• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Penerimaan Pajak Hotel Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung (Studi Kasus pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Penerimaan Pajak Hotel Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung (Studi Kasus pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung)."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACK

The research that entitled “The Role of Hotel Tax Revenue Against The Local Revenue of Bandung” (Case study on Service Revenue of Bandung) was conducted

to find out how far the role of hotel tax revenue against the Local Revenue of Bandung, along with the growth of a service industry hospitality in the city of Bandung which are growing rapidly. Data analysis method used in this research is quantitative descriptive, with data collection methods of documentation and interviews obtained in the Bandung Revenue Service. Data analysis techniques using a t-test was conducted on the report realization of Local Revenue of Bandung for 5 years, and the calculation result is obtained from the thitung > ttabel that 9,7881 > 3,182 and from the results of this it can be concluded that H0 is rejected, meaning that the results obtained tax revenue against the original Revenue plays a Hotel area of Bandung.

(2)

ix

ABSTRAK

Penelitian yang berjudul Peranan Penerimaan “Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung” (Studi Kasus pada Dinas Pendapatan Kota Bandung) ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh peranan dari penerimaan pajak hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung, seiring dengan pertumbuhan industri jasa perhotelan di Kota Bandung yang kian pesat. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, dengan metode pengumpulan data berupa dokumentasi dan wawancara yang diperoleh dari Dinas Pendapatan Kota Bandung. Teknik analisis data menggunakan uji-t yang dilakukan pada laporan realisasi Pendapatan Asli Daerah selama 5 tahun, dan dari hasil perhitungan diperoleh hasil thitung > ttabel yaitu 9,7881 > 3,182 dan dari hasil ini dapat

disimpulkan bahwa Ho ditolak yang artinya diperoleh kesimpulan bahwa Penerimaan Pajak Hotel berperan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ..ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... .iii

KATA PENGANTAR ... .iv

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... ..8

2.1 Definisi Pajak ... . 8

2.1.1 Fungsi Pajak ... . 9

(4)

xi

2.1.3 Teori Pemungutan Pajak ... 11

2.1.4 Pengelompokan Pajak... 12

2.1.5 Sistem Pemungutan Pajak ... 14

2.1.6 Tarif Pajak ... 15

2.2 Pemerintahan Daerah ... 16

2.2.1 Definisi Daerah Otonom ... 17

2.2.2 Definisi Otonomi Daerah ... 18

2.3 Definisi Pendapatan Asli Daerah ... 18

2.3.1 Sumber-Sumber Pendapatan Asli Daerah ... 19

2.3.2 Tujuan Pendapatan Asli Daerah ... 20

2.4 Definisi Pajak Daerah ... 20

2.4.1 Jenis-Jenis Pajak Daerah ... 21

2.5 Definisi Pajak Hotel ... 22

2.5.1 Definisi Hotel ... 22

2.5.2 Objek Pajak Hotel ... 23

2.5.3 Subjek Pajak Hotel ... 25

2.5.4 Wajib Pajak Hotel ... 26

2.5.5 Tarif Pajak Hotel ... 26

2.5.6 Definisi Bill Penjualan... 27

2.5.7 Masa Pajak dan Saat Terhutang... 27

2.6 Pembukuan ... 28

2.7 Pemeriksaan ... 29

2.8 Kerangka Pemikiran ... 31

(5)

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 33

3.1 Objek Penelitian ... 33

3.1.1 Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Kota Bandung ... 34

3.1.2 Tugas dan Fungsi Dinas Pendapatan Kota Bandung ... 36

3.1.3 Visi dan Misi Dinas Pendapatan Kota Bandung ... 37

3.1.4 Susunan Organisasi Dinas Pendapatan Kota Bandung ... 38

3.2 Jenis Penelitian ... 41

3.3 Operasional Variabel ... 41

3.4. Populasi dan Sampel ... 43

3.5 Sumber Data ... 43

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.6 Analisis Data ... 45

3.6.1 Pengujian Hipotesis ... 48

3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

4.1 Sistem Pemungutan Pajak Hotel oleh Dinas Pendapatan Bandung ... 50

4.2 Target dan Realisasi Pajak Hotel dan PAD Kota Bandung ... 55

4.2.1 Realisasi Penerimaan Pajak Hotel Berdasarkan Karakteristik Hotel ... 59

4.3 Analisis Penerimaan Pajak Hotel dan PAD Kota Bandung ... 60

4.3.1 Diagram Pencar Penerimaan Pajak Hotel dan Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung ... 62

4.3.2 Peranan Penerimaan Pajak Hotel dan Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung ... 63

(6)

xiii

4.3.4 Analisis Korelasi Determinasi ... 66

4.4 Pengujian Hipotesis ... 67

4.5 Pembahasan ... 69

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 71

5.1 Simpulan... 71

5.2 Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 74

LAMPIRAN ... 75

(7)

DAFTAR GAMBAR

(8)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel I Operasional Variabel ... 42 Tabel II Kriteria Nilai Korelasi ... 47 Tabel III Target dan Realisasi PAD Kota Bandung Tahun 2008 s.d. 2012 ... 56 Tabel IV Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Hotel Kota Bandung Tahun

2008 s.d.2012 ... 58 Tabel V Realisasi Penerimaan Pajak Hotel Kota Bandung Tahun 2008 s.d.

2012 ... 60 Tabel VI Realisasi Penerimaan Pajak Hotel Berdasarkan Kriteria Hotel ... 61 Tabel VII Hubungan Penerimaan Pajak Hotel dan Pendapatan Asli Daerah

(9)

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 1 Target dan Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung Tahun 2008 s.d. 2012 ... 57 Grafik 2 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Hotel Kota Bandung Tahun

2008 s.d. 2012 ... 59 Grafik 3 Diagram Pencar Hubungan Pajak Hotel dan Pendapatan Asli

(10)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A Laporan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung

Tahun 2008 s.d. 2009 ... 75

Lampiran B Surat Pemberitahuan Penelitian ... 105

Lampiran C Tabel Distribusi Uji T ... 108

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, pada Pasal 1 ayat (5) disebutkan bahwa otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Selanjutnya, dijelaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah pada Pasal 1 ayat (1) disebutkan pula, daerah otonom yang selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan pelaksanaan otonomi daerah ini diharapkan daerah mampu untuk melaksanakan pemerintahannya sendiri, dengan memaksimalkan potensi daerah yang dimiliki, dan memanfaatkan sumber penerimaan daerah yang dimilikinya.

(12)

Bab I - Pendahuluan 2

Universitas Kristen Maranatha

kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi daerah sebagai perwujudan desentralisasi. Pemerintah daerah tentu saja akan terus berupaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah yang memiliki peran penting dalam rangka pembiayaan pemerintahan daerah.

Adapun yang menjadi sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, salah satu diantaranya adalah pajak daerah. Menurut Mardiasmo dalam bukunya Perpajakan (2011:12), pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan Pembangunan Daerah.

Pajak daerah telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Dalam undang-undang tersebut dijelaskan pajak daerah terdiri atas pajak provinsi dan pajak kabupaten/kota. Jenis Pajak provinsi sebagaimana dimaksud terdiri atas:

a. Pajak Kendaraan Bermotor;

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor; c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor; d. Pajak Air Permukaan; dan

e. Pajak Rokok.

Sedangkan jenis pajak kabupaten/kota sebagaimana dimaksud terdiri atas: a. Pajak Hotel;

(13)

Bab I - Pendahuluan 3

d. Pajak Reklame;

e. Pajak Penerangan Jalan;

f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; g. Pajak Parkir;

h. Pajak Air Tanah;

i. Pajak Sarang Burung Walet;

j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

Kota Bandung merupakan salah satu kota besar sekaligus ibu kota dari Provinsi Jawa Barat. Kota Bandung termasuk ke dalam daerah otonom di Indonesia. Kota Bandung sendiri dikenal memiliki keindahan alam, berbagai objek wisata menarik, pusat wisata kuliner, hingga berbagai pusat perbelanjaan yang tersebar di kota ini, sehingga Kota Bandung pun menjadi salah satu dari kota tujuan wisata. Tak jarang kota ini selalu dipadati oleh wisatawan pada akhir pekan maupun saat-saat musim liburan. Seiring dengan perkembangan sektor pariwisata di Kota Bandung, untuk melengkapi kebutuhan wisatawan yang datang ke Kota Bandung yang salah satunya adalah kebutuhan akan peristirahatan dan penginapan, maka pertumbuhan hotel-hotel pun terus meningkat.

(14)

Bab I - Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha

losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh).

Dengan hotel-hotel yang berdiri di Kota Bandung ini, tentu saja akan mendatangkan pendapatan bagi Pemerintah Daerah Kota Bandung sendiri, dan pendapatan tersebut diperoleh dari hasil pemungutan pajak. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 dalam Pasal 1 ayat (20), yang dimaksud dengan pajak hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel. Selanjutnya dalam Pasal 32 dijelaskan pula, adapun yang menjadi objek pajak hotel itu sendiri adalah pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan hotel yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan, termasuk fasilitas olahraga dan hiburan. Sedangkan untuk tarif pajak hotel ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen), sebagaimana yang tertulis dalam Pasal 35 ayat (1) undang-undang tersebut.

(15)

Bab I - Pendahuluan 5

Berdasarkan pemikiran dan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PERANAN PENERIMAAN PAJAK HOTEL

TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA BANDUNG” (Studi

Kasus pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung).

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas tersebut, maka penulis dapat merumuskan masalah-masalah pokok yang akan diteliti yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pemungutan pajak hotel oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung?

2. Seberapa jauh peranan penerimaan pajak hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data-data yang akan dijadikan bahan dalam penulisan skripsi.

Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimanakah pemungutan pajak hotel oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung.

(16)

Bab I - Pendahuluan 6

Universitas Kristen Maranatha

1.4. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Akademisi

a. Bagi penulis diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan pemahaman mengenai peranan penerimaan pajak hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah melalui penerapan ilmu dan teori yang telah diperoleh dibangku perkuliahan, dan mengaplikasikannya kedalam teori penelitian ini.

b. Bagi pembaca diharapkan penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan informasi terkait peranan penerimaan pajak hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah.

c. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan referensi khususnya mengenai peranan penerimaan pajak hotel terhadap pendapatan asli daerah, dan dapat dijadikan sumber pembanding dalam penelitian dengan tema yang sama.

2. Bagi Praktisi Bisnis

(17)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian kepada kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung dan pengujian data yang telah dilakukan mengenai bagaimanakah Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung memungut Pajak Hotel serta peranan Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa :

1. Sistem pemungutan pajak hotel di Kota Bandung menggunakan self

assesment system. Dimana wajib pajak baru, wajib mendaftarkan diri dan

(18)

Bab V Simpulan dan Saran 72

Universitas Kristen Maranatha 2. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian hipotesis dengan Uji-T (t-test), dan hasil yang diperoleh adalah thitung > ttabel yaitu 9,7881> 3,182 dan dari

hasil ini dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak yang artinya Penerimaan

pajak hotel berperan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung. Peranan Pajak Hotel dalam rangka menentukan besarnya Pendapatan Asli Daerah didapat hasil sebesar hasil dari nilai koefisien korelasinya yaitu sebesar 0,9847 yang dapat diartikan r > 1 yang artinya hubungan antara Penerimaan Pajak Hotel dan Pendapatan Asli Daerah adalah sangat kuat. Sedangkan besarnya koefisien determinasi (KD) adalah sebesar 96,9638%

5.2. Saran

Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menyarankan beberapa hal berikut :

1. Bagi Pemerintah Kota Bandung

Pemerintah Kota Bandung diharapkan aktif dalam pengawasan Penerimaan Pajak Hotel dan terus menggali potensi Pajak Hotel sebagai salah satu sumber penerimaan PAD karena potensi Pajak Hotel ini cukup tinggi karena cukup tinggi pula pembangunan-pembangunan hotel di Kota Bandung.

(19)

Bab V Simpulan dan Saran 73

a. Dinas Pendapatan Kota Bandung diharapkan dapat terus mensosialisasikan pajak daerah kepada para pengusaha hotel sehingga dapat membantu meningkatkan pemungutan penerimaan pajak daerah khususnya pada penerimaan pajak hotel.

b. Dinas Pendapatan Kota Bandung sebaiknya tetap terus berupaya meningkatkan penerimaan pajak daerah khususnya dari penerimaan pajak hotel yang memiliki potensi besar dalam upaya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang memiliki peranan sangat penting dalam membiayai kegiatan roda pemerintahan dan pembangunan daerah.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya.

a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mencoba membahas mengenai sektor-sektor pajak daerah lainnya yang berpotensi dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung ini.

(20)

74

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo (2011). Perpajakan. Edisi Revisi, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pajak Hotel

Siahaan, P. Marihot (2005). Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Penerbit PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Suliyanto (2009). Metode Riset Bisnis. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Tim Dosen Statistika I (2010). Modul Statistika I. Modul Statistika I, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian 586 siswa- siswi di SMA “X” Bandung tahun 2016, digambarkan bahwa tingkat pengetahuan mengenai HIV/AIDS terbanyak pada kategori cukup sebanyak 337

PC link adalah sebuah alat yang dapat mengkomunikan sinyal dari mic kondensor ke PC sehingga informasi yang diperoleh dapat diolah oleh PC dan dapat menghitung

Penyaringan adalah proses pemisahan dari campuran heterogen yang mengandung cairan dan partikel-partikel padat dengan menggunakan media saring (filter) yang hanya

[r]

PENGHAMBATAN PERTUMBUHAN Aspergillus flavm DAN REDUKSI AFLATOKSIN OLEH Ladobacillus plarrtarzm p i 2 k. SELAMA PROSES PEMBUATAN

[r]

[r]

Dan berikut adalah karakteristik dari masa dewasa awal : Masa dewasa awal sebagai masa pengaturan, Masa Dewasa Awal sebagai Usia Reproduktif, Masa Dewasa Awal