• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Studi Komparatif Interaksi Edukatif Dalam Konsep Pendidikan Ibnu Khaldun Dan K.H. Ahmad Dahlan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Studi Komparatif Interaksi Edukatif Dalam Konsep Pendidikan Ibnu Khaldun Dan K.H. Ahmad Dahlan."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Interaksi edukatif yaitu, suatu interaksi yang secara sadar mempunyai

tujuan untuk mendidik, mengantarkan peserta didik ke arah

kedewasaannya.1 Interaksi tersebut terdiri dari suatu interaksi dan

komunikasi yang sangat dibutuhkan dalam pembelajaran. Interaksi

edukatif merupakan hal penting yang harus dilakukan seorang pendidik

kepada anak didiknya, agar pembelajaran sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

Untuk mencapai tujuan suatu pembelajaran, banyak sekali para

pemikir dunia Islam yang memberikan sumbangan pemikirannya dalam

konsep pendidikan, di antaranya:al-Qabisi dan al-Ghazali yang cenderung

bersifat konservatif dalam memurnikan pendidikan Islam. Mereka

memaknai ilmu dengan pengertian yang sempit, hanya mengarah pada

tujuan pendidikan secara vertikal saja. Sedangkan Ibnu Sina dan Ibnu

Miskawaih meletakkan rasionalitas sebagai poin penting dalam

pendidikan. Fungsi akal menjadi dominan yang terimplikasi dalam

pengembangan keilmuan yang dipelajari.2

1

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar ( Jakarta: Rajawali Press, 1996), hlm. 8.

2

(2)

2

Adapun Ibnu Khaldun corak pemikirannya lebih banyak bersifat

pragmatis dan lebih berorientasi pada aplikasi paktis.3 Dan K.H. Ahmad

Dahlan dalam pendidikannya berorientasi pada pembentukan manusia

yang memiliki peran dalam proses transformasi sosial menuju tercapainya

masyarakat utama sesuai al-Quran dan as-Sunnah.4

Dari beberapa pemikiran tokoh pendidikan Islam di atas, penulis

ingin mengkaji lebih dalam tentang interaksi edukatif dalam konsep

pendidikan yang dipaparkan oleh Ibnu Khaldun dan Ahmad Dahlan.

Keduanya merupakan tokoh yang mengunggulkan nilai pragmatis dalam

pembelajaran dan berorientasi pada aplikasi praktisnya.

Interaksi edukatif merupakan suatu sistem, di dalamnya terdapat

beberapa komponen-komponen yang saling bekerjasama antara satu

dengan yang lain, di antaranya: tujuan, materi, metode, alat, dan evaluasi

pembelajaran.5 Agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang optimal,

maka dalam melakukan interaksi, perlu adanya prosedur atau

langkah-langkah sistematik dan relevan.6 Tahapan dalam melakukan interaksi

tersebut dibagi menjadi tiga, yaitu: tahap sebelum pengajaran (pre-active),

tahap pengajaran (inter-active), dan tahap setelah pengajaran (

post-active).7

3

Ibid, hlm. 58.

4

Deni Al-Asy’ari, Selamatkan Muhammadiyah Agenda Mendesak Warga Muhammadiyah

(Yogyakarta: Kibar Press, 2009), hlm. 184.

5

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 16.

6

Ibid, hlm. 15.

7

(3)

3

Pengajaran dikatakan berhasil jika mampu mencetak peserta didik

yang mempunyai keahlian dalam sisi kognitif, afektif dan psikomotorik.

Komparasi interaksi edukatif antara Ibnu Khaldun dan K.H. Ahmad

Dahlan menjadi solusi dalam mewujudkan tiga ranah tersebut, menjaga

keseimbangan antara dunia dan akhirat. Dengan melihat persamaan,

perbedaan, maupun langkah pengaplikasian di antara keduanya dalam

pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik melakukan penelitian

dengan judul “Studi Komparatif Interaksi Edukatif Dalam Konsep

Pendidikan Ibnu Khaldun dan K.H Ahmad Dahlan

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka

dirumuskan permasalan sebagai berikut:

1. Bagaimana komparasi interaksi edukatif menurut Ibnu Khaldun dan

K.H. Ahmad Dahlan ?

2. Bagaimana langkah-langkah penerapan interaksi edukatif Ibnu

(4)

4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Memaparkan komparasi interaksi edukatif menurut Ibnu Khaldun

dan K.H. Ahmad Dahlan.

b. Mendeskripsikan langkah-langkah penerapan interaksi edukatif

Ibnu Khaldun dan K.H. Ahmad Dahlan dalam pembalajaran.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas khazanah ilmu

pengetahuan, terutama dalam bidang pendidikan yang merupakan

pokok dari terciptanya sumber daya manusia berkualitas.

b. Manfaat Praktis

1) Sebagai referensi penelitian pendidikan di Indonesia agar

penelitian berikutnya melakukan penelitian-penelitian baru,

sehingga dapat memberikan inovasi dan kreativitas pendidikan.

2) Sebagai masukan bagi lembaga pendidikan untuk memperbaiki

dan meningkatkan proses belajar mengajar yang baik, sehingga

tercipta sumber daya manusia yang unggul.

3) Sebagai acuan seorang guru dalam melakukan proses

Referensi

Dokumen terkait

Guru melakukan komunikasi dengan orangtua tentang bahan dan alat main yang perlu dipersiapkan.. Guru mengajak orangtua mempersiapkan alat main pada hari itu

Masing-masing indikator akan diberi skor ukuran tinggi dan rendah terhadap harapan serta kenyataan yang terjadi selama ini, pemberian skor pada indikator akan

Terkait dengan paparan data mengenai perencanaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SMA Negeri 4 Seluma dapat disampaikan beberapa temuan sebagai berikut : 1)

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.3 diketahui bahwa variabel motivasi kerja pegawai (Y) menunjukan nilai cronbach-alpha item pertanyaan 1-12 > 0.60

Para dosen Universitas Bina Nusantara yang telah memberikan saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini dan yang telah membimbing penulis selama menempuh ilmu di Universitas

1. Bukan merupakan orang dalam Kantor Akuntan Publik, Kantor Konsultan Hukum atau pihak lain yang memberikan jasa Audit, jasa non Audit dan atau.. jasa konsultasi lain

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “KUALITAS PELAYANAN PUBLIK (STUDI KASUS KESENJANGAN KUALITAS PELAYANAN RAWAT INAP DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR)” adalah

Bojonegoro, analisis Hukum Islam terhadap praktik akad sewa menyewa sawah sistem tahunan di Desa Kolong Kecamatan Ngasem kabupaten