• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN STORY TELLING, BIMBINGAN PEMAKAI DAN PERPUSTAKAAN KELILING TAHUN 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN STORY TELLING, BIMBINGAN PEMAKAI DAN PERPUSTAKAAN KELILING TAHUN 2020"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN STORY TELLING, BIMBINGAN PEMAKAI DAN

PERPUSTAKAAN KELILING TAHUN 2020

DISUSUN OLEH :

INDERYENI, S.IP NIP.19651231 198803 2 041 JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN MUDA

(2)

DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KOTA PEKANBARU

INOVASI, KREATIVITAS PUSTAKAWAN UNTUK MEWUJUDKAN SUMBERDAYA MANUSIA MENUJU INDONESIA MAJU: BIMKAI

(Bimbigan Pemakai)

Oleh: Inderiyeni, S.IP

Pustakawan Muda Perpustakaan Kota Pekanbaru

ABSTRAK

Tulisan ini mengungkapkan inovasi, kreativitas pustakawan untuk mewujudkan sumberdaya manusaia menuju Indonesia maju: Bimkai (Bimbihan Pemakai) di perpustakaan kota Pekanbaru. Perpustakaan sebagai mana yang ada dan berkembang sekarang telah dipergunakan sebagai salah satu pusat informasi, sumber ilmu pengetahuan, penelitian,rekreasi,pelestarian khasanah budaya bangsa serta memberikan berbagai jasa lainnya. Jenis penelitian yang digunakan deskriftif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi dan studi pustaka. Informan dalam penelitian ini terdiri dari pustakawandan pemustaka (siswa-siswi). Hasil dari penelitian ini bahwa inovasi, kreativitas pustakawan untuk mewujudkan sumberdaya manusaia menuju Indonesia maju: Bimkai (Bimbihan Pemakai) sangat efesien dilakukan di perpustakaan kota Pekanbaru, ini terlihat dari kunjungan yang hadir. Bimbingan pemakai bagian dari promosi, dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan dimana kegiatan tersebut melibatkan pustakawan dan pemustaka (siswa-siswi). Kegiatan bimbingan pemakai dapat berupa kegiatan formal maupun non formal, pengadaaanya bisa di lakukan di lingkup perpustakaan maupun di lingkungan luar pepustakaaan. Sebaiknya perpustakaan mempunyai kebijakan tertulis menyangkut bimbingan pemakai ini dan merinci berbagai sasaran serta strategi yang akan digunakan, melalui bimbingan pemakai

Kata Kunci :Pustakawan, Bimbingan Pemakai

(3)

PENDAHULUAN A. Latar belakang

Keinginan yang kuat untuk mewujudkan sebuah perpustakaan yang ideal berarti sudah mengarah pada penetapan standar kualifikasi pusat sumber belajar. Perpustakaan memiliki tanggung jawab yang harus diemban akibat konsekuensi logis atas keberadaan atau

”kehadiran”-nya di tengah-tengah masyarakat. Tanggung jawab tersebut merupakan kesatuan antara lembaga sebagai suatu institusi dan para pelaku organisasi. Fungsi sebuah perpustakaan merupakan penjabaran lebih atas semua tugas perpustakaan. Fungsi perpustakaan tersebut antara lain adalah pendidikan dan pembelajaran, informasi, penelitian, rekreasi, dan preservasi.

Berdasarkan fungsi tersebut, maka user education merupakan salah satu fungsi utama yang tidak boleh dilupakan. Agar kegiatan perpustakaan berjalan sesuai visi dan misi, maka perpustakaan harus memiliki sistem yang tepat. Sistem, mekanisme, prosedur, metode dan tata cara lainnya yang dipergunakan di perpustakaan harus baku (standar). Perpustakaan sebagai suatu pusat informasi, tidak dapat berjalan baik, manakala tidak diselenggarakan dengan suatu sistem kerja, yang tersusun dan terpola dengan baik. Begitu juga dengan layanan perpustakaan.

Layanan perpustakaan diarahkan untuk mampu memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan, sehingga pengguna mendapatkan kepuasaan. Kalau dahulu, orientasi perpustakaan terfokus pada hal-hal teknis, sekarang lebih berorientasi pada pemakai. Dari perubahan tersebut, maka sangat dibutuhkan pendidikan pemakai (user education).

Perpustakaan sebagai mana yang ada dan berkembang sekarang telah dipergunakan sebagai salah satu pusat informasi, sumber ilmu pengetahuan, penelitian,rekreasi,pelestarian khasanah budaya bangsa serta memberikan berbagai jasa lainnya. Pada prinnsipnya perpustakaan mempunyai tiga kegiatan pokok yaitu,pertama mengumpulkan semua informasi yang sesuai dengan bidang kegiatan dan misi organisasi serta masyarakat yang dilayani. Kedua melestarikan,memelihara dan merawat seluruh koleksi perpustakaan agar tetap dalam keadaan

(4)

baik,tetap utuh,layak pakai dan tidak lekas rusak baik karena pemakaian maupun karena usianya. Ketiga menyediakan dan menyajikan informasi untuk siap dipergunakan dan diberdayakan seluruh koleksi yang dihimpun di perpustakaan untuk dipergunakan pemakainya.

Profesi Pustakawan memang tidak banyak dikenal seperti halnya profesi lain yang ketika disinggung maka semua orang akan langsung mengenalnya. Perlu usaha keras bagi seorang pustakawan untuk menunjukkan bahwa profesi pustakawan adalah profesi yang menjanjikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi di Indonesia belum mampu secara signifikan mengangkat profesi pustakawan sebagai profesi yang sejajar dengan profesi-profesi lain yang banyak dikenal saat ini. Profesi pustakawan lebih banyak dilihat sebagai sebuah pekerjaan administratif yang hanya berhubungan dengan pinjam meminjam buku, bahkan stereotype bahwa pustakawan adalah penjaga buku masih banyak dijumpai di berbagai lingkungan.

Perpustakaan yang selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan tuntutan masyarakat informasi erat hubungannya dengan sumber daya manusia atau orang yang bekerja mengelola perpustakaan (pustakawan), bagi masyarakat awam profesi pustakawan merupakan pekerjaan most unpopular job (pekerjaan paling tidak menyenangkan) tapi siapa yang tahu bahwa

pekerjaan seorang pustakawan sangatlah complet, bergengsi dan intelek karena pekerjaannya bersentuhan dengan ilmu pengetahuan dan memerlukan keahlian khusus. Dikatakan pustakawan sebagai profesi dapat kita lihat dalam pengertian profesi dan pustakawan itu sendiri. Profesi merupakan suatu bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian, ketrampilan, kejujuran, dan sebagainya (Wiji Suwarno, Ilmu Perpustakaan dan Kode Etik Pustakawan, 2010: 100) dan salah satu pengertian dari pustakawan adalah seseorang yang

melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu perpustakaan, dokumentasi, dan informasi yang dimilikinya melalui pandidikan (Lasa Hs. Kamus Kepustakawanan Indonesia,

(5)

2009: 295). Dalam pengertian ini jelas dikatakan bahwa (1). Profesi pustakawan memerlukan keahlian dikarenakan kegiatan perpustakaan yang terdiri dari proses collecting, proccesing, dessiminating, preservation and conservation. (2) Yang dikatakan pustakawan adalah orang

yang telah menempuh pendidikan ilmu perpustakaan dan informasi.

B. Pembahasan

Bimbingan mempunyai pengertian sebagai suatu bantuan yang diberikan oleh seorang pembimbing terhadap siterbimbing. Tujuannya agar siterbimbing mempunyai kemampuan untuk mencegah dan memecahkan problem yang dihadapi sehingga siterbimbing dapat mencapai efisiensi dalam menyelesaikan tugas.

Dalam bimbingan perpustakaan terdapat unsur-unsur :

1). Pembimbing yang berperan memberi bantuan. Yang bertindak sebagai pembimbing adalah pustakawan. Tugasnya yaitu melayani pemakai jasa perpustakaan. Pustakawan dengan sengaja menerapkan prinsip-prinsip bimbingan; 2). Siterbimbing; yaitu pihak yang diberikan bantuan.

Mereka adalah pemakai jasa perpustakaan; 3). Tujuan; yang ingin dicapai adalah tumbuhnya kemampuan siterbimbing/pemakai jasa perpustakaan dalam menghadapi persoalan misalnya dalam menggunakan perpustakaan agar mampu mencari informasi yang diperlukan. (Yusuf, 1996 : 156).

Pelayanan bimbingan pengguna merupakan salah satu pelayanan yang ada di perpustakaan dalam rangka menambah pengetahuan pengguna tentang perpustakaan.

Perpustakaan sebagai sumber informasi harus mampu memberikan pelayanan yang maksimal bagi pengguna perpustakaan, untuk mencapai itu semua perpustakaan tentunya perlu mengadakan Pendidikan pemakai perpustakaan bagi para pengguna perpustakaan, di samping untuk memberikan sosialisasi bagaimana cara mengunakan layanan-layanan yang disediakan di perpustakaan juga dapat memberikan informasi bagaimana mencari refrensi yang tepat sasaran. Pendidikan pengguna adalah suatu proses dimana pengguna perpustakaan untuk

(6)

pertama kali diberi pemahaman dan pengertian sumber-sumber perpustakaan, termasuk pelayanan dan sumber-sumber informasi yang saling terkait, bagaimana menggunakan sumber- sumber tersebut, bagaimana pelayanannya dan di mana sumbernya. Dalam pendidikan pengguna, Malley (1984) membedakan pendidikan pengguna ke dalam dua hal yaitu library orientation dan library instruction. Orientasi perpustakaan bertujuan untuk mengenalkan pengguna akan keberadaan perpustakaan dan layanan apa saja yang tersedia di perpustakaan juga memungkinkan pengguna mempelajari secara umum bagaimana menggunakan perpustakaan, jam buka, letak koleksi tertentu dan cara meminjam koleksi perpustakaan.

Pengguna perpustakaan dapat dikatakan sebagai orang yang berhubungan dengan perpustakaan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam hubungannya dengan kebutuhan informasi Sulistyo Basuki (1992) memberi pengertian pengguna adalah orang yang ditemuinya tatkala orang tersebut memerlukan dokumen primer atau menghendaki penelusuran bibliografi. Pada sistem yang memiliki pangkalan data elektronik, pengguna adalah orang yang menelusur pangkalan data tersebut. Ada yang menganggap pengguna adalah klien jasa informasi dan juga produsen informasi. Pandangan lain menganggap pengguna sebagai bagian integral dari sistem informasi Kalau mengacu pada pendapat di atas, maka pengguna perpustakaan perguruan tinggi adalah siapa saja yang berhubungan dan memerJukan perpustakaan, dalam hal ini adalah mahasiswa sebagai konsumen informasi, staf pengajar sebagai konsumen juga produsen informasi dan para pemegang keputusan atau administrator di lingkungan perguruan tinggi yang juga sebagai konsumen dan produsen informasi Pengguna perpustakan, terutama mahasiswa dan tenaga pengajar baru, sering belum mengenal perpustakaan. Ada beberapa tingkatan dalam pelaksanaan pendidikan pemakai, yaitu: 1, Tingkatan Orientasi, 2 .Pendidikan pemakai pada tingkatan tertentu, 3.Pendidikan pemakai pada tingkatan pasca sarjana dan 4.

Pendidikan pemakai melalui homepage. Adapun materi yang diberikan dalam pendidikan pemakai antara lain : 1. Sistem layanan 2. Sistem keanggotaan 3. Sistem pengolahan 4.

(7)

Peraturan dan tata tertib perpustakaan 5. Akses informasi/temu balik 6. Sarana temu kembali informasi Pendidikan pemakai bukan mengajari tentang penguasaan materi informasi yang terkandung dalam kemasan informasi. Tetapi dalam rangka memberikan pengantar tentang bagaimana menemukan sumber informasi dengan mudah dan cepat menurut sistem yang dipergunakan perpustakaan sebagai suatu standar pengolahan. Masih dijumpai ungkapan pustakawan yang mengatakan bahwa, para pengguna harus secara otomatis tahu dan bisa menggunakan perpustakaan. Mereka berasumsi bahwa, pengguna perpustakaan telah dewasa dan tentunya mampu mandiri; dengan sendirinya harus tahu banyak bagaimana seharusnya menggunakan perpustakaan. Anggapan semacam ini masih dijumpai di perustakaan. Di sisi lain, sebagian besar pustakawan telah mencoba merubah pandangan yang demikian dengan membuka kesadaran bahwa, pengguna perlu bantuan dan petunjuk dalam memanfaatkan perpustakaan. Hal ini dimungkinkan karena pendidikan di bidang perpustakaan dan informasi yang mereka dapatkan pada akhir-akhir ini yang memberi penekanan pada layanan kepada pengguna.

(8)

C. Kesimpulan

Melihat beberapa kemungkinan yang dianggap sebagai kendala yang mengakibatkan kurang lancarnya pelaksanaan pendidikan pengguna, maka usulan pemecahan masalah tersebut adalah:

1. Melihat beberapa kemungkinan yang dianggap sebagai kendala yang mengakibatkan kurang lancarnya pelaksanaan pendidikan pengguna, maka usulan pemecahan masalah tersebut adalah (i) menggalakkan tentang pengertian akan arti dan pentingnya pendidikan pengguna kepada seluruh staff perpustakaan. Hal ini dapat dilakukan dengan diskusi antar sejawat sendiri, adanya seminar, workshops, training dalam bidang pendidikan pengguna, pengiriman pustakawan untuk mengikuti pendidikan formal dan non-formal. Kunjungan ke perpustakaan lain yang sejenis adalah dalam upaya untuk studi banding yang tentu saja akan besar manfaatnya.

2. Dalam hal kurangnya literature dan informasi, dapat disarankan (a) setiap pustakawan yang telah menyelesaiakan pendidikannya (terutama dari luar negeri) diwajibkan membawa pulang literaturnya; (b) instansi yang berwenang menerbitkan buku-buku panduan untuk perpustakaan diharapkan terus menerbitkan edisi yang terbaru yang disesuaikan dengan tuntutan perkembangan perpustakaan; (c) adanya saling tukar menukar informasi mengenai koleksi dalam bidang pendidikan pengguna khususnya dan umumnya dalam bidang perpustakaan, sehingga dengan demikian perpustakaan lain akan bisa mengcopy. (d) Usahakan menambah koleksi dengan menyelipkan dalam proyek pembelian buku. Dana merupakan tiang penyangga yang fundamental dari semua aktivitas.

(9)

3. Kiat pustakawan yang sungguh-sungguh dan pantang menyerah untuk melaksananan pendidikan pengguna, tentunya dapat dijadikan sebagai indikator untuk keberhasilan peraihan dana. Karena pada dasarnya, tanpa adanya usaha yang sungguh-sungguh, mustahil dana akan tersedia. Atau dengan kata lain, tak ada dana yang dating dengan sendirinya Selain dukungan finansial, dukungan moralpun sangat dibutuhkan karena merupakan salah satu aset demi suksesnya aktivitas perpustakaan.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

FLEMING, Hugh. User education in academic libraries. London: Library Association, 1990.

Lasa HS. 2009. Kamus Kepustakaan Indonesia: Kamus lengkap istilah-istilah pustaka dan perpustakaan yang ditulis lengkap oleh pustakawan senior. Yogyakarta: Ppustaka Book Publisher.

Lasa HS. 2010. “Pendidikan dan Profesi Pustakawan. Diambil dari

http://kober.tripod.com/artikellasa 7.html. pada tanggal 3 November. Rabu.09:10

Malley, Ian. 1984. The basics of information skills teaching. London: Clive Bingley

PERPUSTAKAAN NASIONAL R.I. Survey dan kajian perpustakaan perguruan tinggi: kajian pelayanan di 7 propinsi. Jakarta: Perpustakaan Nasional R.I., 1992.

Rahayuningsih, F. 2005. Mengkaji pentingnya pendidikan pengguna. Info Persadha Vol.

3/No.2/Agustus 2005.

Soerono. 1996. Pendidikan pengguna pada perpustakaan perguruan tinggi.Media Pustakawan Volume III No. 4 Desember 1996.

Sulistyo-Basuki. 1992. Teknik dan Jasa Dokumentasi. Jakarta : Gramedia.

University Ryukyu Library. 1999. User’s guide to the Library University Ryukyus

Suwarno, Wiji. 2010. Ilmu perpustakaan dan Kode Etik Pustakawan. Yogyakarta: Arus Media.

University Ryukyu Library. 1999. User’s guide to the Library University Ryukyus.

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitiannya banyak dilakukan studi dan eksplorasi material bambu agar sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan teknologi dan penyimpanan pisang.. Studi dimulai

Manajemen penggerakkan yang dilakukan oleh pimpinan Pon Pes Miftahul Huda 08 lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan santri dan pengurus pondok

Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia, biasanya ikan dibagi menjadi ikan tanpa

Hal tersebut memunculkan suatu penggambaran atau representasi tentang degradasi budaya jawa yang ada dalam film Teman Tapi Menikah, dimana pada akhir ceritanya saat

(2) Perjalanan dinas dalam daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah perjalanan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas dinas ke satuan

Menu yang terdapat dalam menu utama tersebut antara lain : menu Data Master (form input dan hapus grosir, form input dan hapus pelanggan, form input dan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pengembangan staf dalam bidang akdemik yang dilakukan oleh Fakultas Ekonomika dan bisnis UKSW dalam bidang

D. Terdapat sejumlah cara untuk menghitung kompensasi: i). tanah, berdasarkan nilai pasar setempat yang mempunyai nitai ekonomi atau keuntungan lokasional yang sama,