• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOSIALISASI PROGRAM JAMINAN KEHILANGAN PEKERJAAN & SHARING SESSION PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SOSIALISASI PROGRAM JAMINAN KEHILANGAN PEKERJAAN & SHARING SESSION PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

SOSIALISASI PROGRAM

JAMINAN KEHILANGAN PEKERJAAN

&

SHARING SESSION PROGRAM

JAMINAN KECELAKAAN KERJA

(2)

Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi akibat hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui.

Dinyatakan kasus kecelakaan kerja apabila terdapat unsur ruda paksa yaitu cedera pada tubuh manusia akibat suatu peristiwa atau kejadian (seperti terjatuh, terpukul, tertabrak, dan lain-lain).

JAMINAN KECELAKAAN KERJA (JKK)

Jaminan Kecelakaan Kerja yang selanjutnya disingkat JKK adalah manfaat berupa uang tunai dan/atau pelayanan kesehatan yang diberikan pada saat peserta mengalami kecelakaan kerja atau penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. (PP 44 Tahun 2015)

(3)

KECELAKAAN KERJA

PENGANGKUTAN :

Darat, Sungai atau Danau Rp. 5.000.000,-

Laut Rp. 2.000.000,-

Udara Rp. 10.000.000,-

Biaya Perawatan dan Pengobatan

Sementara Tidak Mampu Bekerja (STMB)

Meninggal Dunia 0 1

0 2

0 3

Sesuai kebutuhan medisnya (Unlimited)

Home Care → Rp. 20.000.000,- (max. 1 tahun)

Santunan STMB 6 Bln I 100% upah 6 Bln II 100% upah Seterusnya 50% upah

Santunan Sekaligus 60% x 80 Bln upah

Santunan Berkala Rp. 500.000,- x 24bln / sekaligus Rp. 12 Juta

Biaya Pemakaman Rp. 10.000.000,-

Beasiswa Anak Peserta Rp. 174.000.000,-

BEKERJA KEMBALI

CACAT

MENINGGAL DUNIA

CACAT FUNGSI

CACAT SEBAGIAN ANATOMIS

CACAT TOTAL TETAP

% Kurang Fungsi x

% Tabel x 80 Bln Upah

% Tabel x 80 Bln Upah

70% x 80 Bln Upah

Santunan Berkala:

Rp. 500.000,- x 24bln/

sekaligus Rp. 12 Juta

Beasiswa Anak Peserta

Rp. 174.000.000,-

BESAR IURAN 0,24% – 1,74%

MANFAAT JKK

(4)

KECELAKAAN KERJA

Alat Bantu (Orthese) &

Alat Ganti (Prothese) 0 4

Merupakan alat bantu gerak atau pengganti nggota tubuh yang cacat (kaki palsu, tangan palsu, dll) dengan patokan harga yang ditetapkan oleh Pusat Rehabilitasi Rumah Sakit Umum Pemerintah ditambah 40%.

Fasilitas Penggantian 0 6

Gigi Tiruan Rp 5.000.000,-

Alat Bantu Dengar Rp 2.500.000,-

Kacamata Rp 1.000.000,-

Rehabilitasi medik Rehabilitasi bagi tenaga kerja yang mengalami

kecelakaan, seperti halnya fisiotherapy, pendampingan psikiater , dll.

0 5

Bantuan Beasiswa

Diberikan kepada 2 (dua) orang anak dari tenaga kerja yang mengalami cacat total tetap atau pun meninggal dunia akibat dari kecelakaan kerja.

Beasiswa diberikan secara berkala setiap tahun sesuai dengan tingkat pendidikan anak dengan ketentuan sebagai berikut :

Pendidikan TK - SD/Sederajat sebesar Rp.1.500.000,- per orang pertahun max 8 tahun

Pendidikan SMP/Sederajat sebesar Rp.2.000.000,- per orang pertahun max 3 tahun.

Pendidikan SMA/Sederajat sebesar Rp.3.000.000,- per orang pertahun max 3 tahun.

Pendidikan tinggi maksimal S1 atau pelatihan sebesar Rp.12.000.000,- per orang per tahun max 5 tahun.

Pengajuan klaim beasiswa dilakukan setiap tahun,

Bagi anak peserta yang belum memasuki usia sekolah pada saat tenaga kerja meninggal dunia atau

kecelakaan, maka beasiswa diberikan pada saat anak tenaga kerja memasuki usia sekolah.

Beasiswa berakhir pada saat anak memasuki usia 23 tahun, menikah atau bekerja.

(5)

KECELAKAAN KERJA

Penyakit Akibat Kerja

0 6

Penyakit Akibat Kerja yang selanjutnya disingkat PAK (Occupational Disease) adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan/atau lingkungan kerja sesuai

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2019

Kasus PAK dapat diproses saat pekerja masih aktif dan

dinyatakan PAK sampai dengan maksimum 3 tahun

setelah pekerja non aktif.

(6)

Layanan Kecelakaan Kerja Rumah Sakit PLKK

https://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/plkk.html

(7)

BPJS KESEHATAN

Koordinasi Pelayanan

Kepastian Penjaminan

01 BPJS KETENAGAKERJAAN

Koordinasi manfaat : Perlindungan Ganda

02 03 JASA RAHARJA

KOORDINASI LINTAS INSTITUSI

(8)

Kasus

Terkait pekerjaan

Ada ruda paksa

Kecelakaan Kerja

Tidak ada ruda paksa

Meninggal Dunia

Meninggal mendadak

Penyakit

Penyakit Akibat Kerja

Jaminan Kecelakaan Kerja

Tidak terkait pekerjaan

Meninggal Dunia

Jaminan Kematian

Sakit biasa

BPJS Kesehatan

MIND MAP KASUS

(9)

Kasus

Terkait pekerjaan

Ada ruda paksa

Kecelakaan Kerja

Lalu Lintas Non Tunggal

Lalu Lintas Tunggal

Tidak ada ruda paksa

Meninggal Dunia

Meninggal mendadak

Penyakit

Penyakit Akibat Kerja

Dugaan terkait pekerjaan

Ada ruda paksa

Terbukti terkait kerja

Penyakit

Tidak terkait pekerjaan

Penyakit

Meninggal Dunia

ALUR KOORDINASI LINTAS INSTITUSI

(10)

1. Harus terdapat unsur ruda paksa, yaitu cedera pada tubuh manusia akibat oleh benda tumpul atau benda keras/tajam yang terjadi secara tiba-tiba yang tidak diduga sebelumnya diluar kekuasaan manusia dan tidak disengaja dari luar tubuhnya yang mengakibatkan rasa sakit/luka.

2. Kecelakaan yang terjadi di tempat kerja.

3. Kecelakaan yang terjadi dalam waktu terkait kerja/kedinasan.

4. Kecelakaan terjadi berhubungan dengan hubungan kerja, apabila dipenuhi :

- Terdapat perintah dari pemberi kerja dan berkaitan dengan kepentingan pemberi kerja;

- Melakukan hal-hal yang sangat penting dan mendesak yang tidak dapat diwakilkan dalam jam kerja atas ijin pemberi kerja (tugas bukan untuk kepentingan pribadi atasan).

- Pada saat dinas, saat lembur, mengikuti pendidikan

- Perkelahian di tempat kerja jika ada kaitannya dengan dinas/tugas pekerjaan

- Aktivitas lain yang berkaitan dengan kepentingan perusahaan dibuktikan dengan surat tugas dari perusahaan

POIN PENTING JKK

(11)

1. Meninggalkan tempat kerja untuk kepentingan pribadi

2. Terjadi di luar waktu kerja atau

melakukan kegiatan yang bukan merupakan tugas atas perintah dari atasan untuk

kepentingan perusahaan (tugas bukan untuk kepentingan pribadi atasan)

3. Penyakit akibat hubungan kerja (work related diseases) yaitu penyakit yang dicetuskan,

dipermudah atau diperberat oleh pekerjaan.

4. Bunuh diri akibat mencelakakan diri sendiri dengan sengaja.

5. Pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional, termasuk akupuntur,

shinse,chiropractic, yang belum dinyatakan efektif berdasarkan penilaian teknologi kesehatan (health technology assessment) dan pengobatan berbasis bukti medis (evidence based medicine).

6. Semua obat kosmetik, obat herbal dan obat gosok:

minyak kayu putih dan sejenisnya. Pelayanan

kesehatan, termasuk tindakan operasi bertujuan untuk estetik kecuali untuk pengembalian fungsi.

7. Klaim yang diajukan melebihi 2 (dua) tahun sejak tanggal kejadian dimana sejak kejadian kasus KK atau PAK belum pernah dilaporkan laporan kecelakaan kerja tahap I-nya.

TIDAK TERMASUK KECELAKAAN KERJA

(12)

Apabila setelah pembayaran jaminan kecelakaan kerja ternyata kondisi peserta semakin parah atau membutuhkan tindakan medis lanjutan

sebelum lewat masa 3 (tiga) tahun setelah tanggal kondisi terakhir peserta, baik sembuh atau cacat pada Formulir KK3 dan PAK 3 yang diisi oleh dokter yang merawat atau dokter penasehat.

Kasus dinyatakan sebagai kasus kambuh/kasus lanjutan berdasarkan keterangan dokter yang merawat atau dokter penasehat. Misalnya, pembukaan pen pada kasus bedah tulang.

KASUS KAMBUH / KASUS LANJUTAN

(13)

Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2015 Pasal 14 ayat (2) b tentang Tata Cara Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian dan Jaminan Hari Tua Bagi Peserta Penerima Upah, bahwa :

Peserta yang meninggal mendadak di tempat kerja dianggap sebagai Kecelakaan Kerja dan berhak atas manfaat JKK sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :

1.

Pekerja pada saat bekerja di tempat kerja tiba tiba meninggal dunia tanpa melihat penyebab dari penyakit yang di deritanya.

2.

Pekerja pada saat bekerja di tempat kerja mendapat serangan penyakit kemudian langsung

dibawa ke dokter, atau unit pelayanan kesehatan atau rumah sakit dan tidak lebih dari 24 jam (dua puluh empat) jam kemudian meninggal dunia.

MENINGGAL MENDADAK

(14)

Meninggal mendadak tidak diberikan kepada :

1.

Peserta, yaitu pekerja dan pekerja jasa konstruksi pada saat bekerja di tempat kerja mendapat serangan penyakit tidak langsung dibawa ke dokter, atau unit pelayanan kesehatan atau rumah sakit.

2.

Peserta, yaitu pekerja dan pekerja jasa konstruksi pada saat bekerja di tempat kerja di tempat kerja mendapat serangan penyakit langsung dibawa ke dokter, atau unit pelayanan kesehatan atau rumah sakit dan meninggal dunia lebih dari 24 (dua puluh empat) jam kemudian.

3.

Pekerja Bukan Penerima Upah, sehubungan tempat kerja pekerja tidak memenuhi kriteria sebagai tempat kerja pada Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Program JKK JKM.

BUKAN MENINGGAL MENDADAK

(15)

1.

Amanah Undang Undang → Pasal 30 PP 44/2015 Pelayanan kesehatan pada Kecelakaan Kerja atau penyakit akibat kerja dilakukan oleh fasilitas kesehatan milik pemerintah, pemerintah daerah, atau swasta yang memenuhi syarat dan menjalin kerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.

Amanah Undang Undang → Pasal 2 Permen 11/2016 tentang Pelayanan Kesehatan dan Besaran Tarif Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja bahwa : Pelayanan kesehatan bagi Peserta yang mengalami kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja diberikan melalui fasilitas pelayanankesehatan milik Pemerintah, pemerintah daerah atau milik swasta yang bekerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan dan/atau Trauma Center BPJS Ketenagakerjaan.

FASILITAS KESEHATAN KERJASAMA

PELAYANAN PLKK

(16)

1. Perusahaan melakukan pendampingan ke RS PLKK

2. Perusahaan memberikan informasi kecelakaan yang sebenarnya

3. Perusahaan mengumpulkan berkas-berkas ke RS PLKK (Max 2 x 24jam) berupa : - formulir JKK tahap 1

- fc ktp dan kpj tenaga kerja

- absensi 1 minggu terakhir sebelum hari kecelakaan kerja sampai hari kecelakaan kerja.

- surat kronologi kejadian dari pihak perusahaan - surat kepolisian

- surat pernyataan

- surat tugas/dinas/surat jalan (untuk kasus JKK saat tugas luar kantor) Tenaga kerja mengalami

kecelakaan kerja

Rumah Sakit PLKK

Pihak RS memverifikasi kasus kecelakaan kerja

Pihak RS melakukan cek

kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan melalui KTP tenaga kerja atau nomor referensi BPJS

Ketenagakerjaan

Perusahaan

SKEMA LAYANAN KECELAKAAN KERJA

(17)

Rumah Sakit PLKK

Pihak Keluarga/rekan kerja/kordinator dari korban JKK melaporkan kejadian JKK ke BPJS Ketenagakerjaan.

Pihak BPJS Ketenagakerjaan akan

melakukan cek kepesertaan dan keabsahan kasus. Apabila peserta aktif terlindungi maka BPJS Ketenagakerjaan akan memberikan penjaminan korban ke Rumah Sakit

Rekomendasi

(18)

PERSYARATAN

DOKUMEN JKK PLKK

(19)

1. Surat pernyataan 2. Fc KTP

3. Fc Kartu BPJSTK

4. Formulir 3 KK 1 / Tahap 1 (diisi lengkap dengan tanda tangan & stampel perusahaan)

5. Absensi dengan jam kerja tertera (minimal satu minggu terakhir sebelum kecelakaan

6. Surat kepolisian dan/atau surat jaminan jasa raharja (untuk kasus lalu lintas)

7. Surat kronologi kejadian yang dibuat oleh

perusahaan dan diketahui oleh 2 (dua) orang saksi (untuk kasus selain lalu lintas )

8. Dokumen pendukung lain jika dibutuhkan (contoh : surat tugas/surat dinas saat kecelakaan dalam perjalanan dinas)

RUMAH SAKIT

1. Formulir 3B KK 3 / keterangan dokter (diisi lengkap oleh dokter dan RS yang merawat

2. Kwitansi lengkap beserta rincian 3. Surat kontrol (untuk kasus

lanjutan)

PERUSAHAAN

(20)
(21)

1.

Perusahaan tetap WAJIB melaporkan mutasi data tenaga kerja dan upahnya sesuai paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah ada perubahan.

2.

Setiap Perusahaan DIWAJIBKAN untuk mendaftarkan/melaporkan/ melindungi pekerjanya dalam program BPJamsostek.

3.

Upah pekerja yang layak sangat penting karena terkait dengan kesejahteraan pekerja. Perubahan besaran upah pekerja sesuai kesepakatan antara pengusaha dan pekerja sesuai Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor M/3/HK.04/III/2020 .

4.

Perusahaan hanya dapat menonaktifkan pekerjanya karena mengundurkan diri atau terjadi pemutusan hubungan kerja sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Perusahaan tidak diperkenankan menonaktifkan tenaga kerja yang dirumahkan atau melaksanakan WFH (Work from Home) termasuk pekerja yang dirumahkan tanpa pembayaran gaji (unpaid leave)

HAL - HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

(22)

UNDANG-UNDANG NO. 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA

TENAGA KERJA ASING

PERJANJIAN KERJA WAKTU

TERTENTU

ALIH DAYA WAKTU KERJA

& WAKTU ISTIRAHAT

UPAH MINIMUM

PHK - PESANGON

JAMINAN KEHILANGAN

PEKERJAAN Substansi pokok klaster ketenagakerjaan

(23)

JAMINAN KEHILANGAN PEKERJAAN

(JKP)

(24)

PESERTA

Pekerja/buruh yang ter- PHK

Peserta yang membayar iuran

Peserta dengan masa kepesertaan tertentu

MANFAAT

Uang tunai

Akses informasi pasar kerja

Pelatihan kerja

Manfaat diberikan paling banyak 6 (enam) bulan

PENDANAAN

Dana Awal pemerintah, min. Rp.6 triliun

Rekomposisi iuran

program jaminan sosial dan/atau

Dana operasional BPJS

Ketenagakerjaan PENYELENGGARA

Pemerintah Pusat

&

BPJS

Ketenagakerjaan

Jaminan Kehilangan Pekerjaan diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip Asuransi Sosial dan untuk mempertahankan derajat kehidupan yang layak pada saat pekerja/buruh kehilangan pekerjaan

JaminanKetentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyelenggaraan JKP, manfaat, masa kepesertaan tertentu, dan pendanaan diatur dalam Peraturan Pemerintah No 37 Tahun 2021 serta Permenaker & Permenkeu

(dalam pembahasan)

(25)

PESERTA JKP

A. Peserta JKP adalah WNI yang telah diikutsertakan dalam program jaminan sosial sesuai penahapan kepesertaan dalam Peraturan Presiden Nomor 109 tahun 2013

- Usaha besar dan usaha menengah, diikutsertakan pada program JKN, JKK, JHT, JP dan JKM - Usaha kecil dan mikro, diikutsertakan sekurang-kurangnya pada program JKN, JKK, JHT & JKM.

B. Belum berusia 54 tahun

C. Mempunyai hubungan kerja dengan pengusaha baik PKWT maupun PKWTT

Pekerja/buruh yang telah diikutsertakan oleh pengusaha dalam program jaminan social (yang patuh serta merta)

Pekerja/buruh yang baru didaftarkan oleh pengusaha dalam program jaminan social (pengusaha mendaftarkan)

(26)

MANFAAT JKP

(27)

MANFAAT JKP

UANG TUNAI

 45 dari Upah untuk 3 (tiga) bulan pertama; dan

 25 % dari Upah untuk 3 (tiga) bulan berikutnya

 Selama 6 bulan

AKSES INFORMASI PASAR KERJA

Layanan informasi pasar kerja dan/atau bimbingan jabatan, dilakukan oleh Pengantar Kerja atau Petugas Antarkerja

PELATIHAN KERJA

Pelatihan berbasis kompetensi, dilakukan melalui Lembaga Pelatihan Kerja milik

pemerintah, swasta, atau perusahaan

(28)

SUMBER PEMBIAYAAN JKP

IURAN

Pemerintah Pusat : 0,22 %

SUMBER PENDANAAN

Rekomposisi iuran program :

•JKK sebesar 0,14% ,

•JKM sebesar 0,10% .

Dasar perhitungan upah adalah upah yang dilaporkankepada BPJS Batas atas

upah sebesar Rp. 5 juta

(29)

PENERIMA MANFAAT JKP

1) Mengalami PHK dengan sesuai dengan UU Cipta Kerja 2) Berkeinginan bekerja kembali

3) Memiliki masa iur paling sedikit 12 bulan dalam 24 bulan, membayar Iuran 6 (enam) bulan berturut- turut sebelum terjadi PHK

4) Dikecualikan untuk alasan PHK karena:

mengundurkan diri;

cacat total tetap;

pensiun; atau

meninggal dunia

CATATAN :

Hak atas manfaat JKP diajukan paling banyak 3 kali selama masa usia kerja

Hak atas manfaat JKP hilang apabila:

a). tidak mengajukan permohonan klaim manfaat JKP selama 3 bulan sejak terjadi PHK;

b). telah mendapatkan pekerjaan c). meninggal dunia.

(30)

PEMERINTAH BPJS KETENAGAKERJAAN

1. Menyelenggarakan manfaat uang tunai

2. Menerima dan mengelola iuran dan sumber pendanaan

1) Membayar iuran

2) Menyelenggarakan manfaat akses informasi pasar kerja (informasi pasar kerja, bimbingan jabatan)

3) pelatihan kerja (bekerjasama dengan LPK, menyiapkan paket pelatihan, dll)

4) Mengalokasikan anggaran untuk

penyelenggaraan akses informasi pasar kerja dan pelatihan.

5) Sistem informasi ketenagakerjaan

PERAN INSTITUSI

(31)
(32)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Informasi di atas hanya menyangkut bahan spesifik yang telah ditentukan dan mungkin tidak berlaku jika bahan tersebut digunakan sebagai campuran dengan bahan lain atau dalam

Pengujian keamanan jaringan komputer sudah banyak dilakukan dengan berbagai macam platform yang ada, maka dalam tinjauan pustaka ini hanya meninjau beberapa penelitian awal

Berdasarkan data dari kedua teman sejawat tersebut bahwa analisis proses bimbingan yang dilakukan pada teman sejawat dengan langkah konseling melalui identifikasi untuk mengetahui

Ester gliserol gondorukem hidrogenasi yang dihasilkan ticetak pada wadah untuk kemudian dihitung nilai rendemennya dan diuji sifat fisiko-ki2mia (RSNI3 2010), yaitu warna

Pihak manajemen diharapkan dapat melakukan pengelolaan permasalahan- permasalahan dan insiden terkait dengan penerapan dan pegelolaan TI di perusahaan untuk

Menjadi contributor penulisan buku, anatara lain ; Hemat air Irigasi; Jaminan Air Bagi petani, Meningkatkan Posisi tawar Petani (PDP Unpad); Water Right (IFAD);

1) Pasang sepeda pada trainer dengan baik (tidak miring dan kuat). Tutupi warna yang menyolok pada sepeda untuk mengurangi kesalahan pengukuran pada pengolahan data

Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi program Sekolah Bertaraf Internasional di program keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMKN 2 Yogyakarta adalah: