• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usulan inisiatif..., Raden Agus Sampurna, FT UI, 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Usulan inisiatif..., Raden Agus Sampurna, FT UI, 2009"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

49

BAB 3

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1. Obyek Penelitian

UMKM pengolahan minyak atsiri yang terdaftar di bawah Dewan Atsiri Indonesia (DAI) meliputi empat belas jenis minyak atsiri. Data UMKM pengolahan minyak atsiri di bawah Dewan Atsiri Indonesia (DAI) berdasarkan kategori jenis minyak atsiri (April 2009) adalah sebagai berikut

Tabel 3.1. UMKM Pengolahan Minyak Atsiri Nasional

1 Adas 1 > 100 n/a

2 Akar Wangi 16 > 100 90

3 Cengkeh 65 > 100 7

4 Jahe 1 n/a n/a

5 Kayu Manis 0 n/a n/a

6 Kayu Putih 0 > 100 n/a

7 Kemukus 1 < 100 n/a

8 Kenanga 2 < 100 99

9 Laos 1 n/a n/a

10 Masoi 0 < 100 n/a

11 Melati 0 n/a n/a

12 Nilam 57 > 100 45

13 Pala 3 > 100 57

14 Sereh Wangi 0 > 100 11

147 No

Total

Jenis Minyak Atsiri Jumlah UMKM Pengolahan

Potensi Pasar Dunia 2009

(Ton)

Harga Internasional (USD/Kg)

Sumber : Dewan Atsiri Indonesia, April 2009

Dari keempat belas jenis minyak atsiri yang terdaftar akan dipilih tiga jenis UMKM minyak atsiri sebagai obyek penelitian. Pemilihan didasarkan pada dua kategori : - Potensi pasar tahunan diatas 100 Ton

- Harga Jual tertinggi (per April 2009)

Berdasarkan data di atas, maka jenis UMKM minyak atsiri yang akan dijadikan sebagai obyek penelitian adalah :

- Minyak Akar Wangi - Minyak pala

(2)

- Minyak Nilam

Jumlah obyek penelitian adalah sebanyak lima belas UMKM yang sudah memiliki hasil uji produk. UMKM tersebut terdiri atas delapan UMKM minyak akar wangi, dua UMKM minyak pala dan lima UMKM minyak nilam.

3.2. Pengumpulan Data

Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan metode manajemen pengetahuan Smartvision sampai pada tahap perancangan model konseptual. Berikut disajikan rincian yang dilakukan dalam metode tersebut, yaitu:

3.2.1 Fase Strategis

Fase strategis terdiri dari berbagai tahap yaitu : (1). melakukan strategi perencanaan yang meliputi: penentuan kompetensi inti yang dibutuhkan dan penentuan prioritas manajemen pengetahuan, (2). analisa kebutuhan bisnis yang meliputi : identifikasi masalah bisnis dan membangun metric for success, (3). Penilaian budaya dan perancangan struktur penghargaan dan motivasi untuk meningkatkan budaya berbagi. Output yang diharapkan pada fase strategi adalah review dari imfrastruktur IT yang dimiliki dan mendokumenkan metrik yang akan digunakan mengukur kesuksesan prosedur manajemen pengetahuan

3.2.1.1 Membuat perencanaan strategis

Pada tahap ini diharapkan dapat menghasilkan output berupa kebutuhan pengetahuan inti, dan strategi manajemen pengetahuan yang akan diambil.

Hal ini dilakukan melalui berbagai tahapan yang meliputi :

3.2.1.1.1 Penentuan Pengetahuan penting (kompetensi inti) yang dibutuhkan

Fokus dari penentuan pengetahuan penting adalah untuk menentukan area dan jenis pengetahuan yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk minyak atsiri yang sesuai dengan standar mutu masing- masing jenis produk minyak atsiri. Hal ini dilakukan dengan memberikan kuesioner yang bersifat terbuka pada responden tentang

(3)

51

pencapaian variabel mutu masing-masing jenis minyak atsiri.

Berdasarkan konsultasi dengan dosen pembimbing dipilih beberapa variabel mutu dari masing-masing standar mutu ketiga minyak atsiri.

Fokus pertanyaan pada jenis minyak nilam dan akar wangi hanya pada pengetahuan yang mempengaruhi pencapaian standar warna, bobot jenis, indeks bias dan putaran optik. Sedangkan pada minyak atsiri jenis minyak pala difokuskan pada pengetahuan yang mempengaruhi standar warna, bobot jenis dan indeks bias. Bentuk kuesioner dapat dilihat pada hal lampiran.

3.2.1.1.2 Penentuan prioritas manajemen pengetahuan

Penentuan prioritas manajemen pengetahuan dilakukan dengan membandingkan hasil uji yang telah dilakukan masing-masing UMKM dengan standar mutu minyak atsiri terkait. Sehingga bisa diidentifikasi gap (tidak tercapainya standar mutu) beberapa variabel mutu antara hasil uji dengan standar mutu. Dari hasil gap tersebut dan hasil dari penentuan pengetahuan penting diketahui prioritas dari area manajemen pengetahuan.

3.2.1.2 Analisa kebutuhan bisnis

Pada tahap ini diharapkan dapat menghasilkan output berupa metrik yang akan digunakan untuk mengukur kesuksesan dalam menjalankan prosedur manajemen pengetahuan. Hal ini dilakukan melalui berbagai tahapan yang meliputi :

3.2.1.2.1 Identifikasi masalah bisnis

Output dari kegiatan ini adalah review atas infrastruktur IT. Hal ini dilakukan dengan memberikan kuesioner mengenai analisa infrastruktur

(4)

3.2.1.2.2 Membangun metrik tingkat keberhasilan

Metrik tingkat keberhasilan yang disusun untuk mengukur keberhasilan prosedur manajemen pengetahuan pada UKM minyak atsiri. Metrik tingkat keberhasilan ditentukan sesuai dengan bentuk/

inisiatif manajemen pengetahuan yang dikembangkan dalam penelitian ini

3.2.1.3 Penilaian Budaya dan perancangan struktur penghargaan dan motivasi untuk meningkatkan budaya berbagi

Penilaian budaya dilakukan untuk mengetahui kecenderungan budaya secara umum. Hal ini lebih berfokus untuk menanyakan langsung kepada pihak yang terlibat tentang hal-hal apa saja yang menghambat budaya berbagi pengetahuan

3.2.2 Perancangan Model Konseptual

Perancangan model konseptual terdiri dari berbagai tahap yang terdiri dari : (1) melakukan audit pengetahuan yang meliputi : identifikasi jenis dan sumber pengetahuan, menentukan kompetensi dan kelemahan, melakukan knowledge maping untuk mengidentifikasi organisasi dan arus pengetahuan, melakukan analisa gap dan memberikan rekomendasi, (2) melakukan perencanaan pengetahuan yang meliputi : perencanaan strategi manajemen pengetahuan, bangun budaya yang mendukung berbagi pengetahuan, ciptakan dan definisikan inisiatif manajemen pengetahuan

3.2.2.1 Lakukan audit pengetahuan

Audit manajemen pengetahuan dilakukan secara sistematis untuk memeriksa kualitas pengelolaan manajemen pengetahuan di suatu organisasi. Hal ini dilakukan melalui beberapa tahap yaitu : (1) identifikasi tipe dan sumber pengetahuan serta penentuan kompetensi dan kelemahan, (2) melakukan knowledge mapping, (3) Melakukan analisa gap dan beri rekomendasi )

(5)

53

3.2.2.1.1 Identifikasi tipe dan sumber pengetahuan serta penentuan kompetensi dan kelemahan

Dari identifikasi kompetensi inti yang dibutuhkan perusahaan maka diidentifikasi sumber-sumber pengetahuan (lembaga litbang) yang dianggap memiliki teknik/ metode/ riset dan kajian yang dapat meningkatkan pengetahuan inti perusahaan

3.2.2.1.2 Melakukan Knowledge mapping

Knowledge mapping yang dibuat menunjukkan taksonomi pengetahuan dan arus pengetahuan. Knowledge map berhubungan dengan topik, orang, dokumen, ide, dan hubungan dengan sumber luar sehingga memungkinkan individu-individu mengakses pengetahuan dengan cepat

3.2.2.1.3 Melakukan Analisa Gap dan Beri Rekomendasi

Analisa gap dilakukan untuk mengetahui kesenjangan antara pengetahuan yang sudah dimiliki dengan pengetahuan yang harus dimiliki. Hal ini dilakukan dengan dengan memberikan penilaian dan kemudian membandingkan antara pengetahuan yang sudah dimiliki dengan pengetahuan yang harus dimiliki.

3.2.2.2 Lakukan Perencanaan Pengetahuan

Perencanaan Pengetahuan dilakukan melalui berbagai tahap yaitu : (1) Rencanakan strategi manajemen pengetahuan, (2) Bangun budaya berbagi pengetahuan yang mendukung, (3) Ciptakan dan definisikan inisiatif manajemen pengetahuan

3.2.2.2.1 Rencanakan Strategi Manajemen Pengetahuan

Pemilihan strategi manajemen pengetahuan baik melalui strategi kodifikasi maupun personalisasi didapat dengan menganalisa hasil kuesioner strategi manajemen pengetahuan. Hal ini dilakukan

(6)

dengan memberikan kuesioner tentang perbandingan strategi manajemen pengetahuan dapat dilihat pada lampiran

3.2.2.2.2 Ciptakan dan definisikan inisiatif manajemen pengetahuan Menentukan inisiatif manajemen pengetahuan yang sesuai dengan jenis UMKM minyak atsiri. Hal ini dengan melihat hasil analisa infrastruktur, peta pengetahuan dan

3.3 Pengolahan Data

3.3.1 Pengolahan Data Penentuan Pengetahuan Penting dan Penentuan Prioritas Manajemen Pengetahuan pada UMKM Minyak Akar Wangi Berdasarkan standar mutu minyak akar wangi (ISO 4716:2002) dan hasil uji beberapa UMKM penyulingan minyak akar wangi maka dapat dibuat tabel berikut :

Tabel 3.2. Perbandingan Hasil Uji Beberapa Produk Minyak Akar Wangi dengan Standar Mutu

No Perusahaan Warna Bobot

Jenis 200C/

200C

Indeks Bias

Putaran Optik

ISO 4716: 2002 Kuning

Kecoklatan- Coklat Kemerahan

0.98- 1,003

1,520 – 1,53

(+19)0 C - (+30)0C

1 CV. Sinar Wangi Kuning

Bening

0.99 1.53 200

2 Fulus Wangi Coklat 0.9918 1.5206 290-300

3 PD. Jaya Wangi Kuning

Bening

0.839 1.45-1.52 190-210

4 Mekar Wangi Coklat 0.95 1.52 170

5 Akar Wangi Kuning

Bening

0.86 1.4 180

6 Agus Husin Coklat

Kemerahan

0.8 1.45 180

7 Jajang dan Hermawan Coklat Kemerahan

0.8 1.48 180

8 PD. Citra Wangi Kuning

Bening

0.8 1.3 180

(7)

55

Kompetensi Untuk Mencapai Standar Warna produk UMKM minyak akar wangi

Berdasarkan Perbandingan antara standar warna minyak akar wangi dengan hasil uji UMKM penyulingan minyak akar wangi maka dapat disajikan hasil pareto antara produk yang memenuhi standar warna dan yang tidak memenuhi adalah sebagai berikut :

Standar Warna UMKM Minyak Akar Wangi

Luar Standard Dalam Standard

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5

Kriteria

Frekuensi

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Cumulative %

[ 42 ]

Gambar 3.1. Perbandingan UMKM Penyulingan Minyak Akar Wangi yang Memenuhi Standar dan yang Tidak Memenuhi Standar

Berdasarkan gambar pareto di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa 50 % responden UMKM minyak akar wangi belum mengasilkan produk yang memenuhi standar warna. Maka bisa dikatakan bahwa UMKM belum dapat menjamin kompetensi untuk mencapai standar warna yang dihasilkan. Berdasarkan kuesioner bersifat terbuka yang diberikan kepada delapan responden pelaku UMKM pengolahan minyak akar wangi, diketahui bahwa kompetensi yang diperlukan untuk mencapai standar warna minyak akar wangi adalah :

(8)

Tabel 3.3. Kompetensi yang Diperlukan untuk Mencapai Standar Warna Minyak Akar Wangi

Kompetensi Inti untuk mencapai standar warna

Persentase Jawaban Responden

Seleksi Bahan dan Penentuan Harga 100%

Pengeringan 100%

Penyimpanan Bahan 38%

Distilasi (Pengaturan tekanan) 100%

Pendinginan (Pengaturan air) 100%

Pemisahan Produk dari air dan kotoran 100%

Pencegahan rodenta Gudang 75%

Penyimpanan produk 100%

Pengemasan Produk 100%

Kompetensi Untuk Mencapai Standar Bobot Jenis produk UMKM minyak akar wangi

Berdasarkan tabel perbandingan hasil uji produk dengan standar bobot jenis produk dapat diambil kesimpulan bahwa 75 % responden UMKM minyak akar wangi belum menghasilkan produk yang memenuhi standar bobot jenis. Maka bisa dikatakan bahwa UMKM belum dapat menjamin kompetensi untuk mencapai standar bobot jenis yang dihasilkan. Berdasarkan kuesioner bersifat terbuka yang diberikan kepada delapan responden pelaku UMKM pengolahan minyak akar wangi, diketahui bahwa kompetensi yang diperlukan untuk mencapai standar bobot jenis minyak akar wangi adalah

Tabel 3.4. Kompetensi yang Diperlukan untuk Mencapai Standar Bobot Jenis Minyak Akar Wangi

Kompetensi Inti untuk mencapai standar Bobot Jenis

Persentase Jawaban Responden

Seleksi Bahan dan Penentuan Harga 100%

Pengeringan 100%

Penyimpanan Bahan 38%

Distilasi (Pengaturan tekanan) 100%

Pendinginan (Pengaturan air) 100%

Pemisahan Produk dari air dan kotoran 75%

Pencegahan rodenta Gudang 100%

Penyimpanan produk 100%

Pengemasan Produk 100%

(9)

57

Kompetensi Untuk Mencapai Standar Indeks Bias produk UMKM minyak akar wangi

Berdasarkan tabel perbandingan hasil uji produk dengan standar indeks bias produk maka dapat diambil kesimpulan bahwa 62.5 % produk UMKM belum mencapai standar indeks bias akar wangi. Maka bisa dikatakan bahwa UMKM belum dapat menjamin kompetensi untuk mencapai standar indeks bias yang dihasilkan. Berdasarkan kuesioner bersifat terbuka yang diberikan kepada delapan responden pelaku UMKM pengolahan minyak akar wangi, diketahui bahwa kompetensi yang diperlukan untuk mencapai standar warna minyak akar wangi adalah :

Tabel 3.5. Kompetensi yang Diperlukan untuk Mencapai Standar Indeks Bias Minyak Akar Wangi

Kompetensi Inti untuk mencapai standar Indeks Bias

Persentase Jawaban Responden Seleksi Bahan dan Penentuan Harga 75%

Pengeringan 100%

Penyimpanan Bahan 38%

Distilasi (Pengaturan tekanan) 100%

Pendinginan (Pengaturan air) 100%

Pemisahan Produk dari air dan

kotoran 100%

Pencegahan rodenta Gudang 100%

Penyimpanan produk 100%

Pengemasan Produk 100%

Kompetensi Untuk Mencapai Standar Putaran Optik produk UMKM minyak akar wangi

Berdasarkan tabel perbandingan hasil uji produk dengan standar putaran optik produk, maka dapat diambil kesimpulan bahwa 62.5 % produk UMKM belum mencapai standar putaran optik akar wangi. Maka bisa dikatakan kompetensi diatas belum menjamin kualitas putaran optik yang dihasilkan. Karenanya UMKM akar wangi perlu memfokuskan beberapa kompetensi untuk menjaga ataupun mencapai kompetensi indeks bias yang sesuai standar. Berdasarkan kuesioner bersifat terbuka yang diberikan kepada delapan responden pelaku UMKM pengolahan

(10)

minyak akar wangi, diketahui bahwa kompetensi yang diperlukan untuk mencapai standar bobot jenis minyak akar wangi adalah

Tabel 3.6. Kompetensi yang Diperlukan untuk Mencapai Standar Putaran Optik Minyak Akar Wangi

Kompetensi Inti untuk mencapai standar Putaran Optik

Persentase Jawaban Responden

Seleksi Bahan dan Penentuan Harga 100%

Pengeringan 100%

Penyimpanan Bahan 38%

Distilasi (Pengaturan tekanan) 100%

Pendinginan (Pengaturan air) 100%

Pemisahan Produk dari air dan kotoran 100%

Pencegahan rodenta Gudang 100%

Penyimpanan produk 100%

Pengemasan Produk 100%

3.3.2 Pengolahan Data Penentuan Pengetahuan Penting dan Penentuan Prioritas Manajemen Pengetahuan pada UMKM Minyak Pala

Berdasarkan standar mutu minyak Pala (ISO 3215:1998) dan hasil uji beberapa UMKM penyulingan minyak pala maka dapat dibuat tabel berikut :

Tabel 3.7. Perbandingan Hasil Uji Beberapa Produk Minyak Pala dengan Standar Mutu

No Perusahaan Warna Bobot Jenis

200C/ 200C

Indeks Bias

ISO 3215:1998 Kuning

Muda

0.876-0,919 1,488-1,495 1 CV. Pavettia Atsiri Indonesia Kuning

Muda

0.9 1.4875

2 CV. Mitra Muda Mandiri Kuning Muda

0.9 1,4836

Kompetensi Untuk Mencapai Standar Warna produk UMKM minyak Pala Berdasarkan tabel perbandingan hasil uji produk dengan standar warna produk dapat diambil kesimpulan bahwa 100 % produk UMKM sudah mencapai standar warna pala (berwarna kuning bening). Maka bisa dikatakan kompetensi yang dimiliki UMKM sudah menjamin kualitas warna yang dihasilkan. Karenanya

(11)

59

UMKM pala perlu memfokuskan beberapa kompetensi untuk menjaga ataupun mencapai kompetensi warna yang sesuai standar. Berdasarkan kuesioner bersifat terbuka yang diberikan kepada delapan responden pelaku UMKM pengolahan minyak akar pala, diketahui bahwa kompetensi yang diperlukan untuk mencapai standar warna minyak pala adalah :

Tabel 3.8. Kompetensi yang Diperlukan untuk Mencapai Standar Warna Minyak Pala

Kompetensi Inti untuk mencapai standar warna

Persentase Jawaban Responden Seleksi Bahan dan Penentuan Harga 100%

Pengeringan 100%

Penyimpanan Bahan 100%

Distilasi (Pengaturan tekanan uap) 100%

Pendinginan (Pengaturan air) 100%

Pemisahan Produk dari air dan

kotoran 100%

Pencegahan rodenta Gudang 100%

Penyimpanan produk 100%

Pengemasan Produk 100%

Kompetensi Untuk Mencapai Standar Bobot Jenis produk UMKM minyak Pala

Berdasarkan perbandingan hasil uji produk dengan standar bobot jenis produk dapat diambil kesimpulan bahwa 100 % produk UMKM sudah mencapai standar bobot jenis pala. Maka bisa dikatakan kompetensi diatas sudah menjamin kualitas bobot jenis yang dihasilkan. Karenanya UMKM pala perlu memfokuskan beberapa kompetensi untuk menjaga kompetensi bobot jenis yang sesuai standar.

Berdasarkan kuesioner bersifat terbuka yang diberikan kepada delapan responden pelaku UMKM pengolahan minyak pala, diketahui bahwa kompetensi yang diperlukan untuk mencapai standar bobot jenis minyak pala adalah:

(12)

Tabel 3.9. Kompetensi yang Diperlukan untuk Mencapai Standar Bobot Jenis Minyak Pala

Kompetensi Inti untuk mencapai standar Bobot Jenis

Persentase Jawaban Responden

Seleksi Bahan dan Penentuan Harga 100%

Pengeringan 100%

Penyimpanan Bahan 100%

Distilasi (Pengaturan tekanan uap) 100%

Pendinginan (Pengaturan air) 100%

Pemisahan Produk dari air dan kotoran 100%

Pencegahan rodenta Gudang 100%

Penyimpanan produk 100%

Pengemasan Produk 100%

Kompetensi Untuk Mencapai Standar Indeks Bias produk UMKM minyak Pala

Berdasarkan tabel perbandingan hasil uji produk dengan standar indeks bias produk maka dapat diambil kesimpulan bahwa seluruh produk UMKM belum mencapai standar indeks bias pala. Maka bisa dikatakan kompetensi diatas belum menjamin kualitas indeks bias yang dihasilkan. Karenanya UMKM pala perlu memfokuskan beberapa kompetensi untuk menjaga ataupun mencapai kompetensi indeks bias yang sesuai standar. Berdasarkan kuesioner bersifat terbuka yang diberikan kepada dua responden pelaku UMKM pengolahan minyak pala, diketahui bahwa kompetensi yang diperlukan untuk mencapai standar indeks bias minyak pala adalah:

Tabel 3.10. Kompetensi yang Diperlukan untuk Mencapai Standar Indeks Bias Minyak Pala

Kompetensi Inti untuk mencapai standar Indeks Bias

Persentase Jawaban Responden

Seleksi Bahan dan Penentuan Harga 100%

Pengeringan 100%

Penyimpanan Bahan 100%

Distilasi (Pengaturan tekanan uap) 100%

Pendinginan (Pengaturan air) 100%

Pemisahan Produk dari air dan kotoran 100%

Pencegahan rodenta Gudang 100%

Penyimpanan produk 100%

Pengemasan Produk 100%

(13)

61

3.3.3 Pengolahan Data Penentuan Pengetahuan Penting dan Penentuan Prioritas Manajemen Pengetahuan pada Minyak Nilam

Berdasarkan standar mutu minyak nilam (ISO 3575:2002) dan hasil uji beberapa UMKM penyulingan minyak akar wangi maka dapat dibuat tabel berikut :

Tabel 3.11. Perbandingan Hasil Uji Beberapa Produk Minyak Nilam dengan Standar Mutu

No Perusahaan Warna Bobot

Jenis 200C/

200C

Indeks Bias

Putaran Optik

ISO 3575 : 2002 Kuning -

Coklat Kemerahan

0,952- 0,975

1,5050- 1,515

(-40)0C – (-60)0 C 1 Putera Mandiri Kuning 0.9732 1,506 -530 C 2 Sukses Putera Mandiri Kuning 0.9732 1.5066 -550 C

3 Azim Kuning 0.945 1,501 -480 C

4 Bakrie Kuning 0.9586 1.505 -450 C

5 H. Zein Kuning 0.945 1,501 -480 C

Kompetensi Untuk Mencapai Standar Warna produk UMKM minyak Nilam Berdasarkan tabel perbandingan hasil uji produk dengan standar warna produk dapat diambil kesimpulan bahwa 100 % produk UMKM sudah mencapai standar warna nilam (berwarna kuning). Maka bisa dikatakan kompetensi diatas sudah menjamin kualitas warna yang dihasilkan. Karenanya UMKM nilam perlu memfokuskan beberapa kompetensi untuk menjaga ataupun mencapai kompetensi warna yang sesuai standar. Berdasarkan kuesioner bersifat terbuka yang diberikan kepada delapan responden pelaku UMKM pengolahan minyak nilam, diketahui bahwa kompetensi yang diperlukan untuk mencapai standar bobot jenis minyak nilam adalah:

(14)

Tabel 3.12. Kompetensi yang diperlukan untuk mencapai standar warna minyak nilam

Kompetensi Inti untuk mencapai standar warna

Persentase Jawaban Responden

Seleksi Bahan dan Penentuan Harga 100%

Pengeringan 100%

Penyimpanan Bahan 0%

Distilasi (Pengaturan tekanan uap) 100%

Pendinginan (Pengaturan air) 100%

Pemisahan Produk dari air dan kotoran 100%

Pencegahan rodenta Gudang 100%

Penyimpanan produk 100%

Pengemasan Produk 100%

Kompetensi Untuk Mencapai Standar Bobot Jenis produk UMKM minyak Nilam

Berdasarkan tabel perbandingan hasil uji produk dengan standar bobot jenis produk dapat diambil kesimpulan bahwa 60 % produk UMKM sudah mencapai standar bobot jenis nilam. Maka bisa dikatakan kompetensi diatas belum menjamin kualitas bobot jenis yang dihasilkan. Karenanya UMKM nilam perlu memfokuskan beberapa kompetensi untuk menjaga ataupun mencapai kompetensi bobot jenis yang sesuai standar. Berdasarkan kuesioner bersifat terbuka yang diberikan kepada delapan responden pelaku UMKM pengolahan minyak nilam, diketahui bahwa kompetensi yang diperlukan untuk mencapai standar bobot jenis minyak nilam adalah:

Tabel 3.13. Kompetensi yang Diperlukan untuk Mencapai Standar Bobot Jenis Minyak Nilam

Kompetensi Inti untuk mencapai standar Bobot Jenis

Persentase Jawaban Responden Seleksi Bahan dan Penentuan Harga 100%

Pengeringan 100%

Penyimpanan Bahan 0%

Distilasi (Pengaturan tekanan uap) 100%

Pendinginan (Pengaturan air) 100%

Pemisahan Produk dari air dan

kotoran 100%

Pencegahan rodenta Gudang 100%

Penyimpanan produk 100%

Pengemasan Produk 100%

(15)

63

Kompetensi Untuk Mencapai Standar Indeks Bias produk UMKM minyak Nilam

Berdasarkan tabel perbandingan hasil uji produk dengan standar indeks bias produk dapat diambil kesimpulan bahwa 60 % produk UMKM sudah mencapai standar indeks bias nilam. Maka bisa dikatakan kompetensi diatas belum menjamin kualitas indeks bias yang dihasilkan. Karenanya UMKM nilam perlu memfokuskan beberapa kompetensi untuk menjaga ataupun mencapai kompetensi indeks bias yang sesuai standar. Berdasarkan kuesioner bersifat terbuka yang diberikan kepada delapan responden pelaku UMKM pengolahan minyak nilam, diketahui bahwa kompetensi yang diperlukan untuk mencapai standar indeks bias minyak nilam adalah:

Tabel 3.14. Kompetensi yang Diperlukan untuk Mencapai Standar Indeks Bias Minyak Nilam

Kompetensi Inti untuk mencapai standar Indeks Bias

Persentase Jawaban Responden

Seleksi Bahan dan Penentuan Harga 100%

Pengeringan 100%

Penyimpanan Bahan 0%

Distilasi (Pengaturan tekanan uap) 100%

Pendinginan (Pengaturan air) 100%

Pemisahan Produk dari air dan kotoran 100%

Pencegahan rodenta Gudang 100%

Penyimpanan produk 100%

Pengemasan Produk 100%

Kompetensi Untuk Mencapai Standar Putaran Optik produk UMKM minyak Nilam

Berdasarkan tabel perbandingan hasil uji produk dengan standar putaran optik produk dapat diambil kesimpulan bahwa 100 % produk UMKM sudah mencapai standar putaran optik nilam. Maka bisa dikatakan kompetensi diatas belum menjamin kualitas putaran optik yang dihasilkan. Karenanya UMKM nilam perlu memfokuskan beberapa kompetensi untuk menjaga ataupun mencapai kompetensi

(16)

indeks bias yang sesuai standar. Berdasarkan kuesioner bersifat terbuka yang diberikan kepada delapan responden pelaku UMKM pengolahan minyak nilam, diketahui bahwa kompetensi yang diperlukan untuk mencapai standar putaran optik minyak nilam adalah:

Tabel 3.15. Kompetensi yang Diperlukan untuk Mencapai Standar Putaran Optik Minyak Nilam

Kompetensi Inti untuk mencapai standar Indeks Putaran Optik

Persentase Jawaban Responden

Seleksi Bahan dan Penentuan Harga 100%

Pengeringan 100%

Penyimpanan Bahan 0%

Distilasi (Pengaturan tekanan uap) 100%

Pendinginan (Pengaturan air) 100%

Pemisahan Produk dari air dan kotoran 100%

Pencegahan rodenta Gudang 100%

Penyimpanan produk 100%

Pengemasan Produk 100%

3.3.4 Pengolahan Data Infrastruktur

Berdasarkan hasil kuesioner data infrastruktur yang dilakukan pada beberapa UMKM, dihasilkan data sebagai berikut :

Tabel 3.16. Hasil Pengolahan Data Analisa Infrastruktur untuk Masing-Masing Jenis UMKM

Pertanyaan Pala Akar Wangi Nilam

Jumlah Perusahaan yang memiliki fasilitas Komputer terhubung Internet 2 1 0

Jumlah Perusahaan yang memiliki fasilitas web Perusahaan 2 0 0

lah Perusahaan yang memiliki fasilitas akar Jurnal atau buletin penelitian 1 1 0 Jumlah Perusahaan yang memiliki PC terinstal dengan chating 2 1 0 Jumlah Perusahaan yang memiliki alat komunikasi faksimile dan telepon 2 8 5

Untuk UMKM perusahaan pala infrastruktur perusahaan yang dimiliki memungkinkan adanya kemudahan dalam media sharing pengetahuan dibandingkan dengan UMKM akar wangi maupun nilam. Akses penyerapan pengetahuan melalui internet dan chating memungkinkan perusahaan untuk melakukan transfer pengetahuan dari orang ke orang

(17)

65

3.3.5 Pengolahan data pengkajian budaya

Berdasarkan hasil wawancara dengan UMKM minyak atsiri khususnya akar wangi dan nilam maka diketahui budaya yang menghambat berbagi pengetahuan bagi UMKM tersebut adalah :

Pada UMKM minyak akar wangi motivasi berbagi pengetahuan dan juga peningkatan pengetahuan masih rendah karena rendahnya kesadaran dari sebagian besar UMKM untuk meningkatkan kualitas/ pencapaian mutu dengan alasan kurang menariknya insentif harga (dimana harga untuk produk yang mencapai standar mutu tidak jauh berbeda dengan produk yang belum mencapai standar. Selain itu tingginya anggapan bahwa penerapan hasil riset bersifat tidak efisien dibandingkan dengan cara pengolahan yang telah dilakukan.

Pada UMKM minyak pala masalah yang menghambat penerimaan pengetahuan eksternal adalah kepercayaan terhadap hasil riset/ kajian/

peneliti tidak bersifat up to date.

Pada UMKM minyak nilam masalah yang menghambat adalah akses sosiabilitas dengan pihak eksternal yang terutama diakibatkan lokasi industri yang menyebar (UMKM minyak nilam kuningan)

3.3.6 Pengolahan Data Metriks Tingkat Keberhasilan

Secara umum data metriks tingkat keberhasilan untuk UMKM minyak atsiri adalah :

Sistem pengukuran utama : Jumlah penggunaan hasil litbang Output : persentase keberhasilan pencapaian standar produk Outcome : Perbaikan kualitas produk

3.3.7 Identifikasi Tipe dan Sumber Pengetahuan

Berdasarkan standar kompetensi yang dibutuhkan dan inventarisasi hasil riset yang telah dilakukan kepada beberapa lembaga penelitian maka

(18)

didapatkan data tipe dan sumber beberapa pengetahuan eksternal yang dibutuhkan UMKM adalah :

Tabel 3.17. Sumber Pengetahuan Minyak Akar Wangi

Kompetensi / Sumber Pengetahuan

Seleksi Bahan

Pengeringan Pengaturan Tekanan Uap

Pengaturan Air

Balittro Sofyan Rusli dan Anggraeni :

Pengaruh tekanan uap dan lama terhadap rendemen dan mutu minyak akar wangi

Eksplisit

IPB Mardjono :

Cara – cara penyulingan mempengaruhi rendemen dan mutu minyak akar wangi yang dihasilkan

Eksplisit

Dirjen Industri Kecil

Departemen Perindustrian

Penyulingan minyak akar wangi : Petunjuk teknis manuskrip standar SII Dirjen Industri

Eksplisit Eksplisit Eksplisit Eksplisit

Materi Penyuluhan penyempurnaan alat suling dan cara kerja yang benar

Eksplisit

Peningkatan mutu minyak atsiri

Eksplisit Eksplisit Eksplisit Eksplisit

Penyusunan panduan cara produksi yang baik minyak atsiri

Eksplisit Eksplisit Eksplisit Eksplisit

(19)

67

Tabel 3.18. Sumber Pengetahuan Minyak Nilam

Kompetensi / Sumber Pengetahuan

Seleksi Bahan

Pengeringan Pengaturan Tekanan Uap

Pengaturan Air/

Pendinginan Balittro Nanan Nurdjanah dan

Mamun :

Pengeringan bahan dan penyimpanan daun nilam kering

Eksplisit

Sofyan Rusli :

Pengaruh kepadatan dan lama penyulingan terhadap rendemen dan mutu minyak nilam

Eksplisit

Hernani :

Pengaruh perlakuan bahan sebelum penyulingan terhadap rendemen dan karakteristik minyak nilam

Eksplisit

Eksplisit

JT Yuhono dan Shinta suhirman :

Strategi peningkatan rendemen dan mutu minyak nilam dan agribisnis nilam

Eksplisit Eksplisit Eksplisit Eksplisit

Feri Manoi :

Perkembangan teknologi pengolahan minyak nilam serta pemanfaatan limbahnya

Eksplisit Eksplisit Daswir, Indra Kusuma, dan

Irwandi :

Usaha menghasilkan minyak nilam yang bermutu

Eksplisit Eksplisit Eksplisit Eksplisit

Puslitbang Biologi

Mustafa A :

Perbandingan hasil analisis GC, KLT Scanner hasil ekstraksi daun nilam dengan beberapa pelarut organik

Eksplisit

Dirjen Industri Kecil Departemen Perindustrian

Penyulingan minyak nilam : Petunjuk teknis manuskrip standar SII Dirjen Industri

Eksplisit Eksplisit Eksplisit Eksplisit Materi Penyuluhan

penyempurnaan alat suling dan cara kerja yang benar

Eksplisit Peningkatan mutu minyak

atsiri

Eksplisit Eksplisit Eksplisit Eksplisit Penyusunan panduan cara

produksi yang baik minyak atsiri

Eksplisit Eksplisit Eksplisit Eksplisit

(20)

Tabel 3.19. Sumber Pengetahuan Minyak Pala

Kompetensi / Sumber Pengetahuan

Seleksi Bahan

Pengeringan Distilasi (Pengaturan Tekanan Uap)

Pengaturan Air/

Pendinginan

Balittro 1. Sofyan Rusli dan Nanan Nurdjanah :

Pengaruh alas dan lama penyulingan terhadap rendemen dan sifat minyak daun pala

Eksplisit Eksplisit

2. Sofyan Rusli dan Hernani : Pengaruh pengeringan, cara dan lama penyulingan terhadap produksi, rendemen dan mutu minyak pala

Eksplisit Eksplisit

IPB Mardjono : Cara-cara penyulingan mempengaruhi rendemen dan kualitas akar wangi

Eksplisit

Dirjen Industri Kecil Departemen Perindustrian

Penyulingan minyak pala : Petunjuk teknis manuskrip standar SII Dirjen Industri

Eksplisit Eksplisit Eksplisit Eksplisit

Materi Penyuluhan penyempurnaan alat suling dan cara kerja yang benar

Eksplisit

Peningkatan mutu minyak atsiri Eksplisit Eksplisit Eksplisit Eksplisit Penyusunan panduan cara produksi

yang baik minyak atsiri Eksplisit Eksplisit Eksplisit Eksplisit

3.3.8 Pengolahan Data Knowledge Mapping pada UMKM minyak Akar Wangi

Gambar 3.2. Peta Pengetahuan Minyak Akar Wangi

Kompetensi Pakar

Seleksi Bahan dan Penentuan Harga

Pengeringan

Destilasi/ Pengaturan Tekanan Uap

Pendinginan/ Pengaturan air

Dirjen Industri Kecil Deperin

Sofyan Rusli (Balittro)

Mardjono (IPB)

(21)

69

3.3.9 Pengolahan Data Knowledge Mapping pada UMKM Minyak Nilam

Gambar 3.3. Peta Pengetahuan untuk UMKM Minyak Nilam

Kompetensi Pakar

Seleksi Bahan dan Penentuan Harga

Pengeringan

Destilasi/ Pengaturan Tekanan Uap

Pendinginan/

Pengaturan air

Dirjen Industri Kecil Deperin

Sofyan Rusli (Balittro)

Nanan Nurdjanah dan Mamun (Balittro)

Hernani (Balittro)

JT Yuhono dan Suhirman (Balittro)

Ferry Manoi (Balittro)

Daswir, Indra K dan Irwandi (Balittro)

Mustafa A (Puslitbang Biologi)

(22)

3.3.10 Pengolahan Data Knowledge Mapping pada UMKM minyak Pala

Gambar 3.4 Peta Pengetahuan pada UMKM Minyak Pala

3.3.11 Pengolahan Data Knowledge Gap

Pengolahan knowledge gap dilakukan untuk masing-masing jenis UMKM.

Jenis pengetahuan yang ditanyakan dalam knowledge gap adalah jenis pengetahuan yang mempengaruhi kualitas produk dalam memenuhi standar kualitas masing-masing jenis minyak atsiri. Beberapa penilaian pengetahuan yang ditanyakan dalam kuesioner tidak diisi karena dianggap tidak mempengaruhi hasil kualitas produk.

Pengeringan

Distilasi/ Pengaturan Tekanan Uap

Sofyan Rusli (Balittro)

Hernani (Balittro)

Kompetensi Pakar

Pendinginan/

Pengaturan Air

Dirjen Industri Kecil Deperin Seleksi bahan dan

penentuan Harga

Mardjono (IPB) Nanan Nurdjanah

(Balittro)

(23)

71

Dari pengolahan data akan diperoleh persentase pengetahuan yang berada dalam area Red Alert Zone (RAZ), Stay Update (SU), dan Just do it (JDI).

Pembagian area tersebut adalah sebagai berikut :

• Red Alert Zone (RAZ) merupakan pengetahuan dengan gap bernilai x ≥ 3

• Stay Update (SU) merupakan pengetahuan dengan gap bernilai + 2≥ x ≥ -2

• Just do it (JDI) merupakan pengetahuan dengan gap bernilai x ≤ -3 Berdasarkan area knowledge gap tersebut selanjutnya dibuat persentase area gap.

a) Analisa Knowledge Gap untuk UMKM minyak akar wangi adalah :

Tabel 3.20. Status knowledge gap untuk standar warna pada PD. Jaya wangi (UMKM minyak akar wangi)

Kompetensi Inti

PD. Jaya Wangi

KH KR Selisih Keterangan Seleksi Bahan dan Penentuan Harga 6 8 2 Stay Update

Pengeringan 5 7 2 Stay Update

Penyimpanan Bahan 5 6 1 Stay Update

Distilasi (Pengaturan tekanan) 6 9 3 Red Alert Pendinginan (Pengaturan air) 6 9 3 Red Alert Pemisahan Produk dari air dan

kotoran 7 7 0 Stay Update

Pencegahan rodenta Gudang 7 8 1 Stay Update

Penyimpanan produk 6 7 1 Stay Update

Pengemasan Produk 6 7 1 Stay Update

Berdasarkan area knowledge Gap Standar warna yang dilakukan di salah satu UMKM Minyak Akar wangi PD. Jaya Wangi. Berdasarkan gambar beriku t Terdapat 22 % Pengetahuan yang masuk dalam kategori Red Alert Zone. 78 % termasuk dalam kategori Stay Update dan tidak ada yang masuk dalam kategori Just Do It. Dua pengetahuan yang masuk dalam kategori Red Alert Zone harus diprioritaskan untuk ditingkatkan agar perusahaan memiliki kemampuan untuk menghasilkan produk yang memenuhi standar Warna Minyak Akar Wangi.

(24)

Knowledge Gap untuk Standar Warna Minyak Akar Wangi PD.

Jaya Wangi

22%

78%

0%

Red Alert Stay Update Just Do It

Gambar 3.5. Hasil Analisa Knowledge Gap untuk Standar Warna pada PD. Jaya Wangi (UMKM Minyak Akar Wangi)

Tabel 3.21 Status Knowledge Gap untuk Standar Bobot Jenis pada CV. Akar Wangi (UMKM Minyak Akar Wangi)

Kompetensi Inti

Akar Wangi

KH KR Selisih Keterangan Seleksi Bahan dan Penentuan Harga 5 8 3 Red Alert

Pengeringan 6 6 0 Stay Update

Penyimpanan Bahan 6 6 0 Stay Update

Distilasi (Pengaturan tekanan) 5 8 3 Red Alert Pendinginan (Pengaturan air) 5 8 3 Red Alert Pemisahan Produk dari air dan

kotoran 7 8 1 Stay Update

Pencegahan rodenta Gudang 7 8 1 Stay Update

Penyimpanan produk 7 8 1 Stay Update

Pengemasan Produk 7 8 1 Stay Update

Berdasarkan area knowledge Gap standar Bobot Jenis yang dilakukan di salah satu UMKM Minyak Akar wangi CV. Akar Wangi. Terdapat 33 % Pengetahuan yang masuk dalam kategori Red Alert Zone. 67 % termasuk dalam kategori Stay Update dan tidak ada yang masuk dalam kategori Just Do It. Tiga pengetahuan yang masuk dalam kategori Red Alert Zone harus diprioritaskan untuk ditingkatkan agar

perusahaan memiliki kemampuan untuk menghasilkan produk yang memenuhi standar Bobot jenis Minyak Akar Wangi.

(25)

73

Knowledge Gap Standar Bobot Jenis UMKM Minyak Akar Wangi CV. Akar Wangi

33%

67%

0%

Red Alert Stay Update Just Do It

Gambar 3.6. Hasil Analisa Knowledge Gap untuk Standar Bobot Jenis pada CV. Akar Wangi (UMKM Minyak Akar Wangi)

Tabel 3.22 Status Knowledge Gap untuk Standar Indeks Bias pada Agus Husin (UMKM Minyak Akar Wangi)

Kompetensi Inti

Agus Husin

KH KR Selisih Keterangan Seleksi Bahan dan Penentuan Harga 6 8 2 Stay Update

Pengeringan 5 6 1 Stay Update

Penyimpanan Bahan 5 6 1 Stay Update

Distilasi (Pengaturan tekanan) 5 8 3 Red Alert Pendinginan (Pengaturan air) 5 8 3 Red Alert Pemisahan Produk dari air dan

kotoran 6 8 2 Stay Update

Pencegahan rodenta Gudang 6 7 1 Stay Update

Penyimpanan produk 7 7 0 Stay Update

Pengemasan Produk 7 7 0 Stay Update

(26)

Knowledge Gap Standar Indeks Bias UMKM Minyak akar wangi Agus Husin

22%

78%

0%

Red Alert Stay Update Just Do It

Gambar 3.7. Hasil Analisa Knowledge Gap Standar Bobot Jenis pada Agus Husin (UMKM Minyak Akar Wangi)

Berdasarkan area knowledge Gap standar Indeks Bias yang dilakukan di salah satu UMKM Minyak Akar Wangi Agus Husin. Terdapat 22 % Pengetahuan yang masuk dalam kategori Red Alert Zone. 78 % termasuk dalam kategori Stay Update dan tidak ada yang masuk dalam kategori Just Do It. Dua pengetahuan yang masuk dalam kategori Red Alert Zone harus diprioritaskan untuk ditingkatkan agar perusahaan memiliki kemampuan untuk menghasilkan produk yang memenuhi standar Indeks Bias Minyak Akar Wangi.

Tabel 3.23. Status Knowledge Gap untuk Standar Putaran Optik pada PD. Citra Wangi (UMKM Minyak Akar Wangi)

Kompetensi Inti

PD. Citra Wangi

KH KR Selisih Keterangan Seleksi Bahan dan Penentuan Harga 5 8 3 Red Alert

Pengeringan 6 6 0 Stay Update

Penyimpanan Bahan 6 6 0 Stay Update

Distilasi (Pengaturan tekanan) 5 8 3 Red Alert Pendinginan (Pengaturan air) 5 8 3 Red Alert Pemisahan Produk dari air dan

kotoran 7 8 1 Stay Update

Pencegahan rodenta Gudang 7 8 1 Stay Update

Penyimpanan produk 7 8 1 Stay Update

Pengemasan Produk 7 8 1 Stay Update

(27)

75

Knowledge Gap Standar Putaran Optik UMKM Minyak Akar Wangi PD. Citra Wangi

33%

67%

0%

Red Alert Stay Update Just Do It

Gambar 3.8. Hasil Analisa Knowledge Gap Standar Putaran Optik pada PD. Citra Wangi (UMKM Minyak Akar Wangi)

Berdasarkan area knowledge Gap standar Indeks Bias yang dilakukan di salah satu UMKM Minyak Akar Wangi Agus Husin. Terdapat 33 % Pengetahuan yang masuk dalam kategori Red Alert Zone. 67 % termasuk dalam kategori Stay Update dan tidak ada yang masuk dalam kategori Just Do It. Tiga pengetahuan yang masuk dalam kategori Red Alert Zone harus diprioritaskan untuk ditingkatkan agar perusahaan memiliki kemampuan untuk menghasilkan produk yang memenuhi standar Putaran Optik Minyak Akar Wangi.

b. Analisa Knowledge Gap untuk UMKM Minyak Pala adalah :

- Salah satu hasil analisa Knowledge Gap standar warna untuk UMKM minyak pala :

(28)

Tabel 3.24. Status Knowledge Gap untuk Standar Warna pada CV. Pavettia Atsiri Indonesia (Minyak Pala):

Kompetensi Inti

CV. Pavetia Atsiri Indonesia

KH KR Selisih Keterangan Seleksi Bahan dan Penentuan Harga 7 9 2 Stay Update

Pengeringan 7 7 0 Stay Update

Penyimpanan Bahan 7 7 0 Stay Update

Distilasi (Pengaturan tekanan) 8 9 1 Stay Update Pendinginan (Pengaturan air) 7 8 1 Stay Update Pemisahan Produk dari air dan

kotoran 7 7 0 Stay Update

Pencegahan rodenta Gudang 8 8 0 Stay Update

Penyimpanan produk 7 8 1 Stay Update

Pengemasan Produk 8 8 0 Stay Update

Knowledge Gap pada Standar Warna Minyak Pala CV. Pavetia Atsiri Indonesia

0%

100%

0%

Red Alert Stay Update Just Do It

Gambar 3.9. Hasil Analisa Knowledge Gap untuk Standar Warna pada CV. Pavettia Atsiri Indonesia (UMKM Minyak Pala)

Berdasarkan area knowledge Gap standar Indeks Bias yang dilakukan di salah satu UMKM Minyak Pala CV. Pavetia Atsiri Indonesia. Terdapat 100% termasuk dalam kategori Stay Update dan tidak ada yang masuk dalam kategori Just Do It dan Red

(29)

77

Alert Zone. Pengetahuan yang dimiliki perusahaan memungkinkan perusahaan untuk mencapai standar warna minyak pala.

Tabel 3.25. Status Knowledge Gap Standar Bobot Jenis CV. Mitra Muda Mandiri (UMKM Minyak Pala)

Kompetensi Inti

CV. Mitra Muda Mandiri KH KR Selisih Keterangan Seleksi Bahan dan Penentuan Harga 9 9 0 Stay Update

Pengeringan 8 8 0 Stay Update

Penyimpanan Bahan 8 8 0 Stay Update

Distilasi (Pengaturan tekanan) 9 9 0 Stay Update Pendinginan (Pengaturan air) 9 9 0 Stay Update Pemisahan Produk dari air dan

kotoran 8 8 0 Stay Update

Pencegahan rodenta Gudang 8 8 0 Stay Update

Penyimpanan produk 8 8 0 Stay Update

Pengemasan Produk 8 8 0 Stay Update

Knowledge Gap pada Standar Bobot Jenis Minyak Pala CV.

Mitra Muda Mandiri

0%

100%

0%

Red Alert Stay Update Just Do It

Gambar 3.10. Hasil Analisa Knowledge Gap untuk Standar Warna pada CV. Pavettia Atsiri Indonesia (UMKM Minyak Pala)

Berdasarkan area knowledge Gap standar Bobot jenis yang dilakukan di salah satu UMKM Minyak pala CV. Mitra Muda Mandiri. Terdapat 100% dari pengetahuan yang termasuk dalam kategori Stay Update dan tidak ada yang masuk dalam kategori Just Do It dan Red Alert Zone. Pengetahuan yang dimiliki perusahaan memungkinkan perusahaan untuk mencapai standar bobot jenis minyak pala.

(30)

Tabel 3.26. Status Knowledge Gap Standar Indeks Bias pada CV. Mitra Muda Mandiri (UMKM Minyak Pala)

Kompetensi Inti

CV. Mitra Muda Mandiri

KH KR Selisih Keterangan Seleksi Bahan dan Penentuan Harga 7 9 2 Stay Update

Pengeringan 7 8 1 Stay Update

Penyimpanan Bahan 7 8 1 Stay Update

Distilasi (Pengaturan tekanan) 7 9 2 Stay Update Pendinginan (Pengaturan air) 7 9 2 Stay Update Pemisahan Produk dari air dan

kotoran 7 8 1 Stay Update

Pencegahan rodenta Gudang 7 8 1 Stay Update

Penyimpanan produk 7 8 1 Stay Update

Pengemasan Produk 7 8 1 Stay Update

Knowledge Gap pada Standar Indeks Bias Minyak Pala CV. Mitra Muda Mandiri

0%

100%

0%

Red Alert Stay Update Just Do It

Gambar 3.11. Hasil Analisa Knowledge Gap untuk Standar Indeks Bias pada CV. Mitra Muda Mandiri (UMKM Minyak Pala)

Berdasarkan area knowledge Gap standar indeks bias yang dilakukan di salah satu UMKM Minyak pala CV. Mitra Muda Mandiri. Terdapat 100% dari pengetahuan yang termasuk dalam kategori Stay Update dan tidak ada yang masuk dalam kategori Just Do It dan Red Alert Zone. Pengetahuan yang dimiliki perusahaan memungkinkan perusahaan untuk mencapai standar Indeks Bias minyak pala.

(31)

79

C. Analisis Knowledge Gap untuk UMKM Minyak Nilam adalah :

Tabel 3.27. Status Knowledge Gap Standar Warna pada Perusahaan H. Zein (UMKM Minyak Nilam)

Kompetensi Inti

H. Zein

KH KR Selisih Keterangan Seleksi Bahan dan Penentuan Harga 7 8 1 Stay Update

Pengeringan 7 8 1 Stay Update

Penyimpanan Bahan 6 6 0 Stay Update

Distilasi (Pengaturan tekanan) 6 9 3 Red Alert Pendinginan (Pengaturan air) 7 8 1 Stay Update Pemisahan Produk dari air dan

kotoran 7 8 1 Stay Update

Pencegahan rodenta Gudang 7 8 1 Stay Update

Penyimpanan produk 7 8 1 Stay Update

Pengemasan Produk 7 8 1 Stay Update

Know ledge Gap Standar Warna UMKM Minyak Nilam H. Zein

11%

89%

0%

Red Alert Stay Update Just Do It

Gambar 3.12. Hasil Analisa Knowledge Gap untuk Standar Warna pada Perusahaan H. Zein (UMKM Minyak Nilam)

Berdasarkan area knowledge Gap standar warna yang dilakukan di salah satu UMKM Minyak nilam H. Zein. Terdapat 11 % dari pengetahuan yang termasuk dalam red alert zone dan 89% dalam kategori Stay Update dan tidak ada yang masuk dalam kategori Just Do It. Perusahaan harus memprioritaskan usaha untuk meningkatkan Pengetahuan yang masih masuk dalam kategori Red Alert Zone agar bisa meningkatkan kapabilitasnya dalam menghasilkan produk yang sesuai dengan standar warna.

(32)

Tabel 3.28. Status Knowledge Gap Standar Bobot Jenis pada Perusahaan Putera Mandiri (UMKM Minyak Nilam)

Kompetensi Inti

Putera Mandiri

KH KR Selisih Keterangan Seleksi Bahan dan Penentuan Harga 6 8 2 Stay Update

Pengeringan 7 8 1 Stay Update

Penyimpanan Bahan 7 8 1 Stay Update

Distilasi (Pengaturan tekanan) 6 8 2 Stay Update Pendinginan (Pengaturan air) 7 8 1 Stay Update Pemisahan Produk dari air dan

kotoran 7 8 1 Stay Update

Pencegahan rodenta Gudang 7 8 1 Stay Update

Penyimpanan produk 7 8 1 Stay Update

Pengemasan Produk 7 8 1 Stay Update

Know lw dge Gap Standar Bobot Jenis UMKM Minyak Nilam Putera Mandiri

0%

100%

0%

Red A lert St ay Updat e Just Do It

Gambar 3.13. Hasil Analisa Knowledge Gap untuk Standar Bobot Jenis pada Perusahaan Putera Mandiri (UMKM Minyak Nilam)

Berdasarkan area knowledge Gap standar bobot jenis yang dilakukan di salah satu UMKM Minyak nilam CV. Putera Mandiri. Terdapat 100 % dalam kategori Stay Update dan tidak ada yang masuk dalam kategori Just Do It serta Red alert Zone.

Pengetahuan yang dimiliki perusahaan memungkinkan perusahaan untuk mencapai standar bobot jenis minyak nilam.

(33)

81

Tabel 3.29. Status Analisa Knowledge Gap Standar Indeks Bias Perusahaan Bakrie (UMKM Minyak Nilam)

Kompetensi Inti

Bakrie

KH KR Selisih Keterangan Seleksi Bahan dan Penentuan Harga 7 8 1 Stay Update

Pengeringan 7 8 1 Stay Update

Penyimpanan Bahan 7 8 1 Stay Update

Distilasi (Pengaturan tekanan) 7 8 1 Stay Update Pendinginan (Pengaturan air) 7 8 1 Stay Update Pemisahan Produk dari air dan

kotoran 7 8 1 Stay Update

Pencegahan rodenta Gudang 7 8 1 Stay Update

Penyimpanan produk 7 8 1 Stay Update

Pengemasan Produk 7 8 1 Stay Update

Knowledge Gap Standar Indeks Bias UMKM Minyak Nilam Bakrie

0%

100%

0%

Red Alert Stay Update Just Do It

Gambar 3.14. Hasil Analisa Knowledge Gap untuk Standar Indeks Bias pada Perusahaan Bakrie (UMKM Minyak Nilam)

Berdasarkan area knowledge Gap standar indeks bias yang dilakukan di salah satu UMKM Minyak nilam Bakrie. Terdapat 100 % dalam kategori Stay Update dan tidak ada yang masuk dalam kategori Just Do It serta Red alert Zone. Pengetahuan yang dimiliki perusahaan memungkinkan perusahaan untuk mencapai standar indeks bias minyak nilam

(34)

Tabel 3.30. Status Analisa Knowledge Gap Standar Putaran Optik Perusahaan H. Zein (UMKM Minyak Nilam)

Kompetensi Inti

H. Zein

KH KR Selisih Keterangan Seleksi Bahan dan Penentuan Harga 7 8 1 Stay Update

Pengeringan 7 8 1 Stay Update

Penyimpanan Bahan 6 6 0 Stay Update

Distilasi (Pengaturan tekanan) 6 9 3 Red Alert Pendinginan (Pengaturan air) 7 8 1 Stay Update Pemisahan Produk dari air dan

kotoran 7 8 1 Stay Update

Pencegahan rodenta Gudang 7 8 1 Stay Update

Penyimpanan produk 7 8 1 Stay Update

Pengemasan Produk 7 8 1 Stay Update

Knowledge Gap Standar Putaran Optik UMKM Minyak Nilam H. Zein

11%

89%

0%

Red Alert Stay Update Just Do It

Gambar 3.15. Hasil Analisa Knowledge Gap untuk Standar Putaran Optik pada Perusahaan Bakrie (UMKM Minyak Nilam)

Berdasarkan area knowledge Gap standar warna yang dilakukan di salah satu UMKM Minyak nilam H. Zein. Terdapat 11 % dari pengetahuan yang termasuk dalam red alert zone dan 89% dalam kategori Stay Update dan tidak ada yang masuk dalam kategori Just Do It. Perusahaan harus memprioritaskan usaha untuk meningkatkan Pengetahuan yang masih masuk dalam kategori Red Alert Zone agar bisa meningkatkan kapabilitasnya dalam menghasilkan produk yang sesuai dengan standar putaran optik.

(35)

83

3.3.12 Pengolahan Data Pendekatan Strategi Manajemen Pengetahuan Berdasarkan data maka didapat hasil persentase strategi manajemen pengetahuan untuk masing-masing jenis UMKM industri pengolahan minyak atsiri adalah sebagai berikut :

• Strategi manajemen pengetahuan untuk UMKM minyak atsiri jenis minyak akar Wangi adalah :

UMKM jenis minyak akar wangi memilki kecenderungan pada strategi personalisasi dimana persentase untuk strategi personalisasi (58%) lebih besar daripada persentase untuk strategi kodifikasi (42%). Artinya untuk meningkatkan kualitas berbagi pengetahuan pada jenis UMKM minyak pala akan lebih baik bila lebih diarahkan kepada strategi personalisasi. Hal ini dilakukan dengan membuat akses bagi para UMKM minyak akar wangi dengan ekspert atau ahli individu baik yang telah digambarkan pada peta pengetahuan khususnya pada area pengetahuan yang masih berada pada red alert zone. Fokus dari pembuatan akses ini diharapkan UMKM dapat melakukan proses sosialisasi dengan expert atau ahli.

• Strategi manajemen pengetahuan UMKM minyak atsiri jenis minyak pala adalah :

UMKM jenis minyak pala memilki kecenderungan pada strategi kodifikasi dimana persentase untuk strategi kodifikasi (56%) lebih besar daripada persentase untuk strategi personalisasi (44%). Artinya untuk meningkatkan kualitas berbagi pengetahuan pada jenis UMKM minyak pala akan lebih baik bila lebih diarahkan kepada strategi Kodifikasi. Hal ini dilakukan dengan membuat akses bagi para UMKM minyak pala dengan hasil riset/kajian yang telah dilakukan oleh expert atau ahli yang telah digambarkan melalui peta pengetahuan. Pada sterategi ini pengetahuan yang diperoleh expert atau ahli melalui proses penelitian bisa dieksplisitkan dan didistribusikan melalui akses database yang bisa

Gambar

Tabel 3.2. Perbandingan Hasil Uji Beberapa Produk Minyak Akar Wangi dengan Standar Mutu
Gambar 3.1. Perbandingan UMKM Penyulingan Minyak Akar Wangi yang Memenuhi Standar  dan yang Tidak Memenuhi Standar
Tabel 3.3. Kompetensi yang Diperlukan untuk Mencapai Standar Warna Minyak Akar  Wangi
Tabel 3.6. Kompetensi yang Diperlukan untuk Mencapai Standar Putaran Optik Minyak Akar  Wangi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pencampuran bahan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan keamanannya pada minuman beralkohol dapat mengakibatkan keracunan yang sering terjadi adalah keracunan

Materi edukasi berdasarkan konsep sutainable tourism yang diberikan kepada pelaku UMKM wisata Pantai Minang Rua menyesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi para pelaku

Hasil pengujian dalam basis data kedipan menunjukkan sistem yang diajukan dapat mendeteksi durasi kedipan mata dengan tingkat keakuratan 99,4% dan 1% false

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin,

 1: Ada kelainan pada mata akibat kusta tetapi tidak kelihatan dan visus sedikit berkurang Ada anesthesia tetapi tidak ada cacat atau kerusakan yang kelihatan  2: Ada

Dari perhitungan rata-rata laju kerusakan, dapat kita ambil kesimpulan untuk menentukan waktu perawatan forklift scaglia tidak lebih dari 27 hari sekali, yakni

Tingkat kedisiplinan siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kalianget masuk dalam kategori amat baik karena mean atau rata-rata tingkat kedisiplinan adalah 81,82 yang berada pada interval 95

Pada pekerja ketiga diketahui bahwa memiliki nilai beban kerja mental sebesar 57,333 yang termasuk dalam klasifikasi beban kerja mental tinggi juga, dengan faktor