• Tidak ada hasil yang ditemukan

REDUKSI VOLUME SAMPAH MELALUI PENGOLAHAN SAMPAH DI TPS KABUPATEN PASURUAN SEBELUM MASUK KE TPA KENEP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "REDUKSI VOLUME SAMPAH MELALUI PENGOLAHAN SAMPAH DI TPS KABUPATEN PASURUAN SEBELUM MASUK KE TPA KENEP"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PASURUAN SEBELUM MASUK KE TPA KENEP

Fatma Safura, Christia Meidiana, Septiana Hariyani

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Indonesia - Telp (0341)567886

Email: fatmasafura@gmail.com

ABSTRAK

Peningkatan jumlah penduduk di Kabupaten Pasuruan berpengaruh terhadap total produksi sampah, di Kabupaten Pasuruan apalagi hanya terdapat satu Tempat Pembuangan Akhir yaitu TPA Kenep dengan luas 3 ha dengan sistem Controlled Landfill. Timbunan sampah yang dihasilkan TPA Kenep pada tahun 2017 yaitu 150 ton/ hari tidak sebanding dengan ketersediaan lahan. Terdapat kegiatan pemilahan sampah di TPA Kenep oleh pemulung dengan reduksi sampah hanya 14%. Kabupaten Pasuruan Terdapat 35 TPS yang memiliki fungsi untuk pengolahan. Reduksi sampah eksisting dari TPS tipe II dan III sebesar 9819,48 kg/hari sehingga hanya 13,13% sampah yang tereduksi, belum sesuai target reduksi sampah berdasarkan Peraturan Presiden Jaktranas Tahun 2017 yaitu sebesar 30%. Penelitian ini membahas tentang reduksi volume sampah TPA kenep melalui optimasi TPS di Kabupaten Pasuruan. Dimana penanganan sampah sebelum masuk ke TPA harus lebih diperhatikan, oleh karena itu pada penelitian ini lebih difokuskan terkait penanganan sampah sebelum masuk ke TPA, yaitu dengan cara pengurangan volume sampah melalui TPS tipe II dan TPS tipe III sesuai dengan SNI 3242-2008 tentang Tata Cara Pengelolaan Sampah Di Permukiman. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah mass balance analysis. Berdasarkan hasil analisis mass balance potensi reduksi sampah Kabupaten Pasuruan dapat meningkat menjadi 54,13% sebelum masuk ke TPA.

Kata kunci: TPA-Kenep, Reduksi-Sampah, Potensi-Reduksi-Sampah ABSTRACT

The increase of population in Kabupaten Pasuruan greatly influences total waste production. In Kabupaten Pasuruan there is only one landfill namely Kenep Landfill with an area of 3 ha with a Controlled Landfill system.

Waste dumps produced by the Kenep Landfill in 2017 are 150 tons/day, not comparable with the availability of land. There is a waste sorting activity in Kenep Landfill by waste collectors with only 14% waste reduction. There is 35 Temporary Landfill in Kabupaten Pasuruan which has functions for processing. Exist waste reduction from Temporary Landfill type II and III amounted to 9819.48 kg/day so that only 13,13% of the waste was reduced, it was not in accordance with the target of waste reduction based on Jaktranas Presidential Regulation 2017 which is 30%. This study discusses the waste volume reduction of Kenep Landfill through Temporary Landfill optimization in Kabupaten Pasuruan. Where trash handling before entering the landfill must be considered, therefore this study focused more on handling waste before entering the landfill, by reducing the volume of waste through Temporary Landfill type II and type III in accordance with SNI 3242-2008 on Procedures for Waste Management in Settlements. The analysis used in this study is mass balance analysis. Based on the results of the mass balance analysis the potential for reducing waste in Kabupaten Pasuruan can increase to 54,13% before entering the landfill.

Keywords: Kenep-landfill, Waste-Reduction, Waste-Reduction-Potential

PENDAHULUAN

Sampah merupakan salah satu permasalahan serius yang tidak kunjung terselesaikan di negara maju atau negara yang sedang berkembang salah satunya Indonesia, dimana menurut data statistika Indonesia tahun 2017 bahwa jumlah penduduk Indonesia mencapai 258,705 juta jiwa dan akan meningkat setiap tahunnya, maka dari itu salah satu faktor

meningkatnya jumlah timbulan sampah adalah laju pertumbuhan penduduk di Indonesia (Himmah, 2014).

Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup Tahun 2018 menyebutkan bahwa jumlah timbulan sampah secara nasional sebesar 175,00 ton/hari. Apabila volume sampah semakin meningkat maka perlu adanya penanganan yang dilakukan untuk meminimalisir dampak negatif dari sampah (Widyarsana, 2015).

(2)

Masalah sampah berkaitan erat dengan pola hidup serta budaya masyarakat itu sendiri.

Pengelolaan persampahan dapat melibatkan penggunaan dan pemanfaatan berbagai sarana dan prasarana persampahan mulai dari pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pengolahan hingga pembuangan akhir (Sahil, et.al., 2016). Belum terdapat perencanaan pengolahan sampah mengakibatkan kurang maksimalnya sistem pengolahan sampah, selain itu belum adanya tempat pengolahan sampah mejadi permasalahan mendasar (Sari, 2016).

Menurut Undang-undang Nomor 18 tahun 2008 bahwa pengelolaan sampah menurut undang-undang ini dilakukan melalui penangan dan pengurangan sampah, dan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 Tahun 2006 tentang kebijakan dan strategi nasional pengembangan sistem pengelolaan persampahan bahwa pengurangan sampah dilakukan semaksimal mungkin dari sumbernya.

Mengelola sampah pada dasarnya membutuhkan peran aktif masyarakat terutama dalam mengurangi jumlah timbulan sampah, memilah jenis sampah agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat dan merupakan sampah merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah, salah satunya dengan melakukan reduksi sampah (Aryenti, 2013). Berbagai komponen sampah menyimpan potensi untuk dapat dimanfaatkan kembali atau diolah untuk menghasilkan manfaat bagi masyarakat maupun lingkungan (Windarawaswara et al., 2017).

Kabupaten Pasuruan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang setiap tahunnya terus meningkat. Jumlah penduduk Kabupaten Pasuruan mencapai 1,6 juta jiwa pada tahun 2017 dan memiliki luas wilayah 147,401 ha (Badan Pusat Statistika Kabupaten Pasuruan, 2017). Sesuai dengan Permen PU No. 21 Tahun 2006 tentang KNSP-SP, Kabupaten Pasuruan termasuk kota besar dengan jumlah penduduk >1.000.000 jiwa harus menerapkan sistem sanitary landfill. Sistem operasional TPA Kenep yang sedang diterapkan adalah controlled landfill atau semi sanitary landfill dimana sampah yang datang setiap hari diratakan dan dipadatkan dengan alat berat.

(Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pasuruan, 2017)

Peningkatan jumlah penduduk sangat berpengaruh terhadap total produksi sampah di Kabupaten Pasuruan, maka lahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) nantinya akan tidak mampu untuk menampung sampah kembali (Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pasuruan, 2017). Timbunan sampah yang dihasilkan TPA Kenep pada tahun 2017 yaitu 150 ton/ hari, TPA Kenep juga terdapat pemilahan sampah oleh pemulung dan petugas TPA Kenep yang mampu mereduksi 14% dari total timbunan sampah, sedangkan residu sampah setelah direduksi tidak sebanding dengan ketersediaan lahan yang mengakibatkan TPA Kenep seringkali overload (Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pasuruan, 2017). Sehingga perlu dilakukan penangan sampah sebelum masuk ke TPA (Supriyo, et.al., 2016).

Paradigma pengelolaan sampah di wilayah perencanaan masih bertumpu pada kumpul- angkut-buang, dimana sudah saatnya diganti dengan paradigma baru pengelolaan sampah yaitu kumpul-olah-angkut-olah-buang yang memandang sampah sebagai sumber daya yang mempunyai nilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan, misalnya untuk kompos, pupuk dan lainnya (Sitanggang et.al., 2017).

Kegiatan pengolahan sampah berdasarkan SNI 3234-2008 yaitu berupa kegiatan pemilahan, pengomposan dan daur ulang. Hingga tahun 2017 terdapat kegiatan pengolahan sampah sebelum masuk ke TPA yaitu melalui TPS. Namun tidak semua TPS dapat difungsikan untuk pengolahan, tergantung tipe TPS sesuai dengan SNI 3242-2008 tentang Tata Cara Pengelolaan Sampah di Permukiman. Hanya terdapat lima TPS tipe 3 yaitu TPS Bangil, TPS Korejo, TPS Ngerong, TPS Martapura, dan TPS Karangsono, yang terdapat kegiatan pengolahan sampah organik dengan cara composting. Sedangkan TPS lainnya kegiatan pengolahan sampah masih dengan pemilahan sampah anorganik yang dipilah sesuai jenis dan yang memiliki nilai ekonomi. Sampah yang dapat dipilah seperti botol, botol kaca, plastik, kardus, kertas ataupun sampah dedaunan yang dapat menjadi kompos (Zubair, 2012). Sedangkan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pasuruan belum mempunyai target reduksi sampah, oleh karena itu pada penelitian ini menggunakan asumsi target reduksi sampah berdasarkan Peraturan Presiden Jaktranas Tahun 2017 yaitu sebesar 30%.

(3)

Terdapat 35 TPS di Kabupaten yang memiliki fungsi untuk pengolahan. Diharapkan dengan adanya sistem pengolahan tersebut maka volume sampah di TPA Kenep dapat berkurang, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian terkait “Reduksi Volume Sampah TPA Kenep Melalui Optimasi TPS Di Kabupaten Pasuruan”. Guna untuk menghitung berapa hasil reduksi sampah yang dapat mengurangi jumlah sampah yang masuk ke TPA Kenep, sehingga kondisi TPA Kenep dapat digunakan dengan jangka waktu yang lebih lama.

Ruang Lingkup

Wilayah studi yang diambil adalah TPA Kenep yang terletak di Desa Kenep Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan. TPA Kenep melayani beberapa kecamatan yang berada di Kabupaten pasuruan meliputi Kecamatan Bangil, Kecamatan Beji, Kecamatan Gempol, Kecamatan Gondangwetan, Kecamatan Kejayan, Kecamatan Kraton, Kecamatan Rejoso, Kecamatan Lekok, Kecamatan Pandaan, Kecamatan Prigen, Kecamatan Purwodadi, Kecamatan Purwosari, Kecamatan Sukorejo dan Kecamatan Wonorejo.

METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data-data yang yang terkait dengan objek penelitian dengan metode survey primer dan survei sekunder.

1. Survei Primer

Survei primer yang digunakan yaitu terkait dengan data kondisi eksisting TPA dan TPS di Kabupaten Pasuruan, data pemilahan sampah oleh pemulung dan petugas kebersihan, serta aktivitas terkait dengan sistem pengelolaan TPA dan TPS di Kabupaten Pasuruan.

2. Survei Sekunder

Survei sekunder yang dilakukan dengan melakukan pengumpulan dokumen karakteristik TPA dan TPS, dokumen persampahan Kabupaten Pasuruan dan RTRW Kabupaten Pasuruan .

Teknik dan Pengambilan Sampel

Teknik sampling merupakan pengambilan sampel untuk menentukan sampah yang akan digunakan dalam penelitian (Sugiyono, 2011).

Penentuan TPS

Penelitian ini menggunakan Teknik purporsive sampling yang merupakan teknik penentuan sampel menggunakan pertimbangan tertentu dengan tujuan dan sasaran responden yang ingin dicapai (Sugiyono, 2011).

Kabupaten Pasuruan terdapat 65 TPS yang tersebar di 24 kecamatan. Tetapi dalam penelitian ini tidak semua TPS yang akan diteliti, hanya TPS yang memenuhi kriteria yang sudah ditentukan yang terdapat pada Tabel 1, Oleh karena itu penentuan TPS di Kabupaten Pasuruan menggunakan Teknik purporsive sampling.

Kriteria TPS yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 1. Kriteria TPS

No. Klasifikasi TPS Sumber

1. TPS Tipe 2

- Ruang Pemilahan (10 m2) - Pengomposan sampah organik

(200 m2) - Gudang (50 m2)

- Tempat pemindahan sampah yang dilengkapi dengan landasan kontainer (60 m2)

- Luas lahan ± 60- 200 m2

SNI 03- 3242-2008 (Tata Cara Pengelolaa n Sampah di Permukima n) 2. TPS Tipe 3

- Ruang Pemilahan (30 m2) - Pengomposan sampah organik

(800 m2) - Gudang (100 m2)

- Tempat pemindahan sampah yang dilengkapi dengan landasan kontainer (60 m2)

- Luas lahan ≥200 m2

Berdasarkan kriteria tersebut pada Tabel 1, TPS yang sesuai dengan kriteria terdapat 35 TPS dengan tipe 2 dan tipe 3. Dimana TPS tersebut yang berdasarkan SNI 03-3242-2008 tentang Tata Cara Pengelolaan Sampah di Permukiman mempunyai karakteristik untuk kegiatan pemilahan, pengomposan sampah organik. Karakteristik TPS tersebut digunakan untuk menunjangkan kegiatan pengurangan sampah melalui TPS untuk meminimalkan volume sampah yang masuk ke TPA.

Metode Analisis Analisis Mass Balace

Perhitungan potensi reduksi sampah dengan mass balance analysis dilakukan dengan mengetahui jumlah timbulan sampah, komposisi sampah dan nilai recovery factor. Perhitungan nilai potensi reduksi sampah dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

(4)

Tabel 2.Tahapan Analisis Mass Balance

Jenis sampah

Berat sampah

(kg) Rf (%) Berat reduksi

(kg)

Berat residu (kg) Kertas

Besaran berat sampah

Besaran Rf (didapatkan melalui pengukuran jumlah berat sampah yang dipilah yang di jadikan komposkan masing- masing TPS )

Berat reduksi sampah dihitung dengan melakuk an perkalia n antara berat sampah dengan Rf (%) kemudia n dibagi dengan 100%

Berat sampah (kg) – berat

R (kg) Plastik

Kain Kayu Karet Kaca Logam

Lain- lain

Total ∑ berat

sampah ∑ berat R ∑ berat residu

Keterangan: Rf = Recovery Factor

∑ = Total jumlah

Pada analisis mass balance, perhitungan nilai recovery factor dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Kristanto, dkk, 2015).

RF = !"#$% '$()$* +$,- ./)01$*

!"#$% '$()$* x 100%...(1) Sedangkan perhitungan berat reduksi sampah yang dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sari, 2011).

Berat reduksi = !"#$% '$()$* (3-)5 67(%)

9::% ...(2) Setelah diketahui nilai recovery factor dan berat reduksi sampah, kemudian dapat dihitung keseimbangan massa (mass balance) aliran sampah dengan menggunakan persamaan berikut.

∑ sampah masuk = ∑ berat reduksi + ∑ berat residu………(3)

Input, proses dan output yang digunakan dalam analisis mass balance dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 3. Input, Proses, Output Analisis Mass Balance

Input Proses Output

Timbulan sampah

Komposisi sampah

Recovery factor

Mengetahui jumlah timbulan sampah pada masing-masing TPS dan TPST yang diperoleh dari DKP Kabupaten Pasuruan

Mengetahui komposisi sampah yang diperoleh dari data persentase komposisi sampah oleh DKP Kabupaten Pasuruan

Mengetahui nilai recovery factor dengan

Potensi reduksi sampah pada masing- masing TPS Kabupaten Pasuruan

Input Proses Output

ara mengukur jumlah (berat) sampah yang diambil oleh pemulung dan petugas kebersihan serta mengukur jumlah (berat) sampah yang dikomposkan di TPS dan TPST yang terdapat kegiatan pengomposan

Menghitung keseimbangan massa dengan melakukan perhitungan antara sampah yang masuk ke TPS dan TPST, sampah yang tereduksi, sampah yang terangkut san sisa sampah yang tidak terangkut.

Potensi Reduksi Sampah

Potensi reduksi sampah digunakan untuk menghitung berapa potensi sampah organik yang dapat diolah kembali melalui kegiatan pengomposan oleh pertugas TPS tipe 2 dan tipe 3, dengan penambahan sarana pengomposan dimasing-masing TPS Kabupaten Pasuruan dengan mempertimbangkan ketersediaan lahan disetiap TPS. Langkah-langkah Perhitungan potensi reduksi sampah sebagai berikut:

1. Mengetahui ketersediaan lahan disetiap TPS 2. Pembagian penambahan sarana disetiap TPS

juga menggunakan perbandingan luas dari TPS Martapura yaitu bagunan untuk pengomposan 60 m2, pengayaan 10 m2, kantor 20 m2 dan gudang 20 m2 sehingga perbandingan yang digunakan untuk asumsi luasan penambahan sarana di tiap-tiap TPS yaitu 6:1:2:2.

3. Berdasarkan asumsi dari TPS Martapura dengan luas lahan 60 m2 mampu mereduksi 1153,33 m3/hari. Luas lahan per m2 yaitu 19,22 m2 yang sebagai acuan untuk perhitungan potensi reduksi sampah organik setiap TPS.

Potensi Reduksi sampah =

19,22 𝑥 𝑠𝑖𝑠𝑎 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛………..……..(4) Asumsi Dasar Penelitian

1. Nilai recovery factor sampah anorganik diperoleh dari kegiatan pemulung dan petugas kebersihan. Sedangkan untuk recovery factor organik untuk TPS Tipe 2 diperoleh dari pengurangan sampah yang sudah dipilah (anorganik) dengan target 30% sehingga hasilnya yaitu prosentase sampah organik yang dapat digunakan untuk kompos, dimana 30% berdasarkan asumsi target dari Peraturan Presiden Jaktranas Tahun 2017.

(5)

2. TPS Martapura seabagai acuan untuk perhitungan komposting. Berdasarkan asumsi dari TPS Martapuro dengan luas lahan 60 m2 mampu mereduksi 1153,33 m3/hari.

3. Pembagian penambahan sarana disetiap TPS juga menggunakan perbandingan luas dari TPS Martapura yaitu bagunan untuk pengomposan 60 m2, pengayaan 10 m2, kantor 20 m2 dan gudang 20 m2 sehingga perbandingan yang digunakan untuk asumsi luasan penambahan sarana di tiap-tiap TPS yaitu 6:1:2:2.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Administratif Kabupaten Pasuruan Wilayah yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu Kabupaten Pasuruan yang merupakan salah satu bagian dari Provinsi Jawa Timur. Secara geografis wilayah Kabupaten Pasuruan terletak pada koordinat 112,300- 113,300 Bujur Timur dan 70,300- 80,300 Lintang Selatan, wilayah tersebut merupakan dataran rendah hingga dataran tinggi dengan ketinggian mulai 0 mdpl hingga lebih dari 1000 mdpl dengan kondisi permukaan tanah yang agak miring ke Timur dan Utara antara 0-3%.

Kabupaten Pasuruan memiliki luas yaitu 1.474.02 km2 yang terdiri dari 24 kecamatan, yang tebagi menjadi 365 desa atau kelurahan

Kecamatan yang terdapat diKabupaten Pasuruan tetapi tidak semua terlayani oleh TPA Kenep, dimana hanya 11 Kecamatan yang terlayani oleh TPA Kenep yaitu Kecamatan Bangil, Kecamatan Pandaan, Kecamatan Gempol, Kecamatan Beji, Kecamatan Rejoso, Kecamatan Prigen, Kecamatan Sukoharjo, Kecamatan Kejayan, Kecamatan Purwosari, Kecamatan Lekok, dan Kecamatan Gondang Wetan.

Gambar 1. Kecamatan yang dilayani oleh TPA Kenep

Kondisi Persampahan di Kabupaten Pasuruan Pengelolaan sampah di Kabupaten Pasuruan dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pasuruan. Sampah yang terdapat di Kabupaten Pasuruan berasal dari permukiman, pasar, jalan, pusat perniagaan, perkantoran, industri, sekolah, pertokoan, hotel, restoran, dan fasilitas umum lainnya. Sampah-sampah yang berasal dari sumber dikumpulkan di TPS terlebih dahulu oleh petugas dengan menggunakan gerobak, kemudian di angkut ke TPA Kenep oleh petugas Kebersihan Kabupaten Pasuruan. TPS yang dilayani oleh TPA Kenep terdiri dari 35 unit TPS yang terdapat dua tipe yaitu 21 TPS tipe 2 dan 14 TPS tipe 3. TPS tipe 2 terdiri dari TPS Gang dahlia, TPS Candi Wates, TPS Pecalukan, TPS Terminal Pandaan, TPS Karang Kepuh, TPS Kalitengah, TPS Sangar Rejo, TPS Perum Asabri, TPS Sukorejo, TPS Perum Suwayuwo, TPS Punden, TPS Kejapanan, TPS Perum Gempol Asri, TPS Pabean, TPS Cangkring Malang Lor, TPS Perum Gondanglegi, TPS Jodokan, TPS Kauman, TPS Kalianyar, TPS Latek, TPS Raci. Dan TPS tipe 3 yaitu TPS Segok/Gempeng, TPS Bangil, TPS Kalirejo, TPS Pandaan, TPS Korejo, TPS Ngerong, TPS Kejapanan, TPS Ngembe, TPS Cangkring Malang, TPS Martopuro, TPS Branang, TPS Karangsentul, TPS Glagahsari, TPS Karangsono.

Gambar 2. Kondisi TPS Tipe 2 di Kabupaten Pasuruan

Gambar 3. Kondisi TPS Tipe 3 di Kabupaten Pasuruan

Volume Sampah di TPS Kabupaten Pasuruan Volume sampah di Kabupaten Pasuruan menurut jenisnya dilakukan perhitungan dengan cara mengalikan volume timbunan sampah di TPS eksisting dengan satuan komposisi sampah.

(6)

komposisi sampah menggunakan data penelitian dari Dinas Lingkungan Hidup Kabuoaten pasuruan 2017. Sampah Organik 37,10 %, Sampah Kertas 21,20 %, Sampah Logam 0,30 %, Sampah Plastik, 36,00 %, Sampah Kain dan tekstil 0,70 %, Sampah Karet dan kulit, 1,42 %, Sampah Kaca 2,84 %, Dan lain-lain 0,44 %.

Timbunan Persampahan di Kabupaten Pasuruan

Timbunan sampah di Kabupaten Pasuruan yang masuk ke TPS maupun Ke TPA terdiri dari jenis sampah organik, kertas, plastik, logam, kaca, kain dan tekstil, karet, kaca dan sampah yang lain-lain.

Tabel 4. Berat Timbunan SampahTPS Tipe 2 dan 3 di Kabupaten Pasuruan

No Nama TPS Berat Sampah

(kg/hari)

1 TPS Gang Dahlia 2634.43

2 TPS Candi wates 2071.58

3 TPS Pecalukan 3836.43

4 TPS Terminal Pandaan 2803.05

5 TPS Karang kepuh 4017.09

6 TPS Dsn Kalitengah 2110.92

7 TPS Sangar Rejo 1719.89

8 TPS Perum Asabri 1077.54

9 TPS Sukorejo 2522.83

10 TPS Perum Suwayuwo 1532.00

11 TPS Punden 871.99

12 TPS Kejapanan 2270.70

13 TPS Perum Gempol Asri 1474.19

14 TPS Pabean 1788.94

15 TPS Cangkring malang Lor 1927.05 16 TPS Perum Gondanglegi 1559.30

17 TPS Jodokan 1880.48

18 TPS Kauman 2492.31

19 TPS Lapangan Kalirejo 1398.72

20 TPS Latek 996.85

21 TPS Kel Raci 2386.73

22 TPS Segok/Gempeng 1525.58

23 TPS Kec. Bangil 2569.40

24 TPS Kalirejo 1976.83

25 TPS Pandaan 1819.45

26 TPSKorejo 2537.28

27 TPS Ngerong 2763.70

28 TPS Kejapanan 1525.58

29 TPS Ngembe 1694.20

30 TPS Cangkring malang 2135.82

31 TPS Martopuro 3441.39

32 TPS Branang 3004.58

33 TPS Karangsentul 2489.11

34 TPS Glagahsari 1559.29

35 TPS Karangsono 2362.23

Reduksi Sampah di TPS dengan Menggunakan Analisis Mass Balance

Analisis Mass Balance digunakan untuk mengetahui reduksi dan potensi reduksi sampah yang dilakukan di TPS Kabupaten Pasuruan.

Berikut perhitungan analisis mass balance di TPS Kabupaten Pasuruan.

Nilai Recovery Factor TPS

Reduksi sampah eksisting yang dilakukan oleh TPS di Kabupaten Pasuruan adalah TPS dengan tipe 2 dan tipe 3 dengan kegiatan pemilahan dan pengolahan sampah. jumlah reduksi sampah oleh 35 TPS di Kabupaten Pasuruan melalui kegiatan pemilahan sampah anorganik dan pengolahan sampah organik berupa komposting di lima TPS tipe 3 yaitu TPS Bangil, TPS Korejo, TPS Ngerong, TPS Martopuro dan TPS Karangsono, yang mampu mereduksi 9819,48 kg/hari atau 13% dari total timbunan sampah di Kabupaten Pasuruan. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan reduksi sampah di TPS Kabupaten Pasuruan khususnya untuk jenis sampah organik dengan cara composting.

Potensi Reduksi Sampah di TPS

Kegiatan pengolahan sampah organik di TPS Kabupaten Pasuruan belum merata, hanya terdapat lima TPS yang sudah melakukan kegiatan komposting. Sehingga dibutuhkan penambahan sarana pengomposan dimasing- masing TPS Kabupaten Pasuruan dengan mempertimbangkan ketersediaan lahan disetiap TPS. Dengan asumsi dari TPS Martapuro dengan luas lahan 60 m2 mampu mereduksi 1153,33 m3/hari. Berikut merupakan Penjelasan tabel terkait ketersediaan lahan pada 35 TPS di Kabupaten Pasuruan.

Tabel 5. Ketersediaan Lahan TPS Kabupaten Pasuruan

No. Nama TPS Sisa Lahan Lahan (m2)

1 TPS Gang Dahlia 55

2 TPS Candi wates 60

3 TPS Pecalukan 70

4 TPS Terminal Pandaan 60

5 TPS Karang kepuh 70

6 TPS Dsn Kalitengah 60

7 TPS Sangar Rejo 45

8 TPS Perum Asabri 40

9 TPS Sukorejo 55

10 TPS Perum Suwayuwo 50

11 TPS Punden 40

12 TPS Wonosari Kejapanan 60

13 TPS Perum Gempol Asri 40

14 TPS Pabean 50

15 TPS Cangkring malang Lor 70

16 TPS Perum Gondanglegi 50

17 TPS Jodokan 60

18 TPS Kauman 50

19 TPS Kalianyar 40

20 TPS Latek 45

21 TPS Kel Raci 50

22 TPS Segok/Gempeng 80

23 TPS Kec. Bangil -

24 TPS Kalirejo 80

25 TPS Pandaan 85

26 TPS Korejo -

27 TPS Ngerong -

(7)

No. Nama TPS Sisa Lahan Lahan (m2)

28 TPS Kejapanan 80

29 TPS Ngembe 90

30 TPS Cangkring malang 90

31 TPS Martopuro -

32 TPS Branang 90

33 TPS Karangsentul 90

34 TPS Glagahsari 90

35 TPS Karangsono -

TPS di Kabupaten Pasuruan yang dianalisis untuk penambahan sarana pengomposan terdapat 30 TPS yang masih memiliki sisa lahan untuk digunakan pengomposan. TPS tersebut diantara lain adalah TPS Gang dahlia, TPS Candi Wates, TPS Pecalukan, TPS Terminal Pandaan, TPS Karang Kepuh, TPS Kalitengah, TPS Sangar Rejo, TPS Perum Asabri, TPS Sukorejo, TPS Perum Suwayuwo, TPS Punden, TPS Wonosari Kejapanan, TPS Perum Gempol Asri, TPS Pabean, TPS Cangkring Malang Lor, TPS Perum Gondanglegi, TPS Jodokan, TPS Kauman, TPS Kalirejo, TPS Latek, TPS Raci, TPS Segok, TPS Kalirejo, TPS Pandaan, TPS Kejapanan, TPS Ngembe, TPS Cangkring Malang, TPS Branang, TPS Karangsentul, TPS Glagahsari. TPS-TPS tersebut merupakan TPS Tipe II dan Tipe III, dimana berdasarkan SNI3242-2008 30 TPS tersebut harus dilengkapi dengan sarana pengomposan organik. Pembagian penambahan sarana disetiap TPS berdasarkan perbandingan luas di TPS Martapura yaitu bagunan untuk pengomposan, pengayaan, kantor dan gudang dengan perbandingan 6:1:2:2.

Tabel 6. Potensi Reduksi Sampah di TPS Tipe II Kabupaten Pasuruan

Jenis Sampah Berat sampah

(kg/hr)

Berat Reduksi TPS

(kg/hr)

Berat Residu (kg/hr)

Oganik 28892.65 12915.84 155976.81

Kertas 5136.71 1111.14 4025.57

Plastik 6386.22 1328.14 5058.08

Logam 259.59 70.22 189.37

Kain dan tekstil 129.70 0.00 129.70

Karet 497.63 0.00 497.63

Kaca 1499.06 414.63 1084.43

dan lain-lain 571.46 0.00 571.46

Total 43373.02 15839.98 27533.04

Presentase 37% 63%

Tabel 7. Potensi Reduksi Sampah di TPS Tipe III Kabupaten Pasuruan

Jenis Sampah Berat sampah

(kg/hr)

Berat Reduksi TPS

(kg/hr)

Berat Residu (kg/hr)

Oganik 20919.86 12599.38 8320.48

Kertas 3719.26 954.52 2764.75

Plastik 4623.98 1024.53 3599.44

Jenis Sampah Berat sampah

(kg/hr)

Berat Reduksi TPS

(kg/hr)

Berat Residu (kg/hr)

Logam 187.96 39.00 148.96

Kaca 1085.40 301.01 784.39

Kain dan tekstil 93.91 0.00 93.91

Karet 360.31 0.00 360.31

dan lain-lain 413.77 0.00 413.77

Total 31404.45 15092.92 16311.52

Presentase 48% 52%

Potensi Reduksi Sampah di TPA Kenep

Pemilahan sampah di TPA Kenep dilakukan oleh 80 pemulung yang setiap harinya memilah sampah mencapai 68,2 kg/org/hr. dan untuk sampah organik di olah menjadi kompos sebesar 4086,63 kg/hari.

Tabel 8. Reduksi Sampah di TPA Kenep

Jenis Sampah

Berat Timbunan dari TPS Tipe

2 dan Tipe 3 (kg/hr)

Potensi Reduksi di TPA Kenep 3

(kg/hr)

Residu di TPA Kenep

(kg/hr)

Oganik 49812,51 4086,6 45725,91

Anorganik 24964,96 5456,0 19508,96

JUMLAH 74777,47 9542,63 65234,87

Berdasarkan hasil perhitungan reduksi sampah di TPA Kenep setelah adanya pemilahan oleh pemulung dan pengolahan kompos, reduksi sampah sebesar 12,76% yaitu 9542,63 kg/hari, dan sisa sampah yang direduksi sebesar 87,24%

yaitu 65234,87 kg/hari.

Prosentase Total Reduksi Sampah

Setelah dilakukan perhitungan potensi reduksi sampah di TPS tipe 2 dan tipe 3 serta di TPA Kenep maka dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Prosentase Residu Sampah di TPA Kenep

Reduksi (%) Residu (%)

TPS Tipe 2 dan

Tipe 3 41,37% 58,63%

TPA Kenep 12,76% 87,24%

Total 54,13%

Berdasarkan Tabel 9. setelah dilakukan perhitungan potensi reduksi sampah di TPS tipe 2, tipe 3 dan di TPA Kenep. dimana TPS tipe 2 dan tipe mampu mereduksi sebesar 41,37%, sedangkan untuk TPA Kenep mampu mereduksi sebesar 12,76 % dari total timbunan sampah.

maka dari itu total reduksi volume sampah melalui optimasi TPS di Kabupaten Pasuruan sebesar 54,13% dari total timbunan sampah.

Sehingga TPA Kenep dapat digunakan dengan jangka waktu yang lebih lama.

(8)

Gambar 4. System Boundary Pengelolaan Sampah di Kabupaten Pasuruan Reduksi dan pengolahan sampah setelah

adanya penambahan sarana pengomposan TPS Gang dahlia mampu mereduksi sampah sebesar 31%, TPS Candi Wates sebesar 30%, TPS Pecalukan sebesar 32%, TPS Terminal Pandaan sebesar 32%, TPS Karang Kepuh sebesar 31%, TPS Kalitengah sebesar 37%, TPS Sangar Rejo sebesar 35% , TPS Perum Asabri sebesar 48%, TPS Sukorejo sebesar 32%, TPS Perum Suwayuwo sebesar 41%, TPS Punden sebesar 56%, TPS Wonosari Kejapanan sebesar 33%, TPS Perum Gempol Asri sebesar 37%, TPS Pabean sebesar 35%, TPS Cangkring Malang Lor sebesar 45%, TPS Perum Gondanglegi sebesar 47%, TPS Jodokan sebesar 41%, TPS Kauman sebesar 32%, TPS Kalianyar sebesar 38%, TPS Latek sebesar 65%, TPS Raci sebesar 34%, TPS Segok sebesar 64%, TPS Kalirejo sebesar 60%, TPS Pandaan sebesar 58%, TPS Kejapanan sebesar 63%, TPS Ngembe sebesar 64%, TPS Cangkring Malang sebesar 53%, TPS Branang sebesar 39%, TPS Karangsentul sebesar 44%, TPS Glagahsari sebesar 58%. Gabungan dari seluruh TPS Tipe II dan Tipe III di Kabupaten Pasruan potensi reduksi sebesar 41% dari total timbunan sampah di TPS. Dapat disimpulkan setelah adanya penambahan sarana pengomposan pada 30 TPS tersebut mampu memenuhi asumsi target dari Peraturan Presiden Jaktranas Tahun 2017, yaitu mampu mereduksi sampah sampai 30%.

Berdasarkan Gambar 4. dapat diketahui jumlah timbunan sampah di TPS Kabupaten Pasuruan sebesar 74777,47 kg/hari, kemudian sampah di reduksi oleh pemulung dan petugas kebersihan Kabupaten Pasuruan sebesar 30932,91 kg/hari, maka residu yang masuk ke TPA Kenep sebesar 43844,56 kg/hari. Oleh karena itu setelah adanya optimasi reduksi sampah melaui TPS dan TPA. maka total reduksi sebesar 54,13%.

KESIMPULAN

1. Reduksi Sampah Eksisting TPS di Kabupaten Pasuruan

Reduksi sampah eksisting yang dilakukan oleh TPS di Kabupaten Pasuruan adalah TPS dengan tipe II dan tipe III dengan kegiatan pemilahan dan pengolahan sampah. jumlah reduksi sampah oleh 35 TPS di Kabupaten Pasuruan melalui kegiatan pemilahan sampah anorganik dan pengolahan sampah organik berupa komposting di lima TPS tipe III yaitu TPS Bangil, TPS Korejo, TPS Ngerong, TPS Martopuro dan TPS Karangsono, yang mampu mereduksi 9819,48 kg/hari atau 13% dari total timbunan sampah di Kabupaten Pasuruan.

2. Potensi Reduksi Sampah TPS di Kabupaten Pasuruan

Analasis mass balance dilakukan untuk mengetahui potensi reduksi sampah setelah

(9)

adanya penambahan sarana pengomposan sampah organik pada 30 TPS yang masih mempunyai sisa lahan. Setelah adanya penambahan sarana pengomposan TPS Gang dahlia mampu mereduksi sampah sebesar 31%, TPS Candi Wates sebesar 30%, TPS Pecalukan sebesar 32%, TPS Terminal Pandaan sebesar 32%, TPS Karang Kepuh sebesar 31%, TPS Kalitengah sebesar 37%, TPS Sangar Rejo sebesar 35% , TPS Perum Asabri sebesar 48%, TPS Sukorejo sebesar 32%, TPS Perum Suwayuwo sebesar 41%, TPS Punden sebesar 56%, TPS Wonosari Kejapanan sebesar 33%, TPS Perum Gempol Asri sebesar 37%, TPS Pabean sebesar 35%, TPS Cangkring Malang Lor sebesar 45%, TPS Perum Gondanglegi sebesar 47%, TPS Jodokan sebesar 41%, TPS Kauman sebesar 32%, TPS Kalianyar sebesar 38%, TPS Latek sebesar 65%, TPS Raci sebesar 34%, TPS Segok sebesar 64%, TPS Kalirejo sebesar 60%, TPS Pandaan sebesar 58%, TPS Kejapanan sebesar 63%, TPS Ngembe sebesar 64%, TPS Cangkring Malang sebesar 53%, TPS Branang sebesar 39%, TPS Karangsentul sebesar 44%, TPS Glagahsari sebesar 58%.

Gabungan dari seluruh TPS Tipe II dan Tipe III di Kabupaten Pasruan potensi reduksi sebesar 41% dari total timbunan sampah di TPS. Dapat disimpulkan setelah adanya penambahan sarana pengomposan pada 30 TPS tersebut mampu memenuhi asumsi target dari Peraturan Presiden Jaktranas Tahun 2017, yaitu mampu mereduksi sampah sampai 30%.

3. Setelah dilakukan perhitungan potensi reduksi sampah di TPS tipe 2, tipe 3 dan di TPA Kenep.

dimana TPS tipe 2 dan tipe mampu mereduksi sebesar 41,37%, sedangkan untuk TPA Kenep mampu mereduksi sebesar 12,76 % dari total timbunan sampah. maka dari itu total reduksi volume sampah melalui optimasi TPS dikabupaten Pasuruan sebesar 54,13% dari total timbunan sampah. Sehingga TPA Kenep dapat digunakan dengan jangka waktu yang lebih lama.

4. Rekomendasi pada pengolahan sampah yaitu penambahan sarana tempat pemilahan dan pengomposan sampah organik dengan konsekuensi adanya kajian lebih lanjut untuk penambahan sarana pengomposan, penambahan kegiatan pemilahan dan pengomposan sampah dengan konsekuensi memberikan sosialisasi kepada petugas kebersihan pada masing-masing TPS cara

membuat kompos dari sampah organik dan pembuatan briket sampah yang dapat digunakan untuk bahan bakar.

DAFTAR PUSTAKA

Aryenti, Kustiasih Tuti. 2013. Kajian Peningkatan Pembuangan Sampah Sementara Sebagai Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu. Jurnal Permukiman Vol 8: 89- 97.

Badan Lingkungan Hidup (BLH). 2015.

Persampahan. Kabupaten Pasuruan.

Himmah, Elza Af’idatul, dkk. 2014. Aplikasi Pengelolaan Sampah Terpadu di Kelurahan Tembalang Kota Semarang.

Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol 2(1).

Kementerian Pekerja Umum (PU). Permen PU No.21 Tahun 2006 Tentang Kebijakan ddan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KNSP-SPP).

Kementerian Pekerja Umum (PU). Permen PU No.19 Tahun 2012 tentang Pedoman Pemanfaatan Kawasan Di Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir Sampah.

Jakarta :Dinas Cipta Karya.

Sari, Putri Nilam. 2016. Analisis Pengelolaan Sampah Padat di Kecamatan Banuhampu Kabupaten Agam. Jurnal kesehatan Masyarakat Andalas. Volume 10 nomor 2: 157-165.

Peraturan Menteri Pekerja Umum No:

21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP).

Peraturan Presiden Republik Indonesia No: 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan Sejenis Sampah Rumah Tangga.

Sahil, Jailan,. Henie,M., Rohman, F. & Syamsuri, i. 2016. Sistem Pengelolaan Dan Upaya Penanggulangan Sampah Dikelurahan Dufa-Dufa Kota Ternate. Jurnal Bioedukasi. Vol 4 Nomor 2.

Sitanggang, Ch Monica., Priyambada, Ika Bagus., Syafrudin. 2017. Perencanaan Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu. 2017.

Jurnal Teknik Lingkungan. Vol. 6, No. 1.

2017.

Sugiyono. 2011. Metode penelitian kuantitatif dan kulaitatif dan R&d: Bandung.

(10)

Supriyo, Aman, Amril., Baktiar, & Hanum. 2016.

Model Optimasi Pengelolaan Sampah Perkotaan: Penentuan Lokasi Pembuangan Sampah. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Standar Nasional Indonesia (SNI). SNI 03-3242- 2008. Pengelolaan Sampah di Permukiman.

Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008.

Pengelolaan Sampah.

Zubair, Achmad, dan Haeruddin. 2012. Studi Potensi Daur Ulang Sampah di TPA Tamangapa Kota Makasar. Prosiding 2012 Group Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, 6:1-10.

Gambar

Tabel 1. Kriteria TPS
Tabel 3. Input, Proses, Output Analisis Mass  Balance
Gambar 1. Kecamatan yang dilayani oleh TPA  Kenep
Tabel 4. Berat Timbunan SampahTPS Tipe 2 dan 3 di  Kabupaten Pasuruan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengatasi keragaman tersebut beberapa pendekatan telah dilakukan, salah satunya adalah dengan menggunakan pendekatan semantik yang digabungkan dengan P2P.. P2P [10]

Skripsi berjudul Hubungan antara Pengetahuan Santri tentang PHBS dan Peran Ustadz dalam Mencegah Penyakit Skabies dengan Perilaku Pencegahan Penyakit Skabies

Sejalan dengan hal tersebut, dalam rangka mewujudkan organisasi yang proporsional, efektif dan efisien serta diharapkan dapat menjalankan tugas dan fungsi sesuai

Dihadiri oleh 2/3 jumlah anggota MPR dan disetujui oleh ½ yang hadir 20b. Musyawarah

Telah dilakukan penelitian tentang adsorpsi logam Pb dan Cu dari pelumas bekas menggunakan blending selulosa asetat-kitosan yang bertujuan untuk mengetahui rasio

Ketiga, Money Politic dalam Pemilihan Kepala Desa dan Intervensi Politik Kepentingan Supra Desa Kepada Desa. Cukup besarnya kewenangan yang diamanahkan UU No.6

Dalam tulisan ini dijelaskan pembuatan sebuah sistem pendukung pengambilan keputusan berbasis pengetahuan yang dapat membantu pasangan suami istri untuk memilih

Schade dan Schlag (2000) dan beberapa peneliti lain, seperti Rienstra dkk (1999), Steg (2003), dan Jaensirisak dkk (2003) mengajukan beberapa isu yang dapat mempengaruhi