• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL AJAR 1 SEJARAH DAN FUNGSI TARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MODUL AJAR 1 SEJARAH DAN FUNGSI TARI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL AJAR 1

SEJARAH DAN FUNGSI TARI

A. INFORMASI UMUM

Nama Penyusun : ………

Nama Sekolah : UPT SPF SMP……..

Tahun Penyusunan 2022 Jenjang Sekolah : SMP

Alokasi Waktu : 6 X 40 Menit Pertemuan Ke- : 1 – 3

Fase : D

Capaian Pembelajaran : Berpikir dan bekerja artistik (Thinking and working artistically)

Capaian Pembelajaran : peserta didik mampu menunjukkan hasil gerak tari kreasi berdasarkan nilai, jenis, dan fungsi dari tari tradisi dalam berbagai bentuk penyajian baik individu ataupun kelompok menggunakan unsur utama dan pendukung tari

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Peserta didik dapat memahami nilai, jenis, Sejarah tari tradisional di Indonesia 2. Peserta didik dapat mengidentifikasi ciri-ciri fungsi tari tradisional

Kata kunci yang akan dipelajari dan pertanyaan inti (essential question) Nilai, jenis, dan fungsi dari tari tradisional di Indonesia

Kata/Frasa Kunci:

Pertanyaan Pemantik :

a. apa anda mengenal tari tradisional di Indonesia ?

b. Menyebutkan dua jenis tari tradisional yang di ketahui ? C. PROFIL PELAJAR PANCASILA

1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berahlak Mulia 2. Mandiri, ditunjukkan dengan fokus terhadap apa yang disimak

3. Bernalar Kristis dalam memecahkan masalah mengenai jenis tari tradisional di Indonesia

D. Sarana dan Prasarana : Internet OHP untuk menayangkan video materi, alat tulis, Buku Bacaan

F. Target Peserta Didik : Peserta didik reguler

G. Jumlah Peserta Didik : 32 Orang

H. Moda Pembelajaran :Tatap muka

I. Materi ajar, Alat dan Bahan :

1. Materi teks deskripsi diperoleh dari buku Seni budaya berupa panduan guru dan buku siswa “ Unit 1 sejarah dan fungsi tari kelas VII yang diterbitkan oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia.

2. Alat dan Bahan a. Kertas

b. Pena/pensil/ spidol

c. Sumber literasi dan gambar tari tradisional (buku, majalah, koran, sumber internet)

(2)

J. Kegiatan Pembelajaran Metode: Diskusi

Pendekatan : Discovery Based Learning dan konstruktivisme Kegiatan Pembelajaran pertemuan ke -1 dan 2

KEGIATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN WAKTU

Kegiatan Pembuka

 Guru mengawali pembelajaran dengan salam dan berdoa , di lanjutkan dengan mengecek kehadiran peserta didik

 Guru memberikan pertanyaan pemantik tentang materi “ hal apa saja yang di ketahui tentang seni tari tradisional “

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang di capai oleh peserta didik setelah mempelajari sejarah dan fungsi tari.

15 menit

Kegiatan Inti  Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok sesuai gaya belajar peserta didik : audiovisual, audio dan kinestetik

 Guru memberikan stimulasi dengan memperlihatkan foto maupun video tari tradisional dari beberapa daerah ( audio visual ), mendengarkan sejarah tari ( Audio ) , menemukan konsep sejarah tari lalu

menempelkan di kertas karton ( Kinestetik ) kegiatan ini perlu di lakukan agar peserta didik dapat memiliki keterampilan bernalar kritis, serta menumbuhkan rasa ingin tahu tentang sejarah tari di Indonesia.

 Guru menugaskan Setiap kelompok untuk menganalisis :

- Latar belakang tari tradisi antar daerah di Indonesia

- Perkembangan sejarah tari di Indonesia

 Peserta didik secara mandiri mengerjakan lembar kerja kegiatan pembelajaran Unit 1 “ Nilai, jenis dan sejarah tari

 Peserta didik berdiskusi sesuai penugasan setiap kelompok dan guru membimbing peserta didik dalam poses diskusi kelompok.

 Guru meminta setiap kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusinya dan di tanggapi oleh kelompok lain.

 Setiap hasil analisis sejarah tari setiap kelompok di tempelkan di papan kelas sebagai bukti portoolio peserta didik.

50 menit

Kegiatan Akhir Guru dan peserta didik dapat merefleksi dengan menyimpulkan hasil diskusi “Nilai, jenis, sejarah tari tradisional di Indonesia”

 Guru menginformasikan untuk pertemuan berikutnya mengenai fungsi tari tradisional di Indonesia.

 Guru menutup pembelajaran dengan salam dan doa

15 menit

(3)

K. Refleksi guru :

1. apakah materi di sampaikan dengan baik ?

2. bagaimana kemampuan peserta didik dalam menyerap materi dari guru ? 3. apakah siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik ?

Refleksi siswa :

1. Bagaimana penyampaian materi oleh guru sudah tepat ? 2. apakah waktu dalam pembelajaran sudah tepat waktu ?

3. apakah guru membantu peserta didik yang mengalami kesulitan saat berdiskusi ?

I. Assesmen :

1. Asesmen diagnostik Kognitif

Penilaian diberikan di awal kegiatan pembelajaran, dilihat dari kesiapan peserta didik di awal pembelajaran, peserta didik dapat menjawab atau mengungkapkan pendapat tentang kompetensi awal yang diberikan guru.

2. Asesmen formatif (as and for learning) Penilaian saat pembelajaran berlangsung

Teknik Assesmen : Tes tertulis dan unjuk kerja ( Diskusi )

 Unjuk kerja mengkaji melalui foum diskusi tentang nilai, jenis dan sejarah tari di Indonesia

 Penilaian tugas mandiri berupa lembar kerja peserta didik berupa sejarah tari tradisional di Indonesia

3. Asesmen sumatif (for and of learning) Soal diberikan akhir pelajaran

Bentuk soal : tes tertulis

Lembar kerja siswa pembelajaran Unit 1 : Nilai, jenis dan sejarah tari

No Bentuk Soal Kemungkinan

Jawaban

Kategori Penilaian

Rencana tindak lanjut 1. Buatlah urutan yang benar,

tentang periodesasi sejarah tari di Indonesia, di bawah ini :

a. Islam b. Prasejarah c. Colonial d. Kemerdekaan e. Pasca -kemerdekaan f. Hindu-Budha

Pemahaman materi

Paham Utuh

Pembelajaran dapat

dilakukan pada materi berikutnya Pemahaman

materi

Paham sebagian

Memberikan pelajaran remidial Tidak

menjawab

Tidak paham

2. Amati gambar di bawah ini dan jelaskan nilai dan jenis tari di bawah ini :

Pemahaman Gambar

Paham Utuh

Pembelajaran dapat

dilakukan pada materi berikutnya Pemahaman

Gambar

Paham sebagian

Memberikan pelajaran

(4)

remidial

Tidak menjawab

Tidak paham

Memberikan pelajaran remidial

Kegiatan Pembelajaran pertemuan ke -3 dan 4

KEGIATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN WAKTU

Kegiatan Pembuka

 Guru mengawali pembelajaran dengan salam dan berdoa , di lanjutkan dengan mengecek kehadiran peserta didik

 Guru memberikan ice breaking untuk membangkitkan motivasi belajar peserta didik

 Dengan merujuk dimensi profil pelajar pancasila, guru menyampaikan butir karakter yang hendak

dikembangkan selain yang terkait dengan materi.

 Guru memberikan pertanyaan pemantik tentang materi “ hal apa saja yang di ketahui tentang seni tari tradisional “

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang di capai oleh peserta didik setelah mempelajari sejarah tari.

15 menit

Kegiatan Inti  Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok

 Peserta didik mengamati foto dan video fungsi tari sebagai upacara/ritual, hiburan dan pertunjukan dari berbagai daerah melalui youtube atau sumber belajar lainnya.

Guru memberikan penguatan materi berupa video mengenai fungsi dan ciri – ciri tari sebagai fungsi upacara/ritual melalui youtube :

https://www.youtube.com/watch?v=fWKb6vPJzmc

Guru menugaskan peserta didik mencari literatur dan membaca materi mengenai fungsi dan ciri-ciri tari serta menganalisis pertanyaan secara tertulis :

- Bagimana ciri-ciri tari tradisional dari berbagai daerah

 Guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan di tanggapi oleh kelompok lain.

 Setiap hasil analisis fungsi dan ciri-ciri tari setiap kelompok di tempelkan di papan kelas sebagai bukti portoolio peserta didik.

50 menit

Kegiatan Akhir Guru menanyakan kesulitan yang d hadapi peserta didik dalam mengidentifikasi fungsi dan ciri-ciri tari

Guru dan peserta didik dapat merefleksi dengan menyimpulkan hasil diskusi

fungsi dan ciri-ciri tari tradisional di Indonesia”

 Guru menginformasikan untuk pertemuan berikutnya mengenai fungsi tari tradisional di Indonesia.

 Guru menutup pembelajaran dengan salam dan doa

15 menit

(5)

K. Assesmen : 4. Asesmen diagnostik Kognitif

Penilaian diberikan di awal kegiatan pembelajaran, dilihat dari kesiapan peserta didik di awal pembelajaran, peserta didik dapat menjawab atau mengungkapkan pendapat tentang kompetensi awal yang diberikan guru.

5. Asesmen formatif (as and for learning) Penilaian saat pembelajaran berlangsung

Teknik Assesmen : Tes tertulis dan unjuk kerja ( Diskusi )

 Unjuk kerja mengkaji melalui foum diskusi tentang ciri-ciri dan fungsi tari di Indonesia

 Penilaian tugas mandiri berupa lembar kerja peserta didik berupa ciri-ciri dan fungsi tari tradisional di Indonesia

6. Asesmen sumatif (for and of learning) Soal diberikan akhir pelajaran

Bentuk soal : tes tertulis

Lembar kerja siswa 2 pembelajaran Unit 1 : ciri-ciri dan fungsi tari

No Bentuk Soal Kemungkinan

Jawaban

Kategori Penilaian

Rencana tindak lanjut 3. Analisis ciri-ciri tari daerah dari

sulawesi selatan yaitu : - Tari paduppa - Tari 4 etnis

Pemahaman materi

Paham Utuh

Pembelajaran dapat

dilakukan pada materi berikutnya Pemahaman

materi

Paham sebagian

Memberikan pelajaran remidial Tidak

menjawab

Tidak paham

4. Amati gambar di bawah ini dan jelaskan nilai dan jenis tari di bawah ini :

Pemahaman Gambar

Paham Utuh

Pembelajaran dapat

dilakukan pada materi berikutnya Pemahaman

Gambar

Paham sebagian

Memberikan pelajaran remidial Tidak

menjawab

Tidak paham

Memberikan pelajaran remidial

(6)

Refleksi Guru

1. Kesulitan peserta didik dalam menganalisis informasi yang terdapat dalam gambar tari tradisional ?

2. Apa yang dilakukan oleh guru saat peserta didik mengalami kesulitan tersebut?

3. Apa kesulitan peserta didik dalam mengidentifikasi ciri tari tradisional >

4. Apakah ada peserta didik tidak aktif dalam berdiskusi,berikan alasannya jika ya ?

5. Apakah pembelajaran berlangsung sesuai dengan rencana pembelajaran guru?

K. Pertanyaan Refleksi

No Refleksi diri Sudah bisa Perlu

belajar lagi 1. Saya dapat menemukan informasi yang terdapat

dalam gambar tari tradisional dari Sulawesi Selatan 2. Saya dapat mengidentifikasi ciri-ciri tari tradisional 3. Saya memahami fungsi tari tradisional

Mengetahui, Makassar, 09 agustus 2022 Kepala Sekolah Guru Mata pelajaran

………….. ………

(7)

KELOMPOK 1

TARI MAPPADENDANG

KELOMPOK 2

Tari Pagellu

KELOMPOK 3

Tari Paduppa

KELOMPOK 4

Tari Patennung Lembar kerja Diskusi Kelompok

Nama kelompok :……….

Anggota :………..

 Tujuan Pembelajaran :

Peserta didik dapat mengidentifikasi ciri-ciri fungsi tari tradisional

1. Analisis fungsi dan ciri-ciri tari tradisional dari Sulawesi selatan di bawah ini :

(8)

Daftar Pustaka

Dewayani, Sofie. Dkk.. 2021. Buku Panduan Guru Bahasa Indonesia Kelas VII. Jakarta:

Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.

Subarna, Rakhma .2021. Buku Panduan Guru Seni tari SMP Kelas VII . Jakarta:

Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.

Subarna, Rakhma .2021. Buku Panduan Siswa Seni Tari SMP Kelas VII . Jakarta:

Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.

https://www.youtube.com/watch?v=fWKb6vPJzmc

(9)

L. Pembelajaran Remedial

Berdasarkan hasil analisis ulangan harian, peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran remedial dalam bentuk;

1. Bimbingan perorangan jika peserta didik yang belum tuntas ≤ 20%;

2. Belajar kelompok jika peserta didik yang belum tuntas antara 20% dan 50%, dan 3. Pembelajaran ulang jika peserta didik yang belum tuntas ≥ 50%.

M. Pembelajaran Pengayaan

Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan pengayaan dalam bentuk penugasan untuk mempelajari soal-soal

Soal Pengayaan

1. Pernyataan berikut yang merupakan konseo sejarah tari adalah. . . a. Nilai dan konsep sejarah tari

b. Mengamati gambar sejarah tari c. Perioderisasi sejarah tari di Indonesia

(10)

Lampiran

Bacaan Guru dan Siswa

Sejarah tari dapat diklasifikasikan berdasarkan periodisasi sejarah di Indonesia sebagai berikut :

1. Zaman Prasejarah

Keberadaan tari di zaman prasejarah ini, sulit dibuktikan kebenarannya karena tidak adanya alat rekam atau foto di zaman tersebut. Namun, terdapat beberapa peninggalan kebudayaan zaman prasejarah yang dapat mengasumsikan adanya kegiatan tari di zaman tersebut. Zaman prasejarah dimulai dengan zaman batu dan berakhir di zaman logam. Gerak tari di zaman batu diperkirakan cenderung sangat sederhana yakni berupa hentakan-hentakan kaki, sebagai ungkapan emosi

(Jazuli, 1994). Pada era ini, tarian tercipta dengan menggunakan gerakan tangan dan kaki yang sangat sederhana (Muryanto, 2020). Berlanjut ke zaman logam, Kebudayaan pada zaman ini dianggap lebih tinggi dari zaman batu. Salah satu peninggalan zaman logam yang erat kaitannya dengan tari adalah alat musik nekara atau gendang yang terbuat dari perunggu (Jazuli, 1994). Melalui penemuan alat 2. Zaman Hindu-Buddha

Masyarakat di zaman Hindu-Buddha ini dikenal sebagai masyarakat feodal sebab era ini ditandai dengan munculnya kerajaan-kerajaan. Kerajaan yang pertama kali masuk ke Indonesia yaitu kerajaan bercorak agama Hindu, seperti Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur,

Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat, Kerajaan Sriwijaya di Sumatra Selatan, Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah, Kerajaan Kahuripan di Jawa Timur, Kerajaan Singasari dan Majapahit di Jawa Timur, serta kerajaan Padjajaran di Jawa Barat (Buku SNI, 2010).

3. Zaman Islam

Zaman ini masih termasuk ke dalam zaman feodal, karena system pemerintahan dipimpin oleh raja. Pada zaman ini, perkembangan tari cukup menggembirakan karena melahirkan berbagai gaya tari. Seperti yang terjadi pada tari bedaya dan tari serimpi. Tari bedaya dan tari serimpi merupakan jenis tarian hiburan raja sekaligus tari yang berfungsi sebagai upacara istana yang berkembang di zaman ini. Tari bedaya diciptakan oleh Sultan Agung sebagai salah satu raja terbesar di kerajaan Mataram Surakarta (Jazuli, 1994).

4. Zaman Kolonial

Zaman kolonial ditandai dengan masuknya bangsa Belanda ke Indonesia. Belanda yang pada awalnya datang untuk berdagang rempah-rempah, ternyata berlanjut dengan politik memecah belah persatuan dan kesatuan di Indonesia. Di masa Hindia Belanda, muncul suatu kebudayaan yang bernama kebudayaan indis (imam, 2020).

Pada zaman ini, kaum bangsawan Indonesia banyak yang mendapatkanbeasiswa untuk bersekolah di sekolah Belanda. Salah satunya anak kaum Bangsawan Indonesia bernama Jodjana, yang mengecap Pendidikan studi bisnis di Rotterdam.

5. Zaman Kemerdekaan

Perkembangan tari di zaman kemerdekaan tidak terlepas dari semangat juang para senimannya.

Semangat juang dan semangat kemerdekaan ikut tercermin dalam karya-karya tari yang diciptakan di zaman itu, seperti tari remo yang menceritakan kisah perjuangan seorang pangeran dalam sebuah medan pertempuran.

(11)

6. Zaman Pascakemerdekaan

Ketika Indonesia telah meraih kemerdekaan dari penjajahan Belanda, pertunjukan seni dan budaya di kancah internasional menjadi salah satu cara diplomasi pemerintah untuk memperkenalkan Indonesia sebagai bangsa baru yang sudah merdeka. Melalui kegiatan tersebut, tari tradisional Indonesia tumbuh dan berkembang seiring dengan peradaban di dunia. Hal ini dikarenakan para penari yang berasal dari Solo, Bandung, Makassar, Medan dan Padang berkesempatan untuk saling melihat dan mempelajari budaya luar ketika berpartisipasi dalam misi kebudayaan (Isabella, 2017).

Gambar 1.8 Inovasi gerak dan busana dalam tari Sunda (tari merak) Sumber : Diah KW/Yayasan Belantara Budaya Indonesia/2019

Tari Merak yang saat ini dikenal sebagai salah satu ikon seni Jawa Barat, merupakan ciptaan dari Irawati Durban. Irawati Durban merupakan salah satu tokoh tari yang sering terlibat

Sejarah dan Fungsi Tari dalam pementasan internasional dalam diplomasi

(12)

2. FUNGSI TARI

Tari dan masyarakat tidak dapat dipisahkan, karena tari lahir dari sebuah kebutuhan masyarakat. Berikut merupakan pemaparan tentang fungsi tari bagi masyarakat Indonesia :

1. Sebagai Sarana Ritual/Upacara Religi

Tari sebagai sarana ritual, merupakan warisan kebudayaan zaman prasejarah. Masyarakat di zaman prasejarah percaya bahwa melalui tari, apa yang diinginkan akan tercapai. Tari ritual merupakan ungkapan jiwa manusia yang dituangkan dalam bentuk gerak, sebagai sarana komunikasi antara manusia dengan kekuatan-kekuatan gaib melalui upacara ritual (Bisri, 2007). Sehingga pada tari ritual, faktor keindahan bukanlah menjadi fokus utama, karena yang diutamakan adalah tercapainya tujuan dari upacara tersebut. Tari sebagai sarana ritual bersifat sakral, sehingga terdapat aturanaturan

khusus baik dari segi tempat, penari, iringan musik, tata rias dan busana, tempat pentas, waktu pelaksanaan dan aturanaturan lainnya. Sebagai negara berkembang yang tata kehidupannya

mengacu pada budaya agraris dan selalu melibatkan karya seni dalam kegiatan agamanya, Indonesia memiliki beragam pertunjukan seni tari yang berfungsi sebagai sarana ritual (Soedarsono, 2002).

Fungsi tari sebagai sarana ritual/upacara bagi masyarakat Indonesia, dikelompokkan menjadi fungsi upacara untuk keagamaan, dan fungsi upacara yang berkaitan dengan peristiwa alamiah atau upacara untuk peristiwa kehidupan manusia.Misalnya Tari Rejang Dewa yang ditarikan oleh gadis gadis cilik, dan Rejang Sari yang ditarikan oleh wanita dewasa.

Gambar

Gambar 1.10 Tari Rejang Sari karya I Kt Rena dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi Sumber : Ni Ketut Sukarni/Dewa/1998

(13)

Selain sebagai upacara/ritual keagaamaan, masyarakat Indonesia memiliki berbagai tari yang berfungsi sebagai upacara/ritual yang berhubungan dengan peristiwa alamiah dan siklus hidup manusia. Dalam budaya Suku Dayak di Kalimantan, terdapat tari Hudoq (topeng) yang ditarikan ketika hendak membuka lahan pertanian. Di Dayak Kenyah terdapat tari ‘Hudoq Kita’, sebagai permohonan kepada Dewi Sri (Dewi padi), roh leluhur, dan penjaga desa agar masa panen yang akan datang diberikan hasil yang lebih baik (Indrahastuti. 2013). Dalam tari hudoq, topeng yang digunakan merupakan perwujudan muka babi, monyet, atau binatang-binatang lain sebagai symbol hama, Hudoq burung elang digunakan sebagai simbol binatang yang

akan melindungi serta memelihara hasil panen masyarakat Dayak, dan hudoq yang berwujud manusia dilambangkan sebagai nenek moyang. Selain mengenakan topeng yang menampilkan karakter penghancur, pelindung, dan karakter leluhur

Beberapa macam tarian di atas hanyalah sebagian kecil contoh taritarian yang berfungsi sebagai tari ritual di Indonesia. Saat ini banyak jenis tari ritual yang telah bergeser fungsi menjadi tari pertunjukan, pariwisata. Namun dengan bentuk penyajian yang berbeda, baik dari segi durasi, gerak, dan sebagainya. Secara lebih khusus, tari sebagai sarana ritual memiliki ciri-ciri sebagi berikut :

1. Gerakan dominan tidak berpola secara jelas, dan umumnya meniru gerak-gerak alam seperti gerak binatang, tumbuhan dan lain-lain.

2. Bersifat magis/mistis dan religius.

3. Gerak, tata rias, busana dan iringan tari bersifat sederhana.

4. Memiliki aturan khusus baik untuk penari, struktur pertunjukan, tempat pertunjukan ataupun waktu pelaksanaan.

2. Sebagai Sarana Hiburan

Tari berjenis ini merupakan tari yang memiliki tujuan untuk menghibur tanpa menekankan nilai estetis dan nilai komersial, sehingga tidak memerlukanpersiapan untuk melakukannya. Kata hiburan lebih menitik beratkan Buku Panduan Guru Seni Tari untuk SMP Kelas VII pada pemberian kepuasan perasaan, tanpa mempunya tujuan yang lain (Jazuli, 1994). Tari hiburan dapat membuka ruang bagi para partisipannya (pihak yang terlibat) untuk bersuka-cita dan saling menghibur diri (Dibia,

dkk. 2006). Untuk jenis tari yang berfungsi sebagai hiburan, setiap orang memiliki gaya sendiri- sendiri, karena tidak memiliki aturan yang ketat untuk tampil di atas pentas (Soedarsono, 2002).

(14)
(15)

Referensi

Dokumen terkait

Konsentrasi gula reduksi yang dihasilkan dari proses hidrolisis sebesar 16,6-17,9 g/L dan konsentrasi asam laktat tertinggi 0.568 g/L didapatkan dengan penambahan

Pengawasan masyarakat ( social control ) yang dilakukan masyarakat di desa penelitian, ditujukan kepada pemerintah desa (Kepala Desa dan perangkatnya) sebagai

Namun, hasil analisis pada penelitian ini menyatakan bahwa umur tidak berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja perempuan, karena pekerjaan yang dilakukan

Sistem pernafasan mempunyai beberapa sistem pertahanan yang mencegah masuknya pertikel – pertikel, baik berbentuk padat maupun cair kedalam paru – paru, misalnya bulu hidung

c) Lama batu berada di udara adalah dua kali lama waktu yang diperlukan untuk mencapai

terutama adalah norma norama yang di langgar dalam sebuah pergaulan yang tidak ingin terkekang dengan aturan norama agama dan norma umum, sehingga terjadilah pergaulan

Pada kolom skor terlihat bahwa nilai paling tinggi pada faktor strategi kekuatan ditunjukkan oleh faktor dukungan instansi setempat, dalam hal ini adalah Dinas Pertanian dan

Tesis ini membahas tentang “Penyelesaian Sengketa Wanprestasi Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah” yang terdiri dari 5 (lima) bab dan masing-masing bab