Per 31 Desember 2020 Audited
LAPORAN KEUANGAN BALAI RISET
BUDIDAYA IKAN HIAS
Badan Riset Sumber Daya Manusia dan Kelautan Perikanan
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
KATA PENGANTAR
Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya.
Balai Riset Budidaya Ikan Hias adalah salah satu entitas akuntansi di bawah Badan Riset dan Sumberdaya Manusi Kelautan dan Perikanan yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Salah satu pelaksanaannya adalah dengan menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Penyusunan Laporan Keuangan Balai Riset Budidaya Ikan Hias mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam Pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang transparan, akurat dan akuntabel.
Laporan Keuangan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna kepada para pengguna laporan khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan akuntabilitas/pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada Balai Riset Budidaya Ikan Hias. Di samping itu, laporan keuangan ini juga dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Depok, 31 Desember 2020 Kepala,
Dr. Idil Ardi, S.Pi, M.Si NIP. 197112292002121005
DAFTAR ISI TAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Pernyataan Tanggung Jawab iii
Ringkasan iv
I. Laporan Realisasi Anggaran 1
II. Neraca 2
III. Laporan Operasional 3
IV. Laporan Perubahan Ekuitas 4
V. Catatan atas Laporan Keuangan 5
A. Penjelasan Umum 5
B. Penjelasan atas Pos-Pos Laporan Realisasi Anggaran 20
C. Penjelasan atas Pos-Pos Neraca 26
D. Penjelasan atas Pos-Pos Laporan Operasional 39 E. Penjelasan atas Pos-Pos Laporan Perubahan Ekuitas 49
F. Pengungkapan Penting Lainnya 53
VI. Lampiran dan Daftar
BALAI RISET BUDIDAYA IKAN HIAS
Jl. Perikanan No.13 Kelurahan Pancoran Mas Kota Depok TELEPON 021-7520482, FAXIMILE 021-7520482
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB
Laporan Keuangan Balai Riset Budidaya Ikan Hias yang terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2020 sebagaimana terlampir, adalah merupakan tanggung jawab kami.
Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Depok, 31 Desember 2020 Kepala,
Dr. Idil Ardi, S.Pi, M.Si NIP.197112292002121005
RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Balai Riset Budidaya Ikan Hias Tahun 2019 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi:
1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur Pendapatan-LRA dan Belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2020.
Realisasi Pendapatan Negara pada TA 2020 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp102.890.556,-atau mencapai 102,71 persen dari estimasi Pendapatan- LRA sebesar Rp100.180.000,-.
Realisasi Belanja Negara pada TA 2020 adalah sebesar Rp14.836.190.199,- atau mencapai 96,82 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp5.322.930.000,-. Sisa Anggaran sebesar Rp486.739.801,- terdiri dari Penghematan belanja pegawai sebesar Rp393.849.796.,- Penghematan belanja barang Rp92.802.485,- dan Penghematan belanja Modal sebesar Rp87.520,-
2. NERACA
Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada 31 Desember 2020. Nilai Aset per 31 Desember 2020 dicatat dan disajikan sebesar Rp.450.070.935.774,- yang terdiri dari: Aset Lancar sebesar Rp881.476.000-; Piutang Jangka Panjang (neto) sebesar Rp0; Aset Tetap (neto) sebesar Rp448.675.821.036,- dan Aset Lainnya (neto) sebesar Rp513.638.738,-
Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp56.066.980,- dan Rp450.014.868.794,-
3. LAPORAN OPERASIONAL
Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban, surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan nonoperasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar.
Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp102.890.556- sedangkan jumlah beban dari kegiatan operasional adalah sebesar Rp16.721.130.098- sehingga terdapat Defisit dari Kegiatan Operasional senilai Rp(16.618.239.542-) Surplus Kegiatan Non Operasional dan Defisit Pos-pos Luar Biasa
masing-masing sebesar Rp22.204.000,- dan sebesar Rp0 sehingga entitas mengalami Defisit-LO sebesar Rp(16.595.035.542,-).
4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 01 Januari 2020 adalah sebesar Rp451.967.690.805,- dikurangi Defisit-LO sebesar (Rp16.596.035.542-) ditambah dengan koreksi-koreksi senilai Rp90.086.112,- dan Transaksi Antar Entitas sebesar Rp14.733.299.643,- sehingga Ekuitas entitas pada tanggal 31 Desember 2020 adalah senilai Rp450.014.868.794,-
5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.
Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal 31 Desember 2020 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas. Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk Tahun 2020 disusun dan disajikan dengan basis akrual.
I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
BALAI RISET BUDIDAYA IKAN HIAS LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2020 DAN 2019
(Dalam Rupiah) TA 2019
ANGGARAN REALISASI REALISASI
PENDAPATAN
Penerimaan Negara Bukan Pajak B.1 100,180,000 102,890,556 102.71 182,672,277
JUMLAH PENDAPATAN 100,180,000 102,890,556 102.71 182,672,277BELANJA B.2.
Belanja Pegawai B.3 8,252,585,000 7,858,735,204 95.23 8,417,863,661 Belanja Barang B.4 7,045,445,000 6,952,642,515 98.68 7,334,354,761 Belanja Modal B.5 24,900,000 24,812,480 99.65 1,120,484,000 Belanja Bantuan Sosial B.6 - - 0.00 -
JUMLAH BELANJA 15,322,930,000 14,836,190,199 96.82 16,872,702,422% thd Angg CATATAN
URAIAN TA 2019
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
II. NERACA BALAI RISET BUDIDAYA IKAN HIAS
NERACA
PER 31 DESEMBER 2020 DAN 2019
(Dalam Rupiah)
CATATAN 2019 2019
Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 - - Kas di Bendahara Penerimaan C.2 - - Kas Lainnya dan Setara Kas C.3 - - Piutang Bukan Pajak C.4 - - Bagian Lancar TP/TGR C.5 - - Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran C.6 - - Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Lancar C.7 - - Belanja Dibayar di Muka C.8 - - Pendapatan yang Masih harus Diterima C.9 - -
Persediaan C.10 881,476,000 557,354,600
Jumlah Aset Lancar 881,476,000 557,354,600
Tagihan TP/TGR C.11 - - Tagihan Penjualan Angsuran C.12 - - Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Jangka Panjang C.13 - - Jumlah Piutang Jangka Panjang - -
Tanah C.14 424,173,403,000 424,173,403,000
Peralatan dan Mesin C.15 13,880,503,875 13,855,691,395
Gedung dan Bangunan C.16 19,592,047,224 21,934,914,224
Jalan, Irigasi, dan Jaringan C.17 5,257,306,550 3,559,543,550 Aset Tetap Lainnya C.18 220,875,000 220,875,000 Konstruksi dalam pengerjaan C.19 - - Akumulasi Penyusutan Aset Tetap C.20 (14,448,314,613) (12,645,804,267)
Jumlah Aset Tetap 448,675,821,036 451,098,622,902
ASET LAINNYA
Aset Tidak Berwujud C.21 675,747,393 501,984,393
Aset Lain-Lain C.22 303,088,500 303,088,500
Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya C.23 (465,197,155) (426,881,961)
Jumlah Aset Lainnya 513,638,738 378,190,932
JUMLAH ASET 450,070,935,774 452,034,168,434
Uang Muka dari KPPN C.24 - - Utang kepada Pihak Ketiga C.25 56,066,980 66,477,629 Pendapatan Diterima di Muka C.26 - - Beban yang Masih Harus Dibayar C.27 - - Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 56,066,980 66,477,629
56,066,980
66,477,629
Ekuitas C.28 450,014,868,794 451,967,690,805
JUMLAH EKUITAS 450,014,868,794 451,967,690,805 450,070,935,774
452,034,168,434 URAIAN
KEWAJIBAN
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS ASET
ASET TETAP ASET LANCAR
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
JUMLAH KEWAJIBAN EKUITAS
PIUTANG JANGKA PANJANG
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
III. LAPORAN OPERASIONAL BALAI RISET BUDIDAYA IKAN HIAS
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2020 DAN 2019 (Dalam Rupiah)
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
CATATAN 2020 2019
Penerimaan Negara Bukan Pajak D.1 102,890,556 123,802,500
102,890,556
123,802,500
Beban Pegawai D.2 7,858,735,204 8,417,863,661
Beban Persediaan D.3 1,215,004,700 1,268,803,200
Beban Barang dan Jasa D.4 3,246,574,046 3,150,614,104
Beban Pemeliharaan D.5 1,647,894,862 2,344,795,073
Beban Perjalanan Dinas D.6 530,840,858 845,768,637
Beban Barang untuk Diserahkan kepada D.7 - - Beban Bantuan Sosial D.8 - -
Beban Penyusutan dan Amortisasi D.9 2,222,080,428 2,685,185,767
Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih D.10 - - 16,721,130,098
18,713,030,442 SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN OPERASIONAL (16,618,239,542) (18,589,227,942)
D.11
Surplus Penjualan Aset Nonlancar - - Defisit Penjualan Aset Non Lancar - - Defisit Selisih Kurs - - Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya 38,305,000 298,061,000 Beban dari kegiatan Non Opwerasional 16,101,000 3,665,000 SURPLUS /DEFISIT DARI KEGIATAN NON
OPERASIONAL 22,204,000 294,396,000
SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (16,596,035,542) (18,294,831,942) D.12
Pendapatan PNBP - - Beban Perjalanan Dinas - - Beban Persediaan - - SURPLUS/DEFISIT LO (16,596,035,542) (18,294,831,942)
URAIAN
BEBAN
JUMLAH BEBAN
KEGIATAN NON OPERASIONAL
POS LUAR BIASA
KEGIATAN OPERASIONAL
JUMLAH PENDAPATAN PENDAPATAN
IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS BALAI RISET BUDIDAYA IKAN HIAS
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2020 DAN 2019
(Dalam Rupiah)
URAIAN CATATAN 2020 2019
EKUITAS AWAL E.1 451,967,690,805 453,482,519,333
SURPLUS/DEFISIT LO E.2 (16,595,813,292) (18,294,851,942) KOREKSI YANG MENAMBAH/MENGURANGI
EKUITAS E.3
(94,419,987)
89,993,269 DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN
KEBIJAKAN/KESALAHAN MENDASAR
PENYESUAIAN NILAI ASET E.3.2 - - KOREKSI NILAI PERSEDIAAN E.3.3 - 48,308,300 KOREKSI ATAS REKLASIFIKASI E.3.4 14,207,292 (26,417,557) KOREKSI NILAI ASET TETAP NON REVALUASI E.3.5 1,959,801,279 68,102,526 SELISIH REVALUASI ASET E.3.6 (2,068,428,558) -
JUMLAH (94,419,987) 89,993,269
TRANSAKSI ANTAR ENTITAS E.4 14,733,299,643 16,690,030,145
EKUITAS AKHIR E.5 450,010,757,169 451,967,690,805
E.3.1 - -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
A. PENJELASAN UMUM A. PENJELASAN UMUM
A.1. Profil dan Kebijakan Teknis Balai Riset Budidaya Ikan Hias Dasar Hukum
Entitas dan Rencana Strategis
Perubahan nomenklatur Balai Penelitian dan Pengembanan Budidaya Ikan Hias menjadi Balai Riset Budidaya Ikan Hias didirikan dikarena penggabungan Eselon I Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dengan Badan Sumberdaya Manusian Kelautan dan Perikanan menjadi Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan, sebagai salah satu bertujuan untuk Menyelenggarakan
kegiatan litbang strategis budidaya ikan hias pada Kementerian Negara/Lembaga.
berkedudukan di Jalan Perikanan No.13 Kelurahan Pancoran Mas Kota Depok
Untuk mewujudkan tujuan diatas Balai Riset Budidaya Ikan Hias berkomitmen dengan visi “Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya yaitu: Mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian, berlandaskan gotong-royong melalui riset dan inovasi iptek perikanan. Sedangkan Balai Riset Budidaya Ikan Hias mempunyai visi yang merupakan turunan dari visi Pusat Riset Perikanan, yaitu :“Menjadi lembaga riset dan inovasi teknologi budidaya ikan hias yang unggul dan maju“.
Untuk mewujudkan visi tersebut Balai Riset Budidaya Ikan Hias melakukan beberapa langkah-langkah strategis sebagai berikut:
A. Sasaran strategi pembangunan ikan hias tahun 2020-2024 berdasarkan tujuan yang akan dicapai adalah:
1. Kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan meningkat 2. Sumber daya kelautan dan perikanan berkelanjutan
3. Kapasitas dan kompetensi SDM KP meningkat 4. Hasil riset dan inovasi dimanfaatkan
5. Tata Kelola pemerintahan yang baik
V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
B. Tugas dan Fungsi Balai Riset Budidaya Ikan Hias
Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia No.14/Permen-KP/2017 tanggal 27 Maret 2017 Tugas Balai Riset Budidaya Ikan Hias mempunyai tugas melaksanakan riset budidaya ikan hias air tawar, ikan hias air payau dan ikan hias air laut berdasarkan lingkungan fisik dalam menlaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Balai Riset Budidaya Ikan Hias menyelenggarakan fungsi :
1. Penyusunan rencana program dang anggaran pemanfaatan, evaluasi dan pelaporan.
2. Melaksanakan riset perikanan budidaya ikan hias air tawar, ikan hias air payau dan ikan hias air laut meliputi perbenihan dan genetika, reproduksi domestikasi dan pemuliaan sumber daya plasma nutfah ikan hias, nutrisi dan teknologi pakan kesehatan ikan, lingkungan serta teknologi budidaya ikan hias 3. Pengembangan teknologi perikanan budidaya ikan hias air
tawar, ikan hias air payau dan ikan hias air laut.
4. Pelayanan teknis, jasa, informasi, komunikasi dan kerjasama riset.
5. Pengelolaan prasaraana dan sarana riset dan 6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga
c. Susunan dan struktur organisasi
Susunan organisasi BRBIH terdiri dari atas 1. Seksi Tata Operasional
2. Seksi Pelayanan Teknis 3. Subbag Tata Usaha dan 4. Kelompok Jabatan Fungsional
D. Jumlah Pegawai Negeri Sipil 54 Pegawai Terdiri dari :
Struktural Eselon III 1 Pegawai Struktural Eselon IV 3 Pegawai Fungsional Peneliti 26 Pegawai Fungional Litkayasa 2 Pegawai Non Fungsional 20 Pegawai Diperbantukan Kemenkomaritim 1 Pegawai
Jumlah 53 Pegawai
Mutasi Pegawai sebagai berikut :
2 Pegawai Pensiun yaitu Slamet Sugito, SP dan Juice Holi Iswarningsih 1 Pegawai aktif kembali dari tugas belajar yaitu Siti Muniasih, S.Pi
1 Pegawai menjadi Struktural Eselon IV (Kasie Tata Operasional) yaitu Rangga Wiryawan
1 Pegawai mutasi masuk yaitu Herminingsih
1 Pegawai diperbantukan di Kemenkomaritim yaitu Anjang Bangun Prasetio, S.St. Pi dan
1 Pegawai pindah ke Kemenkomaritim yaitu Sugihyanto Jumlah pegawai kontrak (PPNPN) 35 orang
Untuk kedepannya pejabat eselon IV telah dialihkan menjadi fungsional, yaitu :
1. Fungsional Analis Pengelola Keuangan APBN Muda atau Subkoordinator Tata Usaha untuk Kasubbag Tata Usaha;
2. Fungsional Perencana Muda atau Subkoordinator Tata Operasioanal untuk Kasie Tata Operasional; dan
3. Fungsional Kehumasan Muda atau Subkoordinator Pelayanan Teknis untuk Kasie Pelayanan Teknis
E. Tingkat Kelas Jabatan Tunjangan Kinerja
Kepala Balai grade 12 1 Pegawai Peneliti Utama grade 13 1 Pegawai Peneliti Madya grade 11 6 Pegawai Eselon IV grade 9 2 Pegawai Peneliti Muda grade 9 15 Pegawai Teknisi Litkayasa Penyelia grade 8 2 Pegawai Teknisi Litkayasa Lanjutan grade 7 1 Pegawai
Koordinator Pelaksana grade 7 3 Pegawai Peneliti Tugas Belajar grade 7 4 Pegawai Pelaksana Administrasi grade 6 11 Pegawai Teknisi grade 5 7 Pegawai Jumlah 54 Pegawai
F. Kebijakan tentang Revisi DIPA
Pada awal tahun 2020 Satuan kerja Balai Riset Budidaya Ikan Hias mendapat alokasi APBN sebesar Rp. 21.328.213.000,-. Pada tahun yang sama telah terjadi 4 kali revisi DIPA dan 2 kali pengurangan anggaran, yang mana hal ini dilakukan untuk pengalihan anggaran dalam penanggulangan covid-19, berikut tanggal pelaksanaan Revisi DIPA
1. Revisi I tanggal 13 Februari 2020 terdapat perubahan pada Hal III DIPA tentang Rencana Penarikan Dana
2. Revisi II tanggal 27 April 2020 terdapat perubahan pada anggaran untuk menunjang penanggulangan covid-19
3. Revisi III tanggal 8 Oktober 2020 terdapat perubahan pada anggaran untuk menunjang penanggulangan covid-19
4. Revisi IV tanggal 26 Oktober 2020 terdapat perubahan pada anggaran untuk menunjang penanggulangan covid-19
Perubahan komposisi anggaran terlampir dalam tabel sebagai berikut : Komposisi awal anggaran belanja
No Anggaran Belanja Pagu
1 Belanja pegawai Rp. 10.134.713.000,-
2 Belanja barang Rp 9.853.500.000,-
3 Belanja modal Rp. 1.340.000.000,-
Total anggaran Rp. 21.328.213.000,-
Komposisi anggaran belanja perubahan I
No Anggaran Belanja Pagu
1 Belanja pegawai Rp. 8.552.585.000,-
2 Belanja barang Rp 7.045.445.000,-
3 Belanja modal Rp. 24.900.000,-
Total anggaran Rp. 15.622.930.000,-
Komposisi anggaran belanja perubahan II
No Anggaran Belanja Pagu
1 Belanja pegawai Rp. 8.252.585.000,-
2 Belanja barang Rp 7.045.445.000,-
3 Belanja modal Rp. 24.900.000,-
Total anggaran Rp. 15.322.930.000,-
Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
A.2. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan Keuangan Tahun 2020 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Balai Riset Budidaya Ikan Hias. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.
SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan manajerial lainnya.
Basis Akuntansi
A.3. Basis Akuntansi
Balai Riset Budidaya Ikan Hias menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan.
Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi yang yang mengakui pengaruhi transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Dasar
Pengukuran
A.4. Dasar Pengukuran
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan Balai Riset Budidaya Ikan Hias dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis.
Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.
Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing ditranslasi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
Kebijakan Akuntansi
A.5. Kebijakan Akuntansi
Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2020 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi- konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan yang merupakan entitas pelaporan dari Balai Riset Budidaya Ikan Hias. Disamping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.
Kebijakan-kebijakan akuntansi penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Balai Riset Budidaya Ikan Hias adalah sebagai berikut:
Pendapatan- LRA
(1) Pendapatan- LRA
Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN).
Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.
Pendapatan- LO
(2) Pendapatan- LO
Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.
Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan /atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi. Secara khusus pengakuan pendapatan-LO pada Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan adalah sebagai berikut:
o Pendapatan Jasa Pelatihan diakui setelah pelatihan selesai dilaksanakan
o Pendapatan Sewa Gedung diakui secara proporsional antara nilai dan periode waktu sewa.
o Pendapatan Denda diakui pada saat dikeluarkannya surat keputusan denda atau dokumen lain yang dipersamakan
Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto,dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.
Belanja (3) Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam peride tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.
Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban
atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Beban (4) Beban
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.
Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset; terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Aset (5) Aset
Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang dan Aset Lainnya.
Aset Lancar a. Aset Lancar
Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal.
Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.
Investasi Jangka Pendek BLU dalam bentuk surat berharga disajikan sebesar nilai perolehan sedangkan investasi dalam bentuk deposito dicatat sebesar nilai nominal.
Piutang diakui apabila menenuhi kriteria sebagai berikut:
a) Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan/Ganti Rugi apabila telah timbul hak yang didukung dengan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak dan/atau telah dikeluarkannya surat keputusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.
b) Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat peristiwa yang menimbulkan hak tagih dan didukung dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban secara jelas serta jumlahnya bisa diukur dengan andal
Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat direalisasikan (net realizable value). Hal ini diwujudkan dengan membentuk penyisihan piutang tak tertagih.
Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang yang ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah. Perhitungan penyisihannya adalah sebagai berikut:
Kualitas Piutang
Uraian Penyisiha
n Lancar Belum dilakukan pelunasan
s.d. tanggal jatuh tempo 0.5%
Kurang Lancar
Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan
10%
Diragukan
Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua
tidak dilakukan pelunasan 50%
Macet
1. Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan
100%
2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN
Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Perbedaharaan/Ganti Rugi (TP/TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar TP/TGR atau Bagian Lancar TPA.
Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik pada tanggal neraca dikalikan dengan:
harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian;
harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya.
Aset Tetap b. Aset Tetap
Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun.
Nilai Aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga wajar.
Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi sebagai berikut:
a) Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp1.000.000 (satu juta rupiah);
b) Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp25.000.000 (dua puluh lima juta rupiah);
c) Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.
Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah yang disebabkan antara lain karena aus, ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan rencana umum tata ruang (RUTR), atau masa kegunaannya telah berakhir direklasifikasi ke Aset Lain-Lain pada pos Aset Lainnya.
Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya, dikeluarkan dari neraca pada saat ada
usulan penghapusan dari entitas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan BMN/BMD.
Penyusutan Aset Tetap
c. Penyusutan Aset Tetap
Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap.
Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:
a. Tanah
b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP)
c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan
Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.
Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat.
Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut:
Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap
Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat
Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun
Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun
Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun Aset Tetap Lainnya (Alat Musik
Modern) 4 tahun
Piutang
Jangka Panjang
d. Piutang Jangka Panjang
Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang diharapkan/dijadwalkan akan diterima dalam jangka waktu lebih dari 12 (dua belas ) bulan setelah tanggal pelaporan.
Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) dinilai berdasarkan nilai nominal dan disajikan sebesar nilai yang dapat direalisasikan.
Aset Lainnya e. Aset Lainnya
Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan, aset kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan), dan kas yang dibatasi penggunaannya.
Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat neto yaitu sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi.
Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan dengan metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi.
Masa Manfaat Aset Tak Berwujud ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor:
620/KM.6/2016 tentang Masa Manfaat Dalam Rangka Amortisasi Barang Milik Negara berupa Aset Tak Berwujud pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut:
Penggolongan Masa Manfaat Aset Tak Berwujud
Kelompok Aset Tak Berwujud Masa Manfaat
(tahun)
Software Komputer 4
Franchise 5
Lisensi, Hak Paten Sederhana, Merk, Desain Industri, Rahasia Dagang, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
10
Hak Ekonomi Lembaga Penyiaran, Paten Biasa, Perlindungan Varietas Tanaman Semusim.
20
Hak Cipta Karya Seni Terapan, Perlindungan Varietas Tanaman Tahunan
25
Hak Cipta atas Ciptaan Gol.II, Hak Ekonomi Pelaku Pertunjukan, Hak Ekonomi Produser Fonogram.
50
Hak Cipta atas Ciptaan Gol.I 70
Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah disajikan sebesar nilai buku yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.
Kewajiban (6) Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.
a. Kewajiban Jangka Pendek
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya.
b. Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah
tanggal pelaporan.
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.
Ekuitas (7) Ekuitas
Ekuitas merupakan merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.
B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Selama periode berjalan, Balai Riset Budidaya Ikan Hias telah mengadakan revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari DIPA awal. Hal ini disebabkan oleh adanya program Pemerintah yang mengharuskan kesesuaian antara Rencana Penarikan Dana dan Perkiraan Penerimaan dengan Realisasi Keuangan. Serta dikarenakan adanya program Penghematan belanja pemerintah dan adanya perubahan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan situasi serta kondisi pada saat pelaksanaan saat menghadapi pandemi Covid-19 Perubahan tersebut berdasarkan sumber pendapatan dan jenis belanja antara lain:
ANGGARAN ANGGARAN AWAL SETELAH REVISI Pendapatan
Pdptn Riset,Survey&Pengembngan Iptek Lainnya 100,180,000 100,180,000 Pdptn Lain-lain 0 - Jumlah Pendapatan 100,180,000 100,180,000 Belanja
Belanja Pegawai 10,134,713,000 8,252,585,000 Belanja Barang 9,853,500,000 7,045,445,000 Belanja Modal 1,340,000,000 24,900,000 Belanja Bantuan Sosial 0 - Jumlah Belanja 21,328,213,000 15,322,930,000
2020 Uraian
Pengurangan pagu tersebut terinci dalam table berikut :
NO Uraian Belanja Pengurangan
1 Belanja Pegawai 1,882,128,000
2 Belanja Barang 2,808,055,000
3 Belanja Modal 1,315,100,000
JUMLAH PENGURANGAN 6,005,283,000
Dan terdapat penambahan pagu belanja barang untuk penanganan pandemic COVID-19 sebesar Rp22.000.000,00,- dengan rincian sebagai berikut :
No AKUN Keterangan Jumlah
1 521111 Belanja masker, handsanitizer
dan penanganan covid-19
12.000.000
2 522191 Penyemprotan disinfektan
untuk penanganan covid-19
10.000.000
JUMLAH 22.000.000
Realisasi Pendapatan Rp102.890.556, -
B.1 Pendapatan
Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp102.890.556,-,- atau mencapai 102,71 persen dari estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp100.180.000,- Pendapatan Balai Riset Budidaya Ikan Hias terdiri dari Pendapatan Jasa dan Pendapatan Lain-lain dengan rincian sebagai berikut:
ANGGARAN ANGGARAN AWAL SETELAH REVISI Pendapatan
Pdptn Riset,Survey&Pengembngan Iptek Lainnya 100,180,000 100,180,000 Pdptn Lain-lain 0 - Jumlah Pendapatan 100,180,000 100,180,000 Belanja
Belanja Pegawai 10,134,713,000 8,252,585,000 Belanja Barang 9,853,500,000 7,045,445,000 Belanja Modal 1,340,000,000 24,900,000 Belanja Bantuan Sosial 0 - Jumlah Belanja 21,328,213,000 15,322,930,000
2020 Uraian
Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan
Pendapatan Penelitian/Riset 100,180,000 83,747,500 83.60 Pendapatan Sewa tanah/bangunan - 18,033,000 - Pendapatan Lain-lain - 1,110,056 - Jumlah 100,180,000 102,890,556 102.71
Uraian
Anggaran Realisasi % Real Angg.
Realisasi Pendapatan Jasa penelitian/riset, survey, pemetaan dan IPTEK TA 2020 mengalami penurunan dibandingkan TA
2019. Hal ini disebabkan ada nya pandemic covid -19 Sehingga persentase pendapatan turun.
Pada TA 2020 terdapat pendapatan sewa tanah/gedung/bangunan senilai Rp.18.033.000,- ini merupakan sewa lahan untuk penggunaan ATM BNI.
Sedangkan pendapatan lain-lain senilai Rp.1.110.056,- merupakan pendapatan dari belanja pegawai atas :
- Potongan SPM dari SPM No.97/403830/2020 tanggal 1/10/2020 dan Sp2d No.200231302004186 tanggal 2/10/2020 atas Pembayaran belanja pegawai untuk keperluan pembayaran kekurangan gaji a/n Fitri Rahmawati bulan april s/d juli 2020 senilai Rp. 56,-
- Potongan SPM dari SPM No.135/403830/2020 dan sp2d No. 200231302006267 tanggal 16 desember 2020 atas Pembayaran belanja pegawai untuk keperluan pembayaran kekurangan tunjangan fungsional bulan mei s/d oktober 2020 a/n Sulasy Rohmi senilai Rp.1.110.000,-
Perbandingan Realisasi Pendapatan TA 2020 dan 2019
URAIAN REALISASI T.A. 2020 REALISASI T.A.
2019
NAIK (TURUN)
% Pendapatan Jasa Riset 83,747,500 123,802,500 -32.35 Pendapatan Sewa Tanah 18,033,000 -
Pendapatan Lain-lain 1,110,056 12,784,093 -91.32
B.2 Belanja
Realisasi
Belanja Negara Rp14.836.190.1 99,-
Realisasi Belanja instansi pada TA 2020 adalah sebesar Rp14.836.190.199,- atau 96,82% dari anggaran belanja sebesar Rp15.322.930.000,-. Rincian anggaran dan realisasi belanja TA 2020 adalah sebagai berikut:
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2020
Belanja Pegawai 8,252,585,000 7,858,735,204 95.23 Belanja Barang 7,045,445,000 6,952,642,515 98.68 Belanja Modal 24,900,000 24,812,480 99.65 Belanja Bantuan Sosial - -
Total Belanja Kotor 15,322,930,000 14,836,190,199 96.82
Pengembalian - -
Uraian
2020
Anggaran Realisasi % Real
Angg.
Walau pagu anggaran TA.2020 lebih kecil daripada pagu anggaran TA.2019 tetapi dibandingkan dengan TA 2019, Realisasi Belanja TA 2020 mengalami penurunan sebesar 0,94%.
Hal ini disebabkan beberapa kegiatan mengalami hambatan karena adanya pandemi covid-19, dan beberapa kegiatan seperti diklat dan rapat dilakukan dengan metode daring, menggunakan aplikasi zoom meeting.
Perbandingan Realisasi Belanja TA 2020 dan 2019
URAIAN REALISASI TA 2020 REALISASI TA 2019
NAIK (TURUN)
% Belanja Pegawai 7,858,735,204 8,417,863,661 (6.64) Belanja Barang 6,952,642,515 7,334,354,761 (5.20) Belanja Modal 24,812,480 1,120,484,000 (97.79) Belanja Bantuan Sosial - -
Jumlah 14,836,190,199 16,872,702,422 (12.07)
Belanja Pegawai Rp7.858.735.20 4,-
B.3 Belanja Pegawai
Realisasi Belanja Pegawai TA 2020 dan 2019 adalah masing- masing sebesar Rp7.858.735.204,- dan Rp8.417.863.661,-.
Belanja Pegawai adalah belanja atas kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai yang
dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal. Realisasi belanja TA 2020 dibandingkan ditahun 2019 mengalami penurunan sebesar 6,64%, hal tersebut dikarenakan selama pandemic covid -19 pembayaran tunjangan kinerja 13 dan tunjangan kinerja 14 dihilangkan untuk seluruh PNS di Balai.
Serta gaji ke 14 dihilangkan untuk Pejabat Fungsional Peneliti Utama, di Balai terdapat 1 Pejabat Fungsional Peneliti Utama yaitu drs. Agus Priyadi
Perbandingan Belanja Pegawai TA 2020 dan 2019
URAIAN REALISASI TA
2020
REALISASI TA 2019
NAIK (TURUN)
% Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 4,380,648,525 4,450,770,854 (1.58)
Belanja Gaji dan Tunjangan Non PNS 0 0 -
Belanja Honorarium 3,415,693,372 3,923,038,457 (12.93)
Belanja Lembur 76,191,000 62,317,000 22.26 Belanja Vakasi - - - Jumlah Belanja Kotor 7,872,532,897 8,436,126,311 (6.68) Pengembalian Belanja Pegawai 13,797,693 18,262,650 (24.45) Jumlah Belanja 7,858,735,204 8,417,863,661 (6.64)
Belanja Barang Rp6.952.642.51 5,-
B.4 Belanja Barang
Realisasi Belanja Barang TA 2020 dan 2019 adalah masing- masing sebesar Rp6.952.642.515,- dan Rp7.334.354.761,- Realisasi Belanja Barang TA 2020 mengalami penurunan sebesar 5,20 %. Realisasi belanja TA 2020 lebih rendah dibandingkan TA 2019 dikarenakan adanya beberapa kegiatan yang susah dilaksanakan di waktu pandemi covid-19. Pada TA 2020 terdapat revisi anggaran yang digunakan untuk penanggulangan covid-19.
Realisasi belanja barang untuk penanggulangan covid-19
Keterangan Pagu (Rp) Realisasi (Rp) %
521111 (Belanja masker &
hand sanitizer)
12.000.000 12.000.000 100
522191 (Belanja
penyemprotan disinfektan)
10.000.000 10.000.000 100
JUMLAH 22.000.000 22.000.000 100
Perbandingan Belanja Barang TA 2020 dan 2019
URAIAN REALISASI TA 2020 REALISASI TA 2019 NAIK (TURUN)
% Belanja Barang Operasional 2,125,404,065 1,918,681,312 10.77 Belanja Barang Non Operasional 186,170,000 204,185,600 (8.82) Belanja Jasa 945,410,630 1,018,497,639 (7.18) Belanja Pemeliharaan 1,382,958,812 2,075,426,573 (33.37) Belanja Perjalanan Dalam Negeri 530,840,858 845,768,637 (37.24) Belanja barang persediaan 1,781,858,150 1,271,795,000 40.11 Belanja Barang untuk diserahkan kepada Masy. - - #DIV/0!
Jumlah Belanja Kotor 6,952,642,515 7,334,354,761 (5.20) Pengembalian Belanja - -
Jumlah Belanja 6,952,642,515 7,334,354,761 (5.20)
Belanja Modal Rp24.812.480,-
B.5 Belanja Modal
Realisasi Belanja Modal TA 2020 dan 2019 adalah masing- masing sebesar Rp24.812.480,- dan Rp1.120.484.000,- Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi.
Realisasi Belanja Barang TA 2020 mengalami penurunan sebesar 97,79% dibandingkan dengan realisasi TA 2019, dikarenakan pada TA.2020 dikarenakan pagu anggaran belanja modal yang lebih rendah dibanding dengan pagu anggaran TA.2019, hal ini dikarenakan adanya refocusing anggaran dari anggaran belanja modal peralatan dan mesin menjadi anggaran penanggulan covid-19 untuk kementerian, melalui anggaran Biro Umum dan Pengadaan Barang Jasa, KKP
Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2020 dan 2019
URAIAN REALISASI TA 2020 REALISASI T.A 2019 NAIK (TURUN)
%
Belanja Modal Tanah 0 0 0.00
Belanja Modal Peralatan dan Mesin 24,812,480 1,120,484,000 (97.79)
Belanja Modal Gedung dan Bangunan 0 0 #DIV/0!
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan 0 0 0.00
Belanja Modal Lainnya 0 0 0.00
Jumlah Belanja Kotor 24,812,480 1,120,484,000 -97.79
Pengembalian - - -
Jumlah Belanja 24,812,480 1,120,484,000 -97.79
B.5.1 Belanja Modal Tanah
Realisasi Belanja Modal Tanah TA 2020 dan TA 2019 adalah masing-masing sebesar Rp0,- dan Rp0,- Tidak ada realisasi belanja modal tanah
Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2020 dan 2019
URAIAN JENIS BELANJA REALISASI T.A. 2020 REALISASI T.A 2019 Naik (Turun) %
Belanja Modal Tanah #DIV/0!
Belanja Modal Pembayaran Honor Tim Tanah #DIV/0!
Belanja Modal Pembuatan Sertifikat Tanah #DIV/0!
Belanja Modal Pengurukan dan Pematangan Tanah #DIV/0!
Belanja Modal Perjalanan Pengadaan Tanah #DIV/0!
Jumlah Belanja Kotor #DIV/0!
Pengembalian Belanja Modal - - -
Jumlah Belanja 0 0 #DIV/0!
B.5.2 Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin TA 2020 adalah sebesar Rp24.812.480,- sedangkan tahun 2019 Rp.
Rp1.120.484.000,- ada nya penurunan sebesar 97,79% hal ini disebabkan pagu pada belanja peralatan dan mesin mengalami penurunan bandingkan dengan tahun sebelumnya.
Perbandingan Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin TA 2020 dan 2019
URAIAN REALISASI TA 2020 REALISASI TA 2019 NAIK (TURUN) %
Peralatan dan mesin 24,812,480 1,120,484,000 -97.79
0.00 Jumlah Belanja Kotor 24,812,480 1,120,484,000 -97.79
Pengembalian - - -
Jumlah Belanja 24,812,480 1,120,484,000 -97.79
B.5.3 Belanja Modal Gedung dan Bangunan
Realisasi Belanja Modal TA 2020 sebesar Rp0,- dan TA 2020 sebesar Rp0,-. Realisasi belanja modal gedung dan bangunan pada tahun 2020 tidak ada.
Perbandingan Realisasi Belanja Gedung dan Bangunan TA 2020 dan 2019
URAIAN JENIS BELANJA REALISASI T.A. 2020 REALISASI T.A 2019
NAIK (TURUN)
%
Pembelian 0 0 #DIV/0!
Jumlah Belanja Kotor 0 0 #DIV/0!
Pengembalian Belanja Modal - - -
Jumlah Belanja 0 0 #DIV/0!
B.5.4 Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Realisasi Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan TA 2020 dan TA 2020 adalah Belanja modal jalan, irigasi dan jaringan pada tahun 2020 tidak ada mutasi
Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2020 dan 2020
URAIAN JENIS BELANJA REALISASI
T.A. 2020
REALISASI T.A 2020
Naik (Turun)
Belanja Modal Jalan 0 0 #DIV/0!
Penambahan Daya Listrik 0 0 #DIV/0!
Jumlah Belanja Kotor 0 0 #DIV/0!
Pengembalian Belanja Modal - - -
Jumlah Belanja 0 0 #DIV/0!
B.5.5 Belanja Modal Lainnya
Realisasi Belanja Modal Lainya TA 2020 dan TA 2019 adalah masing-masing sebesar Rp0,- dan Rp0,-. Realisasi Belanja Modal Lainnya TA 2020 tidak ada mutasi
Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2020 dan 2019
URAIAN JENIS BELANJA REALISASI T.A. 2020
REALISASI T.A 2019
Naik (Turun)
Belanja Aset Lainnya 0 0 #DIV/0!
0 0 #DIV/0!
Jumlah Belanja Kotor 0 0 #DIV/0!
Pengembalian Belanja Modal - - -
Jumlah Belanja 0 0 #DIV/0!
C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA Kas di
Bendahara Pengeluaran Rp0,-
C.1 Kas di Bendahara Pengeluaran
Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2020 dan 2019 adalah masing-masing sebesar Rp0,- dan Rp0,- yang merupakan kas yang dikuasai, dikelola dan berada di bawah tanggung jawab Bendahara Pengeluaran yang berasal dari sisa UP/TUP yang belum dipertanggung- jawabkan atau belum disetorkan ke Rekening Kas Negara per tanggal neraca. Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran adalah sebagai berikut:
Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran TA 2020 dan 2019
Keterangan TH 2020 TH 2019
Uang Tunai - -
Bank BRI Unit Depok Nusantara - - Jumlah - -
Kas di Bendahara Penerimaan Rp0
C.2 Kas di Bendahara Penerimaan
Saldo Kas di Bendahara Penerimaan per tanggal 31 Desember 2020 dan 2019 adalah sebesar masing-masing Rp0,- dan Rp0,- Kas di Bendahara Penerimaan meliputi saldo uang tunai dan saldo rekening di bank yang berada di bawah tanggung jawab Bendahara Penerimaan yang sumbernya berasal dari pelaksanaan tugas pemerintahan berupa Penerimaan Negara Bukan Pajak.
Rincian Kas di Bendahara Penerimaan TA 2020 dan 2019
Keterangan TH 2020 TH 2019
Uang Tunai - - -
- Jumlah - -
Kas Lainnya dan Setara Kas Rp0,-
C.3 Kas Lainnya dan Setara Kas
Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas per tanggal 31 Desember 2020 dan 2019 masing-masing sebesar Rp0,- dan Rp0,-.
Kas Lainnya dan Setara Kas merupakan kas pada bendahara pengeluaran yang bukan berasal dari UP/TUP, kas lainnya dan setara kas.
Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas TA 2020 dan 2019
TH 2020 TH 2019
-
- Kas Lainnya di Bendahara Penerimaan - -
-
- -
- Keterangan
Jumlah
Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran
Kas Lainnya di KL dari Hibah yang Belum Disahkan
Pendapatan yang Masih Harus Diterima Rp0,-
C.9 Pendapatan yang Masih Harus Diterima
Pendapatan yang Masih Harus Diterima per tanggal 31 Desember 2020 dan 2019 masing-masing adalah sebesar Rp0,- dan Rp0,- merupakan hak pemerintah atas pelayanan yang telah diberikan namun belum diserahkan tagihannya kepada penerima jasa. Rincian Pendapatan yang Masih Harus Diterima berdasarkan jenis pendapatan sebagai berikut:
Perbandingan Rincian Pendapatan yang Masih Harus Diterima TA 2020 dan 2019
Jenis TH 2020 TH 2019
Penerimaan kembali belanja pegawai TAYL - - Pendapatan Jasa Pelayanan Pendidikan - - Jumlah - -
Persediaan Rp.881.476.000 ,-
C.10 Persediaan