STRATEGI KOMUNIKASI TVRI SUMATERA UTARA DALAM MEMPROMOSIKAN PROGRAM GENERASI
MILENIAL Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh :
Syahbaniyah Widyanitamy NIM: 11170510000170
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1442 H/ 2021 M
MILENIAL
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh :
Syahbaniyah Widyanitamy NIM: 11170510000170
Pembimbing :
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1442 H/ 2021 M
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul “Strategi Komunikasi TVRI Sumatera Utara dalam Mempromosikan Program Generasi Milenial” disusun oleh Syahbaniyah Widyanitamy dengan Nomor Induk Mahasiswa 11170510000170 diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam sidang munaqasah pada Senin, 28 Juni 2021 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam bidang Komunikasi Penyiaran Islam.
Ciputat, 28 Juni 2021 Tim Ujian Munaqasah Tanggal Tanda Tangan Ketua
Dr. Armawati Arbi, M.Si NIP. 196502071991032002 Sekretaris
Dr. H. Edi Amin, S.Ag., M.A NIP. 197609082009011010 Penguji 1
Drs. Sunandar, M.Ag 12 Juli 2021 NIP. 196206261994031002
Penguji 2
Drs. Masran, M.Ag 08 Juli 2021 NIP. 196012021995031001
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Syahbaniyah Widyanitamy NIM : 11170510000170
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul
“STRATEGI KOMUNIKASI TVRI SUMATERA UTARA DALAM MEMPROMOSIKAN PROGRAM GENERASI MILENIAL” adalah benar karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunannya. Adapun kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia melakukan proses yang semestinya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku jika ternyata skripsi ini sebagian atau keseluruhannya merupakan plagiat dari karya orang lain.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Ciputat, 14 Juni 2021
i ABSTRAK
Syahbaniyah Widyanitamy, 11170510000170, Strategi Komunikasi TVRI Sumatera Utara Dalam Mempromosikan Program Generasi Milenial, 2021.
Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI Sumatera Utara memiliki program yang berjudul Generasi Milenial. Program ini mengundang anak-anak muda Sumatera Utara yang memiliki prestasi untuk tampil di layar kaca TVRI Sumatera Utara dengan tujuan memotivasi anak muda Sumatera Utara lainnya agar terus mengembangkan bakat yang ada pada diri mereka dan terus berpacu dalam hal prestasi. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan dan sasaran dari program ini, diperlukan strategi komunikasi yang tepat untuk mempromosikan program Generasi Milenial ini dikalangan anak muda dan masyarakat luas Sumatera Utara.
Berdasarkan konteks di atas, maka pertanyaan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah Bagaimana Strategi Komunikasi TVRI Sumatera Utara dalam Mempromosikan Program Generasi Milenial mulai dari tahap penelitian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan? serta apa saja faktor pendukung dan penghambat TVRI Sumatera Utara dalam mempromosikan program Generasi Milenial?
Perspektif yang digunakan dalam penelitian ini adalah tahapan strategi komunikasi yang dijelaskan oleh Hafied Cangara
ii
perencanaan strategi komunikasi yaitu penelitian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan.
Adapun hasil dari penelitian ini adalah TVRI Sumatera utara melakukan riset terkait minat dan kebutuhan pemirsanya, kemudian direncanakan beberapa strategi komunikasi untuk mempromosikan program ini diantaranya melalui media online dan melalui media penyiaran sendiri. Setelah itu strategi inipun dilaksanakan dan dilakukan evaluasi untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan saat proses produksi dan promosi program. Pada akhirnya akan ada laporan yang diberikan kepada pimpinan TVRI Sumatera Utara terkait pelaksanaan program Generasi Milenial ini.
Selain itu faktor pendukung dari program ini adalah adanya kejelasan konsep, adanya peluang, adanya kemajuan teknologi dan faktor penghambat dalam mempromosikan program ini adalah tidak adanya divisi marketing communication atau public relation, Struktur yang kurang tertata dengan baik, Adanya program lain dan pindah tugasnya produser program Generasi Milenial.
Kata Kunci : TVRI Sumatera Utara, Strategi Komunikasi, Promosi
iii
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim...
Alhamdulillahirabbil „alamin, puji syukur kepada Allah subhanahu wa ta‟ala yang telah melimpahkan rahmat, kasih sayang dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tidak lupa pula shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW semoga kita semua mendapat syafaatnya di hari akhir nanti. Aamiin Ya Rabbal Alamin.
Tahap demi tahap telah penulis lalui, berkat doa, usaha serta dukungan dari semua pihak akhirnya skripsi yang berjudul
“Strategi Komunikasi TVRI Sumatera Utara dalam Mempromosikan Program Generasi Milenial” dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis selalu mendapatkan bantuan dari beberapa pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Baik berupa pikiran, tenaga, maupun dorongan moril dan materil. Maka dari itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu memperlancar penyelesaian skripsi ini.
iv
Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr.Sihabudin Noor, MA., sebagai Wakil Dekan bidang Administrasi dan Hukum, dan Dr. Cecep Castrawijaya, MA., Sebagai Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan.
2. Dr. Armawati Arbi, M.Si selaku Kepala Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
3. Dr. H. Edi Amin, S.Ag., M.A. Selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
4. Ibu Umi Musyarrofah, M.A selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan mengarahkan penulis selama menjadi mahasiswa.
5. Bapak Iskandar Trilaksono, SE., MM selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah sabar dalam memberikan arahan, saran, motivasi serta ilmunya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
6. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu yang luar biasa, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi ini. Semoga ilmu yang diajarkan dapat penulis terapkan dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
7. Seluruh Staf Karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan urusan administrasi selama masa perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.
v
8. Seluruh pihak dari TVRI Sumatera Utara, khususnya kepada Ibu Tuty Daswisaptri, SE, M.Pd dan Bapak Syahrani yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan semua informasi yang penulis butuhkan untuk melengkapi data dalam penelitian ini.
9. Kedua orang tua, Ibu Rusmala Dewi Pohan dan Bapak (Alm) Hadi Subeno Siregar, terimakasih untuk dukungan dan doanya selama ini sehingga penulis terus semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Adik ternyebelin, Ardiansyah Iqbal Hakim, terima kasih sudah bertanya “Kapan kakak wisuda, aku mau ke jakarta”.
Pertanyaan itu cukup memotivasi kakak mu ini untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
11. Ayah, Agus Irfan Ritonga terimakasih atas dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan ini dengan baik.
12. Teman-teman Angkatan 2017, khususnya teman-teman KPI C yang selalu memberi support dan membantu penulis dalam pembuatan skripsi.
13. Teman-teman Girls Area, terimakasih karena sudah mau menjadi tempat “Pulang” penulis selama duduk di bangku kuliah. Terimakasih karena sudah mau menerima segala kelebihan dan kekurangan penulis.
14. Leny Setyawati, Terimakasih karena selalu ada disaat penulis merasa sepi. Terimakasih untuk segala bantuannya. Semoga Allah SWT selalu memberi yang terbaik untukmu.
vi
menyurat selama penulis berada di kampung halaman.
Semoga kebaikan kalian dibalas oleh Allah SWT.
16. Keluarga Besar RDK FM, terimakasih atas semua moment, pengalaman, dan ilmu yang diberikan selama penulis menjadi penyiar, reporter, dan produser.
17. Semua pihak yang terlibat membantu dan memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini, yang tidak dapat disebut satu persatu. Tanpa mengurangi rasa hormat, penulis mengucapkan terimakasih yang begitu besar.
18. Terakhir, terimakasih kepada diri sendiri karena sudah kuat dan mau berjuang melewati segala rintangan yang dihadapi selama duduk di bangku pekuliahan. Mari kita melangkah ke jenjang berikutnya dan kembali menaklukkan segala rintangan yang ada di depan sana.
Demikian ucapan terimakasih yang dapat penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu dari awal penulisan hingga skripsi ini terselesaikan, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan mereka dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan seluruh pihak yang membaca.
Ciputat, 14 Juni 2021
Syahbaniyah Widyanitamy
vii DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Batasan Masalah ... 7
D. Rumusan Masalah ... 8
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8
F. Tinjauan Kajian Terdahulu ... 9
G. Metode Penelitian ... 12
H. Tempat dan Waktu Penelitian ... 16
I. Sistematika Penulisan ... 16
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 18
A. Strategi Komunikasi ... 18
B. Televisi ... 24
C. Promosi ... 26
D. Program ... 33
E. Program Televisi ... 33
BAB III GAMBARAN UMUM ... 35
A. TVRI Sumatera Utara ... 35
B. Program Generasi Milenial ... 45
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ... 48
viii
A. Penelitian ... 51
B. Perencanaan ... 52
C. Pelaksanaan ... 56
D. Evaluasi ... 57
E. Pelaporan ... 58
2. Faktor pendukung dan penghambat TVRI Sumatera Utara dalam mempromosikan Program Generasi Milenial... 61
BAB V PEMBAHASAN ... 65
1. Strategi Komunikasi TVRI Sumatera Utara dalam Mempromosikan Program Generasi Milenial mulai dari tahap penelitian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan. ... 65
A. Penelitian ... 66
B. Perencanaan ... 67
C. Pelaksanaan ... 73
D. Evaluasi ... 81
E. Pelaporan ... 81
2. Faktor pendukung dan penghambat TVRI Sumatera Utara dalam mempromosikan Program Generasi Milenial... 83
A. Faktor Pendukung ... 84
B. Faktor Penghambat ... 85
BAB V PENUTUP ... 88
A. Kesimpulan ... 88
B. Saran ... 91
DAFTAR PUSTAKA ... 93 LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Logo TVRI Sumatera Utara ... 40 Gambar 3.2 : Struktur Organisasi TVRI Sumatera Utara ... 45 Gambar 5.1 : banyaknya pengguna media sosial ... 70 Gambar 5.2 : Media sosial paling populer di pakai pada tahun 2020 .. 71 Gambar 5.3 : Hasil survey usia pengguna media sosial tahun 2020 .... 72 Gambar 5.4 : Postingan Program Generasi Milenial di Twitter
(@HorasTvri) ... 75 Gambar 5.5 : Cuplikan beberapa foto narasumber yang datang di program Generasi Milenial yang di upload di Instagram resmi
@tvrisumut_official ... 76 Gambar 5. 6 : Poster program yang di upload oleh TVRI Sumatera Utara di Instagram resminya yaitu @tvrisumut_official... 77 Gambar 5. 7 : Video Siaran program Generasi Milenial yang di upload di Youtube TVRI Sumatera Utara ... 78 Gambar 5.8 : Postingan tentang program Generasi Milenial di
Facebook pribadi produser programnya ... 79 Gambar 5.9 : Poster yang ditampilkan di layar kaca TVRI Sumatera Utara ... 81
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna. Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Oleh sebab itu, manusia membentuk organisasi dan menggunakan kecerdasan akal yang diberikan oleh Allah SWT untuk memakmurkan kehidupannya. Kecerdasan tersebut dapat di manfaat kan oleh manusia ketika manusia menggunakan dengan baik pancaindera yang Allah berikan kepadanya saat dilahirkan ke dunia ini seperti pendengaran dan penglihatan serta hati nurani. Hal ini dikatakan dalam surah An- Nahl ayat 78 yang dikutip dari Al-Quran dan terjemahan yang diterbitkan oleh Kementrian Agama :
Artinya : Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, agar kamu bersyukur.
2
Dalam ayat ini, Allah telah menjelaskan bahwa saat dilahirkan ke dunia ini, manusia tidak mengetahui apapun. Maka dari itulah Allah memberikan pendengaran, penglihatan dan mata hati sebagai bekal dalam mencari pengetahuan yang mana hal tersebut dapat membantu kita dalam mengasah kecerdasan akal yang diberikan Allah kepada kita.
Demi mengasah kecerdasan dan kemampuan yang diberikan Allah kepada kita, kita harus selalu semangat agar apa yang kita inginkan dapat diraih sehingga kita dapat bermanfaat bagi orang banyak. Rasulullah SAW bersabda :
َكُعَفْنَي اَم ىَلَع ْصِر ْحا ْزِجْعَت َلاَو ِ ّللّاِب ْنِعَتْساَو
Ihrish „alaa maa yanfa‟uka wasta‟in billahi wa laa ta‟jiz
Artinya : Semangatlah dalam hal yang bermanfaat untukmu, minta tolonglah kepada Allah dan jangan malas (patah semangat).
(HR.Muslim No. 4816 Versi Al-Alamiyah, Kitab Takdir, Bab : Perintah untuk kuat dan tidak lemah).
Sudah jelas, dalam hadist tersebut Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk selalu bersemangat dalam hal yang bermanfaat, yang mana hal tersebut termasuk dalam mencari ilmu dan mengasah kecerdasan akal demi mengembangkan kreativitas serta kompetensi yang ada di dalam diri kita, agar kita dapat menjadi makhluk yang bermanfaat tidak hanya diri sendiri, sesama manusia bahkan manfaat untuk semua makhluk bagi lingkungan sekitar.
Dengan kelebihan kecerdasan akal ini, membuat manusia memiliki derajat yang lebih tinggi daripada makhluk lain yang Allah ciptakan di bumi. Kecerdasan akal membuat manusia memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Rasa ingin tahu tersebut memacu manusia untuk terus berinovasi dengan berbagai hal yang ada disekitarnya. Salah satu bentuk nyata dari rasa ingin tahu manusia yaitu berkembang pesatnya teknologi, informasi dan komunikasi di dunia. Perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi ini membuat yang jauh menjadi dekat, yang tak terlihat menjadi nampak.
Seiring perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi membuat industri media massa mengalami kemajuan. Banyak perusahaan media massa yang berdiri baik cetak, elektronik dan internet. Semua jenis media massa ini berlomba untuk melakukan inovasi demi menarik perhatian dari masyarakat.
Salah satu contoh media massa elektronik yang ikut melakukan inovasi adalah Televisi. Menurut UU No.32 Tahun 2002, televisi adalah sebuah media komunikasi massa dengar pandang, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara bersamaan, baik terbuka maupun tertutup, berupa program yang teratur dan berkesinambungan.
Televisi berinovasi dengan membuat konsep yang berbeda dari media massa jenis lain dan kompetitor sejenis pada program- programnya. Televisi yang berinovasi tidak hanya televisi yang bersiaran secara nasional saja, namun televisi yang bersiaran
4
lokal pun ikut melakukan inovasi. Inovasi yang dibuat oleh televisi dapat dikonsepkan pada jenis program apa saja misalnya pada program kuis, musik, gelar wicara (talk show) dan lainnya.
Inovasi yang dilakukan pekerja industri media massa pada program-programnya tersebut pun pasti menyasar pada sekelompok pemirsa. Baik anak-anak, remaja, dewasa maupun orang tua. Di era digital sekarang, tentu yang menjadi perhatian adalah anak muda atau yang sering disebut Generasi Milenial.
Generasi Milenial (Millenial Generation) adalah generasi yang lahir dalam rentang waktu awal tahun 1980-an hingga tahun 2000. Generasi ini sering disebut juga Gen-Y, Net Generation WE, Boomerang Generation, Peter Pan Generation, dan lain-lain.
Mereka disebut generasi milenial karena merekalah generasi yang hidup di pergantian milenium. Secara bersamaan di era ini, teknologi digital mulai merasuk ke segala sendi kehidupan. 1
Dalam profil Generasi Milenial 2018, Badan Pusat statistik menyebutkan bahwa generasi milenial di Indonesia mencapai 33,74 persen dari jumlah penduduk keseluruhan. 2 Menurut
1 Yuswohady, “Millenial Trends 2016”, 17 Januari 2016, https://www.yuswohady.com/2016/01/17/millennial-trends-2016/, diakses pada 16/01/2021, pukul 22:25 WIB.
2 Susanti, “Sensus Penduduk 2020, Sensus era Digital”, Badan Pusat Statistik Kota Bandung, Selasa, 7 Januari 2020, https://bandungkota.bps.go.id/news/2020/01/07/15/sensus-penduduk-2020- - sensus-era-digital---
.html#:~:text=Dalam%20Profil%20Generasi%20Milenial%202018,persen%20 dari%20jumlah%20penduduk%20keseluruhan, diakses pada 14/01/2021, pukul 17.15 WIB.
laporan Ericsson yang mewawancarai 4.000 responden yang tersebar di 24 negara dunia mencatat hingga 2011 silam hanya ada sekitar tujuh persen remaja berusia 16-19 tahun yang menonton video melalui youtube. Rata-rata mereka menghabiskan waktu di depan layar perangkat mobile sekitar tiga jam sehari. Angka tersebut melambung empat tahun kemudian menjadi 20 persen. Waktu yang dialokasikan untuk menonton streaming juga meningkat tiga kali lipat. Fakta tersebut membuktikan, perilaku generasi millenial sudah tak bisa dilepaskan dari menonton video secara daring. Teknologi juga membuat para generasi internet tersebut mengandalkan media sosial sebagai tempat mendapatkan informasi.3
Oleh karena itu, televisi sebagai media massa memberikan perhatian kepada Generasi Milenial demi membuat mereka kembali aktif menonton televisi di tengah perkembangan teknologi sekarang. Tidak hanya televisi swasta tentunya yang ingin menarik perhatian Generasi muda Indonesia, televisi Nasional TVRI pun juga ikut serta dalam menarik perhatian mereka. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan direktur Program dan Berita TVRI, Apni Jaya Putra dalam jumpa pers di Jakarta pada Selasa, 21/8/2018 pada saat menyambut ulang tahun ke 56 lembaga penyiaran tersebut. Pada saat itu, beliau
3 Nora Azizah, “Mengenal Generasi Millenial”, Republika.co.id, Senin,
26 desember 2016,
https://www.republika.co.id/berita/koran/inovasi/16/12/26/ois64613- mengenal-generasi-millennial, diakses pada 16/01/2021, pukul 23:00
6
mengatakan bahwa TVRI akan membangun secepat mungkin, mengejar dan meraih penonton muda yang ada di media sosial.4
Dari pernyataan direktur Program dan Berita TVRI tersebut, tidak mengherankan jika TVRI Sumatera Utara membuat program yang menyasar anak muda. Program talkshow yang tayang setiap hari Minggu pukul 15.30 WIB dengan target audiens anak muda tersebut bernama Program Generasi Milenial.
Dengan adanya suatu program di suatu stasiun televisi, maka akan terjadi proses promosi program tersebut. Setiap stasiun televisi pasti punya cara sendiri untuk mempromosikan program siarannya. Promosi program dilakukan untuk memberitahu audiens mengenai adanya suatu program sehingga mereka tertarik untuk menonton dan mendengarkannya. Promosi program dilakukan dengan menggunakan strategi (perencanaan) yang baik.
Demikian juga dengan TVRI Sumatera Utara yang menggunakan strategi (perencanaan) dalam mempromosikan program “Generasi Milenial”, dimana promosi yang dilakukan memberi informasi pada audiens mengenai program ini, sehingga audiens tertarik untuk menonton program generasi milenial. Oleh karena itu, sebagai peneliti saya tertarik untuk meneliti tentang
4 Indah Kurniasih, dkk, “TVRI Sasar Generasi Milenial”,
BeritaSatu.com, Rabu, 22 Agustus 2018.
https://www.beritasatu.com/hiburan/506528/tvri-sasar-generasi-milenial, diakses pada 14/01/2020 pukul 23.00 WIB.
“Strategi Komunikasi TVRI Sumatera Utara dalam mempromosikan Program Generasi Milenial”
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Di Era kemajuan teknologi saat ini, anak muda sudah
jarang menonton televisi dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan bermain internet.
2. TVRI Sumatera Utara membuat program yang mendidik dan mengajak anak muda untuk berprestasi sebagai cara untuk mengembalikan minat mereka dalam menonton televisi.
3. TVRI Sumatera Utara memerlukan strategi komunikasi yang tepat untuk mempromosikan program Generasi Milenial di tengah kurangnya minat anak muda menonton televisi.
C. Batasan Masalah
Pada penelitian ini, peneliti memberikan fokus penelitian guna menghindari terjadinya perluasan materi yang akan dibahas.
Penelitian ini hanya berfokus pada aktivitas yang terkait dengan promosi program Generasi Milenial yang dilakukan oleh TVRI Sumatera Utara dan tidak membahas hasil atau keberhasilan yang didapat dari strategi yang telah dilakukan.
8
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah tersebut, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana strategi komunikasi TVRI Sumatera Utara dalam mempromosikan program Generasi Milenial mulai dari tahap penelitian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan.?
2. Apa faktor pendukung dan penghambat dari strategi komunikasi TVRI Sumatera Utara dalam mempromosikan program Generasi Milenial?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan Rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :
a) Untuk mengetahui strategi komunikasi TVRI Sumatera Utara dalam mempromosikan program Generasi Milenial mulai dari tahap penelitian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan.
b) Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dari strategi komunikasi TVRI Sumatera Utara dalam mempromosikan program Generasi Milenial.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat, seperti : a) Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan
dapat digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan lebih lanjut mengenai strategi komunikasi TVRI Sumatera Utara dalam mempromosikan program Generasi Milenial dan mengetahui faktor pendukung serta penghambat promosi program ini.
b) Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa, masyarakat, dan bagi banyak pihak lain yang terkait dalam mengetahui Strategi Komunikasi TVRI Sumatera Utara dalam mempromosikan program Generasi Milenial dan mengetahui faktor pendukung serta penghambat promosi program ini.
F. Tinjauan Kajian Terdahulu
Dalam suatu penelitian tentu memerlukan dukungan dan referensi dari hasil-hasil penelitian lain. Peneliti telah melakukan tinjauan kepustakaan dan memahami beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan. Peneliti merujuk beberapa penelitian yang memiliki kedekatan sekaligus referensi tambahan, diantaranya adalah : 1. In’amul Hasan dengan judul skripsi “Strategi Komunikasi remaja Islam Masjid Cut Meutia dalam Mempromosikan
10
Acara Ramadhan Jazz Festival ke-9 Tahun 2019”. Dalam penelitiannya, In‟amul Hasan menemukan bahwa Strategi komunikasi yang digunakan yaitu, perumusan strategi diantaranya menggali sasaran, pemilihan media, pengkajian tujuan dan peran komunikator. Implementasinya yaitu rekruitmen umum volunteer, platform kitabisa.com, kerjasama dengan media massa dan kolaborasi dengan Influencer dan Artis.5 Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti strategi komunikasi dalam mempromosikan suatu program/ acara.
Perbedaannya terletak pada subjek dan objek, dimana dalam skripsi yang ditulis In'amul Hasan subjeknya adalah Remaja islam Masjid Cut Meutia dan Objeknya adalah Acara Ramadhan Jazz, sedangkan dalam penelitian saya subjeknya TVRI Sumatera Utara dan Objeknya program Generasi Milenial serta hanya fokus membahas tentang strategi komunikasi TVRI Sumatera Utara dalam mempromosikan program generasi milenial.
2. Wisesha dengan judul skripsi “Strategi Komunikasi Human Initiative dalam mempromosikan program initiative for children media sosial Instagram”. Pada penelitiannya, Wisesha menemukan bahwa Human Initiative memposting sehari satu kali di instagram demi mempromosikan program initiative for children6. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama
5 In‟amul Hasan, ““Strategi Komunikasi remaja Islam Masjid Cut Meutia dalam Mempromosikan Acara Ramadhan Jazz Festival ke-9 Tahun 2019”, Skripsi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas dakwah dan Ilmu Komunikasi, (Jakarta :Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2020)
6Wisesha, “Strategi Komunikasi Human Initiative dalam mempromosikan program initiative for children media sosial Instagram”, Skripsi Jurusan
meneliti strategi komunikasi dalam mempromosikan suatu program. Perbedaannya terletak pada subjek dan objek, dimana dalam skripsi yang ditulis Wisesha subjeknya adalah Human initiative dan Objeknya adalah promosi program initiative for children melalui media sosial Instagram, sedangkan dalam penelitian saya subjeknya TVRI Sumatera Utara dan Objeknya program Generasi Milenial serta hanya fokus membahas tentang strategi komunikasi TVRI Sumatera Utara dalam mempromosikan program generasi milenial.
3. Nurjannah dengan judul skripsi “Strategi Public Relations Pt. Televisi transformasi Indonesia (Trans Tv) Dalam Mempromosikan Program Religi”. Pada penelitiannya, Nurjannah menemukan bahwa kegiatan public relations PT Televisi Transformasi Indonesia (TRANS TV) dalam mempromosikan program religi menggunakan tiga taktik pemasaran dari Thomas L. Harris. Pertama, pull strategy (menarik), yaitu dengan mendekatkan diri kepada khalayak melalui event. Kedua, push strategy (mendorong), yaitu dengan melakukan publikasi melalui sosial media dan promosi. Ketiga, pass strategy, yaitu dengan membuat konten-konten yang bagus dan menarik serta membuat kuis guna untuk membangun citra positif. Dan promosi public relations melalui 3 media dan nonmedia. Pertama, old media yaitu dengan cara bekerjasama dengan radio dan media cetak. Kedua, new media yaitu menggunakan media youtube, website, facebook, twitter dan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas dakwah dan Ilmu Komunikasi, (Jakarta :Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2019)
12
instagram. Ketiga, non media yaitu dengan membuat kegiatan off air dan on air di luar studio.7 Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti strategi komunikasi dalam mempromosikan suatu program acara di televisi dan mencari tahu media apa saja yang digunakan pada saat melakukan promosi.
Perbedaannya terletak pada subjek dan objek, dimana dalam skripsi yang ditulis Nurjannah subjeknya adalah Public Relation Pt. Televisi transformasi Indonesia (Trans Tv) dan Objeknya adalah promosi program religi, sedangkan dalam penelitian saya subjeknya TVRI Sumatera Utara dan Objeknya program Generasi Milenial serta hanya fokus membahas tentang strategi komunikasi.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Paradigma Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dari orang-orang atau responden, lembaga atau perilaku yang diamati.8
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berakar pada latar belakang alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan
7 Nurjannah, “Strategi Public Relations PT Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV) Dalam Mempromosikan Program Religi”, Skripsi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas dakwah dan Ilmu Komunikasi, (Jakarta :Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2017)
8 Lexy J. Moelong, “Metodologi Penelitian Kualitatif”, (Bandung;
Remaja Rosdakarya, 1996), h. 26
manusia sebagai instrumen pengumpul data, dan mengandalkan analisis data secara induktif, lebih mementingkan proses daripada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangannya bersifat sementara dan kesimpulan penelitian disepakati oleh peneliti dan subjek yang diteliti.
Paradigma yang dipakai dalam penelitian ini adalah paradigma Konstruktivis. Menurut Little John teori-teori aliran konstruktivis ini berlandaskan pada ide bahwa realitas bukanlah bentukan yang objektif, tetapi hasil konstruksi melalui proses interaksi dalam kelompok, masyarakat, dan budaya9
2. Subjek dan Objek Penelitian a) Subjek Penelitian.
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian ialah Produser Generasi Milenial TVRI Sumatera Utara dan Kepala Program Acara TVRI Sumatera Utara.
b) Objek Penelitian.
Adapun yang menjadi objek penelitian ialah Strategi Komunikasi TVRI Sumatera Utara dalam mempromosikan program Generasi Milenial.
9 Indiwan Seto, “Semiotika Komunikasi”, (Jakarta: Wacana Media , 2013), h.165
14
3. Teknik Pengumpulan Data a) Wawancara
Wawancara adalah proses pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab antara pewawancara (peneliti) dengan informan. Dalam wawancara juga dibutuhkan adanya pedoman atau panduan wawancara.
Wawancara berisi daftar pertanyaan yang akan diajukan.
Panduan wawancara juga harus disusun sebelum melakukan wawancara agar saat pelaksanaannya, peneliti tidak lagi direpotkan untuk mencari pertanyaan.10 Dalam pengumpulan data akan dilakukan wawancara kepada produser program Generasi Milenial dan penanggung jawab program acara di TVRI Sumatera Utara.
b) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menyalin data-data atau arsip-arsip yang tersedia pada interview atau perusahaan yang berhubunga dengan penelitian.11 Peneliti akan mengambil dokumen berupa foto, majalah, buletin, dan catatan-catatan terkait aktivitas promosi program Generasi Milenial yang dilakukan oleh TVRI Sumatera Utara.
10 Lexy J. Moleong, “Metode Penelitian Kualitatif”, (Jakarta : Remaja Rosdakarya, 2007), h.186-208
11 Sugiyono, “Metodologi Penelitian Pendidikan – Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D” , (Bandung : Alfabeta, 2009), h. 329
c) Observasi
Istilah observasi diturunkan dari bahasa latin yang berarti “melihat” atau “memperlihatkan”. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungann antar aspek dalam fenomena tersebut.12 Tujuan dari observasi yang saya lakukan adalah untuk melakukan pengamatan langsung soal aktifitas yang ada di TVRI Sumatera Utara.
4. Teknik Analisa Data
Setelah mengamati dan mendapat berbagai data yang dibutuhkan, berikutnya peneliti melakukan analisis data.
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan mengorganisasikan data yang kedalam kategori menjabarkan unit-unit, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri, kelompok, maupun orang lain.
12 Imam Gunawan, “Metodologi Penelitian Kualitatif : Teori dan Praktik”, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2013), h. 143
16
H. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di TVRI Sumatera Utara dengan waktu penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2021 hingga selesai.
I. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini merujuk pada SK Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor 507 Tahun 2017. Agar penulisan skripsi ini sistematis, dan mempermudah tahapan demi tahapan maka penulis membaginya menjadi enam bab dimana setiap bab terdiri dari beberapa sub bab, adapun sistematikanya adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN : Bab ini meliputi latar belakang masalah penelitian, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI : Bab ini akan menjelaskan landasan teori, kajian pustaka dan kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian.
BAB III GAMBARAN UMUM : Bab ini membahas tentang Profil, Sejarah, letak geografis, dan struktur organisasi di TVRI Sumatera Utara. Selain itu, dalam bab ini juga membahas tentang gambaran umum dari program Generasi Milenial.
BAB IV TEMUAN DATA PENELITIAN : Bab ini menguraikan penyajian dan data temuan penelitian yang diperoleh dari informan.
BAB V PEMBAHASAN : Bab ini berisi uraian yang mengaitkan latar belakang, teori, dan rumusan teori baru dari penelitian.
BAB VI PENUTUP : Pada bab ini penulis akan menjelaskan kesimpulan yang diambil dari uraian di atas serta meminta kritik dan saran agar kedepannya dapat lebih baik.
18 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Strategi Komunikasi a) Strategi
Istilah strategi berasal dari bahasa yunani strategia (stratos = milite dan ag = memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jendral. Strategi bisa diartikan suatu rencana untuk pembagian dan penggunaan kekuatan militer dan material pada daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan tindakan tertentu1. Strategi pada dasarnya adalah perencanaan (Planning). Dan manajemen (management) untuk mencapai sebuah tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana operasionalnya.2
Menurut J.L Thompson, strategi ialah rencana yang disatukan dan mengikat semua bagian perusahaan menjadi satu. Strategi dapat dikatakan menyeluruh karena meliputi semua aspek penting perusahaan. Strategi juga terpadu
1 Fandy Tjiptono, “Strategi Pemasaran”, (Yogyakarta : CV. Andi Offset, 2008) h.3
2 Onong Uchjana Effendy, “Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik”, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 32
karena semua bagian rencana serasi antara satu sama lain dan bersesuaian.3
Sementara itu, menurut Stephanie K.Marrus, secara terminologi strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat tercapai.4
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan rencana yang disusun dengan baik oleh suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Strategi disusun dengan memperhatikan semua aspek, agar setiap susunan rencana serasi antara satu dengan lainnya.
b) Komunikasi
Berdasarkan sejarah, pengertian komunikasi berasal dari bahasa Latin Communis yang berarti “sama”, communico, communication, atau communicare yang berarti
“membuat sama” (To Make common)5
3 Sandra Oliver, “Public Relation Strategy, dialih bahasakan oleh Sigit Purwanto, Strategi Public Relations”, (Jakarta: Erlangga, 2007), h.2
4 Husein Umar, “Strategic Manajemen in Action”, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2001), h.2
5 Deddy Mulyana, “Ilmu komunikasi suatu pengantar”, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2008), h. 46.
20
Menurut Berelson dan Steiner, komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata- kata, gambar, angka-angka dan lainnya.6
Pada hakikatnya, Komunikasi merupakan pertukaran ide pengetahuan yang dapat disampaikan melalui beberapa cara yaitu lisan, tulisan, atau tanda—tanda dan kesepahaman.
Umpan balik (Feedback) adalah aspek yang menjadi indikator, apakah informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik maka sasaran dari proses komunikasi itu sendiri yakni menginformasikan, membujuk, memotivasi, bahkan mengubah dan membentuk suatu perilaku7
c) Strategi Komunikasi
Strategi Komunikasi adalah keseluruhan perencanaan, taktik dan cara yang akan dipergunakan oleh kelompok atau organisasi untuk melancarkan komunikasi dengan memperlihatkan keseluruhan aspek yang ada pada proses komunikasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.8
Strategi komunikasi merupakan perpaduan perencanaan komunikasi (communication planning) dengan manajemen komunikasi (communication management) untuk
6 Hafied Cangara, “Pengantar Ilmu Komunikasi”, (Jakarta: rajawali Pres, 2005), h. 19
7 Onong Uchjana Effendy, ”Dinamika Komunikasi”,(Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008), Cet Ke. 7, h. 10.
8 Ami Muhammad, “Komunikasi Organisasi”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014) h.66
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.9 Perencanaan komunikasi menurut John Middleton adalah proses pengalokasian sumber daya komunikasi untuk mencapai tujuan organisasi. Sumber daya tersebut tidak saja mencakup media massa dan komunikasi antarpribadi, tapi juga setiap aktivitas yang dirancang untuk mengubah perilaku dan menciptakan keterampilan-keterampilan tertentu di antara individu dan kelompok dalam lingkup tugas-tugas yang dibebani oleh organisasi.10 Sedangkan manajemen komunikasi menurut Harry Irawan adalah proses yang menggunakan manusia, keuangan dan sumber teknik yang berfungsi membentuk komunikasi antarperusahaan dan antara perusahaan dengan publiknya.11
Tahapan strategi komunikasi dalam buku Hafied Cangara meliputi lima tahap yaitu Penelitian, Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
1. Penelitian
Penelitian (research) dimaksudkan untuk mengetahui problematika yang dihadapi suatu lembaga. Problematik bisa dalam bentuk wabah penyakit yang akan menyerang anggota masyarakat, kerugian perusahaan, ketidakpercayaan terhadap organisasi. Penelitian bermanfaat untuk memahami seluruh
9 Onong Uchjana Effendy, ”Dinamika Komunikasi”,(Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004), h.29
10 Hafied Cangara, “Perencanaan dan Strategi Komunikasi”, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2013), h.45
11 Dewi K. Soedarsono, “Sistem Manajemen Komunikasi”, (Bandung, Simbiosa Rekatama Media, 2009) h.46
22
informasi yang terdapat pada suatu kasus, menganalisis situasi untuk mengetahui situasi apa yang sedang terjadi, dan memutuskan tindakan apa yang harus segera dilakukan untuk memecahkan masalah.12
2. Perencanaan
Perencanaan adalah tindakan yang akan diambil setelah memperoleh hasil penelitian. Perencanaan yang dimaksud adalah perencanaan komunikasi. Dengan demikian, diperlukan strategi tentang pemilihan atau penentuan sumber (komunikator), pesan, media, sasaran (segmen), dan efek yang diharapkan.13
Perencanaan atau yang sering juga disebut sebagai perumusan merupakan suatu fungsi manajemen yang paling utama. Menurut Fred R.David, perencanaan strategi meliputi kegiatan untuk mengembangkan visi dan misi organisasi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan internal organisasi, menetapkan tujuan jangka panjang organisasi, membuat sejumlah strategi alternatif untuk organisasi, serta memilih strategi tertentu untuk digunakan.14
12 Hafied Cangara, “Perencanaan dan Strategi Komunikasi”, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2013), h.72
13 Ibid
14 Edi Suryadi, “Strategi Komunikasi”, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2018) h.46
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah tindakan yang diambil dalam rangka implementasi perencanaan komunikasi yang telah dibuat.
Pelaksanaan dapat dilakukan dalam bentuk tayangan di televisi, wawancara di radio, pemasangan iklan di surat kabar, pembagian stiker kepada target sasaran, pemasangan baliho atau spanduk di jalanan, dan pemberangkatan tim penyuluhan untuk bertatap muka dengan komunitas di lokasi yang menjadi target sasaran.15
4. Pengukuran/evaluasi
Pengukuran/evaluasi dilakukan untuk mengetahui hasil akhir dari kegiatan yang telah dilaksanakan. Misalnya apakah daya exposure media yang digunakan mencapai target sasaran, apakah pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh penerima, tindakan apa yang telah dilakukan khalayak setelah menerima dan mengerti informasi yang disampaikan.16
5. Pelaporan
Pelaporan (report) ialah tindakan terakhir dari kegiatan perencanaan komunikasi yang telah dilaksanakan.
Laporannya sebaiknya ditulis secara tertulis kepada pimpinan kegiatan (proyek) untuk dijadikan bahan pertimbangan. Jika
15 Hafied Cangara, “Perencanaan dan Strategi Komunikasi”, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2013), h.73
16 Ibid
24
dalam laporan itu diperoleh hasil positif dan berhasil, maka bisa dijadikan landasan untuk program selanjutnya. Tapi jika dalam laporan itu ditemukan hal-hal yang kurang sempurna, maka temuan tersebut bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk merevisi atau memodifikasi program yang akan dilakukan. 17
Tujuan Strategi komunikasi meliputi announcing (memberitahu), motivating (memotivasi), Educating (mendidik), Informating (Menyebar Informasi), dan Supporting Decision Making (Mendukung Pembuatan keputusan).
B. Televisi
Televisi berasal dari kata tele yang berarti “jarak” dalam bahasa yunani dan kata visi yang berarti “citra atau gambar”
dalam bahasa Latin. Jadi, kata televisi berarti suatu sistem penyajian gambar berikut suaranya dari suatu tempat yang berjauhan.18
Siaran televisi di Indonesia pertama kalinya ditayangkan pada 17 Agustus 1962 yang bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke XVII. Pada saat itu, siaran hanya berlangsung mulai pukul 07.30 sampai 11.02 WIB untuk meliput upacara peringatan hari Proklamasi di Istana Negara. Namun, yang menjadi tonggak siaran resmi Televisi
17 Hafied Cangara, “Perencanaan dan Strategi Komunikasi”, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2013), h.73
18 Sutisno P.C.S., “Pedoman praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video” (Jakarta : PT Grasindo, 1993), h.1
Republik Indonesia (TVRI) adalah ketika Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games Ke IV di Stadion Utama Senayan. Dengan adanya perhelatan tersebut maka siaran televisi secara kontinyu dimulai sejak tanggal 24 Agustus 1962 dan mampu menjangkau dua puluh tujuh provinsi yang ada pada waktu itu.
TVRI merupakan satu-satunya stasiun televisi di Indonesia yang mampu menjangkau wilayah nusantara hingga pelosok dengan menggunakan satelit komunikasi ruang angkasa yang kemudian berperan sebagai corong pemerintah kepada rakyat.
Bahkan hingga sampai sebelum tahun 1990 an, TVRI menjadi single source information bagi masyarakat dan tidak dipungkiri kemudian timbul upaya media ini dijadikan sebagai media propaganda kekuasaan.
Seiring dengan kemajuan demokrasi dan kebebasan untuk berekspresi, pada tahun 1989 pemerintah mulai membuka kran ijin untuk didirikannya televisi swasta. Tepatnya tanggal 24 Agustus 1989 Rajawali Citra Televisi atau RCTI mulai siaran untuk pertama kalinya. Siaran pada waktu itu hanya mampu diterima dalam ruang lingkup yang terbatas yaitu wilayah JABOTABEK saja kemudian daerah lain memanfaatkan decoder untuk merelay siarannya.
Setelah RCTI, kemudian disusul berurutan oleh Surya Citra Televisi (SCTV) pada tahun 1990 dan Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) pada tahun 1991. Siaran nasional RCTI dan SCTV baru dimulai tahun 1993, kemudian pada tahun 1994
26
berdiri ANTeve dan Indosiar. Hingga saat ini tercatat ada 11 stasiun televisi yang mengudara secara nasional, selain stasiun tersebut di atas ada Trans TV, Global TV, Lativi, Metro Tv dan TV7.19
C. Promosi
1. Pengertian Promosi
Promosi pada hakekatnya adalah suatu komunikasi pemasaran, artinya aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk dan atau meningkatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan bersangkutan.20
Michael Ray mendefinisikan promosi sebagai “the coordination of all seller-initiated efforts to set up channels of information and persuasions to sell goods and services or promote an idea.” (Koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai pihak penjualan untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan). 21
19 Joni Arman Hamid, dkk, “Modul 1 : Perkembangan Industri Televisi”, diakses dari http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp- content/uploads/pdfmk/TPEN4312-M1.pdf, pada 22/12/2020, pukul 18:03
20 Fandy Tjiptono, “Strategi Pemasaran”, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2001) h.219
21 Morissan, “Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio &
Televisi”, (Jakarta : Kencana, 2018), Cetakan ke-6, h.456
Dari berbagai pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa melalui promosi, media penyiaran mencoba membujuk khalayak untuk terus mengikuti program-program yang disiarkan dan sekaligus membujuk pemasang iklan untuk membeli waktu siaran yang tersedia.
2. Metode Promosi
Terdapat tiga metode yang banyak digunakan media penyiaran untuk melakukan promosi, yaitu : memasang iklan, public relation atau hubungan masyarakat dan promosi di media sendiri. Dalam praktiknya ketiga metode promosi ini dapat dikombinasikan satu dengan lainnya.22
a) Iklan
Iklan atau advertising dapat didefinisikan sebagai
“any paid form of nonpersonal communication about an organization product, service, or idea by an identified sponsor.” (Setiap bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk, servis atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui).
Adapun maksud „dibayar‟ pada definisi tersebut menunjukkan fakta bahwa ruang atau waktu bagi suatu pesan iklan pada umumnya harus dibeli. Maksud kata
„nonpersonal‟ berarti suatu iklan melibatkan media massa (TV, radio, majalah, koran) yang dapat mengirimkan pesan kepada sejumlah besar kelompok individu pada saat
22 Ibid, h.458
28
bersamaan. Dengan demikian, sifat non personal iklan berarti pada umumnya tidak tersedia kesempatan untuk mendapatkan umpan balik yang segera dari penerima pesan (kecuali dalam hal direct response advertising).
Karena itu, sebelum pesan iklan dikirimkan, pemasang iklan harus betul-betul mempertimbangkan dan memberikan respons terhadap pesan iklan dimaksud.23 b. Public relations atau hubungan masyarakat
Public Relation (PR) adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.24
Menurut Edward Bernays, Public Relation adalah memberikan informasi secara langsung dan persuasif kepada publik agar merubah tindakan dan sikap publik dapat berintegrasi dengan tindakan dan sikap publik dari suatu institusi.25
Dalam media penyiaran, kegiatan Public Relation adalah usaha untuk membentuk persepsi dan citra positif dari masyarakat atas media penyiaran.
23 Morissan, “Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio &
Televisi”, (Jakarta : Kencana, 2018), Cetakan ke-6, h.462
24 Frank Jefkins, “Public Relation Edisi Kelima”, (Jakarta: Erlangga, 2003), h.9
25 Danandjaja, “Peran Humas Dalam Perusahaan”, (Jakarta: Graha Ilmu, 2011), h.14
c. Promosi melalui Media Penyiaran Sendiri
Tempat terbaik untuk mempromosikan program adalah tentu saja di stasiun sendiri. Promosi di stasiun sendiri merupakan cara yang paling cepat dan paling mudah dilakukan karena audien sedikit banyak sudah tersedia. Promosi program merupakan seni untuk membuat audience tidak pindah ke stasiun penyiaran lain.
Promosi di media penyiaran sendiri bertujuan memberitahu dan mengingatkan audien untuk terus mengikuti program lain yang akan segera ditayangkan.26 3. Media Promosi27
Kegiatan promosi membutuhkan media. Ada banyak media promosi yang dapat digunakan untuk mendongkrak penjualan. Secara garis besar, ada tiga jenis media iklan yaitu media iklan cetak, elektronik dan iklan media luar ruangan atau outdoor.
a) Media Cetak. Penggunaan media cetak sebagai media iklan lebih berfokus pada untuk pesan visual yang berasal dari proses percetakan seperti majalah, koran, poster, dll. Iklan media cetak ini menyampaikan pesannya kepada target pasar menggunakan kertas atau sejenisnya.
26 Morissan, “Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio &
Televisi”, (Jakarta : Kencana, 2018), Cetakan ke-6, h.458
27 Pahlevi, “Macam-Macam Media Promosi Pemasaran yang Tepat dan Efektif”, diakses dari https://www.pahlevi.net/macam-macam-media-promosi/, pada tanggal 23/12/2020, pukul 23:07
30
Dalam media ini, perusahaan mencoba untuk mengubah peristiwa ke dalam kata-kata, gambar atau foto yang dibuat untuk menarik perhatian publik. Berikut beberapa contoh media iklan cetak, yaitu :
(1) Media Koran.
Melakukan promosi dengan menggunakan koran adalah memasang iklan yang ditempatkan pada bagian koran atau surat kabar. Pada umumnya koran ini diterbitkan secara harian dan memiliki pembaca sendiri.Contoh Media iklan pada koran adalah iklan display, iklan baris, iklan suplemen, dll.
(2) Iklan Majalah
Pengertian iklan majalah merupakan iklan yang dipasang pada bagian halaman majalah. Secara umum iklan majalah ini hampir sama dengan iklan pada koran namun yang membedakannya adalah majalah memiliki kualitas yang lebih baik seperti dari segi bahan kertas, desain dan juga segmentasi pasar yang lebih terbatas.
(3) Iklan Tabloid
Tabloid biasanya diterbitkan seminggu sekali atau sebulan sekali dimana bentuk dari tabloid secara umum adalah kombinasi antara majalah dan koran. Segmen pasar dari tabloid tergolong sangat terbatas dan memiliki pembaca yang terbatas. Oleh sebab itu,
tabloid merupakan media iklan yang terbilang efektif karena pembaca tabloid lebih tersegmen.
b. Media elektronik. Di era teknologi informasi yang maju saat ini, media sosial dan internet telah menjadi kebutuhan manusia zaman modern.Oleh sebab itu, media elektronik merupakan pilihan media iklan yang paling tepat dan efektif untuk menjangkau calon konsumen.
Berikut adalah beberapa contoh media elektronik sebagai media iklan :
(1) Iklan Televisi
Arti dari iklan televisi adalah iklan yang ditayangkan pada media televisi yang berisi gambar dan suara yang berbentuk audio visual yang berdurasi 15 sampai 30 detik.
(2) Iklan Radio
Pengertian iklan radio adalah iklan yang disiarkan dengan menggunakan media radio dimana durasi iklan pada radio hampir sama dengan durasi iklan televisi.
(3) Iklan Online
Penggunaan iklan online sebagai media iklan telah banyak digunakan oleh para pelaku bisnis baik itu yang besar atau yang kecil. Hal ini dikarenakan beriklan di internet tergolong sangat efektif dan efisien karena
32
jangkauannya yang cukup luas namun tidak membutuhkan biaya yang besar.
(4) Iklan Outdoor
Media iklan Outdoor merupakan merupakan media iklan yang ditempatkan di luar ruangan seperti pasar, jalan besar, terminal atau juga ditempat keramaian lainnya. Berikut beberapa contoh media iklan outdoor :
(a) billboard, media promosi yang berbentuk seperti poster dengan ukuran yang besar. Saat ini muncul versi digital dari billboard yaitu videotron, dan versi mobile yang biasa ditempel di kendaraan.
(b) Baliho, media promosi yang sering digunakan untuk memberikan informasi promosi jangka pendek tentang acara atau promosi komersil.
(c) Neon box, media promosi berbentuk kotak yang diterangi cahaya dari lampu neon yang dipasangkan di dalamnya. Media ini cocok digunakan sebagai media promosi di malam hari.
(d) Round tag, atau biasa disebut rontek. Media yang biasa ditempel di tepi jalan dengan bahan dasar banner.
D. Program
Kata program berasal dari bahasa inggris Programme atau program yang berarti acara atau rencana. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun televisi untuk memenuhi kebutuhan audiencenya.28
Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audiens tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran televisi. Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau barang (goods) atau pelayanan (service) yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini audiens atau pemasang iklan. Dengan demikian, program adalah produk yang dibutuhkan khalayak sehingga mereka bersedia mengikutinya.
E. Program Televisi
Program televisi merupakan acara-acara televisi yang dihasilkan melalui proses produksi, baik produksi dari production house ataupun produksi dari stasiun televisi itu sendiri yang nantinya akan disiarkan oleh stasiun televisi yang bersangkutan.
Program televisi di Indonesia pada umumnya diproduksi oleh stasiun televisi yang bersangkutan. Di Amerika sebuah stasiun televisi memproduksi sendiri semua program. Acaranya mereka hanya membeli atau memesan dari production company yakni lebih dekat dengan sebutan production house. Cara seperti ini
28 Morissan, “Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio &
Televisi”, (Bandung : PT Rosdakarya, 2003), h.7-8
34
akan dapat lebih menarik dan memiliki nilai jual kepada pemasang iklan, sementara perusahaan produksi acara televisi dapat meraih keuntungan dari produksinya.29
29 Deddy Iskandar Muda, Jurnalis televisi menjadi reporter profesional, (PT. Remaja Rosdakarya, 2003) h.7-8
35 BAB III
GAMBARAN UMUM
A. TVRI Sumatera Utara
1. Sejarah Singkat TVRI Sumatera Utara
Tahun 1967, experiment dari Let.Kol.CHB Wahid Lubis telah berhasil menangkap siaran televisi Malaysia dan Bangkok di Medan, kelanjutannya dari experimen adalah timbulnya suatu gagasan untuk mendirikan suatu siaran televisi di Sumatera Utara.
Ide untuk mendirikan stasiun televisi di Medan diprakarsai oleh pejabat-pejabat daerah Sumatera Utara yang bergerak di bidang mass Media dan telekomunikasi dengan membentuk “YAYASAN PEMBANGUNAN TELEVISI SUMATERA UTARA” pada tanggal 27 Juni 1967, diketuai oleh Let.Kol.CHB Wahid Lubis dan ketua harian Let.Kol.CHB Amir Hoesin.S (waktu itu perwira perhubungan daerah militer-II Bukit Barisan).
Sebagai langkah pertama dari usaha-usaha untuk merealisasikan tujuan tersebut, tanggal 6 Januari 1969
YAYASAN PEMBANGUNAN TVRI SUMATERA
36
UTARA melakukan pinjaman sebesar US $ 20000 kepada PEMDA-SUMUT, berupa ADO yang merencanakan membeli satu unit peralatan pemancar 75 watt dan peralatan studio yang sederhana. Karena uang tersebut tidak mencukupi, yayasan meminta bantuan kepada P.N.PERTAMINA. Pembangunan gedung-gedung dimulai pada pertengahan tahun 1969. Penyempurnaan pembangunan gedung-gedung tersebut dilaksanakan dan ditandatangani pada bulan september 1969.
Ternyata dalam pelaksanaan penyelesaian pekerjaan gedung pemancar dan gedung diesel Bandar Baru, Direksi Pembangunan TVRI SUMUT mengalami kesulitan kembali dalam soal pembiayaan. Gubernur Kepala Daerah Provinsi Sumatera utara akhirnya mengeluarkan keputusan No.
337/XIV/GSU tanggal 10 April 1970 yang mengangkat Brigjen.TNI.LEO LOPULISA, Pangdam-II Bukit Barisan sebagai Koordinator/Pimpinan Proyek Pelaksanaan Pembangunan TVRI SUMUT, dan Bardan Syah, Kepala Biro Keuangan Pemda Sumut sebagai Bendaharawan.
Pemilihan Kanal (Lokasi Pemancar)
Pemilihan saluran harus juga merupakan proteksi, sehingga diharapkan masyarakat daerah sumatera utara lebih banyak memperhatikan siaran-siaran TV Medan sendiri dari pada TV Malaysia.
Saluran TV Malaysia yang paling baik diterima adalah:
1. Saluran 5 CCLR (SL.4 Indonesia) dari KL 2. Saluran 6 CCLR (SL.5 Indonesia) dari Ipoh 3. Frk. Pemancar Gambar = 182.25 MHZ 4. Frk. Pemancar Suara = 187.75 MHZ
Saluran ini merupakan saluran berdekatan dari saluran- saluran TV Malaysia, dengan demikian diharapkan selama TV Medan di udara mendapat perhatian sepenuhnya dari masyarakat.
Instalasi TVRI STUDIO MEDAN secara resmi dimulai tanggal 17 September 1970 dan dapat diselesaikan selama 45 hari kerja berupa pemasangan alat-alat Broadcasting, Equipment, Air Conditioning System, Lighting System dan Antena System berikut 30 m towernya untuk studio Medan.
Sedangkan untuk stasiun pemancar Bandar baru adalah instalasi transmitter Equipment, 2 set diesel dan Antena System berikut 67 m tower.
Instalasi dengan test using dinyatakan selesai pada 10 November 1970 untuk selanjutnya diadakan tes program yang pengawasan tekhis menis dipegang oleh pelaksanaan instalasi sampai pelaksanaan operation seterusnya oleh Televisi Republik Indonesia.
Percobaan-percobaan ON AIR dimulai dengan pola teknik dan siaran film selama 45 hari dimulai tanggal 11 November sampai 27 Desember 1970. Life Program yang pertama di udara adalah acara pidato sambutan koordinator/
38
Pimpinan Proyek Pembangunan TVRI SUMUT dalam rangka dimulainya siaran TVRI Medan. Tanggal 9 Desember 1970 adalah acara pertama siaran hiburan TVRI Medan dari orkes Keroncong Kenangan.
Tanggal 28 desember 1970, TVRI Studio Medan diresmikan oleh Presiden Soeharto dengan pengguntingan pita oleh Ibu Tien Soeharto. Dengan beradanya di udara TVRI Studio Medan, berarti dunia pertelevisian di Indonesia telah membuahkan sebuah pemancar TV pertama di luar pulau jawa dengan daya operasi berkekuatan 10 kw dengan daya capai Kisaran, Tanjung Balai, Tebing Tinggi, Medan, Pangkalan Susu, Pangkalan Brandan, Rantau/Langsa atau dengan radius 150 km bahkan pada pertengahan tahun 1971 telah dapat diterima di beberapa tempat di Malaysia seperti di Kelantan, Kedah, Selangor dan Penang.
Dalam pelaksanaan pembangunan, TVRI terus mengembangkan mutu dan jangkauan siaran dengan mendirikan lebih banyak lagi Stasiun Pemancar, sehingga keseluruhan Daerah Tingkat II di Sumatera Utara ini sudah dapat menerima siaran pusat Jakarta. Sampai saat ini, TVRI Stasiun Medan telah mendirikan beberapa stasiun pemancar antara lain : Bandar Baru, Tebing Tinggi, Pematang Siantar, Rantau Prapat, Sibolga, Simarjarunjung, Parapat, Tarutung, Sibuhuan, Siborong-borong, Gunung Sitoli, Kotanopan, Sipirok, Padang Sidempuan, Teluk Dalam, Gunung