalah
Untuk lebih mengarahkan Penulis dalam melaksanakan Penulisan dan
lebih mempermudah merumuskan masalah Penulisan yang lebih objektif,
maka Penulis merumuskan Penulisan sebagai berikut:
1. Bagaimana latar belakang berdirinya Rumah Pengasingan Soekarno
sebelum menjadi Tempat Pengasingan?
2. Bagaimana Perkembangan perubahan fungsi Rumah Pengasingan
Soekarno menjadi Objek Wisata?
3. Bagaimana Perkembangan tempat pengasingan Semasa Orde Baru
sampai Reformasi?
4. Apa Upaya Pemerintah dan Masyarakat dalam Melestarikan objek
wisata rumah pengasingan Soekarno di Kota Parapat?
1.5 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui latar belakang Rumah Pengasingan Soekarno.
2. Untuk mengetahui perubahan fungsi Rumah Pengasingan Soekarno
menjadi Objek Wisata.
3. Untuk mengetahui Perkembangan Rumah Pengasingan Soekarno Semasa
4. Untuk Mengetahui Upaya Pemerintah dan Masyarakat dalam melestarikan
Objek Wisata Rumah Pengasingan Soekarno di Kota Parapat.
1.6Manfaat Penulisan
Dengan tercapainya tujuan Penulisan di atas, diharapkan akan meberikan
manfaat sebagai berikut:
1. Memberikan inspirasi dan sebagai bahan bandingan yang ingin
meneliti masalah yang berkaitan dengan topik yang sama.
2. Memberikan informasi bagi para pembaca mengenai proses
Perkembangan Rumah Pengasingan Soekarno Menjadi Objek Wisata
di Kota Parapat Kabupaten Simalungun.
3. Sebagai bahan penegtahuan dan keterampilan bagi Penulis dalam
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil Penelitian di lapangan yang telah dituangkan
dalam pembahasan sebelumnya, maka siperoleh kesimpulan adalah sebagai
berikut :
1. Latar Belakang Belanda melakukan penangkapan terhadap tiga
orang tokoh pemimpin Republik Indonesia pada tanggal 22 Desember
1948, karena Indonesia telah merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, dan
Belanda bermaksud mengembalikan kekuasaanyaa. Upaya ini ditunjukkan
melalui jalur Diplomasi di Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) maupun
dengan Agresi Militer Belanda I pada tanggal 21 Juli 1947 dan Agresi
Militer Belanda II pada tanggal 19 Desember 1948. Disamping melalui
jalur Diplomasi dan Agresi Militer Belanda, Belanda juga melakukan
pengakapan tokoh – tokoh pejuang seperti Bung Karno, Sutan Syahrir dan
Agus Salim diasingkan ke Sumatera sedangkan Hatta ke Pulau Bangka.
Dengan tujuan Belanda untuk menggagalkan kemerdekaan dan kembali
menguasai Republik ini.
2. Bung Karno, Sutan Syahrir dan Agus Salim diasingkan lebih
dulu ke Lau Gumba Berastagi dan setelah itu karena beberapa alasan maka
Belanda menawan ketiga pemimpin Republik itu ke Kota Parapat. Dulu
nya rumah ini digunakan sebagai Villa bagi mandor kebun Belanda yang
Kolonial Belanda. Pada 1948 Rumah ini dijadikan sebagai tmpat
pengasingan bagi Bung Karno dan sekarang rumah ini dikenal sebagai
Rumah Pengasingan Soekarno dan Pada tahun 1980 dibuka menjadi Objek
Wisata namun sangat disayangkan karena banyak masyarakat dan
wisatawan yang tidak mengetahui nya sehingga Rumah ini snagat sepi dari
pangunjung.
3. Kegiatan yang dilakukan tiga pemimpin Republik yang
ditahan di Parapat ini hanyalah rutinitas biasa seperti makan,
membaca, shalat dan menikmati segarnya udara kota Parapat dan
kadang – kadang juga Bung Karno mengajak para pelayannya untuk
mengambil mangga yang ada di sekitar Rumah pengasingan dan
dengan pengawalan ketat tentara Belanda.
4. Keadaan Objek wisata Rumah Pengasingan di Kota Parapat
ini masih terawatt dengan baik yang dijaga oleh Riko Hamdan dan
Keluarga dibandingkan dengan beberapa Rumah Pengasingan yang lain
seperti Ende NTT, Bengkulu dan padang. Rumah ini sekarang dijadikan
sebagai Mess Pemprovsu sama halnya dengan Pesanggrahan yang ada
di Berastagi yang hanya difungsikan untuk kalangan pemerintah Pemda
dan Pemprovsu.
5. Partisipasi pemerintah dalam melestarikan rumah ini ada,
hal ini dapat kita lihat dari keberadaan rumah ini masih terawatt dengan
baik. Namun dalam hal memfungsikan kunjungan nilai kesejarahan dan
Selain itu pelangkat untuk mengetahui bahwa rumah tersebut adalah
sebuah Situs Rumah dimana Bung Karno , Sutan Syahrir dan Agus Salim
pernah ditawan tidak ada dibuat ketika kita memasuki rumah yang bernilai
sejarah ini hanya ada pelangkat Mess Pemprovsu pada gerbang masuk
Rumah tersebut. Sehingga banyak masyarakat tidak mengetahui mengenai
rumah tersebut dan kurang nya kunjungan kedalam rumah tersebut. Karya
seni bangunan rumah pengasingan Bung Karno, Sutan Syahrir, dan Agus
Salim adalah sebuah objek wisata yang mempunyai nilai – nilai sejarah
dan betapa pentingnya oeranan tiga pemimpin republik ini ditawan dan
diasingkan oleh Belanda pada saat itu. Jika pemblikasian rumah ini lebih
ditingakatkan lagi kemungkinanan besar masyarakat dan wisatawan kota
5.2Saran
1. Peninggalan Sejarah merupakam suatu yang sangat penting bagi suatu
negara karena merupakan bukti nyata peristiwa – peristiwa yang terjadi
pada masa lampau jadi perlu dilestarikan dan di perkenalkan kepada
masyarakat agar keberadaan situs tersebut tidak hilang dan diabaikan
masyarakat.
2. Masyarakat dan pemerinrah setempat sebaiknya lebih perhatian dan
peduli terhadap peninggalan – peninggalan bersejarah yang ada di kota
Parapat dan memperkenalkan ke masyarakat dengan berbagai cara – cara
yang menarik.
3. Sebaiknya kota Parapat tidak hanya diperkenalkan sebagai kota tujuan
wisata saja, karena selain sebagai daerah wisata Parapat juag merupakan
daerah yang memiliki peninggalan – peninggalan sejarah dan dapat
dikatakan kota bersejarah.
4. Akses ke rumah Pengasingan ini sebaiknya di perluas, agar kiranya para
tamu yang datang berkunjung yang menggunakan kendaraan pribadi lebih
leluasa dalam memarkir kendaraan.
5. Perkenalan akan rumah ini lebih di promosikan lagi agar rumah ini jangan