• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATAKAN HASIL BELAJAR SKETA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTUVISME BAGI SISWA KELAS X IPS 1 SMA NEGERI 10 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATAKAN HASIL BELAJAR SKETA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTUVISME BAGI SISWA KELAS X IPS 1 SMA NEGERI 10 MEDAN."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATAKAN HASIL BELAJAR SKETA MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTUVISME

BAGI SISWA KELAS X IPS 1

SMA NEGERI 10 MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

DWI RETNO

2103351005

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

Dwi Retno, NIM 2103351005, Upaya Meningkatakan Hasil Belajar Sketsa Melalui Model Pembelajaran Konstruktivisme Bagi Siswa Kelas X IPS 1 SMA Negeri 10 Medan T.A 2014/2015.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 10 Medan, dengan jenis penelitian yaitu Penelitian “ Penelitian Tindakan Kelas”. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPS 1 yang berjumlah 43 orang yang terdiri dari 22 laki-laki dan 21 orang perempuan, sedangkan objek penelitian ini adalah model pembelajaran Konstruktuvisme.

Penentuan kelas ini diambil berdasarkan hasil pengamatan terhadap kelas yang akan diteliti dan peneliti melihat rendahnya motivasi belajar siswa khususnya pada materi belajar sketsa, serta kurangnya media dalam pembelajaran yang dilaksanakan guru.

Penelitian ini menggunakan model pembelajaran konstruktuvisme. Hasil penelitian menunjukkan pada saat kondisi awal sebelum dilakukan tindakan diperoleh dari 43 orang siswa, tidak ada siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi, selanjutnya pada siklus I diperoleh 14 siswa (42,42%) yang memiliki motivasi belajar sedang dan 29 siswa (57,57%) yang memiliki motivasi belajar yang rendah, selanjutnya pada siklus II diperoleh dengan tingkat belajar siswa dari 43 orang siswa sebesar 42 siswa (96,03%) yang memiliki motivasi belajar cukup baik 1 siswa (3,03%) yang memiliki motivasi belajar yang sangat rendah. Pada siklus III diperoleh 41 siswa (3,03%) yang memiliki motivasi belajar yang baik , 2 siswa (69,97%) yang memiliki motivasi belajar yang sangat baik. Jadi dapat dikatakan pada siklus III motivasi belajar siswa meningkat pesat.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran konstuktuvisme dalam meningkatkan kemampuan belajar sketsa pada siswa kelas X SMA Negeri 10 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015.Kata

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, segala

rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan nikmat kesehatan dan hikmat

sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul “Upaya

Meningkatkan Hasil Belajar Sketsa Melalui Model Pembelajaran

Konstruktuvisme Bagi Siswa Kelas X IPS 1 SMA Negeri 10 Medan

”. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Yth:

1. Prof. Dr. H. Ibnu Hajar, M.Si. Selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan.

3. Drs. Zulkifli, M.Sn. Selaku Wakil Dekan I Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan.

4. Drs. Basyaruddin, M.Pd. Selaku Wakil Dekan II Fakultas Bahasa dan

Seni Universitas Negeri Medan.

5. Dr. Daulat Saragi, M.Hum. Selaku Wakil Dekan III Fakultas Bahasa

dan Seni Universitas Negeri Medan.

6. Dr. Wahyu Tri Atmojo, M.Hum. selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Seni Rupa Universitas Negeri Medan.

7. Drs. Anam Ibrahim, M.pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi.

8. Drs.Mesra, M.Sn. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Seni Rupa.

9. Drs. Heru Maryono, M.Sn. selaku Dosen Penguji.

10.Drs. Sofian Sagala. selaku Dosen Penguji.

11.Drs. Brisman Silaban, M.Sn. selaku Dosen Pembimbing Akademik

dan Dosen Penguji.

12.Bapak/Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Pendidikan Seni Rupa

(7)

iii

13.Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah, Bapak / Ibu Guru serta

Staf Pegawai SMA Negeri 10 Medan.

14.Kepada kedua orang tua saya, terimakasih telah memberi motivasi

serta dana terbesar kepada penulis hingga dapat menyelesaikan

Skripsi ini, dan keluarga besar saya yang senantiasa memberikan

motivasi, doa dan dukungan serta bantuan kepada penulis.

15.Kepada seluruh teman-teman seperjuangan Seni Rupa 2010

khususnya kelas C yang telah banyak memberi penghiburan, serta

banyak pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

16.Buat Sulaiman Efendi Siregar yang telah menemaniku dalam keadaan

senang maupun duka serta tercinta terima kasih atas dukungan serta

doa yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan semangat.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa

masih banyak kekurangan, baik isi, bahan, maupun tata bahasa untuk itu dengan

segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik demi

kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Maret 2015 Penulis

Dwi Retno

(8)

iv

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ... 11

c. Hakikat Hasil Belajar... 12

d. Hasil Belajar Sketsa ... 13

2. Pengertian Menggambar Sketsa ... 14

a. Sifat-Sifat Goresan Dalam Sketsa ... 15

4. Pendekatan Drawing Pada Seni Kontemporer ... 22

a. Sketsa Bahasa Garis ... 23

b. Sketsa Selayang Pandang ... 24

c. Pengertian Sketsa Menurut Beberapa Ahli ... 25

5. Pengertian Konstruktuvisme ... 28

a. Ciri-Ciri Pembelajaran Konstruktuvisme ... 29

b. Pendekatan Pemahaman dan Penggarapan Teknik Sketsa ... 31

c. Hakikat Pembelajaran Menurut Teori Belajar Konstruktuvisme 31

B. Kerangka Berfikir ... 35

(9)

v BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 37

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 37

D. Defenisi Operasional ... 37

E. Desain Penelitian ... 38

F. Prinsip dan Ciri Pengajaran Konstruktuvisme ... 39

G. Pelaksanaan tindakan ... 41

H.Alat dan Pengumpulan Data ... 44

I. Analisis Data ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 47

1. Pembahasan Penelitian ... 49

2. Penelitian Siklus I ... 50

3. Penelitian Siklus II ... 55

4. Penelitian Siklus III ... 59

BAB V KESIMPULAN A.Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65

(10)

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Observasi Aktivitas Siswa ... 48

4.1. Data Hasil Nilai Postest ... 49

4.2. Data Hasil Pengolahan Nilai Postest ... 50

4.3. Hasil Observasi Tindakan siklus I... 51

4.4. Hasil Penilaian Tindakan siklus I ... 53

4.5. Data Hasil Pengolahan Nilai Siklus I ... 54

4.6. Data Hasil Observasi Siklus II ... 55

4.7. Data Hasil Penilaian Nilai Siklus II ... 56

4.8. Data Hasil Pengolahan Nilai Siklus II ... 57

4.9. Data Hasil Observasi Siklus III ... 59

4.10. Data Hasil Penilaian Nilai Siklus III ... 62

4.1.2 Data Hasil Pengolahan Nilai Siklus III ... 63

(11)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Gedung Pojok Jalan Kepribadian Medan ... 20

2.2. Gedung Mega Eltra Medan ... 23

2.3. Gedung Kali Besar Jakarta ... 24

2.4. Gedung Jalan Zainul Arifin Simpang Jalan Pemuda, Medan ... 25

2.5. Pasar Bengkok Medan ... 31

2.6. Skema Pelaksanaan Tindakan Kelas ... 39

Grafik 4.1. Hasil Pos Test ... 50

4.2. Hasil Penilaian Siklus I... ... 54

4.3. Hasil Penilaian Siklus II ... ... 58

4.4. Hasil Penilaian Siklus III ... ... 62

(12)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I…………... 50

3. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I…………... 55

4. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II…………. 59

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran...…...……. 70

5. Dokumentasi Penelitian... 120

Surat Izin Penelitian dari Jurusan Pendidikan Seni Rupa... 123

Surat Izin Penelitian dari Fakultas Bahasa dan Seni Unimed... 124

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam berkarya seni, setiap individu selalu ingin mengkomunikasikan

karyanya kepada orang lain dan sekaligus memuaskan orang lain tersebut.

Individu tidak akan berkarya jika karya itu tidak bermanfaat bagi dirinya ataupun

juga orang lain. Seni yang merupakan hasil karya manusia dapat digunakan untuk

menyatakan pengalaman estetisnya pada orang lain.

Seni rupa merupakan hasil interpretasi dan tanggapan pengalaman

manusia dalam bentuk visual. Seni rupa berperan dalam memenuhi tujuan-tujuan

tertentu dalam kehidupan manusia maupun semata-mata memenuhi kebutuhan

estetik. Karya seni rupa dapat menimbulkan berbagai kesan (indah, unik, atau

kegetiran) serta memiliki kemampuan untuk membangkitkan pikiran dan

perasaan. Dengan memahami makna tentang bentuk-bentuk seni rupa, akan

diperoleh rasa kepuasan dan kesenangan.

Seni rupa dapat dibedakan menjadi seni rupa murni, seni kriya, dan

desain. Seni murni menekankan pada ungkapan pikiran dan perasaan, meliputi

seni lukis, seni patung, dan seni grafis. Seni kriya menekankan pada keterampilan

teknik pembuatan karya, dengan hasil berupa karya kriya fungsional. Seni kriya

menggunakan berbagai teknik dan media tertentu, misalnya kriya kayu, kriya

logam, dan kriya tekstil.

Peran guru adalah sebagai fasilitator dan bukan sumber utama

pembelajaran. Untuk menumbuhkan sikap aktif, kreatif dan inovatif dari siswa

(14)

2

Sehingga proses pembelajaran yang terjadi menempatkan siswa sebagai

pendengar pasif. Akibatnya proses belajar mengajar berlangsung secara terus

menerus seperti layaknya apa yang dapat dilihat sampai sekarang, agar tidak

berlangsung secara konvensional dan ada perubahan paradigma proses

pembelajaran .

Pemecahan masalah pembelajaran, sesuai kondisi dilapangan memiliki

dampak positif dan negatif. Dari semua upaya tersebut, guru merupakan kunci dan

sekaligus ujung tombak pencapaian misi pembaharuan pendidikan, karena pada

hakikatnya gurulah sebagai perancang pembelajaran anatara lain untuk

merancang, mengatur mengarahkan, melatih dan menciptakan suasana kegiatan

belajar mengajar yang untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Oleh

karenanya secara tidak langsung guru dituntut untuk lebih profesional, inovatif,

prespektif dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

Guru merupakan faktor penting dalam lingkungan belajar dan kehidupan

siswa. Jadi peran guru tidak hanya sekedar pemberi ilmu pengetahuan, tetapi guru

juga adalah rekan belajar, pembimbing, fasilitator dan mengubah kesuksesan

siswa dalam mencapai prestasi belajar serata mendukung terjadi pemecatan

belajar. Pentingnya peran guru dalam pendidikan tidak terlepas dari kemampuan

yang dimaksud adalah kemampuan mengajar menerapkan metode pembelajaran

yang tepat dalam proses pembelajaran mendisain motivasi yang tepat terhadap

pembelajaran hasil yang maksimal.

Berkenaan dengan pendekatan pembelajaran yang masih konvensional,

(15)

3

sehingga keterlibatan perserta didik dalam proses pembelajaran sangat kurang.

Guru cenderung memberikan untuk memindahkan informasi sebanyak-banyaknya

kepada siswa sehingga konsep-konsep, prinsip-prinsip, aturan-aturan dalam

pembelajaran tersebut kurang bermakna. Oleh karena itu guru hendaknya

melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran dan kegiatan diskusi, kerja

kelompok, melakukan permainan atau kegiatan laboratorium serta karya wisata.

Berdasarkan kondisi demikian, maka perlu dikembangkan model

pembelajaran untuk mengatasi masalah-masalah tersebut yang dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa, salah satunya yaitu dengan menerapkan

pembelajaran konstruktivisme atau (construktivisme theories of learning).

Sehubungan dengan keberhasilan proses pembelajaran seni rupa dapat

diukur dari tingkat pemahaman, penguasaan materi serta hasil belajar siswa.

Semakin tinggi pemahaman dan penguasaan materi yang didapatkan melalui

pendekatan belajar dengan seni, belajar melalui seni, dan belajar tentang seni.

Hasil belajar siswa akan mencapai hasil yang memuaskan dengan memberikan

salah satu kegiatan untuk pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan

berekspresi melalui berkreasi sketsa. Namun demikian karena kurang memahami

mengenai materi dan kurang serius dalam menjalani proses pembelajaran sketsa,

hasil belajar yang dicapai siswa rata-rata dikategorikan masih rendah dan masih

jauh dari harapan yang dikehendaki, sehingga fungsi sketsa sebagai media

berekspresi untuk meningkatakan hasil belajar seni rupa tidak terpenuhi.

Berkaitan dengan hal tersebut, ditemukan keragaman beberapa masalah antara

lain: (a) aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajarn menggambar sketsa masih

(16)

4

melalui pertayaan pemahaman supaya siswa bertanya jika ada hal-hal belum jelas

atau kurang dipahami, (c) para siswa kurang sering mengerjakan latihan

menggambar sketsa yang ditugaskan oleh guru, (d) rendahnya kemauan siswa

untuk mengajarkan tugas sketsa yang ditugaskan guru, baik dikelas maupun tugas

dirumah.

Selanjutnya aktifitas siswa dalam belajar merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Salah satunya kegiatan pembelajaran

yang menekankan berbagai kegiatan tindakan adalah mengunakan pendekatan

tertentu dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan kondidsi dilapangan saat ini

menunjukan bahwa masih diberlakukannya cara pendekatan konvensional yang

dipandang kurang efektif dari cenderung menimbulkan kejenuhan siswa dalam

belajar sketsa. Inilah salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar sketsa

siswa.

Dari penjelasan diatas, untuk menerapkan pendekatan dalam

pembelajaran, guru harus berpikir dan berprilaku dengan berperan memfasilitasi

dengan berbagai media dan bersosialisasi dengan media lingkungan yang

diterapkan didalam atau diluar kelas. Melalui model pembelajaran

konstruktivisme memberikan peluang kepada siswa untuk menggunakan waktu,

tempat lain bahkan suasana yang disukai dalam belajar. Diharapkan melalui

penerapan model pembelajaran konstruktivisme, siswa akhirnya dapat

menemukan hal yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses

pembelajaran seni rupa dan memahami berbagai konsep yang tidak dituntaskan

oleh guru, tetapi lewat serangkaian proses diskusi yang dilakukan bersama. Proses

(17)

5

teknik yang disampaikan dengan metode ceramah disertai tanya jawab dan praktik

menggambar dengan secara manual yang didemonstrasikan langsung oleh guru.

Praktik menggambar secara manual tersebut dilakukan sebagai upaya guru untuk

mempermudah siswa dalam memahami hasil menggambar sketsa.

Proses pembelajaran tersebut sudah berjalan cukup baik, namun ada

beberapa hal yang belum sesuai dengan yang diharapkan terutama mengenai

pencapaian hasil belajar siswa. dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yang

belum tercapai sedangkan proses pembelajaran cenderung masih terfokus pada

guru dan kurang terfokus pada siswa. Selain itu, siswa yang kurang aktif hanya

menerima pengetahuan yang datang dari guru saja tanpa berusaha untuk menggali

informasi dari sumber belajar yang lain, melihat situasi di atas maka perlu

diterapkan suatu metode pembelajaran yang dapat melibatkan peran serta siswa

secara menyeluruh, sehingga keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat

meningkat.

Berdasarkan latar observasi diperoleh kenyataan bahwa hanya terdapat

20% siswa aktif, 40% siswa pasif dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini

diperkuat dengan hasil wawancara dengan guru kelas X IPS 1 SMA Negeri 10

Medan T.A 2014/2015 yang menyatakan bahwa sebagian besar siswa masih

belum terampil menggambar, dan rasa ingin tahu dan tanggung jawab siswa masih

kurang

Mengingatkan permasalahan di atas, peneliti merasa perlunya pemecahan

masalah yang telah terjadi. Model pembelajaran konstriktuvisme diharapkan dapat

menjadi solusi dalam permasalahan ini. Metode pembelajaran yang diawali

(18)

6

pemikiran dan pengetahuan yang dimiliki. Metode ini juga sesuai dengan

pendekatan scientifik. Pembelajaran yang dimulai dengan permasalahan yang

harus dipecahkan menuntut siswa untuk menggali informasi melalui kegiatan

pengamatan.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “ Upaya Meningkatakan Hasil Belajar Sketsa

Melalui Model Pembelajaran Konstruktuvisme Bagi Siswa Kelas X IPS 1 SMA

Negeri 10 Medan”

B. Identitifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, terdapat

sejumlah masalah yang muncul. Adapun identifikasi masalah yang akan dibahas

dalam penelitian ini adalah.

1. Kurangnya seriusnya siswa belajar sketsa yang berdampak pada hasil belajar

yang kurang baik.

2. Aktivitas siswa masih rendah.

3. Metode yang digunakan guru ekspositorik belum mampu meningkatkan

kemampuan menggambar sketsa

4. Tahapan-tahapan menggambar belum pernah diterapkan di SMA Negeri 10

Medan.

5. Kecendrungan siswa bosan dalam belajar menggambar sketsa.

C. Pembatasan Masalah

Suatu masalah dalam penelitian harus lah spesifik karena penelitian akan

(19)

7

terlalu luas, untuk itulah dalam suatu penelitian batasan masalah perlu

dikemukakan.

Dalam penelitian ini masalah pada penggunaan model pembelajaran

konstruktivisme untuk meninggkatkan hasil belajar sketsa yang sebagai objek

karyanya membuat gambar secara proporsional berbagai arah pandang, pada kelas

X TP. 2014/2015 SMA Medan. Karya sketsa dibuat di atas kertas gambar A4

Dengan menggunakan alat tertentu yang perlu digunakan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka masalah penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1. Seberapa besarkah kemampuan menganalisis pembelajaran sketsa sesudah

menerapkan model pembelajaran konstruktivisme “peristiwa pembalajaran

“ siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 10 Medan TP. 2014/2015?

2. Adakah perbedaan hasil belajar sebelum dan sesudah diajar menerapkan

model pembelajaran konstruktivisme “peristiwa pembalajaran “siswa kelas

X IPS 1 SMA Negeri 10 Medan TP. 2014/2015?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam proses belajar

mengajar.

2. Untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran konstruktivisme bagi siswa

dalam belajar sketsa dengan meyampaikan ide, pendapat, gagasan dan

(20)

8

3. Untuk memberikan keleluasan siswa dapat berkerja secara mandiri maupun

berkelompok serta mampu mempertanggung jawabkan segala tugas individu

maupun kelompok.

4. Untuk meningkatkan keterampilan guru dalam pengunaan media

pembelajaran.

5. Untuk meningkatkan keberanian siswa dalam praktek membuat karya sketsa.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Sebagai suatu bentuk manfaat bagi siswa untuk meninggkatkan kemampuan

menganalisis pembelajaran belajar sketsa.

2. Dapat menjadi bahan masukan bagi Guru Seni Rupa untuk mengetahui

kendala yang dialami siswa dalam kegiatan menganalisis pembelajaran belajar

sketsa.

(21)

63 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan pengamatan dalam penelitian ini maka diperoleh

kesimpulan, sebagai berikut:

1. Penggunaan menggambar sketsa dapat meningkatkan

nilai rata-rata siswa pada saat pre test sebelum diberikan tindakan

sebesar 63,40 dan dinyatakan masi belum tuntas belajar pada siklus I

nilai rata-rata kelas meningkat sebesar 69,81 dengan tingkat ketuntasan

belajar 57,5% yang memiliki hasil nilai baik, pada siklus II nilai

rata-rata kelas juga meningkat menjadi 72,84 dengan tingkat ketuntasan

belajar 96,97% yang memiliki hasil nilai yang baik dan nilai siklus III

nilai rata-rata 77,52 kelas juga semakin meningkat dan tingkat

ketuntasan 93,93% yang memiliki hasil belajar baik ditambah 6,06%

nilai sangat baik. Jadi dapat disimpulkan secara umum bahwa melalui

penguatan hasil belajar menggambar sketsa dapat meningkat

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan maka peneliti menyampaikan

beberapa saran antara lain :

1. Bagi guru yang menerapkan pembelajaran seni rupa khususnya

menggambar sketsa, diharapkan hendaknya lebih teliti menentukan

pemilihan media pembelajaran, dan mampu menggunakan cara atau

(22)

64

2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang serupa

diharapkan peneliti ini dapat menjadi bahan perbandingan atau referensi

yang bermanfaat untuk mendukung penelitian selanjutnya.

3. Pada peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan media dalam

meningkatkan hasil belajar siswa diluar menggambar sketsa pada

(23)

65

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Jakarta: Rineka Cipta.

Amran Ekoprawoto, AA 2007

Aqib, Zainal.2010. Profesionalisme guru dalam pembelajaran. Surabaya:Insan.

Aqib Zainal dkk. 2011 Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

Arikunto,Suharsimi dkk.2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi.2011. Dasar-dasar Evaluasi pendidikan Jakarta: Bumi Aksara.

Aunurrahman.2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bumi Aksara

Drs. Mordiyan Ginting Jurusan Seni Rupa dan Kerajinan FBS IKIP MEDAN 1985

Istarani.2012.58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada Cendekia.

Kratwohl (Winkel, 1996: 247; Sudjana, 1990: 29 -30; Subino, 1987: 23-26;

Mardianto.2009. Belajar dan Mengajar Bandung:Yrama Widya.

Melvin.2013. Strategi Belajar Mengajar. Medan: Media Persada Cendikia.

Purwanto.2011.Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sanjaya, Wina.2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan Jakarta: kencana.

(24)

66

Sumber :

http:// .blogspot.com/2012/02/menggambar-sketsa-adalah-kegiatan.html, diakses tanggal 21 Januari 2014

https://www. /SkecthArtFourty/posts/386183594822388, diakses tanggal 21 Januari 2014

Gambar

Grafik   4.1. Hasil Pos Test ...................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Perlakuan cara pencucian terhadap terjadinya luka bakar menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata antara cara dicuci dan dicuci + dilap sehingga kedua cara tersebut

Berdasarkan Berita Acara Pembukaan Penawaran 01.113/POKJA V/2015 tertanggal 18 September 2015, dan setelah kami laksanakan evaluasi teknis terdapat beberapa hal yang akan

Hasil identifikasi menunjukkan bahwa di pulau Burung dan pulau Tikus terdapat 204 individu yang terdiri dari 47 jenis, yaitu 24 jenis dari kelas Gastropoda dan 23 jenis dari

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pelatihan diagnosis dan penatalaksanan gangguan jiwa di puskesmas terhadap tenaga medis dan paramedis efektif dalam meningkatkan pemahaman

Pada kawasan Kabupaten Magelang yang termasuk dalam kawasan rawan bencana letusan gunung berapi, prinsip dasar penentuan pola ruang pada kawasan rawan letusan gunung berapi

Bagi mereka yang memiliki tanah yang banyak biasanya tidak dapat.. dikenakan sendiri secara keseluruhan, melainkan

[r]