• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penerapan Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pajak dalam Upaya Meningkatkan Penghasilan Pajak Daerah Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penerapan Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pajak dalam Upaya Meningkatkan Penghasilan Pajak Daerah Kota Bandung."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

In an effort to increase local taxes, local governments can do the intensification and extension of local taxes and levies. Intensification of taxes and levies interpreted as an attempt by the county or city governments to increase tax revenues and levies which are usually applied in the form of changing tax rates and levies as well as improve the management of local taxes and levies. While extending the taxes and levies is a policy taken by the city or county to increase local tax revenue through the creation of sources of taxes and levies.

This study has the purpose to determine the application of the intensification and extension of tax in an effort to increase local tax revenue and acquired great influence either partially or simultaneously. Research methods using descriptive associative approach. In this research, data consisted of questionnaires and tax revenue from 2009 until 2013. Data analysis using multiple regression analysis method with SPSS 17.0.

Based on this research,the application of the intensification of tax administration is done through a process of simplification of tax collection, dissemination and outreach to the community regarding local tax regulations, and the development of an online information system of local taxes. While, the application of the tax extensification is done by adjusting tax rates with statutory regulations, and explore the potential of new taxes. The analysis result has proven that tax intensification significantly influence the increase in income tax amount of 31.4%. While tax extensification had no significant effect. Then simultaneously, application of the tax intensification and tax extensification, effect in increasing the local tax that is equal to 39.5%, and the rest is influenced by other factors were not examined.

(2)

ABSTRAK

Dalam upaya peningkatan pajak daerah, dapat dilakukan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi pajak daerah dan retribusi daerah. Intensifikasi pajak dan retribusi daerah diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten atau kota untuk meningkatkan penerimaan pajak dan retribusi daerah yang biasanya diaplikasikan dalam bentuk perubahan tarif pajak dan retribusi daerah serta peningkatan pengelolaan pajak dan retribusi daerah. Sedangkan ekstensifikasi pajak dan retribusi daerah merupakan suatu kebijakan yang dilakukan oleh daerah kota atau kabupaten dalam upaya meningkatkan penerimaan pajak daerah melalui penciptaan sumber-sumber pajak dan retribusi daerah.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak dalam upaya meningkatkan penghasilan pajak daerah dan besar pengaruh yang diperoleh baik secara parsial maupun simultan. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif asosiatif. Data penelitian berupa kuesioner dan data penerimaan pajak tahun 2009 sampai 2013. Metode analisis data menggunakan analisis regresi berganda dengan bantuan program SPSS 17.0.

Berdasarkan hasil penelitian, penerapan intensifikasi pajak dilakukan melalui penyederhanaan proses administrasi pemungutan pajak, sosialisasi serta penyuluhan kepada masyarakat mengenai ketentuan pajak daerah, dan pengembangan sistem informasi online pajak daerah. Sedangkan penerapan ekstensifikasi pajak dilakukan melalui penyesuaian tarif pajak dengan peraturan perundang-undangan, dan menggali potensi pajak baru. Hasil analisis penelitian telah membuktikan bahwa intensifikasi pajak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan penghasilan pajak daerah di Kota Bandung sebesar 31,4 %. Sedangkan ekstensifikasi pajak tidak berpengaruh signifikan. Kemudian secara simultan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak berpengaruh dalam meningkatkan pajak daerah yaitu sebesar 39,5 %, sisanya dipengarufaktor lain yang tidak diteliti.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL…………..…………..…………..…………..…………..………….i

HALAMAN PENGESAHAN………ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI……….iii

KATA PENGANTAR………...iv

ABSTRACT………...vii

ABSTRAK………..viii

DAFTAR ISI………...ix

DAFTAR GAMBAR ……….xiv

DAFTAR TABEL………....xv

DAFTAR LAMPIRAN………...xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ………..1

1.2 Rumusan Masalah………...4

1.3 Tujuan Penelitian………..……..……...4

1.4 Kegunaan Penelitian………..5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS………...6

(4)

2.1.1 Pajak………..……..…………...6

2.1.1.1 Definisi Pajak……….6

2.1.1.2 Ciri-Ciri Pajak………....7

2.1.1.3 Fungsi Pajak………...7

2.1.1.4 Pembagian Hukum Pajak………...9

2.1.1.5 Jenis Pajak……….…...11

2.1.1.6 Sistem Pemungutan Pajak…….…….…….…….……....12

2.1.1.7 Asas Pemungutan Pajak…….…….…….…….…….…..13

2.1.1.8 Hambatan Pemungutan Pajak…….…….…….…….…...16

2.1.1.9 Sanksi Pajak…….…….…….…….…….…….…….… ..17

2.1.2 Pajak Penghasilan……….20

2.1.2.1 Definisi Pajak Penghasilan…….…….…….…….……...20

2.1.2.2 Objek Pajak Penghasilan…….…….…….…….…….….21

2.1.2.3 Subjek Pajak Penghasilan…….…….…….…….…….…22

2.1.2.4 Pengurang Penghasilan…….…….…….…….…….……24

2.1.3 Pendapatan Asli Daerah………...26

2.1.3.1 Definisi Pendapatan Asli Daerah………..26

2.1.3.2 Sumber Pendapatan Asli Daerah………...27

(5)

2.1.3.4 Retribusi Daerah………...28

2.1.4 Pajak Daerah………...29

2.1.4.1 Definisi Pajak Daerah………...29

2.1.4.2 Jenis Pajak Daerah………29

2.1.4.2.1 Jenis Pajak Daerah Provinsi………..29

2.1.4.2.2 Jenis Pajak Daerah Kabupaten/Kota………...30

2.1.4.3 Tolak Ukur Menilai Pajak Daerah………31

2.1.5 Wajib Pajak………...32

2.1.6 Kepatuhan Wajib Pajak………...32

2.1.7 Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak ……….………..33

2.1.8 Intensifikasi Pajak ………...35

2.1.9 Ekstensifikasi Pajak………...36

2.2 Kerangka Pemikiran………..……...39

2.3 Pengembangan Hipotesis………..40

2.3.1 Hubungan Intensifikasi Pajak Daerah dengan Peningkatan Penghasilan Pajak Daerah………....40

(6)

BAB III METODE PENELITIAN………..…43

3.1 Objek Penelitian………..………….43

3.1.1 Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Kota Bandung………...43

3.1.2 Visi Dinas Pendapatan Kota Bandung………...45

3.1.3 Misi Dinas Pendapatan Kota Bandung……….46

3.2 Struktur Organisasi Dinas Pelayanan Pajak ………....47

3.3 Populasi dan Sampel………...48

3.4 Jenis Penelitian……….48

3.5 Definisi Operasional Variabel………...48

3.6 Metode Penelitian………..……...51

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data………...51

3.6.2 Teknik Analisis Data ………...52

3.6.2.1 Uji Normalitas………..52

3.6.2.2 Uji Simultan………..53

3.6.2.3 Uji Parsial……….53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….52

4.1 Proses Penerapan Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pajak Dalam Upaya Meningkatkan Penghasilan Pajak Daerah………..………...55

(7)

Dan Penjualan Perusahaan…………..……...………..……...55

4.1.2 Proses Penerapan Ekstensifikasi Pajak Dalam Upaya Meningkatkan Penghasilan Pajak Daerah………..……..……....57

4.2 Pengaruh Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pajak Dalam Meningkatkan Pajak Daerah Secara Parsial …………..……….……….57

4.2.1 Uji Validitas……..……….…………..……….…………..……..58

4.2.2 Uji Reliabilitas……..……….…………..……….…………..…..59

4.2.3 Analisis Statistik Deskriptif……..……….…………..………...60

4.2.3.1Tanggapan Responden Terhadap Intensifikasi Pajak…...60

4.2.3.2Tanggapan Responden Terhadap Ekstensifikasi Pajak....66

4.2.4 Regresi Linear Berganda…….…………..………….…………..73

4.2.5 Uji Normalitas…….…………..………….…………..……...74

4.2.6 Uji Parsial (t-test) …………..………..………..……..75

4.3 Pengaruh Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pajak Dalam Meningkatkan Pajak Daerah Secara Parsial …………..……….……….76

BAB V SIMPULAN DAN SARAN………..78

5.1 Simpulan………...78

5.2 Saran……….79

DAFTAR PUSTAKA ………..81

LAMPIRAN

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran…………..…………..…………..………...39

Gambar 2.2 Pengembangan Hipotesis..…………..…………...…………..………….42

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Total Penerimaan Pajak Daerah Tahun 2009 sampai 2013…………...57

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Variabel Intensifikasi Pajak ………...58

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Variabel Ekstensifikasi Pajak………....59

Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian……….59

Tabel 4.5 Regresi Linear Berganda………..73

Tabel 4.6 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test………..74

Tabel 4.7 Pengaruh Intensifikasi Pajak Terhadap Peningkatan Penghasilan Pajak Daerah……….75

Tabel 4.8 Hasil Uji F………76

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Skor Kuesioner

Lampiran B Hasil Olah Data Dengan SPSS 17.0

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pendapatan Asli Daerah (PAD) harus menjadi bagian sumber keuangan terbesar yang didukung oleh kebijakan pembagian keuangan pusat dan daerah sebagai prasyarat mendasar dalam sistem pemerintahan negara. Dengan kata lain ketergantungan pada bantuan pusat harus seminimal mungkin (Bastian:2001). Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, PAD adalah sumber keuangan daerah yang digali dari wilayah daerah yang bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. PAD yang merupakan sumber penerimaan dari daerah perlu terus ditingkatkan untuk penyelenggaraan pemerintahan dan kegiatan pembangunan, sehingga kemandirian dan otonomi daerah yang luas, nyata, dan bertanggung jawab dapat dilaksanakan (Kustiawan dan Solikin:2005).

(12)

B a b I P e n d a h u l u a n | 2

ternyata ada permasalahan yang dialami oleh daerah dalam rangka peningkatan PAD yang disebabkan oleh berbagai faktor. Menurut Mahi (2000:58) yang menjadi permasalahan PAD belum dapat diandalkan oleh daerah sebagai sumber pembiayaan dikarenakan beberapa hal: (1) Kemampuan administrasi pemungutan di daerah yang masih rendah, (2) Kemampuan perencanaan dan pengawasan keuangan yang lemah. Menurut Kaho (1997:190) secara administratif pengelolaan PAD belum dapat dilakukan secara optimal karena para pelaksana atau aparatur pemerintah dalam melaksanakan tugasnya belum dapat memenuhi tertib administrasi, sedangkan menurut Basri (1995:114) hambatan dalam mengelola PAD adalah kurangnya kapasitas dan kapabilitas aparat, lemahnya sistem dan mekanisme pemungutan serta perlunya sistem dan prosedur administrasi. Dari hasil pemaparan tersebut maka perlu adanya upaya yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mensiasatinya. Menurut Sari dalam Halim (2009) yang perlu dilakukan oleh pemerintah daerah yaitu: Pertama, memperluas basis penerimaan. Kedua, memperkuat proses pemungutan. Ketiga, meningkatkan pengawasan. Keempat, meningkatkan efisiensi administrasi dan menekan biaya pemungutan. Kelima, meningkatkan kapasitas penerimaan melalui perencanaan yang lebih baik. Menurut Sidik (2002) upaya peningkatan (pertumbuhan) PAD juga dapat dilakukan dengan intensifikasi pemungutan pajak dan retribusi yang sudah ada (Jimmy:2010).

(13)

B a b I P e n d a h u l u a n | 3

diperoleh oleh pemerintah daerah (Rahmi:2013).

Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang potensial untuk membiayai kegiatan pemerintahan dan pembangunan. Penerimaan dari sektor pajak ini diupayakan mengalami kenaikan setiap tahunnya. Penerimaan pajak yang mengalami kenaikan diharapkan dapat membayar pembelanjaan negara demi tercapainya kemakmuran rakyat. Penerimaan pajak berasal dari pemungutan yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah dengan pengenaan terhadap objek pajak (Adrianti:2012).

Menurut Yani (2008:51) Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan perundang-undangan daerah. Upaya pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan PAD dapat melalui intensifikasi dan ekstensifikasi pajak daerah dan retribusi daerah. Menurut Abubakar dalam Halim (2001:147) intensifikasi pajak dan retribusi daerah diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten atau kota untuk meningkatkan penerimaan pajak dan retribusi daerah yang biasanya diaplikasikan dalam bentuk perubahan tarif pajak dan retribusi daerah serta peningkatan pengelolaan pajak dan retribusi daerah. Sedangkan ekstensifikasi pajak dan retribusi daerah merupakan suatu kebijakan yang dilakukan oleh daerah kota atau kabupaten dalam upaya meningkatkan penerimaan pajak daerah melalui penciptaan sumber-sumber pajak dan retribusi daerah (Rahmi:2013).

(14)

B a b I P e n d a h u l u a n | 4

UPAYA MENINGKATKAN PENGHASILAN PAJAK DAERAHKOTA

BANDUNG”

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah yang akan penulis ajukan dalam penelitian ini, antara lain:

1. Bagaimana proses penerapan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak dalam upaya meningkatkan penghasilan pajak daerah?

2. Bagaimana pengaruh intensifikasi dan ekstensifikasi pajak dalam meningkatkan pajak daerah secara parsial?

3. Bagaimana pengaruh intensifikasi dan ekstensifikasi pajak dalam meningkatkan pajak daerah secara simultan?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Proses penerapan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak dalam upaya meningkatkan penghasilan pajak daerah.

2. Pengaruh intensifikasi dan ekstensifikasi pajak dalam meningkatkan pajak daerah secara parsial.

(15)

B a b I P e n d a h u l u a n | 5

1.4Kegunaan Penelitian

Dari tujuan yang telah penulis ungkapan, maka kegunaan penelitian ini adalah:

1. Bagi Penulis

Dapat memperluas wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh penerapan intensifikasi dan ekstensifikasi terhadap pendapatan daerah.

2. Bagi Pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi yang berguna dalam pembahasan dan penelitian selanjutnya dengan topik yang sama.

3. Bagi Pemerintah

(16)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan intensifikasi pajak dan ekstensifikasi pajak dalam upaya meningkatkan penghasilan pajak daerah di Kota Bandung sudah dilakukan dengan baik oleh Dinas Pendapatan Kota Bandung. Hal ini ditunjukkan oleh bobot rata-rata jawaban kuesioner mengenai intensifikasi pajak adalah sebesar 4,01 dan bobot rata-rata jawaban kuesioner mengenai ekstensifikasi pajak adalah sebesar 4,03. Adapun intensifikasi dan ekstensifikasi yang telah dilakukan antara lain adalah:

a. Intensifikasi Pajak: penyederhanaan proses administrasi pemungutan pajak, sosialisasi serta penyuluhan kepada masyarakat mengenai ketentuan pajak daerah, dan pengembangan sistem informasi online pajak daerah.

b. Ekstensifikasi Pajak: penyesuaian tarif pajak dengan peraturan perundang-undangan, dan menggali potensi pajak baru.

(17)

B a b V S i m p u l a n d a n S a r a n | 79

a. Variabel intensifikasi pajak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan penghasilan pajak daerah di Kota Bandung karena nilai signifikansi intensifikasi pajak = 0.025 < 0.05. Besar pengaruh yang dihasilkan adalah sebesar 31,4 %.

b. Variabel ekstensifikasi pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan penghasilan pajak daerah di Kota Bandung karena nilai signifikansi ekstensifikasi pajak = 0.229 > 0.05.

3. Pengaruh intensifikasi dan ekstensifikasi pajak dalam meningkatkan pajak daerah secara simultan adalah diperolehnya nilai Sig. sebesar 0.049 < 0.05 maka H0 ditolak, dengan kata lain intensifikasi dan ekstensifikasi pajak secara

bersama-sama berpengaruh terhadap peningkatan penghasilan pajak daerah.

5.2 Saran

Berikut beberapa saran yang dapat diberikan berkaitan dengan kesimpulan penelitian:

1. Bagi Dinas Pelayanan Pajak

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan dan berguna bagi Dinas Pendapatan Kota Bandung untuk meningkatkan penerimaan dan pelayanan pajak di Kota Bandung.

2. Bagi Penulis Selanjutnya

(18)

B a b V S i m p u l a n d a n S a r a n | 80

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Adrianti, Wella. 2012. Pengaruh Ekstensifikasi Pajak dan Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Tingkat Penerimaan Pajak Penghasilan Pada Kantor Pelayanan Pajak (Pratama) Kota Tanjungpinang. Fakultas Ekonomi. Universitas Maritim Raja Ali.

Arikunto. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Aksara. Basri, Faisal. 1995. Perekonomian Indonesia menjelang abad XXI distorsi peluang dan

kendala (tinjauan sekilas mengenai ekonomi politik hubungan pusat dan daerah di Indonesia). Jakarta:Erlangga.

Bastian, Indra. 2001. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia. Edisi Pertama. Yogyakarta: PPA-FE Universitas Gajah Mada.

Brotodiharjo, R, Santoso. 1991. Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Edisi Pertama. Buku Pertama. Cetakan Pertama. Bandung: Eresco,.

Devas, Nick., et. al. 1989. Financing Local Goverment in Indonesia. Ohio University Center for International Studies Monograph in International Studies, Southeast Asias Series Number 84. Ohio:Athen,

Devas, Nick, dkk. 1989. Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia. Jakarta:UI- Press. Halim, Abdul. 2001. Akuntansi dan Pengendalian Keuangan Daerah. Yogyakarta: UPP

AMP YKPN.

Halim, Abdul. 2004. Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Halim, Abdul 2004. Akuntansi Keuangan Daerah.Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat. Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Sektor Publik, Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi 3.

Yogyakarta:Salemba Empat.

Halim, Abdul. 2009. Akuntansi Sektor Publik, Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat.

(20)

82

Ibnu Mujib, 2009. Problem Desentralisasi dan Perimbangan Keuangan Pemerintahan Pusat-Daerah-Peluang Dan Tantangan Pengelolaan Sumber Daya Daerah, Sekolah Pasca Sarjana UGM: Yogyakarta.

Jachjasaputra, M.H. Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah dan Pengembangan Perekonomian Rakyat Jawa Barat Dalam Menghadapi Otonomi Daerah. Makalah Seminar Regional HIMA EKSTENSI UNPAD, Bandung: 8 Agustus 2011, pp.4.

Jimmy, Jackson. 2010. Pengaruh Intensifikasi Dan Ekstensifikasi Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Guna Mewujudkan Kemandirian Keuangan Daerah

(Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kota Kupang-NTT). Program Magister Manajemen. Universitas Brawijaya. Malang.

Jogiyanto. (2010). Analisis & Disain. Yogyakarta: Andi.

Kaho, J.R. 1997. Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia. Jakarta:Raja Grafindo Persada.

Kustiawan, M., dan Solikin, I. 2005. Upaya Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Asli Daerah Melalui Peningkatan Kualitas Aparatur Pemerintahan Daerah. Jurnal Ilmu Administrasi. Nomor 1. Volume 2.

Mahi, Raksasa, 2000. Prospek Desentralisasi di Indonesia ditinjau dari segi Pemerataan antar Daerah dan Peningkatan Efisiensi, Analisis CSIS Tahun XXIX/2000 No. 1, 54-56.

Mardiasmo. 2003. Perpajakan. Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi.

Mardiasmo. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah. Yogyakarta: Andi. Mardiasmo. 2009. Perpajakan. Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi.

Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Edisi Revisi 2011. Yogyakarta: Andi.

Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosmakarya Offset.

Nugroho, dan Ricky. 2006. Bumn Indonesia: Isu, Kebijakan, Strategi. Jakarta: Gramedia.

(21)

83

Timur), Tesis S-2, Program Pasca Sarjana Universitas Brawijaya, Malang (Tidak Dipublikasikan).

Oates, Wallace E. 1995. Comment on Conflict and Dillemas of Decentralization by Rudolf Holmes. The World Bank Research Observer.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang pengelolaan

keuangan daerah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor: 09/PD 1980 tanggal

10 Juli 1980 tentang Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung.

Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia: Konsep & Aspek Formal. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rahmi, Ade. 2013. Pengaruh Intensifikasi dan Ekstensifikasi Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Guna Mewujudkan Kemandirian Keuangan Daerah (Studi Empiris Pada Pemerintahan Kota Padang). Program Studi Akuntansi. Universitas Negeri Padang.

Resmi, Siti. 2011. Perpajakan. Buku 1. Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat.

Riduansyah, Mohammad. 2003. Kontribusi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Guna Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pemerintah Daerah Kota Bogor), Makara, Sosial Humanioria, Vol. 7, No.2, Pusat Pengembangan dan Penelitian, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia.

Sarwono, Jonathan. 2009. Statistik Itu Mudah SPSS 16. Yogyakarta: Andi Offset.

(22)

84

Soemitro, Rochmat. 1990. Dasar-Dasar Hukum Pajak, Pajak Pendapatan. Bandung: Refika Aditama.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung: Alfabeta. Suliyanto. 2009. Metode Riset Bisnis. Edisi Kedua. Yogyakarta:Andi.

Suparmo, dan Theresia. 2001. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Andi.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat

atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah.

Waluyo. 2002. Perpajakan Indonesia. Jakarta:Salemba Empat.

Waluyo. (2013). Perpajakan Indonesia. Edisi 11. Jakarta:Salemba Empat.

Yani, Ahmad. 2008. Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Jakarta: Grafindo.

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstensifikasi dan intensifikasi terhadap penerimaan pajak penghasilan orang pribadi di Kantor Pelayanan

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Pamekasan, sebagaimana yang dijelaskan oleh Nirzawan (2001: 75) tentang Strategi Peningkatan PAD Melalui Pajak Daerah

Kegiatan intensifikasi pemungutan pajak hiburan diharapkan mampu mendorong penerimaan pajak hiburan di Kota Malang, dikarenakan walaupun jumlah objek dan subjek

Peningkatan pemungutan penerimaan daerah Kabupaten Sintang dari sektor pajak hotel melalui kegiatan intensifikasi pajak belum terlaksana dengan efektif sehingga

Meskipun menunjukkan angka penerimaan yang kurang maksimal, akan tetapi KPP Pratama Tanah Abang Dua telah melaksanakan kegiatan ektensifikasi Wajib Pajak dan intensifikasi

Kegiatan intensifikasi pemungutan pajak hiburan diharapkan mampu mendorong penerimaan pajak hiburan di Kota Malang, dikarenakan walaupun jumlah objek dan subjek

Upaya yang dilakukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama kota Malang dalam meningkatkan penerimaan pajak penghasilan; 1) mengadakan pemetaan wilayah dimana pelaku usaha kecil

Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstensifikasi dan intensifikasi terhadap penerimaan pajak penghasilan orang pribadi di Kantor Pelayanan