• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL UPT. SERTIFIKASI BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROFIL UPT. SERTIFIKASI BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Profil UPT. Sertifikasi Benih TPH Page 1

PROFIL

UPT. SERTIFIKASI BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

UPT. SERTIFIKASI BENIH TPH

DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI SUMATERA UTARA

Jln.Jend.Besar AH.Nasution No.8 Tlp.061-7864132

MEDAN 20143

(2)

Profil UPT. Sertifikasi Benih TPH Page 2 BAB I.

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Indikator keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari kualitas benih yang dihasilkan.

Kualitas benih berperan penting dalam pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura, karena semakin baik kualitas benih yang digunakan, akan semakin meningkat produktivitas pertanaman dan semakin baik pula mutu produk yang dihasilkan. Oleh sebab itu, agar benih-benih yang dihasilkan dan digunakan oleh petani/konsumen benih senantiasa terjamin mutunya dan tersedia secara berkesinambungan, maka pelaksanaan pengawasan benih tanaman harus dilakukan secara tepat, cepat, dan benar.

Mengingat pentingnya arti benih dalam kegiatan agribisnis dan peningkatan ketahanan pangan, maka perlu diciptakan suatu kondisi perbenihan yang dapat mendukung ketersediaan benih yang mampu memenuhi kebutuhan petani secara 6 (enam) Tepat, yaitu Tepat Varietas, Tepat Mutu, Tepat Jumlah, Tepat Waktu, Tepat Lokasi dan Tepat Harga (terjangkau oleh petani). Dan salah satu upaya yang harus dilakukan agar ketersediaan benih dapat terpenuhi secara prinsip 6 (enam) tepat dan berkesinambungan adalah mengoptimalkan sistem perbenihan yang telah dibangun.

Dalam pembangunan perbenihan Nasional saat ini dikenal ada 4 (empat) subsistem pada sistem perbenihan tanaman pangan/hortikultura, yaitu Subsistem Penelitian, Pemuliaan dan Pelepasan Varietas; Subsistem Produksi dan Distribusi Benih; Subsistem Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih; serta Subsistem Penunjang (Kelembagaan, SDM dan Sarana Prasarana). Untuk mengetahui bagaimana perananan dari masing-masing subsistem pada sistem perbenihan tanaman pangan/hortikultura dapat diuraikan sebagai berikut :

➢ Subsistem Penelitian, Pemuliaan dan Pelepasan Varietas

Kegiatan penelitian, pemuliaan varietas dilakukan oleh Pemerintah (Badan Litbang dan Perguruan Tinggi) maupun swasta, sedangkan pelepasannya sebagai varietas Unggul Nasional merupakan kewenangan pemerintah. Dalam jangka pendek Industri Benih Swasta yang belum mampu menyelenggarakan kegiatan penelitian/pemuliaan, dapat memanfaatkan secara optimal hasil penelitian/pemuliaan dari Pemerintah. Sedang dalam jangka panjang, Pemerintah akan mendorong berkembangnya penelitian/pemuliaan oleh sektor swasta, sehingga mampu memenuhi kebutuhannya terhadap varietas yang akan dikembangkan.

➢ Subsistem Produksi dan Distribusi

Pengadaan Benih Bina dilakukan melalui produksi dalam negeri dan pemasukkan (Industri) dari luar negeri, yang dilakukan oleh Pemerintah, Produsen Benih BUMN maupun swasta (nasional atau multinasional). Dalam pengadaannya, terdapat 4 (empat) kelas benih yaitu Benih Penjenis (BS), Benih Dasar (BD), Benih Pokok (BP), dan Benih Sebar (BR). Benih penjenis sampai dengan benih pokok merupakan benih sumber, dan BR merupakan Benih yang langsung ditanam oleh petani.

Distribusi benih adalah suatu rangkaian kegiatan penyaluran benih sehingga benih tersebut dapat dijangkau/diterima oleh petani. Berdasarkan volume benih yang disebarluaskan, maka distribusi benih ini terdiri atas distribusi benih komersial dan non komersial(subsistem).

(3)

Profil UPT. Sertifikasi Benih TPH Page 3 Pada penyaluran benih yang sifatnya komersial, produsen atau industri benih biasanya memiliki jaringan pasar benih nasional. Sehingga pendistribusian benihnya akan melalui beberapa tahapan atau terbagi dalam wilayah-wilyah pemasaran tergantung dari potensi pasarnya dari provinsi – kabupaten – kecamatan – desa, demikian seterusnya. Sedangkan untuk penyaluran benih non komersial akan memiliki sasaran untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau kelompoknya. Hal ini biasanya dilakukan dengan pola JABALSIM (Jalinan Benih Antar Lapang dan Musim).

➢ Subsistem Pengawasan Mutu Benih

Subsistem ini merupakan kegiatan untk pengendalian mutu benih agar dalam setiap proses produksi dan distribusinya mengikuti standar mutu yang telah baku dan produk benih yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Mutu benih yang diharapkan mencakup mutu genetik, mutu fisik dan mutu fisiologis. Ada 3 (tiga) tahapan pengawasan mutu benih, yaitu 1). Pengawasan hulu, yang dilakukan sejak pengujian sampai dengan pelepasan varietas (penilaian dan pelepasan varietas), 2). Pengawasan madya, yang dilakukan saat proses produksi melalui sertifikasi benih, dan 3). Pengawasan hilir, yang dilakukan dalam peredaran benih di pasar.

➢ Subsistem Penunjang

Dalam operasionalnya, sistem perbenihan tidak terlepas dari subsistem penunjang yaitu SDM, sarana dan prasarana, dana, peraturan perundangan dan kebijaksanaan. SDM yang profesional dan sarana prasarana serta dana yang memadai sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan perbenihan.

Sumberdaya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat penting dalam mendukung pengembangan perbenihan. Sumberdaya manusia yang dibutuhkan dalam pengembangan perbenihan meliputi pelaku pada seluruh subsistem pada sistem perbenihan (subsistem penelitian, pemuliaan dan pelepasan varietas, subsistem produksi dan pemasaran dan subsistem sertifikasi dan pengawasan mutu dan subsistem penunjang).

Mengingat berbagai institusi perbenihan saat ini telah menjadi kewenangan pemerintah daerah, maka kepedulian dan perhatin pemerintah daerah sangat diharapkan. Sekalipun demikian pemerintah (pusat) tetap membantu agar fungsi-fungsi kelembagaan dan sistim perbenihan berjalan lancar.

Begitu pula peraturan perundangan dan kebijakan sangat menentukan arah dan keberhasilan pengembang perbenihan. Kebijakan dalam pengembangan perbenihan adalah a) Menciptakan iklim yang kondusif bagi tumbuh berkembangnya peran sektor swasta, b) Memberikan peluang yang sama diantara produsen/industri benih, c) Memberikan kesempatan petani/pengguna menetapkan pilihannya sepanjang tidak merugikan masyarakat, budidaya, sumber daya alam dan lingkungan, d) Mengupayakan agar benih yang diperdagangkan memenuhi persyaratan perundangan,dan e) Memberi kesempatan kepada pemulia untuk memanfaatkan plasma nutfah dalam menciptakan varietas baru.

1.1. Dasar Hukum Dibentuknya UPT. Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Awalnya nama sebelum terbentuk menjadi UPT merupakan Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) yaitu institusi pemerintah yang memiliki fungsi sebagai lembaga pengawasan dan sertifikasi benih untuk tanaman pangan dan hortikultura, yang berkedudukan di Provinsi. BPSB dibentuk sebagai tindak lanjut dari Keputusan Presiden

(4)

Profil UPT. Sertifikasi Benih TPH Page 4 Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 1971 tentang Pembinaan, Pengawasan, Pemasaran dan Sertifikasi Benih. Dalam menjalankan fungsinya, BPSB memiliki tugas :

a. Melaksanakan penilaian kultivar (varietas) b. Melaksanakan pengujian mutu benih c. Melaksanakan sertifikasi benih

d. Melaksanakan pengawasan mutu dan pengawasan pemasaran benih

Berdasarkan Kepres Nomor 72 Tahun 1971 BPSB bertanggung jawab kepada Pemerintah Pusat, yaitu Direktorat Perbenihan Kementerian Pertanian RI. Setelah otonomi daerah, maka BPSB berada di bawah naungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, dan bertanggung jawab kepada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara.

Selain Kepres Nomor 72 Tahun 1971 tersebut, keberadaan BPSB juga dikuatkan oleh Peraturan Gubernur Sumatera Utara No. 30 Tahun 2011 tentang Organisasi, Tugas dan Uraian Tugas Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pertanian Provinsi dan Peraturan Gubernur Sumatera Utara No. 14 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Sumatera Utara No. 38 Tahun 2016 Tentang Susunan Dinas-Dinas Daerah Provinsi Sumatera Utara. Disamping peraturan yang sudah disebut, keberadaan BPSB berubah menjadi UPTD.Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, dan kemudian muncul Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 6 Tahun 2018 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 38 Tahun 2016 Tentang Susunan Organisasi Dinas-Dinas Daerah Provinsi Sumatera Utara, dengan terbitnya peraturan tersebut maka berubah nama menjadi UPT. Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura. Selain peraturan-peraturan tersebut didukung pula oleh peraturan-peraturan perbenihan lainnya, seperti :

1.1.1. Terkait Perbenihan Tanaman Pangan

a. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman b. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentang Perbenihan Tanaman c. Keputusan Presiden Nomor 27 Tahun 1971 tentang Badan Benih Nasional d. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/OT.140/8/2006 tentang

Pemasukan dan Pengeluaran Benih

e. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 39/Permentan/OT.140/8/2006 tentang Produksi, Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina

f. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2011 tentang Pengujian, Penilaian, Pelepasan, dan Penarikan Varietas

g. Permentan RI No.12/Permentan/TP/020/4/2018 Tentang Produksi, Sertifikasi dan Peredaran Benih Tanaman Pangan

h. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 3517/Kpts/OT.160/10/2012 tentang Tim Pembinaan, Pengawasan, dan Sertifikasi Benih (TP2S) Tanaman Pangan dan Perkebunan

i. Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 356/HK.130/C/05/2015 tentang Pedoman Teknis Pembinaan dan Pengawasan Peredaran BenihBina Tanaman Pangan

j. Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 1316/HK.150/C/12/2016 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Pertanian Nomor 355/HK.130/C/05/2015 tentang Pedoman Teknis Sertifikasi Benih Bina Tanaman Pangan

(5)

Profil UPT. Sertifikasi Benih TPH Page 5 k. Kepmentan RI No. 990/HK.150/C/05/2018 Tentang Petunjuk Teknis Produksi

Benih Tanaman Pangan

l. Kepmentan RI No. 991/HK.150/C/05/2018 Tentang Petunjuk Teknis Sertifikasi Benih Tanaman Pangan

m. Kepmentan RI No. 992/HK.150/C/05/2018 Tentang Petunjuk Teknis Peredaran Benih Tanaman Pangan

n. Kepmentan RI No. 993/HK.150/C/05/2018 Tentang Petunjuk Teknis Pengambilan Contoh Benih dan Pengujian/Analisis Mutu Benih Tanaman Pangan

o. Peraturan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Nomor 01/Kpts/Hk.310/C/1/2009 tentang Persyaratan dan Tata Cara Sertifikasi Benih Bina Tanaman Pangan

p. Keputusan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Nomor 14/HK.310/C/3/2013 tentang Penetapan Benih Kedelai Dapat diperbanyak Melalui Pola Perbanyakan Benih Ganda (Poly Generation Flow).

q. Keputusan Menteri Pertanian RI No. 80/HK.140/C/03/2021 Tentang Perubahan Atas Lampiran Keputusan Menteri Pertanian Nomor 620/HK.140/C/04/2020 Tentang Petunjuk Teknis Sertifikasi Benih Tanaman Pangan

1.1.2. Terkait Perbenihan Hortikultura

a. Undang-Undang Nomor 13 Tahhun 2010 tentang Hortikultura

b. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/OT.140/7/2011 tentang Pendaftaran Varietas Tanaman Hortikultura

c. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 05/Permentan/OT.40/2/2012 tentang Pemasukan dan Pengeluaran Benih Hortikultura

d. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/SR.120/8/2012 tentang Produksi, Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Hortikultura

e. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 01/Kpts/SR.130/12/2012 tentang Pedoman Teknis Sertifikasi Benih Hortikultura

f. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 002/Kpts/SR.130/12/2012 tentang Pedoman Teknis Pengawasan Peredaran Benih Hortikultura

g. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 25/Kpts/SR.130/6/2013 tentang Pedoman Teknis Sertifiksi Kompetensi Produsen dan Pengedar Benih Hortikultura h. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 116/Permentan/SR.120/11/2013 tentang

Produksi, Sertifikasi, dan Pengawasan Peredaran Benih Hortikultura

i. Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor 56/Permentan/PK.110/11/2015 tentang Produksi, Sertifikasi, dan Peredaran Beninh Bina Tanaman Pangan dan Tanaman Hijauan Pakan Ternak

j. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 510/Kpts/OT.320/D/11/2011 tentang Jenis Tanaman Hortikultura yang Dikecualikan dari Uji kebenaran Varietas k. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 700/Kpts/OT.320/D/12/2011 tentang

Pedoman Penyusunan Deskripsi dan Pengujian Kebenaran Varietas Tanaman Hortikultura

(6)

Profil UPT. Sertifikasi Benih TPH Page 6 l. Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 131/Kpts/SR.130/11/2015 tentang

Pedoman Teknis Sertifikasi Benih Bawang Merah

m. Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 201/Kpts/SR.130/11/2016 tentang Teknis Sertifikasi Benih Hortikultura

n. Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 15/Kpts/SR.130/D/2/2018 tentang Teknis Sertifikasi Benih Hortikultura

o. Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 42/Kpts/SR.130/D/10/2019 tentang Teknis Sertifikasi Benih Hortikultura

1.1.3. Peraturan Lainnya Terkait Perbenihan

a. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman

b. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2004 tentang Penamaan, Pendaftaran, dan Penggunaan Varietas Asal untuk Pembuatan Varietas Turunan Esensial c. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2004 tentang Syarat dan Tata Cara

Pengalihan Perlindungan Varietas Tanaman dan Penggunaan Varietas Yang Dilindungi oleh Pemerintah

d. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2012 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Pertanian e. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 09 Tahun 2010

tentang Jabatan Fungsional Pengawas Benih Tanaman dan Angka Kreditnya f. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 33/Permentan/OT.140/6/2009 tentang

Pedoman Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Rumpun Ilmu Hayat Pertanian g. Peraturan Menteri Pertanian dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 59/Permentan/OT.140/2011 dan Nomor 38 Tahun 2011 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 09 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Benih Tanaman dan Angka Kreditnya

h. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 34/Permentan/OT.140/6/2011 tentang Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Bagi Pejabat Fungsional Rumpun Ilmu Hayat Lingkup Pertanian

i. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 75/Permentan/OT.140/11/2011 tentang Lembaga Sertifikasi Produk Bidang Pertanian

j. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 09/Permentan/OT.140/2/2012 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Benih Tanaman dan Angka Kreditnya

k. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 81/Permentan/OT.140/12/2012 tentang Pedoman Formasi Jabatan Fungsional Pengawas Benih Tanaman

l. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 461 Tahun 1971 tentang Kelengkapan Susunan Organisasi, Perincian Tugas dan Tata Kerja Badan Benih Nasional m. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 1100.1/Kpts/KP.150/10/1999 jo.

361/Kpts/KP.150/5/2002 tentang Pembentukan Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura.

2. Tujuan

Tujuan dibentuknya UPT. Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura adalah :

(7)

Profil UPT. Sertifikasi Benih TPH Page 7 a. Melaksanakan pengawasan mutu benih yang akan dipergunakan oleh petani/konsumen dapat terjamin mutunya, baik itu mutu genetik, mutu fisiologis maupun mutu fisik yang dilakukan sejak dari benih diproduksi hingga diedarkan di masyarakat

b. Melaksanakan pengawasan hulu, yaitu suatu usaha penilaian kultivar/varietas yang akan atau telah dilepas terhadap daya adaptasi, ketahanan terhadap hama/penyakit dan sifat agronomi lainnya serta tingkat perbedaan keseragaman dan stabilitas tanaman

c. Melaksanakan pengawasan madya, yaitu pengawasan terhadap proses produksi benih yang berupa pengawasan benih sumber, lapangan pertanaman calon benih, pengolahan, pewadahan, pemasangan label dan pengujian mutu benih di laboratorium

d. Melaksanakan pengawasan hilir, yaitu pengawasan mutu benih yang telah beredar di pasaran sampai tingkat petani konsumen benih, termasuk didalamnya terhadap kasus pelanggaran di bidang perbenihan tanaman pangan dan hortikultura.

Skema Pelaksanaan Pengawasan Mutu Benih

3. Visi dan Misi

- Visi : Sebagai Institusi Pengawasan Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura yang Handal dalam Penyediaan Benih Unggul Berertifikat di Sumatera Utara

- Misi :

1) Tersedianya benih tanaman pangan dan hortikultura bersertifikat sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan teknis perbenihan

2) Meningkatkan kesadaran pemakaian benih bermutu yang bersertifikat/berlabel di kalangan petani dan konsumen lainnya

HULU MADY

A

HILIR

PENILAIAN KULTIVAR/VARIETAS

SERTIFIKASI BENIH (DI LAPANGAN, GUDANG, UJI

LABORATORIUM)

PENGAWASAN PEREDARAN BENIH

DILEPASNYA VARIETAS UNGGUL

BARU

TERSEDIANYA BENIH BERSERTIFIKAT

TERAWASINYA BENIH YANG BEREDAR

(8)

Profil UPT. Sertifikasi Benih TPH Page 8 BAB II.

PROFIL

UPT. SERTIFIKASI BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

1. Kegiatan Teknis Operasional

Melaksanakan Urusan Pemerintah Daerah/Kewenangan Provinsi yang bersifat spesifik meliputi Administrasi Umum dan Kepegawaian, Sertifikasi dan Pelabelan Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, Penerbitan Rekomendasi sebagai Produsen Benih Tanaman Pangan, Penerbitan Sertifikat Kompetensi sebagai Produsen Benih Hortikultura, Pengecekan Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, Pelabelan Ulang Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, Penerbitan Rekomendasi sebagai Pengedar Benih Tanaman Pangan, Penerbitan Sertifikat Kompetensi sebagai Pengedar Benih Tanaman Hortikultura, Pengawasan Peredaran Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, dan Pengawasan Mutu Benih di Laboratorium Benih.

2. Bentuk/Jenis Jasa yang disediakan, adalah sebagai berikut : a. Sertifikasi dan pelabelan benih tanaman pangan

b. Sertifikasi dan pelabelan benih tanaman hortikultura

c. Penerbitan sertifikat kompetensi produsen benih hortikultura d. Penerbitan sertifikat kompetensi pengedar benih hortikultura e. Penerbitan rekomendasi sebagai produsen benih tanaman pangan f. Penerbitan rekomendasi sebagai pengedar benih tanaman pangan g. Uji mutu benih tanaman pangan dan hortikultura

3. Kontribusi Dan Manfaat Langsung dan Nyata Kepada Masyarakat

Kontribusi dan manfaat langsung dan nyata kepada masyarakat terhadap kehadiran atau keberadaan UPT. Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura adalah :

a. Terjaminnya mutu benih yang digunakan oleh petani dan konsumen benih lainnya, baik itu mutu genetik, mutu fisiologis, dan mutu fisik

b. Meningkatnya produksi dan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura akibat penggunaan benih varietas unggul bersertifikat yang dibarengi dengan optimalnya penggunaan agro input lainnya

c. Terpenuhinya prinsip 6 (enam) tepat, tepat varietas, tepat jumlah, tepat mutu, tepat harga, tepat waktu, dan tepat tempat

d. Terawasinya proses produksi benih hingga benih tersebut diedarkan di masyarakat

4. Susunan Organisasi

Susunan organisasi UPT. Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura terdiri dari : a) Kepala

b) Sub Bagian Tata Usaha

c) Seksi Kultivar, Sertifikasi dan Pengawasan Benih Tanaman Pangan d) Seksi Kultuvar, Sertifikasi dan Pengawasan Benih Hortikultura e) Kelompok Jabatan Fungsional

(9)

Profil UPT. Sertifikasi Benih TPH Page 9 BAGAN STRUKTUR ORGANISASI UPT. SERTIFIKASI BENIH TPH

DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI SUMATERA UTARA BERDASARKAN PERATURAN GUBERNUR SUMATERA UTARA

NOMOR 6 TAHUN 2018

5. Sumber Daya Pegawai, Pembiayaan, Sarana dan Prasarana

5.1. Sumber Daya Pegawai (Per Juli 2021) 5.1.1. Menurut Status

a) Pegawai Negeri Sipil : 81 orang b) Tenaga Honor : 8 orang c) Tenaga Outsourcing : 14 orang

5.1.2. Menurut Golongan

a) Golongan IV :10 orang b) Golongan III : 59 orang c) Golongan II : 11 orang d) Golongan I : 1 orang

5.1.3. Menurut Fungsi

a) Struktural : 4 orang b) Jabatan Pelaksana : 21 orang c) Fungsional PBT : 56 orang

Seksi Kultivar, Sertifikasi dan Pengawasan BenihHortikultura

Ir. Sautdin Paindo Tua Sitorus Seksi Kultivar, Sertifikasi dan

Pengawasan BenihTanaman Pangan Januar Sailuddin, SP

Kepala UPT

Ir. Julia Ernawati Hutahaean, MP

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS BENIH TANAMAN (PBT)

SubbagTata Usaha Soaduon Siregar, SP, MM

(10)

Profil UPT. Sertifikasi Benih TPH Page 10 5.2. Pembiayaan

UPT. Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara dalam menjalankan tugas dan fungsinya dibiayai dari APBD Provinsi Sumatera Utara dan APBN Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

5.3. Sarana dan Prasarana 5.3.1. Luas bangunan

- Kantor : 546 m2 - Laboratorium : 280 m2 - Rumah dinas : 72 m2

5.3.2. Peralatan

- Kantor : Terlampir - Laboratorium : Terlampir - Transportasi : Mobil 3 unit

Sepeda Motor 59 unit 5.3.3. Prasarana Lain

- Jalan : 63 m2

- Pagar : 200 m2

- Sumber listrik : PLN 32.000 KwH - Sumber air : PDAM

5.3.4. Laboratorium uji mutu benih

- Laboratorium uji mutu benih tanaman pangan dan hortikultura provinsi yang beralamat di Jl. Jend. Besar A. H. Nasution No 8 Medan

- Sub Laboratorium Uji Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Deli Serdang, yang beralamat di Jln. Medan-Tanjung Morawa, Desa Perdamean, Tanjung Morawa, Kab. Deli Serdang

- Sub Laboratorium Uji Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura di Kabupaten Asahan

- Sub Laboratorium Uji Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura di Kabupaten Tapanuli Selatan

6. Standar Operasional Prosedur (SOP)

UPT.Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) pelaksanaan kegiatan teknis sesuai dengan tupoksinya yaitu dibidang pengawasan dan sertifikasi.

7. Keserasian Hubungan antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya UPT. Sertifikasi Benih TPH Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota melalui Pengawas Benih Tanaman (PBT) yang ditempatkan di masing- masing Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Adapun tugas dan fungsi PBT yang ada di Provinsi dan Kabupaten/Kota adalah :

(11)

Profil UPT. Sertifikasi Benih TPH Page 11 a) Mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi UPT. Sertifikasi Benih TPH sesuai dengan

keahlian masing-masing

b) Mengawasi mutu benih tanaman sejak proses produksi sampai benih diedarkan c) Melaksanakan penilaian kultivar padi, palawija, dan hortikultura

d) Melaksanakan sertifikasi benih padi, palawija, dan hortikultura e) Melaksanakan pengujian mutu benih padi, palawija, dan hortikultura

f) Melaksanakan pengawasan pemasaran benih padi, palawija, dan hortikultura g) Melaksanakan informasi perbenihan padi, palawija, dan hortikultura

h) Memberikan masukan yang diperlukan kepada Kepala UPT. Sertifikasi Benih TPH sesuai bidang tugasnya

i) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPT. Sertifikasi Benih TPH sesuai bidang tugasnya

j) Melaksanakan pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugasnya kepada Kepala UPT. Sertifikasi Benih TPH sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan.

8. Jabatan Teknis yang Tersedia

Jabatan teknis yang tersedia di UPT. Sertifikasi Benih TPH terdiri dari Jabatan Struktural dan Jabatan Fungsional.

9. Instansi dan Masyarakat Mitra UPT. Sertifikasi Benih TPH

Dengan adanya UPT. Sertifikasi Benih TPH diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat/kelompok masyarakat maupun instansi terkait untuk mendapatkan pelayanan, pembinaan, dan konsultasi dalam bidang pengawasan mutu dan sertifikasi benih tanaman pangan dan hortikultura di Provinsi Sumatera Utara.

Adapun instansi dan masyarakat baik kelompok maupun perorangan yang menjadi mitra kerja adalah sebagai berikut :

1) UPT. Benih Induk Hortkultura Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara

2) UPT. Perbanyakan Benih Kabupaten/Kota 3) PT. Pertani (BUMN)

4) PT. SHS (BUMN)

5) PT/CV Swasta yang memproduksi benih tanaman pangan dan hortikultura

6) Kelompok tani penangkar benih tanaman pangan Tahun 2020 sebanyak 157penangkar dan penangkar benih tanaman hortikulturasebanyak 169 penangkar yang tersebar di Kabupaten/KotaProvinsi Sumatera Utara (terlampir)

7) Pengedar benih (UD/Perorangan) tanaman pangan Tahun 2020 sebanyak 35pengedar benihdan tanaman hortikultura sebanyak 175 pengedar benih yang tersebar di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara (terlampir).

(12)

Profil UPT. Sertifikasi Benih TPH Page 12 BAB V.

PENUTUP

Demikian Profil UPT. Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura ini dibuat sebagai bahan informasi publik. Dengan berdirinya UPT. Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, diharapkan dapat memberi solusi dalam pemakaian benih bermutu.

Medan, 2021

Kepala UPT. Sertifikasi Benih TPH

Ir. Julia Ernawati Hutahaean, MP Pembina Tk. I

NIP. 19670726.199403.2.002

(13)

Profil UPT. Sertifikasi Benih TPH Page 13 DOKUMENTASI

Gambar 1. Gedung Kantor UPT. Sertifikasi Benih TPH Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara (tampak depan)

Gambar 2. Gedung Kantor UPT. Sertifikasi Benih TPH Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara (tampak dalam)

(14)

Profil UPT. Sertifikasi Benih TPH Page 14 Gambar 3. Laboratorium Uji Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi yang beralamat di Jln. Jend. Besar Abdul Haris Nasution No. 8, Pangkalan Mahsyur, Medan, 20143.

Gambar 4. Sub Laboratorium Uji Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Deli Serdang, yang beralamat di Jln. Medan-Tanjung Morawa, Desa Perdamean, Tanjung Morawa, Kab. Deli Serdang, 20513

(15)

Profil UPT. Sertifikasi Benih TPH Page 15 Gambar 5. Sub Laboratorium Uji Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura di Kabupaten Asahan

Gambar 6. Sub Laboratorium Uji Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura di Kabupaten Tapanuli Selatan

(16)

Profil UPT. Sertifikasi Benih TPH Page 16 Gambar 7. Uji Mutu Benih Tanaman Padi

Gambar

Gambar 1. Gedung Kantor UPT. Sertifikasi Benih TPH Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi  Sumatera Utara (tampak depan)
Gambar 4. Sub Laboratorium Uji Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Deli Serdang, yang  beralamat di Jln
Gambar 6. Sub Laboratorium Uji Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura di Kabupaten Tapanuli  Selatan

Referensi

Dokumen terkait

Perlakuan pupuk tidak memberikan pengaruh nyata, namun dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari semua varietas yang ditanam pada perlakuan pupuk kotoran sapi

usaha berada di tempat yang salah, terlalu kecil, atau tidak digunakan secara efisien, hal itu dapat menjadi pengembos utama dari laba usaha. • Faktor yang relevan untuk

Peningkatan hasil belajar siswa melalui media Youtube pada tema dan matematika mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas Vb SD Negeri

 penulisan perintah perintah program program pada pada matlab matlab diperlukan diperlukan ketelitian ketelitian yang yang sangat sangat tinggi tinggi karena

Yang artinya hak milik atas tanah itu diberikan kepada seseorang yang membuka atau menggarap tanah tersebut dengan persyaratan yang telah diatur baik menurut

Pengurus Barang Kepala UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Lampung. 83 KAMILUDDIN, SH 080

Bila anda mempunyai ke empat larutan asam asam tersebut dengan molaritas yang sama, manakah yang pH nya paling tinggi?.

Pelaksanaan kegiatan dan anggaran untuk perbanyakan benih sumber, pengawasan dan sertifikasi benih, pengembangan petani produsen benih tanaman pangan, pemberdayaan