• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PENINGKATAN SOFT SKILLS MAHASISWA TEKNIK FT UNIMED MELALUI IMPLEMENTASI TUJUH KOMPETENSI KUNCI DOSEN DALAM PEMBELAJARAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MANAJEMEN PENINGKATAN SOFT SKILLS MAHASISWA TEKNIK FT UNIMED MELALUI IMPLEMENTASI TUJUH KOMPETENSI KUNCI DOSEN DALAM PEMBELAJARAN."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

DITERBITKAN OLEH :

PEMBANTU REKTOR BIDANG KEMAHASISWAAN, UNIVERSITAS NEGERI MEDAN, TAHUN 2014

VOLUME 7, NOMOR 2, SEPTEMBER 2014

ISSN 1978-869X

MAJALAH / JURNAL

(2)

MAJALAH/JURNAL

GENERASI KAMPUS

(CAMPUS GENERATION)

VOLUME 7, NOMOR 2, SEPTEMBER 2014 APRIL 2011

Terbit Dua kali setahun pada bulan April dan September. Berisi ringkasan hasil penelitian, gagasan kopseptual, kajian teori, aplikasi teori yang dimuat dalam Majalah/jurnal Generasi Kampus .

Pelindung : Rektor Unimed (Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si.)

Pengarah : *Pembantu Rektor 1 Unimed (Prof. Dr.Khairil Ansari, M.Pd). *Pembantu Rektor 2 Unimed (Drs. Chairul Azmi, M.Pd). *Pembantu Rektor IV Unimed (Prof. Dr. Berlin Sibarani, M.Pd)

Penanggung jawab : Pembantu Rektor III Unimed (Prof. Dr. Biner ambarita, M.Pd.)

Ketua Penyunting : Pardomuan N. J. M. Sinambela, S.Pd M.Pd

Sekretaris Penyunting : Tappil Rambe, S.Pd, M.Si

Penyunting Pelaksana : *Drs. Jongga Manullang, M.Pd *Drs. Wanapri Pangaribuan, M.T., M.M. *Lamhot Basani Sihombing, S.Pd, M.Pd. *Syamsul Gutom SKM, M.Kes. * PD 3 FIP, *PD 3 FBS, *PD 3 FT, *PD 3, *PD 3 FIS *PD 3 FIK, dan *PD 3 FE

Penyunting Ahli :

Prof. Selamat Triono, M.Sc, PhD (Universitas Negeri Medan) Prof. Dr. Hamka (Universitas Negeri Padang)

Dr. Herminarta Sofyan (Universitas Negeri Yogyakarta) Prof. Yusuf Sudo Hadi (Institut Pertanian Bogor)

Eddy Nur Ilyas, S.H, M.Hum (Universitas Syah Kuala Darussalam B. Aceh)

Ir. H.RB. Ainurrasyid, NIS (Universitas Brawijaya)

Syarif A. Barmawi, S.H, M.Si (Universitas Pajajaran Bandung) Prof. Dr. H.R. Boenyamin (Universitas Jendral Sudirman)

Kontributor : *DraSiti Keliat *Samrah, S.Pd. *Anuar Manurung

Pelaksana Tata Usaha : Dewita Rita

Alamat Tata Usaha : Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Negeri Medan, Lantai 3. Jln. Williem Iskandar, Pasar V, Medan Estate. Kotak Pos 1589, Medan 20221. Telp : (061) 6613276, 6613365, 6618754. Fax : (061) 6613319.

e-mail :kemahasiswaanunimed@gmail.com

ISSN 1978-869X

Penyunting menerima

sumbangan tulisan

yang belum pernalh

diterbitkan dalam

media cetak lain.

Naskah diketik dengan

spasi 1,5 pada kertas

A4 dengan jumlah

halaman 10-15. (lebih

jelas baca petunjuk

bagi penulis pada

sampul dalam

belakang). Naskah

yang masuk di evaluasi

oleh penyunting ahli.

Penyunting dapat

melakukan perubahan

(3)

SURAT DARI REDAKSI

Sungguh beasr kuasa Tuhan yang Maha Kuasa sehingga atas Rahmat dan PetunjukNya, Jurnal Generasi Kampus Volume 7 Nomor 2 September tahun 2014 dapat terbit sesuai dengan harapan kita bersama. Jurnal ini merupakan salah satu media ilmiah yang menyuguhkan artikel hasil penelitian dan artikel non hasil penelitian (kajian teori) yang menjelaskan berbagai fenomena bidang pendidikan maupun non pendidikan.

Pada kesempatan yang baik inidisampaikan terima kasih kepada para penulis, penyunting pelaksana, dan para penyunting ahli yang telah membantu dalam rangka penyusunan artikel pada jurnal ilmiah ini. Dalam jurnal Volume 7 Nomor 2 September 2014 ini akan disuguhkan beberapa artikel diantaranya adalah : 1) Inovasi Model Pembelajaran Berbasis Budaya Batak, 2) Profesionalisme dan Kompetensi Pengawas Sekolah dalam Meningkatkan Mutu dan Kinerja Sekolah, 3) Pendidikan Nasional di Dalam Abad Globalisasi, 4) Pelatihan Guru-guru SD Negeri No 064005 Kecamatan Medan Labuhan tentang Implementasi Kurikulum 2013 yang Menerapkan Pembelajaran Tematik Terpadu dengan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran, 5) Metode Bernyanyi Kategori Lagu Folkore/Etnik dalam Paduan Suara, 6) Peningkatan Kemampuan Profesional Mengajar Guru Melalui Penelitian Tindakan Kelas, 7) Model Program Stokastik dalam Transportasi dan Logistik, 8) Teknik Bernyanyi dalam Paduan Suara, 9) Analisis Regulerisasi Optimisasi Konveks Tiga Tahap, 10) Pengembanngan Kompetensi Guru PJOK Tingkat SD dalam Menjalankan Kurikulum 2013, 11) Manajemen Peningkatan Soft Skills Mahasiswa Teknik FT Unimed melalui Implementasi Tujuh Kompetensi Kunci Dosen dalam Pembelajaran, 12) Olahraga dan Radikal Bebas, 13) Efek Radiasi Elektromagnetik Alat Elektronik Bagi Kesehatan, 14) Manajemen Strategis Gereja yang Sukses.

Kiranya Jurnal Generasi Kampus Volume 7 Nomor 2 September 2014 dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan dalam rangka pemberdayaan dunia pendidikan

Medan, September 2014

Penanggungjawab Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan UNIMED,

(4)

MAJALAH/JURNAL

GENERASI KAMPUS

(CAMPUS GENERATION)

V VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL 2008 IL 2008

VOLUME 7, NOMOR 2, SEPTEMBER 2014

Daftar Isi

Bornok Sinaga Inovasi Model Pembelajaran Berbasis Budaya Batak 187 – 208 Sukarman Purba Profesionalisme dan Kompetensi Pengawas Sekolah

dalam Meningkatkan Mutu dan Kinerja Sekolah 209 – 221

Heryanto Pendidikan Nasional di Dalam Abad Globalisasi 222 – 235

Pardomuan Nauli Josip Mario

Sinambela Pelatihan Guru-guru SD Negeri Nomor 064005 Kecamatan Medan Labuhan tentang Implementasi Kurikulum 2013 yang Menerapkan Pembelajaran Tematik Terpadu dengan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran

236 – 246

Lamhot Basani Sihombing Metode Bernyanyi Kategori Lagu Folkore/Etnik

dalam Paduan Suara 247 – 259

Charles Fransiscus Ambarita Peningkatan Kemampuan Profesional Mengajar

Guru Melalui Penelitian Tindakan Kelas 260 – 270 Chairunisah Model Program Stokastik dalam Transportasi dan

Logistik 271 – 280

Theodora Sinaga Teknik Bernyanyi dalam Paduan Suara 281 – 293

Lasker P. Sinaga Analisis Regulerisasi Optimisasi Konveks Tiga

Tahap 294 – 300

Dewi Endriani Pengembangan Kompetensi Guru PJOK Tingkat SD

dalam Menjalankan Kurikulum 2013 301 – 316

Benyamin Situmorang Manajemen Peningkatan Soft Skills Mahasiswa Teknik FT Unimed melalui Implementasi Tujuh

Kompetensi Kunci Dosen dalam Pembelajaran 317 – 328

Rika Nailuvar Sinaga Olahraga dan Radikal Bebas 329 – 336

Alim Perangin-angin Efek Radiasi Elektromagnetik Alat Elektronik Bagi

Kesehatan 337 - 347

Wanapri Pangaribuan Manajemen Strategis Gereja yang Sukses 348 - 360

(5)

189 Benyamin Situmorang adalah Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan

MANAJEMEN PENINGKATAN SOFT SKILLS MAHASISWA TEKNIK FT UNIMED MELALUI IMPLEMENTASI TUJUH KOMPETENSI

KUNCI DOSEN DALAM PEMBELAJARAN Benyamin Situmorang

Abstrak

Peningkatan soft skills mahasiswa teknik FT Unimed diharapkan dapat menjadikan lulusannya sebagai Guru Pertama dan Teknisi Ahli Madya (S1 dan D3) yang memiliki soft skills yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri. Dunia kerja dan dunia industri membutuhkan tenaga kerja yang memiliki soft skills yang baik guna membangun dan memaksimalkan kinerja. Untuk itu, diberlakukan kurikulum bermuatan soft skills guna memenuhi tuntutan dunia kerja. Sehubungan dengan itu, ada tujuh kompetensi kunci dosen yang dapat menjadikan kinerjanya sebagai pelaksana kurikulum menjadi efektif. Kompetensi kunci dosen yang sangat menentukan hasil pembelajarannya terdiri dari kompetensi diri, kompetensi komunikasi, kompetensi diversitas, kompetensi etika, kompetensi lintas budaya, kompetensi tim, dan kompetensi perubahan. Dengan implementasi ketujuh kompetensi kunci dosen dalam pembelajarannya, peningkatan soft skills mahasiswa akan mencapai tujuan yang dirumuskan secara efisien dan efektif.

Kata Kunci: soft skills, kompetensi diri, komunikasi, diversitas, etika, budaya, tim,

perubahan

A. PENDAHULUAN

Jumlah perguruan tinggi dan lulusannya terus meningkat, namun kualitas dan relevansi lulusan lembaga tersebut belum dapat menjadi kekuatan yang signifikan untuk menggerakkan kemajuan pembangunan nasional. Sebagaimana dijelaskan bahwa salah satu

tantangan pemerintah dalam

mengimplementasikan kebijakan pendidikan nasional dari aspek peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing adalah meningkatkan daya serap lulusan pendidikan tinggi dalam berkiprah di masyarakat dengan amanah dan profesional (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2009 : 24).

Untuk dapat sukses dalam berkiprah di masyarakat, lulusan perguruan tinggi tidak lagi cukup berbekal kecerdasan intelektual, tetapi juga berbekal kecerdasan emosional dan spiritual.

Sehubungan dengan itu, Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan sebagai bagian dari perguruan tinggi dalam kegiatannya memberikan bekal kecerdasan intelektual, emosional, dan spritual bagi mahasiswanya. Implementasi Kurikulum Bermuatan Soft Skills di Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan pada semester genap tahun akademik 2009/2010 diharapkan dapat

(6)

190 mahasiswanya, sehingga lulusannya

memiliki hard skills dan soft skills yang sesuai dengan kebutuhan Dunia Kerja dan Dunia Industri. Untuk itu, dilakukan perubahan paradigma pembelajaran dari pendekatan yang berorientasi pada guru (teacher-centered approaches) ke pendekatan yang berorientasi pada siswa (student-centered approaches).

Berdasarkan laporan dosen dalam Kegiatan Persentasi Hasil Evaluasi tahun 2009 diketahui bahwa sebagian dari mahasiswa lembaga tersebut tidak menunjukkan soft skills yang diharapkan didemonstrasikan dalam pembelajaran, seperti kemampuan komunikasi, kerja sama, toleransi, dan berpikir kritis. Selanjutnya, berdasarkan hasil konsultasi dengan para dosen tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian dari mereka kurang melakukan komunikasi yang efektif dalam hal: (1) atribut soft skills yang seyogianya ditampilkan mahasiswa dalam pembelajaran guna mendapat

penilaian; (2) aturan memainkan peran mahasiswa dalam pembelajaran, seperti peran moderator, penyaji, pembanding, dan notulis dalam kegiatan yang berbentuk seminar; dan (3) pembagian mahasiswa secara heterogen dalam kelompok belajar yang menggunakan model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning).

Dengan demikian dapat diketahui bahwa salah satu faktor penyebab mahasiswa tidak menampilkan soft skills yang diharapkan dalam pembelajaran adalah kompetensi dosen yang kurang maksimal digunakan dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.

Oleh karena itu, dalam rangka peningkatan kualitas perlu dilakukan kajian tentang mmanajemen peningkatan soft skills mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan melalui implementasi tujuh kompetensi kunci dosen dalam pembelajaran.

B. PEMBAHASAN

1. Soft Skills Lulusan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan

Lulusan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan sebagai Guru Pertama dan Teknisi Ahli Madya (S1 dan D3) diharapkan memiliki hard skills dan soft skills yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan tersier.

(7)

191 berkembang dalam dunia kerja.

Sehubungan dengan itu, dikemukakan bahwa soft skills memberikan kontribusi yang lebih besar dari hard skills bagi keberhasilan dan puncak kesuksesan orang-orang dalam dunia kerja (Syawal Gultom, 2009: 2).

Soft skills didefinisikan sebagai perilaku pribadi dan antar pribadi yang membangun dan memaksimalkan kinerja (Tim Pokja Pengembangan Soft Skills dan KBK DIKTI, 2009: 8). Soft skills dapat diartikan sebagai kemampuan non-teknis yang meliputi kualitas intrapersonal dan keterampilan interpersonal (Slamet PH, 2009: 2).

Selanjutnya dijelaskan bahwa kualitas intrapersonal merupakan kualitas batiniah (rohaniah) manusia yang bersumber dari lubuk hati manusia dengan dimensi antara lain: kerendahan hati, harga diri, integritas, tanggung jawab, komitmen, motivasi diri, rasa keingintahuan, menyukai sesuatu yang belum diketahui, kejujuran, kerajinan, disiplin diri, pengendalian diri, kesadaran diri, dapat dipercaya ,dan berjiwa

kewirausahaan. Keterampilan

interpersonal adalah keterampilan berhubungan dengan orang lain dengan dimensi antara lain: sikap hormat kepada orang lain, perdamaian, kecintaan sesama, komunikasi, kepemimpinan, kerja sama,

toleransi, demokratis, sikap adil, dan sikap tertib.

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia menentukan ada 10 atribut soft skills yang dominan di perguruan tinggi, yaitu: (1) inisiatif; (2) integritas; (3) berpikir kritis; (4) kemauan belajar; (5) komitmen; (6) motivasi berprestasi; (7) antusias; (8) kemampuan komunikasi; (9) handal; dan (10) berkreasi (Paningkat Siburian, 2009: 3).

Secara rinci dijelaskan bahwa soft skills mahasiswa yang dapat dikembangkan melalui pendekatan pembelajaran di kelas di antaranya :

(1) Personal skills, yang meliputi integritas/kejujuran, komitmen, tanggung jawab, semangat, dan orientasi hidup;

(2) Social skills, yang meliputi komunikasi, minta maaf bila berbuat salah, dan membangun ikatan persahabatan;

(3) Learning skills, yang meliputi gaya

belajar berkonsentrasi,

mengorganisasikan pikiran, membaca cepat, teknik bertanya, dan penyampaian ide/pendapat; dan (4) Trancendency skills, yang meliputi

(8)

192 Hasil penelitian yang dilakukan

oleh negara Inggris, Kanada, dan Amerika menemukan ada 23 atribut soft skills yang dominan di lapangan kerja, yaitu: (1) inisiatif, (2) etika/ integritas, (3) berpikir kritis, (4) kemauan belajar, (5) komitmen, (6) motivasi, (7) bersemangat, (8) dapat diandalkan, (9) komunikasi lisan, (10) kreatif, (11) kemampuan

analitis, (12) dapat mengatasi stress, (13) manajemen diri, (14) menyelesaikan

persoalan, (15) dapat meringkas, (16) bekerja sama, (17) fleksibel, (18) kerja dalam tim, (19)

mandiri, (20) mendengarkan, (21) tangguh, (22) berargumentasi logis, dan (23) manajemen waktu.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan atribut soft skills yang dominan dikembangkan melalui pembelajaran bagi mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan meliputi komitmen, kemampuan komunikasi, kerja sama, integritas, berpikir kritis, kemauan belajar, toleransi, motivasi berprestasi, manajemen diri, dan tangguh.

2. Kompetensi Dosen dalam Pembelajaran

Sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bahwa dosen mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan nasional bidang pendidikan, yaitu memberdayakan semua warga negara agar berkembang menjadi manusia yang berkualitas yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia.

Kedudukan dosen sebagai profesi atau tenaga profesional kependidikan berfungsi untuk meningkatkan martabat, dan peran dosen sebagai agen pembelajaran, pengembang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas dan komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia.

Kompetensi dosen diartikan sebagai seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diwujudkan oleh dosen dalam melaksanakan tugas profesionalnya (Direktorat Ketenagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2007: 1).

(9)

321 kepribadian, kompetensi sosial, dan

kompetensi profesional. Kompetensi adalah interrelasi kelompok pengetahuan, keahlian, dan kemampuan yang diperlukan individu untuk menjadi efektif (John W. Slocum and Don Hellriegel, 2009: 7). Ada tujuh kompetensi utama yang secara signifikan mempengaruhi perilaku dan keefektifan setiap individu, tim, dan organisasi, yaitu: (1) kompetensi diri; (2) kompetensi komunikasi; (3) kompetensi diversitas; (4) kompetensi etika; (5) kompetensi lintas budaya; (6) kompetensi tim; dan (7) kompetensi perubahan.

Untuk jelasnya, ketujuh kompetensi tersebut dijelaskan sebagai berikut:

(1) Kompetensi diri meliputi pengetahuan, keahlian, dan kemampuan menilai kekuatan dan kelemahan diri sendiri, menetapkan dan mengajar tujuan profesional dan personal; menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadi ; dan ikut serta dalam pembelajaran baru termasuk keahlian, perilaku, dan sikap yang baru atau dimodifikasi (John W. Slocum and Don Hellriegel, 2009: 8).

Kompetensi diri mencakup

pengetahuan, keahlian ,dan kemampuan utama untuk efektif dalam melakukan hal berikut:

(a) Pemahaman kepribadian dan sikap diri sendiri dan orang lain;

(b) Perasaan, penghargaan,

penginterprestasian diri sendiri, orang lain, dan lingkungan terdekat secara akurat;

(c) Pemahaman dan perlakuan pada diri sendiri dan orang lain dalam hal pekerjaan bertalian dengan motivasi dan emosi;

(d) Penaksiran dan penentuan pengembangan diri;

(e) Pengambilan tanggung jawab mengelola diri dan karir.

(2) Kompetensi komunikasi meliputi pengetahuan, keahlian, dan kemampuan menggunakan segala cara pengiriman, pemahaman, dan penerimaan ide-ide, pemikiran, dan perasaan-verbal, pendengaran, non-verbal, tulisan, elektronik, dan yang seperti itu untuk pemindahan dan pertukaran informasi dan emosi secara akurat (John W. Slocum and Don Hellriegel, 2009 :10). Kompetensi komunikasi mencakup pengetahuan, keahlian, dan kemampuan utama untuk efektif melakukan hal berikut:

(10)

322 menerimanya seperti yang

diharapkan;

(b) Pemberian umpan balik yang konstruktif kepada orang lain; (c) Penggunaan pendengaran yang

aktif;

(d) Penggunaan dan penafsiran komunikasi non verbal;

(e) Keikutsertaan dalam komunikasi verbal secara efektif-presentasi ide-ide, informasi dan emosi kepada orang lain;

(f) Keikutsertaan dalam komunikasi tulisan secara efektif;

(g) Penggunaan sumber-sumber berbasis komputer-elektronik, seperti e-mail dan internet.

(3) Kompetensi diversitas meliputi pengetahuan, keahlian, dan kemampuan menilai keunikan karakteristik individu dan kelompok sebagai sumber potensial bagi kekuatan organisasi, dan menghargai keunikan setiap individu (John W. Slocum and Don Hellriegel, 2009: 12). Kompetensi diversitas mencakup pengetahuan, keahlian, dan kemampuan utama untuk efektif melakukan hal berikut:

(a) Membantu pengembangan

lingkungan yang memasukkan orang-orang yang memiliki

karakteristik yang berbeda dengan dirinya sendirinya;

(b) Belajar dari orang-orang yang memiliki karakteristik, pengalaman, perspektif, dan latar belakang yang berbeda;

(c) Merangkul dan mengembangkan kecenderungan personal seperti berhati-hati dan sifat yang menunjukkan rasa hormat terhadap orang yang memiliki budaya dan ras yang berbeda sehingga mendukung diversitas di tempat kerja dan tempat yang lain;

(d) Mengkomunikasikan dan

melaksanakan secara personal komitmen bekerja dengan individu dan anggota tim karena talenta dan kontribusi, tanpa memperhatikan atribut personal mereka;

(e) Memberikan kepemimpinan langkah perbincangan dalam menghadapi prasangka yang nyata, termasuk promosi, dan mencari solusi menang-menang atau kompromi pada perebutan kekuasaan dan konflik yang muncul berdasarkan isu-isu diversitas; dan

(11)

323 Diversitas mencakup banyak

kategori dan karakteristik. Ada dua kategori diversitas, yakni:

(a) Kategori primer, yaitu karakteristik genetik yang mempengaruhi gambaran pribadi dan kehidupan bermasyarakat seseorang, antara lain : usia, ras, suku, jenis kelamin, kemampuan dan kualitas fisik, orientasi seksual, dan afeksi;

(b) Kategori sekunder, yaitu karakteristik yang dipelajari yang diperoleh dan dimodifikasi seseorang sepanjang hidupnya, antara lain : pendidikan, pengalaman kerja, pendapatan, status perkawinan, keyakinan, lokasi geografis, status orang tua, dan gaya perilaku.

(4) Kompetensi etika meliputi pengetahuan, keahlian, dan kemampuan memadukan nilai-nilai

dan prinsip-prinsip yang

membedakan yang benar dari yang salah dalam pengambilan keputusan dan pemilikan perilaku (John W. Slocum and Don Hellriegel, 2009: 16). Kompetensi etika mencakup pengetahuan, keahlian, dan kemampuanan utama untuk efektif melakukan hal berikut:

(a) Mengidentifikasi dan menguraikan prinsip-prinsip pengambilan keputusan dan perilaku etis;

(b) Menilai perlunya isu-isu etis dalam mempertimbangkan langkah tindakan alternatif;

(c) Menerapkan undang-undang dan peraturan pemerintah dan juga aturan bertindak bagi majikan atau atasan, dalam pengambilan keputusan;

(d) Menunjukkan martabat dan respek terhadap orang lain dalam hubungan kerja, seperti mengambil tindakan menentang praktik diskriminasi.

(5) Kompetensi lintas budaya meliputi pengetahuan, keahlian, dan kemampuan mengakui dan merangkul kesamaan dan perbedaan antara bangsa-bangsa dan budaya-budaya, dan kemudian dijadikan kunci pendekatan organisasi dan isu-isu strategis dengan suatu pikiran terbuka dan ingin tahu (John W. Slocum and Don Hellriegel, 2009 : 19). Kompetensi lintas budaya mencakup pengetahuan, keahlian, dan kemampuan utama untuk efektif melakukan hal berikut:

(a) Pemahaman, penghargaan, dan penggunaan karakteristik yang membuat suatu fakta keunikan budaya dan mungkin mempengaruhi perilaku seseorang;

(12)

324 individualisme dan kolektivisme,

pengaruh kelompok dalam pengambilan keputusan;

(c) Pemahaman dan pemotivasian pekerja dengan nilai dan sikap yang berbeda;

(d) Pengkomunikasian dalam bahasa negara di mana individu mempunyai hubungan kerja;

(e) Melakukan tugas pada negara lain; (f) Berpikir secara global, bertindak

secara lokal.

(6) Kompetensi tim meliputi

pengetahuan, keahlian, dan kemampuan untuk mengembangkan, mendukung, memfasilitasi, dan memimpin kelompok untuk mencapai tujuan organisasi (John W. Slocum and Don Hellriegel, 2009: 21).

Kompetensi tim mencakup pengetahuan, keahlian, dan kemampuan untuk melakukan hal berikut:

(a) Penetapan keadaan di mana pendekatan tim cocok, dan jika penggunaan tim cocok, tipe tim yang digunakan;

(b) Ikut serta dalam dan/atau memimpin proses penetapan tujuan performans yang jelas bagi tim;

(c) Berpartisipasi dalam dan/atau memberikan kepemimpinan dalam penentuan tanggung jawab dan

tugas bagi tim secara keseluruhan, maupun tugas dan tanggung jawab anggota secara individual;

(d) Mendemostrasikan suatu pengertian akuntabilitas bersama dan perseorangan bagi pencapaian tujuan tim, bukan tujuan individual secara tersendiri;

(e) Penerapan metode dan teknologi pengambilan keputusan yang sesuai dengan tujuan, isu-isu, dan tugas yang dihadapi tim;

(f) Penyelesaian konflik personal dan tugas terkait diantara anggota-anggota tim sebelum mereka menjadi sangat kacau; dan

(g) Penilaian perfomans diri seseorang dan itu dari tim dalam hubungannya dengan tujuan meliputi kemampuan mengambil tindakan yang benar sebagaimana dibutuhkan.

(7) Kompetensi perubahan meliputi pengetahuan, keahlian, dan

kemampuan mengenal dan

melaksanakan penyesuaian diri (adaptasi) yang diperlukan atau transformasi yang baru sama sekali pada orang, tugas, strategi, struktur, atau teknologi dalam bidang tanggung jawab seseorang.

(13)

325 kemampuan utama untuk efektif

melakukan hal berikut:

i. Penerapan enam kompetensi yang dibahas sebelumnya dalam diagnosa, pengembangan, dan pelaksanaan perubahan yang diperlukan;

ii. Memberikan kepemimpinan dalam

proses perubahan yang

direncanakan;

iii. Menentukan tekanan untuk dan perlawanan terhadap perubahan dalam situasi yang spesifik;

iv. Menerapkan sistem model perubahan dan proses-proses lain

untuk mengajukan dan mencapai perubahan organisasi; dan

v.Mencari, memperoleh, memberikan, dan menerapkan pengetahuan baru dalam pencarian perbaikan, kreativitas, dan pendekatan yang baru sama sekali atau tujuan-tujuan secara terus-menerus.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa kompetensi diri, komunikasi, diversitas, etika, lintas budaya, tim, dan perubahan merupakan

kompetensi kunci yang diperlukan setiap dosen dalam pelaksanaan tugasnya (pembelajaran).

3. Hubungan Kompetensi Dosen dengan Peningkatan Soft Skills Mahasiswa

Kompetensi dosen meliputi kompetensi diri, kompetensi komunikasi, kompetensi diversitas, kompetensi etika, kompetensi lintas budaya, kompetensi tim, dan kompetensi perubahan. Secara umum dijelaskan, bahwa dosen dalam melaksanakan tugas profesionalnya harus memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Butir-butir kompetensi kepribadian meliputi kedisiplinan, penampilan, komitmen, keteladanan, semangat, dan tanggung jawab; dan butir-butir kompetensi sosial meliputi kesantunan berperilaku, empati, kemampuan bekerja sama, dan

kemampuan berkomunikasi (Tim Instuktur PLPG, 2008 : 22 – 23).

Dalam praktiknya komunikasi yang efektif merupakan prasyarat dasar untuk mencapai strategi organisasi dan manajemen sumber daya manusia. Komunikasi membuat sistem kooperatif organisasi menjadi lebih dinamis dan menghubungkan tujuan organisasi dengan setiap orang yang terlibat di dalamnya. Komunikasi interpersonal berupa umpan balik dapat digunakan mengelola perilaku dan meningkatkan kinerja secara efektif (Fred Luthans, 2006 : 395).

(14)

326 mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Pendekatan individual untuk mengelola diversitas menggunakan dua jalur yang saling tergantung, yaitu pembelajaran dan empati (Fred Luthans, 2006: 82). Faktor lainnya yang diperlukan dalam organisasi guna mencapai tujuan adalah etika. Etika meliputi persoalan moral dan pilihan yang berhubungan dengan perilaku yang benar dan salah. Para manajer harus menciptakan iklim etika yang sehat bagi karyawannya, sehingga mereka dapat menjalankan pekerjaannya secara produktif dan menghadapi sesedikti mungkin kekaburan terkait perilaku yang benar dan salah (Stephen P. Robbins, 2006: 28).

Sebagaimana diketahui dalam organisasi terdapat individu-individu yang beragam budayanya, sehingga diperlukan kompetensi lintas budaya bagi pemimpin, untuk dapat berpikir secara global dan bertindak secara lokal guna mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Organisasi memerlukan pemimpin yang memiliki kompetensi tim guna

mengembangkan, mendukung,

memfasilitasi, dan memimpin kelompok untuk mencapai tujuan organisasi. Selain itu, pemimpin organisasi dalam menghadapi perkembangkan ilmu dan teknologi yang tidak pernah berhenti memerlukan kompetensi perubahan guna

dapat melakukan adaptasi. Sehubungan dengan program pendidikan untuk meningkatkan soft skills mahasiswa dijelaskan bahwa asumsi yang mendasari program pendidikan adalah (1) tingkah laku subjek didik yang diinginkan

ditentukan oleh tujuan program; (2) tingkah laku lulusan sebagian

tergantung pada interaksi antara subjek didik dan lingkungan yang direncanakan; (3) salah satu peranan guru adalah menciptakan lingkungan yang baik untuk belajar; dan (4) tingkah laku guru yang efektif tergantung pada kesesuaian kompetensi yang dimiliki (Jerome Moss, 1971: 30).

Berkaitan dengan teori organisasi, dalam sistem Psikososial dijelaskan bahwa pendidikan secara langsung mempengaruhi pengetahuan, sedangkan pengalaman, latihan, dan minat secara langsung mempengaruhi pengetahuan dan keahlian (keterampilan), selanjutnya pengetahuan dan keahlian secara langsung

mempengaruhi kemampuan dan

kemampuan berpengaruh langsung terhadap perbuatan kerja, dan selanjutnya perbuatan kerja berpengaruh langsung terhadap produktivitas (Rober A. Sustermeister, 1969: 2).

(15)

327 kompetensi yang merupakan interaksi

antara pengetahuan, keahlian, dan

kemampuan guna meningkatkan

perbuatan kerja, dan selanjutnya meningkatkan produktivitas kerja.

Sehubungan dengan kompetensi komunikasi, teori pengharapan menjelaskan bahwa derajat upaya yang dilakukan individu, bergantung pada persepsinya tentang hubungan upaya kinerja, kinerja-imbalan, dan imbalan-kepuasan sasaran (Stephen P. Robbins, 2006: 421). Jadi, jika individu-individu tidak diberi informasi yang dapat meningkatkan probabilitas dari hubungan-hubungan tersebut di atas, motivasi akan berkurang. Apabila imbalan tidak dinyatakan dengan jelas, kriteria untuk menentukan dan mengukur kinerja tidak jelas, atau jika individu-individu tidak relatif pasti bahwa upaya mereka akan

menghasilkan kinerja yang memuaskan, maka upaya mereka akan dikurangi (Stephen P. Robbins, 2006: 421).

Sebaliknya, untuk mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran diperlukan (1) penampilan guru yang hangat dan menumbuhkan partisipasi positif; (2) pengkomunikasian maksud dan tujuan pembelajaran; (3) pemberian penguatan dalam kegiatan belajar mengajar; (4) penilaian hasil belajar yang dilakukan serius, objektif, teliti, dan terbuka (Masmur Muslich, 2008: 67 – 70).

Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa peningkatan soft skills mahasiswa dipengaruhi oleh implementasi kompetensi dosen dalam pembelajaran yang bermuatan soft skills.

C. PENUTUP

Peningkatan soft skills mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan merupakan usaha untuk membekali lulusannya sebagai Guru Pertama dan Teknisi Ahli Madya (S1 dan D3) yang memiliki hard skills dan soft skills yang dapat memenuhi tuntutan dunia kerja dan dunia industri.

Soft skills sebagai perilaku pribadi dan antar pribadi sangat diperlukan dan sangat

menentukan karena hal itu membangun dan memaksimalkan kinerja individu. Adapun soft skills yang dapat dikembangkan melalui pendekatan pembelajaran di kelas meliputi:

(1)Personal skills; (2)Social skills; (3)Learning skills; (4)Trancendency skills.

(16)

328

diperlukan untuk menjadikan

pembelajarannya efektif, yang terdiri dari kompetensi diri, kompetensi komunikasi, kompetensi diversitas, kompetensi etika, kompetensi lintas budaya, kompetensi tim, dan kompetensi perubahan. Jadi, melalui

implementasi ketujuh kompetensi kunci dosen tersebut dalam pembelajaran yang bermuatan soft skills, pengembangan soft skills mahasiswa dapat mencapai tujuan yang dirumuskan secara efisien dan efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 2009. Evaluasi Program dan Capaian Target Kinerja Pembangunan Pendidikan Tinggi. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Direktorat Ketenagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 2007. Naskah Akademik Program Sertifikasi Dosen. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Gultom, Syawal. 2009. Implementasi Soft

Skills dalam Pembelajaran: Upaya

yang Strategis dalam

Meningkatkan Kualitas

Pendidikan. Medan : Universitas Negeri Medan.

Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi Terjemahan Vivin Andhika Yuwono, dkk. Yogyakarta : ANDI. Moss, Jerome. 1971. “Assumptions

Underlying Inservice Vocational Teacher Education Programs, Changing The Role of Vacational Teacher Education Editor Rupert N. Evans and David R. Terry. McKight & McKight Publishing Company.

Muslich, Masnur. 2008. KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta : Bumi Aksara.

Program Pascasarjana UNIMED. 2009. How Soft Skills. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi Terjemahan Benyamin Molan. Jakarta : PT Indeks Kelompok Gramedia.

Siburian, Paningkat. 2009. Implementasi Soft Skills dalam Pembelajaran. Medan : Politeknik MBP Medan. Slamet. PH. 2009. Pengintegrasian Hard

Skills dan Soft Skills dalam Kurikulum. Medan : Universitas Negeri Medan.

Slocum, John W & Don Hellriegel. 2009. Principles of Organizational Behavior. United States : South-Western.

Sustermeister, Robert A. 1969. People and Productivity, Second Edition. New York : McGrow Hill Book Company.

Tim Instruktur PLPG. 2008. Materi Pendidikan Latihan Profesi Guru (PLPG). Medan : Universitas Negeri Medan.

Tim Pokja Pengembangan Soft Skills dan

KBK DIKTI. 2009.

(17)

PETUNJUK BAGI PENULIS

1. Artikel belum pernah dimuat dalam media cetak/elektronik lain, diketik 1,5 spasi pada kertas

A4 sepanjang 10 – 15 halaman, dalam betuk soft copy (MS Work) dan hasil ceak (print out) sebanyak satu eksemplar. Diserahkan paling lambat satu bulan sebelum bulan penerbitan.

2. Artikel merupakan hasil penelitian atau non penelitian ( gagasan konseptual, kajian teori,

aplikasi teori) yang dimuat dalam Majalah/Jurnal Generasi Kampus.

3. Artikel ditulis dalam bentuk esai, disertai judul subbab (heading). Peringkat judul subbab

dinyatakan dengan karakter huruf yang berbeda : 1) peringkat 1 (huruf besar semua rata dengan tepi kiri). 2) Peringkat 2 (huruf besar-kecil dan cetak tebal), 3) Peringkat 3 (huruf besar pada awal subbab, dicetak miring dan tebal)

4. Artikel hasil penelitian memuat :

a. Judul

b. Nama Penulis

c. Abstrak, dalam bahasa Ingris/Indonesia (memuat tujuan, metode, dan hasil penelitian :

50 – 80 kata)

d. Kata-kata kunci)

e. Pendahuluan ( tanpa subjudul, memuat latar belakang masalah, perumusan masalah,

dan rangkuman kajian teoritik)

f. Metode penelitian

g. Hasil penelitian

h. Pembahasan

i. Kesimpulan dan saran

j. Daftar pustaka

5. Artikel Non Penelitian memuat :

a. Judul

b. Nama Penulis

c. Abstrak, dalam bahasa Ingris/Indonesia ( 50 – 80 kata)

d. Kata-kata kunci)

e. Pendahuluan ( tanpa subjudul, pengantar topic utama diakhiri dengan rumusan tentang

hal-hal pokok yang akan dibahas).

f. Sub Judul (sesuai dengan kebutuhan)

g. Sub Judul (sesuai dengan kebutuhan)

h. Sub Judul ( sesuai dengan kebutuhan)

i. Penutup ( atau kesimpulan dan saran)

j. Daftar pustaka

6. Daftar pustaka hanya mencantumkan sumber yang dirujuk dalam uraian tulisan saja, diurutkan

secara alfabetis, disajikan seperti contoh beikut :

Dryden G dan Dr. Vos Jeannette. (2001). Revolusi Cara Belajar. Bandung : Kaifa.

Heninic, Molenda. Russel dan Smadino (1996). Intructional Media and Technology for

(18)

Gambar

gambaran pribadi dan kehidupan

Referensi

Dokumen terkait

Aktifitas fagosytosis udang vanamei yang diberikan allisin dan mengetahui tingkat kelulushidupan udang vanamei dengan pembahan ekstrak alisin pada pakan Allisin

Tujuan dari keikutsertaan mahasiswa pada kompetisi tersebut adalah: menciptakan/ meningkatkan iklim akademik di lingkungan universitas; mewadahi minat dan bakat mahasiswa di

Sistem pengolahan tanah yang lebih menguntungkan untuk budidaya jagung diantara tanaman kelapa adalah ODR+ herbisida (olah tanah dalam rumpun ditambah herbisida),

pendidikan karakter guna mencegah penyalahgunaan narkotika pada kalangan mahasiswa, semua memiliki kelebihan dan kekurangannya masing – masing , maka penulis

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut: Pembelajaran dengan model time token disertai jurnal pribadi siswa

Mendorong masyarakat untuk lebih sadar akan haknya dalam mendapatkan informasi secara luas dan mendalam tentang situasi, perkembangan dan peristiwa lokal sebagai salah satu

Untuk melindungi informasi Anda, gunakan Backup and Restore Center [Pusat Cadangan dan Pemulihan] untuk membuat cadangan setiap file dan folder, membuat cadangan seluruh hard

Hotel Aziza Syariah Solo adalah hotel yang memiliki sistem Modified American Plan, yaitu harga kamar yang dijual sudah termasuk harga makan pagi atau harga