commit to user BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl Ir. Sutami No. 36 A Surakarta, SMA Negeri 2 Surakarta Jl. Monginsidi No.40 Surakarta dan SMAN Mojogedang Kedungjeruk Mojogedamg Karanganyar. Adapun waktu pelaksanaannya adalah Semester Genap Tahun pelajaran 2014/2015, dengan jadwal penelitian seperti diperlihatkan oleh Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Jadwal kegiatan penelitian
No Kegiatan Bulan
Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nop Des 1 Penyusunan
proposal 2 Pembimbingan
proposal 3 Penyusunan
instrument
4 Seminar proposal 5 Uji coba
instrument 6 Analisis uji coba
instrument 7 Pelaksanaan
penelitian 8 Pengolahan data
penelitian 9 Penulisan
laporan 10 Ujian tesis
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan yaitu untuk mengembangkan produk e-modul kimia yang berorientasi pada Problem Solving pada materi hidrolisis garam untuk kelas XI SMA/MA. Penelitian pengembangan ini mengacu pada model R&D Borg&Gall (1983) yang disederhanakan.
commit to user C. Model Pengembangan
Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan memiliki tujuan mengembangkan produk baru atau menyempurnaan produk yang sudah ada. Tujuan daripada penelitian pengembangan ini adalah mengembangkan e-modul yang dikemas dalam MOODLE. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Metode Penelitian Pengembangan dengan produk berupa e-modul dengan mengunakan aplikasi MOODLE untuk materi hidrolisis garam. Metode penelitian pengembangan (Research and Development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut seperti diperlihatkan pada Gambar 3. 1.
Gambar 3. 1. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Research and Development (R&D) modifikasi dari Borg & Gall
D. Prosedur Pengembangan
Penelitian ini dimulai dari adanya potensi dan masalah yang ada disekolah.
Permasalahan akan timbul jika ada penyimpangan antara harapan dan kenyataan.
Permasalahan ini dapat diatasi melalui penelitian sehingga dapat ditemukan suatu sistem penanganan yang efektif yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah.
Penelitian ini imaksudkan untuk mengembangkan e-modul kimia berbasis Problem Solving sebagai produk penelitian. Rancangan penelitian yang digunakan adalah desain
Penelitian awal dan pengumpulan informasi
Perencanaan dan
penyusunan instrumen
Desain awal produk
Uji coba awal
Revisi 1 Uji coba
utama Revisi
2 Uji coba
operasional
Produk Akhir
Diseminasi dan implementasi
commit to user
penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian dan pengembangan R&D terdiri dari 10 tahapan sesuai dengan desain penelitian pada Gambar. 1 di atas, namun pada penelitian pengembangan e-modul ini hanya dilakukan sampai pada tahapan yang ke-9 yaitu final product (produk akhir) karena keterbatasan waktu dan biaya. Langkah-langkah penelitian secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 langkah penelitian pengembangan e-modul berbasis Problem Solving sebagai media pembelajaran untuk hidrolisis garam di SMA/ MA
No Langkah penelitian instrumen responden 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Penelitian awal dan pengumpulan informasi Perencanaan dan penyusunan instrumen Desain awal produk Uji coba awal
Revisi 1 Uji coba utama
Revisi 2
Uji coba operasional
Produk Akhir
Pedoman wawancara dan angket
-
Lembar validasi Instrumen penilaian e- modul
-
instrumen kelayakan e- modul
-
instrumen kelayakan e- modul
-
Guru dan siswa
-
7 orang validator 12 orang siswa, 2 orang guru kimia , 1 orang ahli materi dan1 orang media
-
30 orang siswa, 3 orang guru kimia, 1 orang ahli materi dan1 orang media
-
61 orang siswa, 5 orang guru kimia, 1 orang ahli materi dan1 orang media
-
commit to user
Berikut ini penjelasan kegiatan penelitian yang dilakukan pada setiap tahapan:
1. Pengumpulan informasi
Pada tahap pertama ini, pengumpulan informasi sebagai dasar dilakukannya penelitian pengembangan. Dilakukan berbagai analisis kebutuhan yang meliputi analisis literatur dan analisis lapangan. Untuk mendapatkan hasil analisis tersebut dilakukan dengan cara mengkaji teori, penyebaran angket kepada siswa, dan wawancara langsung dengan guru pengajar mata pelajaran kimia. Uraian kegiatan tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Studi Literatur
Melakukan studi literatur yang berhubungan dengan penelitian. Hasil studi literatur berupa jurnal penelitian yang relevan dan kajian pustaka yang mendukung penelitian.
b. Studi lapangan
Studi lapangan terdiri dari wawancara dan angket (kuesioner) .Dari hasil wawancara didapatkan informasi bahwa siswa rata-rata berusia 16-18 tahun.
Angket diberikan kepada siswa kelas XII di SMAN 2 Surakarta sebanyak 30 siswa untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang dialami siswa pada saat pembelajaran. Hasil angket siswa selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3.
Dari angket tersebut diperoleh bahwa sebanyak 90 % siswa menyetujui adanya media pembelajaran berupa e-modul pada materi hidrolisis garam. Hal ini didukung pula dengan wawancara beberapa guru kimia bahwa media e-modul memang belum terlalu sering digunakan apalagi pembelajaran yang menggunakan jaringan internet. Setelah mengetahui permasalahan ini, peneliti dapat melanjutkan tahap selanjutnya untuk mengetahui penyelesaian masalah.
2. Perencanaan
Tahap ini bertujuan untuk merancang media pembelajaran e-modul dan memilih e-modul yang sesuai dengan tujuan pembelajaran serta pemilihan format e-modul.
Kegiatan pada tahap ini meliputi penulisan, pengadopsian dan penyusunan e-modul kimia serta konsultasi dengan dosen pembimbing. Pada penulisan dan pengadopsian dilakukan pengumpulan bahan-bahan berupa materi kimia pada kelas XI semester 2, khususnya pada materi hidrolisis garam.
commit to user 3. Pengembangan produk awal
E-modul diberi nama e-modul kimia Berbasis Problem Solving (PS) yang didesain menggunakan aplikasi MOODLE yang didalamnya terdapat fasilitas chat, assigment, kuis, video dan materi hidrolisis garam. Siswa bisa mengunduh materi dengan mudah dan bisa mengukur pemahaman mereka mengenai materi hidrolisis garam. Siswa juga bisa berdiskusi dengan siswa lain dan juga dengan guru tanpa terhalang oleh tempat dan waktu. Produk ini juga bisa diakses lewat smartphone sehingga sangat menarik bagi siswa tingkat SMA/ MA. Hasil pengembangan ini disebut sebagai produk awal. Produk awal ini akan ditelaah terlebih dahulu oleh dosen pembimbing sebelum nantinya divalidasikan kepada ahli materi, ahli media, dan ahli pembelajaran. Tujuan dari tahapan ini adalah untuk memastikan bahwa produk awal yang dikembangkan telah layak untuk divalidasikan dan diujicobakan. Produk awal ini selanjutnya akan divalidasikan kepada 2 dosen sebagai ahli materi dan ahli media, serta kepada 5 orang guru sebagai ahli pembelajaran.
4. Uji coba awal
Uji coba awal ini dilakukan pada 12 siswa yang terdiri dari 6 siswa kelas XI-A SMA Negeri 2 Surakarta dan 6 siswa kelas XI-A SMA N Mojogedang. Alasan pemilihan 12 siswa karena jika anggota uji coba awal kurang dari 10, data yang diperoleh kurang dapat mengambarkan populasi target, sebaliknya bila lebih dari 20, data atau informasi yang diperoleh melebihi yang diperlukan, akibatnya kurang bermanfaat untuk dianalisis dalam evaluasi kelompok kecil (Sadiman, 2006). 12 siswa terdiri dari siswa dengan kemampuan yang berbeda yaitu dari siswa dengan kemampuan tinggi, sedang, dan rendah yang dipilih berdasarkan peringkat nilai.
Penggunaan 12 siswa dalam uji coba awal dengan tingkat kemampuan yang berbeda dimaksudkan agar hasil dari penelitian yang diperoleh dapat dianggap mewakili atau mencerminkan respon keseluruhan siswa di lapangan yang memiliki tingkat kemampuan yang beragam. Dalam uji coba awal ini, siswa akan diberikan angket untuk memberikan masukan demi kesempurnaan e-modul yang dikembangkan.
5. Revisi 1
Hasil dari uji coba awal selanjutnya akan didapatkan masukan dari siswa
commit to user
berdasarkan data angket respon siswa, sehingga tahap revisi dilakukan untuk meningkatkan kualitas e-book yang dikembangkan. E-modul yang telah selesai direvisi nantinya akan digunakan pada uji coba utama.
6. Uji coba utama
Hasil revisi selanjutnya diuji cobakan pada uji coba utama. Uji coba utama ini dilakukan pada 30 siswa yang terdiri dari 15 siswa dari kelas XI-A SMA Negeri 2 Surakarta dan 15 siswa dari kelas XI-A SMA Negeri Mojogedang. Hal ini berdasarkan Borg dan Gall (1983) yang menyatakan bahwa pada tahap ini dilakukan kepada sejumlah 30 – 100 siswa. Sama seperti pada uji coba awal, siswa akan mengisi angket respon siswa untuk memberi saran dan masukan demi kesempurnaan e-modul yang dikembangkan.
7. Revisi 2
Berdasarkan masukan dan saran dari siswa, pada uji coba utama, e-modul kembali direvisi untuk meningkatkan kualitas dan kelayakan produk e-modul kimia berbasis Problem Solving.
8. Uji coba operasional
Hasil produk yang telah direvisi selanjutnya diujikan pada uji coba operasional. Pada uji coba operasional ini dilakukan kepada subyek yang lebih luas yaitu pada 40 – 200 siswa yang terdiri dari 1 kelas XI-A SMA Negeri 2 Surakarta sebanyak 32 orang siswa dan 1 kelas XI-A SMA Negeri Mojogedang sebanyak 29 orang. Selanjutnya siswa akan diberi angket respon siswa untuk memberi masukan demi kesempurnaan e-modul.
9. Produk akhir
Setelah mendapatkan data dari angket respon uji coba operasional, hasilnya akan dianalisis dan revisi sesuai dengan hasil data yang telah didapatkan untuk menjadi produk yang siap pakai (produk akhir).
commit to user E. Sumber Data
Sumber data pada penelitaian ini meliputi :
1. Validasi diperoleh dari 2 dosen kimia sebagai ahli materi dan ahli media, serta 1 guru kimia sebagai ahli pembelajaran.
2. Data uji coba kecil atau uji coba awal dilakukan pada 6 siswa kelas XI-A SMAN 2 Surakarta dan 6 siswa kelas XI-A SMAN Mojogedang.
3. Data uji coba besar atau uji coba utama dilakukan pada 15 siswa kelas XI-A SMAN 2 Surakarta dan 15 siswa kelas XI-A SMAN Mojogedang. Data uji coba operasional dilakukan pada 1 kelas XI-A-3 SMA Negeri 2 Surakarta, dan 1 kelas XI-A- 2 SMA Negeri Mojogedang
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi 4 macam, antara lain:
a. Lembar Validasi untuk Ahli Materi, Ahli Media, dan Ahli Pembelajaran.
Lembar validasi merupakan lembar yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang pendapat dan masukan dosen dan guru kimia terhadap kelayakan e- modul kimia yang telah dikembangkan. Aspek yang dinilai meliputi aspek materi/desain pembelajaran yang dikemukakan oleh Wahono, R.S (2006) dan aspek media yang diadaptasi dari Crozat et al (1999).
b. Lembar angket
Lembar angket digunakan untuk mendapatkan saran serta masukan dari para reviewer (siswa dan guru kimia) setelah siswa mempelajari e-modul kimia berbasis Problem Solving. Lembar angket ini juga dijadikan dasar penilaian dari siswa terhadap e-modul yang dikembangkan.
c. Lembar observasi
Lembar observasi merupakan lembar yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa, penilaian psikomotor, dan penilaian afektif selama berlangsungnya proses pembelajaran menggunakan e-modul kimia.
d. Soal Tes
Soal tes digunakan untuk mengetahui efektivitas e-modul kimia berbasis Problem Solving terhadap materi pelajaran setelah siswa belajar menggunakan e-modul . Soal tes ini digunakan untuk mengukur penguasaan kepada siswa tentang materi
commit to user
yang dipelajari sebagai hasil dari proses belajar yang telah dilaksanakan. Tes yang dilakukan berupa postest pada akhir pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar siswa. Soal tes ini terlebih dahulu diuji cobakan kepada 32 siswa kelas XII-A di SMA Negeri 2 Surakarta. Kemudian dari hasil try out dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran.
1) Validitas
Validitas bisa dikatakan dengan ketepatan, kebenaran, keshahihan, atau keabsahan.
Suatu tes dikatakan memiliki validitas jika tes tersebut dapat dengan tepat, benar, shahih atau absah mengungkap atau mengukur apa yang seharusnya diukur lewat tes tersebut.
a) Validitas Isi
Untuk bisa mengetahui apakah validitas isi memenuhi syarat atau tidak, digunakan formula Aiken. Formula ini digunakan untuk mengetahui validitas isi secara keseluruhan. Pada formula ini, diperlukan tiga orang panelis untuk memeriksa kecocokan antara indikator dengan butir-butir instrumen, dalam bentuk menilai dari skala penilaian 1 sampai 4 dari masing-masing indikator.
Formula Aiken dirumuskan oleh persamaan 9.
... (9)
... (10) Keterangan:
V= indek validitas Aiken
ni = jumlah expert yang memilih kriteria i r = angka yang diberikan oleh penilai
lo = angka penilaian validitas yang paling rendah n = jumlah semua expert
c = banyaknya rating atau kriteria
Jika V > 0,76 maka soal dapat dikatakan valid dan soal dapat diuji cobakan.
(Aiken, 1985)
commit to user 2. Reliabilitas
Menurut Anas Sudijono (2005) menjelaskan kata “reliabilitas” sering diartikan sebagai keajegan atau kemantapan. Sebuah tes hasil belajar dapat dinyatakan reliabil jika hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan tes tersebut secara berulangkali terhadap subyek yang sama, senantiasa menunjukkan hasil yang tetap sama atau sifatnya ajeg dan stabil selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah. Untuk menghitung koefisien reliabilitas tes bentuk obyektif digunakan rumus K-R 20 pada persamaan 11.
r
11 ... (11)Keterangan :
r11: reliabilitas instrumen secara keseluruhan k : jumlah item dalam instrumen
s2: varians total (s2 )
p : proporsi subjek menjawab item yang benar q : proporsi subjek yang menjawab item salah x : skor rata-rata
Վ: jumlah skor
: jumlah responden (Anas Sudijono, 2005)
Interval tingkat reliabilitas ditunjukkan oleh Tabel 3.3 dibawah ini:
Tabel 3.3 Tingkat Reliabilitas
Interval Tingkat Reliabilitas
0,00 < ri ≤ 0,20 Kurang Reliabel
0,20 < ri ≤ 0,40 Agak Reliabel
0,40 < ri ≤ 0,60 Cukup Reliabel
0,60 < ri ≤ 0,80 Reliabel
0,80 < ri ≤ 1,00 Sangat Reliabel
3) Indeks Kesukaran
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil hitungan, berarti semakin mudah soal itu. Suatu soal memiliki TK= 0,00 artinya bahwa tidak ada siswa yang
commit to user
menjawab benar dan bila memiliki TK= 1,00 artinya bahwa seluruh siswa menjawab benar. Tingkat kesukaran soal dirumuskan oleh persamaan 12.
TK = ... (12)
Klasifikasi tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut:
0,00 – 0,30 = soal tergolong sukar 0,31 – 0,70 = soal tergolong sedang
0,71 – 1,00 = soal tergolong mudah (Depdiknas, 2009)
4) Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sebuah soal untuk membedakan antara siswa yang kemampuan tinggi dan kemampuan rendah. Daya pembeda soal pilihan ganda dapat dipergunakan rumus pada persamaan 13.
ID = ... (13)
Keterangan :
ID = angka indeks diskriminasi item
JBA = Jumlah jawaban benar butir soal pada kelompok atas JBB = Jumlah jawaban benar butir soal pada kelompok bawah JSA = Banyaknya siswa pada kelompok atas
Klasifikasi daya pembeda:
0,00≤ D ≤ 0,20 : soal jelek 0,20< D ≤ 0,40 : soal cukup 0,40< D ≤ 0,70 : soal baik
0,70< D ≤ 1,00 : soal baik sekali (Arikunto, 2006)
G. Metode Analisis Data 1. Analisis data hasil uji coba
` Data hasil uji coba berupa saran atau masukan berdasarkan data hasil uji coba awal, uji coba utama, dan uji coba operasional dari siswa digunakan untuk perbaikan e- modul kimia berbasis Problem Solving yang dikembangkan. Data hasil uji coba ini
commit to user
akan dijelaskan secara deskriptif kualitatif dalam pembahasan.
2. Analisis validitas aspek materi/desain pembelajaran dan aspek media
Data yang diperoleh dari ahli materi, ahli media, dan ahli pembelajaran dianalisis secara deskriptif kuantitatif, yaitu dengan memberikan gambaran dan paparan tentang e-modul kimia berbasis Problem Solving berdasarkan indikator penilaiannya dengan persentase. Perhitungannya berdasarkan skala Likert ditunjuk oleh Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Skala Likert
Penilaian Nilai Skala
Sangat kurang 0
Kurang 1
Cukup 2
Baik 3
Sangat baik 4
Rumus yang digunakan dalam perhitungan untuk memperoleh persentase seperti ditunjuk oleh persamaan 14.
... (14)
Skor kriteria = skor tertinggi x jumlah aspek x jumlah responden
Hasil analisis lembar penilaian digunakan untuk mengetahui kelayakan e-modul kimia berbasis Problem Solving yang dikembangkan dengan menggunakan interpretasi skor seperti ditunjukkan oleh Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Interpretasi Skor
Skor (%) Kategori
0 – 20 Sangat kurang
21 – 40 Kurang
41 – 60 Cukup
61 – 80 Layak
81- 100 Sangat layak
Selain data dari para ahli, didapat pula data dari hasil angket respon siswa. Data yang diperoleh dari siswa dianalisis secara deskriptif kuantitatif, yaitu dengan memberikan
(modifikasi dari Riduwan, 2008)
(Riduwan 2008)
commit to user
gambaran dan paparan tentang e-modul kimia berorientasi Problem Solving berdasarkan aspek penilaiannya dengan persentase. Persentase data angket diperoleh berdasarkan perhitungan skor penilaian yaitu jawaban “Ya” dan “Tidak” sesuai dengan skala Guttman. Skala ini dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Skala Guttman
Jawaban Nilai/ skor
“Ya” 1
“Tidak “ 0
Dengan :
P = Persentase jawaban responden F = Jumlah jawaban Ya dari responden N = Jumlah responden
3. Analisis hasil belajar
Analisis data hasil belajar siswa yang digunakan adalah prestasi dari aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan diuji dengan mengunakan program PASW statistics 18. Untuk melihat efekitivitas penggunaan modul maka di gunakan uji wilcoxson 2-related sample, tetapi sebelum diuji wilcoxson harus diuji prasyarat analisis menggunakan uji normalitas dan homogeitas.
a). Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak.
Pada penelitian ini uji normalitas menggunakan PASW Statistics 18. Hasil uji normalitas menggunakan hasil pada kolmogorov-smirnova. Caranya adalah menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujiannya yaitu:
Ho : data berdistribusi secara normal Hα : data tidak berdistribusi secara normal
Data dikatakan normal jika nilai signifikasi yang diperoleh lebih besar dari α = 0,05 (Sign. > 0,05) sehingga Ho diterima.
commit to user b). Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan variansi data. Pada peneltian ini uji homogenitas menggunakan PASW Statistics 16. Hasil uji normalitas menggunakan hasil pada kolmogorov-smirnova. Caranya adalah menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujiannya yaitu:
Ho : variansi data homogen Hα : variansi data tidak homogen
Data dikatakan homogen jika nilai signifikasi yang diperoleh lebih besar dari α = 0,05 (Sign. > 0,05) sehingga Ho diterima.
c). Uji Chi Kuadrat (χ2) dua sampel
Setelah dilakukan uji prasyarat analisis menggunakan uji normalitas dan homogenitas selanjutnya dilakukan uji Chi Kuadrat dua sampel untuk mengetahui efektivitas hasil belajar menggunakan e-modul berbasis Problem Solving pada materi hidrolsis garam, dapat dirumuskan sebagai berikut :
Tabel 3.7 Tabel Kontingensi
Sampel Frekuensi pada: Jumlah sampel
Obyek I Obyek II
Sampel A a b a+b
Sampel B c d c+d
Jumlah a+c b+d n
χ2= ... (15)
Ho : tidak ada perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol Hα : ada perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
Jika nilai signifikasi yang diperoleh lebih kecil dari α = 0,05 (sig<0,05), maka Ho ditolak dan berarti ada perbedaan antara kelas eksperimen yang menggunakan e-modul kimia berbasis Problem Solving dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional.