• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III BAHAN DAN METODE 3.1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB III BAHAN DAN METODE 3.1"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

20 BAB III

BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di lahan tepatnya di Desa.Cirangkong kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta. Tempat penelitian berada ketinggian 167 di atas permukaan laut (dpl), penelitian dilaksanakan dari bulan Juni 2022 sampai dengan bulan Agustus 2022.

3.2 Bahan dan Alat Percobaan

3.2.1. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian diantaranya mulsa organic dari jerami padi, sekam bakar padi dan pupuk organik cair GDM tanaman, Gandasil D dan B, pupuk kandang, media bokasi, air, dan benih pare.

3.2.2. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian diantaranya adalah polybag ukuran 20 x 40 cm, gembor untuk menyiram tanamn, seedling tray digunakan untuk prosers sowing, patok digunakan untuk penomeran, gelas ukur, jangka sorong, gunting, pisau, tali rapia, meteran dan tali tambang.

(2)

3.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode eksperimental dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) sederhana. Perlakuan yang digunakan adalah dosis pupuk organik cair GDM dan mulsa organik, dengan jumlah perlakuan 6 dan diulangan sebanyak 4 ulangan.

Table 1. Dosis pemberian pupuk organic cair GDM

Kode perlakuan Ketebalan mulsa dan Dosis pupuk GDM

A 6 cm jersmi 10ml GDM/liter air B 6 cm jerami 15ml GDM/liter air C 6 cm jerami 20ml GDM/liter air D 6 cm sekam bakar 10ml GDM/liter air E 6 cm sekam bakar 15ml GDM/liter air F 6 cm sekam bakar 20ml GDM/liter air

Terdapat 24 plot percobaan dengan total masing-masing sempel sebanyak 8 tanaman per plot, total keseluruhan 192 tanaman. Dengan jarak antara kelompok 100 cm dan jarak setiap ulangan 100 cm dan jarak tanam 75cm X 75cm. Hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan sidik ragam berdasarkan model linier Rancangan Acak Kelompok (RAK) sederrhana sebagai berikut :

Y

ij

= µ + α

i

+ β

j

+ ε

ij

Keterangan :

Yij = Pengamatan pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j

µ

= Rataan umum

ti = Pengaruh perlakuan ke-i

(3)

β

j = Pengaruh kelompok ke-j

ε

ij = Pengaruh galat pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j

Sumber : Gasperz(1991)

Berdasarkan model linier diatas disusun dalam sidik ragam sebagai berikut

Tabel 2. daftar Sidik Ragam

Sumber keragaman

Derajat bebas

Jumlah kuadrat Kuadrat tengah

Nilai F hitung

Nilai table 5%

Ulangan (r) r-1 JKU = ∑ⅈj Y ⅈj2 − FK KTK KTK/KTG Perlakuan (t) t-1 JKP = ∑ⅈj Y Jr2 − FK KTP KTP/KTG Galat (r-1)(t-1) JKG = ∑ Y Jt2 − FK KTG

Total rt-1 JKT = ∑ Y Jt2 − FK Sumber : Gasperz(1991)

Dengan rumus sebagai beikut :

FK (Faktor Koreksi) = FK= ( Y . .2 𝑟𝑡 ) JKU (Jumlah Kuadrat Ulangan) = ∑ⅈj Y ⅈj2 − FK JKP (Jumlah Kuadrat Perlakuan) = ∑ⅈj Y Jr2 − FK

JKT (Jumlah Kuadrat Tengah) = ∑ Y Jt2 − FK JKG (jumlah Kuadrat Gakat) = JKT-JKU-JKP Kriteria hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Jika F hitung > F tabel maka perlakuan mempengaruhi hasil penelitian ( tolak H0).

(4)

2. Jika F hitung < F tabel maka perlakuan tidak memberikan pengaruh bagi hasil penelitian (terima H0)

Analisis selanjutnya dilakukan dengan menggunakan Uiji Jarak Berganda Duncan (Duncan’s Multiple range Test) pada taraf 5%

LSR (a,dbG,p) = SSR (a,dbG,p) X Sµ

S𝑥̅ dicari dengan menggunakn rumus berikut :

Sµ√𝑘𝑡𝑐 𝑟

Keterangan :

LSR : least Signifikasnsi Range SSR : Studenttized Signifikan Range

µ : Tarap nyata 5%

dbG : Derajat Bebas Galat KTG : Kuadrat Tengah Galat

r : Ulangan

Sµ : Galat baku Sumber : Gasperz(1991)

3.4 Pelaksanaan Percobaan

Pelaksanaan percobaan ini dilakukan dengan beberapa persiapan dan tindakan diantaranya sebagai berikut :

(5)

3.4.1 Pembuatan Media tanam

Media tanam disebut juga dengan media tumbuh, bagi tanaman umumnya berupa tanah. Puluhan bahan yang berbeda yang digunakan dalam berbagai kombinasi untuk membuat media tumbuh buatan sendiri atau komersial. Media tanam umumnya memiliki berbagai nutrisi, mineral, air, vitamin, serta kandungan lain yang tentunya dibutuhkan oleh tanaman, sehingga peran akar berperan penting dalam menyerap kandungan hara yang dimiliki media tanam bisa lebih optimal

Media tanam yang baik memerlukan unsur tanah, bahan pemikat /penyimpan air, dan penyedia unsur hara . bahan baku dan peroses pembuatan media tanam dalam percobaan ini dilakukan dengan cara sebaiai berikut :

1. Kondisi tanah harus baik ( gembur dan subur ), untuk mendapatkan tanah sesuai yang diharapkan maka bagian tanah diambil dari bagian yang paling atas. Kemudian tanah tersebut diayak hingga menjadi butiran-butiran halus.

Tanah dalam keadaan kering agar tanah tidak menggumpal. Tanah yang menggumpal akan mengakibatkan bahan bahan yang lainnya tidak tercampur.

2. Tanah yang sudah siap dicampurkan dengan bahan yang lainnya, arang sekam dan cocopiet kemudian diaduk hingga benar-benar tercampur dengan rata. Kemudian dimasukan kedalam polybag dengan takaran yang sudah ditentukan.

3.4.2 Persiapan benih dan pesemaian

Benih tanaman pare disiapkan terlebih dahulu , benih yang digunakan dalam percobaan ini merupakan varietas LIPA F1. Benih yang baik adalah benihn

(6)

yang tidak tercampur dengan varietas lain dan kotaran, biji harus seragam, mempunyai daya kecambah yang tinggi, serta resisten terhadap hama dan penyakit.

Penyemaian dilakukan dengan tujuan keseragam populasi, penyemaian digunakan polybag semai yang berisi campuran media taman berupa tanah, arang sekam, pungsi dari arang sekam tesebut untuk meningkatakan Ph tanah sehingga meningkatkan juga ketersdiaan fospor, dan pupuk organic. Benih pare dibenamkan kedalam media tanam 2-3 cm. setelah 3 hsri benih berkecambah maka kelembabannya perlu dijaga dengan cara menyiram dengan air satu kali sehari. Pemeliharaan bibit ini dilaksnakan selama 7-10 hari di persemaian.

3.4.3 Penanaman

Benih pare yang sudah berumur 7-10 hari dipersemaian maka siap untuk ditanam dimedia tanam yang sudah dipesiapkan sebelumnya. Penanaman dilakukan pada sore hari bertujuan agar tanaman tidak layu dan bisa cepat beradaptasi degan media tanam.

3.4.4 Pemberian mulsa

Pemberian mulsa dilakukan sebelum tanaman di pindahkan dari media semai ke media tanam, pemberian mulsa jerami dan sekam bakar di berikan dengan masing masing ketinggian 6 cm (Suminarti,2015

(7)

3.4.5 Pemeliharaan

1) Penyiraman

Penyiraman dilakukan dua kali sehari apabila tidak ada hujan pada waktu pagi dan sore hari. Maksud penyiraman untuk menggantikan air yang sudah enguap pada siang hari, dan penambahan kebutuhan air bagi tanaman yang kekurangan air.

2) Penyulaman

Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati, rusak atau pertumbuhannya tidak normal dengan tanaman yang sudah dipersiapkan pada saat persemaian, penyulaman ini dilaksanakan 0-10 setelah tanam.

3) Penyiangan

Penyiangan bertujuan untuk membersihkan media tanam dari gangguan rumput/gulma yang tumbuh diserkitar media tanam, haltersebut dilakukan agar tanaman yang ditanam tidak mendapat saingan untuk mendapatkan unsur hara dan air yang optimal bagi tanaman. Gulma dapat menjadi tenpat berlindung atau inang beberapa jenis hama, bakrei, dan cendawan beresiko dapat menjadi penyebab penyakit pada tanaman. Penyiangan dilaksanakan pada usia tanaman 15 hst dan 35 hst.

4) Pemupukan

Pemupukan dilakukan agar pertumbuhan tanaman optimal. Pemupukan menggunakan POC GDM dengan pemberian sepuluh hari sekali dengan dosis 20 ml/liter, 15 ml/liter dan 10 ml/liter dengan cara di kocor, dan juga diberikan pupuk

(8)

gandasil D di fase vegetatif dan dandasil B di fase generatif dengan pemberian 8 hari sekali, dengan dosois 1 gram/liter di berikan dengan cara di Semprotkan.

5) Pemangkasan

Pemangkasan daun dilakukan apabila terlalu rimbun. Tujuan dari pemangkasan untuk membentuk tanaman dengan percabangan yang seimbng sehingga distribusi daun merata, memudahkan penyemprotan dan pemanenan serta mempertinggi hasil dan menjamin pertukaran udara serta menekan perkembangan hama dan penyakit. Pemangkasan daun dilakukan pada daun yang sudah tua sebanyak dua kali pemangkasn, yaitu pada umur tanaman 30 dan 45 hari setelah tanam.

6) Pengendalian hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan Penyakit merupakan faktor penting yang harus diperhatikan, karena jika hama dan penyakit melebihi ambang batas maka tanaman akan terancm gagl panen atau rusak.

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secar preventif dengan cara menanam jagung disekeliling areal penanaman agar hama dan penyakit tidak langsung menyerang tanamman percobaan melainkan menyerang tanaman jagung terlebih dahulu, serta dilakukan penyemprotan bahan kimia yaitu insektisida dan fungisida.

(9)

7) Panen

Waktu panen tanaman paredilakukan setelah memasuki hari ke 42-45 HST atau bisa juga di lihat dari fisiknya apabila buahnya sudah memiliki bintil-bintil dan keriputnya masih agak rapat serta alurnya belum melebar, cara yang dapat dilakukan untuk memanen tanaman pare tersebut dilakukan dengan cara memotong pada bagian tangkai buah pare tersebut , alat yang digunakan adalah gunting atau pisau cuter, pada saat pemotongan sebaiknya alat pemotong berada pada kondisi yang tidak kotor atau seteril.

3.5 Pengamatan

Pengamatan yang dilaksanakan meliputi pengamatan penunjang dan pengamatan utama.

3.5.1 Pengamatan penunjang

Pengamatan penunjang meliputi : analisis tanah sebelum percobaan kondisi curah hujan selama 10 tahun terakhir, serangan hama dan penyakit besta gulma yang terdapat.

3.5.2 Pengamatan utama

Pengamatan utama adalah pengamatan yang hasil analisisnya didapatkan secara setatistik pengamatan tersebut meliputi :

1) Tinggi tanaman

Pengukuran tinggi tanamn dilakukan sebanyak 3 kali sampai tanaman mencapai fase generatif. Data tinggi tanaman adalah rata-rata data tinggi tanaman yang diukur dari leher akar sampai ujung daun tertinggi, pengukuran dilakukan

(10)

sebanyak 3 kali 14 HST, 21 HST, dan 28 HST dengan menggunakan alat meteran dan penggaris

2) Jumlah daun

Perhitungan julah daun dilakukan pada daun yang sudah berkembang sempurna dan di hitung sebanyak 3 kali 14 HST, 21 HST, dan 28 HST.

3) Bobot buah per tanaman

Pengamatan dihitung pada akhir priode panen dengan menjumlahkan bobot buah pada saat panen dan menimbannya dengan secara keseluruhan dengan menggunakan timbangan digital.

4) Diameter buah

Pengamatan diameter buah dilakukan pada akhir priode panen dengan mengukur diameter buah rata-rata dengan alat jangka sorong, sampel diambil dari setiap plot .

5) Panjang buah

Pengamatan panjang buah dilakukan dalam masa panen dan sampel diambil dari setiap plot, dengan menggunakan meteran sebagai alat ukur buah diukur dari pangkal buah sampai ujung buah.

6) Jumlah buah

Pengamatan jumlah buah per tanaman di dapat dengan menghitung buah yang di panaen dari panenan ke 1 sampai panenan ke 5 dari setiap tanaman sampel dalam satuan percobaan, akhir panen adalah setelah tanaman tua dan mulai layu.

(11)

7) Bobot kering tanamn

Bobot kering tanman dilakukan dengan cara mengkeringkan tanaman lengkap ( akar + batang + ranting + daun) menggunakan open dengan suhu 85ᵒ C sampai berat tetap, setelah 48 jam ditimbang menggunakan timbanagan analitik.

Referensi

Dokumen terkait

Nasionalisme merupakan nilai luhur Pancasila yang perlu dimiliki peserta didik sebagai generasi penerus bangsa untuk mengisi kemerdekaan dan mampu memberikan

Indikator Tersedianya kurikulum yang berlaku secara nasional untuk setiap program studi, yang memuat tujuan pendidikan, isi pengetahuan dan kemampuan minimal yang harus

strategi yang kurang baik yaitu dengan cara kekerasan, diplomasi dan tipu daya serta tidak dengan pemilihan yang demokrasi Muawiyah tetap dianggap sebagai pendiri Dinasti

RADIO VISI INTI SWARA FM/H... JEMBER

Bentuk badan hukum sebagai Perusahaan Perseroan (Persero) sesuai dengan Undang-Undang No.9 tahun 1969 ditetapkan melalui Anggaran Dasar Perusahaan yang dituangkan dalam Akte

Pada kondisi nilai efisiensi penurunan COD lebih rendah dari jumlah influen sebelumnya, maka dilakukan penurunan jumlah influen agar mikroorganisme tidak

Tugas akhir ini diharapkan dapat diaplikasikan sebagai pemantauan dan proteksi pada baterai lithium-ion tersusun seri, serta untuk proses ekualisasi jika kapasitas

Decision Making in the Divisional Organization Asumsi yang melatarbelakangi Pengambilan Keputusan dalam Organisasi.. A debate between organization theorists and economists