6. KONSEP DAN TRANSFORMASI DESAIN
6.1. Latar Belakang Konsep
Konsep dari perancangan ini diangkat dari permasalahan yang muncul setelah melakukan penelitian dalam segi toko musik. Yaitu secara spesifik mengarah kepada kelengkapan sebuah toko musik dalam penjualannya, serta pengklasifikasiannya secara alat musik menurut bidangnya (Guitar, Bass, Drum, Piano, Alat Musik Tiup dan Profesional Digital Recording). Dan juga konsep ini tidak hanya menjual alat-alat musik secara lengkap, namun juga memberikan wadah agar musisi-musisi di Surabaya, bahkan luar Surabaya agar kebutuhan mereka untuk kelengkapan toko music beserta wadah agar musisi bisa berkembang dan saling bertukar pikiran dalam wadah tersebut. Tentunya Music Centre ini dapat menjadi suatu pusat untuk musisi-musisi dalam memenuhi kebutuhan mereka dan juga tidak hanya musisi saja, non-musisi pun juga bisa datang dan bergabung dengan musisi-musisi lainnya dengan tujuan wadah yang bersifat mengedukasi sekitarnya.
Berikut ini adalah permasalahan yang muncul dan digunakan sebagai dasar dari konsep perancangan ini :
1. Banyak toko musik yang hadir di Surabaya, namun belum ada tempat yang mejual alat musik secara lengkap menurut klasifikasi dari jenis alat musiknya secara spesifik.
2. Kegiatan yang terkadang monotone dalam toko musik yang sekedar datang, beli lalu pulang. Kurangnya fasilitas pengkombinasian yang membuat orang teredukasi tentang musik.
3. Tidak tersedianya wadah untuk komunitas-komunitas musik yang ada di Surabaya yang melebur menjadi satu sehingga dapat menjadi suatu
“Center” untuk antar musisi dan komunitas.
6.2. Konsep Desain
Konsep desain pada perancangan ini adalah “Consanance”, istilah dalam musik yang berarti gabungan dari beberapa nada yang menjadi sebuah Harmony dan terdengar enak. Dari berbagai masalah yang ada di atas ini, konsep “CONSANANCE” dengan pengkolaborasian dua elemen yaitu toko serta tempat untuk nongkrong (kafe) akan menjadikan tempat “musik” yang harmonis, nyaman, dan menjadi suatu wadah musik. “Unity In Diversity”
menjadi sifat yang terkandung dalam “CONSANANCE” ini, yaitu predikat Musisi dan non-Musisi dihilangkan dengan tujuan belajar bersama dan saling berbagi dengan diwadahi kafe ini. Open space menjadi salah satu penarik minat pengunjung karena nyaman dan sirkulasi udara-nya baik, Educational serta Care and Share menjadi paduan agar memberikan edukasi tentang musik. Dan gaya desain yang modern memberikan penekanan toko musik yang berkualitas dan berstandar tinggi. Dari konsep desain ini timbul beberapa karakteristik dari konsep desain tersebut yaitu :
1. Educational
Memiliki sifat yang edukatif karena dengan adanya pengkombinasian dari 2 aspek, yaitu toko musik serta kafe yang dimana menjadi wadah para musisi-musisinya berkumpul membuat tempat ini secara langsung memberikan edukasi tentang apa itu musik, apa itu alat musik, klasifikasi apa saja dalam music. Dan tentunya tidak menutup kemungkinan untuk non-musisi juga bergabung dalam tempat ini.
2. Open Space
Karakter open-space pada perancangan ini dapat memudahkan sirkulasi pengguna agar lebih terbuka dalam hal bersosialisasi dan dapat memudahkan pengguna dalam mengakses berbagai fasilitas yang tersedia.
Serta pengunjung dapat dengan mudah melihat bagian dalam Music Centre
3. Care & Share
Bersinergi dengan poin pertama, dengan memiliki salah satu sifat yaitu edukatif maka secara tidak langsung Care & Share ini juga menjadi sifat desain dari perancangan ini. Hubungan satu ruang dengan ruang lainnya akan saling berhubungan dan memiliki pergerakan yang senada (Harmony).
Membuat sirkulasi ruang menjadi lebih nyaman dan ter-klasifikasikan menurut jenis dan fugnsinya.
4. Modern Design
Modern ini digunakan dalam perancangan karena agar memberikan kesan mewah dan karena Music Centre ini belum pernah ada di Indonesia, khususnya Surabaya maka haruslah memiliki design yang modern, sesuai dengan trend desain yang sedang digemari oleh masyarakat sehingga dapat memberikan daya tarik lebih kepada pengunjung.
6.3. Aplikasi Interior 6.3.1. Aplikasi Gaya Desain
Gaya desain kontemporer modern memiliki karakteristik yang cocok dengan konsep perancangan ini. Berikut adalah beberapa karakter dari gaya desain tersebut:
1. Open-space : Open-space pada perancangan ini dapat memudahkan sirkulasi pengguna agar lebih terbuka dalam hal bersosialisasi dan dapat memudahkan pengguna dalam mengakses berbagai fasilitas yang tersedia.
Serta pengunjung dapat dengan mudah melihat bagian dalam Music Centre tanpa harus masuk kedalam Music Centre ini.
2. Unity in Diversity : Dengan desain yang memiliki alur/pergerakan yang saling menghubungkan satu area dengan area lainnya, membuat perancangan ini bersifat “Kesatuan dalam Perbedaan Fungsi Area” .
6.3.2. Komposisi Gaya Desain
Dinamis sebagai komposisi yang mencerminkan gaya kontemporer yang terus bergerak. Dapat juga mencerminkan pengguna yang harus terus berkembang untuk mencapai target produktifitas yang maksimal.
6.3.3. Bentukan Gaya Desain
Bentukan yang geometris memiliki karakter bentukan yang tegas. Dapat menggambarkan musik yang terarah/memiliki arah yang tegas dalam pengaplikasiannya dalam bermusik. Serta dari ketegasan ini mencerminkan nilai desain yang modern dan tegas.
6.3.4. Aplikasi Sirkulasi
Gambar 6.1 - Bentuk Sirkulasi Radial
Sumber : http://gooddesignforgoodlife.blogspot.com
Sirkulasi radial adalah sirkulasi yang cocok untuk perancangan ini karena berpusat dari satu titik/area, lalu menyebar keseluruh area yang dominan adalah open-space yang ada pada fasilitas ini sehingga sirkulasi menjadi lebih bebas dan fleksibel.
6.3.5. Aplikasi Warna
Monochrome (Hitam Putih) & Warm (Hangat) tone: Warna-warna hitam putih yang berkesan dingin selain dapat mendukung produktifitas dapat
yang tersedia. Penggabungan dua nuansa warna tersebut sesuai dengan konsep Consanance yang berarti rangkaian kesatuan, penggabungan dua nuansa yang meskipun berlawanan tersebut dapat menimbulkan kesan yang dapat menguntungkan pengguna.
Contoh warna terang yang digunakan:
1. Hitam: Mewah, maskulin dan elegan, serta memberikan kesan modern 2. Putih: Dapat mendukung produktifitas dan menimbulkan kesan yang luas
pada ruangan
3. Coklat: Kesan hangat dari coklat (kayu) membuat pengunjung merasakan kenyamanan dan betah untuk menghabiskan waktu di dalam masing-masing area.
Contoh warna pendukung yang digunakan:
1. Merah: Dapat memberikan aksen pada area sehingga tidak terkesan terlalu monochrome/kaku.
2. Abu-abu: Mendukung warna lain agar terlihat lebih mencolok
6.3.6. Material Lantai
Berikut material yang diaplikasikan pada pola lantai pada perancangan ini adalah:
1. Karpet : Material ini memiliki keistimewaan sebagai absorbsi suara.
2. Parket kayu : Material parket kayu memberikan kesan natural dengan nuansa coklat yang juga dapat memberikan kesan hangat dan nyaman.
3. Concrete Floor : Selain berkesan natural, variasi material ini diterapkan supaya tidak berkesan monoton. Selain itu material ini juga dapat menghemat biaya perancangan karena biaya material ini tidak mahal.
6.3.7. Material Dinding
Berikut ini adalah material yang diaplikasikan pada dinding pada perancangan:
1. Glasswool : Material ini dapat berfungsi sebagai absorbsi suara.
2. Gypsum Board : Dapat digunakan untuk melapisi/menutup glasswool.
Selain itu memiliki kelebihan tahan api.
3. Kaca bening : Material kaca bening atau transparan yang berfungsi pada beberapa sisi dinding agar sinar matahari dapat masuk dan dapat menarik pengunjung. Pada bagian interior material ini berfungsi membatasi fasilitas yang tidak semua pengunjung dapat menggunakannya seperti pada co- working space. Akan tetapi juga berfungsi agar dapat menarik minat pengunjung yang bukan member dari fasilitas ini.
4. Cat dinding : Penambah variasi estetika pada ruangan.
6.3.8. Material Plafon
Berikut adalah material yang diaplikasikan pada pola plafon pada perancangan ini:
1. Gypsum Board : Dapat mengisolasi suara agar mengurangi kebisingan dan lebih tahan api.
2. Plat besi : Memberikan kesan tegas karena bersifat keras dan memberikan kesan unik sebagai variasi material pada plafon.
3. Kawat Sling : Digunakan untuk down ceiling yang menggantung.
6.4. Utilitas Interior 6.4.1. Pencahayaan Buatan
Berikut adalah beberapa jenis pencahayaan yang diterapkan pada perancangan ini:
1. General Lighting
a. Lampu TL : Intensitas cahaya pada lampu ini tergolong terang sehingga cocok untuk kegiatan membaca maupun bekerja.
b. Lampu Downlight : Sebagai variasi dari lampu yang digunakan selain lampu TL, dan berfungsi sebagai pencahayaan di beberapa area yang tidak memerlukan pencahayaan lebih.
c. Task Lighting : Sebagai pencahayaan tambahan untuk aktifitas yang membutuhkan pencahayaan yang ekstra.
d. Spot Lighting : Pencahayaan tambahan untuk display dan juga berfungsi agar terlihat lebih estetis.
6.4.2. Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami yang terdapat pada perancangan ini adalah adanya cahaya matahari yang dapat masuk pada pagi hingga siang hari agar dapat menghemat penggunaan energi listrik.
6.4.3. Penghawaan
Berikut adalah beberapa fasilitas penghawaan yang terdapat pada perancangan ini:
1. AC Central: Penggunaan ac central pada fasilitas yang tergolong open-space tergolong efektif karena arahnya menyebar.
2. AC Split: Penggunaan ac split pada ruangan yang tidak membutuhkan ac central dapat menghemat energi.
3. Exhaust: Berfungsi sebagai sirkulasi udara, supaya udara tetap bersih dan sejuk.
6.4.4. Akustik
Berikut beberapa fasilitas akustik yang terdapat pada perancangan ini:
1. Speaker: Dapat berfungsi sebagai media hiburan seperti musik agar tidak terasa membosankan dan dapat juga berfungsi sebagai media pemberitahuan apabila ada sesuatu keperluan yang bersifat urgent/darurat.
2. TV LCD: Sebagai media informasi dan iklan atau promosi berupa tampilan visual.
6.4.5. Keamanan
Berikut beberapa utilitas keamanan yang terdapat pada perancangan ini:
1. Apar: Berfungsi apabila terjadi kebakaran ringan.
2. Smoke detector: Sebagai alat pendeteksi apabila terjadi kebakaran yang menimbulkan asap berlebih sehingga sprinkler dan fire alarm dapat bekerja dengan tanggap.
3. Sprinkler: Sebagai proteksi kebakaran agar api tidak cepat menyebar.
4. CCTV: Agar keamanan lebih terpantau dan dapat juga membantu petugas keamanan dalam melakukan pengamanan.
5. Kunci: Agar fasilitas yang tidak digunakan sebelum atau sesudah terpakai menjadi lebih aman.
6. Metal Detector: Agar dapat mendeteksi adanya benda tajam ataupun benda yang dapat menyebabkan terjadinya tindak kriminal.
6.5. Sketsa Ide
6.5.1. Skematik Desain 1
Berikut adalah beberapa sketsa ide layout beserta suasana interior dan mebel pada perancangan ini:
Gambar 6.2 - Sketsa ide layout perancangan
Gambar 6.3 - Sketsa ide suasana interior
6.5.2. Skematik Desain 2
Dari hasil evaluasi skematik desain pertama timbul berbagai tambahan produk dan pertimbangan mulai dari pertimbangan tata letak perabot dan pengolahan elemen-elemen pada main entrance. Berikut adalah hasil perkembangan skematik desain pertama:
Gambar 6.4 - Sketsa Ide Elemen Interior dan Perabot
6.6. Transformasi Akhir Desain Perancangan
Gambar 6.5 – Layout Perancangan
Gambar 6.6 - Pola Lantai
Gambar 6.7 - Pola Plafon
Gambar 6.8 - Mechanical Electric
Gambar 6.9 - Tampak Potongan
Gambar 6.10 - Render Perspektif Guitar Area
Gambar 6.11 - Render Perspektif Bass Area
Gambar 6.13 - Render Perspektif Wind Instrument Area
Gambar 6.14 - Render Perspektif Cashier Area
Gambar 6.15 - Render Perspektif Service Area
Gambar 6.16 - Render Perspektif Digital Audio Area
Gambar 6.17 - Render Perspektif Drum Area
Gambar 6.18 – Render dan Detail Main Entrance
Gambar 6.19 - Desain Akhir – Kursi dan Display
Gambar 6.20 - Desain Akhir – Display Guitar Area
Gambar 6.21 - Desain Akhir – Meja Multifungsi
Gambar 6.22 - Desain Akhir – Display Kasir
Gambar 6.23 - Desain Akhir – Down Ceiling
Gambar 6.24 - Desain Akhir – Pola Plafon
Gambar 6.25 - Desain Akhir – Dinding Akustik
Gambar 6.26 - Desain Akhir – Dinding Peredam
Gambar 6.27 - Desain Akhir – Lantai Leveling
Gambar 6.28 - Desain Akhir – Perspektif Guitar Area
Gambar 6.29 - Desain Akhir – Perspektif Bass Area
Gambar 6.30 - Desain Akhir – Perspektif Piano Area
Gambar 6.31 - Desain Akhir – Perspektif Wind Instrument Area
Gambar 6.32 - Desain Akhir – Perspektif Cashier Area
Gambar 6.33 - Desain Akhir – Perspektif Service Area
Gambar 6.34 - Desain Akhir – Perspektif Digital Audio Area
Gambar 6.35 - Desain Akhir – Perspektif Digital Audio Area
Gambar 6.36 - Desain Akhir – Perspektif Drum Area
Gambar 6.37 - Desain Akhir – Perspektif Drum Area