• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV TAHAP PRA PRODUKSI, PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV TAHAP PRA PRODUKSI, PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

22 BAB IV

TAHAP PRA PRODUKSI, PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI

4.1 Tahap Pra Produksi

Sebelum melakukan proses produksi terlebih dahulu penulis melalui tahap pra produksi. Tahap ini digunakan penulis untuk mempersiapkan riset data, pembuatan story line, story board, perlengkapan editing hingga casting voice over talent.

4.1.1 Riset

Sebelum tahap pembuatan storyline perancang melakukan riset guna memastikan konsep sudah menjawab masalah yang diangkat dan kesesuainya dengan target audiens. Riset dilakukan dengan wawancara dengan pakar, komunitas Alzheimer serta menyebar kuisioner kepada target audiens.

Tahap pertama riset dilakukan dengan melakukan survey terhadap target audiens mengenai seberapa dalam pengetahuanya terkait penyakit Alzheimer, yang menjadi target audiens merupakan masyarakat dengan usia produktif dengan rentan usia 18 - 35 tahun, hal ini dikarenakan yang menjadi fokus peneliti pada bagian pentingnya deteksi dini penyakit Alzheimer, dan rata-rata usia yang rentan terkena adalah diatas umur 60 tahun. Sehingga deteksi dini sebaiknya dilakukan ketika masih berusia dibawah 60 tahun, selain itu juga karena pada usia produktif ini merupakan pendamping dari orang tua yang sudah lanjut usia, sehingga juga harus mengetahui apa itu Alzheimer dan gejalanya, agar dapat ikut mencegah terjadinya Alzheimer di lingkungan keluarganya. Selain melakukan menyebar kueisoner, penulis juga melakukan wawancara kepada salah satu anggota dari Alzheimer Indonesia (ALZI), dimana narasumber tersebut bernama Lia (25), Lia merupakan seorang pekerja di salah satu perusahaan start up di Jogja. Lia menceritakan pengalamannya ketika salah satu anggota keluarganya terkena Alzheimer, yaitu neneknya. Pertama kali lia mengetahui bahwa neneknya terkena Alzheimer yaitu ketika Lia berusia 22 tahun, yang berarti sudah 3 tahun yang lalu. Pada saat itu Lia masih belum mengerti sama sekali dengan apa itu Alzheimer, sehingga Lia dan orang tuanya juga tidak sadar dengan perubahan perilaku dari neneknya seperti lebih sering diam, dan sering

(2)

23

lupa ketika menaruh barang, sehingga hanya mengira bahwa itu hanya faktor usia saja. Namun seiring berjalannya waktu gejala perubahan perilaku neneknya semakin parah. Dan kebetulan Lia yang memiliki hobi menonton film, tidak sengaja melihat adegan pada salah satu film yang ditontonya terdapat sebuah scene yang memperlihatkan seorang lansia yang terkena Alzheimer, dan menunjukan perilaku yang hampir mirip dengan neneknya. Kemudai ia bercerita kepada orang tuanya mengenai yang baru saja ia tonton. Dan akhirnya mereka sepakat untuk membawa neneknya ke rumah sakti untuk dilakukakn pemeriksaan apakah benar neneknya mengidap penyakit Alzheimer juga. Tidak disangka ketika sudah dilakukan pemeriksaan, dan benar saja neneknya memang terkena Alzheimer. Mulai saat itulah Lia yang belum mengetahui tentang Alzheimer kemudian mencari informasi di internet, agar dapat lebih memahami perilaku neneknya dan bisa merawat neneknya. Dan ketika sedang mencari informasi, Lia juga melihat bahwa ada organisasi ALZI, dan kebetulan di Jogja juga ada perwakilannya, Sehingga Lia langsung saja ikut bergabung di ALZI, agar mendapat pemahaman lebih terkait Alzheimer. Dan ternyata di ALZI juga banyak kegiatan yang melibatkan langsung para penderita atau yang disebut Orang Dengan Demensia (ODD). Lia sangat bersyukur bisa mengenal ALZI meskipun ia sedikit terlambat karena neneknya sudah terlanjur terkena Alzheimer, namun sekarang setidaknya ia lebih mengenal tentang penyakit Alzheimer, dan bisa lebih memahami neneknya dan mendampingi neneknya, dan agar kejadian ini tidak menimpa lagi kepada orang tuanya dikemudian hari.

Penulis menyebar kuisioner kepada target audiens dengan jumlah responden yang menjawab kuisioner sebanyak 50 orang. Responden terdiri dari pekerja dan pelajar yang berdomisili di beberapa kota di Indonesia seperti Jakarta, Yogyakarta, Semarang, Palangkaraya, Bali, dan Salatiga. Kesimpulan yang didapatkan oleh penulis berdasarkan hasil riset yaitu kebanyakan dari 50 orang responden yang telah menjawab memiliki keluarga yang sudah berumur diatas 50 tahun dan juga mengetahui tentang apa itu penyakit Alzheimer, dari keseluruhan responden mengetahui Alzheimer dari sosial media seperti youtube

(3)

24

dan instagram dan selebihnya mengetahui melalui media lain seperti buku, internet dan film. Walaupun responden telah mengetahuin tentang Alzheimer, namun pengetahuan tersebut masih sebatas pengertian umum, seperti pikun dan lupa ingatan yang menyenag orang lanjut usia. Responden belum mengetahui secara mendalam ap aitu Alzheimer sehingga belum bisa mengidentifikasi gejala dan penyebabnya, dan masih menganggap wajar terhadap penyakit Alzheimer ini tanpa mengetahui bagaimana berbahayanya Alzheimer. Menurut beberapa responden edukasi mengenai penyakit Alzheimer juga masih belum banyak, sehingga responden merasa bahwa perlu adanya edukasi yang menjelasakan tentang penyakit Alzheimer agar masyarakat lebih mengerti dan memahami apa itu penyakit Alzheimer, bagaimana gejalanya, dan bagaimana cara mencegahnya sejak sedini mungkin.

Penulis juga melakukan wawancara dengan pakar Alzheimer yaitu Dr. dr.

Yuda Turana, Sp.S yang merupakan Dokter Saraf yang berpraktik di Rumah Sakit Atma Jaya, Jakarta Utara, yang sekaligus menjadi Dewan Pembina Alzheimer Indonesia (ALZI). Beliau mengatakan bahwa penyakit Alzheimer merupakan penyakit degenerative yang artinya penyakit akibat proses penuaan, dan hingga saat ini belum ada dan ditemukan obat yang efektif untuk menyembuhkan penyakit Alzheimer, sehingga karena belum adanya obat yang efektif untuk menyetop, maka hanya ada du acara yang dapat dilakukan, diantaranya menghindari faktor resikonya, dan yang kedua adalah melakukan deteksi dini sesuai dengan topik yang diangkat oleh Alzheimers Dissease International (ADI) tentang pentingnya deteksi dini terhadap penyakit Alzheimer. Deteksi dini ini dilakukan agar tidak terjadi kerusakan pada sel dan saraf yang ada di otak. Deteksi dini sebenarnya hampir sama dengan pola hidup sehat, sehingga sebaiknya dilakukan sejak sedini mungkin, karena jika melihat Batasan usia, maka usia menjadi factor yang relatif, karena biasanya menyerang orang lanjut usia diatas 60 tahun, namun jika sudah berusia lanjut, meskipun belum ada atau tidak ada gejala yang muncul sebaiknya ketika melakukan pemeriksaan Kesehatan, tidak lupa juga untuk mengecek atau melakukan pemeriksaan pada fungsi otak yang bisa disebut juga deteksi dini otak. Akan

(4)

25

tetapi pemeriksaan dini juga dapat dilakukan meskipun masih dalam rentan usia dibawah 60 tahun, terutama pada kelompok tertentu seperti orang yang mengalami keluhan subjektif terkait gejala-gejala Alzheimer, kemudian pada orang yang memiliki faktor vascular, seperti diabetes, hipertensi, dan yang ketiga jika terdapat riwat di keluarga yang mengalami Alzheimer. Untuk melakukan deteksi dini fungsi otak ini sudah dapat dilakukan di hampir seluruh fasilitas Kesehatan yang ada, karena hampir setiap dokter juga sudah memiliki kemampuan untuk melakukan screening terhadap fungsi kognitif kita apakah masih dalam batas normal atau sudah mengalamin proses penurunan fungsi otak.

Jika saat dilakukan screening terdeteksi adanya penurunan fungsi kognitif, maka keluarga perlu melakukan follow up mengenai aspek diagnosisnya, apakah penurunan fungsi kognitifnya disebabkan oleh proses dari penyakit yang menimbulkan kerusakan di otak, atau adanyak faktor lain, dan harus segera dicari faktor resiko. Karena jika faktor resikonya tidak segera ditangani dan hanya dibiarkan maka proses pembukaan kognitif akan terus terjadi dan ketika sudah sampai pada puncak kerusakan yang lebih banyak, seperti yang sudah dijelaskan bahwa belum adanya pengobatan yang efektif, sehingga dapat berbahaya dan berakibat fatal.

4.1.2 Storyline

Dalam konsep cerita yang akan disampaikan melalui story line ini, penulis ingin menyampaikan beberapa kebiasaan yang harus diubah oleh anak muda untuk mencegah penyakit Alzheimer. Berdasarkan hasil riset sebelumnya, perancang telah membuat story line yang sekiranya dapat menjawab permasalahan dari target audiens. Berdasarkan hasil riset tersebut maka terbentuklah cerita berdasarkan tujuan yaitu memberikan sosialisasi serta mengedukasi yang diperoleh selama melakukan riset. Berikut merupakan story line :

(5)

26

Scene Video Visual Audio

1. Apa itu

Alzheimer dan Bahayanya?

Motion Graphic seorang nenek yang terkena Alzheimer.

Penyakit

Alzheimer, atau lebih dikenal dengan pikun merupakan penyakit yang menyerang ingatan seseorang yang sudah lanjut usia, sebenarnya, seperti apa sih Alzheimer dan, gimana ya bahayanya kalau ngga ditangani secara serius?

2. Penjelasan mengenai gejala umum Alzheimer

Motion Graphic karakter nenek dan kakek, yang menunjukan gejala-gejala umum Alzheimer.

Pop up karakter disertai masing- masing gejala.

Alzheimer atau pikun bukanlah penyakit,

melainkan gejala permanen yang disebabkan karena adanya penumpukan plak amiloid pada otak yang biasanya menyerang seseorang yang lanjut usia.

(6)

27

Gejala yang akan muncul, antara lain:

Pertama, lupa menaruh barang

atau nama

seseorang

Kedua, sulit berkomunikasi dengan orang lain Ketiga, sulit mengambil keputusan yang logis

Keempat, kesulitan mengontrol

emosi dan

perasaan Kelima, mengalami halusinasi yang berlebihan dan mulai ngga sewajarnya Keenam, kehilangan

memori berharga

(7)

28

jangka panjang dengan orang terdekat

3. Faktor pemicu munculnya penyakit Alzheimer

Motion Graphic muncul pop up ikon faktor-faktor pemicu Alzheimer

Gejala tersebut dipicu oleh beberapa faktor, antara lain:

Faktor usia, biasanya dialami usia 60 ke atas

Faktor vaskular, salah satunya diabetes

Faktor keturunan, misalnya ada riwayat yang diturunkan dari orang tua atau keluarga.

Faktor stress berlebih

berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan.

(8)

29

Faktor gaya hidup yang kurang sehat, misalnya merokok

dan minum

alkohol.

Faktor trauma pada kepala, biasanya dipicu oleh benturan atau kecelakaan.

4. Langkah-langkah pencegahan dini penyakit

Alzheimer

Motion Graphic pop up ikon pencegahan dini

Apa aja sih yang bisa kita lakukan untuk mencegah Alzheimer?

Kita, bisa memulainya/

dengan

menerapkan pola hidup sehat, seperti:

Tidur cukup 7-8 jam

Olahraga rutin, mulai dari

gerakan yang ringan

(9)

30

Makan makanan bergizi, seperti sayur dan buah Membaca buku agar pikiran kita tetap fokus

Bersosialisasi dengan

lingkungan sekitar Deteksi dini ke rumah sakit untuk mengetahui fungsi kognitif otak kita.

5. Informasi mengenai organisasi Alzheimer

Indonesia (ALZI)

Motion Graphic pop up karakter

Tau gaksih?

ternyata di Indonesia ada organisasi yang ngebahas tentang Alzheimer loh, namanya ALZI.

Nah, ALZI ini bisa kasih kita banyak informasi penting seputar Alzheimer.

Serunya lagi kita bisa ikut banyak kegiatan mulai dari training,

(10)

31

edukasi, sampai webinar.

6. Ajakan kepada audiens untuk ikut kegiatan ALZI

Motion Graphic pop up karakter penderita Alzheimer dan pendampingan.

Oh iya yang paling penting, kegiatan ini gak cuma untuk penderita

Alzheimer aja tapi

juga untuk

pendamping atau keluarga. So, gaada ruginya kok

kalo kamu

berminat belajar bareng di ALZI.

biar kita semakin aware dan bisa mencegah

Alzheimer sejak dini.

7. Key Message kepada target audiens untuk lebih aware terhadap kondisi orangtuanya.

Motion Graphic pop up message

Yuk kenali

gejalanya, lakukan,

pencegahan serta pendampingan untuk keluarga dan orang terdekat dari Alzheimer.

(11)

32 4.1.3 Story Board

No. Video/Scene Keterangan

1. ACT : Apa itu

Alzheimer dan Bahayanya?

Voice Over:

“Penyakit Alzheimer, atau lebih dikenal

dengan pikun

merupakan penyakit yang menyerang ingatan seseorang yang sudah lanjut usia, sebenarnya, seperti apa sih Alzheimer dan, gimana ya bahayanya kalau ngga ditangani secara serius?"

Transition: Cut To Cut

2. ACT : Penjelasan

mengenai gejala umum Alzheimer

Voice Over:

“Gejala yang akan muncul, antara lain:

(12)

33

Pertama, lupa menaruh barang atau nama seseorang Kedua, sulit berkomunikasi dengan orang lain Ketiga, sulit mengambil

keputusan yang logis Keempat, kesulitan mengontrol emosi dan perasaan

Kelima, mengalami halusinasi yang berlebihan dan mulai ngga sewajarnya Keenam, kehilangan memori berharga jangka panjang dengan orang terdekat”

Transition: Cut To Cut

(13)

34

3. ACT : Faktor pemicu

munculnya penyakit Alzheimer

Voice Over:

“Gejala tersebut dipicu oleh beberapa faktor, antara lain:

Faktor usia, biasanya dialami usia 60 ke atas

Faktor vaskular, salah satunya diabetes

Faktor keturunan, misalnya ada riwayat yang diturunkan dari orang tua atau keluarga.

Faktor stress berlebih berpotensi

menyebabkan gangguan kesehatan.

Faktor gaya hidup yang kurang sehat, misalnya merokok dan minum alkohol.

(14)

35

Faktor trauma pada kepala, biasanya dipicu oleh benturan atau kecelakaan.”

Transition: Till Up

4. ACT : Langkah-

langkah pencegahan dini penyakit

Alzheimer

Voice Over:

“Apa aja sih yang bisa kita lakukan untuk mencegah Alzheimer?

Kita, bisa memulainya dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti:

Tidur cukup 7-8 jam Olahraga rutin, mulai dari

gerakan yang ringan Makan makanan bergizi, seperti sayur dan buah

Membaca buku agar pikiran kita tetap fokus

(15)

36

Bersosialisasi dengan lingkungan sekitar Deteksi dini ke rumah

sakit untuk

mengetahui fungsi kognitif otak kita.”

Transition: Cut To Cut

5. ACT : Informasi

mengenai organisasi Alzheimer Indonesia (ALZI)

Voice Over:

“Tau gaksih? ternyata di Indonesia ada organisasi yang ngebahas tentang Alzheimer loh, namanya ALZI. Nah, ALZI ini bisa kasih kita banyak informasi penting seputar Alzheimer. Serunya lagi kita bisa ikut banyak kegiatan mulai dari training, edukasi, sampai webinar.”

(16)

37

Transition: Cut To Cut

6. ACT : Ajakan kepada

audiens untuk ikut kegiatan ALZI

Voice Over:

“Oh iya yang paling penting, kegiatan ini gak cuma untuk penderita Alzheimer aja tapi juga untuk pendamping atau keluarga. So, gaada ruginya kok kalo kamu berminat belajar bareng di ALZI. biar kita semakin aware dan bisa mencegah Alzheimer sejak dini.”

Transition: Cut To Cut

7. ACT : Key Message

kepada target audiens untuk lebih aware terhadap kondisi orangtuanya.

Voice Over:

“Yuk kenali

(17)

38

gejalanya, lakukan, pencegahan serta pendampingan untuk keluarga dan orang terdekat dari Alzheimer.”

Transition: Dip to White

4.2 Tahap Produksi

Setelah melakukan proses pra-produksi dengan matang selanjutnya penulis melakukan tahap produksi. Dalam proses produksi penulis menghabiskan waktu selama dua minggu untuk melakukan beberapa tahapan produksi. Dimulai dari pembuatan vector animasi dan perekaman voice over.

4.2.1 Proses Pembuatan Vector Animasi

Proses pembuatan vector animasi dibuat sesuai dengan story line dan story board yang telah dibuat sebelumnya, namun terdapat beberapa tambahan dimana penulis mendapatkan masukan dari pakar Alzheimer. Dalam proses pembuatan sketsa vector animasi penulis mencau pada story line dan story board yang sudah dibuat. Proses pembuatan sketsa dilakukan menggunakan Adobe Illustrator, Adobe Photosop, dan Figma Setelah sketsa vector animasi selesai kemudian masuk pada proses pembuatan vector animasi yang dilakukan dengan menggunakan software Adobe After Effect dan Adobe Premier Pro.

4.2.2 Proses Perekaman Voice Over

Pada tahap perekaman voice over (VO) untuk setiap dialog yang tersedia dilakukan di studio agency Caspari Creative pada hari jumat, 4 maret 2022.

Pengisi suara nantinya berperan sebagai announcer yang memberikan informasi dan edukasi mengenai pencegahan dini penyakit Alzheimer. Talent voice over yang dipilih bernama Mia Karniasari (26) yang berprofesi sebagai Copywriter dan Voice-over Artist di salah satu digital agency di Yogyakarta. Alasanpenulis

(18)

39

memilih Mia Karniasari karena memiliki karakter suara yang ceria dan friendly.

Announcer digambarkan sebagai anak muda yang memiliki wawasan luas tentang isu Kesehatan, dan senang berbagi informasi yang ia miliki kepada orang lain.

Gambar 1.

Proses rekaman Voice Over

4.3 Tahap Pasca Produksi

Setelah selesai pada proses produksi, maka dilanjutkan pada tahap berikutnya, yaitu pada tahap pasca produksi, yaitu editing. Dalam prose editing ini dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu melakukan editing voice ove, dan editing motion graphic, dan terkahir penggabungan untuk editing keseluruhan materi, sesuai dengan yang telah direncanakan. Pada tahap editing, terdapat 2 software yang digunakan, yaitu Adobe After Effect CC 2020, dan Adobe Premier CC 2020. Masuk dalam tahap editing yang pertama, yaitu penulis memilih bagian-bagian voice over yang akan digunakan, serta menghapus bagian-bagian yang tidak diperlukan.

(19)

40

Gambar 2.

Proses editing Voice Over oleh penulis Menggunakan Adobe Premiere CC2020

Kemudian pada tahap kedua, penulis melakukan editing motion graphic menggunakan software After Effect CC 2020, disini tujuan dilakukannya editing adalah untuk menggerakan asset grafis agar, telihat lebih menarik, dan disesuaikan dengan voice over yang telah dieediting sebelumnya. Pada proses editing motion graphic, penulis menggunakan plug in tambahan yaitu Mister Horse agar dapat memudahkan penulis untuk menggerakan objek dari asset grafis.

Gambar 3.

Proses editing motion graphic Menggunakan Adobe After Effect CC 2020

(20)

41

Kemudian pada tahap terakhir, penulis melakukan editing akhir menggunakan Adobe Premiere CC 2020, disini penulis menggabungkan audio hasil voice over, hasil video motion graphic, serta menambahkan backsound dan sound effect. Tujuan dari editing akhir ini adalah untuk membuat video lebih menarik dan tidak monoton, dan video juga lebih memiliki feel yang terasa ketika ditonton.

Gambar 4.

Proses editing akhir penambahan Backsound dan SFX Menggunakan Adobe Premier CC 2020

4.4 Uji Publik

Guna mengetahui keberhasilan dari perancangan Iklan Layanan Masyarakat dengan judul Pentingnya Mengantisipasi Alzheimer Sejak Dini, yang bertujuan untuk memberikan informasi dan edukasi mengenai pencegahan Alzheimer kepada kaum muda, maka dilaksanakannya uji publik kepada Target audiens yang dituju, yaitu usia muda dengan rentang usia 18-35 tahun. Uji publik dilakukan pada tanggal 09-10 April 2022, dikarenakan sedang adanya pandemi Covid-19 dan peraturan PPKM oleh pemerintah, maka uji publik dilakukan dengan cara menyebar video Iklan Layanan Masyarakat beserta Form uji publik melalui Platform Whatsapp dan Instagram. Dengan total 30 Responden yang berasal dari beberapa daerah di Indonesia, berikut hasil dari Uji Publik yang diperoleh oleh penulis :

(21)

42 Tabel 6.

Rekapitulasi Hasil Uji Publik

Menurut hasil dari uji publik telah didapat hasil rekapan kuesioner Iklan Layanan Masyarakat memperoleh nilai “Sangat Bagus” sesuai dengan poin penilaian pada pertanyaan tentang kesesuaiaan pesan kepada target sasaran, pesan yang mudah dipahami dan diterima target sasaran, serta pemilihan isu yang diangkat dinilai mudah untuk dipahami.

Kemudian pada juga mendapat point penilaian “Bagus” pada beberapa point pertanyaan seperti pemilihan judul, gaya penyampaian pesan, durasi iklan yang tidak terlalu panjang, pemenuhan etika periklanan, dan penggunaan bahasa pada Layanan Masyarakat ini.

NO ASPEK YANG DINILAI PENILAIAN

SB B CB KB TB 1. Judul iklan ini menarik untuk khalayak

sasarannya.

13 14 2 1 0

2. Pesan dalam iklan ini sesuai untuk khalayak sasarannya.

19 9 2 0 0

3. Khalayak sasaran dapat memahami dengan jelas pesan yang disampaikan melalui iklan ini.

17 11 2 0 0

4. Durasi iklan sesuai untuk khalayak sasarannya.

11 12 7 0 0

5. Gaya penyampaian dalam iklan ini menarik bagi khalayak sasarannya.

12 15 3 0 0

6. Isu yang diangkat dalam iklan ini lebih mudah dipahami oleh khalayak sasarannya.

21 8 1 0 0

7. Iklan ini sudah memenuhi Etika periklanan 13 16 1 0 0 8. Bahasa yang digunakan dalam iklan ini

sesuai dan dapat dipahami oleh khalayak sasarannya.

13 14 3 0 0

(22)

43

Gambar 5. Hasil Uji Publik Pertanyaan 1

Gambar 6. Hasil Uji Publik Pertanyaan 2

(23)

44

Gambar 7. Hasil Uji Publik Pertanyaan 3

Gambar 8. Hasil Uji Publik Pertanyaan 4

(24)

45

Gambar 9. Hasil Uji Publik Pertanyaan 5

Gambar 10. Hasil Uji Publik Pertanyaan 6

(25)

46

Gambar 11. Hasil Uji Publik Pertanyaan 7

Gambar 12. Hasil Uji Publik Pertanyaan 8

Berikut juga terdapat beberapa tambahan dari responden yang telah mengisi kuesioner uji publik :

1. Oktavia Widiyati :

(26)

47

Info yang ingin disampaikan dikemas dengan bagus serta pemilihan kata dan kalimat mudah dipahami. Namun menurut saya pribadi, sound lebih dikecilkan lagi sehingga vo dapat terdengar lebih jelas. Meski durasi video panjang namun overall sudah bagus.

2. Teddy Prasetya:

Tidak ada tambahan semua sangat baguss serta penjelasan cukup jelas mudah dipahami dan juga mudah untuk diingat bagi para pemuda dan bisa disampaikan ulang kepada lansia.

3. Yosua Arya:

Sudah bagus, orang-orang perlu tahu soal hal ini. lebih cepat lebih baik.

4. Alfa S:

Semangat untuk menyebar luaskan agar banyak orang yang teredukasi.

5. Carlos Pakpahan :

Tidak ada catatan khusus, sudah cukup dan siap untuk di publikasikan.

6. Alma Savana:

Bagus sekali kak, luar biasa.

7. Aurelia :

Terimakasih atas informasinya, semoga bisa menjadi manfaat dan pengetahuan lebih bagi anak muda.

8. Reza Irawan :

Sangat menarik untuk isu yang diangkat, semoga bisa menjadi informasi yang mendidik.

9. Aulia Ahmad :

Informasinya sangat bermanfaat, pesannya sangat mudah diterima.

10. Zeane Kezia :

Sudah okay sih secara keseluruhan animasinya juga enak dilihat. Durasi tidak terlalu panjang, Baguus.

Berdasarkan hasil uji publik yang telah dilakukan oleh penulis, dapat diambil kesimpulan bahwa pesan dan tujuan Iklan Layanan Masyarakat yang berjudul Pentingnya Mengantisipasi Alzheimer Sejak Dini dapat diterima oleh mayoritas responden, hal tersebut dapat dilihat dari

(27)

48

rekapitulasi yang didapatkan dari hasil uji publik, selain itu juga dengan adanya beberapa tambahan catatan dari responden yang menjadi sasaran. Meskipun hampir mayoritas dapat menerima pesan dengan jelas, tidak dapat dipungkiri juga bahwa masih terdapat kelemahan pada iklan layanan masyarakat ini, terutama pada durasi yang dirasa masih terlalu panjang. Sehingga diharapkan untuk peneliti selanjutnya yang akan membuat sebuah Iklan Layanan Masyarakat hendaknya juga memperhatikan durasi, agar tidak terlalu panjang.

Referensi

Dokumen terkait

Tidak ada hubungan tingkat stres dengan konsumsi makan, konsumsi makan yang dilihat dari asupan energi (p = 0,669), asupan protein (p = 0,445), asupan lemak (p = 0,691)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan, alat dan bahan, proses pembuatan, dan motif hias yang terdapat pada seni kerajinan tempurung kelapa

Uji Biokimia Awal Pada Media BSA Uji Biokimia awal pada media BSA, menunjukkan hasil yang positif (pd sampel uterus dan telur), yaitu tdpt koloni warna hitam atau abu-abu,

Sedatif dan hipnotik adalah senyawa yang dapat menekan sistem saraf pusat sehingga menimbulkan efek sedasi lemah sampai tidur pulas (Siswandono dan Soekarjo, 2000).. Pada dosis

Barbiturat terutama bekerja pada reseptor GABA dimana barbiturat akan menyebabkan hambatan pada reseptor GABA pada sistem saraf pusat, barbiturat menekan

Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian Yendrawati (2013), Sari dan Banu (2014) serta Surastiani dan Bestari (2015) yang menyatakan kapasitas sumber daya

Dosen menyimpulkan materi yang telah disampaikan dilanjutkan pertanyaan tentang materi yang disampaikan dan memberi tugas pembuatan makalah aplikasi sensor tekanan Menyimak dan

Bapak Teguh Baroto, ST.MT selaku dosen penguji laporan skripsi saya, terimakasih bapak, atas saran, ilmu, semangat serta nasehat yang telah bapak berikan, izinkan