• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl Ir. Sutami No. 36 A Surakarta, SMA Negeri 2 Surakarta Jl. Monginsidi No.40 Surakarta dan SMAN Mojogedang Kedungjeruk Mojogedamg Karanganyar. Adapun waktu pelaksanaannya adalah Semester Genap Tahun pelajaran 2014/2015, dengan jadwal penelitian seperti diperlihatkan oleh Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Jadwal kegiatan penelitian

No Kegiatan Bulan

Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nop Des 1 Penyusunan

proposal 2 Pembimbingan

proposal 3 Penyusunan

instrument

4 Seminar proposal 5 Uji coba

instrument 6 Analisis uji coba

instrument 7 Pelaksanaan

penelitian 8 Pengolahan data

penelitian 9 Penulisan

laporan 10 Ujian tesis

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan yaitu untuk mengembangkan produk e-modul kimia yang berorientasi pada Problem Solving pada materi hidrolisis garam untuk kelas XI SMA/MA. Penelitian pengembangan ini mengacu pada model R&D Borg&Gall (1983) yang disederhanakan.

(2)

commit to user C. Model Pengembangan

Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan memiliki tujuan mengembangkan produk baru atau menyempurnaan produk yang sudah ada. Tujuan daripada penelitian pengembangan ini adalah mengembangkan e-modul yang dikemas dalam MOODLE. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Metode Penelitian Pengembangan dengan produk berupa e-modul dengan mengunakan aplikasi MOODLE untuk materi hidrolisis garam. Metode penelitian pengembangan (Research and Development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut seperti diperlihatkan pada Gambar 3. 1.

Gambar 3. 1. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Research and Development (R&D) modifikasi dari Borg & Gall

D. Prosedur Pengembangan

Penelitian ini dimulai dari adanya potensi dan masalah yang ada disekolah.

Permasalahan akan timbul jika ada penyimpangan antara harapan dan kenyataan.

Permasalahan ini dapat diatasi melalui penelitian sehingga dapat ditemukan suatu sistem penanganan yang efektif yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah.

Penelitian ini imaksudkan untuk mengembangkan e-modul kimia berbasis Problem Solving sebagai produk penelitian. Rancangan penelitian yang digunakan adalah desain

Penelitian awal dan pengumpulan informasi

Perencanaan dan

penyusunan instrumen

Desain awal produk    

Uji coba awal

Revisi 1  Uji coba

utama  Revisi

2 Uji coba

operasional

Produk Akhir

Diseminasi dan implementasi

(3)

commit to user

penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian dan pengembangan R&D terdiri dari 10 tahapan sesuai dengan desain penelitian pada Gambar. 1 di atas, namun pada penelitian pengembangan e-modul ini hanya dilakukan sampai pada tahapan yang ke-9 yaitu final product (produk akhir) karena keterbatasan waktu dan biaya. Langkah-langkah penelitian secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 langkah penelitian pengembangan e-modul berbasis Problem Solving sebagai media pembelajaran untuk hidrolisis garam di SMA/ MA

No Langkah penelitian instrumen responden 1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Penelitian awal dan pengumpulan informasi Perencanaan dan penyusunan instrumen Desain awal produk Uji coba awal

Revisi 1 Uji coba utama

Revisi 2

Uji coba operasional

Produk Akhir

Pedoman wawancara dan angket

-

Lembar validasi Instrumen penilaian e- modul

-

instrumen kelayakan e- modul

-

instrumen kelayakan e- modul

-

Guru dan siswa

-

7 orang validator 12 orang siswa, 2 orang guru kimia , 1 orang ahli materi dan1 orang media

-

30 orang siswa, 3 orang guru kimia, 1 orang ahli materi dan1 orang media

-

61 orang siswa, 5 orang guru kimia, 1 orang ahli materi dan1 orang media

-

(4)

commit to user

Berikut ini penjelasan kegiatan penelitian yang dilakukan pada setiap tahapan:

1. Pengumpulan informasi

Pada tahap pertama ini, pengumpulan informasi sebagai dasar dilakukannya penelitian pengembangan. Dilakukan berbagai analisis kebutuhan yang meliputi analisis literatur dan analisis lapangan. Untuk mendapatkan hasil analisis tersebut dilakukan dengan cara mengkaji teori, penyebaran angket kepada siswa, dan wawancara langsung dengan guru pengajar mata pelajaran kimia. Uraian kegiatan tersebut antara lain sebagai berikut:

a. Studi Literatur

Melakukan studi literatur yang berhubungan dengan penelitian. Hasil studi literatur berupa jurnal penelitian yang relevan dan kajian pustaka yang mendukung penelitian.

b. Studi lapangan

Studi lapangan terdiri dari wawancara dan angket (kuesioner) .Dari hasil wawancara didapatkan informasi bahwa siswa rata-rata berusia 16-18 tahun.

Angket diberikan kepada siswa kelas XII di SMAN 2 Surakarta sebanyak 30 siswa untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang dialami siswa pada saat pembelajaran. Hasil angket siswa selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3.

Dari angket tersebut diperoleh bahwa sebanyak 90 % siswa menyetujui adanya media pembelajaran berupa e-modul pada materi hidrolisis garam. Hal ini didukung pula dengan wawancara beberapa guru kimia bahwa media e-modul memang belum terlalu sering digunakan apalagi pembelajaran yang menggunakan jaringan internet. Setelah mengetahui permasalahan ini, peneliti dapat melanjutkan tahap selanjutnya untuk mengetahui penyelesaian masalah.

2. Perencanaan

Tahap ini bertujuan untuk merancang media pembelajaran e-modul dan memilih e-modul yang sesuai dengan tujuan pembelajaran serta pemilihan format e-modul.

Kegiatan pada tahap ini meliputi penulisan, pengadopsian dan penyusunan e-modul kimia serta konsultasi dengan dosen pembimbing. Pada penulisan dan pengadopsian dilakukan pengumpulan bahan-bahan berupa materi kimia pada kelas XI semester 2, khususnya pada materi hidrolisis garam.

(5)

commit to user 3. Pengembangan produk awal

E-modul diberi nama e-modul kimia Berbasis Problem Solving (PS) yang didesain menggunakan aplikasi MOODLE yang didalamnya terdapat fasilitas chat, assigment, kuis, video dan materi hidrolisis garam. Siswa bisa mengunduh materi dengan mudah dan bisa mengukur pemahaman mereka mengenai materi hidrolisis garam. Siswa juga bisa berdiskusi dengan siswa lain dan juga dengan guru tanpa terhalang oleh tempat dan waktu. Produk ini juga bisa diakses lewat smartphone sehingga sangat menarik bagi siswa tingkat SMA/ MA. Hasil pengembangan ini disebut sebagai produk awal. Produk awal ini akan ditelaah terlebih dahulu oleh dosen pembimbing sebelum nantinya divalidasikan kepada ahli materi, ahli media, dan ahli pembelajaran. Tujuan dari tahapan ini adalah untuk memastikan bahwa produk awal yang dikembangkan telah layak untuk divalidasikan dan diujicobakan. Produk awal ini selanjutnya akan divalidasikan kepada 2 dosen sebagai ahli materi dan ahli media, serta kepada 5 orang guru sebagai ahli pembelajaran.

4. Uji coba awal

Uji coba awal ini dilakukan pada 12 siswa yang terdiri dari 6 siswa kelas XI-A SMA Negeri 2 Surakarta dan 6 siswa kelas XI-A SMA N Mojogedang. Alasan pemilihan 12 siswa karena jika anggota uji coba awal kurang dari 10, data yang diperoleh kurang dapat mengambarkan populasi target, sebaliknya bila lebih dari 20, data atau informasi yang diperoleh melebihi yang diperlukan, akibatnya kurang bermanfaat untuk dianalisis dalam evaluasi kelompok kecil (Sadiman, 2006). 12 siswa terdiri dari siswa dengan kemampuan yang berbeda yaitu dari siswa dengan kemampuan tinggi, sedang, dan rendah yang dipilih berdasarkan peringkat nilai.

Penggunaan 12 siswa dalam uji coba awal dengan tingkat kemampuan yang berbeda dimaksudkan agar hasil dari penelitian yang diperoleh dapat dianggap mewakili atau mencerminkan respon keseluruhan siswa di lapangan yang memiliki tingkat kemampuan yang beragam. Dalam uji coba awal ini, siswa akan diberikan angket untuk memberikan masukan demi kesempurnaan e-modul yang dikembangkan.

5. Revisi 1

Hasil dari uji coba awal selanjutnya akan didapatkan masukan dari siswa

(6)

commit to user

berdasarkan data angket respon siswa, sehingga tahap revisi dilakukan untuk meningkatkan kualitas e-book yang dikembangkan. E-modul yang telah selesai direvisi nantinya akan digunakan pada uji coba utama.

6. Uji coba utama

Hasil revisi selanjutnya diuji cobakan pada uji coba utama. Uji coba utama ini dilakukan pada 30 siswa yang terdiri dari 15 siswa dari kelas XI-A SMA Negeri 2 Surakarta dan 15 siswa dari kelas XI-A SMA Negeri Mojogedang. Hal ini berdasarkan Borg dan Gall (1983) yang menyatakan bahwa pada tahap ini dilakukan kepada sejumlah 30 – 100 siswa. Sama seperti pada uji coba awal, siswa akan mengisi angket respon siswa untuk memberi saran dan masukan demi kesempurnaan e-modul yang dikembangkan.

7. Revisi 2

Berdasarkan masukan dan saran dari siswa, pada uji coba utama, e-modul kembali direvisi untuk meningkatkan kualitas dan kelayakan produk e-modul kimia berbasis Problem Solving.

8. Uji coba operasional

Hasil produk yang telah direvisi selanjutnya diujikan pada uji coba operasional. Pada uji coba operasional ini dilakukan kepada subyek yang lebih luas yaitu pada 40 – 200 siswa yang terdiri dari 1 kelas XI-A SMA Negeri 2 Surakarta sebanyak 32 orang siswa dan 1 kelas XI-A SMA Negeri Mojogedang sebanyak 29 orang. Selanjutnya siswa akan diberi angket respon siswa untuk memberi masukan demi kesempurnaan e-modul.

9. Produk akhir

Setelah mendapatkan data dari angket respon uji coba operasional, hasilnya akan dianalisis dan revisi sesuai dengan hasil data yang telah didapatkan untuk menjadi produk yang siap pakai (produk akhir).

(7)

commit to user E. Sumber Data

Sumber data pada penelitaian ini meliputi :

1. Validasi diperoleh dari 2 dosen kimia sebagai ahli materi dan ahli media, serta 1 guru kimia sebagai ahli pembelajaran.

2. Data uji coba kecil atau uji coba awal dilakukan pada 6 siswa kelas XI-A SMAN 2 Surakarta dan 6 siswa kelas XI-A SMAN Mojogedang.

3. Data uji coba besar atau uji coba utama dilakukan pada 15 siswa kelas XI-A SMAN 2 Surakarta dan 15 siswa kelas XI-A SMAN Mojogedang. Data uji coba operasional dilakukan pada 1 kelas XI-A-3 SMA Negeri 2 Surakarta, dan 1 kelas XI-A- 2 SMA Negeri Mojogedang

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi 4 macam, antara lain:

a. Lembar Validasi untuk Ahli Materi, Ahli Media, dan Ahli Pembelajaran.

Lembar validasi merupakan lembar yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang pendapat dan masukan dosen dan guru kimia terhadap kelayakan e- modul kimia yang telah dikembangkan. Aspek yang dinilai meliputi aspek materi/desain pembelajaran yang dikemukakan oleh Wahono, R.S (2006) dan aspek media yang diadaptasi dari Crozat et al (1999).

b. Lembar angket

Lembar angket digunakan untuk mendapatkan saran serta masukan dari para reviewer (siswa dan guru kimia) setelah siswa mempelajari e-modul kimia berbasis Problem Solving. Lembar angket ini juga dijadikan dasar penilaian dari siswa terhadap e-modul yang dikembangkan.

c. Lembar observasi

Lembar observasi merupakan lembar yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa, penilaian psikomotor, dan penilaian afektif selama berlangsungnya proses pembelajaran menggunakan e-modul kimia.

d. Soal Tes

Soal tes digunakan untuk mengetahui efektivitas e-modul kimia berbasis Problem Solving terhadap materi pelajaran setelah siswa belajar menggunakan e-modul . Soal tes ini digunakan untuk mengukur penguasaan kepada siswa tentang materi

(8)

commit to user

yang dipelajari sebagai hasil dari proses belajar yang telah dilaksanakan. Tes yang dilakukan berupa postest pada akhir pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar siswa. Soal tes ini terlebih dahulu diuji cobakan kepada 32 siswa kelas XII-A di SMA Negeri 2 Surakarta. Kemudian dari hasil try out dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran.

1) Validitas

Validitas bisa dikatakan dengan ketepatan, kebenaran, keshahihan, atau keabsahan.

Suatu tes dikatakan memiliki validitas jika tes tersebut dapat dengan tepat, benar, shahih atau absah mengungkap atau mengukur apa yang seharusnya diukur lewat tes tersebut.

a) Validitas Isi

Untuk bisa mengetahui apakah validitas isi memenuhi syarat atau tidak, digunakan formula Aiken. Formula ini digunakan untuk mengetahui validitas isi secara keseluruhan. Pada formula ini, diperlukan tiga orang panelis untuk memeriksa kecocokan antara indikator dengan butir-butir instrumen, dalam bentuk menilai dari skala penilaian 1 sampai 4 dari masing-masing indikator.

Formula Aiken dirumuskan oleh persamaan 9.

  ...  (9)

  ... (10)  Keterangan:

V= indek validitas Aiken

ni = jumlah expert yang memilih kriteria i r = angka yang diberikan oleh penilai

lo = angka penilaian validitas yang paling rendah n = jumlah semua expert

c = banyaknya rating atau kriteria

Jika V > 0,76 maka soal dapat dikatakan valid dan soal dapat diuji cobakan.

(Aiken, 1985)

(9)

commit to user 2. Reliabilitas

Menurut Anas Sudijono (2005) menjelaskan kata “reliabilitas” sering diartikan sebagai keajegan atau kemantapan. Sebuah tes hasil belajar dapat dinyatakan reliabil jika hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan tes tersebut secara berulangkali terhadap subyek yang sama, senantiasa menunjukkan hasil yang tetap sama atau sifatnya ajeg dan stabil selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah. Untuk menghitung koefisien reliabilitas tes bentuk obyektif digunakan rumus K-R 20 pada persamaan 11.

r

11 ... (11)

Keterangan :

r11: reliabilitas instrumen secara keseluruhan k : jumlah item dalam instrumen

s2: varians total (s2 )

p : proporsi subjek menjawab item yang benar q : proporsi subjek yang menjawab item salah x : skor rata-rata

Վ: jumlah skor

: jumlah responden (Anas Sudijono, 2005)

Interval tingkat reliabilitas ditunjukkan oleh Tabel 3.3 dibawah ini:

Tabel 3.3 Tingkat Reliabilitas

Interval Tingkat Reliabilitas

0,00 < ri ≤ 0,20 Kurang Reliabel

0,20 < ri ≤ 0,40 Agak Reliabel

0,40 < ri ≤ 0,60 Cukup Reliabel

0,60 < ri ≤ 0,80 Reliabel

0,80 < ri ≤ 1,00 Sangat Reliabel

3) Indeks Kesukaran

Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil hitungan, berarti semakin mudah soal itu. Suatu soal memiliki TK= 0,00 artinya bahwa tidak ada siswa yang

(10)

commit to user

menjawab benar dan bila memiliki TK= 1,00 artinya bahwa seluruh siswa menjawab benar. Tingkat kesukaran soal dirumuskan oleh persamaan 12.

TK = ... (12)

Klasifikasi tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut:

0,00 – 0,30 = soal tergolong sukar 0,31 – 0,70 = soal tergolong sedang

0,71 – 1,00 = soal tergolong mudah (Depdiknas, 2009)

4) Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sebuah soal untuk membedakan antara siswa yang kemampuan tinggi dan kemampuan rendah. Daya pembeda soal pilihan ganda dapat dipergunakan rumus pada persamaan 13.

ID = ... (13)

Keterangan :

ID = angka indeks diskriminasi item

JBA = Jumlah jawaban benar butir soal pada kelompok atas JBB = Jumlah jawaban benar butir soal pada kelompok bawah JSA = Banyaknya siswa pada kelompok atas

Klasifikasi daya pembeda:

0,00≤ D ≤ 0,20 : soal jelek 0,20< D ≤ 0,40 : soal cukup 0,40< D ≤ 0,70 : soal baik

0,70< D ≤ 1,00 : soal baik sekali (Arikunto, 2006)

G. Metode Analisis Data 1. Analisis data hasil uji coba

` Data hasil uji coba berupa saran atau masukan berdasarkan data hasil uji coba awal, uji coba utama, dan uji coba operasional dari siswa digunakan untuk perbaikan e- modul kimia berbasis Problem Solving yang dikembangkan. Data hasil uji coba ini

(11)

commit to user

akan dijelaskan secara deskriptif kualitatif dalam pembahasan.

2. Analisis validitas aspek materi/desain pembelajaran dan aspek media

Data yang diperoleh dari ahli materi, ahli media, dan ahli pembelajaran dianalisis secara deskriptif kuantitatif, yaitu dengan memberikan gambaran dan paparan tentang e-modul kimia berbasis Problem Solving berdasarkan indikator penilaiannya dengan persentase. Perhitungannya berdasarkan skala Likert ditunjuk oleh Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Skala Likert

Penilaian Nilai Skala

Sangat kurang 0

Kurang 1

Cukup 2

Baik 3

Sangat baik 4

Rumus yang digunakan dalam perhitungan untuk memperoleh persentase seperti ditunjuk oleh persamaan 14.

... (14)

Skor kriteria = skor tertinggi x jumlah aspek x jumlah responden

Hasil analisis lembar penilaian digunakan untuk mengetahui kelayakan e-modul kimia berbasis Problem Solving yang dikembangkan dengan menggunakan interpretasi skor seperti ditunjukkan oleh Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Interpretasi Skor

Skor (%) Kategori

0 – 20 Sangat kurang

21 – 40 Kurang

41 – 60 Cukup

61 – 80 Layak

81- 100 Sangat layak

Selain data dari para ahli, didapat pula data dari hasil angket respon siswa. Data yang diperoleh dari siswa dianalisis secara deskriptif kuantitatif, yaitu dengan memberikan

(modifikasi dari Riduwan, 2008)

(Riduwan 2008)

(12)

commit to user

gambaran dan paparan tentang e-modul kimia berorientasi Problem Solving berdasarkan aspek penilaiannya dengan persentase. Persentase data angket diperoleh berdasarkan perhitungan skor penilaian yaitu jawaban “Ya” dan “Tidak” sesuai dengan skala Guttman. Skala ini dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Skala Guttman

Jawaban Nilai/ skor

“Ya” 1

“Tidak “ 0

Dengan :

P = Persentase jawaban responden F = Jumlah jawaban Ya dari responden N = Jumlah responden

3. Analisis hasil belajar

Analisis data hasil belajar siswa yang digunakan adalah prestasi dari aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan diuji dengan mengunakan program PASW statistics 18. Untuk melihat efekitivitas penggunaan modul maka di gunakan uji wilcoxson 2-related sample, tetapi sebelum diuji wilcoxson harus diuji prasyarat analisis menggunakan uji normalitas dan homogeitas.

a). Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak.

Pada penelitian ini uji normalitas menggunakan PASW Statistics 18. Hasil uji normalitas menggunakan hasil pada kolmogorov-smirnova. Caranya adalah menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujiannya yaitu:

Ho : data berdistribusi secara normal Hα : data tidak berdistribusi secara normal

Data dikatakan normal jika nilai signifikasi yang diperoleh lebih besar dari α = 0,05 (Sign. > 0,05) sehingga Ho diterima.

(13)

commit to user b). Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan variansi data. Pada peneltian ini uji homogenitas menggunakan PASW Statistics 16. Hasil uji normalitas menggunakan hasil pada kolmogorov-smirnova. Caranya adalah menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujiannya yaitu:

Ho : variansi data homogen Hα : variansi data tidak homogen

Data dikatakan homogen jika nilai signifikasi yang diperoleh lebih besar dari α = 0,05 (Sign. > 0,05) sehingga Ho diterima.

c). Uji Chi Kuadrat (χ2) dua sampel

Setelah dilakukan uji prasyarat analisis menggunakan uji normalitas dan homogenitas selanjutnya dilakukan uji Chi Kuadrat dua sampel untuk mengetahui efektivitas hasil belajar menggunakan e-modul berbasis Problem Solving pada materi hidrolsis garam, dapat dirumuskan sebagai berikut :

Tabel 3.7 Tabel Kontingensi

Sampel Frekuensi pada: Jumlah sampel

Obyek I Obyek II

Sampel A a b a+b

Sampel B c d c+d

Jumlah a+c b+d n

χ2= ... (15)

Ho : tidak ada perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol Hα : ada perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

Jika nilai signifikasi yang diperoleh lebih kecil dari α = 0,05 (sig<0,05), maka Ho ditolak dan berarti ada perbedaan antara kelas eksperimen yang menggunakan e-modul kimia berbasis Problem Solving dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional.

Referensi

Dokumen terkait

Kecelakaan PLTN Fukushima Daiichi unit 1~4 disebabkan kejadian eksternal yang tidak diperhitungkan sebelumnya baik dari segi lokasi tapak dan sistem catu daya

Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan dapat dilihat pada perhitungan koefisien determinasi, diketahui bahwa sumbangan atau pengaruh variabel pelayanan (X)

Jadi dengan adanya jenis sanksi yang terdapat di dalam awig – awig desa, menumbuhkan keyakinan masyarakat bahwa, pelaku pencurian Pratima atau benda suci dapat

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh bank size, Equity to Total Assets Ratio (ETA) , Non Performing Loans (NPL) , Loan to Total Assets Ratio (LTA),

Namun, hasil temuan dari penelitian yang dilakukan pada UMKM Kota Semarang menunjukan bahwa penetrasi pasar memiliki pengaruh positif yang lebih besar dan signifikan terhadap

Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa variabel Turnover Intention , Persepsi Dukungan Supervisor dan Komitmen Organisasi memiliki reliabilitas yang baik dengan nilai

Tugas Akhir ini merupakan hasil dari kegiatan penelitian yang telah dilakukan sejak Februari 2018 dengan judul “Analisis Fasies, Lingkungan Pengendapan dan

PLKB di Desa Sudaji merupakan salah satu PLKB yang belum maksimal dalam melakukan pembinaan dalam bidang kesehatan yang mana pelaksanaan program-program pendidikan