• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek Infusa Daun Keji Beling (Strobilanthes crispus Bl), Lidah Buaya (Aloe vera L.), dan Kombinasinya Terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit Galur Swiss Webster Jantan Yang Diinduksi Aloksan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efek Infusa Daun Keji Beling (Strobilanthes crispus Bl), Lidah Buaya (Aloe vera L.), dan Kombinasinya Terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit Galur Swiss Webster Jantan Yang Diinduksi Aloksan."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

EFEK INFUSA DAUN KEJI BELING (Strobilanthes crispus Bl), LIDAH BUAYA (Aloe vera L), DAN KOMBINASINYA TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT GALUR Swiss Webster JANTAN YANG

DIINDUKSI ALOKSAN

Laura D., 2010, Pembimbing I : Dr. Diana K. Jasaputra, dr., M. Kes. Pembimbing II: Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc.

Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.

Tujuan penelitian untuk menilai efek infusa keji beling, infusa lidah buaya, dan kombinasinya terhadap penurunan kadar glukosa darah (KGD) pada mencit yang diinduksi aloksan.

Peneltian eksperimental ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) bersifat komparatif dengan hewan coba mencit dewasa galur Swiss Webster dibagi 5 kelompok (n=5), kelompok I diberi infusa keji beling, kelompok II infusa lidah buaya, kelompok III kombinasinya, kelompok IV glibenklamid, dan kelompok V kontrol negatif. Data yang diukur adalah KGD sesudah pemberian bahan uji. Analisis data menggunakan one way ANOVA dilanjutkan uji Student Newman-Keuls Method dengan α= 0.05.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kelompok I (12.50%), kelompok II (40.46%), dan kelompok III (60.75%) menurunkan KGD yang berbeda signifikan dibandingkan kelompok V (1.58%) dengan p < 0.05. Kombinasi infusa keji beling dan lidah buaya memiliki efektivitas yang lebih baik dibandingkan bentuk tunggalnya (p < 0.05) dan potensinya setara glibenklamid (52.92.%).

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian infusa keji beling, lidah buaya dalam bentuk tunggal dan kombinasinya menurunkan KGD dan bentuk kombinasinya memiliki efektivitas yang lebih baik dibandingkan bentuk tunggalnya dengan potensi yang setara glibenklamid.

(2)

v ABSTRACT

THE INFUSION EFFECT OF KEJI BELING LEAVES (Strobilanthes crispus Bl), ALOE VERA (Aloe vera L), AND ITS COMBINATIONS ON BLOOD GLUCOSE LEVELS IN ALLOXAN- INDUCED MALE MICE STRAIN Swiss

Webster

Laura D., 2010, Tutor I: Dr. Diana K. Jasaputra, dr., M. Kes. Tutor II: Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc.

Diabetes mellitus is a metabolic disease with hyperglycemia characteristic caused by the abnormalities of insulin secretion, insulin work, or both.

The purpose of the study is to assess the infusion effects of of keji beling, aloe vera and the combination of both to lower the blood glucose levels (BGL) on alloxan-induced mice.

This experimental course used the comparative Completely Randomized Design (CRD) by dividing the adult male mice strain Swiss Webster into 5 groups (n = 5), group I was given keji beling infusion, group II aloe vera infusion, group III the combination, group IV glibenclamide, and group V negative control. The measured data was BGL after test materials are given. The data was analysed using one-way ANOVA and continued by The Student Newman-Keuls Method Test with α = 0.05.

The results showed that group I (12.50%), group II (40.46%), and group III (60.75%) lowered BGL that was significantly different from group V (1.58%), with p <0.05. The combination of keji beling and aloe vera infusion has a better effectiveness than its singular form (p <0.05) and has an equal potential with glibenclamide (52.92%).

The conclusion of this research is by giving keji beling and aloe vera infusion in its singular and combination form could decrease the BGL and the combination of both has a better effectiveness with equal potential to glibenclamide.

(3)

vii DAFTAR ISI

JUDUL………. i

LEMBAR PERSETUJUAN………..……….. ii

SURAT PERNYATAAN……… iii

ABSTRAK……… iv

ABSTRACT………... v

PRAKATA………... vi

DAFTAR ISI……… vii

DAFTAR TABEL……… ix

DAFTAR GAMBAR……… x

DAFTAR LAMPIRAN……… xi

BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang…………..……… 1

1.2 Identifikasi Masalah………..………... 2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian………..………... 2

1.3.1 Maksud Penelitian………. 2

1.3.2 Tujuan Penelitian………... 2

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah………..…... 3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis………..…… 3

1.5.1 Kerangka Pemikiran..……… 3

1.5.2 Hipotesis………..……….. 4

1.6 Metodologi………..……….. 5

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian…..……….. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 2.1 Anatomi Pankreas………. 6

2.1.1 Struktur ………. 6

2.1.2 Hubungan dengan Organ Lain………...……… 7

2.1.3 Hubungan dengan Peritoneum..………. 8

2.1.4 Ductus pancreaticus (Wirsung)………. 8

2.1.5 Pembuluh Darah………...………. 9

2.1.6 Sistem Getah Bening………. 9

2.1.7 Persarafan……….. 9

2.2 Histologi Pankreas………...………. 9

2.3 Fisiologi Pankreas………. 13

2.4 Diabetes Melitus………... 15

2.4.1 Etiologi……….. 15

2.4.2 Epidemiologi………...……….. 16

2.4.3 Faktor risiko………... 18

2.4.4 Klasifikasi……….. 18

2.4.5 Patofisiologi………... 19

2.4.6 Patogenesis……… 21

2.4.7 Gejala Klinik……….. 23

2.4.8 Dasar Diagnosis………. 24

2.4.9 Pemeriksaan Penunjang………. 26

(4)

viii

2.4.11 Penatalaksanaan………... 27

2.4.11.1 Perencanaan Makan……….. 28

2.4.11.2 Latihan Jasmani……… 30

2.4.11.3 Pengelolaan Farmakologis……… 30

2.4.11.4 Penyuluhan………... 36

2.4.12 Pencegahan……….. 37

2.4.13 Prognosis………. 37

2.5 Keji beling……… 38

2.6 Lidah Buaya……….. 38

2.7 Aloksan………. 40

BAB III METODE PENELITIAN 41 3.1 Bahan, Alat, Subjek dan Tempat Penelitian………. 41

3.1.1 Bahan dan Alat Penelitian………. 41

3.1.2 Subjek Penelitian…………...……… 41

3.1.3 Lokasi dan Waktu Penelitian……… 41

3.2 Metode Penelitian………. 42

3.2.1 Desain Penelitian………... 42

3.2.2 Variabel Penelitian……… 42

3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel……….. 42

3.2.2.2 Definisi Operasional Varibel……….. 42

3.2.3 Besar Sampel Penelitian……… 43

3.2.4 Prosedur Kerja………... 44

3.2.4.1 Pengumpulan Bahan………... 44

3.2.4.2 Persiapan Hewan Coba……….. 44

3.2.4.3 Pengujian Efek Penurunan Kadar Glukosa Darah……….. 45

3.2.4.4 Cara Pemeriksaan……….……….. 45

3.2.5 Metode Analisis………...……….. 45

3.2.5.1 Hipotesa Penelitian………. 46

3.2.5.2 Kriteria Uji……….. 46

3.2.6 Aspek Etika Penelitian………...……… 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 47 4.1 Hasil Penelitian………. 47

4.2 Pembahasan……….. 50

4.3 Uji Hipotesis………. 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 55 5.1 Kesimpulan………... 55

5.1.1 Kesimpulan Umum……… 55

5.1.2 Kesimpulan Tambahan……….. 55

5.2 Saran………. 55

DAFTAR PUSTAKA………... 57

(5)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi etiologis Diabetes Melitus……… 19 Tabel 2.2 Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan

penyaring dan diagnosis DM (mg/dl)………. 25 Tabel 2.3 Kriteria diagnosis DM ………... 26 Tabel 2.4 Kriteria Pengendalian DM………. 36 Tabel 4.1 Kadar glukosa darah sesudah induksi aloksan………... 47 Tabel 4.2 Penurunan kadar glukosa darah sebelum dan sesudah

perlakuan………

48 Tabel 4.3 Hasil Uji dengan Student Newman-Keuls Method pada

(6)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pankreas dan Bagian-bagiannya………..…... 6

Gambar 2.2 Ductus Pancreaticus dan Ductus Pancreaticus Accesorius…... 8

Gambar 2.3 Pankreas (sediaan seksional). Pulasan: hematoksilin-eosin (HE). Pembesaran lemah... 11

Gambar 2.4 Pulau Langerhans. Pulasan: HE. Pembesaran kuat………..…. 12

Gambar 2.5 Pulau Langerhans (sediaan khusus). Pulasan: hematoksilin-phloxine krom alum Gomori. Pembesaran kuat………….….. 12

Gambar 2.6 Pankreas: bagian Endokrin (Pulau Pankreas) dan Eksokrin. Pulasan: PAS dan hematoksilin. 80x……… 13

Gambar 2.7 Etiologi terjadinya DM tipe 2………... 16

Gambar 2.8 Prevalensi DM di Antar Provinsi……….…… 18

Gambar 2.9 Patofisiologi Insulin Normal……… 20

Gambar 2.10 Patofisiologi Diabetes Tipe 2 (Resistensi Insulin)…………... 21

Gambar 2.11 Penurunan Fungsi Sel Beta Jangka Panjang Menyebabkan Progresifitas Penyakit………... 21

Gambar 2.12 Etiologi Kegagalan Fungsi Sel Beta pada Diabetes Tipe 2….. 22

Gambar 2.13 Langkah- langkah Diagnostik DM dan Gangguan Toleransi Glukosa………... 25

Gambar 2.14 Alogaritma Pengobatan DM Tipe 2 Tanpa Disertai Dekompensasi……….…….. 28

(7)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Ethical Approval ……….. 59

Lampiran 2 Perhitungan dosis ………. 60

Lampiran 3 Analisis Statistik Sebelum Perlakuan………... 63

(8)

59

LAMPIRAN 1

(9)

60

LAMPIRAN 2

HASIL PERHITUNGAN KONVERSI DOSIS

1. Larutan Glibenklamid

Dosis manusia untuk Glibenklamid sebesar 5 mg dan konversi dosis dari manusia ke mencit = 0,0026.

Dosis larutan Glibenklamid dikonversikan dari manusia ke mencit (20 g) = 5 mg * 0,0026

= 0,013 mg

Dosis untuk mencit dengan berat badan 29 g = 29/20 * 0,013

= 0,01885 mg

Jadi dosis larutan glibenklamid yang diberikan pada mencit adalah 0,1885 mg / 0,5 ml

2. Larutan Aloksan Dosis = 120 mg/ kgBB

Volume penyuntikan intravena mencit = 0,2 ml

a. Rata-rata berat badan mencit kelompok I = 27,167 g Dosis untuk mencit 27,167 gram = 27,167 /1000 x 120 mg = 3,26 mg

Dosis aloksan mencit intravena kelompok I = 3,26 mg/ 0,2 ml b. Rata-rata berat badan mencit kelompok II = 23,875 g

Dosis untuk mencit 23,875 gram = 23,875 /1000 x 120 mg = 2,865 mg

Dosis aloksan mencit intravena kelompok II = 2,8655 mg/ 0,2 ml c. Rata-rata berat badan mencit kelompok III = 32,875 g

Dosis untuk mencit 32,875 gram = 32,875 /1000 x 120 mg = 3,945 mg

(10)

61

3. Infusa herbal

a. Dosis manusia untuk infusa daun keji beling (Strobilanthes crispus Bl) adalah simplisia sebesar 12 g/pemberian.

Konversi dosis dari manusia ke mencit (20 g) adalah sebesar 0,0026 Jadi dosis pada mencit (20 g) adalah 0,312 g

Dosis untuk mencit dengan berat badan 27,167 g = 27,167/20 * 0,312

= 0,424 g

Jadi dosis infusa daun keji beling yaitu :

keji beling (Strobilanthes crispus)  yang diberikan pada mencit adalah 0,424 g / 0,5 ml

b. Dosis manusia untuk infusa lidah buaya (Aloe vera L) adalah simplisia sebesar 12 g/ pemberian.

Konversi dosis dari manusia ke mencit (20 g) adalah sebesar 0,0026 Jadi dosis pada mencit (20 g) adalah 0,312 g

Dosis untuk mencit dengan berat badan 23,875 g = 23,875/20 * 0,312

= 0,373 g

Jadi dosis infusa lidah buaya yaitu :

lidah buaya (Aloe vera gell)  yang diberikan pada mencit adalah 0,373g / 0,5 ml

c. Dosis manusia untuk infusa kombinasi daun keji beling (Strobilanthes crispus Bl) dan lidah buaya (Aloe vera L) pada manusia adalah masing masing simplisia sebesar 6 g/ pemberian.

Konversi dosis dari manusia ke mencit (20 g) adalah sebesar 0,0026 Jadi dosis pada mencit (20 g) adalah 0,156 g

Dosis untuk mencit dengan berat badan 32,875 g = 32,875/20 * 0,156

= 0,256 g

(11)

62

lidah buaya (Aloe vera gell)  yang diberikan pada mencit adalah 0,256 g / 0,5 ml

(12)

63

LAMPIRAN 3

ANALISIS STATISTIK SEBELUM PERLAKUAN

One Way analysis of Variance

Normality Test: Passed (P = 0.672) Equal Variance Test: Passed (P = 0.515)

Group N Missing

Col 1 5 0

Col 2 5 0

Col 3 5 0

Col 4 5 0

Col 5 5 0

Group Mean Std Dev SEM Col 1 239.000 101.533 45.407 Col 2 337.000 121.097 54.156 Col 3 350.000 84.876 37.958 Col 4 252.200 43.563 19.482 Col 5 346.000 121.266 54.232

Power of performed test with alpha = 0.050 : 0.146

The power of the performed test (0.146) is below the desired power of 0.800. You should interpret the negative findings cautiously.

Source of Variation DF SS MS F P Between treatment 4 59368.560 14842.140 1.521 0.234

Residual 20 195122.800 9756.140 Total 24 254491.360

(13)

64

LAMPIRAN 4

ANALISIS STATISTIK SESUDAH PERLAKUAN

One Way Analysis of Variance

Normality Test : Passed (P = 0.083) Equal Variance Test : Failed (P = 0.023)

Test execution ended by user request, ANOVA on Ranks begun Kruskal-Wallis One Way Analysis of Variance on Ranks

Group N Missing

Col 1 5 0

Col 2 5 0

Col 3 5 0

Col 4 5 0

Col 5 5 0

Group Median 25% 75%

Col 1 -25.000 -46.155 17.565 Col 2 -36.240 -48.025 -26.262 Col 3 -62.880 -66.718 -53.285 Col 4 -53.060 -56.462 -49.248 Col 5 2.070 -3.375 4.355

H = 15.294 with 4 degrees of freedom. (P = 0.004)

The differences in the median values among the treatment groups are greater than would be expected by chance; there is a statistically significant difference (P = 0.004)

(14)

65

All Pairwise Multiple Comparison Procedures (Student-Newman-Keuls Method): Comparison Diff of Ranks p q P < 0.05

Col 5 vs Col 3 79.000 5 4.800 Yes

Col 5 vs Col 4 64.500 4 4.876 Yes

Col 5 vs Col 2 42.000 3 4.200 Yes

Col 5 vs Col 1 19.500 2 2.880 Yes

Col 1 vs Col 3 59.500 4 4.498 Yes

Col 1 vs Col 4 45.000 3 4.500 Yes

Col 1 vs Col 2 22.500 2 3.323 Yes

Col 2 vs Col 3 37.000 3 3.700 Yes

Col 2 vs Col 4 22.500 2 3.323 Yes

(15)

66

RIWAYAT HIDUP

- Nama : Laura Darmawan

- Nomor Pokok Mahasiswa : 0710075

- Tempat dan tanggal lahir : Bandung, 2 Desember 1988

- Alamat : Jl. Muara Baru I No. 39

Bandung 40234 - Riwayat Pendidikan :

SD Yos Sudarso, Bandung, lulus tahun 2001 SMP Santa Angela, Bandung, lulus tahun 2004 SMA Santa Angela, Bandung, lulus tahun 2007

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Di antara penyakit degeneratif, diabetes adalah salah satu diantara penyakit tidak menular yang akan meningkat jumlahnya di masa datang. Diabetes sudah merupakan salah satu ancaman utama bagi kesehatan umat manusia pada abad 21. WHO membuat perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah pengidap diabetes di atas umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan dalam kurun waktu 25 tahun kemudian, pada tahun 2025, jumlah itu akan bertambah banyak menjadi 300 juta orang. WHO juga memperkirakan pada tahun 2025, Indonesia akan menempati peringkat nomor 5 sedunia dengan jumlah pengidap diabetes sebanyak 12,4 juta orang (Slamet Suyono, 2006).

Penyakit DM jika tidak dikendalikan dengan baik dapat menimbulkan komplikasi berupa gangguan pada organ-organ tubuh. Organ-organ tubuh yang dapat mengalami komplikasi diabetes antara lain mata, jantung, ginjal, dan lain- lain, sehingga diperlukan pengobatan yang lebih baik untuk mencegah terjadinya komplikasi-komplikasi tersebut.

Pengobatan DM secara medikamentosa tentunya memiliki efek samping yang kurang menyenangkan, misalnya pada obat hipoglikemik oral (OHO) seperti pada golongan sulfonilurea yang dapat menyebabkan hipoglikemi, yaitu penurunan glukosa yang terlalu drastis sehingga kadar gluksosa darah menjadi terlalu rendah (Sri Hartini KS Kariadi, 2009).

(17)

2

1.2Identifikasi masalah

Identifikasi masalah ini, berdasarkan latar belakang tersebut adalah:

- Apakah infusa daun keji beling menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi aloksan.

- Apakah infusa lidah buaya menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi aloksan.

- Apakah kombinasi infusa daun keji beling dan lidah buaya menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi aloksan.

- Apakah efektivitas kombinasi infusa daun keji beling dan lidah buaya dibandingkan infusa daun keji beling dan infusa lidah buaya menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi aloksan.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah mengembangkan pengobatan diabetes dengan menggunakan tumbuhan obat yaitu daun keji beling, lidah buaya dan kombinasinya.

1.3.2 Tujuan Penelitian

- Menilai efek infusa daun keji beling terhadap penurunan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi aloksan.

- Menilai efek infusa lidah buaya diabetik terhadap penurunan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi aloksan.

(18)

3

- Menilai efektivitas kombinasi infusa daun keji beling dan lidah buaya dibandingkan infusa daun keji beling dan infusa lidah buaya terhadap penurunan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi aloksan.

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat Akademis

Manfaat akademis penelitian ini adalah mengembangkan wawasan mahasiswa kedokteran dalam mengetahui dan memahami efek daun keji beling, lidah buaya dan kombinasinya dalam menurunkan kadar glukosa darah.

Manfaat Praktis

Manfaat praktis penelitian ini adalah agar masyarakat mengetahui dan menggunakan daun keji beling, lidah buaya, dan kombinasinya sebagai salah satu obat alternatif diabetes melitus.

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

(19)

4

Pengobatan medikamentosa DM menggunakan obat hipoglikemi oral (OHO), salah satunya adalah golongan sulfonilurea. Glibenklamid merupakan salah satu contoh dari golongan sulfonilurea. Golongan obat ini sering disebut sebagai insulin secretagogues, mekanisme kerjanya merangsang sekresi insulin dari granul sel-sel beta Langerhans pankreas. Rangsangannya melalui interaksinya dengan ATP-sensitive K channel pada membran dan keadaan ini akan membuka kanal Ca. Dengan terbukanya kanal Ca maka ion Ca++ akan masuk sel beta, merangsang granula yang berisi insulin dan akan terjadi sekresi insulin dengan jumlah yang ekuivalen dengan peptide-C. Sulfonilurea juga dapat mengurangi klirens insulin di hepar (Gunawan, 2007).

Pengobatan empirik DM sangat banyak ditemukan dalam masyarakat, diantaranya daun keji beling dan lidah buaya. Daun keji beling mengandung tanin, asam silikat, dan glikosida. Efek farmakologis daun keji beling sangat banyak, salah satunya sebagai anti diabetik (Arief Hariana, 2009).

Lidah buaya mengandung senyawa aktif seperti saponin, anthraquinon, enzim, vitamin, mineral, hormon, mukopolisakarida (MPS), dan lain- lain. Lidah buaya berperan sebagai agen hipoglikemik dengan cara menstimulasi sintesis atau pelepasan insulin yang dilakukan oleh sel beta dari kelenjar Langerhans (Trubus vol.08, 2009).

1.5.2 Hipotesis

- Infusa daun keji beling menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi aloksan.

- Infusa lidah buaya menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi aloksan.

- Kombinasi infusa daun keji beling dan lidah buaya menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi aloksan.

(20)

5

1.6Metodologi

Penelitian ini merupakan peneltian eksperimental laboratorium menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang bersifat komparatif. Metode yang digunakan untuk pengukuran kadar glukosa darah adalah uji diabetes aloksan. Data yang diukur adalah kadar glukosa darah dalam mg/ dl sesudah diinduksi aloksan dan setelah pemberian infusa daun keji beling (Strobilanthes crispus Bl), infusa lidah buaya (Aloe vera L), dan kombinasinya.

Penelitian ini menggunakan hewan coba mencit dewasa galur Swiss Webster yang dibagi dalam 5 kelompok (n=5). Analisis data statistik menggunakan metode one way Analysis of Variance (ANOVA), yang apabila ada perbedaan yang signifikan dilanjutkan dengan uji Student Newman-Keuls Method yang sesuai

dengan α= 0.05 menggunakanbantuan perangkat lunak.

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian

(21)

55 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Kesimpulan Umum

- Infusa daun keji beling menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi aloksan.

- Infusa lidah buaya menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi aloksan.

- Kombinasi infusa daun keji beling dan lidah buaya menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi aloksan.

- Kombinasi infusa daun keji beling dan lidah buaya memiliki efektivitas yang lebih baik dibandingkan infusa daun keji beling dan infusa lidah buaya dalam menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi aloksan.

5.1.2 Kesimpulan Tambahan

- Kombinasi infusa daun keji beling dan lidah buaya berefek terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan yang setara dibandingkan dengan glibenkamid

5.2 Saran

(22)

56

Penelitian mengenai mekanisme kerja keji beling dan lidah buaya secara tunggal maupun kombinasinya sebagai obat hipoglikemik.

Penelitian mengenai efek samping keji beling dan lidah buaya secara tunggal dan kombinasinya.

Penelitian uji keamanan keji beling dan lidah buaya secara tunggal dan kombinasinya agar penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan.

Referensi

Dokumen terkait

Para pakar di atas, mengemukakan pembelajaran berbasis masalah sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang diawali dengan penyajian masalah kontekstual untuk mendorong

Para siswa dan siswi dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk melihat seberapa baik ketercapaian pendidikan karakter terintegrasi yang diberikan kepada diri mereka dan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaaan self regulated learning antara siswa akselerasi dan siswa reguler pada siswa kelas VII di SMPN 1

In this section we describe numerical experiments which we use to compare the Runge±Kutta characteristic methods developed in this paper (using both forward- and back-tracking)

Di mata kalangan politisi pesantren tersebut, kharisma dan kewibawaan kiai tetap memiliki daya tarik yang luar biasa.Oleh karena itu, sebagai bentuk bagian dari

Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling disukai.. Bercerita pendek yang berisi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh input (tebu, jam tenaga kerja, dan jam mesin) terhadap jumlah gula pasir yang dihasilkan, besarnya tingkat elastisitas input

Bagian ini berfungsi untuk meminta serial number dari kartu, sebelum bagian ini diproses terlebih dahulu tipe kartu harus diketahui dengan perintah request kartu.