• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Persaingan ketat antar perusahaan di tengah-tengah pesatnya perkembangan sektor bisnis pada era digital saat ini harus selalu berkembang dalam meningkatkan mutu serta memberi pelayanan yang terbaik kepada seluruh konsumennya. Penelitian Khandekar and Sharma (2006) menyatakan kemampuan sumber daya manusia merupakan faktor penentu yang signifikan pada performa dan keunggulan kompetitif jangka panjang pada perusahaan.

Semakin ketatnya persaingan antar perusahaan dalam suatu sektor bisnis, sebuah perusahaan dituntut untuk mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas sehingga dapat menunjang segala proses produktivitas serta pelayanan konsumen secara maksimal.

Sumber daya manusia dalam suatu organisasi semakin disadari keberadaannya sehingga manusia dipandang sebagai aset terpenting dari berbagai sumber daya dalam organisasi. Sumber daya manusia tersebut sebagai pengatur jalannya operasional di dalam perusahaan yang tidak dapat digantikan dengan sumber daya yang lainnya. Sedarmayanti (2009) menegaskan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah kebijakan dan praktik menentukan aspek manusia atau sumber daya manusia dalam posisi manajemen, termasuk merekrut, menyaring, melatih, memberi penghargaan dan penilaian. Salah satu hal yang menjadi tolok ukur sumber daya manusia yaitu kinerja.

Mangkunegara (2011) mengatakan kinerja sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja juga dapat dipengaruhi melalui hubungan tak langsung antara kepuasan kerja terhadap motivasi kerja. Didukung oleh hasil penelitian

(2)

yang dilakukan oleh Murti and Srimulyani (2013) yang menyatakan bahwa kepuasan kerja mampu memediasi antara motivasi kerja terhadap kinerja pegawai. Terpenuhinya segala keinginan atau kebutuhan pada karyawan maka akan menciptakan perasaan kepuasan. Karyawan yang mempunyai tingkat kepuasan tinggi maka secara otomatis juga mengalami peningkatan dalam kinerja.

Ek Kiruja (2013) meneliti kinerja karyawan merupakan fungsi dari kemampuan dan motivasi, di mana kemampuan terdiri dari keterampilan, pelatihan dan sumber daya yang diperlukan untuk melakukan tugas dan motivasi digambarkan sebagai kekuatan batin yang mendorong individu untuk bertindak terhadap sesuatu. Faktor kepuasan karyawan tidak hanya berdampak pada kualitas layanan, namun juga pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam perusahaan sehingga dapat menciptakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan, Lee Yong‐Ki (2006).

Kemampuan, kinerja, dan pemikiran karyawan yang berkualitas dalam menunjang produktivitas dan pengembangan di dalam perusahaan adalah penentu berhasil atau tidaknya suatu perusahaan dalam mempertahankan eksistensi dan pencapaian keberhasilan visi dan misi perusahaan. Semakin ketatnya persaingan dalam suatu sektor bisnis, sebuah perusahaan dituntut untuk memiliki sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat menunjang segala proses produktivitas serta pelayanan konsumen secara maksimal. Hal terpenting yang harus dilakukan oleh seorang pengusaha dalam mempertahankan usahanya adalah mambangun manajemen yang sehat untuk menciptakan kinerja yang tinggi Veithzal Rivai H (2008).

Pencapaian keberhasilan dan eksistensi suatu perusahaan belum dapat diraih jika peran kinerja karyawan di suatu perusahaan belum dapat berjalan secara optimal. Menurut Gouzali (2013), MSDM merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan organisasi, agar pengetahuan (knowledge), kemampuan (ability), agar keterampilan (skill) mereka sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang mereka lakukan. Mengelola manusia agar menjadi tenaga kerja yang berkualitas merupakan tugas manajemen sdm bisa juga disebut sebagai salah

(3)

satu aset perusahaan yang sangat vital di dalam suatu perusahaan, karena fungsi dan peranan sumber saya manusia tersebut sebagai pengatur jalannya operasional di dalam suatu perusahaan yang tidak bisa digantikan dengan sumber daya lainnya.

Terpenuhinya semua kebutuhan atau keinginan dan harapan maka karyawan akan mendapatkan kepuasan, dan karyawan yang tingkat kepuasannya tinggi maka secara otomatis kinerja akan meningkat. Ada beberapa hal yang menghubungkan antara kepuasan kerja dengan kinerja karyawan, terutama reward. Karyawan dalam hal ini akan mendapatkan penghargaan yang mereka anggap pantas mendapatkannya dan puas, karyawan tersebut dapat menghasilkan kinerja yang lebih besar. Salah satu variabel yang mempengaruhi kinerja adalah motivasi Menurut Darmayanti, Bagia, and Suwendra (2014) yang menyatakan adanya pengaruh antara motivasi terhadap kinerja karyawan pada perusahaan daerah air minum (PDAM) di Kabupaten Gianyar.

Motivasi adalah menemukan kebutuhan dari karyawan dan membantu untuk mencapainya dalam proses yang halus. Memotivasi karyawan bertujuan untuk memperluas keterampilan mereka dalam memenuhi tuntutan dalam organisasi. Karyawan dalam suatu perusahaan dapat dimotivasi dengan memberikan apa yang menjadi kebutuhan dan keinginannya. Namun pemberian motivasi dalam perusahaan dapat menjadi sulit karena apa yang dianggap penting bagi seseorang tetapi belum tentu penting bagi orang lain.

Ek Kiruja (2013), menyatakan bahwa memberi motivasi karyawan secara efektif merupakan salah satu fungsi yang paling penting dari seorang manajer.

Penelitian sebelumnya menemukan perbedaan hasil (gap research) antara motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan yang mendukung penelitian Latifah, Agung, and Rinda (2020) namun hasil penelitian dari Wuryani, Rodlib, Sutarsib, Dewib, and Arifb (2021) menghasilkan bahwa motivasi kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan perbedaan hasil maka peneliti tertarik untuk menambahkan variabel mediasi yaitu

(4)

kepuasan kerja sehingga, penelitian ini bertujuan untuk menguji ketidakpastian hasil hubungan antara motivasi terhadap kinerja karyawan.

Kepuasan kerja mampu memediasi atau menjadi penghubung antara motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Koesmono (2005); Ayu and Suprayetno (2008) yang menunjukkan bahwa pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai dimediasi oleh kepuasan kerja. Penelitian yang dilakukan oleh Murti and Srimulyani (2013) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan mediasi antara motivasi kerja terhadap kinerja pegawai melalui kepuasan kerja. Lusri (2017) juga menghasilkan bahwa motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan dan kepuasan kerja berperan sebagai variabel mediasi antara motivasi kerja terhadap kinerja karyawan.

Kepuasan kerja sendiri diartikan sebagai suatu sikap positif yang didasarkan pada hasil evaluasi terhadap apa yang diharapkan akan diperoleh melalui upaya-upaya yang dilakukan dalam melaksanakan suatu pekerjaan dengan hasil atau ganjaran yang diterimanya, Suparyadi (2015). Kepuasan kerja yang merupakan hal yang bersifat individu dan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda, salah satu kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya terhadap sesuatu pekerjaan mereka. Karyawan akan termotivasi jika kebutuhannya terpenuhi, dengan terpenuhinya kebutuhan maka akan timbul kepuasaan kerja yang berdampak positif pada kinerja pegawai pada perusahaan.

Karyawan yang merasa puas dalam melakukan pekerjaannya akan memiliki motivasi, komitmen terhadap suatu organisasi atau pada perusahaan dan selalu memberikan kontribusi terhadap pekerjaannya sehingga akan selalu ingin meningkatkan kinerjanya. Meningkatkan kepuasan kerja karyawan pun tidaklah mudah karena jika kepuasan kerja hanya dapat terwujud jika adanya kontinuitas antara motivasi kerja, pemimpin yang baik, dan lingkungan perusahaan itu sendiri dan bisa diterima oleh seluruh karyawan. Sedikit mengetahui kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat

(5)

individu dan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda, salah satunya adalah seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya terhadap sesuatu pekerjaan mereka.

Kepuasan kerja dapat menjadi penghubung secara tidak langsung antara motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Penelitian yang dilakukan oleh Murti and Srimulyani (2013) dihasilkan bahwa terdapat hubungan mediasi antara motivasi kerja terhadap kinerja pegawai melalui kepuasan kerja. Terpenuhinya semua kebutuhan atau keinginan dalam diri pegawai, maka akan tercipta perasaan puas, dan pegawai yang tingkat kepuasannya tinggi maka secara otomatis juga mengalami peningkatan dalam kinerja.

Hasil pekerjaan tersebut dapat melibatkan kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu, namun evaluasi kinerja dalam suatu organisasi perusahaan adalah kunci dalam pengembangan para karyawannya.

Air merupakan salah satu kebutuhan sangat mutlak dan selalu diperlukan oleh semua makhluk hidup terutama manusia. Penyediaan air bersih sangat diperlukan untuk keperluan konsumsi, karena dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak mungkin terlepas dari kebutuhannya akan air.

Kebutuhan akan air bersih akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Oleh sebab itu, air harus tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai. Menciptakan kesetaraan sosial akan pelayanan kebutuhan untuk seluruh masyarakat daerah, pemerintah daerah membuat suatu kebijakan jaminan kebutuhan air melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) Kota Batu adalah salah satu unit usaha milik daerah yang bergerak dalam memberikan pelayanan dalam penyediaan air bersih kepada masyarakat. Salah satu manfaatnya untuk meningkatkan kesejahteraan yang mencakup aspek sosial, Kesehatan dan pelayanan umum. Aktivitas PDAM dimulai dari memproduksi, mengolah, dan mendistribusikan air bersih kepada seluruh masyarakat. PDAM sebagai salah satu perusahaan daerah juga diberikan tanggung jawab pada operasional sehari-hari, perencanaan aktivitas, persiapan dan implementasi proyek serta

(6)

mengembangkan dan mengelola sistem penyedia air bersih kemudian melayani semua pelanggan dengan harga terjangkau.

Penyediaan air bersih untuk masyarakat Kota Batu masih dihadapkan pada masalah yang sampai saat ini belum dapat diatasi sepenuhnya. PDAM dalam menjalankan misi menghadapi banyak kendala, terutama di kota-kota besar permasalahan mengenai ketersediaan air bersih sangat terasa, hal itu dipicu oleh pesatnya pertumbuhan jumlah penduduk di kota, perkembangan suatu wilayah, industri yang semakin pesat dan pencemaran lingkungan yang sulit dikendalikan. Permasalahan tersebut merupakan masih rendahnya tingkat kualitas dan kuantitas pelayanan air bersih. Ketersediaan air bersih juga mempunyai peranan sangat penting dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Perusahaan dalam rangka menciptakan kesetaraan sosial yang menyangkut pelayanan kebutuhan untuk seluruh masyarakat daerah, pemerintah memberikan kebijakan jaminan kebutuhan air bersih melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Pelayanan kebutuhan air minum atau air bersih bagi masyarakat sekitar, diharapkan dapat memberikan pelayanan akan air bersih yang merata dan membantu perkembangan bagi dunia usaha dan menetapkan struktur tarif yang akan disesuaikan dengan tingkat kemampuan masyarakat. Kehadiran Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dalam menyediakan air minum atau air bersih untuk warga sekitar ternyata sangat dibutuhkan oleh masyarakat sekitar itu sendiri.

Masalah yang dihadapi berkaitan dengan kinerja karyawan, motivasi, dan kepuasan kerja. Permasalahan yang terjadi yaitu kecenderungan permasalahan Sumber Daya Manusia (SDM) pada karyawan yang menyebabkan menurunnya kualitas kinerja karyawan yang dapat sangat mempengaruhi dalam kualitas hasil kerja karyawan itu sendiri. Terdapat masalah kinerja karyawan saat dalam melaksanakan pekerjaannya, dimana karyawan tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu dan juga terdapat karyawan yang tidak dapat bekerja dengan baik, jika terjadi masalah dalam kegiatan-kegiatan yang ada dalam perusahaan, karyawan tersebut tidak

(7)

dapat cepat tanggap dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, sehingga menimbulkan terhambatnya kegiatan yang ada dalam instansi tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala bagian SDM di Perumdam Among Tirto Kota Batu motivasi kerja juga terjadi permasalahan, dimana karyawan kurang mendapatkan motivasi dari rekan kerja maupun pemimpin. Karyawan dapat termotivasi dengan memberikan apa yang menjadi kebutuhan dan keinginannya. Namun pemberian motivasi kerja dapat menjadi sulit karena apa yang dianggap penting bagi seseorang belum tentu penting bagi orang lain, sehingga dapat menurunkan kinerja pada para karyawan saat dalam bekerja, dimana ada beberapa karyawan yang menunda- nunda pekerjaan disebabkan motivasi kerja yang kurang dan juga terdapat permasalahan yang lain dalam kepuasan kerja, dimana sering sekali terjadi kesalahpahaman sesame karyawan yang diakibatkan oleh tuntutan kerja yang banyak, sehingga berakibat pada kepuasan kerja yang tidak diharapkan dan menimbulkan kecemburuan sesama karyawan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala bagian Hubungan Pelanggan (Hublang) yang merupakan divisi pendapatan pada Perumdam Among Tirto Kota Batu memiliki beberapa uraian tugas pokok dan fungsi.

Hubungan Pelanggan (Hublang) melayani pengaduan pelanggan terkait air mati, airkeruh, dan komplain lainnya kemudian akan di sampaikan kepada bagian Teknik. Pelanggan yang akan melakukan pendaftaran dan pemasangan SR baru menghubungi Hubungan Pelanggan (Hublang) melalui online maupun langsung datang ke kantor. Melakukan program penyambungan, penyaluran meter air, dan memeriksa data penggunaan berdasarkan meter air. Tugas Hubungan Pelanggan (Hublang) juga menyelenggarakan pemasaran, pelayanan langganan dan mengurus penagihan rekening pelanggan. Selain itu Hubungan Pelanggan (Hublang) juga menjalankan tugas untuk mengawasi meter air, pengendalian meter air, dan administrasi meter air.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepada bagian Teknik yang merupakan divisi yang secara langsung turun ke lapangan pada Perumdam

(8)

Among Tirto Kota Batu yang memiliki 4 bagian dan tugas yang berbeda.

Pertama terdapat tugas produksi merencanakan dan mengendalikan kegiatan pengembangan dan pengendalian air baku, dan memelihara kelestarian SDA.

Tugas kedua yaitu distribusi merencanakan dan mengendalikan kegiatan pengembangan dan pengendalian jaringan pipa transmisi distribusi. Tugas Teknik bagian perencanaan yaitu merencanakan dan mengendalikan kegiatan survei dan pengawasan pekerjaan Teknik, serta desain dan konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum, survei oencarian sumber air baru, pemetaan jaringan instalasi air serta pengawasan pelaksanaan pekerjaan Teknik PDAM.

Tidak hanya itu tugas Teknik bagian NRW juga mengatur, mengarahkan dan melaksanakan kegiatan pengendalian NRW (Non Revenue Water), aliran air pada jaringan pipa distribusi dan menurunkan tingkat kehilangan air. Dengan fenomena yang peneliti lihat banyaknya tugas, hambatan, ataupun komplain pada bagian Hublang dan Teknik mengalami kelelahan fisik, mental dan emosional disaat bekerja. Melihat situasi saat ini, perusahaan cenderung mengalami penurunan kinerja. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 1.1. Kinerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah faktor internal, yaitu motivasi. Tidak terpenuhinya kebutuhan, keinginan dan harapan karyawan, serta lingkungan kerja yang kurang baik bisa juga menurunkan motivasi kerja karyawan yang berdampak pada menurunnya kinerja karyawan. Motivasi kerja pada perusahaan dapat ditingkatkan melalui pelatihan kerja terhadap karyawan atau melakukan workshop.

Perumdam Among Tirto Kota Batu meningkatkan motivasi kerja karyawannya dengan memberikan pelatihan dan pengadaan seperti berikut:

Tabel 1. 1 Motivasi Perumdam Among Tirto Kota Batu

No. Motivasi Keterangan

1 Pelatihan Diklat Manajemen Tingkat Muda (Kompetensi)

Diikuti 5 orang saja, tergantung disposisi dari direktur utama 2 Pelatihan dan Pendidikan

Perpajakan

Tergantung disposisi dari direktur utama

(9)

3 Pengadaan Barang Jasa berupa Bimtek

Tergantung disposisi dari direktur utama

Sumber: Perumdam Among Tirto Kota Batu

Adanya pelatihan dan pengadaan untuk karyawan tidak selalu rutin namun tergantung undangan dan disposisi dari direktur utama. Motivasi Proses yang digunakan mengarah pada suatu tindakan dari hubungan timbal- balik antara apa yang diinginkan dan butuhkan dari hasil pekerjaan itu.

Kepuasan kerja pada Perumdam Among Tirto Kota Batu sendiri diukur melalui survei untuk rencana bisnis dan berapa lama karyawan betah bertahan diperusahaan dan menerima segala konsekuensi yang ada.

Data perusahaan yang dibutuhkan untuk mengukur kinerja yaitu data indikator kerja. Fenomena yang diangkat oleh peneliti yaitu terkait kinerja karyawan pada Perumdam Among Tirto Kota Batu yang berhubungan dengan hasil produksi yang kurang maksimal dari setiap target yang telah ditentukan oleh perusahaan. Peneliti sajikan data Indikator kerja yang ditentukan oleh perusahaan.

Tabel 1. 2 Realisasi Kerja Hublang dan Teknik Perumdam Among Tirto Kota Batu

Bulan

Realisasi Kerja

Keterangan Target

Layanan Realisasi Selisih

Juli 270 253 6%

Tidak mencapai target

Agustus 238 230 4% Mencapai

target

September 329 310 6%

Tidak mencapai target

(10)

Oktober 487 453 7%

Tidak mencapai target

November 418 406 3% Mencapai

target

Desember 357 348 5% Mencapai

target Sumber: Perumdam Among Tirto Kota Batu

Hublang dan Teknik sangat penting bagi perusahaan karena dengan berjalannya industri air di perusahaan ini sangat terkait erat dengan bagaimana Hublang dan Teknik menangani permasalahan. Jika bagian Hublang dan Teknik tidak mampu menangani atau menyelesaikan permasalahan tersebut maka akan menimbulkan permasalahan besar bagi perusahaan karena, kedua bagian tersebut sangat berhubungan erat bagian Hublang menerima komplain, pemasangan air baru dari pelanggan kemudian akan disampaikan kepada bagian Teknik untuk segera ditindak lanjuti.

Setelah peneliti melakukan wawancara dan mengambil atau mengolah data dari perusahaan dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja kerja karyawan bagian Teknik dan Hublang perlu ditingkatkan lagi seperti, sebagai contoh realisasi kerja bulan oktober pada tabel 1.1 menunjukkan bahwa realisasi kerja yang telah ter realisasi hanya sebesar 453 sedangkan yang tidak ter terlayani sebesar 7%, namun target dari Perumdam Among Tirto sebesar 487.

Kemudian menurut hasil wawancara dengan kepala bagian dengan adanya pandemi covid mengalami kendala karena pelanggan ataupun karyawan juga membutuhkan perizinan tidak hanya asal datang dikarenakan adanya pandemi tersebut, sehingga pandemi covid merupakan salah satu hambatan kinerja karyawan menjadi tidak maksimal.

Peneliti ingin melihat sejauh mana kinerja karyawan yang dipengaruhi oleh motivasi kerja, serta bagaimana peran kepuasan kerja dalam

(11)

memediasi hubungan kedua variabel. Perumdam Among Tirto Kota Batu adalah suatu unit usaha milik daerah, dengan bidang usaha penyediaan air bersih kepada masyarakat Kota Batu berlokasi di Jl. Kartini No.10, Ngaglik, Kecamatan Batu, Kota Batu, Jawa Timur 65311. Pemenuhan penyediaan air bersih kepada masyarakat, peningkatan pelayanan terus menerus dilaksanakan oleh manajemen untuk pencapaian profesionalisme pengelolaan. Berdasarkan permasalahan tersebut penulis tertarik mengambil judul yaitu “Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Karyawan dengan Kepuasan sebagai Pemediasi”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang yang telah diuraikan, maka peneliti menarik rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Kinerja Karyawan, Motivasi, Kepuasan Kerja pada Perumdam Among Tirto Kota Batu?

2. Apakah Motivasi berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan pada Perumdam Among Tirto Kota Batu?

3. Apakah Motivasi berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja pada Perumdam Among Tirto Kota Batu?

4. Apakah Kepuasan Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan pada Perumdam Among Tirto Kota Batu?

5. Apakah Kepuasan Kerja mampu berperan sebagai mediasi antara Motivasi terhadap Kinerja Karyawan pada Perumdam Among Tirto Kota Batu?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1) Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka peneliti menarik tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Mengetahui Kinerja Karyawan, Motivasi, dan Kepuasan Kerja pada Perumdam Among Tirto Kota Batu

(12)

2. Menganalisis pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Karyawan pada Perumdam Among Tirto Kota Batu

3. Menganalisis pengaruh Motivasi terhadap Kepuasan Kerja pada Perumdam Among Tirto Kota Batu

4. Menganalisis pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada Perumdam Among Tirto Kota Batu

5. Menganalisis peran Kepuasan Kerja dalam memediasi pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Karyawan pada Perumdam Among Tirto Kota Batu

2) Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang dirumuskan, maka diharapkan penelitian yang telah dilaksanakan mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kesimpulan yang dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam meningkatkan Kinerja Karyawan dan menentukan kebijakan secara tepat melalui motivasi yang diharapkan menciptakan kepuasan karyawan guna mencapai kinerja perusahaan pada Perumdam Among Tirto Kota Batu.

2. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai referensi dan diharapkan dapat dijadikan informasi dengan referensi bacaan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan topik yang sejenis.

Gambar

Tabel 1. 1 Motivasi Perumdam Among Tirto Kota Batu
Tabel 1. 2 Realisasi Kerja Hublang dan Teknik Perumdam Among Tirto Kota  Batu

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2012) yang meneliti tentang pengaruh karakteristik perusahaan terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan pada sektor industri

Penggunaan media pengajaran erat kaitanya dengan tahapan berfikir tersebut sebab melalui media pengajaran hal–hal abstrak dapat dikonkretkan dan hal–hal kompleks dapat

Untuk mengetahui efek dari penerapan regulasi IMO MARPOL ANNEX 6 terhadap perusahaan industri perkapalan di Indonesia, maka kemudian akan dilakukan pengukuran pada

Poin penting bagi sebuah perusahaan untuk dapat memenangkan suatu persaingan pasar, yaitu perusahaan tersebut perlu memperhatikan apa yang melandasi seorang

Salah satu aspek penting dalam mendorong pengembangan industri hijau adalah perlunya pemberian stimulus berupa insentif (fiskal dan non fiskal) bagi pelaku industri untuk

secara etimologis kata nasional menurut tradisi yang berkembang di dalam paham realisme sudah pasti terkait erat dengan eksistensi dan keberlangsungan

Masyarakat Laweyan bukanlah keturunan bangsawan, tetapi karena mempunyai hubungan yang erat dengan keraton melalui perdagangan batik serta didukung dengan kekayaan yang ada,

Karena pemerintah memiliki peranan penting baik sebagai pengatur kebijakan, pemberi bantuan, dan juga bisa sebagai konsumen bagi perusahaan, apalagi perusahaan yang