• Tidak ada hasil yang ditemukan

FORM KONSULTASI SKRIPSI / TUGAS AKHIR Nim Mahasiswa : Maria Baptista Januastri Lintang Bestari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "FORM KONSULTASI SKRIPSI / TUGAS AKHIR Nim Mahasiswa : Maria Baptista Januastri Lintang Bestari"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN A

(2)

FORM KONSULTASI SKRIPSI / TUGAS AKHIR

Nim Mahasiswa 00000013876

Nama Mahasiswa : Maria Baptista Januastri Lintang Bestari

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Nama Dosen Pembimbing : Fakhriy Dinansyah, S.I.Kom., M.M.

NO TANGGAL BIMBINGAN

CATATAN BIMBINGAN TANDA TANGAN PEMBIMBING

1. 10 Februari 2020

Konsultasi bab 1-3. Dengan hasil perbaiki bab 3 dan lanjut untuk bab 4

2. 10 Maret 2020

Acc pertanyaan untuk narasumber (bab 4)

3. 29 Juli 2020

Cari topik menarik dari perusahaan yang akan teliti, kalau bisa ada keterkaitan dengan covid-19

4. 4 Agustus 2020

Meminta saran untuk topik-topik perusahaan yang akan diteliti

5. 25 Agustus 2020 Acc pertanyaan narsum level strategis dan eksekutor untuk menyusun bab 4

6. 18 September 2020 Acc pertanyaan narsum untuk informan ahli untuk menyusun bab 4

7. 21 September 2020 Bimbingan untuk bab 4 dan 5

8. 22 September 2020 Acc bab 1 – 5

Cat:

Minimal bimbingan Skripsi/TA adalah 8 kali, Form wajib dilampirkan di laporan Skripsi

Tanda Tangan Pembimbing

Fakhriy Dinansyah, S.I.Kom., M.M.

(3)
(4)
(5)

LAMPIRAN B

(6)

DAFTAR PERTANYAAN

WAWANCARA LEVEL STRATEGIS

UMUM

1. Kapan tepatnya Ohana Enterprise didirikan dan bagaimana sejarah berdirinya?.

2. Jika kita browing di internet, banyak perusahaan lain yang bernama mirip (Ohana Enterprise - India dan Singapore, Twin Ohana Enterprice Lic - Canada), apakah memang berhubungan? atau ini salah satu strategi branding, dengan menggunakan nama yang telah lebih dulu eksis.

Bagaimana sejarah pemberian nama tersebut?.

3. Bagaimana struktur organisasi perusahaan?.

4. Seberapa besar pengaruh pandemi covid 19 khususnya dalam kegiatan penyelenggaraan event?.

5. Strategi apa yang telah / akan dilakukan oleh Ohana Enterprise dalam upaya mengatasi kondisi tersebut agar tetap survive?.

6. Apa tujuan utama dari program event tersebut?.

7. Apakah dengan event “Ohana Wedding Vitual Expo 2020” diharapkan dapat membangun brand awareness?. Seberapa besar harapan perusahaan?

8. Apakah ada tujuan lain yang lebih umum dengan diselenggarakannya event selain membangun brand awareness?,

(7)

9. Guna kepentingan wawancara kepada peserta untuk memperoleh masukan tentang pelasanaan event, apakah penulis diperbolehkan mendapatkan nomor kontak dari participant (5-10 orang) ?.

10. Guna mengukur kesuksesan event, apakah penulis diijinkan untuk mengambil data konsumen / klien yang bertransaksi baik saat event berlangsung atau setelahnya?.

RESEARCH / RISET

1. Mengingat event ini diadakan dengan tujuan atau sasaran utama adalah untuk lebih memperkenalkan Ohana Enterprise, apakah perusahaan juga sudah melakukan riset terhadap event sejenis, untuk mengetahui jenis promosi yang tepat dan sesuai dengan tujuan utama ?.

2. Apakah ada strategi membangun brand awareness Ohana Enterprise melalui media lain seperti di radio-radio? Dan apa ciri khas dari iklan di radio?.

DESIGN

1. Bagaimana isi pesan yang dilakukan dalam membangun brand awareness Ohana Enterprise melalui cara-cara publikasi event “Ohana Wedding Vitual Expo 2020”?

2. Pada event Ohana Wedding Vitual Expo 2020, apakah ada lambang perusahaan (sebagai salah satu elemen brand awareness) di spanduk atau umbul-umbul?

(8)

3. Apakah nama perusahaan sering disebut (berulang-ulang) oleh MC di event “Ohana Wedding Vitual Expo 2020” tersebut? karena hal tersebut terbukti cukup efektif dalam memperkenalkan / mempopulerkan nama perusahaan kepada masyarakat.

PLANNING / PERENCANAAN

1. Langkah apa saja yang dilakukan pihak public relations dalam membangun brand awareness Ohana Enterprise?

2. Media apa saja yang digunakan dalam menyebarkan informasi tentang event “Ohana Wedding Vitual Expo 2020”? , alasan memilih menggunakan media itu?

COORDINATION / KOORDINASI

1. Siapa yang bertanggung jawab akan penyebaran informasi tentang event

“Ohana Wedding Vitual Expo 2020” pada target/masyarakat?

2. Apakah sudah dibentuk sebuah team kerja (event campaign team) dan dipersiapkan lalur – jalur komunikasi yang efektif

EVALUATION / EVALUASI / PENILAIAN

1. Berdasarkan hasil evaluasi, apakah design promosi yang dilakukan (yang merupakan alternatif terbaik sesuai hasil riset) memang benar-benar berhasil meningkatkan animo/antusiasme pengunjung?

(9)

2. Pada pelaksanaannya, apakah sesuai dengan apa yang telah direncakan atau ada perubahan/modifikasi menyesuaikan dengan kondisi lapangan?

(10)

DAFTAR PERTANYAAN

WAWANCARA LEVEL EKSEKUTOR

UMUM

1. Sebagai strategi antisipatif dalam rangka tetap beraktifitas di tengan merebaknya (pandemi) covid 19, Ohana Enterprise mengadakan Ohana Wedding Virtual Expo 2020 di Bandung Jawa Barat. Apakah kota Bandung adalah yang pertama menyelenggarkan event tersebut?.

2. Selain Bandung, di kota mana lagi akan diselenggarakan event sejenis?

Apakah yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan kota-kota tersebut?.

3. Tentang event :

Pertimbangan apa yang dipergunakan dalam menentukan nama event

“Ohana Wedding Virtual Expo 2020)”?.

 Siapa yang menjadi target pengunjung? .

Apakah alasan perusahaan memilih event ini untuk meningkatkan brand awareness?.

Apa yang membedakan event “Ohana Wedding Virtual Expo 2020”

dibanding event sejenis lainnya? .

(11)

RESEARCH / RISET

1. Apakah sebelum menyelenggarakan event “Ohana Wedding Virtual Expo 2020”, perusahaan sudah melakukan riset/studi banding tentang penyelenggaraan event yang sama oleh pihak lain, sehingga perusahaan bisa melakukan analisa “kelemahan dan keunggulan” pelaksanaan event tersebut ?.

2. Apakah pemilihan lokasi penyelenggaraan, design event serta audience yang disasar sudah disesuaikan dengan tujuan utama diadakannya event tersebut?.

3. Apakah perusahaan sudah menerapkan analisa SWOT?.

4. Mengingat event digelar di Bandung, bagaimana peran dari Ohana Enterprise pusat (Tangerang), sebagai pelaksana langsung atau pelaksanaan event dilakukan oleh Ohana Enterprise Bandung?.

5. Sejauh ini menurut anda bagaimana pandangan masyarakat akan perusahaan Ohana Enterprise?.

DESIGN

1. Apakah format/bentuk event “Ohana Wedding Virtual Expo 2020” sudah mempertimbangkan : tujuan & sasaran penyelenggaraan event, demografi peserta / partisipan, psikografi peserta / partisipan dan logistik ?.

2. Apakah format/bentuk event yang dipilih bisa memuaskan semua pihak yang membutuhkannya dan sesuai dengan lokasi yang dipilih?.

(12)

3. Apakah perusahaan / panitya sudah mempunyai antisipasi kegiatan yaitu persiapan rencana cadangan dan cepat mengambil keputusan saat menghadapi masalah? Rencana cadangan ini bisa berupa kegiatan yang tidak bisa berjalan sesuai rencana atau ada kegiatan yang bersifat dadakan.

4. Apakah panitya/perusahaan sudah mempersiapkan design/format tentang : a. Penyambutan dan registrasi peserta.

b. Suasana event yang menunjang tema event (apalagi ini adalah event virtual).

c. Kegiatan interaktif yang melibatkan peserta.

5. Apakah event ini sudah didesign agar peserta mengalami pengalaman yang berbeda dengan saat mereka mengikuti event sejenis yang lain?. Perusahaan dituntut lebih kreatif dalam mendesign suatu event.

6. Apakah sebelum menentukan design/format event, perusahaan meminta masukan dari pihak yang ahli dalam mendesign suatu event atau pihak lain?

7. Apakah tema design cukup familiar (dikenal)dan sederhana sehingga mudah diingat oleh masyarakat ?

8. Apakah dalam event “Ohana Wedding Virtual Expo 2020”, apakah perusahaan menggandeng secondary association (sponsor pendamping)?.

9. Jika no 8 jawabnya iya : bagaimanakah menentukan secondary association yang tepat?.

(13)

PLANNING / PERENCANAAN

1. Apakah rencana kerja event telah sesuai dan mendukung tercapainya tujuan dan sasaran secara spesifik?

2. Apakah time frame dan batas waktu event yang telah direncanakan adalah realistis / masuk akal untuk dilakukan?,

3. Apakah telah dilakukan monitoring/pengamatan kinerja dari semua rencana yang telah ditentukan?

4. Apakah dalam phase perencanaan ini perusahaan sudah membentuk tim kerja (event team) yang memiliki struktur tanggung jawab, struktur organisasi, garis wewenang dan jalur komunikasi yang jelas?

5. Apakah panitya /perusahaan sudah memiliki perencanaan tentang sarana dan prasara yang menunjang kelancaran acara (terutama yang berhubungan dengan IT karena event tersebut bersifat virtual) .

6. Siapakah yang menjadi segmentasinya? Berapa target pengunjungnya?

COORDINATION / KOORDINASI

1. Apakah selama pelaksanaan event, koordinasi berjalan dengan baik?.

2. Seberapa sering dilakukan rapat koordinasi baik dengan pihak internal (panitya/staf) maupun eksternal (performer, MC) perusahaan untuk membahas pelaksanaan event?.

(14)

3. Apakah setiap perkembangan kondisi dan situasi selalu diinformasikan kepada atasan dan selalu melakukan konfirmasi atas laporan yang diterima?.

4. Sudah efektif kah media komunikasi sebagai media dan apakah selalu bisa dipantau/dimonitor?.

5. Apakah seluruh hasil meeting / rapat telah diagendakan/didokumentasikan dengan baik?.

EVALUATION / EVALUASI / PENILAIAN

1. Apakah hasil riset memang sesuai dengan kondisi di lapangan ?, jika “tidak”

harus ditemukan faktor kesalahannya dimana.

2. Bagaimana cara mengukur suksesnya pengenalan brand awareness bagi perusahaan melalui event ini?.

3. Apakah perusahaan melakukan kegiatan:

 Analisa Proses kegiatan.

 Evaluasi Proses kegiatan.

 Evaluasi Instrument / Perangkat kerja.

4. Selain kegiatan tersebut pada butir 2, apakah telah dilakukan : Brain storming berupa :

 Analisa dokumen – dokumen yang terkait dengan event .

 Review semua kegiatan yang telah dilakukan .

 Evaluasi seluruh kegiatan yang terkait dan yang telah dilakukan .

 Analisa evaluasi yang telah dilakukan dari kegiatan event .

 Membuat rekomendasi untuk keseluruhan jalannya event.

(15)

Evaluasi atas proses yang telah dilakukan yaitu berupa :

 Review setiap phase yang telah dilakukan.

 Lakukan pengujian secara objektif setiap elemen kegiatan.

 Melakukan wawancara dengan stakeholder mengenai jalannya event .

 Jika akan menjadi / sudah menjadi event rutin, tujuan / sasaran tiap event harus baru sesuai dengan kondisi tertentu.

(16)

DAFTAR PERTANYAAN

WAWANCARA INFORMAN AHLI

1. Ohana Enterprise adalah perusahaan Wedding Organizer yang baru berdiri (2014). Dalam usaha untuk lebih memperkenalkan diri ke masyarakat, Ohana Enterprise sering menggelar kegiatan. Sebelum masa pandemi kegiatan tersebut berupa event Ohana Wedding Festival , namun dalam masa pandemi ini kegiatan tersebut diganti dengan penyelenggaraan event Ohana Virtual Wedding Expo. Bagaimana pendapat saudara tentang strategi yang dilakukan Ohana Enterprise ini?.

2. Dalam masa pandemi ini, Ohana Enterprise melakukan strategi pemasaran yang disesuaikan dengan kondisi yang terjadi sekarang ini. Strayegi tersebut antara lain :

a. Asset Optimalization, untuk mengganti kesibukan yang berkurang sebagai dampak pandemi, Ohana Enterprise berusaha meningkatkan profesionalitas karyawan dengan memberi mereka ilmu tambahan, diharapkan ketika kondisi kembali normal, mereka bisa bekerja dengan lebih baik.

b. Branding The Company, CEO Ohana Enterprise mengadakan acara live di Instagram yang bertajuk “CEO Series”, acara ini menghadirkan CEO muda dan mewawancarai mereka.

(17)

c. Campaign, Ohana Enterprise banyak melakukan kampanye di beberapa platform media sosial (Youtube, IG, Facebook, Twitter dan lain-lain) dengan satu janji yaitu setelah masa pandemi berakhir, Ohana Enterprise akan berusaha melayani klien dengan lebih baik lagi.

d. Digital Content, Ohana Enterprise banyak mengunggah informasi tentang Ohana Enterprise khususnya tentang divisi wedding organizer mereka. Ternyata banyak pihak yang berminat menginvestasikan dana mereka karena mereka yakin bisnis wedding organizer akan berkembang di tahun-tahun mendatang.

e. Economic Realistic, Ohana Enterprise menanggapi kondisi saat ini dengan sikap realistis. Oleh karena itu mereka tidak mentargetkan bagian pemasaran untuk meningkatkan penjualan namun lebih berfokus pada mengarahkan target audience kepada Ohana Enterprise (menjadi perusahaan yang langsung diingat saat mereka akan menikah).

f. Financial Stockless, walaupun banyak dana yang harus dikeluarkan untuk kegiatan tersebut (a s/d e) ditambah dengan kewajiban refund (pengembalian dana klien) karena batalnya acara, manajemen Ohana Enterprise tetap bijaksana dalam mengatur keuangan agar perusahaan tetap bertahan.

Bagaimana pendapat saudara tentang strategi yang dilakukan Ohana Enterprise tersebut? apakah merupakan strategi yang sesuai dengan kondisi sekarang ini?

(18)

3. Ohana Enterprise menggelar acara Ohana Wedding Virtual Expo di dua kota yaitu Jakarta (tanggal 28-29 Maret 2020) dan Bandung (27 Juni 2020).

Dalam penyelenggaraan acara tersebut, karena keterbatasan waktu dan kondisi di lapangan, Ohana Enterprise tidak bisa bisa sepenuhnya melakukan tahapan penyelenggaraan event yang ideal yaitu meliputi :

a. Riset

b. Design bentuk acara c. Perencanaan

d. Koordinasi e. Evaluasi

Namun ternyata pelaksanaan acara tersebut berlangsung lancar dan sesuai harapan. Bagaimana pendapat saudara tentang kondisi ini?

4. Sebagai profesional di bidang Event Organizer / Wedding Organizer, hal-hal apa yang paling penting harus menjadi fokus agar event bisa berlangsung sukses?

(19)

TRANSKRIP WAWANCARA LEVEL STRATEGIS

Waktu wawancara : pukul 10.00 WIB Tanggal : 7 September 2020

Tempat : Kantor Ohana Enterprise, Tangerang Pewawancara : Maria Baptista Lintang

Informan : Bapak Peter Chandra Gunawan Profesi informan : CEO Ohana Enterprise

Transkrip wawancara dengan Bapak Peter Chandra Gunawan : Peneliti (P)

Narasumber (N)

P : Oke Pak.. yang pertama boleh dijelasin nggak sih Pak company profile nya dari Ohana baik dari sejarah berdirinya atau kapan nya, dan mengapa memilih nama Ohana untuk perusahaan ini? Dijelaskan secara singkat aja.

N : Oke. Ohana kita start di 2014 kita start di event pertama malah justru di Bali Dulu karena kita punya wedding venue juga di sana.

And then di 2015, partner saya punya gedung di Unity itu punya kita juga jadi kita start untuk di daerah Serpong sana sampai sekarang. Jadi tahun ini adalah tahun keenam dari Ohana Enterprise, kita sudah menikahkan ribuan pengantin kan.

Kenapa menggunakan nama Ohana Enterprise itu karena Ohana itu means family, karena saya partner bersama 1 orang itu itu saya anggap sebagai mentor saya ya karena usianya juga jauh di atas saya itu kita mau bikin company ini tuh tuh Biasanya kan orang melayani seperti raja tapi kami mau melayani seperti keluarga.

(20)

Kenapa keluarga? Karena orang yang menikah ini adalah Bertemunya dua keluarga menjadi satu nah Kenapa kita bilang Ohana means family dan Enterprise ketika tahun 2014 itu memang belum ada company wedding jam bisa memenuhi semua kebutuhan wedding, misalnya dulu semua berdiri sendiri-sendiri, dekor berdiri sendiri, gedung berdiri sendiri, baju pengantin berdiri sendiri, foto video berdiri sendiri tapi kita menggabungkan semuanya jadi Ohana Enterprise dan dan dan dibawah Ohana Enterprise itu baru ada divisi-divisi kayak bridal, dokumentasi, catering, dekorasi, entertainment, dan sebagainya. Kita juga pakai banyak anak- anak UMN untuk divisi dokumentasi.

P : Terus kalau boleh tahu struktur organisasi perusahaan ini gimana sih Pak?

N : Struktur organisasinya Nanti kita bisa email juga. Yah nanti kamu minta ke mbak Putri aja nanti kita bisa email-in gitu. Udah ada saya, terus ada ada staffnya, para manajernya, dan GM-nya kita udah ada semua.

P : Kan sekarang Ini lagi pandemi covid 19 ini pak, nah itu seberapa besar sih pengaruh pandemi ini di dalam kegiatan penyelenggaraan event?

N : Pastinya berpengaruh sangat luar biasa nih ya buat kita karena tahun ini kita itu punya planning untuk buka di 10 cabang karena saat ini tahun 2019 tuh kita sudah ada di Jakarta, Tangerang, Bali, Balikpapan, Bandung itu kita sudah punya 5 cabang dalam 6 tahun. Nah tahun ini seharusnya kita buka di beberapa cabang kayak Semarang Jogja Lampung Palembang yang itu kita harus buka, itu pasti ter- postpone.

Nah kalau kamu ngomong juga bagaimana event, pasti event wedding ini tidak bisa tergerak ya, karena di Indonesia ini kenapa bisnis wedding ini juga menjadi bisnis yang yang menarik bagi kita, 2014 kita nyemplung ke dalam dunia wedding karena Indonesia tuh punya budaya, beda dengan Singapura. Kalau kamu bisnis wedding di Singapura pastinya gak terlalu interest because they don't have a culture gitu ya.

Indonesia, China, India we have a culture. Nah because we have a culture, jadi orang-orang menikah itu enggak bisa sedikit kalau di sini ya. Kalau nikah itu kalau orang-orang Jawa lah kita ngomong pasti diatas 1000 pax ya. Orang-orang keturunan Chinese pun di sini pasti di atas 600 pax, apalagi orang keturunan India

(21)

pasti nikahnya itu banyak-banyak, makanya itu menjadi sebuah market yang kita lihat itu menjadi good market sekali buat bisnis wedding.

Nah karena si pandemi ini otomatis kita harus men-postpone. Kenapa kita harus men-postpone? Yang pertama kita harus mengikuti regulasi pemerintah, contohnya di Bandung dan di Balikpapan, mereka sudah boleh berarti kita sudah bisa melaksanakan event pernikahan. Pastinya dengan protokol-protokol kesehatan dengan 30% sampai 45% dari kapasitas ballroom atau kapasitas hall nya. Nah kalau di Jakarta kita ini sekarang di minggu lalu tanggal 26 September baru ditandatangan oleh kemenprov, bahwa setiap hotel atau venue tempat pernikahan itu boleh mengadakan resepsi dengan pengajuan izin terlebih dahulu. Nah kita, kita sudah melakukan event dari bulan Agustus akhir kita sudah dengan izin dan pastinya kita sudah mengantongi izin daerah dan izin Kemenprov dan kita sudah kantongi. Tapi untuk masalah sales penjualan dan masalah orang jadi berani atau tidak pastinya lebih banyak yang postpone ke tahun 2021 kayak gitu.

P : Srategi apa aja sih yang udah dilakukan kan oleh Ohana di tengah pandemi ini mungkin selain virtual event?

N : Oke. jadi Kebetulan saya itu anak komunikasi, saya bukan orang bisnis gitu ya tapi ya karena bisnis itu kan juga bukan karena dari sekolah, tetapi juga dari pengalaman nah jadi saya ini juga pernah bekerja di salah satu group company lah di Indonesia juga gitu kan lalu saya banyak diundang seminar juga.

Apa sih yang Ohana lakukan gitu ya untuk dihadapi di masa sulit, yang pertama saya punya kata tuh ABCDEF ya ABCDEF. Nah ini ya banyak anak muda milenial tuh kurang memahami gimana sih keluar dari bukan keluar ya, kita bilangnya survive mode lah ya survive mode dibilang keluar ya belum bisa keluar. Kenapa?

Karena saya seharusnya di bulan September saja mengadakan event wedding itu 150. Kalau tidak ada pandemi ya tapi kan otomatis kita ada yang di postpone ke tahun depan.

Oke kalau ditanya sama saya, Peter Apa sih yang kamu lakukan kan untuk survive your company, survive your vendor, and survive your brand? Yang pertama kita mengadakan yang namanya Assets Optimalization, Ini penting nah hari ini ini

(22)

begitu banyak perusahaan itu mem-phk lah ya atau merumahkan pegawainya.

menurut saya ya aset paling berharga di dalam sebuah perusahaan itu adalah SDM, sumber daya manusianya.

Apa sih yang Peter lakukan? Apa sih yang Ohana lakukan kita mengoptimalkan aset yang kita punya kayak mengoptimalkan orang-orang yang yang kita punya?

Contohnya apa? saya punya marketing ada 16 orang, yang saya punya tim finance okelah finance masih tetap kerja karena repot, Saya punya tim CR, Saya punya fotografer, Saya punya orang dekor, ini semua tim saya yang biasanya kerja untuk event sekarang kita tarik mereka untuk divisi namanya nya YouTube.

Kita udah bikin. Kita mengoptimalisasi karena kita bisa pegang kamera, semua tim profesional ada dan kita sekarang ajarin untuk public speaking, ajaran mereka untuk pegang kamera, ajarin mereka untuku editing. Untuk apa? Supaya kita punya konten yang bagus.

Karena sekarang kita go digital. Nah itu kita mengadakan aset optimalisasi daripada karyawan saya rumahkan lebih baik dengan pandemi ini kita.. udah libur hampir 6 months dari Maret, Maret akhir itu kita udah nggak bisa event. Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September. Nah kita membuat itu asset optimalization, jadi aset itu adalah menurut kita adalah pribadi-pribadi employee kita itu kita maksimalkan kan di tempat itu.

Nah yang kedua, kita melakukan branding. Branding the company ya jadi kalau orang bertanya sama saya mungkin baru pandemi ini saya keluar, keluar itu maksudnya biasanya saya ini hanya orang di belakang layar aja. Apakah Peter menjadi seorang WO yang baik? Peter as a personal.. No, Ya saya ini murni pebisnis, pebisnis wedding, so I'm not wedding organizer gitu ya. But i have astaff for organize your event gitu ya jadi Itu ya beda banget, seperti mungkin orang punya restoran belum tentu dia bisa masak kan?

It's like me gitu ya. saya melakukan branding dengan apa sih branding nya? Waktu saya di bulan Mei Saya itu punya teman cukup banyak gitu ya punya temen cukup banyak, Punya kenalan cukup banyak. Saya mikir selama 14 hari itu namanya CEO Series. Dari situ the people baru tahu bahwa I'm the leader of the company gitu ya

(23)

Yogie ini tim saya GM saya di bawah saya ya gitu banyak orang tahu dia gitu. Nah jadi saya melakukan CEO Series Selama 14 hari saya undang pembicara pembicara hebat yang teman-teman saya. Nah itu saya bisa naikin growth followers Instagram itu hampir 100.000-an. 14 hari itu.

Tetapi setelah 14 hari karena saya capek setiap hari shooting striping and then saya bikin every Wednesday sekarang. Every Wednesday sekarang. Nah dengan kita melakukan branding it’s a free yaitu free lah live Instagram free. Tapi bagaimana kita mengemas live Instagram itu menjadi sebuah tontonan menarik, edukatif untuk couples. Couples nya Ohana aja, saya nggak berfikir waktu itu untuk orang lain dan segala macem dan segala macam.

Soal target market, dan itu pertama kita bikin itu ternyata dari target market si orang yang saya wawancarain juga banyak sekali mereka akhirnya follow Ohana. Jadinya karena saya ya banyak wawancara itu kebanyakan 75% itu CEO-CEO muda gitu ya.

Nah itu yang kita bikinnya seperti itu, erus branding nya kita bikin apa? Kita bikin Ohana Virtual Expo gitu the first and the one and only. Sekarang orang udah banyak buat, it's okay for us gitu ya. It’s okay for me, tapi kita melakukan yang pertama waktu itu. nah apa sih yang pertama asset optimization, yang kedua branding, yang ketiga itu campaign.

Nah kita melakukan campaign. Campaign nya apa sih? Bahwa gini after pandemic is over ya will ready to serve you better wedding. Ya kita siap untuk melayani klien untuk pernikahan yang lebih baik. Apa sih maksudnya lebih baik? Contohnya harga yang lebih baik, contohnya dengan kualitas yang lebih baik karena we have a 6 months for preparation untuk memperbaiki service kita, tapi bukan berarti service kita jelek tapi kita punya 6 months. We don't have event, postpone the event, and we have berbagai cara untuk lebih memperbaharui.

Improve the company, the service juga pastinya. Kita melakukan campaign- campaign itu. nah banyak orang berpikir “Oh berarti enggak ada penjualan dong Pak sama sekali?” oh no, of course. Kita melakukan Ohana Virtual Expo, biasanya dalam 1 bulan itu itu kita bisa jual itu 100 pasang, per penjualan-

(24)

penjualan paket itu sampai 150. Dengan pandemi ini memang berkurang, tetapi bukan berarti mati sama sekali.

Kita kehilangan share market itu itu 70%. Kenapa? Karena banyak orang yang belum berani event ya kan jadi dia masih menunggu. Tapi untuk kompetitor saya untuk pemain wedding semua mereka nggak ngapa-ngapain, Nah karena mungkin mereka nggak punya SDM. Jadi kita itu di company wedding, satu-satunya mungkin yang punya SDM cukup banyak dan satu-satunya event organizer atau wedding organizer yang bisa mengurus dalam satu hari itu lebih dari 5 event, misalnya kalau WO-WO lain itu 5 event udah. It's enough gitu ya, karena they don't have capacity.

Kalau Ohana dalam Sabtu dan Minggu, Kita maksimum pernah pengurus 60 event dalam satu hari, dalam 2 hari. Dalam satu harinya nya, tahun lalu itu paling banyak di bulan Oktober kita di 40 event. 40 event itu Jakarta pasti paling banyak, ada Bandung, Balikpapan, Bali. Jadi itu yang kita lakukan itu melakukan campaign.

Yang keempatnya itu digital content. Nah ini digital content ini sangat menarik justru lagi di tengah pandemi, company saya itu dicari banyak visi. Jadi visi itu kaya investor untuk they want to invest to our company gitu. Kenapa? Karena mereka pikir after pandemic bisnis ini akan boom. Kenapa akan boom? Karena orang pasti menikah.

Orang nggak mungkin nggak menikah gitu kan. Itu kan bisnis kelahiran, pernikahan, kematian itu nggak pernah mati dong pasti ya kan? Nah ini malah saya Minggu lalu ya, minggu lalu. On Friday last week, saya live sama company- nya Kaesang namanya GK Hebat, Nah mereka juga mau invest ke kita yah mereka kan di-support sama Astra sama Sinarmas jadi kita lagi mau membuka diri untuk investor-investor lain. Sekarang kan kita kepemilikan hanya berdua, jadi banyak hal juga yang positif dari pandemic ini ya.

Yang keempat economic realistic. Apa sih pak economic realistic itu? Kita melihat economic realistic itu kita melihat ekonomi itu harus realistis yah, saya nggak mungkin push marketing saya untuk jualan, jualan, jualan. Gimana mau jualan orang regulasinya belum, vaksinnya belum ditemuin. Economic realistic adalah

(25)

bagaimana kita mengatur target yang kita punya gitu, target yang kita punya sekarang itu bukan dulu sebelum event itu pasti berapa event berapa dealing, itu kan di dalam sebuah perusahaan. Tapi sekarang adalah economic realistic adalah bagaimana memperkenalkan Ohana ke orang lain sehingga gini after pandemic, ketika orang mau menikah itu mereka Ohana. Mereka pikir Ohana. Nah mereka berpikir Ohana.

Saya akan menjadikan Ohana sebagai top of mind. Saya akan racuni anak kampus, anak-anak yang baru lulus itu dengan ketika kamu mau menikah ngg… Ohana gitu ya. Ketika kamu mau menikah, Ohana. Kita salah satu solusinya untuk orang lain begitu.

Yang terakhir itu adalah financial stockless. Financial stockless ini adalah bagaimana perusahaan ini harus sehat? Nah ini banyakan anak muda kurang mengerti… kalau sama anak muda itu including me gitu ya.. anak muda nggak terlalu mengerti financial stockless tetapi bagaimana menjaga company kita ini harus tetap sehat secara economic ya? Itu dengan sometimes mungkin kalian tahu lah kayak Traveloka, gitu ya ditagih refund refund refund. Itu ya sebenarnya bukan kan mereka nggak mau refund tapi kan mereka harus mengatur cash flow nya dengan baik gitu kan.

Nah itu bagaimana company kita Harus mengatur finansial dengan baik jangan sampai you branding, you menghabisi budget untuk branding tapi financial company kamu nggak baik. Nah itu yang saya lakukan kan selama udah mau masuk ke 7 bulan. Positifnya apa? Positifnya Ohana jauh lebih dikenal in 6-7 months karena saya fokus hanya untuk branding ya. Branding and campaign saya fokus untuk assets optimalization kita ada tim juga yang fokus di situ, ada digital content untuk finance kebetulan istri saya yang pegang jadi dia fokus disitu bersama partner saya. Jadi kita punya peluang untuk memperkenalkan Ohana ke market yang lebih luas gitu, jadi biasanya orang tahu kita dari pameran, orang yang wedding aja yang tahu kita tapi sekarang yang hampir banyak kalangan orang notice sama kita. itu yang yang kita lakukan selama di pandemi ini.

P : Terus Ohana Wedding Festival Virtual Expo ini apakah ini digunakan juga

(26)

N : Yes. Karena tadi kan kamu bilang brand awareness itu satu cara kita. Waktu Tanggal 23-24 Maret kenapa kita bikin really close sangat dekat sebelum PSBB?

Justru, itu belum PSBB.

Kenapa kita bikin tanggal 23 dan 24? Karena kita itu sebenernya mau pameran memang di bulan April, di April tanggal 5 seharusnya saya pameran di Swissbell Mangga Besar, tapi kita harus cancel karena si pandemi ini. Terus kenapa kita bikin Virtual Expo dan kenapa kita berani? Karena kita punya sumber daya orangnya, Tim fotonya saya ada, Tim videonya ada, MC-nya ada, narasumbernya ada, vendor kita siap jadi kita pertama kali tuh bikin Ohana Wedding Festival Virtual Expo, nah itu pertama kita Virtual Expo dan ternyata sambutannya itu cukup baik. Cukup banyak dealing hampir 40-an. Tapi dulu mungkin pax-nya mereka 1000 sekarang pax mereka jadi 100-150 ya it’s okay untuk kita tetap survive di kondisi seperti ini kaya gitu.

P : Mungkin mulai dari research nya nih Pak. Pas ingin mau diadakan wedding virtual expo ini, Apakah Ohana sendiri itu sudah melakukan research? Kira- kira riset seperti apa yang sudah dilakukan Ohana untuk membuat Ohana Wedding Virtual Expo 2020 ini Pak?

N : jujur belum, karena orang itu baru tutup kita langsung mengadakan, tapi yang kita tahu gini tanggal itu orang udah nggak mau keluar rumah itu riset yang terbaiknya aja. Orang udah nggak mau keluar rumah, pemerintah sudah kampus ditutup, Kantor-kantor sudah disarankan untuk work from home.

Kita bilang Kenapa nggak exhibition from home? Nah Itu kan itu kan sebagai kita mengikuti tren dari government mereka minta untuk everything do at your home gitu ya. Makanya kita juga mau melakukan di rumah, kalian cukup di rumah aja Kita menyediakan pameran di layar handphone atau layar laptop kalian. Itu cepet- cepetan. Itu momentum namanya. Kalau kita melakukan riset lagi sebagai pebisnis kita nggak bisa karena takes time. Karena orang melakukan apa aja dari rumah, waktu itu siaran radio dari rumah, siaran TV mungkin ada yang dari rumah mungkin ya udah kita juga melakukan exhibition from home.

P : Itu mungkin risetnya dari TV misalnya melakukan siaran di rumah terus

(27)

N : Yes. dari situ betul. Kayak radio udah siaran dari rumah, kerja sudah dari rumah, Itu kan berarti orang sudah melakukan everything at home gitu kan ya. Kita juga harus melakukan itu.

P : Isi pesan yang dilakukan untuk membangun brand awareness Ohana dalam Ohana Wedding Virtual Expo itu apa sih Pak? Mungkin dari cara-cara publikasinya atau ada isi pesannya gitu?

N : Oke. Isi pesannya adalah yang tadi kita bilang hari ini kamu pameran wedding kamu nggak perlu lagi datang. Nah kamu nggak perlu lagi datang, kamu cukup di rumah aja, kamu bisa prepare your wedding preparation dari rumah gitu. Jadi itu yang kita bikin. Nah kenapa kita bisa bikin itu? Kenapa orang lain awal-awal nggak bisa bikin? Because I have a followers gitu kan.. itu itu poin menariknya. orang baru pemain wedding itu baru digital hari ini, saya sudah melakukan digital dari 2016.

Jadi itu yang digital itu sudah kita bangun. Nah banyak orang itu penjualan wedding-nya itu dari pameran tapi Ohana sudah nggak, Ohana itu penjualan wedding 40% dari pameran, 60% dari social media itu sudah kita lakukan justru dari 2016-2017. Justru ada momen seperti ini ini hanya kita ini yang mengudara, yang lain karena mereka nggak punya followers, mereka nggak punya infrastruktur makanya mereka nggak bisa bikin makanya kita dulu nih yang bikin.

P : Mungkin social media yang lain mungkin nggak bener-bener digunakan?

N : Betul. Paling siapa sih yang bikin? Paling BrideStory, tapi BrideStory juga nggak buat. Weddingku mereka juga nggak buat. Kenapa? karena mereka nggak punya SDM, sedangkan mereka media disebutnya. Untuk WO-WO yang lain Mereka nggak bisa buat, kenapa? Mereka nggak punya tim in-house, mereka nggak punya followers, itu yang membuat kita merasa siap. Justru kalau tidak ada pandemi, kita tidak akan pernah ready untuk pameran online gitu kan. Orang pasti akan lebih seneng bertemu secara fisik, tapi karena justru ada pandemi ada bagusnya orang lain nggak bisa buat, gua bisa buat kaya gitu.

P : Hal apa yang di lakukan oleh pihak PR mungkin ya dalam membangun brand awarenesss melalui Ohana Wedding Virtual Expo ini apa ya Pak? Dari pihak PR-nya?

(28)

N : Mbak Lintang.. sebentar. Ini saya punya klien yang sudah menikah dengan Ohana itu ribuan. Itu adalah marketing terbaik kita. Ya sebelum kita melakukan, pastinya lah ada IG Ads, Facebook Ads itu pasti kita lakuin karena nggak mungkin pasang umbul-umbul dan segala macemnya lah. Apa sih yang Ohana lakukan? Ini kita call our customer ya kan, mereka mempromosikan di akun Instagram-nya mereka contohnya ini… sorry sorry. Ini ada beberapa banyak, ini klien kita semua.

Mereka willing untuk melakukan itu. Why? Because mereka itu feeling family sama kita itu really close. Sangat dekat. Itu klien kita semua, dan kita saving… kita saving. Ini berapa banyak itu, ini 24 weeks ago dan ini baru satu, ini kita ada dua full juga, ada tiga, ada empat,

P : Bisa dibilang ini kaya word-of-mouth gitu nggak sih Pak? N : Bisa dibilang iya. Cuma ini dalam bentuk digital dengan repost, kita juga banyak kebetulan Ohana juga punya banyak temen influencer. Kita juga minta dia juga gitu .

Tapi paling terbesarnya adalah gini lah ketika kamu mendengar Ohana bagus dari influencer, pasti sekarang tuh orang itu nggak bodoh, pasti ini dibayar. Exactly. Tapi kalau yang ngomong orang yang pernah pakai jasanya Ohana, dan dia ngomong Ohana bagus, dia mempromoin kita. Berarti apa? Ohana memang bener- bener bagus. Itu namanya psikologi bisnis. Kalau saya endorse misalkan MC si Indra Bekti dia bilang “oh Ohana bagus banget” tahu dari mana dia Ohana bagus? Orang dia nggak pernah pakai jasa kita. Tapi saya pakai klien-klien saya yang udah ribuan itu kita minta untuk mereka promosikan event kita dan ketika dia mau nah ini ya ketika dia mau itu berarti menandakan approve Ohana bahwa event mereka saat itu, 2 tahun, tahun lalu, atau tiga bulan lalu itu memang approval guarantee bagus.

Karena kalau nggak mereka pasti nggak bakal mempromosikan.

P : Media apa aja yang mungkin digunakan untuk Ohana wedding virtual Expo ini?

N : Instagram, Facebook, YouTube. Itu. nah Kita belum masuk ke Tiktok saat itu, di March kita belum masuk ke Tiktok. Tiktok belum. Sama database kita pastinya.

Kita punya database itu puluhan ribu ya kan kita Januari-Februari masih

(29)

pameran offline di JCC di PRJ, ya dengan database client kita ya kita broadcast gitu.

P : Terus yang berperan dalam untuk penyebaran informasi mengenai Ohana Wedding Virtual Expo? Apakah hanya tim marketingnya? atau mungkin ada yang lain?

N : Iya tim marcom. Jadi Ohana ini punya marcom 5 orang, kita ada ada yang ngurusin desain nya, ada yang ngurusin publikasinya dan segala macamnya, kita sudah ada semua.

P : Terus untuk evaluasinya apakah kayak emang apa namanya Ohana Wedding Virtual Expo ini sudah sesuai ekspektasi?

N : Ekspektasi? Oke. Pastinya belum kita baru mengadakan dua kali di Bandung dan di Jakarta gitu ya. Nanti kita mau bikin lagi maybe in September, sorry in October di tahun ini juga kita lagi mau nyiapin Ohana Wedding Festival Virtual Expo jadi yang ketiga jadinya. Tapi pastinya dengan apa ya dengan beberapa pembaharuan gitu ya. Contohnya mungkin dengan durasi yang tidak terlalu lama, itu kan yang kemarin terlalu lama sekitar 4 hours, ya maybe orang enggak jadi nonton semua nanti kita akan mempersingkat kayak gitu. Jadi lebih simplified aja.

Kita juga akan menghadirkan mungkin orang-orang hotel, akan menghadirkan expert-expert di dunia wedding gitu ya yang akan bikin kedepannya.

P : Trus apakah yang udah direncanakan itu pas di eksekusi sesuai nggak sih Pak?

N : Untuk yang di Jakarta iya. untuk di Bandung sempat ada kendala sinyal aja, tapi yang lain everything's okay. Tapi kendalanya lebih ke teknis aja sih.

P : Apakah covid ini benar-benar jadi latar belakang cara Ohana itu berkomunikasi secara virtual?

N : Yes

P : Mungkin selain covid ada yang lain atau penyebab lain gitu?

N : Oh enggak. Kita sudah yang saya tadi bilang yang sales kita 60% sudah dari digital tapi tapi kalau untuk bikin Ohana Virtual Expo itu itu tidak pernah terbersit kalau tidak ada covid.

(30)

P : sebenarnya sudah sih Pak segitu aja.

N : Yak

P : terima kasih banyak Pak atas waktu dan jawaban yang diberikan.

N : Iya sama-sama

(31)

TRANSKRIP WAWANCARA LEVEL EKSEKUTOR

Waktu wawancara : pukul 10.00 WIB Tanggal : 7 September 2020

Tempat : Kantor Ohana Enterprise, Tangerang Pewawancara : Maria Baptista Lintang

Informan : Ibu Jeinet Christy Yosefin Profesi informan : Manager Ohana Pictures

Transkrip wawancara dengan Ibu Jeinet Christy Yosefin : Peneliti (P)

Narasumber (N)

P : Oke langsung kita mulai ya, jadi kenapa memilih Ohana Wedding Virtual Expo itu di kota Bandung ya?

N : Jadi kita punya cabang juga di Bandung, Jadi kita mau nggg.. setiap cabang kita kita usahakan semuanya ada Ohana Wedding Virtual Expo. Kenapa? Karena kan Wedding Virtual Expo itu pertama kali dicetuskan oleh Ohana Enterprise ya kayak gitu.

P : Jadi mungkin.. yang tadi katanya Pak Peter kan ada lima cabang ya Kak, jadi itu baru dua aja ya yang baru dilaksanakan?

N : Karena yang baru berjalan itu yang ada kliennya ya maksudnya itu baru 2, selebihnya kita baru sebenarnya harus kemarin-kemarin itu kalau normal kita udah ikut pameran dan lain-lain kayak gitu, itu cuma ada beberapa cabang yang memang udah ada klien nya.

(32)

P : Kenapa dinamakan Ohana Wedding Virtual Expo Kak? Biasanya kan namanya online wedding fair, atau mungkin ada alasan tersendiri enggak dipilih nama Ohana Wedding Virtual Expo ini?

N : Wah sebenarnya ini hasil diskusi sama tim sih. Misalnya virtual itu kan beda aja sama yang online kayak gitu. Kalau virtual kan kan istilahnya kan bahasanya kan lebih kekinian gitu.

P : Berarti ini target pengunjungnya adalah calon calon pasangan yang ingin menikah ya?

N : Ya calon-calon klien yang ingin menikah… ingin mempersiapkan pernikahannya.

P : Oke. Terus apa sih yang membedakan Ohana Wedding Virtual Expo ini dengan event sejenisnya mungkin kaya wedding fair online lainnya itu seperti apa yang membedakan?

N : membedakannya sebenarnya sama aja sama kayak pameran, hanya di sini itu kita kalau pameran kan Semuanya kan pokoknya calon pengantin ketemunya berhubungan langsung sama si vendor-vendor, karena di sini tidak ada misalnya waktu untuk bertemu. Okelah itu benar-benar kita lihat karena gini calon pengantin itu perlu tahu hasilnya atau yang didapat nya seperti apa.

Jadi otomatis kalau yang lain ya yang lain kan sekarang udah banyak juga lakukan seperti itu, itu kalau yang lain itu itu dia cuma oh kasih tahunya vendornya ini ini ini, kerjasamanya sama ini ini ini. Kalau kita, kita Datangin si vendornya dan langsung dijelasin apa aja yang didapat misalnya, jas. Jasnya dia bawa standarnya Ohana seperti apa ditunjukin di video itu

Karena kan kalau di pameran dia langsung nggg… sama si…. Sama si Vendornya pegang bahannya, lihat barangnya kayak gitu. kalau sekarang waktu itu itu nggak bisa, waktu itu nggak bisa jadi nggg… Si client butuh dong mau dealing tapi kok belum lihat wujudnya kayak gimana, ya minimal dia lihat barangnya seperti apa walaupun dalam bentuk online gitu.

P : Apakah mungkin pada saat ingin meriset untuk Ohana wedding virtual expo ini apakah sudah diterapkan SWOT?

(33)

N : SWOT? Kalau kita itu, sebenarnya sebenernya di Ohana ini Semuanya sistemnya by ide yang dadakan. Apalagi Pak Peter. Kita sebenarnya tercetus ini juga gara-gara Pak Peter sih. Sebenernya gitu. Jadi Pak Peter, idenya tuh dia memang spontan.

Ini tuh persiapannya cuma beberapa Minggu aja tadi dijelasin kan? Kayak gitu ya cuma beberapa Minggu aja, Misalnya hari ini kita ada flash sale ya minggu ini ada flash sale, berarti saya harus tapping, harus persiapin Itu semuanya di hari Senin.

Hari Sabtunya udah harus eksekusi. Kadang persiapan 3 hari kayak gitu.

P : Menurut Kak Jane sendiri, pandangan orang-orang tentang Ohana sejauh ini tuh kayak gimana sih? Apakah orang-orang mungkin tuh kenal Ohana sebagai wedding organizer atau gimana sejauh ini? Menurut Kak Jane pandangan orang-orang tentang Ohana itu gimana?

N : Kalau dulu, kita mulai dari 2015 itu orang-orang tahu kita gara-gara pameran.

Nah kalau sekarang kan banyak wedding yang sudah berlangsung, merekatahunya dari si temen-temennya nya mereka atau keluarga mereka Yang sudah pakai Ohana.

jadi kita tuh adalah wedding package yang terpercaya. Kenapa? Bukan kita sendiri yang ngomong tapi udah banyak hasil yang kita keluarkan dan bisa dilihat dari Instagram. Semuanya hasil dari Ohana sendiri Kita nggak nyomot wedding orang taruh situ nggak.

Jadi orang tuh trust sama kita bukannya gara-gara kita kerjasama sama vendor- vendor terkenal. Nggak. Dulu kita nggak udah bener kita ditolak malahan sama vendor-vendor yang terkenal dan sekarang mereka bisa lihat hasilnya dari wedding- nya temennya dia, keluarganya dia gitu, jadi memang bukannya ya satu hasil kerja keras kita dari dulu lah ya, menghasilkan sekarang kayak gitu si.

P : Trus yang event Ohana ini kan di Bandung ya kak apakah peran dari tim Ohana di Tangerang ini atau seluruhnya di handle sama yang di Bandung?

N : Nggak. tim virtual Ohana yang di Bandung itu dibantu sama kita khususnya di tim timnya saya yaitu bagian shootingnya.

P : Oh jadi nggak di handle semua sama yang di Ohana Bandung ya?

N : Ohana Bandung hanya scheduling dan plotting, Kayak gitu aja sih. Kalau kita

(34)

P : Trus untuk kaya sebenarnya sebelum wedding ini terlaksana ya Kak.

Apakah ada rencana cadangan itu sih kak untuk antisipasi, kalau misalkan acara ini tiba-tiba belum bisa terlaksana. Kira-kira ada antisipasi nggak sebelum acara ini direalisasikan?

N : Kalau antisipasinya sebenarnya kayak gini, kita kalau ngelaksanain sesuatu sudah pasti harus mateng. Jadi acara ini mau nggak mau harus berjalan kayak gitu karena platformnya punya kita sendiri dan kita nggak ada kendala dalam hal itu kecuali dalam hal nya SDM, cuma sejauh ini ini kita nggak ada kendala dalam SDM masalahnya. Jadi kita enggak pernah ada ada kendala-kendala diluar dari itu jadi pasti semuanya jalan.

P : Tapi tetep ada kayak rencana cadangan gitu nggak kayak plan A, plan B gitu ada nggak sih?

N : Plan B itu cuma ininya kalau misalkan package nya itu wedding virtual Expo paling itu itu kalau misalnya cadangannya itu bukannya cadangan si acaranya nya malahan cadangan yang didalamnya misalkan Kalau misalkan vendornya yang ini nggak datang. Jadi semacam untuk backup gitu lah.

P : Waktu acara itu berlangsung, Apakah mungkin dari tim Ohana nya itu udah kaya mempersiapkan gimana nanti registrasi pesertanya atau mungkin suasana kaya controlling suasananya gitu? Atau mungkin kegiatan interaktif yang bisa libatkan pesertanya? Apakah tim Ohana melakukan itu pada saat Wedding Virtual Expo kemarin?

N : Iya. Jadi gini sebelumnyawedding virtual expo kemarin kita daftar registrasi gitu loh. Sebelumnya untuk masuk situ kita registrasi dulu kayak gitu, karena kan dalam via Zoom juga untuk melaksanakan dan ngobrol langsung sama si vendor- vendor nya itu. Jadi registrasi udah pasti terus misalnya kita kan karena via Zoom kita juga fasilitasin Zoom yang kalau yang premium-nya.

Kita juga umumin di Instagram, karena kan ada nomor admin, nanti admin semua yang masukin, soalnya di Zoom kan enggak sembarangan jadi otomatis semua client yang masuk Zoom harus lewat admin dulu dan admin baru sebarin ke marketing, marketing follow up, kasih namanya, baru masuk Zoom. Karena

(35)

sesudah dari Zoom, Pasti marketingnya akan follow up lagi si client untuk di follow up.

P : Apakah di acara wedding virtual ini ada sponsor pendamping?

N : Sponsor pendamping sih kita nggak ada. Yang pasti semua vendor ikut bekerja sama, dan semuanya juga ikut support. Misalkan, kaya tadi aku bilang vendor jas dia itu misalnya kalau di paketan kita misalnya, dia cuma dapat satu stel bajunya jasnya aja nah tapi kalau misalnya dealing disini, Dia dapat 1 jas tambahan. Jadi semua vendor partisipasi dan dianya kasih bonus lagi malahan.

Karena kan acara ini gratis, semua buat vendor itu gratis karena kita sama-sama tahu lah kita semua itu lagi kesusahan, jadi Ohana itu nggak ambil kesempatan untuk meraup uang dari si vendor. Jadi kita semua kena kerjasama, kita fasilitasi vendor untuk tetep bisa jualan kaya gitu.

P : Apakah mungkin dari tema atau desain Ohana Wedding Virtual itu udah familiar atau dikenal oleh target audience nya sendiri? Baik dari konsepnya segala macem, dari flyernya, posternya, gitu.

N : Kita berusaha untuk eye catching sih sebenarnya. Kan karena itu muncul di Instagram kan, Instagram Ads malahan. Nah itu kita akan ada tim desain sendiri.

Kita tuh berusaha untuk kasih masukan seperti “ini kayaknya kurangi eye catching deh” kaya gitu. Kita berusaha untuk sebisa mungkin terlihat jelas kalau misalnya itu itu ada Ohana Wedding Festival. Jadi orang enggak ngelewatin.

P : Terus pas planning juga, apakah ada pihak lain yang memberi masukan untuk acara ini atau secara internal aja Kak?

N : itu sebenernya internal kita aja sih.

P : Oh jadi dari internal nya aja ya? Nggak ada dari eksternal, mungkinkaya dari konsultan untuk event gitu.

N : Nggak, kalau kita semuanya karena kita anak event, jadi semuanya kita bungkus sendiri. Otaknya ada di Pak Peter, terus kasih ke kita, kita yang kelola sendiri seperti apa karena semuanya anak event jadi “ah bagusnya seperti ini”, kita diskusi sih sebenernya.

P : Terus waktunya semuanya udah direncanakan Berapa lama ya? sekitar

(36)

N : Kalau nggak salah Kemarin 3 minggu atau 2 minggu itu ya, hanya untuk persiapannya aja. karena kita kan harus hubungin vendor-vendor yang mau ikut itu seperti apa apa, ada banyak vendor yang nggak bisa ikut juga karena kan mereka juga masih takut untuk keluar rumah.

Nah terus untuk di hari hanya sendiri kita juga ada time nya juga kan, karena kita masuk ke YouTube nya kita segala macam kayak gitu, itu platform kita juga kan Semuanya masuk Instagram dan YouTube dan Facebook juga kalau nggak salah.

P : Kira-kira target dari peserta event ini tuh berapa sih yang direncanakan kira-kira dan apakah itu sudah sesuai dengan target yang direncanakan itu Kak?

N : Kemarin itu targetnya saya lupa ya karena pas hari H kebetulan saya sakit soalnya. cuma Menurut data yang masuk sih itu hampir 80% kalau nggak salah.

P : 80% dari targetnya. Dan rata-rata itu pasti dari calon calon pengantin dan pasangan-pasangan yang ingin menikah ya?

N : Ya udah pasti dong. kalau untuk data sendiri biasanya Pak Peter sih Lebih update karena dia pegang datanya kuat sih.

P : Terus Apakah selama event ini berlangsung tuh semuanya berjalan dengan baik atau ada kayak kendala-kendala gitu sih Kak?

N : Kendala-kendala pasti ada sih yang kayak tadi aku bilang yang tadinya si vendor tuh mau ikut tapi pas lihat keadaan masih psbb waktu itu, Psbb pertama kali soalnya.

Itu sih kendalanya cuma dari... bukan dari internal tapi eksternal.

Jadi kita harus ubah schedule karena kan shoot dan tapping nya itu berentetan kan jadi nggak boleh ada jeda yang kosong. Kosong pun hanya untuk istirahat aja gitu.

nah jadi cuma kendalanya itu aja sih kemaren.

P : Seberapa sering diadakan sih meeting untuk tim event ini? Mungkin untuk membahas semua kayak pelaksanaannya dan segala macam?

N : Kemarin itu karena mepet jadi cuma antara 4 sampai 5 kali aja, karena semuanya kita by group sih. Soalnya semuanya kan harus ada Pak Peter, jadi pas Pak Peter nggak ada kita langsung di group sih. Jadi tiap kali kalau ada perubahan atau perkembangan pasti selalu di info di group itu.

(37)

P : Terus untuk kaya evaluasinya sendiri tuh, hasil riset yang tadi. Riset kecil- kecilan yang telah dilakukan itu apakah sesuai dengan kondisi di lapangan waktu eksekusi nya kak?

N : Ya untuk kondisi di lapangan sebenarnya nggak mungkin lah 100% sama.

Nggak mungkin lah ya. Cuma sejauh ini sih masih bisa ter-handle dengan baik sih.

P : Terus evaluasi Yang udah dilakukan untuk acara ini ini itu apa aja sih Kak? Misalkan evaluasi dari pas pelaksanaan kah, pas mungkin evaluasi analisis dokumen segala macem. Apakah ada yang dilakukan untuk mengevaluasi event ini kak?

N : Kemarin kita ada yang salah strategi sih kaya videonya naik duluan bukan kita tarik data duluan dari client kaya gitu sih.

P : Terus menurut Kakak sendiri untuk mengukur suksesnya brand awareness melalui event ini itu bagaimana? Cara mengukurnya itu gimana? Apakah mungkin dengan menjadi top of mind?

N : Mengukurnya gini dari nomor-nomor yang masuk. Di mana klien memberikan nomor kontak mereka untuk di follow up. Soalnya dengan mereka kasih nomer, event kita tuh di notice sama orang karena kita kan masuk Instagramnya kita semua platform kita dan masuk Ads nya kita gitu. Kalau misalnya ya daftar cuma sedikit berarti kan wasting, karena kita kan juga jualan ya jadi memang seberapa banyak ya masuk lah.

P : Okay. Sudah cukup Kak wawancaranya.

N : Oh itu aja oke

P : Terima kasih banyak ya kak untuk waktunya.

N : Iya nggak apa-apa kok.

(38)

TRANSKRIP WAWANCARA INFORMAN AHLI

Waktu wawancara : pukul 18.00 WIB Tanggal : 18 September 2020

Tempat : Via Zoom Conference Call (Jakarta – Depok) Pewawancara : Maria Baptista Lintang

Informan : Bapak Suryadi

Profesi informan : Owner Increa Production

Transkrip wawancara dengan Bapak Suryadi : Peneliti (P)

Narasumber (N)

P : Hallo, selamat sore om Suryadi NS : Selamat sore juga Lintang

P : Mudah-mudahan om Sur lagi gak repot ya .. mau ngrepotin nih, mau tanya-tanya dikit

NS : Puji Tuhan sehat. Sama sekali gak ngerepotin

P : Wah terima kasih banget ya om ... ehm .. maaf om apa bisa kita mulai biar gak kelamaan ngganggu Om Suryadi kerja?

NS : Oke boleh kita mulai Lintang. Silahkan.

P : Om Suryadi pernah dengar tentang Ohana Enterprise ?

NS : Wah kayaknya nama itu sudah sering dan sudah banyak dikenal di dunia per EO atau WO an.

P : Oh gitu ya om, berarti kemungkinan besar Om Suryadi sudah tahu

(39)

NS : Ohana pernah mengadakan wedding expo atau festival dengan format online atau virtual tapi namanya om gak ngerti. Selama ini Ohana sering ngadain event seperti festival atau pameran, kalau nggak salah yang terakhir di Ciputra, tapi om lupa tanggalnya, yang jelas sebelum covid.

P : Bagaimana pendapat om tentang penyelenggaraan acara itu?

NS : Itu cara bagus untuk mengenalkan perusahaan di masa pandemi ini, nunjukin Ohana konsisten memberikan pelayanan yang optimal kepada klien dalam kondisi yang bisa dikatakan minim atau memprihatinkan akibat pandemi.

P : Belum lama ini saya wawancara dengan CEO Ohana Enterprise, Bapak Peter Chandra Gunawan.

NS : Kalau nggak salah beliau itu CEO dari Ohana Enterprise itu kan?

P : Iya om, beliau mempunyai cara mendekatkan perusahaan atau istilah kerennya membangun brand awareness lewat strategi ABCDEF yaitu Asset Optimalization, Branding The Company, Campaign, Digital Content, Economic Realistic, Financial Stockless. Bagaimana pendapat om tentang strategi ini?

NS : Setelah baca email kamu tentang strategi ini, om bener-bener salut sama Ohana terutama sama Pak Peter ini karena semua itu adalah strategi yang sangat brilian dan gak semua orang berpikiran seperti itu, memang harus didukung kemampuan mengolah dana agar gak jadi boomerang, artinya malah bikin perusahaan bangkrut.

P : Om Sur pasti pernah dengar teori manajemen event yang untuk menyelenggarakan even yang baik harus melalui beberapa yaitu riset, menentukan design atau bentuk acara, perencanaan, koordinasi dan yang terakhir evaluasi. Sesuai wawancara dengan pihak Ohana Event Ohana Wedding Festival Virtual Expo 2020 yang diselenggarain di Jakarta dan Bandung tidak sepenuhnya mengikuti tahapan-tahapan itu, bagaimana menurut om tentang hal ini?

NS : Kita harus acung jempol ke Ohana untuk bisa melaksanakan kegiatan di tengah pandemi seperti sekarang ini merupakan tantanga dan pencapaian yang luar biasa banyak perusahaan yang harus menunda bahkan membatalkan kegiatan yang sudah

(40)

harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi di lapangan serta waktu yang tersedia.

Memang tahapan-tahapan itu sangat ideal. Namun, bagi kami yang berkecimpung di dunia EO atau WO yang penting acara bisa berlangsung lancar, sukses, dan sesuai harapan serta mendapat tanggapan positif dan boleh dibilang mungkin tahap akhir yaitu evaluasi yang menjadi concern kita.

P : Sebagai profesional di bidang event EO dan WO, Om Sur mungkin bisa kasih tips penting yang harus diperhatiin dalam penyelenggaraan suatu agar sebuah EO atau WO agar bisa bertahan?

NS : Waduh, jangan pake istilah profesional lah. Terlalu keren hehehe, bilang saja orang yang sudah lebih dulu terjun di dunia EO dan WO kayaknya lebih pas.

Tips yang bisa saya berikan sepertinya bersifat umum aja yaitu pertama kita harus bisa memahami apa yang klien mau, tapi tetap harus memberi masukan tentang kekurangan atau kelemahan dari keinginan klien. Kedua adalah harga yang kompetitif, karena kebanyakan klien sudah melakukan survey harga sehingga bisa membandingkan dengan penyedia jasa sejenis. Terakhir, tips ketiga adalah memberikan pelayanan terbaik dan tips yang terakhir adalah jangan eman-eman atau kita memberi fee marketing kepada siapa saja yang merekomendasikan perusahaan kita. Begitulah kira –kira tips sederhana dari saya.

P : Kayaknya untuk sementara cukup itu aja yang perlu ditanya ... ehm ...

sekali lagi maaf banget lho om udah ngganggu waktunya.

NS : Nggak apa apa Lintang. Seneng bisa bantu. Mudah mudahan lancar ya skripsinya.

P : Amin om doain ya.

NS : Oh ya kalau masih perlu wawancara hubungi saya lagi aja ya.

P : Okay om. Terima kasih banyak.

(41)

Tanggapan Participant Mengenai Ohana Wedding

Festival (OWF) Virtual Expo 2020

(42)

Struktur Organisasi Ohana Enterprise

Sumber : Dokumentasi Perusahaan

(43)

Foto Bersama Narasumber

Sumber : Dokumentasi Pribadi

(44)
(45)

Gambar

Foto Bersama Narasumber

Referensi

Dokumen terkait

Menentukan kondisi operasi yang optimal (daya microwave , lama waktu ekstraksi, dan rasio antara bahan baku yang akan diekstrak dengan pelarut yang digunakan) dari

Melakukan peneli tian dengan judul “ Pengaruh Likuiditas, Kualitas Aktiva, Sensitivitas Terhadap Resiko Pasar, Efesiensi dan Profitabilitas Terhadap Car Pada Bank Umum

Misalnya,pantangan yang harus dilaksanakan sewaktu memutus kaji (ilmu). Si murid dipantangkan untuk bertemu dengan sang guru dalam masa ter- tentu. Jika pantarigan ini

Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 20 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pengelolaan Bantuan Keuangan dari Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta kepada Desa melalui

mendayagunakan zakat secara produktif sebagai pemberian modal usaha yang tujuannya adalah supaya zakat tersebut dapat berkembang. Zakat didayagunakan dalam rangka

c. Mahasiswa dan Lulusan: 1) Secara kuantitatif, jumlah mahasiswa baru yang diterima Prodi PAI relatif stabil dan di atas rata-rata dibandingkan dengan jumlah

Desain bentuk busana bedaya Putri Pakungwati yaitu kebaya berwarna putih tanpa kancing ditutup dengan kemben berwarna hijau, bros dikaitkan sebagai pengganti kancing/hiasan pada

Menurut Mulyasa (dalam Nasir. 2008:36), ada beberapa metode mengajar yaitu metode demonstrasi, metode inquiri, metode penemuan, metode eksperimen, metode pemecahan