• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SDN 3 SUNGAI ROTAN Kelas / Semester : VI (Enam) / 2

Tema 7 : 7. Kepemimpinan

Sub Tema 1 : 2. Pemimpin di Sekitarku Pembelajaran : 4

Alokasi Waktu : 10 Menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR PPKn

3.1 Menganalisis penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

IPS

3.3 Menganalisis posisi dan peran Indonesia dalam kerja sama di bidang ekonomi, politik, social, budaya, teknologi, dan pendidikan dalam lingkup ASEAN.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Setalah membaca teks “Hebatnya Dokter Kami”, peserta didik mampu mengidentifikasi nilai-nilai kepemimpinan dengan benar.

2. Setalah membaca teks “Hebatnya Dokter Kami” , peserta didik mampu mengidentifikasi nilai-nilai yang terkandung dalam sila kedua Pancasila dengan benar.

3. Setelah berdiskusi, peserta didik dapat mengidentifikasi peran Indonesia dalam bidang politik di ASEAN dengan benar.

(2)

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI

WAKTU Pendahuluan Persiapan :

1. Guru mengucapkan salam

2. Guru meminta salah satu peserta didik untuk memimpin membaca doa sesuai kepercayaan masing- masing.

3. Guru melakukan pengkondisian kelas.

4. Guru mengecek kehadiran siswa.

Motivasi :

1. Guru menunjukkan gambar pemimpin di sekitar desa dan mengajukan beberapa pertanyaan berupa :

- Siapa yang memimpin desa kita?

- Siapa yang memipin di sekolah?

- Siapa lagi pemimpin yang ada di daerah kita?

2. Guru menuliskan judul pembelajaran pada hari ini dengan sub tema “Pemimpin di Sekitarku”

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

4. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran.

Apersepsi:

1. Guru bertanya jawab dengan peserta didik tentang pembelajaran sebelumnya. Pertanyaan yang disampaikan: “Apa pembelajaran yang telah kita pelajari sebelumnya?”

2. Guru menjelaskan pembelajaran sebelumnya tentang kepemimpinan dan nilai-nilai yang harus dimiliki.

2 menit

Inti 1. Peserta didik diminta mengamati gambar kepala Desa.

2. Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru berupa : - Bagaimana kepemimpinan Kepala Desa di daerah

kita?

- Apa yang seharusnya dimiliki seorang Kepala Desa?

3. Peserta didik diminta membaca teks yang berjudul

“Hebatnya Dokter Kami”

4. Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru berupa:

5 menit

(3)

- Apa nilai-nilai kepemimpinan yang ada pada teks tersebut?

- Kepada siapa saja seorang pemimpin bertanggung jawab?

- Mengapa Dokter Rana kembali bertugas di Desanya?

- Apakah Dokter Rana sudah memiliki nilai-nilai kedua Pancasila?

5. Guru menjelaskan bahwa Dokter Rana merupakan pemimpin doketr di daerah tempat ia bertugas dan kita juga jika kalian sudah berhasil dikemudian harus memikirkan kesejahteraan tempat kalian bertugas nantinya sesuai dengan nilai kedua sila pancasila.

Seorang dokter itu tidak hanya di tugas di Negara senidiri bias saja kita di tugaskan di Negara lain karena Indonesia juga merupakan anggota ASEAN.

6. Peserta mengamati gambar peta ASEAN yang di tunjukkan oleh guru.

7. Peserta menjawab pertanyaan dari guru berupa:

- Apa itu ASEAN?

- Berapa banyak Negara yang tergabung dalam ASEAN?

- Negara apa saja yang tergabung dalam ASEAN?

8. Kemudian guru mengajak siswa berdiskusi secara berkelompok untuk mencari informasi mengenai peran Indonesia di ASEAN pada peta pikiran yang sudah disediakan.

9. Peserta didik membentuk 2 buah kelompok yang terdiri 4 orang.

10. Guru membimbing peserta didik untuk mengerjakan LKPD yang akan dibagikan.

11. Setelah selesai mengerjakan LKPD, setiap kelompok diminta membacakan hasil diskusi kelompoknya.

12. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang menjawab pertanyaan dengan benar.

Penutup 1. Peserta didik diminta untuk menyimpulkan materi pembelajaran pada hari ini.

2. Peserta didik mengerjakan soal evaluasi yang diberikan.

3. Guru memberikan refleksi kepada peserta didik dengan menanyakan pembelajaran yang telah berlangsung.

- Apakah pembelajaran hari ini menyenangkan?

4. Guru memberikan tindak lanjut berupa:

3 menit

(4)

E. Penilaian

1. Penilaian Kognitif

− Prosedur Tes : Hasil Akhir

− Jenis Tes : Tertulis

− Bentuk Instrumen : Soal pilihan ganda

− Instrumen Penilaian a. Soal

b. Kunci Jawaban : Terlampir c. Pedoman Penskoran : Terlampir 2. Penilaian Afektif

− Prosedur Tes : Penilaian Proses

− Jenis Tes : Pengamatan

− Deskriptor : Terlampir

− Lembar Penilaian : Terlampir 3. Penilaian Psikomotorik

− Prosedur Tes : Penilaian Proses

− Jenis Tes : Pengamatan

− Deskriptor : Terlampir

− Lembar Penilaian : Terlampir

Mengetahui, Muara Enim, 12 Juli 2022

Kepala SDN 3 Sungai Rotan Guru Kelas VI

Isdiyanto, S.Pd.I Rika Hartini, S.Pd.,Gr.

NIP. 196412011987031002 NIP. 199307152019022007

- Meminta peserta didik berdiskusi bersama orang tua berupa mengidentifikasi penerapan nilai-nilai kemanusiaan yang ada pada lingkungan keluarga?

5. Peserta didik membaca doa.

(5)

Materi Pembelajaran 1.

Teks Bacaan

Hebatnya Dokter Kami

Hebatnya Dokter Kami Ia adalah Dokter Rana, seorang dokter muda yang sederhana dan terampil.

Ayahnya adalah mantan kepala desa kami yang telah meninggal dunia. Dokter Rana baru kembali ke desa kami dua tahun yang lalu, setelah sepuluh tahun lebih merantau ke ibukota. Ia memperoleh beasiswa di Fakultas Kedokteran dan setelah lulus ia praktik di Rumah Sakit Umum Kabupaten. Semenjak ia pulang dan praktik di balai kesehatan desa, aku sering mendengar perbincangan warga yang heran atas keputusan Dokter Rana untuk kembali ke desa. Bukankah penghasilan sebagai dokter di kota jauh lebih besar?

Kepada ayahku, Dokter Rana bercerita bahwa cita-citanya menjadi dokter dulu muncul karena melihat kesadaran hidup sehat masyarakat desa yang sangat rendah. Sungai dipakai untuk mandi, mencuci, dan membuang hajat, lalu airnya dikonsumsi. Hasil bumi dan peternakan tidak dimanfaat kan untuk membentuk pola makan sehat. Warga lebih suka menjualnya ke kota dan uangnya digunakan untuk membeli makanan instan. Selama praktik di kota, Dokter Rana terbayang terus kondisi desanya. Ia merasa bahwa seharusnya ilmu yang dimilikinya sebagai seorang dokter dapat bermanfaat untuk kampung halamannya sendiri. “Jadi Pak Andri, saya ini pulang untuk memenuhi niat saya ketika menerima beasiswa, yaitu mensejahterakan warga desa tempat saya lahir dan dibesarkan,” ujar Dokter Rana pada ayahku. Sejak pulang, Dokter Rana memang aktif membina para remaja dan keluarga muda. Ia memberikan penyuluhan tentang pentingnya mencuci tangan, memasak air, pola makan sehat, dan imunisasi. Baginya, generasi muda adalah perantara terbaik untuk menyampaikan misi meningkatkan kesadaran hidup sehat masyarakat desa. Sebagai anak kepala desa, Dokter Rana sering mendengar cerita almarhum ayahnya bahwa banyak warga takut berobat karena tidak mampu membayar. Tak ingin hal ini terjadi, maka diumumkannya bahwa warga dapat membayar jasanya dengan sampah. Ya, sampah! Sampah kering jenis apa saja yang dapat didaur ulang. Botol plastik, botol kaca, koran bekas, bahkan kemasan bekas, diterima oleh Dokter Rana. Cara ini membuat warga aktif dan bijak mengelola sampah. Sungguh kreatif dan cerdas cara Pak Dokter mendidik warga. Seperti mendiang ayahnya, Dokter Rana menjadi sosok yang dicintai warga desa. Ia menjadi teladan melalui dedikasi, tanggung jawab, dan kerendahhatiannya dalam menolong warga. Apabila aku besar nanti, aku ingin seperti Dokter Rana. Akan kukejar cita-citaku menjadi guru dan aku akan kembali untuk membangun kampung halamanku

(6)

Perhatikan nilai-nilai yang dimiliki oleh tokoh pemimpin pada teks bacaan di atas.

Sebagai seorang pemimpin, ia sedang mengamalkan nilai-nilai persatuan. Apa yang dilakukannya merupakan wujud dari cintanya terhadap tanah air. Berikut nilai-nilai yang terkandung dalam sila ketiga Pancasila, yaitu “Persatuan Indonesia”:

1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa.

2. Mengakui persamaan derajat, persaman hak, serta kewajiban setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, dan warna kulit.

3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.

4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.

5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.

6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

8. Berani membela kebenaran dan keadilan.

9. Mengembangkan sikap saling menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.

(7)

Tema : 7. Kepemimpinan

Subtema : 1. Pemimpin Disekitarku Pembelajaran : 4

Kelompok :

Nama Anggota Kelompok : 1.

2.

3.

4.

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

(LKPD)

(8)

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Nama Sekolah : SDN 3 Sungai Rotan Kelas/Semester : VI /II (dua)

Tema 7 : 7. Kepemimpinan

Sub Tema 1 : 1. Pemimpin di Sekitarku Pembelajaran : 4

Alokasi Waktu : 10 Menit A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah berdiskusi, peserta didik dapat mengidentifikasi peran Indonesia dalam bidang politik di ASEAN dengan benar.

B. Langkah Kerja

a. Tulislah nama anggota kelompokmu pada lembar yang telah disediakan!

b. Bacalah teks informasi yang telah disediakan untuk mengisi peta pikiran!

c. Isilah peta pikiran yang ada berdasarkan hasil diskusi kalian!

d. Bacakan hasil diskusimu kedepan kelas!

(9)

Teks informasi

Posisi dan peran Indonesia dalam kerja sama di bidang politik dalam lingkup ASEAN Kerja sama di bidang politik dan keamanan bertujuan menciptakan keamanan, stabilitas, dan perdamaian di Asia Tenggara dan dunia. Instrumen politik untuk melakukan kerja sama ini sebagai berikut.

a. Kawasan damai, bebas, dan netral (zone of peace, freedom, and neutrality/ZOPFAN).

b. Traktat persahabatan dan kerja sama (Treaty of Amity and Cooperation/ TAC in Southeast Asia).

c. Kawasan bebas senjata nuklir di Asia Tenggara (Treaty on Southeast Asia Nuclear Weapon-Free Zone/SEANWFZ).

Selain instrumen politik tersebut, terdapat ASEAN Regional Forum (ARF). ARF sebagai wahana untuk konsultasi mengenai politik dan keamanan di kawasan serta membahas dan menyamakan pandangan antarnegara ASEAN. Terkait ARF, Indonesia berperan menyelenggarakan ASEAN Forum 2007 di Jakarta untuk mendukung terwujudnya Komunitas ASEAN 2015. Dalam bidang politik, Indonesia juga terlibat aktif di ASEAN. Kerja sama bidang politik berdasarkan sistem hukum internasional. Dengan demikian, kerja sama yang terjalin tidak menyebabkan sengketa akibat perbedaan sistem politik. Berikut posisi dan peran Indonesia di bidang politik di ASEAN.

a. Mengikuti ASEAN Defense Ministers Meeting (ADMM) ADMM merupakan pertemuan rutin para menteri pertahanan dan keamanan negara-negara ASEAN. Pertemuan ini membahas kerja sama dan diplomasi politik di bidang pertahanan dan keamanan.

b. Melakukan Pengiriman Duta dan Konsulat Setiap negara anggota ASEAN mengirim duta dan konsulat sebagai wakil negaranya. Duta dan konsulat sebagai wakil pemerintah dan menjaga stabilitas politik di ASEAN.

c. Menegakkan Perjanjian Ekstradisi di Kawasan ASEAN Perjanjian ekstradisi mengurusi tersangka

kejahatan yang melarikan diri di negara ASEAN. Perjanjian ini memungkinkan negara ASEAN bekerja sama memulangkan tersangka ke negara asal. Kerja sama ini untuk menjaga stabilitas politik di negara ASEAN.

d. Melaksanakan Perjanjian Kawasan Bebas Nuklir Perjanjian ini mengenai pelarangan senjata nuklir bagi negara ASEAN. Adanya perjanjian ini, negara-negara ASEAN dilaran merancang dan membuat senjata nuklir.

e. Sebagai Pendukung Kesepakatan Kawasan Damai, Bebas, dan Netral Indonesia sebagai salah satu pendukung kesepakatan Zone of Peace, Freedom, and Netrality (ZOPFAN). Kesepakatan ZOPFAN berarti kawasan yang damai, bebas, dan netral. Kesepakatan ini bertujuan menjaga stabilitas regional dan terciptanya kedamaian. Negara anggota ASEAN juga tidak ikut mencampuri urusan dalam negeri nagara lain.

f. Ikut Bekerja Sama Menanggulangi Napza di Asia Tenggara Dengan perangkat keamanan, Indonesia ikut menanggulangi peredaran narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lain (napza). Upaya ini dilakukan untuk mencegah masuknya napza di Indonesia atau ke kawasan Asia Tenggara.

g. Ikut Terlibat Aktif dalam Penyelesaian Konflik di Kawasan ASEAN Penyelesaian konflik sebagai bentuk kerja sama mempertahankan stabilitas politk di negara konflik. Dalam penyelesaian konflik ini, Indonesia memiliki peran penting sebagai berikut.

(10)

1) Sebagai tuan rumah pelaksanaan Jakarta Informal Meeting (JIM). JIM merupakan pertemuan informal.

Pertemuan yang berlangsung pada 1988-1989 untuk menyelesaikan konflik antara Kamboja dan Vietnam.

2) Sebagai pemrakarsa dan tuan rumah pelaksanaan Informal ASEAN Foreign Minister’s Meeting (IAFMM). Pertemuan informal ini dihadiri menteri luar negeri negara anggota ASEAN pada 22 Februari 2011 di Jakarta. Pertemuan sebagai tindak lanjut hasil siding Dewan Keamanan PBB dalam penyelesaian konflik antara Thailand dan Kamboja.

3) Mengirim pasukan perdamaian yaitu Pasukan Garuda IV dan V. Pengiriman pasukan ini untuk menyelesaikan konflik perang saudara di Vietnam.

4) Sebagai penengah dalam konflik antara Kamboja dan Vietnam tahun 1976-1979. Akibat konflik, banyak penduduk kedua negara mengungsi ke negara lain. Peran nyata Indonesia ditunjukkan dengan menyediakan Pulau Galang sebagai tempat bagi pengungsi. Keputusan ini didasari kesepakatan menteri luar negeri ASEAN dan Komisi Tingkat Tinggi PBB.

5) Sebagai penengah dalam konflik antara Moro National Front Liberation (MNFL) dan Filipina. Konflik ini muncul akibat masalah sosial karena Mindanau Selatan dikuasai MNFL. Perannya sebagai penengah, Indonesia bisa mendorong pihak yang terlibat konflik untuk berdamai.

6) Mendesak Myanmar agar lebih menghargai penegakan hak asasi manusia (HAM) antaretnik

(11)

PETA PIKIRAN PERAN INDONESIA DI ASEAN

Kerjasama antar Parlemen di ASEAN : Keterangan :

………

………

Peran Indonesia :

………

………

………

………

Peran Indonesia Di

ASEAN

KTT 1 ASEAN di Bali 23-24 Februari 1976 : Keterangan :

………

……….

Peran Indonesia :

………

………

………

………..

Pertemuan ke-44 Menteri Luar Negeri ASEAN (19 Juli 2011):

Keterangan :

………

………

Peran Indonesia :

………

………

………

(12)

C. Hasil Kerja Lampiran evaluasi

1. Penilaian Kognitif

- Prosedur Penilaian : Penilaian Akhir - Jenis tes : Tertulis

- Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda

- Soal :

Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang benar!

1. Nilai kepemimpinan yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah….

a. Mensejahterakan anggota masyarakat b. Peduli terhadap keluarganya sendiri c. Pilih kasih dalam memberikan bantuan

d. Memberikan jabatan kekuasaan kepada keluarganya

2. Seorang pemimpin harus memikirkan kesejahteraan masyarakatnya dikarenakan….

a. pengamalan dari sila ke 1 b. pengamlana dari sila ke 2 c. pengamlana dari sila ke 3 d. pengamlana dari sila ke 4

3. Negara yang tergabung dalam ASEAN adalah….

a. Indonesia, Malaysia, Belanda b. Thailand, Myanmar, Italia c. Singapura, Jepang, India d. Filipina, Singapura, Kamboja

4. Posisi dan peran Indonesia di bidang Politik adalah….

a. mengirimkan duta konsulat ke Negara sendiri

b. menegakkan perjanjian ekstradisi di Kawasan ASEAN c. tidak mau membantu Negara lain

d. menutup diri dari infomasi dunia

(13)

5. Tujuan kerjasama di bidang politik dan keamanan adalah….

a. membuka peluang bisnis

b. menciptakan keanaman, stabilitas, dan perdamian di Asia Tenggara dan dunia c. membantu peperangan

d. ingin menjajah Negara lain

Kunci Jawaban :

NO. SOAL KUNCI JAWABAN SKOR

PENILAIAN

1 A 20

2 B 20

3 D 20

4 B 20

5 B 20

Tindak lanjut :

1. Bagi peserta didik yang mendapat nilai diatas KKM akan diberi pengayaan 2. Bagi peseta didik yang mendapat nilai dibawah KKm akan diberi remedial.

2. Penilaian Afektif

- Prosedur tes : Penilaian Proses - Jenis Tes : pengamatan - Descriptor :

No. Deskriptor Indikator

1 Disiplin a. Datang tepat waktu

b. Patuh pada tata tertib atau aturan bersama/sekolah c. Mengerjakan dan mengumpulkan tugas sesuai dengan

waktu yang ditentukan

d. Mengikuti kaidah bahasa tulis yang baik dan benar 2. Percaya Diri 1. Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu.

2. Tidak mudah putus asa

3. Berani presentasi di depan kelas

4. Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan

3. Santun 1. Tidak mengobrol saat guru menjelaskan

2. Mempersilahkan temannya menyampaikan pendapat 3. Menyalami guru ketika pelajaran berakhir

(14)

Lembar Penilaian Afektif

No.

Nama Peserta

didik

Kriteria Nilai

Akhir Jenjang Disiplin Percaya diri Santun

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1. RIO

2.

3. Dst

Petunjuk :

Berilah tanda ceklis () pada kolom skor yang telah ditentukan, dengan kriteria sebagai berikut:

Kriteria Penilaian 4 : Memenuhi 4 indikator 3 : Memenuhi 3 indikator 2 : Memenuhi 2 indikator 1 : Hanya memenuhi 1 indikator Jenjang Nilai

86 – 100 = Sangat baik 70 – 85 = Baik

60 – 69 = Cukup

<60 = Perlu pendampingan Nilai Akhir

Nilai Akhir = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100 3. Penilaian Psikomotor

PPKn

Penilaian mengidentifikasi nilai-nilai kepemimpinan sesuai sila ke dua pancasila dengan menggunakan rubrik.

Kriteria Sangat Baik (4)

Baik (3)

Cukup (2)

Kurang (1)

Pengetahuan tentang nilai-nilai

kepemimpinan sesuai sila kedua pancasila

Dapat

mengidentifikasi minimal 4 nilai- nilai

kepemimpinan sesai dengan sila ke dua Pancasila dengan benar

Dapat

mengidentifikasi minimal 3 nilai- nilai

kepemimpinan sesai dengan sila ke dua Pancasila dengan benar

Dapat

mengidentifikasi minimal 2 nilai- nilai

kepemimpinan sesai dengan sila ke dua Pancasila dengan benar

Dapat

mengidentifikasi minimal 1 nilai- nilai

kepemimpinan sesai dengan sila ke dua Pancasila dengan benar

(15)

Nilai kepemimpinan Menyebutkan paling sedikit 4 perilaku yang sudah dan belum mencerminkan nilai

kepemimpinan dengan benar.

Menyebutkan paling sedikit 3 perilaku yang sudah dan belum mencerminkan nilai

kepemimpinan dengan benar.

Menyebutkan paling sedikit 2 perilaku yang sudah dan belum mencerminkan nilai

kepemimpinan dengan benar.

Menyebutkan paling sedikit 1 perilaku yang sudah dan belum mencerminkan nilai

kepemimpinan dengan benar.

Lembar Penilaian Psikomotor PPKn

No.

Nama Peserta

didik

Kriteria Nilai

Akhir Jenjang

Pengetahuan tentang nilai-nilai kepemimpinan sesuai

sila kedua pancasila

Nilai kepemimpinan

1 2 3 4 1 2 3 4

1. Rio

2.

3. Dst

Catatan: Centang () pada bagian yang memenuhi kriteria Penilaian = Total nilai x10

8

IPS

Tugas mencari informasi tentang peran Indonesai dalam ASEAN.

Kriteria Sangat Baik (4)

Baik (3)

Cukup (2)

Kurang (1) Pengetahuan

tantang peristiwa- peristiwa dalam ASEAN dan perannya.

Dapat menuliskan peran Indonesia dalam 3 peristiwa di ASEAN dengan benar.

Dapat menuliskan peran Indonesia dalam 2 peristiwa di ASEAN dengan benar.

Dapat menuliskan peran Indonesia dalam 1 peristiwa di ASEAN dengan benar.

Tidak dapat menuliskan peran Indonesia dalam peristiwa di ASEAN dengan benar.

Ketrampilan mencari informasi

Aktif dalam mencari informasi dari berbagai sumber

Aktif dalam mencari informasi dari satu berbagai sumber

Mengikuti teman dalam mencari informasi dari satu sumber

Tidak mencari informasi sendiri tetapi melihat dari informasi yang diperoleh oleh temanya.

(16)

Lembar Penilaian Bahasa Indonesia

No .

Nama Peserta

didik

Kriteria Nilai

Akhir Jenjang

Pengetahuan tantang peristiwa-peristiwa dalam

ASEAN dan perannya.

Ketrampilan mencari informasi

1 2 3 4 1 2 3 4 1. Ade

2.

3. Dst

Catatan: Centang () pada bagian yang memenuhi kriteria Penilaian = Total nilai x10

8

Referensi

Dokumen terkait

dengan judul ” Faktor-faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan Napza (Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif) oleh warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan kelas

Pembiayaan atas pelaksanaan kegiatan pencegahan dan penanggulangan terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya yang

peredaran narkotika, alkohol, psikotropika, zat adiktif dan kenakalan remaja serta guna pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2007 tentang Badan Narkotika Nasional, Badan

Sementara itu, para praktisi kesehatan lebih sering menggunakan terminologi NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif). Istilah narkoba tidak ditemukan dalam peraturan

Pembiayaan atas pelaksanaan kegiatan pencegahan dan penanggulangan terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya yang

KESATU : Membentuk Satuan Tugas Anti Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya (NAPZA) Berbasis Masyarakat di Tingkat Desa Mappedeceng, Desa Benteng, Desa

Perlindungan khusus bagi Anak yang menjadi korban penyalahgunaan Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) sebagaimana dimaksud dalam Pasal

Hubungan antara Adversity Quotient dan Dukungan Sosial dengan Intensi untuk Pulih dari K etergantungan narkotika alkohol psikotropika dan zat adiktif (napza)