IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN
2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA
KORUPSI DALAM PEMBERIAN SANKSI
DI PENGADILAN TINDAK PIDANA
KORUPSI MEDAN
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Tanti Yosepa Simbolon NIM.3103111082
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
ABSTRAK
Tanti Yosepa Simbolon. NIM. 3103111082. “Implementasi Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Dalam Pemberian Sanksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Medan”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi dalam pemberian Sanksi di Pengadilan Tindak Pidana Korpusi Medan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu suatu cara atau metode yang menggambarkan keadaan atau objek penelitian di lapangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah observasi, angket dan wawancara. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik sederhana (persentase). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh badan pegawai di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Medan yang berjumlah 12 orang. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan pengambilan seluruh jumlah responden yaitu Staf Pegawai, Hakim Karier, Hakim Ad-Hoc, Panitera, dan Panitera Pengganti di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Medan yang berjumlah 12 orang. Adapun rumus teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel frekuensi.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan kasih-Nya
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Adapun judul skripsi ini adalah “ IMPLEMENTASI UU RI NO. 20
TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI
DALAM PEMBERIAN SANKSI DI PENGADILAN TINDAK PIDANA
KORUPSI MEDAN” yang diajukan untuk memenuhi syarat-syarat dalam
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada jurusan PPKn Fakultas Ilmu Sosial,
Universitas Negeri Medan.
Dengan rasa hormat dan ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada
Ibu Sri Hadiningrum, S.H.,M.Hum selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Dra. Rosnah Siregar,
S.H.,M.Si. selaku Dosen PA yang telah banyak memberikan bimbingan akademik
dan masukan-masukan dalam penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
kepada Bapak Drs. Buha Simamora, S.H., M.Hum selaku dosen penguji utama
yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan dalam penyelesaian
skripsi ini, dan terima kasih banyak juga kepada Bapak Parlaungan Siahaan
S.H.,M.Hum selaku dosen penguji bebas yang telah banyak memberikan
vi
Seiring dengan itu, penulis juga tak lupa menyampaikan rasa hormat dan
terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, sebagai Rektor UNIMED beserta
seluruh jajarannya.
2. Bapak Dr. H. Restu, M.S. sebagai Dekan FIS UNIMED beserta seluruh
jajarannya.
3. Ibu Dra. Yusna Melianti, M.H. sebagai Ketua Jurusan PPKn.
4. Bapak Parlaungan G. Siahaan, S.H. M.Hum sebagai Sekretaris Jurusan PPKn.
5. Bapak Jhon sebagai staf pegawai Tata Usaha beserta jajarannya yang telah
memberi informasi selama perkuliahan dan demi terselesainya skripsi ini.
6. Bapak / Ibu Dosen di Jurusan PPKn yang memberikan ilmu dan
bimbingannya selama perkuliahan.
7. Bapak Jhonner Manik selaku Ketua Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Medan, Bapak Zulfahmi selaku Wakil Ketua Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi Medan, dan seluruh Hakim Karier, Hakim Ad-Hoc, Panitera,
Panitera Pengganti, dan Staf Pegawai yang ada di Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi Medan yang telah banyak membantu penulis dalam melakukan
penelitian yang memberikan data dan ilmu yang berguna bagi penulis.
8. Ayahanda P.Simbolon, S.T., Ibunda S.Nainggolan, kakak-kakak,
abang-abang, adik-adik, abang-abang ipar dan keponakan-keponakanku serta semua
saudara dan keluarga terkasih yang telah banyak memberikan kasih sayang,
vii
9. Teristimewa kepada Kekasihku tercinta Ian Ferdinand Situmorang yang
selalu memperhatikan dan memberi dukungan serta berjuang bersama saat
susah dan senang hingga terselesainya skripsi ini.
10. Sahabat karibku Ela Naibaho dan Bulan Naibaho,A.Md yang selalu
mendukung dan mensupport serta memberikan kasih sayang hingga
terselesainya skripsi ini.
11. Teman-teman seperjuangan yang selalu mensupport Novika, Adelina, Friska,
Lina, Hasima, Roserna, Permata, Sarny, Hertina, Patar, Riko, Giovan, Diana,
Amy, Imelda, dll.
12. Teman-teman yang menjadi keluargaku di Rumah Pimpinan 15c : Kak
Helen, Bang Pangkar, Kevin, Koresta, Gultom, Novika, Friska, Dek Era, Dek
Ledy, Dek Maria, dan Dek Winda, dll.
13. Teman-teman Kelas Reguler B Angkatan 2010 jurusan PPKn FIS UNIMED.
14. Abang-abang dan kakak-kakak stambuk 2006, 2007,2008, dan 2009 PPKn
FIS Unimed.
15. Rekan-rekan di HIMAKRIS PPKn UNIMED tahun kepengurusan 2011/2012.
16. Rekan-rekan di BPMF (Badan Pengurus Mahasiswa Fakultas) FIS UNIMED
tahun kepengurusan 2012/2013.
17. Rekan-rekan di Pelopor Muda (Pelopor AntiKorupsi dan Peduli Pendidikan)
Mahasiswa Sumatera Utara : Bang Miskar, Bang Nahot, Bang Halasson,
Bang Pangkar, Bang James, Bang Iwan, Nia, Pupu, dll.
viii
19. Teman-teman PPLT SMP Dharma Patra Pangkalan Berandan UNIMED
2013.
Penulis menyadari akan kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan
skripsi ini. Untuk itu, penulis mohon segala masukan yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, Mei 2014 Penulis,
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING………..ii
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN………..iii
ABSTRAK……….iv
KATA PENGANTAR………v
DAFTAR ISI………..ix
DAFTAR TABEL………xii
DAFTAR LAMPIRAN………...xiv
BAB I PENDAHULUAN………...1
A. Latar Belakang………...1
B. Identifikasi Masalah………...4
C. Batasan Masalah………5
D. Perumusan Masalah………...6
E. Tujuan Penelitian………...6
F. Manfaat Penelitian……….6
BAB II KAJIAN PUSTAKA………..8
A. Kajian Teori………8
1. Implementasi………8
x
3. Tindak Pidana Korupsi...10
a. Pengertian Tindak Pidana Korupsi………10
b. Penyebab dan Dampak Tindak Pidana Korupsi………...12
1. Penyebab Tindak Pidana Korupsi……….12
2. Dampak Tindak Pidana Korupsi………......16
4. Pengadilan Tindak Pidana Korupsi...19
a. Undang-Undang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi………..19
b. Prinsip Pengadilan Tindak Pidana Korupsi………….……….20
c. Mekanisme Pemeriksaan Tindak Pidana Korupsi……....21
5. Putusan Hakim...23
a. Pengertian Putusan Hakim………..23 b. Jenis Putusan Hakim………...23
6. Pemberian Sanksi………...25 a. Susunan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi………25 b. Sanksi Pelaku Tindak Pidana Korupsi………...27 B. Kerangka Berpikir………...31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN……….34
A. Lokasi Penelitian………..35
B. Populasi dan Sampel………35 1. Populasi………...35
xi
C. Variabel dan Defenisi Operasional Penelitian………...36
1. Variabel Penelitian……….36
2. Definisi Operasional………...36
D. Teknik Pengumpulan Data………..38
1. Observasi……….38
2. Angket……….38
3. Wawancara……….39
E. Teknik Analisis Data………39
BAB IV HASIL PENELITIAN……….40
A. Hasil Penelitian……….40
1. Hasil Angket Penelitian dan Wawancara………41
B. Pembahasan Hasil Penelitian………..66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………70
A. Kesimpulan………...70
B. Saran………..71
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Angket Penelitian
Lampiran 2 : Wawancara
Lampiran 3 : Nota Tugas
Lampiran 4 : Surat Penerbitan Surat Ijin Penelitian Jurusan
Lampiran 5 : Surat Ijin Mengadakan Penelitian Fakultas
Lampiran 6 : Surat Penelitian dari Tempat Penelitian
Lampiran 7 : Surat Keterangan Perpustakaan Jurusan PPKn
Lampiran 8 : Surat Keterangan Menyerahkan Buku dan Tidak ada Masalah dengan Perpustakaan Fakultas (Ruang Baca Fakultas)
Lampiran 9 : Surat Keterangan Perpustakaan Unimed
Lampiran 10 : Kartu Bimbingan Skripsi Jurusan PPKn
Lampiran 11 : Daftar Peserta Seminar Proposal Penelitian Mahasiswa Jurusan PPKn
Lampiran 12 : Pernyataan Keaslian Tulisan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan kemajuan peradaban dunia semakin hari semakin berlari
menuju modernisasi. Perkembangan yang selalu membawa perubahan dalam
setiap sendi kehidupan tampak lebih nyata. Seiring dengan itu pula bentuk-bentuk
kejahatan juga senantiasa mengikuti perkembangan jaman dan
bertransformasi/berubah dalam bentuk-bentuk yang semakin baru dan canggih
serta beraneka ragam. Seiring dengan perkembangan pesat itu maka banyak
timbul kejahatan-kejahatan dari setiap kalangan/pihak. Kejahatan masa kini
memang tidak lagi selalu menggunakan cara-cara lama yang telah terjadi selama
bertahun-tahun seiring dengan perjalanan usia bumi ini. Dapat dilihat contohnya
seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana pencucian uang (money
laundering), tindak pidana korupsi dan tindak pidana lainnya.
Salah satu tindak pidana yang menjadi musuh seluruh bangsa di dunia ini
adalah tindak pidana korupsi . Sesungguhnya fenomena korupsi sudah ada di
masyarakat sejak lama, tetapi baru menarik perhatian dunia sejak perang dunia
kedua berakhir. Kemudian setelah perang dunia kedua, muncul era baru, gejolak
korupsi ini meningkat di negara yang sedang berkembang, negara yang baru
2
menghancurkan jaringan sosial, yang secara tidak langsung memperlemah
ketahanan nasional serta eksistensi suatu bangsa.
Di Indonesia sendiri praktik korupsi sudah sedemikian parah dan akut.
Telah banyak gambaran tentang praktik korupsi yang terekspos ke permukaan. Di
negeri ini sendiri, korupsi sudah seperti sebuah penyakit kanker ganas yang
menjalar ke sel-sel organ publik, menjangkit ke lembaga-lembaga tinggi negara
seperti legislatif, eksekutif dan yudikatif hingga ke BUMN. Apalagi mengingat di
akhir masa orde baru, korupsi hampir kita temui dimana-mana. Mulai dari pejabat
kecil hingga pejabat tinggi.
Tindak pidana korupsi telah menimbulkan kerusakan dalam berbagai sendi
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara sehingga perlu penanganan yang luar
biasa. Selain itu, upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi
perlu dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan serta perlu didukung
oleh berbagai sumber daya, baik sumber daya manusia maupun sumber daya
lainnya seperti peningkatan penegakan hukum guna menumbuhkan kesadaran dan
sikap tindak masyarakat yang anti korupsi.
Dengan adanya masalah korupsi yang dihadapi negara Indonesia, maka
dibentuklah Undang-Undang yang mengatur tentang korupsi. Sudah banyak
dilakukan perubahan terhadap Undang-Undang yang mengatur tentang korupsi.
Namun Undang-Undang yang terakhir adalah Undang-Undang No.20 Tahun 2001
3
Tindak Pidana Korupsi. Selain itu, ada juga Undang-Undang yang mengatur
tentang korupsi ini yaitu, Undang-Undang No.30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Undang-Undang No.3 Tahun 2010
tentang Pencabutan Perpu No.4 Tahun 2009, Undang-Undang No.28 Tahun 1999
tentang Penyelenggara Negara yang bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme, serta Undang-Undang No.7 Tahun 2006 tentang Pengesahan United
Nations Convention Against Corruption 2003. Ada pula Peraturan Pemerintah
yang mengatur ini yaitu, Peraturan Pemerintah No.19 & 71 Tahun 2000, Peraturan
Pemerintah No.63 Tahun 2005, Peraturan Pemerintah No.29 Tahun 2006, serta
Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2009. Dan ada pula peraturan lain yang
mengatur tentang ini yaitu Perpres No.6 Tahun 2012, dan Kepres No.12 Tahun
2011, serta Perpu No.4 Tahun 2009.
Di atas itu ada undang-undang yang mengatur pengadilannya yaitu,
Undang-Undang No. 46 Tahun 2009 tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.
Maka di sinilah dibahas tentang peraturan pengadilan yang akan memberikan
hukuman maupun sanksi kepada setiap pelaku. Pengadilan tindak pidana korupsi
ini merupakan pengadilan khusus yang berada di lingkungan Peradilan Umum dan
pengadilan satu-satunya yang memiliki kewenangan mengadili perkara tindak
pidana korupsi yang penuntutannya dilakukan oleh penuntut umum.
Pada dasarnya setiap Peraturan Perundang-undangan memuat sanksi dan
4
pemberi sanksi pun harus memberikan sanksi sesuai porsi hukuman
masing-masing pelaku.
Dalam sidang pengadilan tindak pidana korupsi ini, tentunya ada
hambatan-hambatan dalam pemberian sanksi sehingga adanya ketidak sesuaian
antara sanksi yang telah ditentukan dengan yang dijatuhkan oleh hakim kepada
pelaku. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya, adanya sogok atau
suap yang sangat tinggi, faktor kekerabatan atau kekeluargaan, atau adanya
hubungan pertemanan yang sangat dekat. Sehingga penegakan hukum melalui
pemberian sanksi tidak benar-benar dilakukan dengan baik dan benar.
Ada beberapa kasus yang belum tuntas penanganannya oleh kejaksaan
maupun pengadilan seperti kasus penyimpanan dana bencana alam Mazo Rp.5M
di Nias Selatan. Kasus korupsi ini tidak tuntas pemeriksaannya oleh Kejati hingga
ke Pengadilan, dan masih banyak kasus-kasus korupsi yang lain.
Maka dengan adanya permasalahan diatas peneliti mengambil judul
“Implementasi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Dalam Pemberian Sanksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Medan”
B.
Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang ada dalam suatu penelitian perlu
5
jelas tujuannya sehingga tidak menimbulkan terjadinya kesimpang siuran dalam
penelitian dan membahas masalah yang ada.
Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Masih kurang tercapainya Undang-Undang No.20 Tahun 2001 di Pengadilan
Tindak Pidana Korupsi Medan
2. Kurangnya partisipasi Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Medan dalam
mensosialisasikan pemberantasan tindak pidana korupsi di masyarakat
3. Kurangnya transparansi tentang sanksi pelaku tindak pidana korupsi di
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Medan
4. Kendala yang dihadapi dalam menangani dan menyelesaikan kasus tindak
pidana korupsi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Medan
C.
Batasan Masalah
Pembatasan masalah harus dilakukan dalam setiap penelitian agar terfokus
pada masalah yang diteliti dan juga untuk menghindari kesimpang siuran dalam
penelitian ini, serta mengingat keterbatasan kemampuan peneliti, maka perlu
adanya pembatasan masalah. Masalah dalam penelitian ini terbatas pada :
1. Masih kurang tercapainya Undang-Undang No.20 Tahun 2001 di Pengadilan
Tindak Pidana Korupsi Medan
2. Kurangnya transparansi pemberian sanksi terhadap pelaku tindak pidana
6
D.
Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan
pembatasan masalah, maka perumusan masalah yang akan diteliti adalah:
1. Bagaimana pencapaian Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 di Pengadilan
Tindak Pidana Korupsi Medan ?
2. Bagaimana transparansi pemberian sanksi terhadap pelaku tindak pidana
korupsi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Medan ?
E.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui maksud dari suatu penelitian, maka perlu adanya tujuan
penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana pencapaian Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001 di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Medan.
2. Untuk mengetahui bagaimana transparansi pemberian sanksi terhadap
pelaku tindak pidana korupsi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Medan.
F.
Manfaat Penelitian
Suatu penelitian hendaknya memberikan manfaat agar apa yang diteliti
7
1. Bagi penulis : untuk menambah wawasan penulis tentang implementasi
Undang-Undang No.20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi dalam pemberian Sanksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Medan.
2. Bagi mahasiswa dan peneliti : sebagai bahan referensi dan penambah wawasan
tentang implementasi Undang-Undang No.20 Tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dalam pemberian Sanksi di Pengadilan
Tindak Pidana Korupsi Medan.
3. Bagi pemerintah : sebagai referensi untuk memberikan masukan akan
pentingnya pengimplementasian Undang-Undang.
4. Bagi masyarakat luas : hasil penelitian ini memberikan masukan dan
pentingnya mengetahui bahwa ada Undang-Undang yang mengatur setiap
70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Implementasi Undang-Undang No.20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi dalam pemberian sanksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Medan adalah terwujud melalui transparansi kinerja Pengadilan Tindak Pidana
Koruspsi Medan terhadap masyarakat. Mengingat bahwa lembaga ini adalah lembaga
penegak hukum yang menangani kasus-kasus korupsi telah mampu
mengejawantahkan Undang-Undang dalam penegakan hukum dalam setiap proses
mobilitas kinerja di Pengadilan ini. Sehingga mampu memberikan gambaran yang
jelas bagaimana pengaplikasian Undang-Undang No.20 tahun 2001 ini di seluruh
lapisan masyarakat.
Dalam persidangan di Pengadilan, Hakim sebagai pemberi sanksi sudah
memperlakukan semua orang itu adalah sama di hadapan hukum tanpa
membeda-bedakan faktor apapun sebab semua orang adalah sama di depan hukum. Hakim juga
sudah bertindak berdasarkan hukum dan sikap professional dalam memutuskan
perkara korupsi. Dalam menyelesaikan berbagai perkara korupsi, Hakim tidak
pernah mencampur adukkan perkara dengan adanya unsur kekeluargaan atau
71
menindak sebuah perkara dan mampu menyelesaikannya dengan baik tanpa
kekurangan apapun. Tidak ada pasal-pasal dalam Undang-Undang yang tidak sesuai
dengan sanksi-sanksi yang dijatuhkan seorang Hakim kepada pelaku korupsi. Hal ini
ditegaskan kembali oleh responden bahwa seorang Hakim tidak dapat mengatakan
bahwa ada pasal-pasal dalam Undang-Undang yang tidak sesuai atau tidak cocok
karena pada dasarnya setiap Undang-Undang yang diberlakukan oleh pemerintah
harus dijalankan oleh pelaksana atau penegak hukum yang bersangkutan. Sehingga
Hakim harus bekerja sesuai dengan aturan Undang-Undang yang mengaturnya. Maka
akan terwujud implementasi Undang-Undang No.20 Tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dalam pemberian sanksi di Pengadilan Tindak
Pidana Korupsi di Kota Medan.
B.Saran
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Medan yang bekerja sesuai aturan hukum
diharapkan terus meningkatkan peran dan tugasnya sebagai badan penegak hukum
yang mandiri dan mampu menjaga integritas yang tinggi di tengah-tengah
masyarakat. Diharapkan Pengadilan ini mampu tegas dan berwibawa dalam
menindak kasus-kasus korupsi sehingga secara tidak langsung hal ini telah membawa
Indonesia ke arah yang lebih baik. Penegakan hukum melalui Pengadilan ini adalah
salah satu jalan menuju Indonesia bersih dari korupsi. Diharapkan juga masyarakat
72
Pidana Korupsi Medan serta mampu kritis terhadap program yang tidak mendukung
penegakan hukum.
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Medan harus mengimplementasikan
Undang-Undang yang mengaturnya dalam memberikan sanksi. Supaya setiap sanksi
yang dijatuhkan kepada setiap pelaku korupsi dapat diterima dengan adil. Sehingga
tidak terjadi hal-hal yang menyimpang antara pelaku dan pemberi sanksi dalam
menegakkan pemberantasan korupsi melalui lembaga penegak hukum khususnya
73
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Bumi Aksara
Djaja, Ermansjah. 2008. Memberantas Korupsi Bersama KPK. Jakarta:Sinar Grafika
Effendy, Marwan. 2012. Kapita Selekta Hukum Pidana. Jakarta:Referensi
Hamzah, Andi. 2005. Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana Nasional
dan Internasional. Jakarta:PT RajaGrafindo Persada
Harsono, Hanifah. (2002). Implementasi Kebijakan dan Politik. Bandung: PT. Mutiara Sumber Widya.
Hartanti, Evi. 2006. Tindak Pidana Korupsi. Jakarta:Sinar Grafika
Haryatmoko, 2011. Etika Publik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Iskandar. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (kuantitatif dan
kualitatif). Jakarta: Gunung Persada Press
Klitgaard, Robert. 2005. Membasmi Korupsi. Jakarta:Yayasan Obor Indonesia
Mujiran, Paulus. 2004. Republik Para Maling. 2004. Yogyakarta:Pustaka Belajar
Mulyadi, Lilik. 2007. Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia. Bandung: PT Alumni
Napitupulu, Diana. 2010. KPK In Action. Jakarta:Raih Asa Sukses (RAS)
Pope, Jeremy. 2007. Strategi Memberantas Korupsi Elemen Sistem Integritas
Nasional. Jakarta:Yayasan Obor Indonesia
Santoso, Ibnu. 2011. Memburu Tikus-tikus Otonom Gerakan Moral
74
Sudijono, Anas. 2005. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta :PT RajaGrafindo Persada
Surachmin dan Suhandi Cahaya. 2011. Strategi dan Teknik Korupsi Mengetahui
Untuk Mencengah. Jakarta:Sinar Grafika
Syamsuddin, Aziz. 2011. Tindak Pidana Khusus. Jakarta:Sinar Grafika
Winarno. 2008.Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta:Bumi Aksara
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III Tahun 2001
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2009 Tentang Pengadilan Tipikor.