• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN STRATEGI MAKE A-MATCH DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK MATERI KISAH KAN’AN PADA KELAS III MIS BUMIREJO KOTA PEKALONGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN STRATEGI MAKE A-MATCH DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK MATERI KISAH KAN’AN PADA KELAS III MIS BUMIREJO KOTA PEKALONGAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

716

PENERAPAN STRATEGI MAKE A-MATCH DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK MATERI KISAH KAN’AN PADA KELAS III MIS BUMIREJO KOTA PEKALONGAN

Fitri Andalusia

Prodi Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : fitriandalusia8@gmail.com

ABSTRAK

Di MIS Bumirejo Pekalongan bahwa strategi pembelajaran Make A Match (mencari pasangan) pada materi kisah kan’an sudah dilaksanakan. Strategi pembelajaran Make A Match adalah strategi belajar dengan cara guru memberikan kartu yang terdiri kartu yang berisi soal dan yang lainnya jawaban setiap siswa diberi satu kartu . Sehingga dapat tercipta suasana kelas yang menyenangkan, siswa larut dalam permainan kartu yang telah disiapkan oleh guru. Siswa dapat mengingat pengetahuan tentang kisah kan’an yang telah disajikan guru. Rumusan masalah penelitian ini:1. Bagaimana penerapan strategi make a match dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak pada pokok bahasan kisah kan’an pada kelas III MIS Bumirejo tahun pelajaran 2022/2023?

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dilakukan di MIS Bumirejo teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu instrumen evaluasi,instrumen observasi, hasil belajar dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan 1) Pelaksanaan strategi pembelajaran make a match pada mata pelajaran akidah akhlak siswa sangat membantu siswa secara aktif dan menyenangkan serta memudahkan siswa memahami dan mengingat materi pelajaran lebih lama.2) Berdasarkan hasil analisis, nilai ketuntasan hasil belajar peserta didik pada prasiklus masih dibawah KKM yang ditentukan (75) dari jumlah 26 peserta didik baru 18 peserta didik atau 68,18% yang mencapai ketuntasan, dan masih 8 peserta didik atau 31,82% belum mencapai ketuntasan belajar. Hasil nilai pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus 1 belum mencapai ketuntasan maksimal, dari jumlah 26 peserta didik baru 20 peserta didik atau 81,82% yang telah mencapai ketuntasan belajar, sedangkan 6 peserta didik atau 18,18% belum mencapai ketuntasan belajar. Hasil nilai pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus 2 sudah mencapai hasil belajar yang optimal. Hal ini sesuai dengan yang direncanakan pada awal silkus yaitu 80,00% peserta didik mencapai ketuntasan belajar. Pada siklus 2, peserta didik yang mencapai ketuntasan sudah sebanyak 24 peserta didik atau 90,91%, sedangkan yang belum

(2)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

717

tuntas tinggal 2 peserta didik atau 9,09%.Selain itu, berdasarkan hasil analisis pada prasiklus diperoleh nilai rata-rata sebesar 75,09, sedangkan pada siklus 1 tercapai nilai rata-rata sebesar 80,82. Sehingga persentase peningkatan prestasi peserta didik tentang kisah kan’an dari prasiklus sampai siklus 1 sebesar 7,63%.

Nilai rata-rata yang dicapai pada siklus 2 sebesar 88,91, sehingga persentase peningkatan prestasi peserta didik tentang kisah kan’an dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 10,01%. Secara total, peningkatan prestasi belajar kisah kan’an dari prasiklus sampai siklus 2 cukup signifikan yaitu 18,40%. Ini merupakan peningkatan yang signifikan dalam tindakan perbaikan proses pembelajaran demi mencapai peningkatan prestasi belajar mata pelajaran Akidah Akhlak melalui penggunaan make a match pada peserta didik kelas III MIS Bumirejo.

Kata Kunci : strategi pembelajaran Make A Match, hasil belajar

PENDAHULUAN

Pendidikan agama dalam hal ini mata pelajaran Aqidah Akhlak merupakan usaha untuk memperkuat keimanan dan ketakwaan kepada Allah.

Peserta didik dituntut untuk bertoleransi terhadap penganut agama lain sehingga terbentuk ukhuwah islamiah di masyarakat. Penyelenggaraan pendidikan di suatu lembaga pendidikan dilaksanakan melalui proses pembelajaran. Proses pembelajaran tersebut merupakan hal yang memungkinkan terjadinya interaksi yang antara pendidik dan peserta didik.

Dalam pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran, seorang pendidik dituntut untuk mempunyai kemampuan dalam menetapkan program pembelajaran, mempunyai kemampuan dasar dalam materi yang diajarkan, sehingga tercipta pembelajaran yang efektif. Untuk mendapatkan prestasi belajar yang berkualitas, pendidik harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan tersebut. Karena hal tersebut akan memberikan arah kepada pendidik untuk merencanakan strategi pembelajaran yang lebih efektif. Faktor-faktor tersebut antara lain media dan metode pembelajaran yang relevan.

Apabila beberapa tujuan pembelajaran hendak dicapai, maka pendidik dituntut memiliki kemampuan tentang penggunaan berbagai metode atau mengkolaborasikan berbagai metode yang relevan. Ada pula metode yang lebih berhasil apabila digunakan untuk peserta didik dalam jumlah terbatas, atau sesuai untuk mempelajari materi tertentu.2 Untuk itu guru membutuhkan

(3)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

718

variasi dalam penggunaan strategi penyajian agar kegiatan pembelajaran berlangsung tidak membosankan.

Metode yang selama ini digunakan pada pembelajaran Aqidah Akhlak di MIS Bumirejo didominasi dengan metode ceramah, tanya jawab dan demonstrasi. Cermah merupakan metode yang paling sering digunakan, kemudian metode tanya jawab yang dalam pelaksanaannya kurang optimal.

Sedangkan metode demonstrasi meskipun digunakan, tetapi dalam realitasnya paling jarang diaplikasikan dalam pembelajaran. Hal tersebut berimplikasi pada proses pembelajaran yang kurang optimal, kurang efektif, monoton, membosankan peserta didik, peserta didik lebih banyak pasif dan aktivitas negatif lainnya yang bermuara pada kurang optimalnya pencapaian tujuan pembelajaran dalam hal ini prestasi belajar yang belum maksimal.

Pada saat peneliti mengobservasi kegiatan proses pembelajaran, guru mengajar masih dengan strategi pembelajaran konvensional. Di mana guru cenderung hanya sekedar menstranfer ilmu pada peserta didik, sehingga peserta didik pasif, kurang kreatif, bahkan bosan. Di samping itu dalam menyampaikan materi guru terkadang hanya menggunakan alat peraga ala kadarnya dan bahkan sering kali tidak memanfaatkan alat peraga yang relevan. Metode ceramah yang mendominasi selama proses pembelajaran membuat peserta didik dan suasana pembelajaran monoton. Peserta didik juga masih terlihat melakukan aktivitas- aktivitas yang negatif yang menghambat efektivitas dan efesiensi proses dan hasil pembelajaran, misalnya beberapa anak mengobrol di luar tema pembelajaran, mengganggu teman, keluar masuk kelas dengan berbagai alasan, mengantuk atau bahkan bermain-main dengan alat tulis dan mainan yang sengaja dibawa oleh peserta didik. Padahal, pendidikan merupakan salah satu faktor pembentuk watak dan kepribadian peserta didik, sehingga pendidikan sangat berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian dan perilaku peserta didik.3

Mencermati kondisi pembelajaran yang monoton dan tidak kondusif tersebut, suasana pembelajaran tampak kaku dan tidak menyenangkan, hal ini berdampak pada nilai yang diperoleh peserta didik kelas III pada kompetensi Kisah Kan’an. Banyak peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar minimal dalam mempelajari kompetensi dasar tersebut. Hal ini diindikasikan pada capaian nilai hasil belajar beberapa peserta didik yang masih di bawah standar ketuntasan belajar minimal.

Untuk langkah awalnya peneliti mengobservasi dan merenungkan hasil nilai rapor peserta didik kelas III MIS Bumirejo kecamatan pekalongan barat kota

(4)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

719

pekalongan pada tahun pelajaran 2021/2022 pada mata pelajaran Akidah Akhlak, yang terbukti hasil belajar mata pelajaran Akidah Akhlak menunjukan angka yang relatif rendah yakni hanya berkisar pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75 (tujuh puluh lima). Bahkan nilai-nilai tersebut beberapa terkesan dipaksakan hanya untuk mengejar KKM tersebut dengan hanya tercapai nilai rata-rata kelas sebesar 76,52.

Menurut hasil dokumentasi dari daftar nilai yang dimiliki guru, pada ulangan harian dengan tema kisah kan’an, diketahui bahwa dari 26 peserta didik yang mengikuti ulangan harian, ternyata baru 18 anak atau 66,67% peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar dengan kriteria ketuntasan belajar minimal sebesar 75%. Ini menunjukkan bahwa masih sebanyak 8 anak atau 33,33%

peserta didik belum mencapai batas KKM. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil ulangan harian ini mengindikasikan keberhasilan dalam proses pembelajaran masih rendah dan perlu diadakan perbaikan pembelajaran guna memperbaiki capaian prestasi peserta didik.

Oleh karena itu, alternatif strategi, metode atau media yang bisa dikembangkan diantaranya dengan pemanfaatan strategi make a match dalam pembelajaran. Media pembelajaran merupakan perantara sampainya pesan belajar (message learning) dari sumber pesan (message resource) kepada penerima pesan (message receive), sehingga terjadi interaksi belajar mengajar.4 Pemanfaatan metode make a match dalam pembelajaran merupakan kegiatan yang masih jarang dilakukan, terutama di madrasah yang notabene berada di pedesaan dengan keterbatasan sarana prasana yang dimiliki lembaga pendidikan tersebut. Walaupun jika lembaga pendidikan tersebut telah memiliki strategi make a match pembelajaran tersebut, bisa saja dari sisi tenaga pendidik dan kependidikannya belum secara optimal mampu mengoperasikan dan memanfaatkan media tersebut secara efektif dan efisien.

Melalui menggunakan strategi make a match diharapkan proses pembelajaran akan PAKEM, lebih menantang dan semakin bermakna.

Relevansinya dengan indikator PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan) pada komponen metode pembelajaran yang bervariasi. Lalu pada komponen pengelolaan kelas, yaitu kegiatan belajar peserta didik bervariatif. Termasuk juga komponen sumber belajar dan alat bantu pembelajaran di mana guru menggunakan berbagai sumber belajar.

Bobbi DePorter menyatakan bahwa peserta didik sering mencari-cari alasan untuk tidak tertarik, kontradiksi, ketidaksesuaian antara kata-kata dan tindakan guru. Tetapi, semakin banyak guru memberi teladan, semakin mereka

(5)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

720

tertarik dan mulai mencontoh guru. Mengapa mereka tertarik? Karena mereka merasakan kesebangunan, kecocokan antara keyakinan dan perkataan guru dengan perbuatan guru.5 Jadi, memberi teladan adalah salah satu cara ampuh untuk membangun hubungan dan memahami orang lain. Keteladanan akan menambahkan kekuatan ke dalam pengajaran guru. Masalahnya adalah banyak guru yang belum mampu memberi teladan ini dan bahkan kadangkala guru menunjukan perilaku yang tidak layak untuk diteladani.

Penerapan strategi make a match ini sebagai penambah motivasi belajar dan membawa angin segar suasana pembelajaran, selain tentu saja penanaman nilai-nilai moral. Secara psikologi perkembangan, anak kelas III Madrasah Ibtidaiyah masih sangat menyukai bentuk-bentuk sederhana dari ilustrasi atau gambar, termasuk juga dengan strategi make a match. Peluang inilah yang dimanfaatkan oleh peneliti untuk menarik perhatian peserta didik di kelas dengan memanfaatkan media yang mereka sukai sebagai media pembelajaran yaitu berupa make a match, dalam hal ini make a match yang edukatif atau mendidik. Penggunaan metode make a match ini diharapkan mampu meningkatkan aktivitas-aktivitas positif peserta didik dalam proses pembelajaran Akidah Akhlak di kelas yang nantinya akan berujung pada peningkatan prestasi peserta didik. Maka penggunaan make a match sebagai metode pembelajaran di sekolah dalam rangka menanamkan sikap perilaku yang terpuji, budi pekerti luhur dan akhlak mulia patut untuk dicoba dan diaplikasikan pada proses pembelajaran di madrasah.

Diasumsikan, penggunaan strategi make a match dalam proses pembelajaran Akidah Akhlak memiliki korelasi yang positif. Yang mana strategi make a match sebagai wahana yang dapat dijadikan sumber belajar yang dapat meningkatkan aktivitas-aktivitas positif peserta didik dalam belajar. Apalagi make a match yang disajikan berisi materi pembelajaran yang memang dituntut untuk dikuasai oleh peserta didik dengan adanya evaluasi pencapaian kompetensi nantinya. Di sinilah, urgensi pemanfaatan strategi a match dalam proses pembelajaran Akidah Akhlak menjadi sangat relevan.

Melalui penggunaan strategi make a match dalam proses pembelajaran Akidah Akhlak ini, juga ditanamkan sikap-sikap atau nilai-nilai spiritual dan sosial yang menjadi tolok ukur pencapaian indikator kompetensi yang telah ditetapkan. Sehingga dalam diri peserta didik terbentuk akhlaqul karimah atau karakter positif yang ditunjukkan dalam perilaku sehari-hari di rumah, sekolah dan lingkungan masyarakat sebagai bentuk produk dari proses pembelajaran Akidah Akhlak dengan menggunakan strategi make a match tersebut.

(6)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

721

Meskipun penggunaan strategi, metode atau media konvensional tidak berarti kurang baik atau kurang berhasil. Pada masa lalu, strategi, media dan metode konvensioanl ini juga terbukti berhasil untuk mendidik anak. Tetapi relevansi dan variasi strategi, media dan metode pembelajaran perlu untuk terus dikembangkan, sehingga tercapai hasil belajar yang lebih baik.

Setelah peneliti melakukan observasi awal di MIS Bumirejo kecamatan pekalongan barat kota pekalongan, ternyata fenomena pembelajaran dengan strategi konvensional juga dialami oleh lembaga pendidikan ini. Selain strategi make a match yang masih terbatas, dari segi pendidik juga belum sepenuhnya memahami prosedur operasional atas media-media tersebut. Sehingga dengan alasan tersebut, banyak pendidik yang masih enggan menggunakan strategi make a match pembelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas.

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti bermaksud menerapkan strategi pembelajaran make a match dalam pembelajaran Akidah Akhlak.

Pemilihan strategi tersebut didasarkan pada beberapa pertimbangan seperti kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh strategi tersebut yang antara lain mengurangi ketidakefektifan pembelajaran sebagaimana selama ini terjadi.

Maka peneliti perlu untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul

‘’Penerapan Strategi Make a Match Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Akidah Akhlak Materi Kisah Kan’an pada Kelas III MIS Bumirejo Kota Pekalongan”

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan merupakan penelitian tindakan kelas (class action research). Penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian lapangan yang menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.2 Dalam penelitian ini yang dikualitatifkan adalah strategi make a match yaitu tentang penggunaan strategi make a match dalam proses pembelajaran tentang kisah kan’an.

Pada penelitian tindakan kelas ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas atau mengadopsi model Spiral Kemnis dan McTaggart3 dengan skema sebagai berikut : Obs Obs

Sik Sik

Re Re

n

(7)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

722 HASIL PENELITIAN

Sebelum melakukan tindakan diawali dengan mengamati perolehan nilai hasil belajar pada materi sebelumnya yang diperoleh data sebagai berikut: Nilai ketuntasan hasil belajar peserta didik pada prasiklus masih dibawah KKM yang ditentukan (75) dari jumlah 26 peserta didik hanya 18 peserta didik atau 68,18%

yang mencapai ketuntasan, dan masih 8 peserta didik atau 31,82% belum mencapai ketuntasan belajar Selanjutnya dilakukan tindakan dengan menggunakan 2 siklus yang diperoleh hasil belajar sebagai berikut:

a. Siklus I.

Analisis Ketuntasan Hasil Pembelajaran Akidah Akhlak Siklus I

No Ketuntasan Frekuensi Prosentase

1 Tuntas 20 81,82%

2 Tidak Tuntas 6 18,18%

Rata-rata 80,82

Nilai Maks 92,00

Nilai Min 66,00

Berdasarkan hasil evaluasi pada akhir pembelajaran siklus I diperoleh data analisis ketuntasan hasil belajar peserta didik terdapat 20 peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar lebih dari KKM 75 atau 71,88% sedangkan yang belum mencapai ketuntasan belajar kurang dari 75 adalah 6 peserta didik atau 18,18%.

b. Siklus II

Tabel 2

Analisis Ketuntasan Hasil Pembelajaran Akidah Akhlak Siklus II

No Ketuntasan Frekuensi Prosentase

1 Tuntas 24 90,91%

2 Tidak Tuntas 2 9,09%

(8)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

723

Rata-rata 88,91

Nilai Maks 100,00

Nilai Min 74,00

Berdasarkan tabel 2 analisis ketuntasan hasil belajar peserta didik di atas terdapat 27 peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar lebih dari KKM 75 atau 90,91% sedangkan yang belum mencapai ketuntasan belajar kurang dari 75 adalah 2 peserta didik atau 9,09%.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa penggunaan strategi make a match dalam pembelajaran memberikan pengaruh positif terhadap prestasi belajar mata pelajaran Akidah Akhlak. Oleh karena itu, strategi make a match pembelajaran dapat diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar agar prestasi belajar peserta didik lebih maksimal.

Kesimpulan yang diperoleh adalah pembelajaran dengan strategi make a match pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Akidah Akhlak menjadi lebih baik, sehingga penggunaan strategi make a match pembelajaran memberikan hasil yang baik terhadap prestasi belajar Akidah Akhlak pada pokok bahasan kisah kan’an kelas III MIS Bumirejo Pekalongan tahun pelajaran 2022/ 2023.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian dan analisis data yang peneliti lakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:1. Proses pembelajaran Akidah Akhlak dengan penerapan make a match pada kelas III MIS Bumirejo diselenggarakan dengan perencanaan yang matang. Diawali dengan persiapan yang meliputi penyusunan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, make a match dan kelengkapannya, instrumen evaluasi, instrumen observsasi, serta kelengkapan lainnya. Kemudian proses pembelajaran diselenggarakan sesuai dengan model dan prinsip-prinsip pembelajaran dengan make a match, sehingga fokus dan partisipasi peserta didik meningkat untuk mengikuti seluruh sesi dalam pembelajaran tersebut; 2. Berdasarkan hasil analisis, nilai ketuntasan hasil belajar peserta didik pada prasiklus masih dibawah KKM yang ditentukan (75) dari jumlah 26 peserta didik baru 18 peserta didik atau 68,18% yang mencapai

(9)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

724

ketuntasan, dan masih 8 peserta didik atau 31,82% belum mencapai ketuntasan belajar. Hasil nilai pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus 1 belum mencapai ketuntasan maksimal, dari jumlah 26 peserta didik baru 20 peserta didik atau 81,82% yang telah mencapai ketuntasan belajar, sedangkan 6 peserta didik atau 18,18% belum mencapai ketuntasan belajar. Hasil nilai pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus 2 sudah mencapai hasil belajar yang optimal. Hal ini sesuai dengan yang direncanakan pada awal silkus yaitu 80,00% peserta didik mencapai ketuntasan belajar. Pada siklus 2, peserta didik yang mencapai ketuntasan sudah sebanyak 24 peserta didik atau 90,91%, sedangkan yang belum tuntas tinggal 2 peserta didik atau 9,09%.

Selain itu, berdasarkan hasil analisis pada prasiklus diperoleh nilai rata- rata sebesar 75,09, sedangkan pada siklus 1 tercapai nilai rata-rata sebesar 80,82.

Sehingga persentase peningkatan prestasi peserta didik tentang kisah kan’an dari prasiklus sampai siklus 1 sebesar 7,63%. Nilai rata-rata yang dicapai pada siklus 2 sebesar 88,91, sehingga persentase peningkatan prestasi peserta didik tentang kisah kan’an dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 10,01%. Secara total, peningkatan prestasi belajar kisah kan’an dari prasiklus sampai siklus 2 cukup signifikan yaitu 18,40%. Ini merupakan peningkatan yang signifikan dalam tindakan perbaikan proses pembelajaran demi mencapai peningkatan prestasi belajar mata pelajaran Akidah Akhlak melalui penggunaan make a match pada peserta didik kelas III MIS Bumirejo.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Arifin, Ilmu Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996) Amalia Sapriati, dkk, Pembelajaran IPA di SD, (Edisi Kesatu, Cetakan Ketiga;

Jakarta: Universitas Terbuka, 2009)

Asep Herry Hernawan, dkk, Pembelajaran Terpadu di SD, (Cetakan 5; Jakarta:

Universitas Terbuka, 2009)

Bobbi DePorter, dkk, Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang- ruang Kelas, (Diterjemahkan dari: Quantum Teaching: Orchestrating Student Success; Penerjemah: Ary Nilandari; Penyunting: Femmy Syahrani), (Cetakan II, Bandung: Kaifa, Mizan Pustaka, 2010)

David Hopkins, A Teacher’s Guide to Classroom Research (Panduan Guru:

Penelitian Tindakan Kelas), (Edisi 4; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007) Hartono, dkk, PAIKEM: Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan,(Pekanbaru: Zanafa Publishing, 2008)

(10)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

725

Hasan Alwi, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Edisi III, Cetakan Kedua, Jakarta: BalaiPustaka, 2002)

Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam, Cetakan 1, (Bandung: Pustaka Setia, 2009) Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: CTSD, 2006) IGAK Wardhani & Kuswaya Wihardit, Penelitian Tindakan Kelas, (Edisi I, Cetakan 4; Jakarta: Universitas Terbuka, 2008)

Ika Riani, Make a Match, 2012, tersedia di:http://www.ikariani-ikariani- ikariani.blogspot.com/2012/06/make-a-match.html, diakses pada 8 Oktober 2015.

Jahja Umar, dkk, Penilaian dan Pengujian untuk Guru SMP, (Edisi I, Cetakan 1, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2000)

Khoirul Mujahiddin,Akidah Akhlak MI Kelas III (Direktorat Jendral Pendidikan IsalmKementerian Agama RI Cetakan ke I tahun 2020)

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Edisi Revisi, Cetakan ke-24, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007)

Melvin L. Silberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung:

Nusamedia, 2009)

Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Cetakan Kesatu, Bandung:Alfabeta, 2008)

Nana Sudjana &Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Cetakan 5, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009)

Rahmat Raharjo, Inovasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Pengembangan Kurikulum danPembelajaran, Cetakan 1, (Yogyakarta: Magnum Pustaka, 2010) Rahmat Raharjo, Pengembangan & Inovasi Kurikulum, Membangun Generasi Cerdas dan Berkarakter untuk Kemajuan Bangsa, Cetakan 1, (Yogyakarta: Baituna Publishing, 2012)

Sardiman A. M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Graindo Persada, 2008)

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Cetakan 7, Bandung: Alfabeta,2009)

Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Cetakan Ketujuh, Bandung: Alfabeta, 2005)

(11)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

726

Referensi

Dokumen terkait

Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara dengan melakukan wawancara kepada pihak terkait yaitu Manajer SDM dan sales adapun pertanyaan wawancara yang diberikan

(BT+BM;(1+1)x(2x60”)) Tugas-2; Studi kasus farmakokinetika BT+BM;(1+1)x(2x60”)) Mahasiswa mencari informasi dari berbagai sumber (terutama Internet) Mendiskusikan topik yang

Berdasarkan cara penilaian yang berbeda tersebut, kemampuan literasi sains di sekolah belum ada atau terlihat dalam pembelajaran siswa, sehingga perlu dilatihkan

C:\Users\user\Desktop\Revised Advertisement profarma_2016_2.doc 19... C:\Users\user\Desktop\Revised Advertisement profarma_2016_2.doc

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui manajemen fasilitas olahraga, layanan guru terhadap efektivitas pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah menengah

Sebelum pembelajaran dimulai oleh pengajar terlebih dahulu menyiapkan film sederhana yaitu (1) Memilihkan film kartun anak atau film berisikan pendidikan karakter

Penelitian Santosa & Sulistyo (2007) menunjukkan musuh alami selalu terdapat pada lahan meskipun tanaman padi sudah tidak ada karena predator memangsa inang dan

Kriteria yang digunakan dalam pengujian ini adalah probability value (sig), apabila probability value dalam hasil pengujian lebih kecil dari 0,05, maka dapat