• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang penting dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan manusia dapat memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang baik untuk menjalani kehidupannya. Selain itu, pendidikan merupakan sebuah usaha masyarakat untuk mempersiapkan anak sebagai generasi selanjutnya yang mewarisi budaya bangsa serta memiliki nilai- nilai yang luhur.

Pendidikan tidak terlepas dari proses pembelajaran, karena semua proses pendidikan berlangsung melalui kegiatan belajar. Kegiatan belajar akan menunjukkan suatu proses perubahan perilaku seseorang berdasarkan praktik dan pengalaman tertentu. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hamzah Uno (Hamzah, 2017) bahwa belajar merupakan proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.

Sependapat dengan definisi di atas, Oemar Hamalik menyebut bahwa belajar adalah sebuah usaha dalam mengubah dan memperbaiki tingkah laku peserta didik melalui pengalaman langsung (Hamalik, 2003). Selain itu, belajar juga diharapkan dapat menggali dan mengubah potensi peserta didik (Nursalim, 2020).

Selain pengetahuan, banyak perubahan atau potensi yang dikembangkan melalui proses belajar. Potensi itu antara lain kecakapan, keterampilan, sikap, minat, watak dan penyesuaian diri (Kompri, 2015). Perkembangan potensi tersebut merupakan hasil dari proses belajar yang dapat diamati dari perubahan tingkah laku yang berbeda dari yang sebelumnya pada diri peserta didik.

Namun, keberlangsungan proses belajar tidak selamanya berjalan mulus.

Terdapat permasalahan-permasalahan yang dijumpai, terlebih dalam kondisi pandemik seperti sekarang di mana pembelajaran dilakukan di rumah masing- masing peserta didik. Dengan sistem pembelajaran yang berubah

(2)

munculahpermasalahan yang dapat menghambat keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan atau hasil pembelajaran. Salah satu permasalahan yang di maksud adalah kurangnya motivasi pada diri peserta didik dalam proses belajar.

Dalam proses pembelajaran anak membutuhkan motivasi, karena motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling berkaitan. Motivasi diartikan sebagai dorongan kepada anak untuk mewujudkan perubahan dalam berprilaku, sedangkan belajar adalah proses perubahan perilaku sebagai hasil dari praktik atau penguatan untuk mencapai tujuan tertentu. Dapat dikatakan bahwa motivasi belajar merupakan bentuk dorongan yang berasal dari dalam diri maupun luar diri anak sehingga menimbulkan gairah, perasaaan senang dan semangat untuk belajar. Oleh karena itu, guru maupun orang tua harus bekerjasama dalam meningkatkan motivasi belajar anak.

Selain motivasi, keberlangsungan pendidikan juga di pengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu lingkungan. Lingkungan yang baik ialah lingkungan belajar yang dapat mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak secara optimal. Adanya ketepatan lingkungan yang disediakan akan memberikan pengaruh dalam proses dan hasil belajar anak. Sesuai dengan pendapat Gagne (Muhibbin, 1998) yang mengatakan bahwa apa yang terjadi pada lingkungan akan sangat berpengaruh pada hasil belajar anak.

Setelah faktor lingkungan, terdapat juga faktor lain yang dapat mendukung serta menguatkan pendidikan yang diberikan kepada anak (Rachman, 2011). Faktor pendukung tersebut meliputi doa, keteladanan, kesabaran dan keadilan pendidik dalam bersikap terhadap peserta didik.

Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan (Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan, 2007) menambahkan bahwa pendidik juga perlu terampil dalam memotivasi anak agar proses pembelajaran berdaya hasil. Adapun beberapa cara yang dapat menumbuhkan semangat belajar menurut French dan Revan dalam (Djamarah, 2008) yaitu dengan memberi angka, hadiah, kompetisi, ego- involvement, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, serta menanyakan minat dan tujuan yang diingikan peserta didik.

(3)

Pemberian motivasi kepada peserta didik dalam proses pembelajaran telah dilakukan oleh guru-guru di RA Baiturrahim. Berdasarkan observasi awal, bahwa motivasi yang diberikan berupa reward. Reward atau penghargaan tersebut berbentuk gambar bintang yang dibuat langsung oleh guru di lembar kerja siswa yang telah selesai mengerjakan tugasnya. Selain itu, reward juga berupa pujian secara verbal dengan ungkapan “anak hebat”, “anak pintar”, “bagus sekali”, dan sebagainya. Terkadang juga guru memberikan reward dalam percakapan di awal kegiatan seperti pujian bagi anak yang tidak susah bangun tidur pagi hari.

Namun demikian, sekalipun pemberian reward berupa pemberian gambar bintang dan pujian lisan telah dilakukan, antusias anak terhadap pengerjaan lembar kerja siswa dalam kegiatan pembelajaran masih dinilai kurang.

Hal ini terlihat dari beberapa anak yang hanya dapat menyelesaikan tugasnya sebagian saja atau bahkan tidak mengerjakan tugasnya sama sekali.

Berdasarkan permasalan di atas peneliti tertarik untuk melakukan eksperimen dengan mengganti bentuk motivasi membuat bintang dengan pulpen menjadi memberikan cap stempel bintang dengan variasi tiga bintang tertulis kata baik, dan empat bintang tertulis kata sangat baik bagi peserta didik yang dapat menyelesaikan tugasnya di sekolah. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi anak dalam proses pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Dari itu peneliti melakukan penelitian kuasi eksperimen dengan judul Pengaruh Pemberian Reward Stempel Bintang Terhadap Motivasi Belajar Anak Usia Dini (Penelitian di Kelompok A RA Baiturrahim Kecamatan Haurgeulis Kabupaten Indramayu).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penulis dapat merumuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Bagaimana motivasi belajar anak usia dini yang menggunakan pembelajaran konvensional di RA Baiturrahim Kecamatan Haurgeulis Kabupaten Indramayu?

(4)

2. Bagaimana motivasi belajar anak usia dini yang menggunakan reward stempel bintang di RA Baiturrahim Kecamatan Haurgeulis Kabupaten Indramayu?

3. Bagaimana perbedaan motivasi belajar anak usia dini antara yang menggunakan reward stempel bintang dengan yang menggunakan pembelajaran konvensional di RA Baiturrahim Kecamatan Haurgeulis Kabupaten Indramayu?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui motivasi belajar anak usia dini yang menggunakan pembelajaran konvensional di RA Baiturrahim Kecamatan Haurgeulis Kabupaten Indramayu.

2. Untuk mengetahui motivasi anak usia dini yang menggunakan reward stempel bintang di RA Baiturrahim Kecamatan Haurgeulis Kabupaten Indramayu.

3. Untuk mengetahui perbedaan motivasi belajar anak usia dini antara yang menggunakan reward stempel bintang dengan yang menggunakan pembelajaran konvensional di RA Baiturrahim Kecamatan Haurgeulis Kabupaten Indramayu.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis.

1. Manfaat Teoritis

Dalam penelitian ini manfaat teoritis diharapkan dapat menambah wawasan serta keilmuan dalam proses pembelajaran pada anak usia dini terkait dengan pemberian reward stempel bintang untuk meningkatkan motivasi belajar anak usia dini.

2. Manfaat Praktis

(5)

a. Bagi peserta didik, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar dengan menggunakan reward stempel bintang.

b. Bagi pendidik, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan untuk pendidik sebagai bahan evaluasi untuk menyelesaikan permasalahan pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar anak dalam proses belajar mengajar disekolah.

c. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang meningkatkan motivasi belajar anak usia dini dengan menggunakan reward stempel bintang, sekaligus sebagai bahan latihan dalam membuat penelitian karya ilmiah serta bentuk dari implementasi pendidikan dan pengetahuan yang di dapat selama proses perkuliahan.

E. Kerangka Berpikir

Motivasi belajar merupakan awal untuk mendorong anak belajar sehingga dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya serta dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan harapan. Apabila anak memiliki motivasi belajar, maka tanpa di perintah pun anak akan melaksanakan belajar dengan senang hati, baik di sekolah maupun di rumah. Dengan demikian, anak memerlukan rangsangan agar dapat tumbuh motivasi belajar dalam dirinya.

Sebagai seorang pendidik bukan hanya memberikan rangsangan kepada peserta didik, melainkan mendalami dunia anak agar dapat membuat peserta didik belajar tanpa menjadikannya beban dan berasal dari kemauannya sendiri (Mardianto, 2012). Sehingga sebagai peserta didik peting memiliki motivasi belajar.

Sependapat dengan paparan di atas, Winarsih (Winarsih, 2009) mengemukakan pentingnya peserta didik memiliki motivasi, di antaranya:

1. Menyadarkan akan pentingnya awal belajar, proses belajar dan hasil belajar.

2. Menginformasikan keberhasilan usah belajar yang dialami teman sebayanya.

3. Mengarahkan untuk bersungguh-sungguh dalam melaksanakan belajar.

4. Menumbuhkan semangat dalam belajar.

5. Mengetahui adanya proses dalam belajar kemudian bekerja secara berkesinambungan sehingga mendapatkan hasil yang baik.

(6)

Dalam mengetahui anak yang memiliki motivasi belajar, dapat lihat dari beberapa indikator motivasi dalam proses pembelajaran di antaranya (Kompri, 2015):

1. Tidak mudah menyerah atau ulet dalam menghadapi kesulitan.

2. Semangat atau tekun dalam belajar.

3. Minat terhadap permasalahan.

4. Lebih senang bekerja mandiri.

5. Dapat mempertahankan pendapatnya atau rasa percaya diri.

6. Rasa sabar yang tinggi.

Dan terdapat juga beberapa indikator bagi siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, di antaranya:

1. Kurang memperhatikan pelajaran.

2. Semangat yang rendah.

3. Berkeluh kesah ketika mendapatkan kesulitan.

4. Kebergantung kepada orang lain.

5. Acuh terhadap permasalahan.

6. Mudah emosi

Pemberian reward atau penghargaan merupakan salah satu cara pengajaran. Cara ini mengedepankan kegembiraan dan pengaruh positif pada anak usia dini dengan memberikan hadiah, baik yang berprestasi akademik maupun yang berperilaku baik. Reward atau penghargaan dianggap sebagai cara pengajaran yang preventif dan representatif untuk membuat anak senang dan menjadi motivator belajar peserta didik. (Yafie & Sutama, 2019).

Senada dengan definisi di atas, Kosim (Kosim, 2008) mengatakan pemberian reward dapat mengubah perasaan atau perilaku peserta didik menjadi lebih semangat, senang dan biasanya akan membuat anak ingin melakukan hal yang sama secara berulang-ulang. Pemberian reward juga bertujuan supaya peserta didik menjadi giat dalam usaha memperbaiki atau meningkatkan prestasi di sekolah. Bentuk reward yang di berikan oleh guru bisa disesuaikan dengan tahapan tumbuh kembang anak, bisa berupa kata-kata (verbal), cetakan tangan, buku, pensil atau alat tulis (non-verbal).

(7)

Dalam penelitian ini menggunakan tiga indikator motivasi belajar yakni minat, ulet, dan mandiri sebagai fokus penilaian pada anak. Bentuk reward yang digunankan berupa stempel bintang di karenakan mudah di dapat dan tidak memerlukan biaya yang mahal. Reward stempel bintang dapat di peroleh peserta didik setelah menyelesaikan tugas sesuai dengan perintah guru. Dengan demikian, penggunaan stempel bintang di harapkan dapat menumbuhkan kembali motivasi belajar pada peserta didik.

Berdasarkan pembahasan di atas, maka penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. 1 Kerangka Berpikir Analisis Materi

Indikator motivasi dalam proses pembelajaran (Kompri, 2015) di antaranya:

1. Tidak mudah menyerah atau ulet dalam menghadapi kesulitan 2. Minat terhadap permasalahan

3. Lebih senang bekerja mandiri

Pembelajaran

Pembelajaran dengan menggunakan reward gambar

bintang Pembelajaran dengan

menggunakan reward stempel bintang

Hasil Hasil

Perbandingan motivasi belajar anak usia dini antara pembelajaran dengan reward stempel bintang dan pembelajaran dengan reward

gambar bintang

(8)

F. Hipotesis Tindakan

Hipotesis diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2014). Adapun hipotesis yang diajukan berdasarkan rumusan masalah tersebut yaitu “Terdapat perbedaan pemberian reward stempel bintang dengan yang tidak pemberian reward stempel bintang terhadap motivasi belajar anak usia dini di RA Baiturrahim Kecamatan Haurgeulis Kabupaten Indramayu”. Hipotesis dari judul penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ho : : Nilai rata-rata motivasi belajar anak usia dini yang menggunakan reward stempel bintang lebih kecil atau sama dengan motivasi belajar anak usia dini yang menggunakan pembelajaran konvensional di RA Baiturrahim Kecamatan Haurgeulis Kabupaten Indramayu.

Ha : : Nilai rata-rata motivasi belajar anak usia dini yang menggunakan reward stempel bintang lebih besar dari motivasi belajar anak usia dini yang menggunakan pembelajaran konvensional di RA Baiturrahim Kecamatan Haurgeulis Kabupaten Indramayu.

Keterangan:

= rata-rata motivasi belajar anak usia dini yang menggunkan reward stempel bintang di RA Baiturrahim Kecamatan Haurgeulis Kabupaten Indramayu.

= rata-rata motivasi belajar anak usia dini yang menggunakan pembelajaran konvensional di RA Baiturrahim Kecamatan Haurgeulis Kabupaten Indramayu.

G. Penelitian Yang Relevan

Terdapat beberapa penelitian yang relavan dengan penelitian ini sebagai bahan acuan dan pertimbangan untuk memperoleh sebuah penelitian yang berkualitas:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Rian Putri Hapsari dan Elisabeth Christiani yang berjudul “Studi tentang Pelaksanaan Pemberian Reward dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Kelompok A di TK Islam AL Azhar 35

(9)

Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pemberian reward dalam meningkatkan motivasi belajar anak kelompok A di TK Islam Al Azhar 35 Surabaya. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif.. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa reward yang diberikan terdiri dari reward verbal dan non verbal yang bervariatif. Reward ini terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar anak kelompok A di TK Islam Al Azhar 35 Surabaya.

Persamaan dengan penelitian ini di antaranya sama-sama membahas tentang pemberian reward dalam meningkatkan motivasi belajar anak di kelompok A.

Adapun perbedaannya terletak penggunaan metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen.

2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wahdanian Devi Susanti yang berjudul “Peningkatan Motivasi Belajar Anak Melalui Token Ekonomi Di Kelompok B Tk Aba Dukuh Gedongkiwo Yogyakarta”. Di simpulkan bahwa motivasi belajar anak dapat di tingkatkan melalui token ekonomi di kelompok B TK ABA Dukuh Gedongkiwo Yogyakarta. Tindakan yang di berikan dalam penelitian ini adalah memberikan token (stiker) sebagai tanda bahwa anak telah menunjukkan perilaku sesuai target, dan pemberian hadiah nyata sebagai penukar token dan reward tambahan. Hasil penilaian motivasi belajar anak diperoleh dari pengamatan yang dilakukan setelah tindakan Siklus I dan setelah tindakan Siklus II. Pada Siklus I motivasi belajar anak meningkat pada kriteria motivasi belajar tinggi dengan persentase 35,70%, akan tetapi belum memenuhi indikator keberhasilan yang di harapkan. Pada Siklus II, motivasi belajar anak mencapai 78,56% dengan kriteria motivasi belajar tinggi dan sangat tinggi dan sudah mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan.

Persamaan dengan penelitian ini di antaranya sama-sama meningkatkan motivasi belajar anak. Adapun perbedaannya terletak pada subjek yang diteliti penulis yaitu kelompok A dan reward yang di berikan penulis yaitu rewrd stempel bintang.

3. Penelitian yang dilaksanakan oleh Erni Puji Lestari dengan judul “Penerapan Reward Stiker Bergambar Untuk Meningkatkan Motivasi Pengenalan

(10)

Membaca Iqro’ di TKIT Al-Falaah Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali”

adalah penelitian pre experimental design dan jenis desain eksperimen one group pretest-posttest design. Objek penelitian ini adalah anak usia 5-6 tahun yang berada di kelas B dengan jumlah sampel sebanyak 30 anak. Berdasarkan Perhitungan persentase motivasi pengenalan membaca al qur’an anak mengalami kenaikan sebesar 29,82% antara pretest dan posttest. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat perbedaan dan peningkatan motivasi pengenalan membaca iqro’ anak ditinjau dari penerapan reward stiker bergambar.

Persamaan dengan penelitian ini di anataranya sama-sama membahas tentang reward. Adapun perbedaannya terletak reward yang di berikan berupa reward stempel bintang dan motivasi dalam penelitian ini untuk meningkatkan motivasi belajar anak serta objek yang di jadikan sasaran penulis anak kelompok A.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Richa Septiana dengan judul penelitian

“Pengaruh Pemberian Reward Bintang Sebagai Reward Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak di TK Al-Hikmah Kota Baru Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar” dengan memperoleh hasil penelitian dan analisis data yang telah peneliti lakukan di TK Al-Hikmah Koto Baru, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar ternyata terdapat pengaruh pemberian reward dalam meningkatkan motivasi belajar anak bukan hanya bintang saja tetapi kata-kata pujian juga mempengaruhi proses belajar. Hal ini di buktikan dengan peningkatan hasil baseline dari subjek Cd yang pada awalnya berada pada skor 18 dan pada intervensi mencapai skor 33. Kemudian pada subjek Rz yang pada awalnya berada pada skor 15 dan pada intervensi mencapai skor 29 dan subjek Rd yang pada awalnya berada pada skor 18 dan pada intervensi mencapai skor 32.

Persamaan penelitian ini di antaranya sama-sama membahas terkait dengan reward dalam meningkatakan motivasi belajar anak. adapun perbedaannya terletak pada jenis reward yang penulis gunakan reward stempel bintang dan metode penelitian yang penulis lakukan penelitian kuantitafit dengan motode kuasi eksperimen nonequivalent control group design.

Gambar

Gambar 1. 1 Kerangka Berpikir Analisis Materi

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih dan memperkaya wawasan keilmuan yang akan menjadi pijakan teoritis tentang bagaimana perana guru PKn

Manfaat keilmuan diharapkan dari hasil penelitian ini terutama menambah khazanah pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam hal kekerasan seksual secara fisik

Lembaga pendidikan dalam hal ini prodi pendidikan anak usia dini diharapkan dapat menjadi panduan kepada orang tua, pendidikan tentang Peningkatan Kemampuan

Kegunaan secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan khazanah keilmuan dalam bidang Alquran dan Tafsir mengenai penerapan metode Double

Pendidikan Anak Usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk menambah informasi ilmiah khususnya dalam bidang entomotoxicology serta menambah wawasan mengenai akumulasi

1.4 Manfaat KTI 1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat berguna dalam mengembangkan dan menambah keluasan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang keperawatan terkait

Manfaat Keilmuan Hasil penyusunan tugas akhir ini dapat menambah wawasan dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran dengan