• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN LAPANGAN DI PT. BUKIT TELAWI PANGKALAN BUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN LAPANGAN DI PT. BUKIT TELAWI PANGKALAN BUN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN LAPANGAN DI PT. BUKIT TELAWI

PANGKALAN BUN

Siti Khotimah, Sukirman, Meliana imatriyatno@gmail.com

Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Antakusuma Jl. Iskandar No. 63 Telp/Fax. 0532 – 22287 Kode Pos 74112 Pangkalan Bun

Abstract

As one of the large contracting companies in West Kotawaringin, PT. Bukit Telawi Pangkalan Bun always works on multiyear projects from the government. The line of business undertaken is the field of planning, executing and construction supervisor, all of which are called service providers. As one of the large contracting companies in West Kotawaringin, PT. Bukit Telawi Pangkalan Bun always works on multiyear projects from the government. The line of business undertaken is the field of planning, executing and construction supervisor, all of which are called service providers. The formulation of the problem is as follows: How is the influence of work stress on employee performance during project work at PT. Telawi Hill Pangkalan Bun ?. The research objectives to be achieved in this study were to determine the effect of job stress on employee performance during project work at PT. Telawi Hill Pangkalan Bun.

The object of research was carried out on employees of PT. Bukit Telawi which is located at Jl. Pakunegara No. 8a, Raja Kelurahan, Arut Selatan Subdistrict, Kotawaringin Barat District, Central Kalimantan 74112. The analytical method uses simple linear regression analysis and t test.

The results showed that the value of the coefficient of determination (R2) was 0.283.

In other words, this shows that the percentage of employee performance that can be explained by the variation of the independent variables, namely Job Stress, is 28.3%, while the remaining 71.7% is explained by other variables outside the research variables. With the t test, there is a variable effect of job stress on employee performance.

The conclusion is that the percentage of employee performance which can be explained by the variation of the independent variables, namely Job Stress is 28.3%, while the remaining 71.7% is explained by other variables outside the research variable and the Job Stress variable partially has a significant effect on Employee Performance. PT. Telawi Hill Pangkalan Bun.

Keywords: Stress, Performance

(2)

2

I. PENDAHULUAN

Sebagai salah satu perusahaan kontraktor besar di Kotawaringin Barat maka PT. Bukit Telawi Pangkalan Bun selalu mengerjakan proyek-proyek multiyear dari pemerintah. Bidang usaha yang dikerjakan yaitu bidang perencanaan, pelaksana dan pengawas konstruksi yang semuanya disebut penyedia jasa. Jadi pengertian utuh dari usaha jasa konstruksi adalah usaha yang berhubungan dengan perencanaan atau pelaksanaan dan pengawasan suatu kegiatan konstruksi untuk membentuk suatu bangunan atau fisik lain yang dalam penggunaan atau pemanfaatan menyangkut kepentingan dan keselamatan masyarakat pemakai serta lingkungan hidup.

Dari bidang usaha yang telah dijabarkan maka PT. Bukit Telawi Pangkalan Bun sebagai salah satu yang mempunyai bidang usaha jasa kontruksi yang telah banyak mengerjakan beberapa proyek dari Pemerintah Daerah Kotawarinign Barat.

Perkembangan pekerjaan konstruksi saat ini menjadi semakin

komplek dan semakin canggih. Dengan adanya tuntutan pada tenaga kerja seperti dalam hal penguasaan teknologi baru, batasan atau waktu yang lebih ketat, perubahan tuntutan terhadap hasil kerja, serta perubahan dalam peraturan kerja dapat menimbulkan suatu situasi yang menekan karyawan PT. Bukit Telawi Pangkalan Bun. Situasi yang menekan tersebut menyebabkan karyawan sering mengalami kecemasan, kejenuhan sehingga mengakibatkan terjadinya stres.

Selain itu, dapat diidentifikasi bahwa sifat proses produksi yang terjadi di industri konstruksi menjadikan pekerjaan konstruksi berbahaya dan penuh dengan resiko sehingga dapat mengakibatkan stres. Kemudian pada proyek konstruksi

bangunan dan jalan dapat dikatakan sebagai proyek yang memiliki tingkat kompleksitas yang tertinggi dibanding dengan jenis proyek konstruksi yang lain.

Tingginya tingkat kompleksitas bangunan dan jalan akan menyebabkan konflik yang tinggi pula. Selain kompleksitas bangunan dan jalan, kontraktor dengan grade menengah atas menangani proyek- proyek besar yang memiliki kompleksitas pekerjaan yang tinggi serta memiliki resiko yang tinggi sehingga karyawan kontraktor dengan grade menengah atas lebih berpotensi mengalami stres. Dan sebagai respondennya adalah staff kontraktor yang menilai penyebab stres kerja yang pernah dialami. Dipilih staff karena stresor juga dihadapi para pekerja dengan status jabatan rendah, yang melakukan pekerjaan operasional dari perintah atasan. Selain itu, para pimpinan proyek sering melakukan tekanan- tekanan kepada para karyawan agar pekerjaan cepat selesai dengan kualitas pekerjaan harus baik sesuai dengan kualitas yang telah ditetapkan dalam penyelesaian pekerjaan proyek. Selain itu, beberapa tugas pekerjaan tidak dapat mereka penuhi selaku karyawan dan Ketidakjelasan apa yang menjadi tanggung jawab pekerjaan mereka, kekurangan waktu untuk menyelesaikan tugas akibat tidak ada dukungan time schedule yang jelas dan para pekerja sering dipindah-pindah ke pekerjaan proyek lain, seperti bagian bekesting dan pengecoran dan bagian pembesian. Stres kerja yang terjadi dari para karyawan tampak dari gejala antara lain emosi tidak stabil, perasaan tidak tenang, suka menyendiri, sulit tidur, merokok yang berlebihan dilokasi proyek, tidak bisa rileks, cemas, tegang, gugup, tekanan darah meningkat dan mengalami kekhawatiran atau ketakutan pekerjaan

(3)

3

tidak selesai, agresi, apatis, rasa bosan, depresi, keletihan, frustrasi, kehilangan kendali emosi, penghargaan diri yang rendah.

Kinerja yang berarti pelaksanaan kerja, merupakan suatu proses untuk pencapaian suatu hasil. Kinerja suatu organisasi dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan di masa mendatang dengan dipengaruhi oleh umpan balik mengenai kinerja pada masa lalu dan pengembangannya.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai

berikut: Bagaimana pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan pada saat pekerjaan proyek di PT. Bukit Telawi Pangkalan Bun?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : Untuk mengetahui pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan pada saat pekerjaan proyek di PT. Bukit Telawi Pangkalan Bun.

Kerangka Pemikiran

Secara sistematik, kerangka berpikir dalam penulisan ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1 Kerangka Pemikiran

Keterangan :

1. Variabel bebas ( X ) adalah stres kerja 2. Variabel terikat ( Y ) adalah kinerja

karyawan

Berdasarkan Gambar 1 diatas dapat dijelaskan bahwa diperlukan mengelola stres kerja karyawan menjadi sangat penting untuk menjaga kinerja karyawan agar tetap bekerja sesuai dengan target yang ingin persahaan capai. Beban pekerjaan yang berlebihan akan berdampak pada psikologis karyawan baik secara langsung atau pun tidak langsung, hal ini akan menyebabkan turunnya kinerja karyawan dan akan membawa kerugian bagi perusahaan.

Menurut Suprihanto, dkk (2013:64) mengemukakan hubungan stres dengan kinerja tampak jelas bahwa stres yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat menyebabkan kinerja yang rendah (tidak optimum). Bagi seorang manajer (pemimpin) tekanan-tekanan yang

diberikan kepada seseorang karyawan haruslah dikaitkan dengan apakah stres yang ditimbulkan oleh tekanan-tekanan tersebut masih dalam keadaan wajar.

Stres yang berlebihan akan menyebabkan tersebut frustasi dan dapat menurunkan kinerjanya, sebaiknya stres yang terlalu rendah menyebabkan karyawan tersebut tidak bermotivasi untuk berkinerja baik.

II. LANDASAN TEORI

Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

Banyak sekali faktor-faktor yang dapat memberikan pengaruh ataupun kontribusi yang cukup signifikan dalam jalannya suatu organisasi. Diantaranya adalah faktor sumber daya manusia yang merupakan faktor yang harus ada dalam kegiatan kinerja suatu organisasi. Proses rekrutmen, pengembangan, serta tata cara perlakuan kepada karyawan menjadi hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga kualitas kinerja karyawan ataupun

Kinerja Karyawan (Y) - Kualitas kerja - Kuantitas kerja - Ketepatan waktu Stres Kerja (X)

- Intimidasi dan tekanan

- Ketidakcocokan dengan pekerjaan - Pekerjaan yang berbahaya - Beban kerja lebih

- Target dan harapan yang tidak realistis

(4)

4

Proses manajemen sumber daya manusia yang baik dapat memunculkan karyawan- karyawan yang benar-benar berkualitas dalam menjalankan posisi penting dalam organisasi maupun menjalankan banyak kegiatan yang berhubungan dengan eksistensi suatu organisasi.

Berikut adalah pemahaman tentang definisi manajemen sumber daya manusia yang dilontarkan oleh para ahli, diantaranya sebagai berikut:

Menurut Hasibuan (2000: 10), Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.

Dari definisi di atas dapat dilihat bahwa Hasibuan (2000) memberikan penekanan dalam pemahaman MSDM yaitu sebagai sebuah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja.

Dalam melakukan kegiatan manajemen sumber daya tidak hanya bagaimana seseorang pimpinan mengetahui potensi pegawainya, namun lebih pada bagaimana seorang pemimpin mendesain sebuah formulasi tertentu dalam mengaplikasikan para sumber daya pegawai yang ada sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Desain yang telah dibuat tersebut diharapkan mampu mengkoordinir keinginan-keinginan para karyawan serta koordinasi antara karyawan dan pimpinan serta antar karyawan. Melalui skema desain yang tepat diharapkan mampu meningkatkan produktivitas para karyawan secara efektif dan efisien sehingga mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Tulus (1992) dalam Suharyanto dan Hadna (2005:13), Manajemen sumber daya manusia adalah

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan atas

pengadaan, pengembangan, pemberian

kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemutusan hubungan

organisasi, individu dan masyarakat.

Pengertian Stres Kerja

Stres kerja adalah suatu bentuk tanggapan seseorang, baik fisik maupun mental terhadap suatu perubahan lingkungannya yang dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancam Anoraga (2001: 108).

Gibson dkk (1996), menyatakan bahwa stres kerja adalah suatu tanggapan penyesuaian diperantarai oleh perbedaan- perbedaan individu dan atau proses psikologis yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan dari luar (lingkungan), situasi, atau peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis dan atau fisik berlebihan kepada seseorang.

Stres kerja menurut Kahn, dkk (dalam Cooper, 2003) merupakan suatu proses yang kompleks, bervariasi, dan dinamis dimana stressor, pandangan tentang stres itu sendiri, respon singkat, dampak kesehatan, dan variabel- variabelnya saling berkaitan. Selye (dalam Rice, 1992) menyatakan bahwa stres kerja dapat diartikan sebagai sumber atau stressor kerja yang menyebabkan reaksi individu berupa reaksi fisiologis, psikologis, dan perilaku.

Definisi stres kerja menurut Morgan & King (1986) adalah suatu keadaan yang bersifat internal, yang bisa disebabkan oleh tuntutan fisik, atau lingkungan, dan situasi sosial yang berpotensi merusak dan tidak terkontrol.

Cooper (1994) juga mengatakan bahwa stres kerja juga didefinisikan sebagai tanggapan atau proses internal atau eksternal yang mencapai tingkat ketegangan fisik dan psikologis sampai pada batas atau melebihi batas kemampuan pegawai.

Beehr dan Franz (dalam Retnaningtyas, 2005), mendefinisikan stres kerja sebagai suatu proses yang menyebabkan orang merasa sakit, tidak nyaman atau tegang karena pekerjaannya, tempat kerja atau situasi kerja tertentu.

Ditambahkan lagi oleh Caplan, et al

(5)

5

(dalam Rice, 1992) yang mengatakan bahwa stres kerja diakibatkan oleh jenis kerja yang mengancam pegawai

.

Mangkunegara (2005) menyatakan bahwa stres kerja adalah perasaan yang menekan atau merasa tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan. Stres kerja ini dapat menimbulkan emosi tidak stabil, perasaan tidak tenang, suka menyendiri, sulit tidur, merokok berlebihan, tidak bisa rileks, cemas, tegang, gugup, tekanan darah meningkat dan mengalami gangguan pencernaan.

Indikator Stres

Kehidupan saat ini dengan persaingan yang ketat bisa membuat orang mengalami stres, salah satu penyebabnya adalah beban pekerjaan yang semakin menumpuk.

Menurut Igor S (1997) menyatakan bahwa indikator stres kerja adalah:

1) Intimidasi dan tekanan dari rekan sekerja, pimpinan perusahaan dan klien.

2) Perbedaan antara tuntutan dan sumber daya yang ada untuk melaksanakan tugas dan kewajiban.

3) Ketidakcocokan dengan pekerjaan 4) Pekerjaan yang berbahaya, membuat

frustasi, membosankan atau berulang- ulang.

5) Beban lebih.

Faktor-faktor yang diterapkan oleh diri sendiri seperti target dan harapan yang tidak realistis, kritik dan dukungan terhadap diri sendiri.

Pengertian Kinerja

Kinerja pada dasarnya merupakan perilaku nyata yang dihasilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Untuk mendapatkan kinerja yang baik dari seorang karyawan pada sebuah organisasi harus dapat memberikan sarana dan prasarana sebagai penunjang dalam penyelesaian pekerjaan. Istilah kinerja sendiri merupakan tujuan dari kata Job

Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang).

Pengertian Kinerja Karyawan

Menurut Pabunda Tika (2006: 121) kinerja karyawan adalah hasil kerja yang dicapai seseorang atau kelompok orang sesuai dengan wewenang atau tanggung jawab masing- masing karyawan selama periode tertentu. Sebuah perusahaan perlu melakukan penilaian kinerja pada karyawannya. Penilaian kinerja memainkan peranan yang sangat penting dalam peningkatan motivasi di tempat kerja. Penilaian hendaknya memberikan suatu gambaran akurat mengenai prestasi kerja.

Kusriyanto dalam Mangkunegara (2005: 9), mendefinisikan kinerja sebagai perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu (lazimnya per jam).

Selanjutnya menurut Gomes dalam Mangkunegara (2005: 9), mengatakan bahwa defenisi kerja karyawan sebagai:

“Ungkapan seperti output, efisiensi serta efektifitas sering dihubungkan dengan produktifitas”.

Menurut Simamora (1995:327) kinerja karyawan adalah tingkat dimana para karyawan mencapai persyaratan- persyaratan pekerjaan.

Indikator Kinerja

Sebuah organisasi didirikan tentunya dengan suatu tujuan tertentu.

Sementara tujuan itu sendiri tidak sepenuhnya akan dapat dicapai jika karyawan tidak memahami tujuan dari pekerjaan yang dilakukannya. Artinya, pencapaian tujuan dari setiap pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan akan berdampak secara menyeluruh terhadap tujuan organisasi. Oleh karena itu, seorang karyawan harus memahami indikator-indikator kinerja sebagai bagian dari pemahaman terhadap hasil akhir dari pekerjaannya. Sementara itu, dalam kaitannya dengan indikator kinerja

(6)

6

mengemukakan bahwa kinerja karyawan dapat diukur dengan indikator-indikator sebagai berikut:

1) Kuantitas Kerja, yaitu meliputi jumlah pekerjaan yang dapat diselesaikan.

2) Kualitas Kerja, yaitu berlaku sebagai standar proses pelaksanaan kegiatan rencana organisasi.

3) Ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan, yaitu pemenuhan kesesuaian waktu yang dibutuhkan atau diharapkan dalam pelaksanaan kegiatan.

III. METODE Objek Penelitian

Objek penelitian dilakukan terhadap karyawan PT. Bukit Telawi yang beralamat di Jl. Pakunegara No. 8a, Kelurahan Raja, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112.

Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu menjelaskan hubungan antar variabel yang memberikan gambaran berbagai informasi dengan menganalisis data numerik (angka) secara jelas mengenai Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Saat Pekerjaan Proyek Di PT. Bukit Telawi Pangkalan Bun.

Identifikasi Variabel

Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:2). Penelitian ini menggunakan 2 (dua) variabel yaitu : variabel independen Stres Kerja (X) serta variabel dependen Kinerja Karyawan (Y) PT. Bukit Telawi.

Populasi

Dalam penelitian ini jumlah populasi adalah semua Karyawan PT.

Bukit Telawi, berdasarkan data yang

orang yang masih aktif bekerja.

Sampel

Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sampel jenuh. Metode sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan menjadi sampel. Dalam Penelitian ini sampel penelitian yang digunakan sebanyak 85 orang sama dengan jumlah populasi.

Hipotesis

Dari perumusan masalah, tujuan penelitian, dan landasan teori yang telah dijelaskan diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

Ho : “Diduga Stres Kerja tidak berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan Pada Saat Pekerjaan Proyek Di PT. Bukit Telawi Pangkalan Bun.”

Ha : “Diduga Stres Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan Pada Saat Pekerjaan Proyek Di PT. Bukit Telawi Pangkalan Bun.”

Teknik Analisis Data

Untuk pengolahan data sebagai alat bantu menggunakan spss dan sebagai alat analisanya menggunakan analisa regresi sederhana, sedangkan alat uji hipotesisnya menggunakan uji t.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Persamaan linier dari hasil regresi yang didapat adalah sebagai berikut : Y = 9,471 + 0,442X

Berdasarkan rumus tersebut diatas maka dapat dijelaskan sebagai berikut : a = 9,471 artinya angka tersebut

menunjukan kinerja karyawan jika Stres Kerja diabaikan.

b = 0,442 artinya jika nilai variabel Stres Kerja mengalami peningkatan sebesar 1, maka kinerja karyawan akan bertambah sebesar 0,442.

(7)

7

Hasil perhitungan diperoleh Nilai Koefisien Determinasi (R2) adalah sebesar 0,283. Dengan kata lain hal ini menunjukkan bahwa besar persentase kinerja karyawan yang bisa dijelaskan oleh variasi variabel bebas yaitu Stres Kerja adalah 28,3% sedangkan sisanya sebesar 71,7% dijelaskan oleh variabel- variabel lain diluar variabel penelitian.

Perhitungan yang dilakukan menghasilkan nilai thitung untuk variabel Stres Kerja sebesar 5,718 dengan nilai signifikansi 0,000 sementara itu dengan batas signifikasi sebesar 0,05 dan arah koefisien regresi positif, diperoleh nilai

ttabel sebesar 1,989. Dengan

membandingkan kedua nilai t yang diperoleh, terlihat bahwa thitung > ttabel, sehingga dapat diambil keputusan menolak H0 dan menerima H1. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa variabel Stres Kerja secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Karyawan PT. Bukit Telawi Pangkalan Bun.

V. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Bahwa besar persentase kinerja karyawan yang bisa dijelaskan oleh variasi variabel bebas yaitu Stres Kerja adalah 28,3%

sedangkan sisanya sebesar 71,7%

dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar variabel penelitian dan variabel Stres Kerja secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Karyawan PT. Bukit Telawi Pangkalan Bun.

Saran

1) Sebaiknya pihak perusahaan dalam menetapkan target jangan terlalu tinggi bagi karyawannya.

2) Sebaiknya pihak perusahaan dalam memberikan pekerjaan yang di tugaskan dalam pencapaian target kerja disesuaikan dengan kemampuan karyawan sehingga dapat diselesaikan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Ade, dkk. 2019. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dimediasi Oleh Kepuasan Kerja Karyawan PT. Destination Asia Bali. E-Jurnal Manajemen, Vol. 8, No. 2, 2019: 7986 – 8015.

Anwari,Muhamad Rosidhan, dkk. 2016.

Pengaruh Konflik Kerja Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada Karyawan PT Telkomsel Branch Malang). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 41 No.1 Desember.

Arikunto, Suharsimi, Ghozali. 2002.

Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek), Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.

Dewi, Chadek Novi dkk. 2018. Pengaruh Stres Kerja Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bagian Tenaga Penjualan Ud Surya Raditya Negara. Bisma: Jurnal Manajemen, Vol. 4 No. 2, Bulan November.

Dhini Rama Dhania.2010. Pengaruh Stres Kerja, Beban Kerja Terhadap Kepuasan Kerja (Studi Pada Medical Representatif Di Kota Kudus). Jurnal Psikologi Universitas Muria Kudus.

Harjadi, Didik & Fatmasari,Dewi (2008). WOM Communication sebagai Alternatif Kreatif dalam Komunikasi Pemasaran Vol 4, No 8, 72-78

Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Ghalia Indonesia.

Jakarta.

Julvia, Cristine. 2016. Pengaruh Stres Kerja Dan Konflik Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Ilmiah

(8)

8

Januari - Juni.

Kotler, Philip, 2002, Manajemen Pemasaran 1. Prenhallindo.

Jakarta.

Massie, Rachel Natalya dkk. 2018.

Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Kantor Pengelola IT Center Manado.

Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 6 No. 2.

Noor, Nasyadizi Nilamsar dkk. 2016.

Pengaruh Stres Kerja Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan PT JasaRaharja (Persero) Cabang Jawa Timur di Surabaya). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 31 No. 1 Februari.

Nur,Ismi Rija, dkk., 2016. Pengaruh Konflik Peran, Ambiguitas Peran Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. urnal Manajemen, Volume 8, (1), 2016 ISSN print:

2085-6911, ISSN online: 2528- 1518.

Peter. J. Paul C. Olson, 1999, Consumer Behavior Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran, edisi keempat, cetakan pertama, penerbit : Erlangga, Jakarta.

Putro, Bagus Setiawan Sutowo 2016.

Pengaruh Beban Kerja Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Budi Sehat Di Surakarta.

Skripsi.

Riandy, 2016. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Borneo Laboratorium Inspeksi Dan Surveyor Service Di Samarinda. eJournal Administrasi Bisnis, 2016, 4 (4): 1059-1072.

Sagala, Ella Jauvani dan Randa Pebri Ardi. 2017. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan : Studi Kasus pada Tenaga Pengajar di Telkom University. e-Proceeding of Management : Vol.4, No.1 April.

Sagala, Teti Bethesda. 2014. Pengaruh Word of Mouth Terhadap

Menggunakan Jasa Kursus Bahasa Inggris. Skripsi. Medan: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Saryanto dan Dheasey Amboningtyas, 2017. Pengaruh Rotasi Kerja, Stres, Kepuasan Kerja Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Ace Hardware Semarang). Skripsi.

Simanjuntak, Payaman, J., 2001.

Manajemen Pemasaran, Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Pustaka Binaan Pressindo, Jakarta.

Swastha dkk, Anwar Prabu, 2002.

Perilaku Konsumen. Edisi Revisi.

Penerbit PT Revika Aditama, Bandung.

Swastha, Basu, dan T. Hani Handoko, 2000, Manajemen Pemasaran, AnalisaPerilaku Konsumen,Edisi Pertama, Cetakan Ketiga, Penerbit : BPFE, Yogyakarta.

Swastha, Basu, Irawan, 1992, Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Kedua, Liberty, Yogyakarta.

Tampi,Agustina Nola, dkk. 2016.

Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Dana Raya Manado. Skripsi

Tri.,Wartono. 2017. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan Majalah Mother And Baby). Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April.

Widarta. 2019. Pengaruh Stres Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Operator Pddikti Di Lldiktiwilayah V Yogyakarta.

JPSB Vol.7 No.2.

Yasinta Endah Nastiti, 2016. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Batik Brotoseno Sragen. Skripsi

Referensi

Dokumen terkait

Akhirnya kami berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini

Sehubungan Pengendalian secara empiris telah memberikan dampak atau pengaruh yang besar terhadap Efektivitas Kerja Pegawai pada Satuan Polisi Pamong Praja Kota

PENGARUH LATIHAN RELAKSASI DISERTAI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN1. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rencana Program Jangka Menengah (RPJM) merupakan acuan pelaksanaan kegiatan pembangunan bagi setiap pihak yang terkait, disusun dalam periode lima tahunan dengan kebutuhan

[r]

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab

Sisa pertumbuhan yang masih ada pada seseorang dapat dilihat dengan menilai maturasi skeletal pada tulang tertentu, misalnya dengan menilai maturasi

Gambar 3 merupakan tampilan pada saat pemain menyentuh splash screen. Pada Main Menu terdapat empat tombol yang dapat dipilih oleh pemain, yaitu: 1. Tombol “Mulai”