• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ASUPAN MAKANAN DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANAK SD DI PERKOTAAN Hubungan Asupan Makanan Dengan Tingkat Kebugaran Anak Sd Di Perkotaan Dan Pedesaan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ASUPAN MAKANAN DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANAK SD DI PERKOTAAN Hubungan Asupan Makanan Dengan Tingkat Kebugaran Anak Sd Di Perkotaan Dan Pedesaan."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ASUPAN MAKANAN DENGAN TINGKAT

KEBUGARAN JASMANI ANAK SD DI PERKOTAAN

DAN PEDESAAAN

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh :

ANISTIA LARAS PRATIWI

J 120 110 086

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

HUBUNGAN ASUPAN MAKANAN DENGAN TINGKAT

KEBUGARAN JASMANI ANAK SD DI PERKOTAAN DAN

PEDESAAAN

Oleh:

Nama : Anistia Laras Pratiwi

Nim : J 120.110.086

Telah Membaca Dan Mencermati Naskah Artikel Publikasi Ilmiah, Yang Merupakan Ringkasan Skripsi (Tugas Akhir) Dari Mahasiswa Tersebut

Surakarta, 4 November 2015

Menyetujui Pembimbing I

Wahyuni,S.Fis.,M.Kes

Pembimbing II

(3)

ABSTRAK

PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI, 2 NOVEMBER 2015

ANISTIA LARAS PRATIWI / J120110086

“HUBUNGAN ASUPAN MAKANAN DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANAK SD DIPERKOTAAN DAN PEDESAAN”

V BAB, 37 Halaman.

(Dibimbing Oleh: Wahyuni, S.Fis., M.Kes dan Dwi Rosella Komala Sari, S.Fis., M.Fis.)

Latar Belakang: Seiring berjalannya waktu, kemajuan teknologi semakin berkembang dan alat-alat transportasi semakin memadai. Terjadi pula perubahan dalam budaya, dari budaya gerak menjadi budaya diam. Sehingga anak-anak cenderung menghilangkan aktifitas fisik dalam berbagai kegiatannya. Pada masa anak-anak ini terdapat bahaya yang berhubungan dengan aktifitas fisik salah satunya adalah kegemukan yang disebabkan oleh pola asupan makan yang tidak benar, sehingga dapat mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani.

Tujuan: Mengetahui adanya hubungan asupan makanan dengan tingkat kebugaran jasmani anak SD di perkotaan dan pedesaan.

Manfaat Penelitian: Dapat mengetahui hubungan asupan makanan dengan tingkat kebugaran jasmani anak SD di perkotaan dan pedesaan.

Metode Penelitian: Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah observasional dengan rancangan penelitian Cross Sectional. Teknik pengambilan sampel secara

Purposive Sampling dengan kriteria insklusi dan eksklusi. Pengukuran asupan

makanan dengan menggunakan Food Recall 24 Jam dan tingkat kebugaran jasmani menggunakan Beep Test. Analisis statistik menggunakan Chi-Square. Hasil Penelitian: Analisa statistik didapatkan hasil asupan makanan dengan tingkat kebugaran jasmani anak SD di perkotaan tidak ada hubungan (

p-value=0,677 atau > 0,05) dengan koefisien kontingensinya lemah (r = 0,246). Dan

dipedesaan terdapat hubungan antara hasil asupan makanan dengan tingkat kebugaran jasmani anak SD (p-value=0,004 atau < 0,05) dengan koefisien kontingensinya sedang (r = 0,544).

Kesimpulan: Secara statistik asupan makanan tidak signifikan mempengaruhi kebugaran jasmani anak SD di perkotaan. Asupan makanan signifikan mempengaruhi kebugaran jasmani anak SD di pedesaan.

(4)

PENDAHULUAN

Seiring berjalannya waktu, kemajuan teknologi semakin berkembang dan alat-alat transportasi semakin memadai. Terjadi pula perubahan dalam budaya, dari budaya gerak menjadi budaya diam. Sehingga anak-anak cenderung menghilangkan aktifitas fisik dalam berbagai kegiatannya. Contoh saat pergi ke sekolah mereka cenderung menggunakan kendaraan sebagai alat transportasi, dan saat di mall menggunakan lift atau eskalator daripada menggunakan tangga. Akibatnya, rendahnya tingkat kebugaran jasmani anak (Kahri, 2011).

Asupan makanan adalah semua makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh tubuh setiap harinya. Biasanya asupan makanan di pelajari dan dikembangkan untuk di hubungkan dengan keadaan gizi masyarakat suatu wilayah atau individu. Salah satunya adalah anak-anak sekolah dasar.

Anak usia tingkat sekolah dasar sangat rawan terhadap asupan makanan yang buruk karena pada usia ini anak-anak senang bermain tanpa memperhatikan asupan makanannya, sehingga banyak kejadian kurangnya gizi pada usia anak sekolah dasar ini

(5)

menyerap pelajaran, tidak mudah terserang penyakit dan dapat berprestasi secara optimal, baik dibidang pendidikan maupun dibidang olahraga, dengan begitu anak dapat dipersiapkan untuk menjadi atlet lebih dini apabila berminat dalam cabang olahraga tertentu.

LANDASAN TEORI

Aktifitas anak sekolah dasar yang masih dalam proses pertumbuhan sangat rentan dengan tingkat kebutuhan asupan gizi yang seimbang untuk mendukung aktifitas dan pertumbuhan fisiknya.

Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk dapat melakukan aktifitas sehari-hari sesuai pekerjaan tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luang (Suharjana, 2005). Kesegaran jasmani didefinisikan sebagai suatu keadaan yang dimiliki atau dicapai seseorang dalam kaitannya dengan kemampuan untuk melakukan aktifitas fisik (Anam dkk, 2010).

(6)

karakteristik yang dapat dikaji dan dipahami karena setiap umur karakter anak akan berbeda.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, dengan desain penelitian one shot case. Penelitian ini dilakukan di SDIT Nur Hidayah Kerten, Surakarta dan di SDIT Jumapolo, Sukoharjo. Adapun waktu penelitian dilakukan pada 16 September dan 6 Oktober 2015 sebanyak 120 responden. Pada penelitian ini variabel dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :

1) Independent variable, yaitu : Anak SD di Perkotaan dan Pedesaan

2) Dependent variable, yaitu : Asupan Makanan dengan Tingkat

Kebugaran Jasmani

HASIL PENELITIAN

Pada penelitian ini responden yang masuk kedalam kriteria inklusi dan ekslusi didapat sebanyak 72 anak dengan masing-masing dari SDIT Nurhidayah Kerten sebanyak 36 anak dan dari SDIT Jumapolo sebanyak 36 anak. Berdasarkan hasil uji Chi-Square hubungan asupan makanan dengan tingkat kebugaran jasmani di perkotaan, tidak terdapat hubungan antara asupan makanan dengan tingkat kebugaran jasmani anak SD (nilai

p-value = 0,677 atau > 0,05) dengan koefisien kontingensinya lemah (r =

(7)

dengan tingkat kebugaran jasmani anak SD (nilai p-value = 0,004 atau < 0,05) dengan hubungan koefisien kontingensi sedang (r = 0,544).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SDIT Nur Hidayah Kerten dan SDIT Jumapolo Sukoharjo mengenai hubungan asupan makanan dengan tingkat kebugaran jasmani anak SD di perkotaan dan pedesaan, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Secara uji statistik tidak ada hubungan asupan makanan dengan tingkat kebugaran jasmani anak SD di perkotaan dengan nilai p-value = 0,677 atau > 0,05 dengan koefisien kontingensinya lemah (r = 0,246).

2. Secara uji statistik ada hubungan asupan makanan dengan tingkat kebugaran jasmani anak SD di pedesaan dengan nilai p-value = 0,004 atau < 0,05dengan hubungan koefisien kontingensi sedang (r = 0,544).

Saran

1. Melakukan penelitian lanjutan dengan responden yang lebih banyak sehingga dapat mewakili jumlah populasi dengan kriteria desa dan kota yang ada dan kurang sepadan antara keduanya dari faktor ekonomi

(8)

hasil yang didapatkan mendekati sempurna tanpa dipengaruhi oleh hasil pengukuran yang lain,

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Adi, B. 2010. Meningkatkan Kebugaran Jasmani Anak Sd Melalui Latihan Kebugaran

Aerobik. Dosen jurusan PPSD FIP UNY.

Aini S.N. 2012. Faktor Risisko yang Berhubungan dengan Kejadian Gizi Lebih pada Remaja

di Perkotaan. Unnes J of Public Health.

Amstrong, N.,Welsman. 2005. Essay : Physichology of the Child Athlete. The Lancet. Artaria, Myrtati Dyah. 2010. Perbedaan antara Laki-Laki dan Perempuan : Penelitian

Antropometris pada Anak-Anak umur 6-19 tahun. Surabaya : Jurnal Masyarakat

Kebudayaan dan Politik.

Anam, MS.,Mexitalia, M.,dkk. 2010. Pengaruh Intervensi Diet dan Olah Raga Terhadap

Indeks Massa Tubuh, Lemak Tubuh, dan Kesegaran Jasmani pada Anak Obes.

Semarang : Sari Pediatri, Vol. 12, No. 1.

Dahlan, M. Sopiyudin. 2009. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika.

Depkes Republik Indonesia. 2005. Petunjuk Teknis Pengukuran Kebugaran Jasmani. Dirjen

Bina Kesehatan Masyarakat. Departemen Kesehatan: Jakarta.

Eka, S. 2011. Konsep Anak Usia Sekolah. Diakses: 29 Juni 2015.

http://www.scribd.com/mobile/doc/82825263/Konsep-Anak-Usia-Sekolah.

Ethasari, Rossa Kurnia. 2014. Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan Dengan Kesegaran Jasmani Dan Status Gizi Pada Anak Sekolah Dasar di SD Negeri Padangsari 02

Banyumanik. Artikel Penelitian. Semarang : Universitas Diponegoro.

Kahri, M. 2011. Pengaruh Pendidikan Jasmani Melalui Aktifitas Bermain Terhadap Kebugaran Jasmani, Perkembangan Kemampuan Fisik Anak Dayak Loksado

Dengan Anak Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan.

Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Jilid I. Jakarta: Erlangga. Nugrahaini. 2009. Hubungan Tingkat Konsumsi Karbohidrat, Protein, dan Lemak Dengan

Kesegaran Jasmani Anak Sekolah Dasar di SDN Kartasura 1. Skripsi. Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Sajoto, M. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang: Dahara Prize.

Saryono. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Supariasa, I Nyoman. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah.

Wianti, E. 2013. Tugas Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar. Diakses: 29 Juni 2015.

(10)

Winichagoon, Pranee.,E-Siong Tee,dkk. 2004. Proceeding of The Workshop on

Food-Consumption Survey in Developing Countries : Future Challenges, Food and

Nutrition Bulletin.

Yusup, M. 2013. Perbandingan Profil Tingkat Kebugaran Jasmani Dan Perilaku Sosial

Antara Siswa Smp Di Daerah Pedesaan Dengan Siswa Di Perkotaan. S1 thesis.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kurikulum 2013 sebagaimana tercantum dalam PP Nomor 32 tahun 2013 dan Permendikbud Nomor 69 tahun 2013 yang dimaksud dengan struktur kurikulum adalah

Sesuai dengan Perpres No.4 tahun 2015 perubahan ke 4 perpres No 54 tahun 2010 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah pasal 109 ayat 7 point c apabila

Kesimpulan yang dihasilkan adalah apakah hasil analisa sistem pakar sesuai dengan alternatif jurusan pilihan responden (minat). Jika salah satu alternatif sama

[r]

Penyelenggaraan internet banking merupakan penerapan atau aplikasi teknologi informasi yang terus berkembang dan dimanfaatkan untuk menjawab keinginan nasabah perbankan yang

Sedangkan, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengelolaan kelas dari dosen dan mahasiswa dari kelas Intensive Course di Program Studi Pendidikan Bahasa

Regina sudah ekonomis atau belum, penulis menghitung jumlah persediaan bahan baku menggunakan rumus metode Economical Order Quantity ( EOQ ) dan membandingkannya dengan

Analisis Pengaruh Harga, Kualitas Produk, dan Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan (Studi Pada Waroeng Spesial Sambal Cabang Lampersari Semarang)..