• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan bersosialisasi dengan orang lain, baik dalam bahasa lisan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan bersosialisasi dengan orang lain, baik dalam bahasa lisan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hakikat manusia adalah tidak dapat hidup sendiri dan mebutuhkan orang lain. Untuk berinterkasi dengan orang lain, manusia memerlukan media, yaitu bahasa. Bahasa adalah salah satu komponen yang sangat penting dalam kehidupan, karena bahasa merupakan hal yang paling dibutuhkan dalam komunikasi dan bersosialisasi dengan orang lain, baik dalam bahasa lisan maupun tertulis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Bahasa sangatlah dibutuhkan untuk saling bertukar informasi, berinteraksi, dan juga untuk menjaga keselarasan sosial. Bahasa mempunyai sifat arbitrer, maka bisa dikatakan bahwa bahasa dapat berubah-ubah atau bisa dibilang terus berkembang, sifat daripada bahasa inilah yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman bahasa yang tentunya dipengaruhi pula oleh latar belakang dari pengguna bahasa itu sendiri.

Untuk terus berkomunikasi dengan orang lain, bahasa sangatlah diperlukan. Maka dari itu, bahasa harus lah terus dipelajari, di sekolah pada jenjang SD, SMP, SMA, dan bahkan di perguruan tinggi sekalipun diterapkan pelajaran bahasa. Hal itu menunjukkan bahwa bahasa merupakan hal yang sangat

(2)

2

penting dan memiliki peran yang besar dalam kehidupan. Dalam masyarakat, pertemanan, atau pun keluarga, kita pasti harus terus berkomunikasi dengan sesama anggota keluarga atau masyarakat, untuk itu bahasa sangat diperlukan.

Adanya bahasa isyarat juga merupakan salah satu hal yang menunjukkan bahwa bahasa sangat diperlukan dalam kehidupan. Sutedi (2014) menjelaskan bahwa bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang lain, dijelaskan pula bahwa ketika kita menyampaikan hal-hal tersebut baik secara lisan maupun tertulis, orang lain bisa menangkap apa yang kita maksud, tiada lain karena ia memahami makna (imi) yang dituangkan melalui bahasa tersebut, jadi fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan (dentatsu) suatu makna kepada seseorang baik secara lisan maupun tulisan.

Untuk berkomunikasi dengan orang asing, kita harus mempelajari bahasanya. Salah satu alasannya adalah agar tidak terjadi kesalahpahaman dengan lawan bicara, khususnya bagi para pembelajar bahasa asing. Bagi kita para pembelajar bahasa Jepang, harus lah mempelajari budaya berbicara masyarakat Jepang. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh (Chandrawisesa et al. 2019, 96–97) bahwa kesalahpahaman bisa muncul dalam upaya memahami pernyataan atau ungkapan yang diucapkan oleh mitra tutur, karena perbedaan bahasa yang dipengaruhi oleh budaya yang berlaku dalam masyarakat masing-masing penutur.

(3)

3

Dari sekian banyak keunikan yang dimiliki oleh Bahasa Jepang, salah satunya adalah mempunyai banyak sekali ungkapan (hyougen). Salah satu kesalahan yang umum terjadi dalam mempelajari bahasa Jepang adalah dalam mengidentifikasi dan menggunakan ungkapan (hyougen). Kesalahan tersebut terjadi karena kurangnya pemahaman pembelajar bahasa Jepang dan karena tidak adanya padanan ungkapan yang serupa dalam bahasa Indonesia.

Nuswantara & Aghnadiin (2016: 21) menyebutkan bahwa dalam bahasa Jepang, sangat banyak ungkapan-ungkapan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan harus dipelajari pula oleh para pembelajar bahasa Jepang, seperti irai hyougen, kinshi hyougen, meirei hyougen, hikaku hyougen, kanou hyougen, joken hyougen, taigu hyougen, kanyuu hyougen dan masih banyak lagi.

Bagi pembelajar Bahasa Jepang, setelah lulus dari perguruan tinggi, pastilah ingin bekerja dibermacam-macam bidang yang berkaitan dengan Bahasa Jepang, seperti guru Bahasa Jepang, maupun pegawai perusahaan baik di Jepang maupun di Indonesia. Dalam dunia pendidikan Bahasa Jepang, ungkapan ajakan dirasa amat penting, karena ungkapan ajakan adalah ungkapan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik di kelas ataupun diluar kelas. Ketika mengajar di kelas pun dosen seringkali menggunakan ungkapan ajakan di tengah kuliah, misalnya saat hendak memberikan tugas kepada mahasiswa misalnya “kiite mimashou”, “bunseki shimashou” atau “mari kita analisa”, “mari kita lakukan”

dan lain sebagainya.

(4)

4

Selain pengajar bahasa Jepang, salah satu profesi yang sangat mengandalkan bahasa Jepang adalah seorang pramuwisata atau pemandu wisata berbahasa Jepang. Mereka bertugas untuk memperkenalkan budaya, keanekaragaman alam, maupun budaya dari daerah yang ia perkenalkan, dan untuk itu mereka harus lah mahir menggunakan bahasa Jepang. Masing-masing bahasa pastilah memiliki keunikan dan ciri khas yang berbeda-beda, begitu pun dengan bahasa Jepang. Dengan adanya perbedaan budaya berbicara antara Jepang dan Indonesia, maka lebih sulit untuk mengungkapkan maksud atau pun keinginan. Contohnya saat akan mengajak atau memandu wisatawan untuk pergi ke suatu tempat atau mengajak melakukan sesuatu. Kasmawati (2017: 47) mengatakan dengan mengetahui unsur budaya yang terdapat dalam bentuk ajakan dalam bahasa Jepang ini, pramuwisata berpotensi menghindari ketidaktepatan penggunaan secara etika akibat adanya perbedaan status antara pramuwisata dan wisatawan.

行くぞ!これがロベルト直伝。

Iku zo! Kore ga Roberuto chokuden.

(Ayo kita maju! Ini adalah pelatihan dari Roberto.)

Contoh kalimat tersebut, dapat kita ketahui bahwa penutur mengajak lawan tutur untuk bersama-sama berjuang untuk mengikuti suatu pelatihan.

Ungkapan yang digunakan dalam contoh di atas dapat digunakan kepada teman yang telah akrab ataupun teman sebaya, tapi kurang sopan apabila digunakan kepada orang yang baru dikenal. Jika lawan bicaranya adalah orang yang belum

(5)

5

dekat atau baru dikenal lebih baik menggunakan ちょっと軽 くお食事でもい かがですか chotto karuku oshokuji demo ikagadesuka. Kalimat ajakan tersebut bermakna bagaimana jika kita pergi makan (makanan ringan). Pergi makan disitu bukan bermakna makan makanan berat seperti nasi goreng, ramen dan lain sebagainya, melainkan ajakan untuk makan makanan ringan (snack) seperti kentang goreng atau pun sejenisnya.

Chandrawisesa et al. (2019: 97) menyebutkan bahwa diperlukan strategi dalam membuat tuturan ajakan sehingga penutur tidak akan mengganggu wajah lawan bicaranya. Maka, bisa dikatakan bahwa dalam melakukan tindakan mengajak tersebut penutur harus menggunakan pemilihan bahasa dan intonasi yang tepat agar tidak membuat lawan bicara tersinggung.

Ungkapan ajakan atau kanyuu hyougen perlu untuk diteliti karena sebagai pembelajar bahasa Jepang kita wajib untuk mempelajari dan memahami hyougen, khususnya ungkapan ajakan, ungkapan ini merupakan ungkapan yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti saat mengajak teman pergi makan atau bermain bersama. Selain itu, dalam bahasa Jepang pun ada ragam sopan, dan dalam mengajak seseorang dalam bahasa Jepang pun ada tingkatannya, maka dari itu ungkapan ajakan ini perlu dipelajari agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam komunikasi. Mempelajari ungkapan ajakan juga dapat membantu kita dalam menambah pengetahuan dalam berbahasa Jepang yang baik dan benar.

(6)

6

Ketika menjalani pembelajaran di kelas terutama saat pembelajaran kaiwa, sering kali kita ditugaskan untuk melakukan permainan peran atau role play dan ketika menjalankannya terkadang kita bingung menggunakan pemilihan bahasa yang digunakan, terutama saat mengajak atau mengundang seseorang untuk melakukan sesuatu bersama kita. Apakah bahasa yang kita gunakan sudah tepat atau belum apabila digunakan kepada orang yang lebih tua, orang yang baru dikenal atau orang yang tidak dekat hubungannya dengan kita. Dalam konteks tersebut, pastilah kita tidak mau apabila kita dinilai sebagai orang yang kurang sopan, dan juga apakah sudah tepat digunakan dalam situasi kesopanan.

Peneliti telah melakukan penelitian pendahuluan kepada 20 orang mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang mengenai tingkat pemahaman mahasiswa terhadap ungkapan ajakan ini, 85% dari mereka juga mereka beranggapan bahwa mereka belum sepenuhnya paham mengenai penggunaan ungkapan ajakan.

Penelitian ini bermaksud membahas mengenai ungkapan ajakan atau kanyuu hyougen yang muncul pada drama serial yang ditayangkan oleh salah satu stasiun penyiaran Jepang, yakni MBS pada tahun 2020 yang berjudul 社内マリ ッジハニー (shanai marriage honey). Alasan dipilihnya drama ini dikarenakan drama dapat menjadi salah satu media pembelajaran audio visual dalam mempelajari bahasa Jepang, khususnya dapat membantu pembelajar bahasa Jepang dalam meningkatkan pemahaman mengenai ungkapan (hyougen) karena

(7)

7

pada drama Shanai Marriage Honey tersebut berlatar di kehidupan perkantoran yang menggunakan bahasa kesopanan. Maka dari itu, pembelajar dapat memperoleh pengetahuan mengenai situasi penggunaan ungkapan ajakan yang digunakan dalam situasi kesopanan. Selain itu, dapat pula menambah bank kosakata dan menambah pemahaman mengenai penggunaan pelafalan (hatsuon) sehingga dapat diterapkan saat berkomunikasi serta pelafalannya menjadi lebih mirip dengan penutur asli Jepang. Genre dari drama Shanai Marriage Honey ini adalah komedi-romantis dengan jalan cerita yang tidak terduga dapat membuat pembelajar bahasa Jepang menjadi lebih fokus dan tidak mudah merasa jenuh.

Dilansir dari laman mydramalist.com drama Shanai Marriage Honey memperoleh ratting sebesar 7,9 yang berarti cukup tinggi peminatnya. Drama tersebut juga berlatar di perkantoran, sehingga dapat membantu pembelajar bahasa Jepang dalam memahami dan mengetahui seperti apa ungkapan ajakan yang sebaiknya digunakan agar ujaran yang kita sampaikan menjadi lebih sopan terutama bagi pembelajar yang ingin terjun kedalam dunia pendidikan bahasa Jepang, maupun dunia perkantoran baik di Indonesia ataupun di Jepang.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin meneliti mengenai ungkapan ajakan atau kanyuu hyougen yang muncul dalam drama Shanai Mariiage Honey pada situasi kesopanan.

B. Rumusan Masalah

(8)

8

1. Jenis ungkapan ajakan apa saja kah yang terdapat dalam drama Shanai Marriage Honey pada situasi kesopanan (politeness)?

2. Bagaimana kategori ungkapan ajakan dalam drama Shanai Marriage Honey dalam situasi kesopanan (politeness)?

C. Batasan Masalah

Penulis hanya membatasi permasalahan pada ungkapan ajakan atau kanyuu hyougen yang digunakan dalam drama Shanai Marriage Honey pada situasi kesopanan saja.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui jenis ungkapan ajakan yang terdapat dalam drama Shanai Marriage Honey dalam situasi kesopanan (politeness).

2. Untuk mengetahui apa saja kategori ungkapan ajakan dalam drama Shanai Marriage Honey dalam situasi kesopanan (politeness).

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan para pembelajar bahasa Jepang, khususnya mengenai ungkapan ajakan. Sehingga

(9)

9

pembelajar bahasa Jepang dapat menjadikan penelitian ini sebagai referensi untuk mempelajari budaya berbicara dalam bahasa Jepang.

2. Manfaat Praktis

a. Untuk Penulis, dapat mengetahui dan memahami ungkapan ajakan dengan baik serta dapat lebih bersemangat untuk menambah pengetahuan mengenai hyougen, khususnya kanyuu hyougen.

b. Bagi pendidik, diharapkan dapat digunakan referensi dan sumber informasi tentang persamaan ataupun perbedaan budaya ungkapan di indonesia dan Jepang.

c. Bagi Pembelajar bahasa Jepang, diharapkan dapat mengetahui atau bahkan memahami ungkapan ajakan dengan baik serta dapat menerapkannya.

d. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapar menggunakan penelitian ini salah satu referensi mengenai penelitian serupa.

F. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan, berisi pembahasan mengenai latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka, berisi pembahasan mengenai pragmatik beserta objek kajiannya, teori kesopanan, pengertian hyougen, jenis-jenis hyougen, definisi kanyuu hyougen, jenis-jenis kanyuu hyougen, dan drama Shanai Marriage Honey, serta penelitian terdahulu.

(10)

10

Bab III Metode Penelitian, pada Bab III membahas mengenai metode penelitian, subjek, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis.

Bab IV Analisis Data, berisi pembahasan mengenai analisis dan hasil penelitian berupa jenis dan kategori kanyuu hyougen yang muncul dalam drama Shanai Marriage Honey.

Bab V Penutup, berisi simpulan dan saran pada penelitian ini.

Referensi

Dokumen terkait

Guru menutup proses pembelajaran dengan cara tanya jawab untuk menyimpulkan dan memberikan tugas mandiri atau kelompok serta memberi penekanan pada materi gelombang serta

Irawati, Siska.(2011).Kekuatan Sambungan Kayu Geser Ganda dengan Baut Tunggal Berpelat Baja Pada Empat Jenis Kayu Tropis(Skripsi).Bogor.. Institut

Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada peserta didik, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan peserta didik yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya,

Menganalisa pengaruh variasi radius nose , depth of cut , putaran spindel pada kondisi permukaan benda kerja hasil proses permesinan bubut pada kaca.. Menganalisa pengaruh

[r]

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Cipocok Jaya 1 menggunakan dua kelas, yaitu kelas VA digunakan untuk kelas kontrol dan VC digunakan untuk kelas eksperimen dimana

[r]

Beton banyak digunakan sebagai struktur dalam konstruksi yang dapat dimanfaatkan untuk banyak hal.Beton didefinisikan sebagai campuran antara semen portland atau semen hidraulik