• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN LIMBAH CAIR HASIL PEMBAKARAN SAMPAH TANPA ASAP UNTUK PUPUK TANAMAN ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PEMANFAATAN LIMBAH CAIR HASIL PEMBAKARAN SAMPAH TANPA ASAP UNTUK PUPUK TANAMAN ABSTRACT"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

1

PEMANFAATAN LIMBAH CAIR HASIL PEMBAKARAN SAMPAH TANPA ASAP UNTUK PUPUK TANAMAN

NIA

Program Studi teknik Lingkungan; Fakultas Teknik Universitas Pelita Bangsa, Bekasi e-mail: niaajeeh17@gmail.com

ABSTRACT

Leafy vegetable (ipomea reptans poir) is the plants which already known and consumption by most of people. Leafy vegetable is the plant have short life span and not diffulct to plant. The use of fertilizer chemical has a negative impact to soil health and customer health. The effort that can prevent the negative impact of using fertilizer chemical are replacing them with fertilizer liquid produced from organic waste, domestic waste, and TPST waste using smokeless incinerator. The research have purpose to determine the difference in growth of water spinach plants based on the optimum concentration of liquid waste from burning organic, domestic, TPSI using smokeless incinerators with the use of inorganic fertilizers and planting without fertilizers. This type of reseach is experimental reseach and is carried out in an area of environmental engineering laboratories for sampling the results of combustion for laboratory testing purpose. Experimental treatments consisted of 1 with concentration 10%, 20%, 30%, 40% and 50%, factor 2 with concentration 10%, 20%, 30%, 40% and 50%, factor 3 with concentration 10%, 20%, 30%, 40%, and 50%, with control 0% and fertilizer inorganic. Parameters measured were stem height, number of leaves, and wet weight. The results showed that the application of fertilizer liquid resulting from the burning of organic waste, domestic waste and the waste of TPF did not have a real effect on the growth of ground water spinach.

Fertilizer liquid from burning organic waste, domestic waste, but the waste has different results in each of the factors tested. From 3 samples used if viewed the sample lab test values it can be concluded that liquid waste from the combustion of organic waste, domestic waste, and TPST waste cannot be used as fertilizer for growing media. Therefore it is concluded from 5 factors tested that factor 5 has the most optimum plant height of 48.7 cm, factor 1 has the most optimum number of leaves which is 77 strands, and factor 4 which has the most optimum wet weight of 55 grams .

Keys: Leafy Vegetable, Fertilizer Inorganic, Organic Waste, Domestic Waste, TPST Waste.

(2)

2 PENDAHULUAN

Sampah merupakan material sisa yang tidak di inginkan setelah berakhirnya suatu proses atau kegiatan. Sampah menjadi sumber pencemaran lingkungan karena menimbulkan bau busuk, mencemari air tanah dan dilihat secara estetika sangat mengurangi keindahan lingkungan. Sampah organikpun menopang pertanian (Wardana, 2007).

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup (2004), setiap harinya sampah yang dihasilkan setiap orang rata-rata sebesar 2.39 liter/kapita/hari. Dengan demikian jika dalam satu RT terdapat 20 rumah dengan masing-masing rumah terdapat 4-5 orang, maka dari itu setiap wilayah RT menghasilkan 239 liter sampah padatan (Nuraga, 2011).

Guna upaya mengurangi timbunan sampah maka di ciptakanlah alat yang digunakan untuk proses pembakaran sampah yang disebut sebagai insenerator dengan fungsi untuk mengontrol panas pembakaran sampah dan juga sebagai alat konversi

energi panas hasil pembakaran yang dapat digunakan sebagai energi alternatif bagi proses lain (Budi., dkk, 2017).

Selain untuk mengontrol panas, alat inseneratorpun menghasilkan air buangan yang dihasilkan dari proses penyemprotan pada cyclone, air buangan tersebut digunakan untuk menyemprot kembali hingga air berwarna hitam. Air yang sudah jenuh dimanfaatkan sebagai pupuk cair karena mengandung beberapa unsur seperti N, P, K, Mg, B, Cu, Fe, dan Mn (Kasinius, 2002). Pupuk di bedakan menurut bahan organik tanah tediri dari pupuk alam atau pupuk organik dan pupuk buatan atau pupuk anorganik (Saifudin,1986).

Sampah merupakan material sisa yang tidak di inginkan setelah berakhirnya suatu proses atau kegiatan. Sampah menjadi sumber pencemaran lingkungan karena menimbulkan bau busuk, mencemari air tanah dan dilihat secara estetika sangat mengurangi keindahan lingkungan. Sampah organikpun menopang pertanian (Wardana, 2007).

(3)

3 Menurut Kementerian Lingkungan Hidup (2004), setiap harinya sampah yang dihasilkan setiap orang rata-rata sebesar 2.39 liter/kapita/hari. Dengan demikian jika dalam satu RT terdapat 20 rumah dengan masing-masing rumah terdapat 4-5 orang, maka dari itu setiap wilayah RT menghasilkan 239 liter sampah padatan (Nuraga, 2011).

Guna upaya mengurangi timbunan sampah maka di ciptakanlah alat yang digunakan untuk proses pembakaran sampah yang disebut sebagai insenerator dengan fungsi untuk mengontrol panas pembakaran sampah dan juga sebagai alat konversi energi panas hasil pembakaran yang dapat digunakan sebagai energi alternatif bagi proses lain (Budi., dkk, 2017).

Selain untuk mengontrol panas, alat inseneratorpun menghasilkan air buangan yang dihasilkan dari proses penyemprotan pada cyclone, air buangan tersebut digunakan untuk menyemprot kembali hingga air berwarna hitam. Air yang sudah jenuh dimanfaatkan sebagai pupuk cair

karena mengandung beberapa unsur seperti N, P, K, Mg, B, Cu, Fe, dan Mn (Kasinius, 2002). Pupuk di bedakan menurut bahan organik tanah tediri dari pupuk alam atau pupuk organik dan pupuk buatan atau pupuk anorganik (Saifudin,1986).

Berdasarkan zat-zat makanan yang dikandung dibedakan menjadi pupuk yang mengandung zat N, pupuk yang mengandung zat P, pupuk yang mengandung zat K. Pupuk cair mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan, kesehatan tanaman.

Unsur-unsur hara itu terdiri dari:

Unsur Nitrogen (N), untuk pertumbuhan tunas, batang dan daun, Unsur Fosfor (P), untuk merangsang pertumbuhan akar buah, dan biji, dan Unsur Kalium (K), untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit.

Berdasarkan pembakaran yang telah dilakukan unsur N, P, dan K dari limbah hasil pembakaran sampah tanpa asap memenuhi nilai baku mutu pupuk cair dengan syarat N yaitu minimal 4 ppm. Maka dari itu, limbah

(4)

4 cair hasil pembakaran dapat disimpulkan aman untuk di jadikan sebagai pupuk cair dalam media tanam (Winata, 1998).

Selain suhu dan kualiatas tanah yang harus di perhatikan juga adalah mengenai pemupukan tanaman tersebut. Pemupukan merupakan tindakan yang bertujuan untuk menambah unsur hara yang sudah berada dalam tanah, memberikan unsur hara yang memang belum tersedia dalam tanah dan mengganti unsur hara yang diangkut oleh tanaman melalui panen. Sedangkan bahan penyubur tanaman yang ditambahkan kedalam tanah atau diberikan langsung kepada tanaman melalui penyemprotan pada permukaan daun disebut dengan pupuk (Mulyati dan Lolita, 2010). Sejarah mencatat bahwa penggunaan pupuk kimia meningkatkan produksi pertanian karena terbukti mampu memenuhi kebutuhan pangan penduduk dunia yang terus meningkat populasinya. Namun akibat penggunaan pupuk kimia yang terus menerus tersebut dapat mengganggu

keseimbangan kimia tanah sehingga produktifitas tanah menurun (Soleh, 2011).

Dari latar belakang diatas peneliti akan menggunakan pupuk cair yang berasal dari limbah hasil pembakaran sampah organik, sampah domesik dan sampah TPST yang di bakar menggunkan alat pembakaran sampah tanpa asap yang bertujuan untuk mengetahui kualitas limbah cair yg di gunakan sebagai pupuk cair dalam media tanam.

METODE PENELITIAN

Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman kangkung, Penelitian ini dilakukan di area laboratorium teknik lingkungan guna pengambilan sempel hasil pembakaran untuk keperluan uji laboratorium, sedangkan waktu pelaksanaan budidaya tanaman kengkung dilaksanakan selama 4-5 minggu dan dilaksanakan di Desa Tamansari, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi.

(5)

5 Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini dadalan sebagai berikut :

Bahan

1. Benih Kangkung 2. Pupuk kandang

3. Limbah Cair Hasil Pembakaran Sampah

4. Air

5. Sampah Organik, Domestik, dan TPST

6. Kotoran kambing Alat

1. Alat Pembuatan

 Alat Pembakaran Sampah Tanpa Asap

 Pemantik api

 Botol

 Derigen

 Timbangan

 Sarung Tangan

 Kamera

2. Alat Penanaman Tanaman

 Cangkul

 Polybag/Pot

 Tali Rafia

 Ember

 Botol

 Sarung Tangan

Adapun Penentuan Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Variabel Bebas Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahanya atau timbul variabel terikat (Sugiyono, 2006:33). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi pupuk dari limbah cair hasil pembakaran sampah organik, domestik, dan sampah TPST dari hasil pembakaran sampah tanpa asap.

2. Variabel Terikat Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat. karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006:33).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah berat basah tanaman kangkung dari uji coba menggunakan pupuk hasil pambakaran sampah organik, domestik, dan sampah TPST.

3. Variabel Kontrol Merupakan varibel yang dikendalikan atau

(6)

6 dibuat konstan sehingga hubungan konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terkait tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti (Sugiyono, 2007). Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah tanaman kangkung tanpa penggunaan pupuk dan tanaman kangkung yang menggunakan pupuk anorganik.

TAHAP PENELITIAN

Keterangan:

1. Tahap Persiapan

Tahap Persiapan meliputi beberapa hal sebagai berikut:

a. Izin Penelitian

b. Survei awal dilakukan untuk melihat kondisi tempat penelitian.

c. Mempersiapkan penelitian 2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dalam penelitian ini meliputi:

1. Setelah mendapat izin dari pihak Pengelola Limbah Sampah organik, Sampah domestik, dan sampah TPST, peneliti menjelaskan tentang proses Pembakaran sampah tanpa asap guna mengasilkan limbah cair guna dimanfaatkan sebagai pupuk cair dalam media penanaman sayuran.

2. Melakukan uji laboratorium limbah cair hasil pembakaran saampah tanpa asap dengan parameter N, P, dan K.

3. Persiapan lahan dan kemudian dibersihkan dari akar-akar daerah lahan dan rerumputan.

4. Kemudian ditimbang sebanyak 3 kg Perbagian Tanah kemudian dicampur dengan komposisi sesuai dosis masing-masing. Tanah yang telah dicampur dimasukan dalam polybag ukuran 30x30 cm.

(7)

7 5. Pemilihan benih kangkung darat

dipilih yang baik dengan cara disortir, salah satu cara unmk mengetahui adalah dengan cara merendamnya dengan air, jika biji terapung maka biji tersebut tidak baik untuk digunakan. Penanaman benih kangkung disetiap polybagnya memiliki 6 lubang sedalam 5 cm. Setiap lubang ditanam benih dengan komposisi yang sesuai.

3. Tahap Perawatan dan Pengamatan

 Perawatan Tanaman disiram dengan air sumur setiap pagi dan sore dengan volume air 500 m1 setiap polybag dilakukan setiap hari pada saat penanaman sampai panen. Untuk menjaga persaingan dan kualitas tanah dilakukan penyiangan terhadap tanaman pengganggu lain (gulma).

 Observasi dilakukan secara langsung oleh peneliti untuk mendapatkan data yang diperlukan.

4. Tahap Pelaporan/Pengumpulan data

 Mengolah semua data yang telah diperoleh, dengan cara mengumpulkan data dilakukan melalui eksperimen, observasi, dan dokumentasi.

 Menganalisa data yang telah diperoleh.

 Membuat rekomendasi tentang pemanfaatan limbah cair sisa pembakaran sampah limbah organik, dometik, dan limbah TPST sebagai media tanam di pekarangan rumah sesuai hasil penelitian yang telah dilakukan.

 Penyajian data dan pembuatan simpulan dalam bentuk laporan skripsi.

Cara Kerja Penelitian a. Penanaman

1. Memilih bibit yang unggul 2. Menyiapkan alat dan bahan

3. Menanaman bibit kelahan seluas 2x1 meter

4. Menyiram lahan setiap pagi dan sore

(8)

8 5. Memberikan pupuk cair dengn

cara di sprey atau di semprotkan.

b. Pengolahan Data 1. Melakukan observasi 2. Melakukan eksperimen 3. Mengumpulkan data 4. Menganalisis data

5. Membuat laporan penelitian Metode Eksperimen

Detail Metode Eksperimen 1. Pembuatan Konsentrasi Larutan

Pemberian pupuk cair yang merupakan hasil dari pembakaran sampah organik, domestik, dan sampah TPST menggunakan alat pembakaran sampah tanpa asap terdiri atas 3 sampel dengan 5 konsentrasi yaitu 10%, 20%, 30%,

40%, 50%, 1 sampel menggunakan pupuk anorganik dan 1 sampel penaman tanpa pupuk. Sebelum diaplikasikan pupuk cair ini terlebih dahulu diencerkan hingga volumenya mencapai 1000 ml untuk setiap konsentrasi.

Pembuatan konsentrasi dilakukan dengan cara pemfaktoran seperti sebagai berikut:

(9)

9

Analisis Data

Analisis data adalah proses

mengatur urutan data,

mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan suatu uraian dasar (Lexy J. Moleong, 2002).

(10)

10 Regresi Linier

Merupakan analisis untuk mengetahui pengaruh konsentrasi pupuk cair hasil pembakaran sampah organik, domestik dan sampah TPST (Sebagai Variable X), terhadap berat basah tanaman kangkung (sebagai Variabel Y). Persamaan Regresi Linear dari Y terhadap X yaitu Y = a + bX.

Keterangan :

Y = variabel terikat X = variabel bebas a = intersep / konstanta b = koefisien regresi / slop Persamaan regresi linier di atas dapat pula dituliskan dalam bentuk :

Rumus 1

Metode Pengumpulan Data

HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan tanaman kangkung berdasarkan konsentrasi optimum dari limbah cair hasil pembakaran sampah organik, sampah domestik, dan sampah TPST menggunakan alat pembakar sampah tanpa asap dengan pembandingnya adalah penanaman tanaman kangkung menggunakan pupuk anorganik dan penanaman tanaman kangkung tanpa pupuk. Selain itu, limbah cair hasil pembakaran sampah organik,domestik, dan TPST itu sendiri perlu dilakukan uji laboratorium dengan parameter pH, Kadar Air, N, P, dan K untuk keperluan penelitian agar dapat dijadikan tolak ukur dalam pembuatan x x

Y xy

 

  2

(11)

11 laporan dan menjadi pembanding dalam penanaman tanaman kangkung berdasarkan baku mutu pupuk cair.

Adapun Tanaman yang digunakan sebagai objek penelitian adalah tanaman kangkung.

Pemberian pupuk cair yang merupakan hasil dari pembakaran sampah organik, domestik, dan sampah TPST menggunakan alat pembakaran sampah tanpa asap terdiri atas 3 sampel dengan 5 konsentrasi yaitu 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, dengan pembandingnya menggunakan pupuk anorganik dan satu sampel lagi penanaman tanpa pupuk. Sebelum diaplikasikan pupuk cair ini terlebih dahulu diencerkan hingga volumenya mencapai 1000 ml untuk setiap konsentrasi. Pembuatan konsentrasi dilakukan dengan cara pemfaktoran seperti sebagai berikut:

Berdasarkan hasil pembakaran sampah organik menggunakan alat pembakar sampah tanpa asap, berikut adalah limbah cair yang akan

digunakan sebagai media tanam :

Gambar 4.1 Konsentrasi Sampel hasil Pembakaran Sampah Organik

Sampel Hasil Pembakaran Sampah Domestik

Berdasarkan hasil pembakaran sampah domestik menggunakan alat pembakar sampah tanpa asap, berikut adalah limbah cair yang akan digunakan sebagai media tanam :

Gambar 4.2 Konsentrasi Sampel Hasil Pembakaran Sampah Domestik

(12)

12 Sampel Hasil Pembakaran Sampah TPST

Berdasarkan hasil pembakaran sampah organik menggunakan alat pembakar sampah tanpa asap berikut adalah limbah cair yang akan digunakan sebagai media tanam :

Gambar 4.3 Konsentrasi Sampel Hasil Pembakaran Sampah TPST

Hasil Uji Laboratorium Sampel Limbah Cair Hasil Pembakaran Sampah Organik, Sampah Domestik, dan Sampah TPST

Kandungan unsur hara yang di analisis dalam limbah cair ini adalah N (Nitrogen), P (Pospor), K (Kalium) dan pH. Adapun analisis limbah cair dapat dilihat pada Tabel berikut :

Berdasarkan Table 4.4 dapat dilihat bahwa kandungan unsur N, P, dan K dalam tanah cukup tinggi dan masuk dalam kriteria baku mutu pupuk cair. Maka dari berpotensi untuk dijadikan sebagai media tanam dan digunakan sebagaimana mestinya.

Dengan pH yang cenderung asam yaitu 5,6 karna pH yang diperbolehkan sebagai pupuk cair adalah 4 - 9 (Peraturan Menteri. No.

70/Pert./SR.140/10/2011) dan Kadar Air yang sangat tinggi yaitu 16,620%

menyebabkan tanaman tumbuh secara signifikan.

(13)

13 Berikut adalah tabel standar baku mutu (Peraturan Menteri. No.

70/Pert./SR.140/10/2011) yang digunakan sebagai acuan penelitian pemanfaatan limbah cair untuk dijadikan sebagai media tanam.

Respon Tanaman Terhadap Limbah Cair Hasil Pembakaran Sampah Tanpa Asap

Kangkung pada umumnya di panen setelah berumur sekitr 4-6 minggu. Namu jika dikehendaki tekstur kangkug yang lebih empuk, lakukan pemanenan pada usia lebih muda. Sekitar 2 minggu untuk mendapatkan baby kangkung, atau 3 minggu untuk mendapatkan kangkung remaja yang seratnya masih lunak.

Tentu saja bobot hasil panennya tidak sebanyak jika dipanen saat usia lebih maksimal yaitu usia 5-6 minggu.

Dapat dilihat pada Tabel 4.4 pertumbuhan tanaman pada waktu yang maksimal selama 5 minggu sebagai berikut:

Pengaruh Konsentrasi Pupuk Cair Terhadap Tinggi Tanaman Kangkung

Grafik pengaruh konsentrasi pupuk cair hasil pembakaran sampah organik terhadap pertumbuhan tinggi batang tanaman kangkung sebagai berikut :

(14)

14 Berdasarkan Gambar 4.7 konsentrasi pupuk cair yang diberikan kepada tanaman kangkung mengasilkan tinggi yang berbeda.

Terlihat jelas pada grafik diatas dapat disimpulkan bahwa faktor 5 mengalami pertumbuhan yang paling tinggi dengan tinggi 48.7 cm dibandingkan dengan konsentrasi pupuk cair pada Faktor 1, Faktor 2, Faktor 3 dan Faktor 4.

Pengaruh Konsentrasi Pupuk Cair Terhadap Jumlah Daun Tanaman Kangkung

Berdasarkan Gambar 4.11 konsentrasi pupuk cair yang diberikan kepada tanaman kangkung mengasilkan jumlah daun yang berbeda. Terlihat jelas pada grafik diatas dapat disimpulkan bahwa faktor 1 memiliki pertumbuhan jumlah daun

(15)

15 yang paling banyak yaitu 77 helai dibandingkan dengan konsentrasi pupuk cair pada Faktor 2, Faktor 3, Faktor 4, dan Faktor 5.

Pengaruh Konsentrasi Pupuk Cair Terhadap Berat Basah Tanaman Kangkung

Grafik pengaruh konsentrasi pupuk cair terhadap berat basah tanaman kangkung dapat dilihat pada Tabel 4.5.

(16)

16

Grafik pengaruh konsentrasi pupuk cair hasil pembakaran sampah organik terhadap berat basah tanaman kangkung sebagai berikut :

(17)

17 Dari kelima faktor yang telah dilakukan percobaan, pertumbuhan tanaman kangkung yang paling optimal ada pada faktor 5 yaitu penamanan kangkung dengan penambahan pupuk anorganik.

Sedangkan penanaman kangkung dengan menggunakan limbah cair hasil pembakaran sampah tanpa asap yaitu faktor 1, faktor 2, dan faktor 3 tidak menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dikarenakan limbah cair tersebut mengandung unsur hara yang sangat rendah bahkan cenderung tidak ada berdasarkan hasil uji lab yang telah dilakukan. Namun dari ketiga faktor tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pertumbuhan tanaman kangkung yang optimal pada parameter tinggi tanaman berada pada konsentrasi 30% dengan tinggi tanaman pada faktor 1 = 29.2 cm, faktor 2 = 25.5 cm, faktor 3 = 23.3 cm.

Untuk perhitungan jumlah daun tanaman kangkung yang optimal pada faktor 1 ada pada konsentrasi 40%

dengan jumlah daun sebanyak 77 helai, pada faktor 2 ada pada konsentrasi 50% dengan jumlah daun sebanyak 68 helai, pada faktor 3 ada pada konsentrasi 10% dengan jumah daun 64 helai. Sedangkan di pengukuran berat basah tanaman kangkung yang optimal pada faktor 1 ada pada konsentrasi 40% dengan berat 39 gram, pada faktor 2 ada pada konsentrasi 30% dengan berat 32 gram, pada faktor 3 ada pada konsentrasi 10 % dengan berat 26 gram.

(18)

18 Regresi Linier

Persamaan Regresi Linear dari Y terhadap X yaitu Y = a + bX.

Keterangan : Y = variabel terikat X = variabel bebas a = intersep / konstanta b = koefisien regresi / slop

 FAKTOR 1

Dimana :

n = 5

 FAKTOR 2

Dimana :

n = 5

 FAKTOR 3

2 2

2 2

2

) ( ) )(

(

) )(

( ) )(

(

) ( ) )(

(

) )(

( ) )(

(

Xi Xi

n

Yi Xi XiYi

b n

Xi Xi

n

XiYi Xi

Xi a Yi

 

 

(19)

19 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kandungan unsur hara makro yang terdapat pada limbah cair dari hasil pembakaran sampah yaitu :

Dengan nilai optimum pada tinggi tanaman ada pada konentrasi 30% dengan tinggi 29,2 cm, nilai optimum pada jumlah daun ada pada konsentrasi 40% dengan jumlah daun 77 helai, dan nilai optimum berat basah ada pada konsentrasi 40%

dengan berat 39 gram.

Dengan nilai optimum tinggi tanaman ada pada konentrasi 30%

dengan tinggi 25,5 cm, nilai optimum jumlah daun ada pada konsentrasi 50%

dengan jumlah daun 68 helai, nilai optimum berat basah ada pada

konsentrasi 30% dengan berat 32 gram.

Dengan nilai optimum tinggi tanaman ada pada konentrasi 30%

dengan tinggi 23,3 cm, nilai optimum jumlah daun ada pada konsentrasi 10%

dengan jumlah daun 64 helai, nilai optimum berat basah ada pada konsentrasi 10% dengan berat 26 gram.

Dari 3 sampel yang dipakai jika dilihat dari nilai uji lab sampel tersebut bisa disimpulkan bahwa limbah cair dari hasil pembakaran sampah organik, sampah domestik, dan sampah TPST tidak dapat digunakan sebagai pupuk untuk media tanam. Semua penjelasan yang sudah dibahas diatas maka disimpulkan bahwa dari ke 5 faktor yang diujikan bahwa faktor 5 memiliki tinggi tanaman yang paling optimum yaitu 48,7 cm, faktor 1 memiliki jumlah daun yang paling optimum yaitu 77 helai, dan faktor 4 yang memiliki berat basah yang paling optimum yaitu 55 gram.

(20)

20 SARAN

Setelah penelitian ini selesai dan mendapatkan hasil seperti yang telah dijelaska diatas, peneliti akan memberi gambaran kesulitan atau hambatan- hambatan yang dihadapi oleh peneliti agar dapat menjadi perhatian bagi para penelitian selanjutnya agar lebih baik.

1. Biaya uji laboratorium yang cukup mahal dan waktu tunggu hasil uji laboratorium memakan waktu yang cukup lama, ini perlu perhatian bagi para peneliti selanjutnya agar dapat merencanakan penelitian dengan matang.

2. Hindari Penanaman kangkung dilingkungan yang banyak binatang peliharaannya karna akan menghambat penanaman tanaman.

3. Untuk pemberian kompsisi jumlah benih kangkung jangan terlalu banyak, karena akan menyebabkan kerapatan pada tumbuhan kangkung dan akan mengganggu pertumbuhan tanaman kangkung.

4. Berdasarkan hasil penelitian disarankan tidak menggunakan limbah cair yang dihasilkan dari pembakaran sampah organik, domestik, dan TPST menggunakan

alat pembakar sampah tanpa asap untuk pupuk tanaman karna unsur hara dari N, P, dan K sangat kecil sehingga akan menghambat pertumbuhan tanaman yang di tanaman.

5. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, peneliti menyarankan untuk dilakukan uji coba dengan menggukan media lain atau menggunakan pupuk lain seperti pupuk organik.

6. Jika akan menggunakan pupuk cair hasil pembakaran sampah tanpa asap disarankan melakukan penambahan media lain (campuran lain).

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Perindustrian. (2007).

Membangun Daya Saing Industri Daerah dengan Pendekatan Kompetensi Inti Industri Daerah.

Jakarta: Departemen Perindustrian.

Djuarnani, N., et al. 2005. Cara Cepat Membuat Kompos. AgroMedia Pustaka. Jakarta.

Eistein Yazid, 2005, Kimia Fisika Untuk Paramedis, Penerbit Andi, Yogyakarta.

(21)

21 P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/201 6

tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik. Jakarta

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

Purwati. 2006. Teori Kontijensi, system Pengendalian Manajemen dan Outcomes Perusahaan:

Implikasinya Dalam Riset Masa Kini dan Masa Yang Akan Datang.

Performance: Vol. 4 No. 1 September 2006 (p. 1-11).

Hindersah, R, dan AM Kalay. 2006.

Akumulasi timah hitam dab kadnium pada tumbuhan setelah aplikasi lumpur IPAL. J.Budidaya Pertanian.

Indriani, Y. H., 2000. Membuat Kompos Secara Kolat. Jakarta.

Penebar Swadaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

2016. Permen LHK No.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: Kep- 51/MENLH/10/1995 Lampiran B IV tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri

Lingga dan Marsono, 2007. Petunjuk penggunaan pupuk. Edisi Revisi.

Jakarta: Penebar Swadaya

Maryam, A. 2009. Pengaruh Jenis Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Panen Tanaman Sayuran di Nethouse.

Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bandung (IPB)

Makiyah, Mujiatul, 2013. Analisis Kadar N,P,dan K Pada Pupuk Cair Limbah Tahu dengan Penambahan Tanaman Matahari Meksiko (Thitonia Diversiolia).Skripsi.

Fakultas Matematika dan IPA.

Universitas Negeri Semarang.

Metcalf and Eddy. 1979. Waste water Enginering Treatment Disposal Reuse. Mc.Graw-Hill New York.

Mulia, R. M. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Peraturan Menteri Pertanian Nomor

70/Permentan/Sr.140/10/2011 Tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati Dan Pembenah Tanah Rustama, M.M., R. Safitri, I.

Indrawati. 1998. Pemanfaatan Limbah Cair Pabrik Tahu Sebagai

Media Pertumbuhan

Phytoplankton. Laporan Penelitian Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Padjajaran. Bandung.

Scott, G.M, dan A. Smith. 1995.

Sludge Characteristic and Disposal Alternatives for the Pulp and Paper Industry. International Enviromental Confrence.

Sugiyono.2006.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.

Bandung:Alfabeta.

Gambar

Gambar 4.1 Konsentrasi Sampel hasil  Pembakaran Sampah Organik
Gambar  4.3  Konsentrasi  Sampel  Hasil Pembakaran Sampah TPST
Grafik  pengaruh  konsentrasi   pupuk  cair  hasil  pembakaran  sampah  organik  terhadap  pertumbuhan  tinggi  batang  tanaman  kangkung  sebagai  berikut :
Grafik  pengaruh  konsentrasi  pupuk  cair  terhadap  berat  basah  tanaman  kangkung dapat dilihat pada Tabel 4.5
+2

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak: Sistem pendukung keputusan pemberian ijin usaha penambang adalah suatu sistem untuk menginputkan data penambang dalam usaha pertambangan di Dinas Departemen dan Energi.

Kegiatan Survei dilakukan di kawasan yang diduga pada masa Pendudukan Jepang merupakan pusat aktivitas romusha , terutama kawasan Gunungmadur dan sekitarnya yang

"Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan Dan Capital Intensity Terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di

The Doctor had struggled for a brief moment, wanting to join the girl in chasing down Monro, but McAllister wouldn't allow it: the Doctor was perhaps the only one who knew exactly

Tata ruang dan zoning pada Institut Seni Tari yang. berada di Jakarta

Judul Tesis : Analisis Pengaruh Persepsi Kemudahan, Manfaat, Kenyamanan Terhadap Keputusan Pembelian Online (Studi Kasus pada Konsumen Pengguna Layanan Dompet

Penulis dalam penelitian ini hanya akan membahas prosedur pemeriksaan terhadap upaya yang dilakukan guna meningkatkan tingkat kolektibilitas piutang, penelitianpun akan diperluas

Tahap Kecergasan Fizikal Dalam Kalangan Murid Sekolah Menengah Rendah Di Kawasan Tangga Batu, Melaka.. Liza Mohd Alias, Mohd Radzani Abdul Razak &