• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Studi Pendahuluan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Studi Pendahuluan"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Studi Pendahuluan

Pada pembahasan Bab IV ini menjabarkan hasil dari penelitian mengenai pengembangan produk media pembelajaran berbasis android pada pmbelajaran penjasorkes dan mendapatkan informasi mengenai pengaruh dimana dikembangkan di SD Muhammadiyah Program Khusus Baturan. Hasil penelitian akan disajikan ke dalam tahapan meliputi : tahap pendahuluan, dikembangkannya produk, serta uji kelayakan produk. Masing-masing tahapan akan mengacu pada langkah-langkah atau prosedur pengembangan yang melekat sesuai model ADDIE (Analyze, Design, Development, Implementation, Evaluation).

Langkah awal pada tahap pendahuluan yakni analisa kebutuhan sebagaimana yang tercantum pada model pengembangan ADDIE, yakni Analyze atau analisis. Kegiatan analisis ini memiliki beberapa teknik pengumpulan data diantaranya,observasi proses pembelajaran, wawancara pendidik dan peserta didik terkait pembelajaran penjasorkes.

Kurikulum yang dipergunakan di Sekolah Dasar Muhammadiyah Program Khusus Baturan ini adalah kurikulum 2013. Pelaksanaan pembelajaran Penjasorkes masih monoton dan dilaksanakan secara konvensional. metode pembelajaran pada penjasorkes yang disampaikan guru memungkinkan peserta didik mudah merasa bosan.

1. Ketersediaan Media Pembelajaran Penjasorkes

Dalam proses pembelajaran, terkait pada media pembelajaran untuk penyampaian materi penjasorkes selama ini, guru hanya memakai media modul, dan buku LKS, akan tetapi dalam pemanfaatan LKS saja dirasa sangat belum cukup untuk menyampaikan materi. Maka dari itu, media pembelajaran berbasis android ini digunakan agar memudahkan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran.

(2)

2. Analisis Kebutuhan

Hasil analisis kebutuhan guru dalam pembelajaran Penjasorkes menunjukkan bahwa buku pegangan guru saat proses pembelajaran yaitu buku teks dari berbagai penerbit dan visualisasi materi yang disampaikan masih sangat kurang. Permasalahan tersebut yang membuat pemahaman peserta didik kurang dalam materi penjasorkes khususnya dalam materi gerak lari jarak pendek. Dimasa pandemi covid 19 saat ini, siswa memiliki fasilitas android yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk mendukung proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil studi dokumentasi data pada mata pembelajaran penjasorkes sebagai berikut : 1) kurikulum yang digunakan kurikulum 2013

; 2) nilai KKM penjasorkes di kelas IV adalah 75 ; 3). Penggunaan metode pembelajaran yang lebih variatif dan disertai penggunaan bahan ajar serta media pada proses pembelajaran diperlukan untuk menambah motivasi belajar para peserta didik. Usaha untuk mewujudkan pembelajaran inovatif dan variatif dengan merancang sebuah media pembelajaran yang berbasis android guna untuk mendukung proses pembelajaran.

produk ini disusun berbasis android yakni sebagai media yang interaktif. Pengembangan media ini memiliki harapan untuk menambah keterampilan gerak dasar peserta didik. Media pembelajaran berbasis android ini berdasarkan fasilitas sekolah, sehingga media ini bisa diaplikasikan pada proses pembelajaran.

Secara berurutan kegiatan analisis ini akan dijabarkan sebagai berikut :

a. Observasi proses pembelajaran mengenai penggunaan media pembelajaran berbasis android di sekolah.

b. Wawancara dengan guru penjasorkes.

c. Angket analisis kebutuhan pengembangan media pembelajaran berbasis android kepada peserta didik.

1) Observasi pembelajaran penjasorkes.

Tahapan analisa kebutuhan pertama ialah kegiatan observasi atau pengamatan dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai

(3)

pelaksanaan pembelajaran penjasorkes, serta upaya peneliti melihat keterampilan gerak dasar lari jarak pendek pada peserta didik.

Berdasarkan observasi yang dilaksanakan pada tanggal 29 November 2020, ditemukan beberapa fakta, antara lain : pembelajaran dimasa pandemi covid-19 ini menjadikan pembelajaran sangat terbatas terlebih mata pelajaran penjasorkes , sedangkan pembelajaran penjasorkes dominan memerlukan praktik, dan proses pembelajaran selama ini masih hanya sebatas teori atau peserta didik diberikan tugas soal-soal mengenai penjasorkes tentang materi gerak dasar lari jarak pendek. Dengan pembelajaran sebatas teori seperti itu dirasa sangat kurang dalam membantu peserta didik dalam memahami dan mempraktikan gerak dasar lari jarak pendek dengan benar.

Berdasarkan observasi lapangan, dimana menjadi perhatian peneliti ialah penggunaan media pembelajaran yang masih sangat terbatas pada modul dan penggunaan smartphone pada penugasan tertentu.

Sementara itu, media pembelajaran inovaif serta modern sebagai kebutuhan yang harus terpenuhi guna menciptakan alternatif pilihan media pembelajaran berbasis android.

2) Wawancara dengan guru penjasorkes.

Menggali informasi pada narasumber dalam tahap berikut , guru atau pendidik penjasorkes melalui teknik pengumpulan data lainnya sebagai bentuk triangulasi. Teknik pengumpulan data selanjutnya ialah teknik wawancara, melalui kegiatan tanya jawab dengan informan diharapkan terkumpul informasi untuk memperkuat dan memperjelas hasil pengamatan mengenai pelaksanaan proses pembelajaran penjasorkes.

Proses pembelajaran penjasorkes terdiri atas beberapa komponen pendukung, misalnya penggunaan produk media pembelajaran berbasis android. Pemanfaatan media berbasis android ini dipergunakan guru penjasorkes yang sudah termasuk modern walaupun masih cukup sederhana, karena sudah menggunakan android berupa video dalam

(4)

proses pembelajaran. Dari wawancara pada guru penjasorkes khususnya gerak dasar lari jarak pendek yang dilihat dari penugasan dan observasi selama proses pembelajaran, guru mata pembelajaran penjasorkes mengungkapkan keterampilan gerak dasar lari jarak pendek peserta didik cenderung masih sangat kurang.

Selain fakta lapangan yang berhasil dikumpulkan lewat wawancara, penggalian informasi juga dengan menganalisis kebutuhan terhadap perangkat pembelajaran, data yang dikumpulkan berupa kuisioner dengan skala penilaian 1-5 yang diisi oleh siswa kelas IV SD Muhammadiyah Program Khusus Baturan.

3) Angket analisis kebutuhan pengembangan media pembelajaran berbasis android untuk peserta didik.

a) Penggunaan media pembelajaran berbasis android untuk pembelajaran penjasorkes.

Berdasarkan jawaban peserta didik SD Muhammadiyah Program Khusus Baturan menyatakan bahwa proses pembelajaran online saat ini menggunakan video dan gambar. Hasil persentase jawaban siswa tersebut disajikan pada :

Gambar 1. Penggunaan Media Pembelajaran Penjasorkes

0 10 20 30 40 50 60 70 80

video gambar

IV A IV B

(5)

Berdasarkan hasil identifikasi,secara umum peserta didik kelas IV SD Muhammadiyah Program Khusus Baturan dalam pembelajaran Penjasorkes lebih menyukai pembelajaran berupa video.

b) Persepsi atau respon siswa pada proses pembelajaran bersasis android untuk Penjasorkes.

Berdasarkan jawaban peserta didik di SD Muhammadiyah Program Khusus Baturan yang diperoleh dari hasil pengisian google form disajikan pada:

Gambar 2. Persepsi Siswa pada Media Belajar yang berbasis Android

Berdasarkan hasil identifikasi secara keseluruhan, secara umum siswa kelas IV SD Muhammadiyah Program Khusus Baturan menggunakan media pembelajaran android menjawab “menarik”

sebesar 45,26 %, dan “kurang menarik” sebesar 54,73%. Mengacu pada hasil kuisioner siswa di SD Muhammadiyah Program Khusus Baturan penggunaan media pembelajaran berbasis android kurang menarik.

Melihat pada teknik pengumpulan data, dimulai dari observasi pelaksanaan pembelajaran, wawancara guru mata pelajaran hingga siswa masing-masing menunjukkan bahwa diperlukan pengembangan dan inovasi proses pembelajaran melalui peningkatan efektivitas pada komponen media pembelajaran.

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

IV A IV B

Menarik Kurang Menarik

(6)

B. Hasil Pengembangan Produk

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang dilaksanakan pada tahap pendahuluan, maka langkah selanjutnya ialah pengembangan produk. Tahap II merupakan tahap pengembangan produk pembelajaran, pada tahapan ini menjelaskan mengenai prosedur penelitian yang mengacu pada model pengembangan ADDIE. Berikut ini merupakan hasilnya kegiatan yang telah dilaksanakan pada masing-masing tahapan :

1. Penyusunan Rancangan Produk (Design)

Penyusunan rancangan produk atau tahap desain memiliki beberapa kegiatan yang dilakukan ialah penentuan kompetensi serta indikator yang diikuti oleh materi pembelajaran menjadi bahan produk, membuat flowchart membuat storyboard dan membuat sintak media pembelajaran penjasorkes berbasis android yang diikuti tampilan produk awal media pembelajaran penjasorkes berbasis android yang dikembangkan. Materi tersebut mengacu pada Kompetensi Dasar atau KD 4.5 “mempraktikkan berbagai aktivitas kebugaran jasman melalui bentuk latihan, daya tahan, kekuatan, kecepatan, dan kelincahan untuk mencapai berat badan ideal”.

Berikut merupakan detail dari masing-masing kegiatan yang dilaksanakan : a. Menentukan kompetensi, indikator serta materi pembelajaran

Pembelajaran Penjasorkes yang berlangsung dengan materi lari jarak pendek tersebut mengacu pada Kompetensi Dasar atau KD 4.5 yaitu

“Mempraktikkan variasi pola gerak dasar dan lempar melalui permainan/olahraga yang dimodifikasi dan atau olahraga tradisional”.dan selanjutnya dianalisis untuk kemudian ditentukan tujuan pembelajaran atau indikator pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.

Media pembelajaran berbasis android pada pembelajaran Penjasorkes yang dikembangkan memanfaatkan beberapa komponen media yang inovatif, seperti teks, gambar, video, suara dengan tampilan yang interaktif. Pemanfaatan berbagai macam jenis media telah disesuaikan dengan materi atau informasi yang disampaikan dalam proses pembelajaran. Selain itu, rancangan desain evaluasi untuk mengetahui ketercapaian tujuan

(7)

pembelajaran akan berupa latihan soal pilihan ganda melewati aplikasi media pembelajaran berbasis android tersebut. Soal latihan pilihan ganda (multi choice) terdapat pada menu quiz yang terdiri dari 10 soal dan 3 pilihan jawaban (A,B,C) dengan diberikan feedback score untuk siswa ketika telah menyelesaikan quiz tersebut.

a. Rancangan dokumen pendukung media pembelajaran berbasis android.

Perancangan dokumen dari produk media pembelajaran berbasis android terdiri dari flowchart, sintak media pembelajaran dan storyboard. Beberapa dokumen tersebut didesain guna memberikan gambaran secara utuh terhadap produk media pembelajaran yang akan dikembangkan. Hasil dari masing-masing dokumen produk media pembelajaran dengan berbasis android yakni, 1) flowchart, 2) sintak media pembelajaran berbasis android berlandaskan alur flowchart, dan 3) storyboard.

1) flowchart

flowchart dibuat sebagai bentuk penyederhanaan alur atau prosedur produk media pembelajaran berbasis android dari awal membuka media hingga selesai. Berikut merupakan bentuk flowchart program media pembelajaran yang berbasis android :

(8)

Gambar 3. Flowchart Media Belajar Berbasis Android

Berdasarkan flowchart terlihat bahwa alur yang diimplementasikan pada produk media pembelajaran berbasis android dimulai dari “mulai”

aplikasi (membuka media) kemudian terdapat tampilan pembuka yang berisi tema media serta tampilan animasi. Pada menu utama terdapat beberapa tombol pilihan yang terdiri dari materi, SK & KD, Profil, Informasi, Video, dan quiz.

Pada pilihan menu materi berisikan rangkuman materi , gerak dasar dan video teknik gerak dasar pada lari jarak pendek. Pada pilihan menu SK&KD berisikan indikator pembelajaran yang hendak akan dicapai oleh siswa. Pilihan menu profil berisikan identitas singkat mengenai tim pengembang produk media pembelajaran berbasis android. Pilihan menu informasi berisikan tujuan pembelajaran pada media pembelajaran tersebut, dan pilhan menu quiz berisikan soal yang berjumlah 1-10 dengan skor dan diakhiri oleh feedback dari skor yang diperoleh siswa.

2) Sintak pemanfaatan media belajar dengan basis android berlandaskan alur flowchart.

Pengembangan sintak ini bertujuan untuk memudahkan guru yang memiliki peran sebagai fasilitator pembelajaran untuk menggunakan

(9)

media belajar berbasis android. Karena penyusunan produk media pembelajaran ini sudah disesuaikan dengan perencanaan pembelajaran yang telah dibuat RPP, yang meliputi beberapa tahapan , yakni (1) orientasi materi pembelajaran kepada siswa, (2) mengorganisasikan kegiatan pembelajaran siswa, (3) menambah keterampilan siswa, (4) evaluasi hasil belajar keterampilan siswa selama pelaksanaan pembelajaran. Berikut merupakan gambar bagan atau sintak media belajar berbasis android.

Gambar 4.Sintak Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Android 3) Storyboard

Storyboard berisi kerangka tampilan yang diadikan menjadi acuan dikembangkannya saat menciptakan produk media pembelajaran ini.

Berikut merupakan tampilan storyboard yang dijadikan sebagai acuan dalam pengembangannya media belajar dengan basis android.

Tabel 1. Storyboard Produk Media Pembelajaran Berbasis Android

(10)

Tampilan Keterangan

Tampilan cover media pembelajaran android.

Tampilan apersepsi

Tampilan pemilihan sub materi

Tampilan tujuan pembelajaran pada media pembelajaran

berbasis android.

(11)

Tampilan isi materi lari jarak pendek

Tampilan isi materi video lari jarak pendek.

Tampilan SK & KD

Tampilan quiz materi gerak lari jarak pendek

(12)

Tampilan score quiz setelah siswa mengerjakan quiz dan kalimat feedback atas hasil

kerja siswa.

Tampilan profil created media aplikasi pembelajaran berbasis

android.

2. Penyusunan Prototype Produk (Development)

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang telah diinterprestasikan dalam suatu rancangan atau desain, maka pada tahapan pengembangan menjadi tahapan awal proses penciptaan produk media pembelajaran ini.

Tahapan pengembangan menghasilkan produknya pada awal program media ini. Berikut merupakan tampilan awal program media pembelajaran yang dibuat.

Tabel 2. Prototype Produk

Tampilan Produk Awal Keterangan Tampilan cover media pembelajaran

android.

(13)

Tampilan apersepsi

Tampilan pemilihan sub

materi

Tampilan tujuan pembelajaran

pada media pembelajaran

berbasis android.

Tampilan isi materi lari jarak

pendek

(14)

Tampilan SK

& KD

Tampilan isi materi video

lari jarak pendek.

Tampilan quiz materi gerak

lari jarak pendek.

Tampilan score quiz setelah

siswa mengerjakan

quiz dan kalimat feedback atas

hasil kerja siswa.

(15)

Tampilan profil created media aplikasi

pembelajaran berbasis android.

3. Hasil Uji Coba Kelayakan Produk

Setelah media pembelajaran dikembangkan. Tahapan berikutnya yaitu melakukan penilaian atau uji kelayakan produk terhadap media pembelajaran berbasis android untuk dinilai tingkat kelayakannya sebelum diujicobakan kepada pengguna. Uji coba kelayakan media pembelajaran berbasis android pada mata pelajaran penjasorkes ini dilaksanakan oleh beberapa ahli yaitu ahli media, ahli materi, serta penilaian atau validasi oleh praktisi pembelajaran yang merupakan guru Penjasorkes di SD Muhammadiyah Program Khusus Baturan.

a. Validasi Ahli Media

Validasi media dalam produk ini dikerjakan oleh dosen Program Studi Magister Teknologi Pendidikan UNS yaitu Dr. Agus Efendi, M.Pd , dan Dr. Agus Mukholid, M.Pd selaku dosen Teknologi Pembelajaran Penjas di FKOR Universitas Sebelas Maret Surakarta, sehingga ahli dalam bidang media ilmu pendidikan. Data yang berasal dari ahli media dipergunakan untuk menjadi pedoman perevisian pada produk media pembelajaran berbasis android ini, dan instrumen untuk memvalidasi berupa angket. Penilaian kelayakan media pembelajaran ini dari tim ahli tersaji berikut :

(16)

Tabel 3. Hasil Penilaian Validator Media I

No Aspek yang dinilai Skor

Media I ASPEK PERANGKAT LUNAK

1 File aplikasi tidak besar 5

2 Aplikasi berjalan lancar 4

3 Aplikasi tidak berhenti pada saat digunakan 4 4 Komputer tidak berhenti pada saat pengoperasiannya 4 5 Aplikasi bisa jalan pada berbagai operating system 5 6 Aplikasi bisa jalan pada berbagai spesifikasi hardware 4

7 Aplikasi mudah dioperasikan 5

8 Lengkap dengan petunjuknya menjalankan aplikasi 5

9 Lengkap dengan umpan balik 5

10 Alur penggunaannya aplikasi jelas 4

11 Operasional aplikasi berdasar petunjuk 5

12 Pengoperasian sesuai petunjuk 5

ASPEK KOMUNIKASI VISUAL

13 Penggunaan dapat berinteraksi dengan aplikasi 4

14 Kreatif dalam menuangkan ide gagasan 5

15 Penggunaan suara tidak mengganggu 4

16 Suara yang digunakna sudah tepat 4

17 Suara yang digunakan menarik 4

18 Tampilan yang digunakan dalam aplikasi menarik 4

19 Tulisan dapat dibaca dengan baik 5

20 Warna sudah tepat 4

21 Tombol sederhana 5

22 Tombol berfungsi dengan baik 5

Total 99

Rata-rata 4,50

Kualifikasi Sangat Baik

(17)

Berdasarkan hasil analisis terhadap perolehan skor validator media I, mendapatkan jumlah skor 99 (skor maksimal 110), dengan rerata 4,50 kategorinya Sangat Baik dan dinyatakan “layak” dilaksanakan kepada uji coba praktisi serta uji coba pengguna.

Proses validasi media yang selanjutnya dilakukan oleh validator media II.

Produk hasil proses pengembangan media ini divalidasi pada ahli media pembelajaran yakni media pembelajaran penjasorkes berbasis android, berikut merupakan hasil penilaian dari validator media II.

Tabel 4. Hasil Penilaian Validator Media II

No Aspek yang dinilai

Skor Media II ASPEK PERANGKAT LUNAK

1 File aplikasi tidak besar 5

2 Aplikasi tidak berjalan lambat 5

3 Aplikasi tidak berhenti saat pengoperasian 5 4 Komputer tidak berhenti saat dioperasikan 5 5 Aplikasi berjalan pada berbagai spesifikasi operating system 4 6 Aplikasi berjalan pada berbagai spesifikasi hardware 4

7 Pengoperasian aplikasi mudah 4

8 Lengkap dengan petunjuk 5

9 Lengkap dengan umpan balik 5

10 Mempunyai alur penggunaannya jelas 5

11 Operasionalnya berdasarkan petunjuk 5

ASPEK KOMUNIKASI VISUAL

13 Penggunaan bisa melakukan interaksi pada aplikasi 5

14 Kreatif pada ide gagasannya 5

15 Suara didalamnya tidak mengganggu 5

16 Suara didalamnya tepat 4

17 Suara didalamnya menarik 5

(18)

18 Tampilan aplikasinya menarik 5

19 Tulisan bisa terbaca 5

20 Warnanya sudah tepat 4

21 Tombolnya sederhana 5

22 Fungsi tombolnya baik 5

Total 100

Rata-Rata 4,54

Kualifikasi Sangat Baik

Berdasarkan hasil analisis terhadap perolehan skor validator media I, mendapatkan jumlah skor 99 (skor maksimal 110), dengan skor 4,50 kategori Sangat Baik dan dinyatakan “layak” untuk dilaksanakan kepada uji coba praktisi serta pengujian pengguna.

b. Validasi Ahli Materi

Validasi materi dalam materi ini dilaksanakan oleh dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan UNS dengan kualifikasi S3, yaitu Dr. Haris Nugroho, M.Or dan Drs. Sunardi, M.Kes sehingga ahli bidang materi PENJASORKES. Data dari sang ahli ini dipergunakan untuk menjadi pedomannya merevisi materi pada media belajar ini. Instrumen untuk validasi ini berupa angket. Penilaian kelayakannya media ini dari ahli materi tersaji berikut :

Tabel 5. Hasil Penilaian Validator Materi I

No Aspek Yang Dinilai Skor

Materi I ASPEK MATERI

1 Tujuan pembelajaran dirumuskan dengan jelas 5 2 Materi yang disampaikan sesuai dengan SK dan

KD

5

3 Materi yang disampaikan sesuai dengan tujuan pembelajaran

4

4 Materi yang disampaikan dalam media lengkap 5 5 Materi disampaikan secara sistematis 4

(19)

6 Materi yang disampaikan dikemas secara menarik 4 7 Materi yang disajikan mudah dipahami 4

ASPEK SOAL

8 Soal dirumuskan dengan jelas 5

9 Soal di dalam media lengkap 4

10 Soal sesuai teori dan konsep 4

11 Terdapat umpan balik terhadap hasil evaluasi 5 12 Evaluasi konsisten dengan tujuan pembelajaran 5

13 Bahasa yang digunakan komunikatif 5

Jumlah 63

Rerata 4,84

Kualifikasi Sangat Baik

Data yang termuat dalam tabel 3 hasil penilaian validator materi I akan dianalisis untuk diketahui apakah media tersebut secara konten atau materi telah layak untuk disampaikan ke pengguna / siswa sekolah. Hasil analisis terhadap perolehan skor validator materi I, mendapatkan jumlah skor 53 (skor maksimal 65), dengan rerata nilai 4,07 yang termasuk kedalam kualifikasi

“sangat baik” dinyatakan “layak” dilaksanakan pengujian praktisi serta pengujian pengguna.

Namun demikian produk media pembelajaran penjasorkes berbasis android masih perlu untuk diperbaiki sesuai saran dari validator materi I memberikan saran yaitu : deskripsi dalam bentuk kalimat terlalu panjang lebar. Sehingga , penulisan materi dapat dipersingkat lagi.

Tabel 6. Hasil Penilaian Validator Materi II

No Aspek Yang Dinilai

Skor Materi

II ASPEK MATERI

1 Tujuan pembelajaran dirumuskan dengan jelas 5 2 Materi yang disampaikan sesuai dengan SK dan 5

(20)

KD

3 Materi yang disampaikan sesuai dengan tujuan pembelajaran

5

4 Materi yang disampaikan dalam media lengkap 5 5 Materi disampaikan secara sistematis 4 6 Materi yang disampaikan dikemas secara menarik 5 7 Materi yang disajikan mudah dipahami 5

ASPEK SOAL

8 Soal dirumuskan dengan jelas 4

9 Soal di dalam media lengkap 5

10 Soal sesuai teori dan konsep 5

11 Terdapat umpan balik terhadap hasil evaluasi 4 12 Evaluasi konsisten dengan tujuan pembelajaran 4

13 Bahasa yang digunakan komunikatif 5

Jumlah 61

Rerata 4,69

Kualifikasi Sangat Baik

Data yang termuat dalam tabel 4 hasil penilaian validator materi II akan dianalisis untuk diketahui apakah media tersebut secara materi telah layak untuk disampaikan ke pengguna, dalam hal ini siswa Sekolah Dasar (SD).

Hasil analisis terhadap perolehan skor validator materi II, mendapatkan jumlah skor 61 (skor maksimal 65), skor nilai 4,69 kategori Sangat Baik dan dinyatakan “layak”. Namun demikian produk media pembelajaran penjasorkes berbasis android masih perlu untuk diperbaiki berdasarkan sarannya validator materi II memberi saran yakni : materi lari jarak pendek langsung mencantumkan jarak 50 m, 100 m, 200 m.

c. Validasi Praktisi (Guru Penjasorkes)

Produk media pembelajaran berbasis android ini harus melewati tahapan penilaian secara praktisi pembelajaran yang dalam penelitian ini divalidasi dilakukan oleh 2 guru Penjasorkes di SD Muhammadiyah Program Khusus Baturan. Penggunaan instrumen pada bagian validasi menggunakan

(21)

skala 5 dan nilai akan dikonversi untuk kriteria kelayakan produk. Berikut merupakan tabel hasil penilaian produk media pembelajaran oleh guru sebagai praktisi dalam pembelajaran penjasorkes.

Tabel. 7 Hasil Penilaian Oleh Praktisi I

No Aspek Penilaian

Skor Praktisi

I ASPEK PERANGKAT LUNAK

1 Dapat diinstal dengan mudah 4

2 Memiliki petunjuk instal yang jelas 5

3 Memiliki petunjuk pengoperasian yang jelas 5 4 Media ini lancar (tidak berhenti) saat digunakan 5

ASPEK DESAIN PEMBELAJARAN

5 Materi pada media pembelajaran mudah dipahami 4

6 Pembahasannya contoh soal jelas 5

7 Materi tersaji urut 5

8 Bahasa didalamnya mudah dipahami 5

9 Dapat meningkatkan motivasi belajar 5

10 Soal quiz mudah dipahami 5

ASPEK KOMUNIKASI VISUAL

11 Musiknya tidak menganggu 5

12 Musiknya menarik 4

13 Tulisan terbaca jelas 5

14 Tampilannya menarik 5

15 Media pembelajaran sangat kreatif dan inovatif. 5

Jumlah 72

Rerata 4,80

Kualifikasi SangatBaik

(22)

Tabel. 8 Hasil Penilaian Oleh Praktisi II

No Aspek Penilaian

Skor Praktisi

I ASPEK PERANGKAT LUNAK

1 Dapat diinstal dengan mudah 5

2 Memiliki petunjuk instal yang jelas 4

3 Memiliki petunjuk pengoperasian yang jelas 4 4 Media ini tidak hang (berhenti) saat digunakan 5

ASPEK DESAIN PEMBELAJARAN

5 Materi tersaji gampang dipahami 4

6 Pembahasannya contoh soal jelas 5

7 Materi tersaji urut 5

8 Bahasa didalamnya mudah dipahami 5

9 Dapat meningkatkan motivasi belajar 5

10 Soal quiz mudah dipahami 4

ASPEK KOMUNIKASI VISUAL

11 Musik tidak menganggu 5

12 Musik sangat menarik 5

13 Tulisan dapat dibaca jelas 5

14 Tampilan menarik 5

15 Media pembelajaran sangat kreatif dan inovatif. 5

Jumlah 71

Rerata 4,73

Kualifikasi Sangat Baik

Data yang termuat dalam tabel 5 dan 6 hasil penilaian oleh 2 orang praktisi pembelajaran. Hasil analisis terhadap perolehan skor praktisi I, mendapat jumlah skor 75 (skor maksimal 75), skor 4,80 kategori Sangat Baik. Selanjutnya penilaiannya oleh praktisi II degan perolehan skor sejumlah 71 (skor maksimal 75), dengan skor rerata 4,73 yang termasuk kedalam kualifikasi Baik. Sehingga ,

(23)

berdasarkan pada perolehan rerata skor dari praktisi I dan praktisi II yang masing- masing 4,80 dan 4,71 yaitu 4,75 dari 5,0 kategori Sangat Baik serta “layak” diuji coba pada praktisi pembelajaran dan pengguna.

d. Validasi Praktisi oleh Pengguna (Siswa)

Pada tahapan implementasi kegiatan yang dilakukan validator atau penilaian produk media pembelajaran penjasorkes berbasis android oleh pengguna bertujuan untuk mengetahui kelayakan produk sesuai dengan karakteristik pengguna, yakni siswa SD Muhammadiyah Program Khusus Baturan. Berikut merupakan rangkaian kegiatan validator mengenai uji kepraktisian yang dilakukan oleh siswa pada media pembelajaran berasis android.

1) Uji coba individu (one to one)

Uji coba ini melibatkan tiga subjek, yakni siswa kelas IV SD Muhammadiyah Program Khusus Baturan. Penilaian produk media pembelajaran penjasorkes berbasis android oleh siswa dilakukan secara daring/online menggunakan angket Google Form, sebelumnya, siswa diberikan tautan untuk mengunduh berkas media, dan kemudian mengisi lembar penilaian dengan skala penilaiannya yaitu skala 1-5, siswa melakukan proses pengisian lembar penilaian secara daring melalui google form.

Berikut ditampilkan hasil pengujian individu (one to one) oleh tiga (3) orang siswa terhadap produk media pembelajaran berbasis android.

Gambar 5. Uji Coba One to One (Perorangan)

0 1 2 3 4 5 6

Perangkat Lunak Desain Pembelajaran

Komunikasi Visual

Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3

(24)

Melalui tabel tersebut hasil pengujian individu yang melibatkan tiga siswa berguna mengetahui tingkat kelayakan produk media pembelajaran berbasis android ini didapatkan informasi bahwa :

siswa pertama memberikan penilaian pada aspek perangkat lunak 4,0 dengan rerata nilai 4,0 , dimana hasil rerata tersebut apabila dikonversikan sesuai dengan tabel konversi nilai maka rerata 4,0 kategori

“baik”. Pada aspeknya desain pembelajaran skornya 4,8 kategori “sangat baik”, serta pada aspek komunikasi visual skornya 4,6 kategori “sangat baik”.

siswa kedua memberikan penilaian pada aspek perangkat lunak dengan rarata nilai 4,7 dimana hasil rerata tersebut apabila dikonversikan sesuai dengan tabel konversi nilai maka rerata 4, kategori “sangat baik”, pada aspeknya desain belajar skornya 4,6 termasuk kategori “sangat baik”, serta pada aspek komunikasi visual skor 5,0 kategori “sangat baik”.

siswa ketiga memberikan penilaian pada aspek perangkat lunak dengan rerata nilai 4,5 dimana hasil rerata tersebut apabila dikonversikan sesuai denagan tabel konversi nilai maka rerata 4,5 kategori “sangat baik”, pada aspek desain pembelajaran diperoleh skor 4,8 dengan kategori

“sangat baik”, sedangkan pada aspek komunikasi visual diperoleh skor 4,8 kategori “sangat baik”.

Secara keseluruhan, hasil uji coba individu (one to one) masing- masing aspeknya diperoleh skor yakni ; 1) aspek desain perangkat lunak rerata 4,4 kategori “sangat baik” ; 2) aspek desain pembelajaran rerata 4,7 kategori “sangat baik”; 3) aspek komunikasi visual rerata 4,8 kategori

“sangat baik”.

Sehingga kesimpulan yang diperoleh berdasarkan pengujian individu ini bahwa produk media pembelajaran berbasis android ini memiliki total skor reratanya adalah 4,6 dari 5,0 yang apabila dikonversikan untuk kelayakan produk media pembelajaran berbasis android, maka produk ini masuk kategori “sangat baik” dan dinyatakan

“layak” .

(25)

2) Uji Coba Skala Kecil

Pelaksanaan uji coba skala kecil melibatkan lima (5) orang subjek, yakni peserta didik kelas IV di SD Muhammadiyah Program Khusus Baturan. Penilaian produk media pembelajaran berbasis android yang masih dilakukan dengan cara online atau daring oleh siswa, mengingat pada kondisi saat ini proses pembelajaran masih dilaksanakan dari rumah secara daring/online. Berikut adalah deskripsi perolehan data pelaksanaan uji coba skala kecil terhadap kelayakan produk media pembelajaran berbasis android.

Tabel 9. perolehan skor uji coba skala kecil Siswa

(S)

Skor rata-rata masing-masing aspek Total Rerata Desain Perangkat

Lunak

Desain Pembelajaran

Komunikasi Visual

S1 3,5 4,6 4,8 4,3

S2 4.2 4,3 4,4 4,3

S3 4,7 4,2 4,0 4,3

S4 4,5 4,6 4,8 4,6

S5 4,2 4,2 4,8 4,4

Melalui tabel 9. Diperoleh hasil uji coba skala kecil dengan melibatkan lima (5) peserta didik dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan dan kepraktisian produk media pembelajaran berbasis android diperoleh informasi bahwa :

Siswa telah memberikan penilaian pada masing-masing aspek untuk mengetahui tingkat kelayakan produk media pembelajaran berbasis android , hasil skor rerata pada masing-masing aspek ialah sebagai berikut : 1) aspek desain perangkat lunak, pada aspek perangkat lunak didapatkan rerata skor dari 1 (S1) ialah 4,7 yang termasuk dalam kategori “sangat baik”, siswa 2 (S2) dengan rerata skor 4,7 yang termasuk dalam kategori “sangat baik”, siswa 3 (S3) dengan skor rerata 4,7 dalam kategori “sangat baik”, siswa 4 (S4) dengan rerata skor 4,5 kategori “sangat baik”, siswa 5 (S5) dengan rerata skor 4,2 kategori “sangat baik”.

(26)

Aspek berikutnya adalah, aspek desain pembelajaran, pada aspek desain pembelajaran ini didapatkan hasil dari masing-masing siswa yaitu, siswa 1 (S1) memberikan nilai dengan hasil skor rerata 4,6 yang termasuk dalam kategori

“sangat baik”, siswa 2 (S2) dengan rerata skor 4,3 dengan kategori “sangat baik”, siswa 3 (S3) skor rerata 4,2 kategori “baik”, siswa 4 (S4) dengan skor rerata 4,6 kategori “sangat baik”, siswa 5 (S5) skor rerata 4,2 kategori “baik”.

Aspek yang terakhir yaitu aspek komunikasi visual, pada aspek komunikasi visual, telah didapatkan hasil dari masing-masing siswa yaitu, siswa 1 (S1) dengan skor rerata 4,8 dengan kategori “sangat baik”, siswa 2 (S2) skor rerata 4,4 dengan kategori “sangat baik”, siswa 3 (S3) skor rerata 4,0 kategori

“baik”, siswa 4 (S4) skor rerata 4,8 kategori “sangat baik”, siswa 5 (S5) skor rerata 4,8 kategori “sangat baik”. Ilustrasi data yang dihasilkan uji coba skala kecil terhadap produk media pembelajaran berbasis android pada mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan oleh masing-masing peserta didik digambarkan pada gambar 30.

Gambar 6. Hasil Uji Coba Skala Kecil

Sehingga secara keseluruhan hasil penilaian siswa pada uji coba skala kecil (lima siswa) terhadap tingkat kelayakan produk media pembelajaran berbasis android ialah 4,4 dari 5,0 termasuk dalam kategori “sangat baik” yang apabila dikonversikan nilai untuk kelayakan produk bahwa produk yang telah diuji cobakan pada skala kecil dinyatakan “layak” untuk digunakan.

4.15 4.2 4.25 4.3 4.35 4.4 4.45 4.5 4.55 4.6 4.65

siswa 1 siswa 2 siswa 3 siswa4 siswa 5

Total Rerata Skor

Total Rerata Skor

(27)

3) Uji Coba Lapangan

Pelaksanaan uji coba lapangan akan melibatkan seluruh siswa kelas 4 di SD Muhammadiyah Program Khusus Baturan dengan jumlah 10 siswa.

Aspek yang dijadikan sebagai indikator penilaian dari peserta didik yang mengikuti uji coba lapangan masih sama dengan penggunaan indikator pada aspek uji coba perorangan dan uji coba skala kecil.

Berikut adalah deskripsi perolehan data pelaksanaan uji coba lapangan terhadap kelayakan produk media pembelajaran berbasis android.

Tabel 10. Perolehan Skor Uji Coba Lapangan Siswa

(S)

Skor rata-rata masing-masing aspek Total Rerata Desain

Perangkat Lunak

Desain Pembelajaran

Komunikasi Visual

S1 4,7 3,7 4,6 4,3

S2 3,7 4,3 4,6 4,2

S3 4,7 4,5 4,4 4.5

S4 4,2 4,8 4,6 4,5

S5 4,7 3,8 4,4 4,3

S6 4,5 4,3 4,4 4,4

S7 4,5 4,5 4,8 4,6

S8 4,0 4,0 4,0 4,0

S9 4,0 4,5 4,4 4,3

S10 4,2 4,8 4,8 4,6

Jumlah 4,3 4,3 4,5

Melalui tabel 10. diketahui hasil penilian siswa pada uji coba lapangan bahwa : jumlah total skor rerata pada masing-masing aspek : 1) aspek desain perangkat lunak, mendapat rerata skor 4,3 yang termasuk dalam kategori “ sangat baik”, 2) aspek desain pembelajaran mendapat rerata skor 4,3 yang termasuk dalam kategori “sangat baik”, 3) aspek komunikasi visual mendapat skor 4,5 yang termasuk kategori “sangat baik”.

(28)

Ilustrasi data yang dihasilkan pada uji coba lapangan terhadap produk media pembelajaran berbasis andorid untuk pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan oleh masing-masing siswa digambarkan pada gambar berikut :

Gambar 7. Hasil Uji Coba Lapangan Terhadap Media Pembelajaran Berbasis Android.

Sehingga secara keseluruhan hasil penilaian siswa pada uji coba lapangan yang diikuti oleh 10 siswa kelas 4 SD Muhammadiyah Program Khusus Baturan terhadap tingkat kelayakan produk media pembelajaran berbasis android ialah 4,4 dari 5,0 termasuk dalam kategori “sangat baik” yang apabila dikonversikan nilai kelayakan produk bahwa produk yang telah diuji cobakan pada uji lapangan, dinytakana “layak” untuk dapat digunakan sebagai media dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.

b. PEMBAHASAN

Sebagaimana hasil penelitian yang telah disampaikan diatas mengenai deskripsi analisis sehingga menjadi suatu temuan penelitian, pembahasan penelitian bersumber dari rumusan masalah yang secara urut mengenai : (1) analisis kebutuhan penggunaan media pembelajaran berbasis android pada Penjasorkes, (2) pengembangan media pembelajaran berbasis android ini layak dipergunaan dalam pembelajaran Penjasorkes, (3) Kelayakan produk ini guna peningkatan keterampilan siswa mengenai gerak dasar lari jarak pendek.

4.2 4.25 4.3 4.35 4.4 4.45 4.5 4.55

Desain Perangkat

Lunak

Desain Pembelajaran

Komunikasi Visual

Jumlah Rerata

DPL DP KV JR

(29)

1. Penggunaan media pembelajaran berbasis andorid pada pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SD Muhammadiyah Program Khusus Baturan.

Hasil observasi selama pelaksanaan pembelajaran menunjukan pendidik sudah menggunakan dan memanfaatkan media pembelajaran berbasis android namun masih cenderung kurang inovatif dan variatif. Analisis kebutuhan sebagai mengidentifikasi penggunaan media pembelajaran berbasis android ini, diharapkan dari identifikasi tersebut dapat diciptakan suatu inovasi media pembelajaran berbasis android.

Berdasarkan uraian mengenai penggunaan media pembelajaran dengan andorid menjadikan komponen penting saat proses pembelajaran dinilai masih cenderung kurang inovatif dan interaktif, sehingga tidak tercipta pembelajaran yang menyenangkan dan aktif. Penemuan pada berbagai bidang keilmuan di abad ke-21 atau era digital telah mengakibatkan percepatan terhadap perkembangan teknologi, sebagai suatu negara tertentu tidak menginginkan terjadi ketertinggalan dan kegagalan dalam bersaing di era digital seperti saat ini (Celik & Karangmustafaoglu, 2016 : 183). Sehingga pemanfaatan teknologi pada proses pembelajaran sebagai aspek penting untuk diperhatikan oleh pendidik / guru. Mengingat berbagai macam penelitian telah menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi seperti komputer dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan prestasi akademik siswa, serta mampu mengembangkan keterampilan dalam aspek psikomotor dan kognitifnya (Stone et al, 2017 : 113).

Penyesuaian komponen-komponen sistem pembelajaran perlu disesuaikan dengan perkembangan zaman, salah satu komponen tersebut ialah penggunaan media pembelajaran berbasis android. Program media pembelajaran ini terintegrasi dengan teknologi informasi dan komunikasi yakni perangkat komputer, dinilai mempunyai sebuah kesempatan agar dapat dimanfaatkan dalam rangka menunjang kegiatan pembelajaran.

Sebagaimana temuan penelitian mengungkapkan bahwa siswa telah

(30)

terbiasa dengan penggunaan teknologi digital berbasis android. Pemilihan alam pengembahangan proram media ini didasarkan hasil analisis kebutuhan maka muncul kesesuaian antara kriteria dalam pemilihan suatu media pembelajaran dengan jenis produk yang akan dikembangkan, dimana jenis produk tersebut telah sesuai dengan hasil analisis kebutuhan sebagaimana dijelaskan di atas, ini selaras pada pendapat Musfiqon (2012 : 63 – 64) sebelum menentukan jenis media pembelajaran, perlu diperhatikan beberapa kriteria, diantaranya 1) kesesuaiannya antara media dan tujuan pembelajarannya, 2) tepat guna, sesuai materinya yang dipelajari, 3) karakteristiknya siswa, dari segi kemampuan, sosial dan psikologis, 4) ketersediaan sarana pendukung, 5) keterampilan pendidik dalam memanfaatkan serta 6) jika memungkinkan media harus memiliki biaya produksi yang kecil. Program media pembelajaran ini berkarakteristik untuk menampilkan berbagai komponen materi atau informasi pembelajaran, seperti teks, gambar, animasi,video, suara, musik, serta latihan soal atau quiz yang terintegrasi dalam satu program.

Sehingga melalui program media pembelajaran berbasis android menjadi harapan siswa menggapai tujuan pembelajarannya. Penelitian yang dilaksanakan Abdillah, Sunardi & Ardianto (2018 : 59) yang menyatakan bahwa media pembelajaran berbasis android mendapatkan kriteria penilaian “layak” serta bisa dipergunakan untuk belajar atau mata pelajaran praktik, serta melalui media pembelajaran berbasis android menambah motivasinya serta prestasinya.

Berdasarkan uraian penggunaan media pembelajaran selama ini digunakan di sekolah serta melihat kondisi perkembangan zaman yang terus berkembang serta kebutuhan penguasaan kompetensi abad ke- 21 , maka teridentifikasi bahwa dibutuhkan inovasi suatu bentuk atau format media pembelajaran digital yang terintegrasi dengan teknologi pada pembelajaran penjasorkes.

(31)

2. Pengembangan Produk Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Android Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.

Didasarkan pada hasilnya analisis kebutuhan, pengembangan produk media pembelajaran berbasis android ini dinilai sebagai salah satu solusi dalam menyelesaikan permasalahan pembelajaran online. Sebelum diterapkan untuk kegiatan pembelajaran, produk media pembelajaran berbasis andorid ini terlebih dulu divalidasi baik secara teoritis maupun media dan praktisi sehingga terjadi proses umpan balik untuk meningkatkan kualitas produk dalam rangka mendapatkan predikat kelayakan sebagai produk media pembelajaran yang berbasis android layak dipergunakan saat proses pembelajaran.

Implementasi kurikulum 2013 mengharuskan agar teknologi dapat berintegrasi pada pembelajaran, bentuk pengintegrasian ini yakni penggunaan media pembelajaran dengan teknologi. Pengembangan media berbasis android ini dilandasi atas hasil analisis kebutuhan dan pengintegrasian pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran sebagaimana dicantumkan dalam implementasi kurikulum 2013 tersebut.

Melihat dari sudut pandang teknologi pendidikan, AECT mengungkapkan teknologi pendidikan tahun 2004 bahwasannya sebagai teori dan praktek etis dalam memberikan fasilitas pembelajaran serta menambah kinerjanya lewat pengembangan, pemanfaatan, serta mengelolas sumber daya dan teknologinya dengan benar (Januszewski &

Molenda, 2004 : 6).

Proses pengembangan produk media pembelajaran berbasis android ini berdasarkan atas sumber daya, hasil analisis kebutuhan dan teknologi yang diharapkan tepat untuk pembelajaran sehingga dapat memberikan kontribusi berupa peningkatan kualitas pendidikan yang tergambarkan pada peningkatan performa siswa menggapai tujuannya pembelajaran. Penelitian yang dilaksanakan oleh Miftah (2014 : 2 – 3) diperoleh hasil dibahwa pendidik dan siswa butuh media pembelajaran telah terintegrasi dengan teknologi, sesuai kebutuhan pendidik serta siswa

(32)

yang menjadi pengguna media, memotivasi untuk belajar, dan bisa memberi kemudahan pada siswa untuk memahami informasi pembelajaran, adanya penelitian dan pengembangan ini, kebutuhan pendidik serta siswa akan produk inovasi media belajar digital dapat terpenuhi.

Media pembelajaran yang dikembangkan harus melalui tahap validasi atau penilaian secara teoritis dan media. Masing-masing penilaian memiliki tujuan yaitu untuk mengukur tingkat kelayakan produk media yang dijadikan sebagai landasan pengambilan keputusan bahwa media tersebut layak atau tidak layak dalam proses pembelajarannya.

a. Validasi Teori Oleh Ahli Media dan Ahli Materi

Tahap awal penilaian tingkat kelayakannya produk media belajar ini dilaksanakan tim ahli yang memiliki sesuai biidangnya dan terdiri 2 ahli media serta 2 ahli materi. Berdasarkan hasil peniliaan dari dua orang ahli media pembelajaran, didapatkan skor 4,52 dari rentang skor 1-5, kategori “sangat baik” sehingga dapat terkait konversi rerata skor terhadap tingkat kelayakannya produk media pembelajaran, maka penilaian oleh ahli media pembelajaran berbasis android mendapat predikat “layak” untuk diujicobakan secara praktis oleh praktisi pembelajaran dan peserta didik sebagai pengguna produk.meskipun dalam beberapa komponennya masing-masing ahli memberikan masukan untuk kemudian dapat diperbaii sebelum diuji coba secara praktis.

Hasil penilaian teoritis berikutnya dilakukan guna tahu tingkat kelayakannya produk media ini dari segi materi atau informasi yang disampaikan, proses validasi materi ini dilaksanakan oleh dua orang ahli materi. Dari penelitian dengan dua orang ahli materi , didapatkan informasi abhwa telah diperoleh skor 4,76 dari rentang skor 1-5, yang kategori “sangat baik” sehingga terkait konversi skor terhadap tingkat kelayakannya produk media belajar ini, maka penilaiannya tim ahli

(33)

mendapatkan predikat “layak” untuk di uji cobakan secara praktis oleh praktisi pembelajaran dan peserta didik sebagai pengguna produk.

Mengacu pada hasil penilaian yang dilaksanakan oleh tim ahli dapat diberikan kesimpulan produk media pembelajaran berbasis android ini ”layak” untuk diuji cobakan kepada peserta didik dan pendidik setelah dilakukan perevisian sesuai saran ahli.

b. Validasi praktisi oleh praktisi pembelajaran (Pendidik) dan siswa.

Penilaian kelayakan selanjutnya dilaksanakan oleh pendidik dan siswa, pendidik yang turut menjadi validator terdiri dari dua pendidik mata pelajaran Penjasorkes. Hasil penilaian pada dua pendidik mata pelajaran terhadap seluruh aspek didapatkan skor 4,76 dari rentang skor 1-5, kategori “sangat baik”, sehingga terkait konversi rerata skor terhadap tingkat kelayakan produk media belajar ini berpredikat

“layak” dilakukan pengujian pada siswa. Dikarenakan produk media ini sesuai kebutuhan siswa dan materi disajikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah.

Setelah dilakukan penilaian oleh pendidik, produk media pembelajaran berbasis android ini kemudian di ujikan kepada siswa, pengujian ini berlangsung selama tiga kali, yang terdiri dari pengujian individu bersama 3 siswa, pengujian skala kecil yang dilaksanakan pada lima siswa, serta pengujian lapangan yang diikuti 10 siswa. Hasil penilaian siswa pada produk media pembelajaran ini dalam uji coba perorangan didapatkan total skor 4,6 dari rentang skor 1-5 , yang dikonversi nilai untuk kelayakan produk media ini kategorinya

“sangat baik” serta “layak” diimplementasikan untuk pembelajaran.

Sementara itu, hasil dari penilaian pada pengujian skala kecil bersama lima orang siswa terhadap produk media pembelajaran ini skornya 4,4 dari rentang skornya 1-5, termasuk kualifikasi “sangat baik”sehingga

“layak” untuk dijadikan sebagai media dalam belajar. Selanjutnya pada uji coba lapangan memperoleh skor 4,4 dari rentang skornya 1-5, kategori “sangat baik”. Dari hasil pengujian lapangan , kesimpulannya

(34)

dengan total rerata skor 4,4 dari rentang 1-5, maka tingkat kelayakan produk media pembelajaran ini masuk kategori “layak” untuk dijadikan media belajar Penjasorkes.

Sehingga secara keseluruhan produk media pembelajaran berbasis android yang telah melalui proses penilaian baik secara teoritis oleh ahli media dan ahli materi maupun secara praktis oleh pendidik dan siswa mendapatkan predikat “layak” untuk digunakan dalam proses pembelajaran.

Seiring perkembangan teknologi, menjadi sebuah kemungkinan memasukkan informasi dan pengetahuan ke dalam berbagai bentuk seperti gambar, teks, animasi, video dan audio. Sehingga hadirnya teknologi dalam kehidupan manusia diharapkan dapat memberikan kemudahan ketika dengan berbasiskan teknologi komunikasi dan pengetahuan. Media pembelajaran dengan berbasiskan teknologi komunikasi dan informasi di era digital seperti saat ini telah mengalami peningkatan kemajuan serta memiliki fitur yang menarik, sehingga dapat menunjang proses pembelajaran dan dapat mengakomodasi gaya belajar, serta dapat menarik perhatiannya serta memberikan motivasi siswa agar belajar (Leuther, 2014 : 175).

Selain itu, kelayakan media pembelajaran berbasis android yang telah dikembangkan tidak bisa dilepas dari unsur-unsur pembelajaran dan fungsi suatu media pembelajaran yaitu sebagai alat pemusat perhatian. Sebagaimana diungkapkan oleh Gagne et al (2005 : 194) bahwa secara teoritis terdapat sembilan kegiatan yang perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran (nine event of instruction) yang salah satunya adalah Gaining Attention atau memutuskan perhatian. Beberapa caranya dari guru atau memusatkan perhatian siswa ketika prposes pembelajaran ialah : 1) penggunaan media pembelajaran, 2) memainkan volume suara ketika menjelaskan materi, 3) memainkan gesture tubuh, 4) menginformasikan kepada peserta

(35)

didik hal-hal penting yang akan dipelajari pada pertemuan atau materi tersebut.

Perolehan skor terkait tingkat kelayakan produk media yang dikembangkan juga tidak lepas dari unsur-unsur desain pesan pembelajaran yang telah diimplementasikan pada saat penyusunan materi dan pengembangan produk media pembelajaran berbasis android. Desain pesan secara teoritis termasuk dalam kawasan desain yang tercantum dalam definisi teknologi pendidikan 1994 (Seels &

Richey, 1994 : 1). Budiningsih (2003 : 6) mengungkapkan bahwa apabila ingin menghasilkan suatu desain pesan yang dapat menarik perhatian peserta didik, maka perlu memperhatikan dan mengorganisir elemen-elemen grafis penyusun tampilan suatu media penyampaian informasi, suatu pesan dapat didukung dengan keberadaan visual sehingga informasi mudah dipahami oleh peserta didik . selain itu, desain baik dari segi tampilan dan teks yang dikembangkan sebaiknya menggambarkan atau mendukung secara psikologis bagi pembaca, sehingga muncul suatu kenyamanan dan ketertarikan untuk belajar.

Pada era Revolusi Industri 4.0 yang identik penggunaan dan penyebaran informasi melalui jaringan dan perangkat digital yang terhubung dengan internet secara signifikan telah merambah ke berbagai aspek kehidupan individu, situasi ini memberikan kesempatan besar bagi individu untuk menggunakan perangkat dan jaringan digital serta dukungan internet dalam interaksi sehari-hari dan komunikasi, segala informasi atau materi pelajaran dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat luas termasuk siswa, namun diperlukan sosok pendidik untuk dapat memberikan filter terhadap informasi dan materi yang memang diperlukan oleh siswa (Rejekiningsih, 2019 : 307), sehingga proses validasi atau penilaian yang telah diberikan oleh ahli materi, merupakan salah satu upaya untuk melakukan penyaringan informasi terhadap aktualisasi dan faktualisasi materi pembelajaran yang ada pada media pembelajaran.

(36)

Oleh karena itu, sebagai seorang pendidik yang profesional diharapkan dapat terus melakukan inovasi-inovasi guna meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran dengan cara melakukan pengembangan atau penciptaan produk media ini berdasarkan kebutuhannya siswa dan selaras pada pemanfaatan teknologi.

Sebagai salah satu kompetesi abad 21, kompetensi keterampilan pendidikan jasmani olahraga dan kesehata gerak dasar lari jarak pendek menjadi sagat penting untuk dapat dikuasi oleh siswa. Pembelajaran dengan teknologi, menurut teoritis serta empiris dapat memberi dampak yang baik pada peningkatan kemampuan belajar dan prestasi akademik siswa pada peningkatan kemampuan belajar serta prestasi akademik siswa baik dalam ranah afektif, psikomotor maupun kognitifnya Nehir & Ebru (2016 : 52 ; Nugraha & Wahyono, 2019 : 234), meningkatkan motivasi peserta didik (Lin et al . 2017 : 3561), hasil belajar siswa, bahkan mampu menguatkan suatu karakter pada siswa (Suyantiningsih et al, 2016 : 12), potensi pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran juga didukung dengan kemampuan peserta didik yang saat ini sudah sangat familiar atau terbiasa pada pemanfaatan teknologi pada kesehariannya.

Melalui penelitian yang telah dilaksanakan berhasil teridentifikasi beberapa keunggulan yang dimiliki pada media pembelajaran berbasis android ini, diantaranya : 1) produk media pembelajran ini menjadi suatu inovasi yang baru dan belum pernah dikembangkan sebelumnya di sekolah sebagai subjek penelitian, 2) produk media pembelajaran ini mampu meningkatkan keterampilan dan pengetahuan ketrampilan gerak dasar lari jarak pendek pada siswa, 3) produk media pembelajaran berbasis android ini telah disusun atas beberapa komponen media seperti, teks, narasi, video pembelajaran, animasi, serta latihan soal untuk mempelajari materi. 4) produk media pembelajaran ini dapat digunakan atau dioperasikan saat offline.

Oleh karena itu guna peningkatan keterampilan gerak dasar lari jarak pendek peserta didik,seorang pendidik yang memiliki peran untuk dapat memfasilitasi proses pembelajaran sudah sepatutnya mampu memberikan inovasi dan

(37)

meningkatkan kinerja melalui stimulus yang diberikan kepada komponen- komponen penyusun sistem pembelajaran sehingga ketika komponen tersebut berfungsi secara maksimal maka akan dapat membantu siswa menggapai kompetensinya.

Pemanfaatan media belajar digital dengan berbasis android, pada hal ini berupa program media pembelajaran berbasis andorid untuk proses pembelajaran dapat menciptakan dan memberikan stimulus dalam rangka optimalisasi komponen-komponen penyusun sistem pembelajaran, sehingga siswa merasa terfasilitasi saat pencapaian tujuan pembelajaran sudah sesuai penetapannya, disisi lain, diantaranya fungsi dari media ini yaitu sebagai komplemen dan suplemen, yakni dapat digunakan sebagai pelengkap dan penunjang proses pembelajaran baik dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas ataupun mandiri.

Gambar

Gambar 3. Flowchart Media Belajar Berbasis Android
Gambar 4.Sintak Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Android  3)  Storyboard
Tabel 2. Prototype Produk
Tabel 3. Hasil Penilaian Validator Media I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penentuan status kesuburan berdasarkan perhitungan Carlson Indeks Status Trofik (Trophic State Index (TSI)) yang menggunakan perwakilan parameter fisika, kimia, dan

Memerlukan pencahayaan alami, pencahayaan buatan, penghawaan alami yang baik, view yang indah, tingkat kebisingan yang rendah dan mudah dijangkau n.

Bagi Penyedia Jasa atau Pemilik Kapal yang sedang menjalani pemeriksaan oleh instansi yang terkait, antara lain pihak kepolisian, TNI, Bea Cukai, Perpajakan, atas dugaan

Tujuan dari penelitian ini adalah dihasilkan media pembelajaran media software NETWORK.LOOKOUT.NET.MONITOR FOR EMPLOYEES SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KKPI KLAS X SMK N 1 PEDAN

Untuk melakukan proses penilaian dilakukan dengan menentukan kriteria yang akan digunakan, dan melakukan penilaian terhadap kriteria-kriteria tersebut dengan

Dari gambar 2.3 dapat diketahui bahwa data time series tentang penggunaan listrik diatas apabila ditarik garis tengah yang menandakan perkiraan rata-rata menunjukkan nilai yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk bahan ajar Akidah Akhlak modul dengan pendekatan Experiential Learning yang bertujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan struktur mikro dan kekuatan tarik akibat proses quenching , dengan variasi suhu, waktu pemanasan, dan media pendingin, pada