• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNTUK SMP 01. bab.1. erma

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNTUK SMP 01. bab.1. erma"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fisika sebagai bagian dari ilmu alam yang wajib dipelajari oleh

semua siswa di SMP. Banyak siswa mengalami kesulitan belajar Fisika.

Mereka merasa bahwa Fisika adalah pelajaran yang sulit, pelajaran yang

menakutkan, pelajaran yang menjemukan. Kesulitan yang terus-menerus

tanpa penyelesaian, maka akan menumbuhkan rasa enggan

mempelajarinya. Hal ini bisa dimengerti, bahwa rasa enggan atau malas ini

sebagai akumulasi dari ketidakpuasan. Keengganan dan kemalasan siswa

merupakan kondisi interen dan berkecamuk di dalam pikiran maupun

logika mereka.

Kesulitan sering dialami karena sebagian besar sudah memiliki

anggapan bahwa pelajaran Fisika itu merupakan pelajaran yang sulit, tidak aktual, tidak menarik dan membosankan. Kondisi ini diperparah dengan munculnya rasa takut dari siswa baik ketakutan untuk mempelajari

Fisika maupun takut pada guru. Akibat yang muncul dalam proses

pembelajaran, peran aktif, perhatian, serta minat siswa menjadi rendah.

Hal ini berpengaruh langsung terhadap prestasi belajar yang dicapai siswa

rendah.

(2)

Hal demikian juga terjadi di SMP Negeri 1 Wuryantoro. Prestasi

belajar Fisika cenderung rendah. Sebagai contoh diambil nilai ulangan

semester I tahun pelajaran 2009 / 2010 siswa Kelas IX SMP Negeri 1

Wuryantoro seperti yang tertuang dalam tabel berikut ini :

Tabel 1.1

Tabel nilai rata-rata ulangan umum Semester 2 Mata Pelajaran Fisika Kelas IX

SMP Negeri 1 Wuryantoro Tahun Pelajaran 2009/2010 KKM = 68

(untuk soal pilihan ganda)

Semester Nilai Kelas IX B Kelas IX C

I

Tertinggi 81,43 81,43

Terendah 24,29 38,43

Rata-rata 52,39 61,07

Ketuntasan 10 % 30 %

Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa, kelas IX B yang nilai

semester 1 mata pelajaran Fisika 68 ke atas 4 siswa, kelas IX C sejumlah

12 siswa. Hal ini menunjukkan mereka kesulitan memahami pelajaran

(3)

Laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Wuryantoro belum berfungsi

dengan baik,.padahal bagi siswa mereka lebih memilih praktikum di

laborat daripada pembelajaran di kelas, seperti didukung pendapat dari

beberapa siswa berikut ini,

“Saya sulit sekali belajar fisika, apalagi kalau harus mengahfal simbul-simbul, mengkonversi satuan, menuliskan rumus dan menghitung.”

(Rixsa Tri Murti, siswa Kelas IXD SMPN 1 Wuryantoro)

“Kalau saya lebih senang praktikum, karena suasananya lebih santai, dan saya lebih cepat mengerti karena saya tahu alat-alat yang dimaksud dalam materi fisika” (Fasa Anggoro Utomo, siswa Kelas IXC SMPN 1 Wuryantoro )

“Kalau saya diterangkan oleh guru, sebetulnya saya masih bingung, mau bertanya takut, ya sudah kebingungan itu saya simpan saja.”

(Lupita Gustin Maharani, siswa Kelas IXC SMPN 1 Wuryantoro )

Menurut Indra Djati Sidi (2001, h.23): “….dari beberapa masalah yang berkaitan dengan pendidikan ini, yang paling menonjol dan

sangat mendesak (urgent) untuk dibicarakan secara serius dan terbuka adalah masalah metode pembelajaran …”. Sedangkan pada bagian lain

dikatakan: “Kita perlu mengganti model belajar yang terpusat yang

selama ini terpusat pada guru yang selama ini digunakan di banyak

sekolah, dengan menggunakan model belajar yang aktif dan mandiri

berdasarkan prinsip-prinsip ilmu kognitif modern.” (h.4)

Melihat kenyataan di atas peneliti mencoba mengubah keadaan

tersebut melalui proses pembelajaran dengan pendekatan Kooperatif tipe

Team Two Stay Two Stray berbasis praktikum selanjutnya disingkat TS-TS berbasis praktikum diharapkan pada saat proses pembelajaran siswa

(4)

maka siswa tidak dapat menguasai materi dengan baik. Dengan demikian

pendekatan Kooperatif tipe Team Two Stay Two Stray berbasis praktikum diharapkan dapat meningkatkan prestasi siswa. Untuk mengkaji lebih

jauh bagaimana pendekatan Kooperatif tipe Team Two Stay Two Stray berbasis praktikum dapat meningkatkan prestasi siswa di kelas, maka

peneliti melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul "

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TEAM

TWO STAY TWO STRAY ( TSTS ) BERBASIS PRAKTIKUM sebagai Upaya Meningkatan Pemahaman Konsep Fisika di SMP Negeri 1

WuryantoroTahun Pelajaran 2010/2011”.

B. Indentifikasi Masalah 1. Masalah

Berdasarkan catatan hasil prestasi belajar Semester II tahun

pelajaran 2009/2010, pengamatan dan fenomena sehari-hari, masalah

yang muncul adalah: “Sebagian besar siswa Kelas IX yang ada di SMP Negeri 1 Wuryantoro pada awal semester 1 tahun 2010/2011, kemampuan penguasaan Konsep Fisika masih rendah”.

2. Analisis Penyebab Timbulnya Masalah

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, diduga penyebab

timbulnya masalah adalah sebagai berikut :

a. Materi Fisika merupakan materi yang sulit dipelajari, bahkan pada

(5)

b. Proses pembelajaran Fisika kurang kondusif.

c. Anak takut kepada guru Fisika.

Dari beberapa penyebab timbulnya masalah tersebut yang paling

mendesak untuk ditanggulangi adalah adanya kesulitan pemahaman konsep fisika akibat adanya rasa kesulitan, kebosanan dan pembelajaran yang tidak menyenangkan

Berdasarkan masalah yang timbul tersebut kemudian diurai lebih

spesifik penyebab-penyebabnya antara lain :

a. Guru galak

b. Anak malu untuk bertanya.

c. Guru sering mengganggap anak sudah tahu.

d. Proses pembelajaran hanya satu arah.

3. Alternatif Pemecahan Masalah

Alternatif pemecahan masalah yang diajukan adalah dengan model

pembelajaran Cooperative Team Two Stay Two Stray ( TSTS ) berbasis

Praktikummelalui penelitian tindakan kelas. .

(6)

Mengingat luasnya cakupan masalah seperti yang diidentifikasikan

di muka, maka agar lebih jelas dan terarah, permasalahan tersebut di atas

dibatasi hal sebagai berikut :

1. Dari beberapa masalah yang muncul yang mendesak untuk

ditanggulangi dibatasi pada ketakutan siswa dan kebosanan terhadap

Pelajaran Fisika.

2. Model pembelajaran yang mungkin dapat memecahkan masalah

diajukan model pembelajaran Cooperative Team Two Stay Two Stray (

TSTS ) berbasis Praktikum.

3. Untuk pemahaman konsep fisika diambil nilai ulangan harian.

5. Efektifitas model ini diuji selama 3 bulan

6. Pengalaman ini secara khusus dilakukan pada Kelas IX D dan IX E

SMP Negeri 1 Wuryantoro tahun pelajaran 2010 / 2011

D. Perumusan Masalah dan Upaya Pemecahannya

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka dapat

dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut. apakah pemahaman

konsep Fisika dapat meningkat melalui model pembelajaran kooperatif

tipe TeamTwo Stay Two Stray berbasis praktikum kelas IX SMP Negeri 1 Wuryantoro Tahun Ajaran 2010 / 2011 dapat meningkat ?

Berdasarkan rumusan masalah, maka pemecahannya masalah yang

dilakukan adalah:

(7)

2. Membagikan angket respon terhadap pembelajaran Kooperatif tipe

Team Two Stay Two Stray berbasis praktikum pada akhir Kompetensi Dasar

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kemampuan pemahaman konsep Fisika kelas IXD dan IX E SMP Negeri 1 Wuryantoro Tahun Ajaran 2010 / 2011.

2. Mengetahui respon kelas IXD dan IXE menggunakan pembelajaran Kooperatif tipe Team Two Stay Two Stray berbasis praktikum di SMP Negeri 1 Wuryantoro Tahun Ajaran 2010 /

2011.

F. Manfaat Hasil Penelitian 1. Bagi Guru :

a. Merupakan umpan balik untuk mengetahui kesulitan siswa.

b. Memperbaiki kinerja guru dalam pelaksanaan Proses Pembelajaran.

c. Meningkatkan gairah dalam melaksanakan Proses Pembelajaran.

d. Guru terampil menggunakan metode mengajar yang bervariatif.

e. Guru dapat melaksanakan penilaian otentik ( autentic assesment )

(8)

a. Meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti Proses

Pembelajaran mata pelajaran Fisika .

b. Meningkatkan rasa percaya diri.

c. Menumbuhkan sikap ilmiah.

d. Meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran Fisika

e. Membangun ketrampilan kerjasama,

f. Mendapatkan solusi yang benar dari hasil diskusi

3. Untuk Kelas

Gambar

Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa, kelas IX B yang nilai

Referensi

Dokumen terkait

Fresh Basement Variance Map dan strike rose diagram borehole image (a) sebelum diinterpretasikan patahan dan (b) sesudah diinterpretasikan patahan ... Fresh Basement

Dengan demikian ciri dari pertanyaan atau penugasan berbentuk pemecahan masalah adalah: (1) ada tantangan dalam materi tugas atau soal, (2) masalah tidak dapat diselesaikan

Proses wawancara dilakukan dalam lima tahapan: (1) menentukan informan yang akan diwawancarai, (2) mempersiapkan kegiatan wawancara, sifat pertanyaan, alat bantu, menyesuaikan

Berdasarkan kenyataan tersebut, dapat diasumsikan bahwa pengembangan nilai-nilai antikorupsi melalui Project Citizen dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang

Dalam analisis ini dibahas lima dimensi penentu kualitas jasa yang mempengaruhi konsumen yang terdiri dari analisa keandalan, adalah kemampuan untuk melaksanakan jasa yang

Melihat kondisi siswa yang akan diteliti, merupakan siswa tunarungu yang kurang begitu aktif dalam berolahraga dan berperawakan tinggi kecil, sehingga setiap kali

Tidak dibenarkan mengeluar ulang mana-mana bahagian artikel, ilustrasi dan isi kandungan buku ini dalam apa juga bentuk dan dengan cara apa jua sama ada secara elektronik,

This article comes to suggest the enforcement model of disciplinary penalties for neutrallity violation of government employees in the General Election in Central Ja-