• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PROGRAM LINEAR DENGAN MODEL QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS X DI SMK - BM PAB 3 MEDAN ESTATE T.A. 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PROGRAM LINEAR DENGAN MODEL QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS X DI SMK - BM PAB 3 MEDAN ESTATE T.A. 2014/2015."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PROGRAM LINEAR DENGAN

MODEL QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS X

DI SMK – BM PAB 3 MEDAN ESTATE T.A. 2014/2015

Oleh :

Lavenia Ulandari NIM 4113311029

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah, rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul ”Meningkatkan Hasil Belajar Program Linear Dengan Model Quantum Teaching Pada Siswa Kelas X Di SMK-BM PAB 3 Medan Estate T.A. 2014/2015” ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan pada Bapak Prof. Dr. B. Sinaga, M.Pd, Ibu Dra. Nerli Khairani, M.Si dan Bapak Budi Halomoan Siregar, S.Pd, M.Sc selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Hamidah Nasution, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang selama ini telah memberikan bimbingan dan saran-saran dalam perkuliahan.

(3)

v

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda Rostam Effendi, Ibunda Syafni, adik-adik penulis Herico Guteres, Muhammad Oba, Nanda Nicola, serta seluruh keluarga yang terus memberikan doa, kasih sayang, motivasi dan dukungan demi keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabat terbaik penulis, Yuni Hartati Harahap, Mudriqah Fadhillah Siregar, Halimahtussadiah, Alice Chulaisyah, Fadhila Khairani, Sofia Suhaila Harahap, Alfin Siregar dan teman-teman seperjuangan di Jurusan Matematika khususnya kelas Ekstensi Matematika 2011 “all crew” yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini, kakak-abang kelas Ekstensi Matematika 2010, beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut memberi semangat dan bantuan kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dan memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, 2015 Penulis,

(4)

iii

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PROGRAM LINEAR DENGAN MODEL QUA NTUM TEACHI NG PADA SISWA KELAS X

DI SMK – BM PAB 3 MEDAN ESTATE T.A. 2014/2015

Lavenia Ulandari (NIM 4113311029)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan model Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi program linear di SMK–BM PAB 3 Medan Estate Tahun Ajaran 2014/ 2015.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus, siklus I terdiri dari dua kali pertemuan dan pada siklus II terdiri dari dua kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-PK SMK–BM PAB 3 Medan Estate yang berjumlah 37 orang. Objek penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar pada materi program linear dengan model Quantum Teaching pada siswa kelas X–PK SMK–BM PAB 3 Medan Estate tahun ajaran 2014/2015.

Berdasarkan hasil analisis data setelah pemberian tindakan diperoleh pada siklus I terdapat 19 orang siswa atau 51,35% yang mencapai nilai 70 dengan nilai rata-rata adalah 64,86 (rendah). Dari 37 orang siswa diperoleh penyebaran tingkat penguasaan siswa, yaitu 3 orang siswa atau 8,10% yang memiliki tingkat kemampuan sangat tinggi, 6 orang siswa atau 16,22% yang memiliki tingkat kemampuan tinggi, 14 orang siswa atau 37,84% yang memiliki tingkat kemampun sedang, 8 orang siswa atau 21,62% yang memiliki tingkat kemampuan rendah dan 6 orang siswa atau 16,22% yang memiliki tingkat kemampuan sangat rendah. Pada siklus II terdapat 32 orang siswa atau 86,49% yang mencapai nilai 70 dengan nilai rata-rata adalah 77,29 (sedang). Dari 37 orang siswa diperoleh penyebaran tingkat penguasaan siswa, yaitu 5 orang siswa atau 13,51% yang memiliki tingkat kemampuan sangat tinggi, 11 orang siswa atau 29,73% yang memiliki tingkat kemampuan tinggi, 17 orang siswa atau 45,94% yang memiliki tingkat kemampun sedang, 2 orang siswa atau 5,41% yang memiliki tingkat kemampuan rendah dan 2 orang siswa atau 5,41% yang memiliki tingkat kemampuan sangat rendah. Dengan demikian, kelas tersebut telah memenuhi kriteria target peningkatan, yaitu terdapat 85% siswa yang mengikuti tes telah mencapai nilai 70 sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi program linear di SMK–BM PAB 3 Medan Estate.

(5)

vi

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 8

2.1.2. Pengertian Hasil Belajar 12 2.1.3. Pengertian Pembelajaran Matematika 14 2.1.4. Pengertian Model Pembelajaran 15 2.1.5. Model Quantum Teaching 16 2.1.5.1. Pengertian Quantum Teaching 16 2.1.5.2. Asas Utama Quantum Teaching 19 2.1.5.3. Prinsip-prinsip Quantum Teaching 19 2.1.5.4. Kerangka Pembelajaran Quantum Teaching 21 2.1.5.5. Penerapan Model Quantum Teaching 24 2.1.5.6. Kelebihan dan Kelemahan Quantum Teaching 25 2.1.6. Materi Program Linear 26 2.1.6.1. Konsep Dasar Program Linear 26 2.1.6.2. Pertidaksamaan Linear Dua Variabel 27 2.1.6.3. Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel 29 2.1.6.4. Model Matematika Program Linear 30 2.1.6.5. Menentukan Fungsi Objektif dan Kendala 30 2.1.6.6. Membuat Model Matematika dari Masalah

Program Linear 31

2.1.6.7. Menetukan Nilai Optimum Fungsi Objektif 33 2.1.6.8. Pelaksanaan Quantum Teaching dalam

(6)

vii

2.2. Penelitian yang Relevan 38

2.3. Kerangka Konseptual 39

2.4. Hipotesis Penelitian 40

BAB III. METODE PENELITIAN 41

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 41 3.2. Subjek dan Objek Penelitian 41

3.2.1. Subjek Penelitian 41

3.2.2. Objek Penelitian 41

3.3. Jenis Penelitian 41

3.4. Prosedur dan Rancangan Penelitian 42

3.4.1. Siklus I 43

3.6. Teknik Analisis Data 48

3.6.1. Mengolah Data 48

3.6.2. Reduksi Data 49

3.6.3. Interpretasi Data 49

3.6.3.1. Tingkat Penguasaan Siswa 49 3.6.3.2. Ketuntasan Belajar Siswa 50 3.6.3.3. Menghitung Nilai Rata-Rata Siswa 51

3.6.3.4. Observasi 51

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 53

4.1. Hasil Penelitian 53

4.1.1. Hasil Penelitian Siklus I 53 4.1.1.1. Tahap Perencanaan Tindakan 56 4.1.1.2. Tahap Pelaksanaan Tindakan 57 4.1.1.3. Tahap Pengamatan 59 4.1.1.4. Analisis Data Hasil Siklus I 60

4.1.1.5. Refleksi 70

4.1.2. Hasil Penelitian Siklus II 72 4.1.2.1. Tahap Perencanaan Tindakan 72 4.1.2.2. Tahap Pelaksanaan Tindakan 73 4.1.2.3. Tahap Pengamatan 76 4.1.2.4. Analisis Data Hasil Siklus II 77

4.1.2.5. Refleksi 80

4.2. Pembahasan dan Hasil Penelitian 81

4.3. Temuan Penelitian 84

(7)

viii

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 92

5.1. Kesimpulan 92

5.2. Saran 92

(8)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Prinsip-prinsip Quantum Teaching 20 Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar 48 Tabel 3.2 Klasifikasi Tingkat Penguasaan Siswa 49 Tabel 3.3 Pedoman untuk Melihat Hasil Observasi Pembelajaran 52 Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal 53

Tabel 4.2 Nilai Tes Awal 54

Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Observasi Guru Pada Siklus I 59 Tabel 4.4 Ketuntasan Belajar Siswa Pada Tes Hasil Belajar I 60 Tabel 4.5 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus I 61 Tabel 4.6 Nilai Tes Hasil Belajar I 62 Tabel 4.7 Proses Penyelesaian Siswa Pada Soal Nomor 1 64 Tabel 4.8 Proses Penyelesaian Siswa Pada Soal Nomor 2 65 Tabel 4.9 Proses Penyelesaian Siswa Pada Soal Nomor 3 66 Tabel 4.10 Proses Penyelesaian Siswa Pada Soal Nomor 4 67 Tabel 4.11 Proses Penyelesaian Siswa Pada Soal Nomor 5 68 Tabel 4.12 Deskripsi Hasil Observasi Guru Pada Siklus II 76 Tabel 4.13 Ketuntasan Belajar Siswa Pada Tes Hasil Belajar II 77 Tabel 4.14 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus II 77 Tabel 4.15 Nilai Tes Hasil Belajar II 78 Tabel 4.16 Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus I dan Siklus II 82 Tabel 4.17 Perbandingan Nilai Ketuntasan Tes Hasil Belajar Siswa

Siklus I dan Siklus II 83

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Alur dalam Penelitian Tindakan Kelas 45 Gambar 4.1 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal 54 Gambar 4.2 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes

Hasil Belajar I 62

Gambar 4.3 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes

Hasil Belajar II 78

Gambar 4.4 Deskripsi Peningkatan Nilai Rata-Rata Kelas Pada

(10)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 96 Lampiran 2 Lembar Aktivitas Siswa I 102 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 105 Lampiran 4 Lembar Aktivitas Siswa II 112 Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 116 Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa III 123 Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV 127 Lampiran 8 Lembar Aktivitas Siswa IV 134 Lampiran 9 Kisi-kisi Tes Awal 140

Lampiran 10 Tes Awal 141

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Seperti yang dikemukakan Trianto (2011 : 2) yang menyatakan bahwa :

“Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya.”

Di dalam dunia pendidikan, matematika memegang peranan yang cukup penting. Matematika adalah ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Mengingat besarnya peranan matematika, maka tak heran jika pelajaran matematika diberikan pada setiap jenjang mulai dari prasekolah (TK), SD, SLTP, SLTA, sampai pada perguruan tinggi. Bahkan matematika dijadikan salah satu tolak ukur kelulusan siswa melalui diujikannya matematika dalam ujian nasional.

(12)

2

“(1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan, (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas, (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan, (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.”

Selanjutnya, Paling (dalam Abdurrahman, 2010 : 252) mengemukakan bahwa :

“Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia; suatu cara untuk menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan.”

Berbagai alasan tentang pentingnya matematika diajarkan kepada siswa dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Besarnya peranan matematika tersebut menuntut siswa harus mampu menguasai pelajaran matematika. Namun kenyataannya, sering ditemukan suatu permasalahan dalam proses belajar matematika pada kehidupan sehari-hari yaitu masih banyaknya siswa yang beranggapan bahwa matematika sebagai momok, penuh dengan rumus-rumus dan lambang-lambang yang membingungkan sehingga timbul persepsi bahwa matematika sebagai pelajaran yang sulit, menakutkan, dan membosankan. Seperti yang diungkapkan oleh Abdurahman (2010 : 252) bahwa : ”Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”. Hal ini yang akhirnya menyebabkan rendahnya motivasi belajar peserta didik terhadap pembelajaran matematika dan memberi dampak pada rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran matematika.

(13)

3

dimiliki peserta didik, ketidaksesuaian metode yang digunakan guru dalam menyampaikan materi, serta kurangnya motivasi belajar peserta didik.

Seiring dengan mutu pendidikan di Indonesia yang juga masih rendah, seperti yang diungkapkan oleh Kunandar (2011 : 1) bahwa :

“Mutu akademik antarbangsa melalui Programme for International

Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa pendidikan Indonesia

berada pada peringkat 39 dari 41 negara untuk bidang matematika. Sejauh ini, Indonesia masih belum mampu lepas dari deretan penghuni papan bawah.”

Dilihat dari hasil Ujian Nasional (UN) sebagai standar kelulusan siswa pada bidang matematika melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas, 2014), mengakumulasikan nilai kelulusan siswa pada Ujian Akhir (UN) pada tahun 2011/2012, terdapat sebanyak 16.098 siswa dinyatakan tidak lulus, sedangkan pada tahun 2012/2013 sebanyak 7,7 % atau sekitar 12.395 siswa tidak lulus, dan pada tahun 2013/2014 sebanyak 7.811 siswa dinyatakan tidak lulus. Pendidikan masih menghadapi masalah, yakni masih rendahnya kualitas hasil belajar yang ditandai oleh standar kelulusan yang ditetapkan. Seorang siswa dinyatakan lulus meskipun hanya mampu menyerap mata pelajaran sebesar 4,25%.

Berdasarkan penjelasan diatas terlihat bahwa hasil belajar matematika di Indonesia memang masih tergolong rendah. Banyak faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar matematika siswa. Sehingga ada kenyataan bahwa matematika menjadi momok menakutkan bagi para siswa yang kemudian merekapun tidak mampu menerapkan teori di sekolah untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

(14)

4

“Hasil belajar siswa khususnya pada pelajaran matematika saat ini masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini disebabkan sebagian besar siswa mempunyai minat belajar yang rendah, mendengar kata matematika saja mereka sudah takut. Selain itu pengetahuan dasar siswa sangat kurang, sehingga guru harus bekerja ekstra keras dalam menyampaikan materi agar dipahami siswa. Tapi jika hanya guru yang berusaha mengajari sedangkan siswanya tidak berusaha untuk belajar, hasilnya akan sama saja. Pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah ini masih menerapkan model pembelajaran konvensional. Selain model pembelajaran konvensional, model pembelajaran lain yang pernah diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif. Tergantung dari materi yang akan disampaikan. Namun, model Quantum Teaching belum pernah diterapkan di sekolah ini.”

Pernyataan tersebut diperkuat dengan berdasarkan hasil tes awal yang diberikan di kelas X–PK SMK–BM PAB 3 Medan Estate pada saat peneliti melaksanakan observasi, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes awal siswa kelas X-PK yang menyatakan bahwa dari 37 siswa yang mengikuti tes hanya 21,62% siswa yang tuntas. Dengan kata lain ada sebanyak 8 orang dari 37 orang siswa yang tuntas. Sehingga dapat dikatakan bahwa jumlah dan kriteria kelulusan belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Berdasarkan hasil observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika kelas X-PK di SMK-BM PAB 3 Medan Estate masih rendah dan belum sesuai dengan apa yang diharapkan.

(15)

5

Banyak faktor yang menjadi penyebab tinggi rendahnya hasil belajar matematika siswa. Slameto (2010 : 54) mengungkapkan bahwa:

“Hasil belajar yang dicapai siswa dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Penyebab utama kesulitan belajar

(Learning disabilities) adalah faktor internal yaitu diantaranya

intelegensi, minat, bakat, motivasi, sedangkan penyebab utama problema belajar (learning problems) adalah faktor eksternal antara lain berupa strategi pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar anak, maupun faktor lingkungan yang sangat berpengaruh pada prestasi belajar yang dicapai oleh siswa”.

Faktor lain yang mempunyai andil yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar matematika adalah pemilihan model pembelajaran. Model dan metode pembelajaran yang digunakan oleh seorang guru pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Sebagaimana yang diungkapkan Joyce (dalam Trianto, 2011 : 22) :

”Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Dan setiap model pembelajaran mengarahkan pendidik ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai”

Dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk dapat memilih model pembelajaran yang tepat dan menarik agar siswa tertarik dalam mempelajari matematika dan kesulitan siswa dalam mempelajari matematika dapat diatasi. Penggunaan model dan metode pembelajaran yang tidak tepat dan kurang jelas ataupun cara guru saat mengajar yang kurang melibatkan siswa dapat menyebabkan siswa kurang aktif karena pembelajaran didominasi oleh guru saja. Hal ini dapat membuat suasana yang tidak menarik perhatian siswa saat pembelajaran berlangsung sehingga dapat berpengaruh terhadap kemampuan dan hasil belajar yang tidak optimal.

(16)

6

tahu apa-apa, sementara guru memposisikan diri sebagai sumber yang mempunyai pengetahuan. Selain itu hambatan maupun kekurangan yang sering didapatkan diantaranya kurang tepatnya guru dalam memilih strategi pembelajaran dalam menyampaikan materi, dimana guru sering menggunakan strategi yang sama dan tidak bervariasi. Hal ini mengakibatkan siswa merasa jenuh dan acuh pada pelajaran matematika serta keinginannya untuk lebih mendalami matematika terbuang jauh sehingga nantinya berpengaruh pada hasil belajar matematika siswa.

Untuk itu, salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh guru sebagai ujung tombak yang melakukan proses pembelajaran di sekolah adalah memilih model dan metode pembelajaran yang bervariasi dan efektif agar siswa tertarik dalam mempelajari matematika dan kesulitan siswa dalam mempelajari matematika dapat diatasi. Sebagaimana yang diungkapkan Hamalik (2010 : 81) bahwa: ”Penentuan metode belajar yang tepat, berarti akan menjamin pencapaian hasil belajar yang memadai bagi pertumbuhan dan perkembangan siswa”.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika dan yang menitikberatkan terhadap menumbuhkan minat belajar siswa untuk tertarik belajar dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa adalah model Quantum Teaching.

Model pembelajaran Quantum Teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar. Menurut DePorter, dkk (2010 : 32) menyatakan “Hubungan dinamis yang tercipta berguna untuk menarik keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.”

Quantum Teaching adalah pembelajaran yang memadukan antara

(17)

7

DePorter (2010 : 122) mengemukakan bahwa :

“Quantum teaching terletak pada kemampuan anda untuk menjembatani

jurang antara dunia kita dan dunia mereka. Hal ini akan memudahkan anda membangun jalinan, menyelesaikan bahan pelajaran lebih cepat, membuat hasil belajar lebih melekat, dan memastikan terjadinya pengalihan pengetahuan. Hubungan dinamis yang tercipta berguna untuk menarik keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.”

Quantum Teaching adalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang

ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi ilmu yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain. Quantum

Teaching mencakup petunjuk spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang

efektif, merancang pembelajaran, menyampaikan isi dan memudahkan proses belajar.

Menurut Deporter (2010 : 127) menyatakan bahwa :

“Kerangka pembelajaran TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan) dalam model pembelajaran

Quantum Teaching mencerminkan gaya mengajar progresif dan

menjamin siswa menjadi tertarik, karena kerangka TANDUR memastikan bahwa mengalami pembelajaran, berlatih, menjadikan isi pelajaran nyata bagi diri mereka dan mencapai sukses.”

Dengan melihat model pembelajaran tersebut, salah satu materi yang cocok untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model

Quantum Teaching adalah program linear. Karena program linear merupakan

(18)

8

program linear sehingga apa yang disampaikan dan diharapkan guru pada pembelajaran program linear seringkali tidak tercapai.

Oleh karena itu, diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat belajar siswa dalam pembelajaran dan mengasah daya ingat serta merangsang kemauan siswa untuk berlatih mengerjakan soal-soal matematika mengenai materi program linear. Dengan rajin berlatih mengerjakan soal diharapkan siswa dapat memahami pembelajaran matematika dengan baik. Seperti yang dikemukakan oleh Hariwijaya (2009 : 52) bahwa: “Kunci keberhasilan belajar matematika: rajin berlatih mengerjakan soal dan sesering mungkin menjawab secara cepat dan tepat dalam waktu singkat”.

Salah satu model yang mendukung hal tersebut adalah model Quantum

Teaching. Dengan pembelajaran Quantum Teaching, konsep yang ada pada

matematika dapat diikuti dan dipelajari siswa dengan lebih rileks dan santai tanpa dibayangi dengan ketakutan dan kesulitan dalam mempelajari matematika. Model pembelajaran Quantum Teaching dapat membuat siswa merasa nyaman dalam memahami dan belajar matematika secara baik dan mendalam. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar yang akan berdampak pada hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Meningkatkan Hasil Belajar Program Linear Dengan Model Quantum Teaching pada Siswa Kelas X di SMK–BM PAB 3

Medan Estate T.A. 2014/2015.”

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah adalah sebagai berikut :

1. Matematika masih dianggap mata pelajaran yang sulit untuk dipahami siswa.

(19)

9

1.3Batasan Masalah

Berdasarkan atas luasnya ruang lingkup masalah yang ditemukan serta keterbatasan peneliti, maka peneliti membatasi masalah dengan tujuan agar masalah yang diteliti lebih efektif, jelas, dan terarah. Peneliti membatasi masalah hanya pada hasil belajar matematika siswa kelas X SMK-BM PAB 3 Medan rendah khususnya pada pokok bahasan program linear serta upaya yang dilakukan untuk meningkatkannya.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah : "Apakah penerapan model Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi program linear di SMK–BM PAB 3 Medan Estate Tahun Ajaran 2014/2015?”

1.5Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : “Untuk mengetahui apakah penerapan model Quantum

Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi program linear di

SMK–BM PAB 3 Medan Estate Tahun Ajaran 2014/ 2015.”

1.6Manfaat Penelitian

Setelah dilakukan penelitian, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berarti, yaitu :

1. Bagi guru, diharapkan dapat menambah variasi model pembelajaran dan menambah pengetahuan guru mengenai model pembelajaran Quantum

Teaching sebagai pembelajaran alternatif dalam upaya meningkatkan hasil

belajar siswa.

2. Bagi siswa, diharapkan melalui model pembelajaran Quantum Teaching

(20)

10

permasalahan matematika dan siswa dapat menjadi lebih aktif selama proses belajar mengajar berlangsung.

3. Bagi sekolah, diharapkan dapat memberi manfaat yang positif dalam usaha meningkatkan kualitas pembelajaran matematika dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Bagi peneliti, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan model pembelajaran matematika melalui pembelajaran Quantum Teaching

(21)

92 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa

menerapkan langkah-langkah model pembelajaran Quantum Teaching dalam

kegiatan belajar mengajar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-PK

SMK-BM PAB 3 Medan Estate pada materi program linear. Berdasarkan hasil tes

hasil belajar yang diberikan kepada siswa pada siklus I diperoleh nilai rata-rata

sebesar 64,86 dan meningkat pada siklus II menjadi 77,29 sehingga diperoleh

peningkatan rata-rata tingkat penguasaan siswa sebesar 12,43. Selain itu,

diperoleh peningkatan ketuntasan belajar siswa yaitu dari 19 siswa (51,35%) pada

siklus I meningkat menjadi 32 siswa (86,49%) pada siklus II. Dengan Demikian

dapat dikatakan kelas tersebut telah tuntas belajar, karena 85% siswa yang

memiliki tingkat penguasaan sedang.

5.2Saran

Adapun saran-saran yang dapat diajukan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Kepada guru matematika diharapkan menerapkan model yang berpusat

pada siswa yang menumbuhkan minat siswa, salah satunya adalah dengan

menerapkan model Quantum Teaching dan diharapkan selalu mengadakan

evaluasi dan refleksi pada akhir pembelajaran yang telah dilakukan.

2. Kepada guru hendaknya berupaya untuk selalu melibatkan siswa lebih

aktif dalam pembelajaran dan membuat suasana yang menyenangkan

dalam proses belajar mengajar sehingga siswa tertarik dan termotivasi

dalam belajar.

3. Sebelum proses belajar mengajar dilakukan, guru harus mengkondisikan

lingkungan belajar yang optimal, karena kondisi yang optimal dalam

(22)

93

4. Kepada siswa diharapkan agar lebih aktif dalam proses belajar mengajar,

lebih banyak berlatih menyelesaikan soal-soal dan lebih berani dalam

bertanya ataupun menyampaikan pendapatnya dalam berdiskusi.

5. Bagi peneliti lanjutan yang ingin melakukan penelitian sejenis, disarankan

untuk memperhatikan kelemahan-kelemahan yang ada pada peneliti

(23)

94

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. (2010). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, S., Suhardjono., Supardi. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Dalimunthe, Dian Anitasari. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung Di Kelas IX SMP Negeri 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. FMIPA UNIMED: Medan.

DePorter,Bobbi., Reardon, Mark., and Norie,Singer Sarah. (2010). Quantum Teaching : Orchestrating Student Success. Terjemahan Ary Nilandari. Bandung : PT Mizan Pustaka.

Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. (2010). Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan. Medan : FMIPA Unimed.

Hamalik, Oemar. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Hariwijaya. (2009). Meningkatkan Kecerdasan Matematika. Yogyakarta: Tugu Publiser.

Kunandar. (2011). Guru Profesional: Impelementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.

Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Sardiman, A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Penerbit Rajawali Press.

Siregar, E., dan Nara, H. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor : Ghalia Indonesia.

(24)

95

Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep, Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana.

(25)

ii

RIWAYAT HIDUP

Lavenia Ulandari dilahirkan di Medan, pada tanggal 05 Agustus 1994.

Ibu bernama Syafni dan ayah bernama Rostam Effendi, dan merupakan anak

pertama dari lima bersaudara. Pada tahun 1998, penulis masuk TK Yayasan

Pendidikan Islam Hikmatul Fadhilah dan lulus pada tahun 1999. Pada tahun 1999,

penulis melanjutkan sekolah di SDIT Hikmatul Fadhilah dan lulus pada tahun

2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 3 Medan dan

lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis melanjutkan sekolah di SMA

Negeri 14 Medan dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2011, penulis diterima di

Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika, Fakultas Matematika

Gambar

Gambar 3.1  Alur dalam Penelitian Tindakan Kelas Gambar 4.1  Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal

Referensi

Dokumen terkait

kualitas manusia, sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam.. pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkembang dalam

BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM MENAATI TATA TERTIB

[r]

pernah terdedah oleh televisi. koran dan rnajakh, tidak pernah membina hubungan inteqersonal dengan penyuluh.. dmgan sesama petemak 2) Kompetensi teknis dan

Selain itu juga diberi variasi sinar UV antara 0 sampai 96 jam dengan perlakuan siang dan malam (on-off tiap 12 jam)Dalam penelitian ini, hubungan lama

Dan terbukti dalam penelitian ini bahwa EVA > 0, hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan, yaitu terdapat perbedaan yang signifikan antara pengukuran

[r]

Perusahaan Daerah (PD) BPR BKK KecamatanColomadu, merupakan badan usaha milik daerah yang dimiliki oleh pemerintah daerah kabupaten Karanganyar yang bergerak dalam