• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

46

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data.

Sesuai dengan pengertian objek penelitian yang dikemukakan oleh Nuryaman dan Christina (2015:5) yaitu sebagai berikut:

“objek penelitian adalah karakteristik yang melekat pada subjek penelitian. Karakteristik ini jika diberikan nilai maka nilainya akan bervariasi antarindividu satu dengan lainnya. Dalam terminologi penelitian, objek penelitian ini dinamakan variabel penelitian”

Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah perusahaan- perusahaan multinasional yang bergerak di bidang manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk periode tahun 2014 – 2017. Tax avoidance menjadi variabel terikat di dalam penelitian ini. Tax avoidance akan diuji terhadap variabel bebas untuk melihat apakah masing- masing variabel bebas memiliki pengaruh terhadap Tax Avoidance. Variabel bebasnya adalah profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan.

3.2 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian explanatory, penelitian explanatory adalah suatu metode penelitian yang bermaksud untuk mendapatkan kejelasan fenomena yang terjadi secara empiris dan berusaha untuk mendapatkan jawaban hubungan kausal antar variabel melalui pengujian hipotesis.

(2)

Nuryaman dan Christina (2015:6) menjelaskan bahwa penelitian explanatory adalah penelitian yang tujuannya untuk memperoleh jawaban tentang

“bagaimana” dan “mengapa” suatu fenomena terjadi. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan atau membuktikan bagaimana hubungan antar variabel penelitian.

3.2.1 Desain Penelitian

Menurut Sekaran dan Bougie (2017:109), desain penelitian adalah rencana untuk pengumpulan, pengukuran, dan analisis data, berdasarkan pertanyaan penelitian dari studi. Penelitian ini merupakan penelitian explanatory. Menurut Nuryaman dan Christina (2015:6), penelitian explanatory adalah penelitian yang tujuannya untuk memperoleh jawaban tentang “bagaimana” dan “mengapa” suatu fenomena terjadi. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan atau membuktikan bagaimana hubungan antarvariabel penelitian.

3.2.1.1 Populasi Penelitian

Menurut Sekaran dan Bougie (2017:53), populasi diartikan sebagai keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal-hal yang ingin peneliti investigasi kemudian dibuat opini berdasarkan statistik sampel. Suatu populasi yang telah ditentukan dan dibatasi oleh peneliti jika diketahui dan dapat disusun seluruh anggotanya kedalam suatu daftar, maka daftar anggota populasi tersebut dinamakan sampling frame. Sedangkan definisi populasi menurut Nuryaman dan Christina (2015:101) yaitu menunjukkan seluruh kelompok orang, kejadian atau sesuatu yang menjadi ketertarikan peneliti untuk

(3)

diinvestigasi. Bisa juga dikatakan bahwa populasi merupakan total kumpulan elemen yang dari kumpulan tersebut akan dibuat kesimpulan.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014 – 2017. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 37 perusahaan.

3.2.1.2 Sampel Penelitian

Menurut Sekaran dan Bougie (2017:54), sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi.

Dengan kata lain, beberapa, namun tidak semua, elemen populasi membentuk sampel. Sampel juga dapat diartikan sebagai subkelompok atau sebagian dari populasi. Dengan mempelajari sampel, peneliti mampu menarik kesimpulan yang dapat digeneralisasikan terhadap populasi ketertarikan (yang diminati).

Sedangkan definisi sampel menurut Nuryaman dan Christina (2015:101) adalah bagian dari populasi, sampel berisi beberapa anggota yang dipilih dari populasi.

Dengan kata lain, yang membentuk sampel hanyalah beberapa elemen populasi saja, bukan seluruh elemen.

Penelitian ini didasarkan pada metode nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling, yaitu sampel dipilih karena memenuhi kriteria yang ditentukan peneliti (Sekaran dan Bougie, 2017:67). Tujuan menggunakan purposive sampling adalah untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan.

(4)

Sampel penelitian diambil dari populasi laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2014 – 2017 dengan karakteristik sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang termasuk pada sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2014- 2017.

2. Perusahaan manufaktur tersebut memiliki data yang lengkap untuk melakukan perhitungan yang berkaitan dengan penelitian.

3. Perusahaan dengan laba komersial positif.

Berdasarkan laporan kinerja keuangan perusahaan yang dipublikasikan oleh IDX, perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014 - 2017 adalah 37 perusahaan.

Perusahaan tersebut diseleksi kembali sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan. Seleksi sampel penelitian disajikan pada tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1

Kriteria Pemilihan Sampel

No. Kriteria Jumlah

Perusahaan 1. Perusahaan manufaktur yang termasuk pada sektor

industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2014 – 2017

37

2. Perusahaan manufaktur tersebut tidak memiliki data yang lengkap untuk melakukan perhitungan yang berkaitan dengan penelitian.

(18)

3. Perusahaan dengan laba komersial negatif. (9)

Jumlah Sampel Perusahaan 10

Tahun Observasi 4

Jumlah Observasi 2014 – 2017 40

Sumber: www.idx.co.id dan www.sahamoko.com (data diolah)

(5)

Tabel 3.1 menunjukkan bahwa dari 37 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI berturut-turut dari tahun 2014 – 2017, hanya sebanyak 10 perusahaan saja yang terpilih menjadi sampel penelitian. Total pengamatan yang dilakukan untuk periode 2014 – 2017 diperoleh sebanyak 40 pengamatan.

Adapun daftar perusahaan manufaktur pada sektor industri barang konsumsi yang termasuk ke dalam sampel penelitian disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No. Kode Nama Perusahaan Tanggal Listing

1. CINT PT Chitose International Tbk 27 Juni 2014

2. GGRM Gudang Garam Tbk 27 Agustus 1990

3. ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 7 Oktober 2010 4. INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk 14 Juli 1994

5. KLBF Kalbe Farma Tbk 30 Juli 1991

6. MERK Merck Indonesia Tbk 23 Juli 1981

7. PYFA Pyridam Farma Tbk 16 Oktober 2001

8. SIDO Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk 18 Desember 2013

9. TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 17 Januari 1994

10. WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk 18 Desember 2012 Sumber: www.idx.co.id dan www.sahamok.com (data diolah)

3.2.1.3 Jenis Investigasi

Jenis investigasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Menurut Travis dalam Husein (2011:22), metode deskriptif adalah metode yang bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab

(6)

dari suatu gejala tertentu. Sedangkan metode verifikatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengecek kebenaran hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya.

Berdasarkan pengertian di atas, peneliti menggunakan metode deskriptif yaitu mengumpulkan data yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu Profitabilitas (ROA), Leverage (DER), Ukuran Perusahaan dan Tax Avoidance pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014 – 2017. Metode verifikatif digunakan untuk menguji tentang pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Ukuran Perusahaan terhadap Tax Avoidance dan menguji teori dengan pengujian hipotesis apakah diterima atau ditolak.

3.2.1.4 Unit Analisis

Menurut Sekaran dan Bougie (2017:119), unit analisis merupakan tingkat kesatuan data yang dikumpulkan selama tahap analisis data selanjutnya.

Tingkatan unit analisis dibagi menjadi dua, yaitu tingkat individual dan tingkat kelompok. Analisis unit mengacu pada tingkat pengumpulan data yang dikumpulkan selama tahap analisis data berikutnya.

Menurut Zulganef (2018:81), unit analisis sering dinamakan juga sebagai subjek dan objek penelitian, yaitu sumber informasi mengenai variabel yang akan diolah dalam penelitian (pembuktian hipotesis). Unit analisis pada penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur dalam sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI yang sasarannya dilaporkan secara berturut-turut selama rentang waktu 2014 – 2017.

(7)

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Sekaran dan Bougie (2017:77) mengatakan bahwa variabel adalah apa pun yang dapat membedakan atau mengubah nilai. Nilai yang berbeda pada berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama, atau pada waktu yang sama untuk objek atau orang yang berbeda. Sedangkan menurut Nuryaman dan Christina (2015:41), variabel adalah karakteristik yang melekat pada orang, benda, atau subjek lainnya (unit analisis), yang jika diukur karakteristik tersebut nilainya dapat bervariasi (variabel) atau dapat berbeda antar subjek satu dengan lainnya. Sedangkan variabel penelitian merupakan karakteristik yang yang melekat pada unit analisis penelitian, yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian. Dalam kegiatan penelitian, variabel penelitian nilainya akan diukur, dikumpulkan, dianalisis, dan disimpulkan.

Sesuai dengan judul skripsi yang diteliti oleh penulis, yaitu Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Ukuran Perusahaan terhadap Tax Avoidance, maka terdapat empat variabel yang terdiri atas tiga variabel independen dan satu variabel dependen. Variabel-variabel tersebut adalah:

1. Variabel Bebas/Independent Variable (X)

Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel dependen. Dalam penelitian ini, terdapat tiga variabel independen yaitu Profitabilitas (X1), Leverage (X2), dan Ukuran Perusahaan (X3).

(8)

2. Variabel Terikat/ Dependent Variable (Y)

Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel dependen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Tax Avoidance yang dilambangkan dengan Y.

Table 3.3

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Konsep Indikator Skala

Profitabilitas (X1)

Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari

keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang menunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi.

Kasmir (2017:114)

𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

= 𝐸𝐴𝑇

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

Kasmir (2017:202)

Rasio

Leverage (X2)

Leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang.

Kasmir (2017:113)

𝐷𝐸𝑅 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 Kasmir (2017:158)

Rasio

Ukuran Perusahaan (X3)

Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat

diklasifikasikan besar

Size = Ln (total asset)

Rasio

(9)

dan kecilnya perusahaan dengan berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain Rahmaningsih (2015)

Jogiyanto (2013:282)

Tax Avoidace (Y)

Upaya penghindaran pajak yang dilakukan secara legal dan aman bagi wajib pajak karena tidak bertentangan dengan ketentuan perpajakan, dimana metode dan teknik yang digunakan cenderung memanfaatkan

kelemahan-kelemahan (grey area) yang terdapat dalam undang-undang dan peraturan perpajakan itu sendiri, untuk

memperkecil jumlah pajak yang terutang.

Pohan (2013:23)

𝐶𝐸𝑇𝑅

= 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

Dyreng, et. al (2008)

Rasio

3.2.3 Metode Pengumpulan Data 3.2.3.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.

Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung, yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan

(10)

bilangan atau berbentuk angka. Data dari penelitian ini diperoleh dari perusahaan yang tergolong perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014-2017.

3.2.3.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder. Data sekunder adalah data yang telah diolah pihak lain. Data tersebut diperoleh dari lembaga atau instansi melalui pengutipan data atau melalui studi pustaka yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data keuangan perusahaan dari laporan keuangan perusahaan yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id dan situs resmi lainnya yaitu www.sahamok.com .

3.2.3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi. Metode dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada atau catatan-catatan yang tersimpan. Dalam penelitian ini, mengakses internet melalui situs www.idx.co.id, dan www.sahamok.com. Data yang digunakan merupakan laporan keuangan tahunan dari tahun 2014 hingga 2017.

3.2.4 Prosedur Pengolahan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan berdasarkan prosedur sebagai berikut:

1. Membuat daftar perhitungan untuk Return On Asset (ROA), Debt to Eqity Ratio (DER) dan Ukuran Perusahaan manufaktur sektor industri barang

(11)

konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014 – 2017.

2. Melakukan perhitungan ROA, DER dan Ukuran Perusahaan periode 2014 – 2017.

3. Melakukan pengujian statistik dan pengujian hipotesis untuk menguji data yang siap diolah untuk mendapat kesimpulan dengan menggunakan Microsoft Excel 2013 dan Eviews 10.

4. Menarik keismpulan berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh.

3.2.5 Metode Analisis Data 3.2.5.1 Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Ghozali (2013:19), statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varia, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skawness (kemenangan distribusi). Pada penelitian ini, penulis akan mendeskripsikan untuk variabel profitabilitas (ROA), leverage (DER), ukuran perusahaan (SIZE), dan tax avoidance perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2014 – 2017. Pengujian ini dilakukan untuk mempermudah dalam memahami variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.

3.2.5.2 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui berbagai hal dalam proses penelitian. Pengujian asumsi klasik ini untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala

(12)

heteroskedastisitas, gejala multikolinearitas, dan gejala autokolerasi. Pengujian asumsi ini dilakukan sebelum melakukan analisis regresi linear, apabila semua uji asumsi telah diakukan dan sesuai maka penelitian bisa dilanjutkan.

3.2.5.2.1 Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2013:160), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sifat distribusi data penelitian yang berfungsi untuk mengetahui sifat distribusi data penelitian yang berfungsi untuk mengetahui apakah sampel yang diambil normal atau tidak dengan menguji sebaran data yang dianalisis.

Pengujian normalitas didalam penelitian menggunakan software Eviews 10. Dalam software Eviews 10, normalitas sebuah data dapat dilihat dari gambar histogram, namun seringkali polanya tidak mengikuti bentuk kurva normal, sehingga sulit disimpulkan. Menurut Ghozali (2013:165), lebih mudah bila melihat koefisien Jarque-Bera dan probabilitasnya. Kedua angka ini bersifat saling mendukung, Jarque-Bera adalah uji statistik untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal. Terdapat dua cara untuk melihat apakah data berdistribusi normal, yaitu:

1. Bila nilai Jarque-Bera (J-B) tidak signifikan (lebih kecil dari 2), maka distribusi data adalah normal.

2. Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas lebih besar dari 0.05, maka distribusi data adalah normal.

(13)

3.2.5.2.2 Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2013:105), uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai kolerasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.

Uji multikolinearitas dapat dilakukan dengan menggunakan nilai variance inflation factor (VIF) dan tolerance value. Secara umum dapat dikatakan terdapat multikolinearitas jika tolerance value lebih kecil dari 0.01 atau VIF lebih besar daripada 10. Maka dalam penelitian ini indikator nilai VIF yang digunakan adalah:

a. Jika niali VIF < 10, maka tidak terdapat multikolinearitas yang serius.

b. Jika nilai VIF > 10, maka terdapat multikolinearitas yang serius.

3.2.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2013:139), uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan Uji-Glejser.

(14)

Uji-Glejser mempertimbangkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel bebas. Jika variabel bebas signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat, maka indikasi terjadinya heteroskedastisitas.

Prosedur pengujian dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 : Tidak terjadi gejala heteroskedastisitas pada model regresi Ha : Terjadi gejala heteroskedastisitas pada model regresi

Tingkat signifikansi 0.05 dengan nilai probabilitas obs*R-square < 0.05 maka akan menunjukkan terjadinya gejala heteroskedastisitas, sebaliknya apabila nilai probabilitas obs*R-square > 0.05 maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

3.2.5.2.4 Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2013:110), uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan pengujian. Durbin Waston (DW). Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi dilihat dalam table 3.4 berikut ini:

Table 3.4

Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin Waston

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0<d<dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl≤d≤du Tidak ada autokorelasi positif Tolak 4-dl<d<4

(15)

Tidak ada autokorelasi positif No decision 4-du≤d≤d-dl Tidak ada autokorelasi positif atau

negative

Tidak ditolak Du<d<4-du Sumber: Ghozali (2013:108)

3.2.5.3 Analisis Regresi Berganda

Menurut Gujarati (2003) dalam Ghozali (2013:50), secara umum analisis regresi adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel bebas). Analisis regresi berganda yaitu analisis yang mempertimbangkan kemungkinan bahwa ada lebih dari satu variabel penjelas yang mempengaruhi variabel tak bebas.

Disebut berganda karena banyaknya faktor (variabel) yang mungkin mempengaruhi variabel tak bebas (dependen).

3.2.5.4 Koefisien Determinasi (R2)

Uji kecocokan model dilakukan dengan menghitung koefisien determinasi (R2). Menurut Ghozali (2013:59), Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen.

3.2.5.5 Penetapan Tingkat Signifikansi

Menurut Ghozali (2013:99), Tingkat siginfikan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebesar 5% atau 0.05 karena dinilai cukup untuk menguji

(16)

hubungan antara variabel-variabel yang diuji atas menunjukkan bahwa korelasi antara kedua variabel cukup nyata. Tingkat signifikansi 0.05 artinya adalah kemungkinan besar dari hasil penarikan kesimpulan mempunyai probabilitas 95% atau toleransi kesalahan sebesar 5%.

3.2.5.6 Pengujian Hipotesis Parsial (Uji t)

Menurut Ghozali (2013:62), uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen lainnya konstan. Untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel-variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), selanjutnya pengujian dilakukan dengan mengunakan uji statistic t dengan kriteria penerimaan dan penolakan H0 adalah sebagai berikut:

1. Jika probabilitas < 0.05 maka variabel X secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel Y.

2. Jika probabilitas > 0.05 maka variabel X secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel Y

H0 menyatakan bahwa koefisien korelasi parsial untuk masing-masing variabel independen adalah tidak signifikan, sedangkan Ha menyatakan bahwa koefisien korelasi parsial untuk masing-masing variabel independen adalah signifikan.

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat 3 media komunikasi yang dapat digunakan untuk proses pengambilan data meter yaitu melalui komunikasi antara PC/Laptop dengan meter menggunakan media

Implikasi yuridis penerapan persentase ambang batas permohonan dalam pengajuan sengketa hasil pemilihan kepala daerah adalah tidak dapat diterima permohonan

Komponen tersebut adalah tujuan, materi, metode atau strategi pembelajaran, media dan evaluasi.” Tujuan merupakan komponen utama yang paling penting dalam kegiatan

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang tidak pandai (berkemampuan rendah)

 Tungkai depan dan belakang semakin panjang, jari kaki mereduksi dari 5 menjadi 1 sehingga memungkinkan untuk berlari cepat. 2) Semua embrio hewan multiseluler berasal

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar pada mata PPKn siswa kelas VI

 Kuliah&amp;Diskusi [TM:1x(1x60”)] Tugas : meringkas dan mengkaji Konsep Kebidanan Komunitas  [BT+BM:(1+1)x(2x60”)] CTJ Cooperative learning Ketepatan penguasaa n Quis

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mendeteksi gejala heteroskedasitas dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan