• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosiding Seminar Nasional Volume 04, Nomor 1 ISSN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Prosiding Seminar Nasional Volume 04, Nomor 1 ISSN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding Seminar Nasional Volume 04, Nomor 1

ISSN 2443-1109

Page 309 of 464 KEMAMPUAN MENYIMAK DONGENG MELALUI STRATEGI TEBAK

KATA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 MASAMBA KABUPATEN LUWU UTARA

Nirwana1, Pancana Beta2, Darmawati3 Universitas Cok roaminoto Palopo1,2,3

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan menyimak dongeng melalui penerapan strategi tebak kata siswa kelas VII SMP Negeri 3 Masamba Kabupaten Luwu Utara. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Sampel dalam penelitian berjumlah 18 orang siswa. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah statistik sederhana berdasarkan keantusiasan siswa dalam belajar. Berdasarkan hasil penelitian bahwa pada tes awal sebelum diberikan perlakuan sampel yang memperoleh nilai ≥75 sebanyak 2 orang siswa atau sebesar 11,12% dan siswa yang memperoleh nilai <75 sebanyak 16 siswa atau sebesar 88,88%. Sedangkan pada tes akhir setelah diberikan perlakuan sampel yang memperoleh nilai ≥75 sebanyak 14 siswa atau 77,78% dan siswa yang mendapat nilai <75 sebanyak 4 siswa atau 22,22%. Sesuai dengan uraian hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan menyimak dongeng melalui penerapan strategi tebak kata siswa kelas VII SMP Negeri 3 Masamba Kabupaten Luwu Utara telah memadai setelah diberikan tes akhir dengan penerapan strategi tebak kata.

1. Pendahuluan

Menurut Tarigan (2008:2) keterampilan berbahasa (langue artst langue skill), mencakup empat segi, yaitu menyimak, (listening skill), berbicara (speaking skill), membaca (reading skill), dan menulis (writing skill). Menyimak merupakan keterampilan berbahasa awal yang dikuasai oleh manusia. Keterampilan menyimak menjadi dasar bagi keterampilan berbahasa yang lain. Pada awal kehidupan manusia lebih dulu belajar menyimak, setelah itu belajar berbicara kemudian membaca lalu menulis.

Melalui proses menyimak, orang dapat menguasai percakapan fonem, kosa kata, dan kalimat. Pemahaman fonem, kata, dan kalimat itu sangat membantu seseorang dalam kegiatan berbicara, membaca, maupun menulis. selalu disampaikan dalam bahasa lisan.

Ini berarti bahwa keterampilan menyimak dapat menunjang keterampilan berbicara, membaca, maupuan menulis. Dengan bahasa manusia dapat berkomunikasi. Dengan berkomunkasi orang dapat menyampaikan gagasan, perasaan, atau pengalaman terhadap orang lain. Berdasarkan teori, pembelajaran menyimak dilaksanakan secara terpadu dan mendapat perhatian sama dengan keterampilan berbahasa lain. Namun, dalam pembelajaran di sekolah, hal tersebut belum dapat terlaksana dengan baik. Pembelajaran menyimak masih kurang mendapat perhatian dan sering kali diremehkan oleh siswa maupun guru. Mereka beranggapan bahwa semua orang normal pasti dapat menyimak untuk memperoleh penalaran wacana lisan akan terbentuk secara otomatis. Pandangan

(2)

Halaman 310 dari 464

seperti itu harus dihilangkan, keterampilan menyimak untuk memperoleh penalaran terhadap wacana lisan tidak akan terbentuk secara otomatis atau hanya dengan perintah supaya mendengarkan saja.

Alasan-alasan yang menyebabkan pembelajaran menyimak belum terlaksana dengan baik tersebut bersifat umum, baik untuk pembelajaran menyimak Bahasa Indonesia. Kompleksitas hambatatan dalam pembelajaran menyimak pada setiap sekolah tidak selalu sama. Pada sekolah tertentu hambatan tersebut dapat diminimalisasi tetapi di sekolah yang lain dapat lebih kompleks. Hambatan pada setiap kelas pun dimungkinkan berbeda.

Dongeng merupakan kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna kehidupan dan cara berinteraksi dengan makhluk hidup lainnya. Dongeng juga merupakan dunia khayalan dan imajinasi dari pemikiran seseorang yang kemudian diceritakan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Selain diceritakan sebagai hiburan dongeng juga bermanfaat untuk pembaca dan pendengar, khususnya anak.

Sekaligus memberikan gambaran bahwa dongeng adalah suatu pengalaman, yang akan membawa imajinasi dalam petualangan yang menyenangkan dan berpengaruh positif bagi moral anak.

Sudah dapat diketahui kegunaan dongeng bagi pendidikan moral dan budi pekerti anak walaupun tidak banyak masyarakat yang tidak mengetehui manfaat dongeng dapat bermanfaat positif bagi pendidikan moral dan budi pekerti anak. Maka dari itu seharusnya dongeng dikemas secara menarik sehingga anak tidak bosan untuk membaca maupun menyimak dongeng.

Pembelajaran keterampilan menyimak memerlukakan stategi yang efektif dan efisien. Selain itu, perlu pula media pembelajaran yang menarik sehingga siswa dapat menguasai kompetensi yang diharapkan dalam proses belajar mengajar. Strategi pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting dalam menunjang pembelajaran khususnya pembelajaran menyimak dongeng karena selama ini pembelajaran menyimak dongeng biasanaya dibacakan oleh seorang siswa dan yang lainya menyimak.

Penulis menggunakan strategi tebak kata dalam pembelajaran menyimak dongeng diharapkan dapat membangkitkan rasa ingin tahu dan minat siswa, serta memotivasi

(3)

Page 311 of 464 siswa untuk belajar dan mengurangi rasa jenuh pada siswa. Strategi tebak kata ini juga diharapakan dapat mempermudah siswa dalam memahami materi dan informasi yang disampaikan. Dengan demikian, penggunaan strategi tebak kata diharapkan dapat memperbaiki keterampilan menyimak dongeng pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Masamba 2017/2018.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka masalah dalam penelian ini adalah

”Bagaimanakah kemampuan menyimak dongeng melalui penerapan strategi tebak kata siswa kelas VII SMP Negeri 3 Masamba Kabupaten Luwu Utara?”

2. Metode Penelitian Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, adalah jenis penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian ini berusaha menggambarkan kemampuan siswa dalam menyimak dongeng melalui penerapan strategi tebak kata.

Desain Penelitian

Desain dalam penelitian ini ialah one group pretest-posttest design. dalam desain ini, sebelum perlaluan diberikan terlebih dahulu sampel diberi pretest (tes awal) dan diakhir pembelajaran sampel diberi posttest (tes akhir). Sugiyono (dalam Isma, 2016:16).

Desain ini digunakan untuk mengetahui kemampuan menyimak dongeng melalui penerapan strategi tebak kata.

Lokasi dan Waktu

Lokasi penelitian ini adalah di SMP Negeri 3 Masamba Kabupaten Luwu Utara dan waktu penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2017/2018.

Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel yang diamati, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Penggunaan strategi pembelajaran tebak kata dikategorikan sebagai variabel bebas (X), dan variabel terikat (Y) pembelajaran menyimak dongeng siswa kelas VII SMP Negeri 3 Masamba Kabupaten Luwu Utara dikategorikan sebagai variabel terikat.

(4)

Halaman 312 dari 464

Defenisi Oprasional Variabel

Defenisi operasional variabel dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang variabel-variabel yang diperhatikan sehingga tidak terjadi kesalahan penafsiran. Beberapa istilah penting yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

Stategi pembelajaran tebak kata adalah model yang menggunakan media kartu teka-teki yang berukuran 10×10 cm yang berpasangan dengan kartu jawaban teka-teki berukuran 5×2 cm kartu ini nantinya dilipat dan ditempel pada dahi atau diselipkan pada telinga

Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

Dongeng adalah prosa fiksi yang bertujuan untuk hiburan, pelajaran, (moral) atau bertujuan lain untuk menyindir. Meskipun dongeng adalah suatu karya sastra fiktif yang tidak terikat oleh waktu, dongeng banyak terinspirasi dari dunia nyata.

Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dengan demikian, populasi dalam penelitian ini yaitu siswa SMP Negeri 3 Masamba kelas VII yang berjumlah 18 orang.

3. Hasil dan Pembahasan Hasil Penelitian

Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Siswa

No Nilai Frekuensi Presentase %

1 80 1 5.5%

2 76,6 1 5.5%

3 73,3 2 11.13%

4 66,6 1 5.5%

5 63,3 5 27.80%

6 7 8

60 56,6 53,3

1 5 2

5.5%

27.80%

11.13%

Jumlah 18 100%

(5)

Page 313 of 464 Kemampuan rata-rata siswa kelas VII SMP Negeri 3 Masamba Kabupaten Luwu Utara dalam menyimak dongeng Putri Tandampalik berdasarkan pretest adalah 11,3%

kurang memadai. Setelah diperoleh nilai rata-rata tingkat kemampuan siswa, langkah selanjutnya adalah melakukan kualifikasi penilaian dengan menggunakan skala depdiknas 2004 sebagai berikut:

Kualifikasi Pretest Siswa

No. Kategori Interval Nilai Frekuensi Presentase %

1 Sangat Baik 85-100 0 0 %

2 Baik 75-84 2 11,1 %

3 Cukup 55-74 14 77,8 %

4 Kurang 40-54 2 11,1%

5 Sangat

Kurang

< 39 0 0%

Jumlah Siswa 18 100%

Nilai 85-100 sebagai kualifikasi sangat baik diperoleh 0 siswa, Nilai 75-84 sebagai kualifikasi baik diperoleh 2 siswa. Nilai 55-74 sebagai kualifikasi cukup diperoleh 14 siswa. Nilai 40-54 sebagai kualifikasi sangat kurang diperoleh 0 siswa, berdasarkan tabel kualifikasi dapat dikatakan kurang.

Membuat tabel klasifikasi kemampuan pretest siswa

No Pemorolehan Nilai Frekuensi Presentase %

1 Nilai ≥ 75 2 11,12%

2 Nilai < 75 16 88,88%

Jumlah 18 100%

Berdasarkan data dari nilai kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 3 Masamba Kabupaten Luwu Utara dalam menyimak dongeng menggunakan strategi tebak kata.

Apabila dilihat dari presentase siswa dalam nilai klasifikasi depdiknas (2004) adalah sebagai berikut:

No Nilai Frekuensi Presentase %

1 86,6 2 11.11%

2 83,3 5 27.78%

3 80 2 11.11%

4 76,6 5 27.78%

5 6

73,3 66,6

2 2

11.11%

11.11%

Jumlah 18 100%

(6)

Halaman 314 dari 464

Kemampuan rata-rata siswa kelas VII SMP Negeri 3 Masamba Kabupaten Luwu Utara dalam menyimak dongeng putri Tandampalik menggunakan strategi tebak kata adalah 79% telah memadai. Setelah diperoleh nilai rata-rata tingkat kemampuan siswa, langkah selanjutnya adalah melakukan kualifikasi penilaian dengan menggunakan skala depdiknas 2004 sebagai berikut:

Membuat tabel kualifikasi kemampuan siswa

Kualifikasi

Interval Nilai

Frekuensi Presentase %

1 Sangat Baik 85-100 2 11,11 %

2 Baik 75-84 12 66,67%

3 Cukup 55-74 4 22,22%

4 Kurang 40-54 0 0%

5 Sangat

Kurang

<39 0 0%

Jumlah Siswa 18 100%

Membuat tabel klasifikasi kemampuan siswa

No Pemorolehan

Nilai

Frekuensi Presentase %

1 Nilai ≥ 75 14 77,78%

2 Nilai < 75 4 22,22%

Jumlah 18 100%

Berdasarkan tabel 12 di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai Nilai ≥ 75 berjumlah 14 siswa {77,78%} sedangkan siswa yang mendapat nilai < 75 berjumlah 4 siswa {22,22%}. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa siswa kelas VII SMP Negeri 3 Masamba Kabupaten Luwu Utara mampu menyimak dongeng melalui penerapan strategi tebak kata. Hal ini dibuktikan dari siswa yang mendapat nilai Nilai ≥ 75 sebesar 77,78%.

Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bagian ini, diuraikan hasil temuan yang diperoleh penelitian. Hal ini yang dimaksud adalah simpulan yang diperoleh melalui data yang terkumpul dari analisis data yang telah dilakukan. Temuan yang disajikan adalah kemampuan menyimak dongeng sebelum dan sesudah menggunakan strategi tebak kata.

1. Kemampuan menyimak dongeng putri Tandampalik sebelum menggunakan strategi tebak kata/pretest/tes akhir.

(7)

Page 315 of 464 Kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 3 Masamba Kabupaten Luwu Utara dalam menyimak dongeng putri Tandampalik yaitu nilai 100 sebagai nilai tertinggi dan nilai terendah adalah 10. Berdasarkan tabel 3, setelah dihitung nilai rata-rata kemampuan siswa dalam menyimak dongeng putri Tandampalik tanpa menggunakan strategi tebak kata/pretesti/tes akhir.

Nilai rata-rata aspek kemampuan menyimak dongeng melalui penerapan strategi tebak kata siswa kelas VII SMP Negeri 3 Masamba Kabupaten Luwu Utara adalah 18,8 %.

Untuk menghitung skor rata-rata yang diperoleh siswa kelas VII SMP Negeri 3 Masamba Kabupaten Luwu Utara dalam menyimak dongeng melalui penerapan strategi tebak kata termasuk dalam kategori mana?. Nilai rata-rata tersebut diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi nilai depdiknas. Oleh karena itu nilai rata-rata ini {18,8%} dibagikan dengan skor maksimal {30} kemudian dibagikan dengan {100}. Jadi nilai rata-rata tersebut adalah 62,6.

Berdasarkan klasifikasi nilai depdiknas, skor 62,6 termasuk dalam kategori cukup.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan menyimak dongeng melalui penerapan strategi tebak kata tergolong dalam kategori cukup.

Kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 3 Masamba Kabupaten Luwu Utara dalam menyimak dongeng tanpa strategi tebak kata, belum mencapai standar atau kreteria yang telah ditentukan. Hasil tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa dari 18 sampel, 2 sampel atau 11,12% mendapat nilai ≥ 75 dan 16 sampel atau 88,88% tidak mencapai standar mendapat nilai < 75. Dalam penelitian ini siswa kelas VII SMP Negeri 3 Masamba Kabupaten Luwu Utara belum mampu dalam menyimak dongeng.

2. Kemampuan menyimak dongeng putri Tandampalik sesudah menggunakan strategi tebak kata/posttest

Kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 3 Masamba Kabupaten Luwu Utara dalam menyimak dongeng putri Tandampalik setelah menggunakan strategi tebak kata yaitu 100 sebagai nilai tertinggi dan 10 sebagai nilai terendah. Berdasarkan tabel 3, setelah dihitung nilai rata-rata kemampuan siswa dalam menyimak dongeng putri Tandampalik tanpa menggunakan strategi tebak kata/posttest.

Skor rata-rata aspek kemampuan menyimak dongeng melalui penerapan strategi tebak kata siswa kelas VII SMP Negeri 3 Masamba adalah 23,7%. Untuk menghitung

(8)

Halaman 316 dari 464

skor rata-rata yang diperoleh siswa kelas VII SMP Negeri 3 Masamba Kabupaten Luwu Utara dalam menyimak dongeng melalui penerapan strategi tebak kata termasuk dalam kategori mana?. Nilai rata-rata tersebut diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi nilai depdiknas. Oleh karena itu nilai rata-rata ini {23,7%} dibagikan dengan skor maksimal {30} kemudian dibagikan dengan {100}. Jadi nilai rata-rata tersebut adalah 79%.

Berdasarkan klasifikasi nilai depdiknas, skor 79 termasuk dalam kategori baik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan menyimak dongeng melalui penerapan strategi tebak kata tergolong dalam kategori baik. Kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 3 Masamba Kabupaten Luwu Utara dalam menyimak dongeng melalui penerapan strategi tebak kata, telah mencapai standar atau kreteria yang telah ditentukan.

Hasil tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa dari 18 sampel, 14 sampel atau 77,78%

berhasil mencapai standar ≥ 75 dan sebanyak 4 sampel atau 22,22% mendapat nilai < 75.

Dalam penelitian ini siswa kelas VII SMP Negeri 3 Masamba Kabupaten Luwu Utara telah mampu dalam menyimak dongeng menggunakan stategi tebak kata.

Pembelajaran menyimak dongeng menggunakan strategi tebak kata cukup efisien karena strategi tebak kata merupakan model pembelajaran tipe kooperatif yang dapat melibatkan anak belajar dan bermain secara berkelompok. Pembelajaran tebak kata merupakan model yang menggunakan kartu teka-teki berpasangan dengan kartu jawaban teka-teki. Dari hal inilah yang membuat nilai siswa meningkat setelah pemberian tes akhir menggunakan strategi tebak kata karena siswa lebih menyukai pembelajaran yang tidak menoton yang memadukan antara bermain dan belajar.

4. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian setelah pemberian tes diperoleh data-data yang kemudian dijabarkan pada bab IV. Hasil yang diperoleh melalui data yang terkumpul dari hasil analisis yang telah dilakukan. Dapat disimpulkan bahwa pada tes awal sebelum diberikan perlakuan/pretest/tes akhir siswa atau sampel memperoleh nilai ≥ 75 sebanyak 1 orang siswa {6%} dan yang mendapat nilai < 75 sebanyak 17 orang siswa {94%}.

Sedangkan pada tes akhir setelah diberikan perlakuan/posttest siswa atau sampel yang memperoleh nilai standar ≥ 75 sebanyak 13 {72%} siswa dan yang mendapat nilai standar

< 75 sebanyak 3 siswa {28%, sehingga dapat diketahui perbedaan sebelum dan sesudah

(9)

Page 317 of 464 diberikan perlakuan yang dimana setelah diberikan perlakuan nilai ketuntasan siswa meningkat. Jadi, kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 3 Masamba Kabupaten Luwu Utara dalam menyimak dongeng melalui penerapan stategi tebak kata dikategorikan mampu.

Daftar Pustaka

[1] Akhadiah. Sabarti. dkk. 2001. Menulis. Bandung: Pustaka prima.

[2] Azizah, Nur. 2014. Peningkatan Keterampilan Menyimak Melalui Penerapan Metode Bercerita Pada Siswa Kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi program sarjana Universitas Islam Negeri (UIN). Tangerang Selatan.

[3] Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2002. Strategi Belajar Mengajar.

Rineka Cipta: Jakarta

[4] Djumingin, Sulastriningsih. 2011. Strategi dan Aplikasi Model Pembelajaran Inovatif Bahasa dan Sastra Indonesia. Universitas Negeri Makassar: Makassar [5] Hartig, Hugo. 2008. Tujuan Menulis. Angkasa. Bandung.

[6] Isma. 2016. Kemampuan Menentukan Unsur Intrinsik Cerpen Robohnya Surau Kami Karya A A Navis melalui Model Inkuiri Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Masamba Kabupaten Luwu Utara. Universitas Cokroaminoto Palopo. Tidak diterbitkan.

[7] Nurgiantoro, Burhan. 2016. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompotensi.

BPFE-YOGYAKARTA: Yogyakarta

[8] Tarigan, 2008. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Angkasa:

Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan rata-rata keterampilan menulis kembali dongeng tanpa dan dengan menggunakan modelproblem based learning berbantuan media gambar berseri siswa kelas VII SMP Negeri

Pada Tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Galesong Utara sebelum proses pembelajaran dengan menggunakan

Tipe gejala nematoda pada wortel yang ditemukan di daerah Jawa Barat lebih bervariasi dibanding dari Sulawesi Selatan, yaitu umbi bercabang, bulat dan bercabang,

Dari TABEL 1 menunjukkan bahwa subjek penelitian sebanyak 36 orang siswa dan terdapat skor rata-rata (mean) hasil belajar Fisika siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Bangkala

Gambar 3 di atas memperlihatkan skema pengendalian mesin penggulung kumparan motor listrik berbasis mikrokontroler. Mesin penggulung ini dikontrol dengan input dari

Bimbingan sosial pada dasarnya menyangkut pengembangan, pemahaman tentang keragaman budaya atau adat istiadat, sikap-sikap sosial (sikap.. Untuk memberikan motivasi

menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemampuan menentukan ide pokok dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bone- Bone Kabupaten Luwu Utara adalah

Hasil penelitian diperoleh 80% peserta memiliki keterampilan dalam membuat peta digital dengan kategori Tinggi sedangkan 20% peserta dalam kategori Sangat Tinggi,