• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI. Ketiga Pada PT. PLN (Persero) P3B Jawa-Bali. Dalam penelitian ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI. Ketiga Pada PT. PLN (Persero) P3B Jawa-Bali. Dalam penelitian ini"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

5 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan dalam melakukan penelitian, sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan.

Penelitian sejenis dilakukan oleh Visi Selvina, 2014. Penelitian tersebut membahas dan mengkaji tentang “Prosedur Verifikasi Pada Pembayaran Pihak Ketiga Pada PT. PLN (Persero) P3B Jawa-Bali”. Dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa pihak-pihak yang berperan dalam pembuatan verifikasi yaitu vendor (penagih), PT. PLN (Persero) Bandung sebagai tempat verifikasi sekaligus menjadi tempat dilakukannya penelitian, dan PT. PLN (Persero) P3B Jawa-Bali sebagai bagian pembayaran kepada vendor. Dari hasil penelitian diketahui bahwa semua hambatan dalam proses verifikasi dapat diminimalisir jika dari pihak vendor (penagih) dan PT. PLN (Persero) lebih teliti lagi dalam pembuatan dan pengecekan tagihan.

Penelitian sejenis dilakukan oleh Anastasia dan Zulaikha, 2016. Penelitian tersebut membahas dan mengkaji tentang “Prosedur Pembayaran Tagihan Pekerjaan Vendor Atas Pengadaan Barang/Jasa di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 4 Semarang”. Dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa pengadaan barang/jasa di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) terdiri dari berbagai macam metode pelaksanaan, salah satunya adalah Pelelangan Terbuka dan Penunjukan Langsung. Cara pengeluaran kas pada unit keuangan

(2)

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 4 Semarang yakni menggunakan system terpusat/sentralisasi. Oleh karenanya kantor daerah memiliki wewenang hanya sebatas melakukan verifikasi dokumen terkait pengadaan barang/jasa atau kegiatan lain yang bersifat pengeluaran kas, sedangkan unit keuangan kantor pusatlah nantinya yang akan melakukan proses pemeriksaan ulang dan pembayaran tagihan pengeluaran kas.

Dari penelitian terdahulu diatas, penulis akan melanjutkan penelitian yang lebih mendalam tentang pembayaran kepada pihak ketiga dengan judul “Sistem Pembayaran Kepada Pihak Ketiga PT. Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PT. PHE WMO) Gresik. Yang terfokus pada system pembayaran kepada pihak ketiga yang melalui proses pengadaan dan non pengadaan serta berdasarkan jenis fakturnya.

B. Tinjauan Pustaka

1. Pengadaan Barang atau Jasa

Pengertian pengadaan barang atau jasa menurut PP No. 04 tahun 2015, yang menyatakan bahwa :

“Pengadaan barang atau jasa adalah kegiatan untuk memperoleh barang atau jasa oleh kementerian, lembaga, satuan kerja perangkat daerah, maupun institusi yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang atau jasa”.

Dari definisi diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa pengadaan barang atau jasa merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan

(3)

oleh kementerian, lembaga, satuan kerja perangkat daerah, maupun institusi dalam memperoleh barang atau jasa dengan menggunakan metode tertentu agar tercapai kesepakatan antara penyedia dan pengguna barang atau jasa.

2. Prinsip Pengadaan Barang atau Jasa

Prinsip merupakan dasar, pedoman, ataupun landasan yang melandasi suatu tindakan maupun perumusan suatu peraturan. Berikut ini merupakan prinsi-prinsip dalam pengadaan barang atau jasa menurut Keppres No. 80 tahun 2003 pasal 3 butir a hingga f, yaitu antara lain :

a. Efisien b. Efektif

c. Terbuka dan Bersaing d. Transparan

e. Adil atau Tidak Diskriminatif f. Akuntabel

3. Pembelian

Assauri (2008:223) menyatakan pembelian atau purchasing merupakan salah satu fungsi yang penting dalam berhasilnya operasi suatu perusahaan. Fungsi ini dibebani tanggung-jawab untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas bahan-bahan yang tersedia pada waktu dibutuhkan dengan harga yang sesuai dengan harga yang berlaku. Pengawasan perlu dilakukan terhadap pelaksanaan fungsi ini, karena pembelian menyangkut

(4)

investasi dana dalam persediaan dan kelancaran arus bahan ke dalam proses produksi.

Dari definisi di atas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa purchasing atau pembelian adalah suatu usaha dalam memenuhi kebutuhan atas barang dan jasa yang diperlukan oleh perusahaan dengan melihat kualitas dan kuantitas barang yang dikirim, serta harga dan waktu pengiriman yang tepat.

4. Prinsip Pembelian

Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2005) prinsip adalah hal pokok yang dijadikan pedoman dalam melakukan sesuatu. Sedangkan prinsip- prinsip dari pembelian atau purchasing menurut Indrajit dan Djokopranoto (2005) adalah sebagai berikut:

a. The Right Price

Merupakan nilai suatu barang yang dinyatakan dalam mata uang yang layak atau yang umum berlaku pada saat dan kondisi pembelian dilakukan.

b. The Right Quality

Mutu barang yang diperlukan oleh suatu perusahaan sesuai dengan ketentuan yang sudah dirancang yang paling menguntugkan perusahaan

(5)

c. The Right Quantity

Jumlah yang tepat dapat dikatakan sebagai suatu jumlah yang benar-benar diperlukan oleh suatu perusahaan atau perhotelan pada saat tertentu.

d. The Right Time

Menyangkut pengertian bahwa barang tersedia setiap kali diperlukan, dalam hal ini persediaan barang haruslah diperhitungkan karena jika ada persediaan barang tentunya ada biaya perawatan barang tersebut.

e. The Right Place

Mengandung pengertian bahwa barang yang dibeli dikirimkan atau diserahkan pada tempat yang dikehendaki oleh pembeli.

f. The Right Source

Mengandung pengertian bahwa barang berasal dari sumber yang tepat. Sumber dikatakan tepat apabila memenuhi prinsip-prinsip lain yaitu The Right Price, The Right Quality, The Right Quantity, The Right Time, The Right Place.

Fungsi pembelian diadakan dalam suatu organisasi perusahaan bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi yang terutama untuk organisasi lain, yaitu organisasi produksi, fabrikasi, marketing atau organisasi lainnya.

Fungsi pembelian diadakan untuk melayani atau menunjang organisasi lain tersebut. Oleh karena itu prinsip-prinsip kerjanya harus sedemikian rupa sehingga juga berorientasi pada aktivitas penunjang seperti yang

(6)

ditugaskan tersebut dan prinsip kerja dari fungsi harus diatur supaya mampu memberikan kontribusi yang besar bagi keberhasilan perusahaan.

Dari definisi di atas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa prinsip- prinsip pembelian adalah hal-hal pokok dalam pelaksanaan fungsi pembelian yang dijadikan pedoman atau acuan dalam kegiatan tersebut dengan melihat dari segi ketepatan harga, kualitas, kuantitas, waktu, tempat, dan dari sumber yang tepat.

5. Dokumen Terkait Sistem Akuntansi Pembelian

Menurut Wilkinson dan Cerullo (2000:472), dokumen yang terkait pada system akuntansi pembelian adalah:

a. Purchase Requisition

Form yang digunakan dalam proses pembelian untuk mengotorisasi pemesanan terhadap barang atau jasa.

b. Purchase Order

Form resmi yang dibuat rangkap, berasal dari purchase requisition.

c. Receiving Order

Dokumen yang mencatat penerimaan barang.

d. Supplier’s (Vendor’S) Invoice

Dokumen tagihan dari supplier atas pembelian barang atau jasa.

e. Disbursement Voucher

Dokumen dalam system voucher yang mengakumulasi invoice dan supplier untuk pembayaran.

(7)

f. Disbursement Check

Dokumen terkait dalam siklus pembelian yang menyediakan pembayaran kepada supplier atas pembelian barang atau jasa.

g. Debit Memorandum

Dokumen yang mengotorisasi pengembalian atau retur pembelian.

h. New Supplier (Vendor) Form

Form yang digunakan untuk pemilihan supplier baru, menunjukkan data mengenai harga, tipe, barang yang disediakan, pengalaman, posisi kredit dan refrensi.

i. Request for Proposal (Or Quotation)

Form yang digunakan dalam prosedur penawaran yang bersaing, menunjukkan barang atau jasa yang diperlukan dan persaingan harga, jangka waktu pembayaran, dan lain sebagainya.

6. Sistem Pembayaran

Pengertian sistem pembayaran menurut UU No.23 Pasal 1 (1999:6) tentang Bank Indonesia menyatakan bahwa :

“Sistem pembayaran adalah suatu system yang mencakup seperangkat aturan, lembaga dan mekanisme yang digunakan untuk melakukan pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi”.

Dari definisi di atas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa system pembayaran adalah suatu system yang mencakup mekanisme dan aturan

(8)

yang digunakan untuk melakukan pemindahan dana melalui antarperorangan maupun jasa perbankan yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi.

7. Prinsip Sistem Pembayaran

Menurut Bank Indonesia ada beberapa prinsip dalam system pembayaran yaitu :

a. Keamanan

Segala resiko dalam system pembayaran harus dapat dikelola dan dimitigasi dengan baik oleh setiap penyelenggaraan system pembayaran.

b. Efisiensi

Penyelenggaraan system pembayaran harus dapat digunakan secara luas.

c. Kesetaraan Akses

Tidak adanya praktek monopoli dalam system pembayaran yang dapat berakibat merugikan pihak lain.

d. Perlindungan Konsumen

Seluruh penyelenggara pada system pembayaran berkewajiban agar memperhatikan aspek-aspek yang ada pada perlindungan konsumen.

(9)

9. Komponen Sistem Pembayaran

Sebagai suatu system, system pembayaran terdiri dari beberapa komponen, yang secara garis besar mencakup :

a. Kebijakan b. Kelembagaan c. Alat Pembayaran

d. Mekanisme Operasional e. Infrastruktur

f. Perangkat Hukum

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis posisi sumber gempa yang dilakukan dengan menggunakan data hasil rekaman tiga buah seismometer memperlihatkan adanya migrasi magma menuju permukan.Dari

Dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, saya menyatakan dengan segenap hati saya, segenap jiwa saya, segenap kekuatan saya dan segenap akal budi saya, bahwa segala

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) terhadap peningkatan prestasi

Berdasarkan hasil pemeriksaan diketahui  bahwa konsentrasi repellent ekstrak Daun Salam yang tidak berbeda secara signifikan dengan  jumlah nyamuk  Aedes aegypti   yang

Oleh karena itu untuk menyikapi masalah tersebut, peneliti bersama guru mengambil tindakan yaitu mengarahkan dan membimbing siswa untuk bertanya tentang pelajaran yang dianggap

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Bentuk kontrak pertanian yang dilakukan petani, baik pada lapisan 1 maupun pada lapisan 2 dengan perusahaan inti adalah melalui ikatan

Sebagai pengantar untuk memahami wajah Gereja Indonesia yang gembira dan berbelaskasih di masa lampau, kini dan esok, berikut uraian singkat untuk mengenal Anjuran Apostolik dan

Dilihat dari pemikiran-pemikiran beliau yang sesuai dengan konsep yang masih diimplementasikan yaitu pendidikan dan pengajaran di Indonesia saat ini mengenai budi