FTTJBTJNGAI\{
KADAR
SERTJM
FERITIN DENGA}I
KAI}AR
GULA
DARAH
PADA WANITA
POST
MENOPAUSE
DI KELT]RAHAN AIR
TAWAR
BARAT
KOTA
PADANG TAHT]N
2OO8Ole[
:qrTr
rcrArltJAH
05x12s0fl
Tesis
li'.-Sebagai Salah Satu
Syarat
Untuk
Memperoleh Getar Magister
Biomedik
PadaProgram
PascaSarjana Universitas Andalas
PROGRAM STUDI
II,MU BIOMEDIK
PASCA
SARJANA
TJMVERSITAS
AI\IDALAS
PADAIYG
TAIil]N
2OO8'
''i
\.*- l
,q
*s
PROGRAM PASCA SARJANA
ILMU BIOMEDIK
Tesis,Juli
2008Siti
Khadijah
HUBTINGAN
KADAR
SERUMF'ERITIN DENGAI\
KADAR
GULA DARAH
PADA WAI\NTA POST
MENOPAUSE
DI
KELT]RAHAN
AIR
TAWAR
BARAT KOTA
PADANGTAHUN
2OO8xiii
+ 53 halaman + 6 tabel+
II
lampiran*
5 gambar + 5 grafikABSTRAK
Wanita berusia diatas 50 tahun diperkirakan
di
tahun 2025 akan menjadi +50 juta
jiwa.
Rata-rata usia menopause wanita Indonesia adalah 50 tahun dan usia harapan hidup 70 tahun,jadi
ada selang waktu 20 tahun wanita mengalami masa menopause dengan segala konsekuensinya, diantaranya meningkatnya kadar serumferitin
sebagai marker resistensi insulin yang ditandai dengan peningkatan kadarglukosa darah. Penelitian
ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar serumferitin
dengan kadar gula darah pada wanita post menopausedi
KelurahanAir
Tawar Barat Kota Padang.Penelitian dilakukan dengan pendekatan
kuantitatif
disain cross sectional.Populasi
penelitian
adalahwanita yang
secaraklinis
diketahui
sudah post menopausedi
KelurahanAir
TawarBarat
Padang sebanyak69
orang denganmetode
purposive
sampling
mempertimbangkankriteria inklusi dan
ekslusi diperoleh sampel sebanyak 37 orang. Kadar serum feritin diperiksa dengan metodeElectrohemiluminisence menggunakan
alat
Elecsys dengan reagenroche.
Guladarah puasa diukur dengan metode glucose hexokinase fotometri menggunakan alat
autoanalyzers
integra
dan
reagen
roche.
Analisis
data dilakukan
denganmenggunakan uji statistik regresi linear sederhana.
Hasil penelitian ditemukan bahwa Rata-rata kadar serum feritin wanita post
menopause adalah 162,19 dengan
median
168,66dan
standardeviasi
57,55.Sebagian besar memiliki kadar
feritin
serumtinggi
yaitu 62,2 Yo. Rata-rata kadar gula darah wanita post menopause adalah 102,12 dengan median 99,55 dan standardeviasi 25,93. Paling banyak responden
memiliki
kadar gula darah normal yaitu 56,8 yo.Hasil
uji
statistik ditemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikanantara kadar serum feritin dengan kadar gula darah puasa, menunjukkan hubungan
yang kuat (0,739) serta berpola positif.
Kesimpulan penelitian
ini
adalah semakin tinggi kadar serumferitin
makasemakin
tinggi
kadar
gula
darah,oleh
sebabitu
disarankan kepada petugaskesehatan untuk mendeteksi secara
dini
faktor resiko penyakit yang berhubungandengan penuaan pada wanita post menoupause. Pada wanita menopause disarankan
agar
membiasakanpola hidup
sehat
dengan mengkonsumsi makanan yang seimbang sesuai anjuranahli
gizi dan berolah raga secara teratur sehingga dapJt mempertahankan sensitifitas insulin.BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Sudah menurut hukum alam bahwa setiap manusia akan mengalami proses
penuaan.
Bahkan proses
ini
telah
terjadi
sejak
bayi
dilahirkan
dan
terusberlangsung sepanjang hidup manusia. Menopause merupakan suatu
titik
alamiah dalam proses penuiullt dan merupakan masa yang penting pada kehidupan seorangwanita
dimana pada masaini
terjadi
perubahan padatubuh wanita yang
akanmempengaruhi kehidupan sosial, emosi
dan fungsi kerja
berbagai sistem organ tubuh.Perubahan
kritis
yangterjadi
ialahketika
ovarium berhenti memproduksiestrogen. Keadaan
ini
ditandai dengan timbulnya gejala
klimakterik
danselanjubrya setiap
wanita yang telah menopause akan
menghadapi akselerasi berbagaipenyakit
degeneratif seperti manifestasirisiko
penyakit
kardiovaskulerserta penyakit akibat penuuuln lainnya.
(Speroff,
FritzM,
2005,Guilliams,
2006)Menurut
WHO
pada tahun 2020
diperkirakan penduduk
lanjut
usiadiseluruh dunia akan
melebihi
I
milyarjiwa
dimana wanita lebih banyak daripadapria, padahal pada tahun 1990 jumlahnya baru sekitar 467 juta jiwa.
Di
Indonesiajuga
akanterjadi
ledakan epidemi manusialanjut usi4
karenadari tahun
1990 sampai 2025 akan terjadi peningkatanjumlah
usialanjut
mencapai 414% dimana70Yo diartaranya adalah wanita.
Diperkirakan pada tahun 2005
jumlah
wanita berusia diatas 50 tahun+
5050 tahun dan usia harapan hidup 70 tahun
maka
diperkirakan 50 jutajiwa
wanita Indonesia akan mengalami masa menopause selama20
tahun hidupnya, dengansegala konsekuensi. (Rahman
I,
2005).Dengan
demikian,
kedepan akan semakin banyakdijumpai
wanita yang sudah mengalami menopause dengan berbagai masalah baikfisik,
mental maupunpsikososial serta
akan menjadi
suatu tantangan
dan
permasalahanbesar di
berbagai bidang, terutama di bidang kesehatan.
Pada
wanita
yang berada pada masa menopauserisiko
mendapat penyakit kardiovaskuler ternyatamenjadi
sama besarnya dengan pria, bahkan pada wanitapost
menopauserisikonya
menjadi
lebih
besardaripada
pria. Seiring
dengan pertambahanumrr
maka
terjadi
peningkatanmorbiditas dan mortalitas
akibatmeningkatnya prevalensi penyakit kardiovaskuler (Lobo R, 2004).
Selama
ini
diketahui hormon estrogen memberi proteksi pada wanita usiaproduktif
terhadap berbagai penyakit kardiovaskular sepertiinfark miokard
atauapopleksi serebri. Sehingga setelah menopause
terjadi, ketika
kadar estrogendi
dalam
tubuh
berkurang danfungsi proteksi
itu
menjadi hilang
maka
timbulah berbagai gangguanvegetatif dan sistemik,
mulai dari
hanyaberupa
semburan panas sampai penyakitjantung
koroner yang selanjutnya akan memberi ancaman terhadap kematian. (Lobo R, 2004;Speroff
andFritz
M,2005)
Penyebab meningkatnya
kejadian penyakit kardiovaskuler pada
wanita yang telah mengalami defisiensi estrogenini
belumjelas
seluruhnya. Salah satukemungkinan
adalahkarena
perubahandalam
metabolismeglukosa
di
dalamresistensi
insulin
yang
bermanifestasi sebagaipeninggian
kadar gula
darah(hiperglikemia).
Sementarahiperglikemia
merupakansalah satu
komponenrisiko
terjadinya penyakit
kardiovaskuleryang
sekaranglebih dikenal
sebagaisindroma metabolik disamping beberapa komponen
lain
sepertitrigliserid^
yang meningkat,HDL
kolesterol yang rendah, obesitas sentral dan hipertensi. (SperoffandFritz
M,2005)
Hasil
akhir dari kumpulanrisiko
ini
adalah terbentuk plak pada pembuluh darah dan terjadinya trombosis sertaoklusi
pembuluh darah yang secaraklinik
akanbermanifestasi
sebagai penyakitjantung koroner
danpenyakit
pembuluhdarah otak.
(Libby,
2005)Hiperglikemia telah
terbukti
sebagai faktorrisiko
penyakit kardio vaskuler aterosklerosis.Peningkatan
1%
HbAlc
berakibat peningkatan
10%
kejadiankoroner. Hiperinsulinemia
ataupun resistensiinsulin
yang
sering terdapat pada diabetesmellitus
tipe2
(DMT
2)
ditenggarai berperan penting dalamterjadi
sertasalah satu
faktor
penyebabprogresifitas
penyakit kardio
vaskuler.
(Doelle,Gregory
C,2004, Libby
P, 2005)Akan
tetapi
apakah yang menjadi penyebabfaktor
yang mengakselerasikeadaan
hiperglikemia
padawanita post
menopause. Pertanyaanini
menjadimenarik karena ketika wanita
tidak
lagi
menopauseterjadi
kecenderungan meningkatnya prevalensi berbagai faktorrisiko
penyakit kardiovaskuler termasukhiperglikemia.
Sullivan,l98l,
mengajukanhipotesis bahwa kejadian penyakit
jantungkoroner yang
lebih
rendah padawanita
premenopause disebabkan status besiHipotesis
ini
berdasarkan pengamatan adanya peningkatan prevalensi penyakitjantung
pada
wanita
dengan status cadanganbesi
tubuhnya
yang
berlebihan,terutama pada
wanita post
menopauseyang
memiliki
status
cadangan besi mendekati status cadangan besi pria.Rerata
menstruasi
pada wanita normal akan berakhir sekitarumur
50-52 tahun.(Lobo RA,
2004, Speroff
L,
Fritz
MA,
2005)
Selainterjadi
perubahanhormonal dengan segala konsekuensinya, temyata
juga terjadi
irnbalance kadar cadangan besi didalamtubuh.
Selama masaproduktif
dengan menstruasisiklik
setiap bulannyaterjadi
pengeluaran darah sekitar40-50
ml.
Dimana dalam tiapmililiter
darah yangkeluar
terdapat sekitar0,5 mg
besi, dengandemikian
akanterjadi
kehilangan 20-25mg
besi
setiapbulan
atau setara dengan0,8 mg
besihilang
setiaphari melalui
menstruasi.Bahkan
padawanita
dengan menstruasi yang banyak, akan dapat kehilangan besi 1,5 sampai 2,5 mg setiap hari.Hal
ini
tidak
lagi
terjadi
setelah
seorang
wanita memasuki
masamenopause, dimana
besi yang
mestinyakeluar
bersama darah menstruasi akan menumpuk menambah cadangan besi didalamtubuh.
(Hussong,2002)
salah satu bentuk
cadanganbesi didalam tubuh yang dapat
diukur
kadarnya adalah
feritin,
bentuk
cadanganbesi
ini
disimpan
terutamadi
hati,limpa
dan sumsum tulang. Besi didalamtubuh
merupakan elemen transisi yangdapat
melakukanaktifitas
reduksi dan oksidasi yang berperan dalam terjadinyastres oksidatif. Beberapa
ahli
mengemukakan bahwa besi bersifat sebagai prooksiJan
yang
berperan
besar
terhadap terbentuknya
peroksidase
lipid
dannenimbulkan berbagai penyakit degeneratif, aterosklerosis
dan
kerusakanDNA.
BAB
VT
KESIMPULAN DAN
SARAN
6.1
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh
peneliti
denganjudul
'oHubungan
kadar
senrm
feritin
dengankadar gula
darah pada
wanita
postmenoupose
di
kelurahanAir
Tawar Barat
PadangTahun
2008"
dapatditarik
kesimpulan sebagai
berikut
:6.1.1
Kadar
serum
feritin
pada
wanita
post
menopauselebih dari
separuhtermasuk tinggi.
6.I.2
Kadar gula
darah puzrsa padawanita
post menopauselebih
dari
separuhtermasuk normal.
6.I.3
Korelasi
antara kadar serumferitin
dengan kadargula
darah puasa padawanita
post
menopause
termasuk
kuat
dengan
pola positif
serta hubungannya bermakna.6.2
Saran6.2.1
Untuk
Tenaga Kesehatan6.2.11Diharapkan
kepada tenaga kesehatan agar memberikanpendidikan
danpromosi
kesehatankepada
ibu
pra
menouposesehingga
siap
dalam mengahadapi masa tua.6.2-1.2 Diharapkan kepada tenaga kesehatan agar dapat mendeteksi
dini
faktor
faktor resiko penyakit yang berhubungan dengan
penwurn
sehingga dapatDAFTAR PUSTAKA
Adamson
JW.
Iron
deficiency
and other
hypoprolipherative
anemias. Dalam BraunwaldE,
FauciAS,
KasnerDL
et
al
(eds)-Harrison's
Principlesof
Internal
Medicine
l5m edition.McGraw-Hill, Newyork,2001:
660-6.Araujo JA, Romano
EL, Brito
BE, et al.,Iron
overload augments the developmentof
atheroscleroticlesion
in
rabbits. Arteriosclerosis, Thrombosis,
and VascularBiology,
15; 1995: 1172-80.Asman Manaf, Emnaldy
T,
Decroli E,
SyahbuddinS;
SindromaMetabolik
Pada Peserta "General CheckUp"
di
RS.Dr. M. Djamil
Padang, tahun2004-2005, Sub Bagian
Endokrin Metabolik,
Bagian
Ilmu
Penyakit
Dalam,Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
/
RStiP
Dr
M
Jamil
Padang, 2005Baziad
A,
Menopause,Endokrinologi Ginekologi,
Edisi
II,
Media
Aesculapius, Jakarta,2003Berge
LN,
BonaaKH,
NordoyA;
SerumFeritin,
Sex Hormon and CardiovascularRisk
Factorsin
Healthy
Women, Arterioscler. Thromb. VascularBiology
l;14;
1994;857-61Bozini
c,
Girelli
D, olivieri
o
et
a1.- Prevalenceof
body
iron
exessin
themetabolic syndrome. Diabetes Care, 28 ; 2005: 2061-3.
Bull
BS.Morphology of
the erythron. Dalam Beutler E,coller
B,
LicthmanM,
eta1..
Williams
Hematologysixth
edition.McGraw-Hill
Medical
PublishingDivision, USA,
200I : 27l-8.
Darmansyah,
E.
HubunganKadar
serumferitin
Terhadap SindromaMetabolik
pada Wanita Post Menopouse . Padang. 2007
Davidson Mayer
8.,
Insulin
Resistance Predicts,Clinical lnsight
in
Diabetes,Vol
8,
No
8, 2005Departemen Kesehatan Republik lndonesia. Terjadi pergeseran umur menopause.
Berita Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2005.
Doelle, Gregory C, The
clinical
pictureof
metirbolic syndrome,An
update on this complexof
conditions andrisk
factors, Postgraduate Medicine,Vol.
116,No.l
,
2004Endurance athletes.
Clinical
Journalof
Ssport Medicine, 7(I);1997:46-53.
Faa Gavino,
Disorders
Of Iron
Metabolism;
87:479-494Http : //Www. Haematologica. Ws/47 9.
Htm,
2002