• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS BIAYA DAN GAMBARAN PENGOBATAN PADA PASIEN DIARE RAWAT INAP DENGAN PROGRAM BPJS Analisis Biaya Dan Gambaran Pengobatan Pada Pasien Diare Rawat Inap Dengan Program Bpjs Di Rsud Dr. Moewardi Tahun 2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS BIAYA DAN GAMBARAN PENGOBATAN PADA PASIEN DIARE RAWAT INAP DENGAN PROGRAM BPJS Analisis Biaya Dan Gambaran Pengobatan Pada Pasien Diare Rawat Inap Dengan Program Bpjs Di Rsud Dr. Moewardi Tahun 2014."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS BIAYA DAN GAMBARAN PENGOBATAN PADA

PASIEN DIARE RAWAT INAP DENGAN PROGRAM BPJS

DI RSUD Dr. MOEWARDI TAHUN 2014

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:

SAKTYA AYU DONNA PRACILLIA

K100100113

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SURAKARTA

(2)
(3)

ANALISIS BIAYA DAN GAMBARAN PENGOBATAN PADA PASIEN DIARE RAWAT INAP DENGAN PROGRAM BPJS DI RSUD Dr.MOEWARDI TAHUN

2014

COST ANALYSIS AND MEDICATION DESCRIPTION OF DIARRHEA INPATIENTS WITH BPJS PROGRAM AT RSUD DR. MOEWARDI IN 2014

Suharsono1, Suprapto2, Saktya Ayu Donna P3 Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK

Diare atau gastroenteritis merupakan alasan utama pencarian perawatan medis pada pasien. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis biaya dan menggambarkan pengobatan pada pasien rawat inap program BPJS penderita diare dan penyakit penyertanya di RSUD Dr. Moewardi tahun 2014. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif non-eksperimental dengan pengambilan data secara retrospektif (backward looking) menggunakan desain deskriptif yang diambil dari data sekunder catatan medis pasien diare yang di rawat inap dengan program BPJS di RSUD Dr. Moewardi tahun 2014. Didapatkan data sebanyak 28 kasus yang memenuhi kriteria inklusi. Biaya yang dihitung adalah biaya medik langsung yang meliputi biaya obat, biaya rawat inap, biaya laboratorium, biaya visite, biaya tindakan dan alat kesehatan serta biaya administrasi. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) Golongan obat yang digunakan pada pasien rawat inap program BPJS penderita diare dan penyakit penyertanya di RSUD Dr. Moewardi tahun 2014 adalah Cairan Rehidrasi (100%) antara lain RL sebanyak 17 kasus (65,38%), dan asering digunakan sebanyak 9 kasus (34,62%). Golongan antitukak lambung digunakan sebanyak 28 pasien (21,05%), golongan adsorben digunakan sebanyak 20 pasien (15,03%), golongan antibiotik sebanyak 19 pasien (14,28%), golongan antiemetik sebanyak 15 pasien (11,27%), dan suplemen digunakan sebanyak 15 pasien (11,27%). (2) Rerata total biaya (direct medical cost) terapi diare dan penyakit penyertanya untuk setiap kelas perawatan yaitu kelas VIP sebesar Rp.3.239.007 ± Rp.1.914.830; kelas I sebesar Rp.1.522.475 ± Rp.0; kelas II sebesar Rp.2.964.331 ± Rp.368.155; kelas III sebesar Rp.2.043.954 ± Rp.1.716.563.

Kata kunci : gambaran pengobatan, analisis biaya, diare, RSUD Dr. Moewardi

ABSTRACT

Diarrhea or gastroenteritis is the main reason for the patients to search for medical treatment. The purpose of this research is to analyze the cost and to describe the therapy procedure of BPJS patients who suffer from diarrhea with its other conditional diseases at RSUD Dr. Moewardi in 2014. This research was done by using non-experimental descriptive method of retrospective data (backward looking) with descriptive design taken from the secondary data which is the medical record of patients with diarrhea who applied BPJS program at RSUD Dr. Moewardi Surakarta in 2014. Data obtained which meet the criteria of inclusion are 28 cases. The calculated costs are general medical costs which include drug cost, hospitalization cost, laboratory cost, visit cost, action cost and health tools and administration cost. The results of this research indicated that (1) the medicine used for the diarrhea inpatients with BPJS program at RSUD Dr. Moewardi in 2014 are Rehydration Fluid (100%) such as RL for 17 cases (65,38%), and asering is used for 9 cases (34,62%). The antipeptic is used for 28 patients (21.05%), the adsorbent is used for 20 patients (15, 03%), the antibiotic is used for 19 patients (14, 28%), the antiemetic is used for 15 patients (11.27%), and a supplement is used for 15 patients (11.27%). (2) The average total costs (general medical cost) of diarrhea with its other conditional disease for each class treatment are: VIP class is Rp. 3.239.007 ± Rp 1.914.830; 1st class is Rp. 1.522.475± Rp.0; 2nd class is Rp.2.964.331 ± Rp.368.155; and 3rd class is Rp.2.043.954 ± Rp.1.716.563.

(4)

PENDAHULUAN

Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitas-nya yang masih tinggi. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya angka kesakitan diare dari tahun ke tahun. Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan dari tahun 2000 s/d 2010 terlihat kecenderungan insiden naik. Pada tahun 2000 IR (Insidensi Ratio) penyakit diare 301/1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374/1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423/1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk (Kemenkes, 2011a).

Penyebab sebagian besar diare akut adalah infeksi. Dampak yang terjadi akibat infeksi saluran cerna antara lain: pengeluaran toksin yang dapat menimbulkan gangguan sekresi dan rearbsorpsi cairan dan elektrolit dengan akibat dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit dan gangguan keseimbangan asam basa (Subianto et al., 2001).

Biaya pelayanan kesehatan di beberapa negara semakin meningkat dari tahun ke tahun, selain itu dengan dipasarkannya obat baru dengan harga yang lebih mahal menyebabkan biaya obat per tahun terus meningkat. Namun demikian, dengan anggaran belanja yang terbatas, menyebabkan anggaran untuk obat maupun pelayanan kesehatan menjadi semakin terbatas. Ekonomi kesehatan menggunakan prinsip ekonomi untuk masalah kesehatan yang dapat membantu mengambil keputusan dalam menentukan pilihan dalam keterbatasan sumber daya yang ada (Andayani, 2013).

Penelitian yang dilakukan Septin Handayani (2012) menunjukkan bahwa rata-rata biaya terapi pasien diare secara keseluruhan adalah biaya obat untuk diare spesifik yaitu sebesar Rp.288.189 ± Rp.327.220 dan untuk diare non-spesifik sebesar Rp.214.357 ± Rp.815.947, rata-rata total biaya untuk diare spesifik Rp.447.446 ± Rp.330.364 dan untuk diare non-spesifik sebesar Rp.422.559 ± Rp.120.687 dan total biaya terapi diare untuk setiap kelas perawatan paling besar terdapat pada kelas 1 yaitu sebesar Rp.580.087 ± Rp.436.259.

(5)

khasiat (efikasi) dan keamanan (safety) saja, tetapi juga menganalisis dari segi ekonominya. Studi khusus yang mempelajari hal ini disebut dengan nama farmakoekonomi (Trisna, 2007).

Penelitian ini menggunakan cost analysis (analisis biaya). Cost analysis bertujuan untuk memperkirakan besarnya sumber daya yang dibutuhkan untuk keadaan atau penyakit tertentu dan digunakan untuk membandingkan pengaruh dari suatu penyakit dibandingkan dengan penyakit lain atau pengaruh ekonomi dari suatu penyakit pada suatu daerah dibandingkan dengan daerah lain (Andayani, 2013).

Jaminan Kesehatan yang diberikan kepada pasien merupakan bagian dari sistem jaminan sosial nasional yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory). Undang-Undang No.40 Tahun 2004 tentang SJSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional) dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak. Manfaat kartu BPJS adalah peserta berhak memperoleh manfaat jaminan kesehatan yang bersifat pelayanan kesehatan perorangan, mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang diperlukan (Kemenkes, 2013).

Penelitian dilakukan untuk memberikan gambaran pengobatan yang diberikan kepada pasien diare dan juga mengetahui komponen biaya yang ditanggung pasien melalui program BPJS. Pemilihan tempat penelitian di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi karena merupakan salah satu rumah sakit di wilayah Surakarta dengan pelayanan unggulan sebagai fasilitas pelayanan publik milik pemerintah sehingga banyak dijadikan tujuan untuk pelayanan kesehatan pasien diare.

METODOLOGI PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif non-eksperimental dengan pengambilan data secara retrospektif (backward looking) menggunakan desain deskriptif yang diambil dari data sekunder catatan medis pasien diare yang di rawat inap dengan program BPJS di RSUD Dr. Moewardi tahun 2014.

Definisi Operasional

(6)

2. Biaya medik langsung (direct medical cost). Perhitungan biaya dibatasi pada direct medical cost, yaitu seluruh biaya yang telah dikeluarkan pasien terkait dengan

pelayanan jasa medis untuk terapi diare. Komponen atau macam biaya terapi diare meliputi: biaya administrasi, biaya rawat inap, biaya pemeriksaan laboratorium, biaya tindakan dan alat kesehatan, biaya obat, serta biaya visite. Biaya ini dapat diperoleh di bagian keuangan rumah sakit. Biaya ini dapat dihitung dengan menjumlahkan biaya administrasi, biaya rawat inap, biaya pemeriksaan laboratorium, biaya tindakan dan alat kesehatan, biaya obat, serta biaya visite.

3. Biaya obat adalah biaya untuk obat diare dan penyakit penyertanya pasien rawat inap program BPJS berdasarkan kuitansi yang diperoleh di bagian pendapatan RSUD Dr. Moewardi tahun 2014.

4. Biaya tindakan dan alat kesehatan adalah biaya yang dikeluarkan oleh pasien untuk membeli alat kesehatan penunjang pengobatan selama dirawat inap di RSUD Dr. Moewardi dan mencakup seluruh biaya tindakan medis yang dilakukan terhadap pasien sejak dirawat di rumah sakit antara lain: penyuntikan dan pemasangan infus, dihitung berdasarkan kuitansi yang diperoleh di bagian pendapatan RSUD Dr. Moewardi. 5. Biaya administrasi adalah biaya yang dikeluarkan oleh pasien untuk membayar biaya

pendaftaran rujukan di RSUD Dr. Moewardi.

6. Biaya laboratorium adalah biaya yang dikeluarkan oleh pasien untuk pemeriksaan laboratorium baik saat menegakkan diagnosa, pemantau efek samping, kemajuan terapi ataupun menentukan hasil akhir terapi.

7. Biaya rawat inap adalah biaya yang dikeluarkan oleh pasien untuk mendapatkan fasilitas perawatan berupa kamar perawatan sesuai kelas perawatan di RSUD Dr. Moewardi.

8. Biaya visite adalah biaya yang dikeluarkan oleh pasien untuk mendapatkan fasilitas perawatan berupa kunjungan dokter.

9. Biaya total perawatan adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan pasien rawat inap dengan program BPJS penderita diare dan penyakit penyertanya di RSUD Dr. Moewardi tahun 2014 dari awal masuk hingga keluar dari RSUD Dr. Moewardi dalam keadaan sembuh, meliputi: biaya administrasi, biaya rawat inap, biaya pemeriksaan laboratorium, biaya tindakan dan alat kesehatan, biaya obat, serta biaya visite.

Alat dan Bahan

(7)

2. Tarif biaya pasien dengan program BPJS di RSUD Dr. Moewardi tahun 2014.

Bahan dan sumber data penelitian yang digunakan adalah rekam medis dan kuitansi (rincian biaya medik langsung) pasien diare rawat inap di RSUD Dr. Moewardi tahun 2014.

Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi yang digunakan adalah pasien diare rawat inap RSUD Dr. Moewardi dengan data berasal dari rekam medis tahun 2014 dan memenuhi kriteria inklusi yaitu: a. Pasien diare yang menjalani rawat inap dengan program BPJS di RSUD Dr. Moewardi

pada tahun 2014 (semua umur).

b. Pasien dengan diagnosa utama diare dengan penyakit lain.

Sedangkan untuk kriteria ekslusi adalah pasien diare program BPJS di RSUD Dr. Moewardi tahun 2014 yang pulang APS (Atas Permintaan Sendiri) dan pasien meninggal dunia selama dalam perawatan.

2. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah sebagian pasien diare dan penyakit penyertanya dengan program BPJS di RSUD Dr. Moewardi pada tahun 2014 dan memenuhi kriteria inklusi. Populasi pasien diare rawat inap di RSUD Dr. Moewardi tahun 2014 adalah sebesar 659 orang. Sedangkan populasi pasien diare rawat inap dengan program BPJS di RSUD Dr. Moewardi tahun 2014 sebesar 183 orang. Dari 183 orang, 20 orang adalah pasien APS dan meninggal dunia. Sedangkan 135 orang terdapat masalah dalam pendokumentasian data pada rekam medis, antara lain: data rekam medis yang kurang lengkap, data rekam medis tidak ada, dan data rekam medis yang diagnosa utamanya bukan penyakit diare. Sehingga hanya didapat sampel yang memenuhi kriteria inklusi sebesar 28 orang.

Tempat Penelitian

(8)

Analisis Data

Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis secara deskriptif:

1. Demografi pasien meliputi jenis kelamin, umur, diagnosa (dikelompokkan berdasarkan diare spesifik dan non-spesifik) dan lama rawat inap. Persentase pada gambaran subjek penelitian dihitung berdasarkan jumlah pasien.

2. Gambaran pengobatan diare meliputi golongan obat diare maupun golongan obat penyakit penyerta yang digunakan. Persentase penggunaan obat dihitung berdasarkan jumlah pasien yang menggunakan tiap obat dibagi banyaknya pasien dalam penelitian dikalikan 100%.

3. Analisis berdasar sudut pandang rumah sakit:

a. Komponen dan biaya medik langsung rata-rata yang meliputi:

1) Biaya obat pasien diare selama rawat inap (obat diare maupun obat penyakit penyertanya).

2) Biaya administrasi.

3) Biaya tes laboratorium yang dihitung berdasarkan total jenis pemeriksaan lab yang dilakukan pasien selama rawat inap.

4) Biaya tindakan dan alat kesehatan, biaya meliputi: biaya pemasangan infus dan penyuntikan, termasuk biaya alat kesehatan yang digunakan selama rawat inap. 5) Biaya rawat inap berdasarkan kelas perawatan dihitung berdasarkan lama rawat

inap.

6) Biaya visite dihitung berdasarkan frekuensi kunjungan dokter tiap pasien.

b. Biaya total yang dikeluarkan pasien rawat inap dengan program BPJS penderita diare dan penyakit penyertanya di RSUD Dr. Moewardi pada tahun 2014. Biaya ini dihitung dengan menjumlahkan biaya setiap komponen, yaitu biaya administrasi, biaya rawat inap, biaya laboratorium, biaya tindakan dan alat kesehatan, biaya visite, dan biaya obat selama rawat inap.

c. Besar biaya medik rata-rata pasien rawat inap program BPJS penderita diare dan penyakit penyertanya di RSUD Dr. Moewardi pada tahun 2014 berdasarkan kelas perawatan. Biaya ini dihitung dengan menjumlahkan biaya rata-rata setiap komponen selama rawat inap untuk masing-masing kelas perawatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

(9)

dan meninggal dunia. Sedangkan 135 orang terdapat masalah dalam pendokumentasian data pada rekam medis, antara lain: data rekam medis yang kurang lengkap, data rekam medis tidak tersedia, dan data rekam medis yang diagnosa utamanya bukan penyakit diare. Sehingga hanya didapat sampel yang memenuhi kriteria inklusi sebesar 28 orang, seperti pasien dengan diagnosa utama diare dengan atau tidak adanya penyakit lain, menjalani perawatan di RSUD Dr. Moewardi dengan program BPJS tahun 2014 dan mempunyai informasi lengkap di rekam medis.

Karakteristik Pasien Diare

Berdasarkan catatan rekam medik tersebut dicatat nomor register, jenis kelamin, umur, lama rawat inap, diagnosis pasien dan profil penggunaan obat beserta dosisnya. 1. Jenis Kelamin

Tabel 1. Distribusi Pasien Rawat Inap Program BPJS Penderita Diare dan Penyakit Penyertanya di RSUD Dr. Moewardi tahun 2014 berdasarkan jenis kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Pasien Persentase %

(N)

1 Laki-Laki 16 57,14 %

2 Perempuan 12 42,86 %

Total 28 100,00 %

2. Umur

Tabel 2. Distribusi Pasien Rawat Inap Program BPJS Penderita Diare dan Penyakit Penyertanya Berdasarkan Umur di RSUD Dr. Moewardi tahun 2014

Usia Jumlah Pasien Persentase (%)

(N)

0 – 5 tahun 5 17,86 %

6 – 11 tahun - -

12 – 25 tahun 2 7,14%

26 – 45 tahun 4 14,29%

46 – 65 tahun 11 39,29%

>65 tahun 6 21,42 %

Jumlah 28 100,00 %

3. Lama Perawatan Pasien

Lama perawatan pasien diare dapat dilihat pada tabel 3 berikut.

Tabel 3. Persentase Lama Perawatan Pasien Diare dan Penyakit Penyertanya Program BPJS di RSUD Dr. Moewardi tahun 2014

Lama rawat inap (hari) Jumlah Pasien Persentase (%)

(N)

1 - 5 20 71,43 %

6 – 10 5 17,86 %

> 10 hari 3 10,71 %

Jumlah 28 100,00 %

4. Diare berdasarkan diagnosa

Tabel 4. Distribusi Pengelompokan Diagnosis Penyakit Diare dan Penyakit Penyerta di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi tahun 2014

Diagnosa Jumlah Pasien Persentase (%)

(N)

Diare Spesifik 14 50,00 %

Diare Non-Spesifik 14 50,00 %

(10)

Profil Penggunaan Obat

Pengobatan pada pasien diare dan penyakit penyertanya di RSUD Dr. Moewardi Surakarta diklasifikasikan menurut golongan dan jenis obatnya yang didasarkan pada penyakit pasien baik diare maupun penyakit lain yang menyertai, sehingga peresepannya sangat beragam untuk macam dan jenis obatnya. Golongan obat dan jenis obat yang digunakan pada pasien rawat inap dengan program BPJS penderita diare dan penyakit penyertanya di RSUD Dr. Moewardi tahun 2014 adalah sebagai berikut:

1. Cairan Rehidrasi

Tabel 5. Distribusi Jenis Resusitasi Cairan yang Diterima oleh Pasien diare dan Penyakit Penyertanya di Instalasi Rawat Inap Program BPJS Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta tabun

2014

No Jenis Cairan Jumlah Persentase

(N)

1 RL 17 65,38 %

2 Asering 9 34,62 %

Total 26 100.00 %

2. Obat-obat yang Digunakan

Tabel 6. Distribusi penggolongan obat dengan penyakit penyerta maupun tanpa penyakit penyerta yang diterima oleh pasien diare rawat inap program BPJS

di RSUD Dr. Moewardi tahun 2014

No Golongan Obat Nama Obat Jumlah Persentase (N)

1 Adsorben Attapulgit 20 15,03%

2 Antibiotik Cefotaxime, Ceftriaxone, Ampicillin, Cotrimaxazol, Ciprofloxacin, Ceftazidime, Tetrasiklin, Spironolakton

19 14,28%

3 Analgetik-antipiretik Parasetamol, Fentanyl, Analsik 9 6,76% 4 Antiemetik Domperidon, Metoclopramide,

Ondancentron, Cendatron, Narfoz, Piralen

15 11,27%

5 Probiotik Lacto B 2 1,50%

6 Antitukak Ranitidin, Omeprazole, Lansoprazole, Pantozole, Dexanta, Antasida

28 21,05%

7 Antiamoeba Metronidazole 6 4,51%

8 Suplemen Vit B, Vit K, Vit A, Zinc sulfate 15 11,27%

9 Ekspektoran Codipront 1 0,75%

10 Diuretik Furosemide 1 0,75%

11 Glukokortikoid Metilprednisolon 2 1,50%

12 Anestetik Propofol 1 0,75%

13 Hipnosis Sedacum, Fortanest 2 1,50%

14 Antimotilitas Inamid, Loperamide 2 1,50%

15 Insulin Novomix 30 flexpen, Novorapid flexpen, Humulin R

4 3,00%

16 Antihipertensi Captopril 1 0,75%

17 Antiangina Isosorbit dinitrat 2 1,50%

18 Larutan Rehidrasi Oral

Oralit 3 2,26%

Analisis Biaya

(11)

penting dalam pengelolaan penyakit diare dan penyakit penyertanya, sehingga biaya obat yang murah menjadi harapan setiap orang.

Analisis komponen biaya pengobatan dilakukan terhadap pasien dengan diagnosa diare dan penyakit penyertanya untuk setiap kelas perawatan. Komponen biaya yang dianalisis meliputi biaya obat, biaya rawat inap, biaya pemeriksaan laboratorium, biaya tindakan dan alat kesehatan, biaya administrasi dan biaya visite. Kelas perawatan yang terdapat di RSUD Dr. Moewardi meliputi kelas VIP, kelas I, kelas II dan kelas III. Biaya perawatan untuk masing-masing kelas mempunyai tarif yang berbeda.

1. Biaya Administrasi

Tabel 7. Biaya administrasi pada Pasien Rawat Inap Program BPJS Penderita Diare dan Penyakit Penyertanya di RSUD Dr. Moewardi tahun 2014

Diagnosa Kelas VIP

(Rp ± SD) N

2. Biaya Rawat Inap

Tabel 8. Biaya Rawat Inap Pasien Diare dan Penyakit Penyertanya di RSUD Dr. Moewardi Tahun 2014

Diare Spesifik 850.000 ±

603.505 9 0 ± 0 0 880.000 ± 0 1

3. Biaya Laboratorium

Tabel 9. Biaya laboratorium untuk Pasien Rawat Inap Program BPJS Penderita Diare dan Penyakit Penyertanya di RSUD Dr. Moewardi tahun 2014

Diagnosa Kelas VIP

4. Biaya Tindakan dan Alat Kesehatan

Tabel 10. Rata-rata Biaya Tindakan dan Alkes Pasien Diare Rawat Inap di RSUD Dr. Moewardi tahun 2014

(12)

5. Biaya Visit

Tabel 11. Biaya Visite Pasien Rawat Inap Program BPJS Penderita Diare dan Penyakit Penyertanya di RSUD Dr. Moewardi tahun 2014

Diagnosa Kelas VIP

Diare Spesifik 270.278 ±

219.119 9 0 ± 0 0 346.500 ± 0 1

Tabel 12. Rata-rata Biaya Obat Baik Obat Diare maupun Penyakit Penyerta untuk Pasien Diare Rawat Inap di RSUD Dr. Moewardi tahun 2014

7.

Diare Spesifik 1.044.595 ±

853.024 9 0 ± 0 0 1.092.576 ± 0 1

1.075.530 ±

1.188.253 4

Diare Non-Spesifik 1.369.268 ±

699.978 3 362.250 ± 0 1

Tabel 13. Rata-Rata Biaya Pengobatan Diare Spesifik dan Penyakit Penyertanya untuk Setiap Kelas Perawatan

Tabel.14 Rata-Rata Biaya Pengobatan Diare Non-Spesifik dan Penyakit Penyertanya untuk Setiap Kelas Perawatan

1. Biaya administrasi 2. Biaya rawat inap 3. Biaya laboratorium

4. Biaya tindakan dan alat kesehatan 5. Biaya visit

(13)

Tabel 15. Rata-Rata Total Biaya Terapi Diare dan Penyakit Penyerta untuk setiap kelas Perawatan Pasien Rawat Inap dengan program BPJS di RSUD Dr. Moewardi Tahun 2014

Diagnosa Kelas VIP

(Rp ± SD)

Kelas I (Rp ± SD)

Kelas II

(Rp ± SD) Kelas III (Rp ± SD)

Diare Spesifik 3.765.556 ±

2.810.097 0 ± 0 4.849.726 ± 0 2.521.543 ± 2.142.829

Diare Non-Spesifik 2.712.459 ±

1.019.564 1.522.475 ± 0 1.078.936 ± 368.155 1.566.366 ± 1.290.298

Rerata Total 3.239.007 ±

1.914.830 1.522.475 ± 0 2.964.331 ± 368.155 2.043.954 ± 1.716.563

KESIMPULAN

1. Golongan obat yang digunakan pada pasien rawat inap program BPJS penderita diare dan penyakit penyertanya di RSUD Dr. Moewardi tahun 2014 adalah Cairan Rehidrasi (100%) antara lain RL sebanyak 17 kasus (65,38%), dan asering digunakan sebanyak 9 kasus (34,62%). Golongan antitukak lambung digunakan sebanyak 28 pasien (21,05%), golongan adsorben digunakan sebanyak 20 pasien (15,03%), golongan antibiotik sebanyak 19 pasien (14,28%), golongan antiemetik sebanyak 15 pasien (11,27%), dan suplemen digunakan sebanyak 15 pasien (11,27%).

2. Rerata total biaya (direct medical cost) terapi diare dan penyakit penyertanya untuk setiap kelas perawatan yaitu kelas VIP sebesar Rp.3.239.007 ± Rp.1.914.830; kelas I sebesar Rp.1.522.475 ± Rp.0; kelas II sebesar Rp.2.964.331 ± Rp.368.155; kelas III sebesar Rp.2.043.954 ± Rp.1.716.563.

Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya biaya pengobatan medik langsung kasus diare.

2. Perlunya perbaikan dalam pendokumentasian data-data dalam kartu rekam medik, seperti : bentuk tulisan yang lebih jelas, penulisan diagnosis yang lebih jelas, penulisan riwayat pasien lebih lengkap, pemeriksaan laboratorium pasien mengenai penyakit penyerta secara jelas dan bakteri penyebab penyakit dapat dijabarkan secara jelas.

DAFTAR PUSTAKA

Badan POM RI, 2008. Informatorium Obat Nasional Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Jakarta.

Depkes RI, 2011. Buku Saku Lintas Diare Edisi 2011, Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

(14)

Dipiro, J. T., Talbert, R. L., Yee, G. C., Matzke, G. R., Weels, B. G., Posey, L.M., 2005, Pharmacoterapy a Pathophysiologic Aproach Edition, Appleton and Lange, New York, 221-250.

Elin Yulinah Sukandar, dkk., 2009. ISO Farmakoterapi, PT.ISFI Penerbitan, Jakarta.

Inayah, L., 2006. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan, Jakarta: Salemba Medika.

Juffrie, M. et al., 2011. Diare Akut dan Diare Persisten. Dalam : Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi. In Jakarta: IDAI, pp. 87–120.

Karyana, M., 2003. Analisis Biaya yang Ditanggung Keluarga Akibat Penyakit Diare Akut Pada Balita yang Berobat Ke Puskesmas Tugu Selatan Bulan Februari 2003, Tesis S2 http://jurnal.dikti.go.id/jurnal/detil/id/0:5389/q/pengarang:Karyana/offset/0/limit/15

Kemenkes RI, 2011a. Buletin data dan Kesehatan: Situasi Diare di Indonesia, Jakarta: Kemenkes

Kemenkes RI, 2011c. Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik, Jakarta: Kemenkes

Kemenkes RI, 2013. Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional, Jakarta: Kemenkes

Kolopaking, M.S., 2002, Penatalaksanaan Muntah dan Diare Akut, Naskah Simposium

Penatalaksanaan Kedaruratan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam II dalam

http://www.Interna.fk.ui.ac.id/ artikel/ darurat2002 /dar2_07.html

MIMS Indonesia, 2007, Petunjuk Konsultasi, PT Info Master, Jakarta.

Nathan, M. et al., 2005. Acute Infectious Diarrhea, (online) diakses dari http://www.wnysmart.org/refences/biological/infectiousdiarrhea.pdf

Pudjiadi S. 2010. Ilmu Gizi Klinis Pada Anak. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.

Priyanto, 2009, Farmakoterapin Terminologi Medis, Lembaga Studi dan Konsultasi Farmakologi, Depok.

Septin Handayani, 2012. Analisis Biaya dan Gambaran Pengobatan pada Pasien Diare di RSUD Banyudono Boyolali Tahun 2010, Fakultas Farmasi UMS, Surakarta.

Simatupang, M., 2004. Analisis Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada balita di Kota Sibolga Tahun 2003. Universitas Sumatera Utara.

Soebagyo, B., 2008, Diare Akut Pada Anak, Fakultas Kedokteran UNS, Surakarta.

(15)

Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Suharyono, 2008. Diare Akut Klinik dan Laboratorik 2nd ed., Jakarta: Rineka cipta.

Sulistyoningrum, P., 2006, Pola Pengobatan Diare Akut Pada Anak di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Islam Pekajangan selama periode September 2003 – September 2004, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta

Suraatmatja, Sudrajat. 2007, Kapita Selekta Gastroenterologi Anak. Sagung Seto: Jakarta.

Sutedjo, A., 2008. Mengenal Obat-Obatan Secara Mudah dan Aplikasinya dalam Perawatan, Yogyakarta: Amara book.

Su-Ting T. et al., 2007, Loperamide Therapy For Acute Diarrhea In Children: Systemic Review and Meta-Analysis http//:Plosmedicine.Org.

Tjandrawinata, R. R., 2000, Pharmacoeconomics to Its Basics Principles, Dexa Medica, Jakarta.

Tjay, T.H. & Rahardja, K., 2003. Obat-obat Penting, Jakarta: Elex media komputindo.

Tjay, T.H. & Rahardja, K., 2007. Obat-obat Penting, Jakarta: Elex media komputindo.

Tri Murti Andayani, 2013, Farmakoekonomi Prinsip dan Metodologi, Bursa Ilmu, Yogyakarta.

Trisna, Y., 2007, Aplikasi Farmakoekonomi dalam Pelayanan Kesehatan, Media Informasi farmasi Indonesia/edisi3/September-november.

Vogenberg, F. R., 2001, Introduction to Applied Pharmacoeconomics, McGraw-Hill Companies, USA.

WHO, 2003. The Treatment of Diarrhea, USA: WHO.

WHO, 2005. The Treatment Of Diarrhea, A manual for physicians and other senior health workers, USA: WHO.

Widjaja, M.C., 2002, Mengatasi Diare dan Keracunan Pada Balita, 1-11, Kawan Pustaka, Jakarta.

Gambar

Tabel 1. Distribusi Pasien Rawat Inap Program BPJS Penderita Diare dan Penyakit Penyertanya di RSUD Dr
Tabel 6. Distribusi penggolongan obat dengan penyakit penyerta maupun tanpa penyakit penyerta
Tabel 7. Biaya administrasi pada Pasien Rawat Inap Program BPJS Penderita Diare dan Penyakit
Tabel.14 Rata-Rata Biaya Pengobatan Diare Non-Spesifik dan Penyakit Penyertanya untuk Setiap Kelas Perawatan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dengan hak bebas royaiti non-eksklusif ini Unir-ersitas Sebelas Maret berhak menyimpan, mengaiihmediakan, mengelolanya dalam bentuk pangkaian data (database),

[r]

“Bagaimana peningkatan hasil belajar dan keterampilan berpikir kreatif siswa setelah diterapkannya Model Pembelajaran Contextual Teaching and1. Learning

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kenaikan dan penurunan pendapatan Pemerintah Daerah di Pulau Sulawesi berdasarkan analisis rasio ketergantungan keuangan

1) Membantu merekap pengambilan barang dari gudang. 2) Membantu merekap kwitansi pelunasan. 1) Mengamati dan membantu pada bagian finising dan perpisahan pada seluruh

Ahmad Syafii Maarif, MA adalah seorang cendekiawan yang berada dalam posisi otoritatif untuk berbicara tentang politik Islam terutama dalam kaitannya dengan masalah Islam dan

Mahasiswa/i dapat memahami pengertian, tujuan & landasan hukum kerukunan antar umat beragama 2.. Mahasiswa/i dapat

 Memahami cara kerja dari sistem dasar komunikasi satelit. Arsitektur jaringan