ABSTRACT
This world has become flat (Friedman, 2005) is due to the Internet technologi information is increasingly interactive Web 2.0 (Kartajaya, 2008) so that now there are no limits in inter-human communication, marketing approach is also changing because customers are not currently believe entirely with marketers then it appears the process of word of mouth marketing is a fellow customer. In the New Wave Era there are three new wave subculture customer ready Youth, Woman, netizens. Currently subculture is communicating in the same world, two world either online or offline as well, as well as the recommendation process is done, this study aims to determine the characteristics of the city of Bandung what will be recommended by the third subculture. By involving 850 respondents in the city of Bandung. This research is an exploratory research.
Kata Keywords: word of mouth marketing, subculture, youth, woman, netizen,
ABSTRAK
Dunia telah menjadi datar ini (Friedman, 2005) ini akibat adanya teknologi informasi internet Web 2.0 yang semakin interaktif (Kartajaya, 2008) sehingga saat ini sudah tidak ada batas dalam komunikasi antar manusia, pendekatan marketing juga mengalami perubahan karena saat ini customer sudah tidak percaya sepenuhnya dengan marketer maka dari itu muncul proses word of mouth marketing sesama customer. Dalam New Wave Era terdapat ketiga new wave ready customer subculture Youth, Woman, Netizen. Saat ini subculture tersebut berkomunikasi dalam dunia yang sama, yakni dua dunia baik secara online ataupun juga offline, begitu juga dengan proses rekomendasi yang dilakukan, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Karakteristik Kota Bandung apa saja yang akan di rekomendasikan oleh ketiga subculture tersebut. Dengan melibatkan 850 responden di Kota Bandung. Riset ini merupakan riset exploratory.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
DAFTAR ISI ... xiii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRACT ... xi
ABSTRAK ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 18
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 19
1.4 Kegunaan Penelitian ... 19
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen ... 20
2.1.2 Woman (Wanita) ... 21
2.1.4 Netizen ... 36
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 39
3.2 Populasi dan Sampel ... 40
3.3 Metode Pengambilan Sampel ... 41
3.4 Metode Pengumpulan Data ... 41
3.5 Metode Deskriptif Persentil ... 43
3.6 Definisi Operasional Variabel ... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden...55
4.1.1 Hasil Penelitian Youth...57
4.2 Pembahasan 217
4.2.1 Produk Objek Wisata Alam Kota Bandung 217 4.2.1.2 Subculture Youth dengan “Teman” 217
4.2.1.3Subculture Youth dengan “Gunung Tangkuban Perahu219 4.2.1.4Subculture Youth dengan “Objek Wisata Alam di Kota Bandung Nyaman dan Indah” 221
4.2.2 Produk Resto, Café dan Rumah Makan Kota Bandung 223
4.2.2.1 Subculture Youth dengan “Teman” 223
4.2.2.2 Subculture Youth dengan “Tomodachi” 224
4.2.2.3 Subculture Youth dengan “Ngopi Doeloe” 225
4.2.2.6Subculture Youth dengan “Resto, Café dan Rumah
Makan” 226
4.2.3 Produk Tempat Oleh-oleh (Jajanan) Kota Bandung 228
4.2.3.1 Subculture Youth dengan “Teman” 228
4.2.3.2 Subculture Youth dengan “Kartika Sari” 228
4.2.3.3 Subculture Youth dengan “Bentuk Jajanan di Kota Bandung Beragam” 228
4.2.4 Produk Factory Outlet Kota Bandung. 229
4.2.4.1 Subculture Youth dengan “Teman” 229
4.2.4.2 Subculture Youth dengan “Rumah Mode” 230
4.2.4.3 Subculture Youth dengan “Desain Factory Outlet di Kota Bandung Beragam” 230
4.3.1 Produk Objek Wisata Alam Kota Bandung 231 4.3.1.1 Subculture Woman dengan “Teman” 231
4.3.1.2 Subculture Woman dengan “Tangkuban Perahu” 232 4.3.1.3 Subculture Woman dengan “Objek Wisata Alam di Kota Bandung Nyaman” 233
4.3.2 Produk Resto, Café dan Rumah Makan Kota Bandung 233 4.3.2.1 Subculture Woman dengan “Teman” 233
4.3.2.2 Subculture Woman dengan “D’Cost” 234
4.3.2.3 Subculture Woman dengan “Ngopi Doeloe” 235
4.3.2.4 Subculture Woman dengan “Ampera” 235
4.4.1.2 Subculture Woman dengan “Rumah Mode”. 236
4.4.1.3 Subculture Woman dengan “Factory Outlet di Kota Bandung Beragam”. 237
4.5.1 Produk Objek Wisata Alam Kota Bandung 238 4.5.1.1 Subculture Netizen dengan “Teman” 238
4.5.1.2 Subculture Netizen dengan “Kawah Putih” 239
4.5.1.3 Subculture Netizen dengan “Objek Wisata Alam di Kota Bandung Indah” 239
4.5.2 Produk Resto, Café dan Rumah Makan di Kota Bandung 240
4.5.2.1 Subculture Netizen dengan “Teman” 240
4.5.2.2 Subculture Netizen dengan “Bumbu Desa dan Kampung Daun” 240
4.5.2.3 Subculture Netizen dengan “Ngopi Doeloe” 242
4.5.2.4 Subculture Netizen dengan “Ampera” 242
4.5.2.5 Subculture Netizen dengan “RCRM Teman” 243
4.5.2.6 Subculture Netizen dengan “Nama RCRM” ” 243
4.5.2.6 Subculture Netizen dengan “Desain Resto, Café dan Rumah Makan di Kota Bandung Menarik” 243
4.5.3 Produk Factory Outlet di Kota Bandung 244 4.5.3.1 Subculture Netizen dengan “Teman” 244
4.5.3.2 Subculture Netizen dengan “Rumah Mode” 244
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ... 323
DAFTAR PUSTAKA ... 330
LAMPIRAN ... 163
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS (CURRICULUM VITAE) ... 288
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Youth Berdasarkan Jenis Kelamin...51Tabel 4.3 Karakteristik Responden Youth Berdasarkan Pengalaman Mengunjungi Kota
Bandung 53
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Youth Berdasarkan Status 53 Tabel 4.5 Rekomendasi Objek Wisata Alam di Kota Bandung Yang Di Berikan Oleh
Responden Youth 54
Tabel 4.6 Rekomendasi Nama Objek Wisata Alam di Kota Bandung Yang Di Berikan
Oleh Responden Youth 55
Tabel 4.7 Objek Wisata Alam di Kota Bandung Bersih 61 Tabel 4.8 Objek Wisata Alam Di Kota Bandung Nyaman 62 Tabel 4.9 Pemandangan Objek Wisata Alam Di Kota Bandung Indah 63 Tabel 4.10 Suasana Objek Wisata Alam Di Kota Bandung Terpelihara DenganBaik 64 Tabel 4.11 Biaya Menikmati Objek Wisata Alam Di Kota Bandung Murah 65 Tabel 4.12 Biaya Menikmati Objek Wisata Alam Di Kota Bandung Mahal 66 Tabel 4.13 Akses Menuju Objek Wisata Di Kota Bandung Mudah 67 Tabel 4.14 Promosi Objek Wisata Alam Di Kota Bandung Sesuai Dengan Kenyataan 68 Tabel 4.15 Rekomendasi Resto, Café, Rumah Makan di Kota Bandung Yang
Di Berikan Oleh Responden Youth. 69
Tabel 4.16 Rekomendasi Nama Resto Di Kota Bandung Yang Di Berikan Oleh
Responden Youth. 70
Tabel 4.17 Rekomendasi Nama Kafe Di Kota Bandung Yang Di Berikan Oleh
Responden Youth .90
Tabel 4.18 Rekomendasi Nama Rumah Makan Di Kota Bandung
Tabel 4.19 Desain Café, Resto, Rumah Makan Di Kota Bandung Unik (Khas) 125 Tabel 4.20 Desain Café, Resto, Rumah Makan Di Kota Bandung Menarik 126 Tabel 4.21 Desain Café, Resto, Rumah Makan Di Kota Bandung Beragam 127 Tabel 4.22 Promosi Café, Resto, Rumah Makan Di Kota Bandung Menarik 128 Tabel 4.23 Proses Pemesanan Di Café, Resto, Rumah Makan Di Kota
Bandung Mudah 129
Tabel 4.24Harga (Menu) Café, Resto, Rumah Makan Di Kota Bandung Murah 130 Tabel 4.25Harga (Menu) Café, Resto, Rumah Makan Di Kota Bandung Mahal 131 Tabel 4.26 Produk Café, Resto, Rumah Makan Di Kota Bandung Berkualitas 132 Tabel 4.27 Pelayanan Café, Resto, Rumah Makan Di Kota Bandung Cepat 133 Tabel 4.28 Pelayanan Café, Resto, Rumah Makan Di Kota Bandung Ramah 134 Tabel 4.29Pelayanan Café, Resto, Rumah Makan Di Kota Bandung Ramah 135 Tabel 4.30 Promosi Café, Resto, Rumah Makan Di Kota Bandung
Sesuai Dengan Kenyataan 136
Tabel 4.31Rekomendasi Nama Factory Outlet Di Kota Bandung
Tabel 4.32 Desain Factory Outlet Di Kota Bandung Unik (Khas) 145 Tabel 4.33 Desain Factory Outlet Di Kota Bandung Menarik 146 Tabel 4.34 Desain Factory Outlet Di Kota Bandung Beragam 147 Tabel 4.35 Promosi Factory Outlet Di Kota Bandung Sesuai
Dengan Kenyataan 148
Tabel 4.36 Promosi Factory Outlet Di Kota Bandung Menarik 149 Tabel 4.37 Pelayanan Factory Outlet Di Kota Bandung Ramah 150 Tabel 4.38 Pelayanan Factory Outlet Di Kota Bandung Cepat 151 Tabel 4.39 Harga Barang Factory Outlet Di Kota Bandung Murah 152 Tabel 4.40 Harga Barang Factory Outlet Di Kota Bandung Mahal 153 Tabel 4.41 Produk Yang Ditawarkan Factory Outlet Di Kota
Bandung Berkualitas 154
Tabel 4.42 Kenyamanan Factory Outlet Di Kota Bandung Lebih
Baik Daripada Factory Outlet Di Kota Lain. 155 Tabel 4.43 Produk Yang Di Tawarkan Factory Outlet Di Kota
Bandung Sesuai Dengan Yang Di Janjikan 156 Tabel 4.44 Desain Produk Factory Outlet Di Kota Bandung
Tidak Mudah Di Tiru 157
Tabel 4.45 Akses Menuju Factory Outlet Di Kota Bandung
Mudah Di Jangkau 158
Tabel 4.46 Suasana Factory Outlet Di Kota Bandung Nyaman 159 Tabel 4.47 Desain Produk Yang Di Tawarkan Factory Outlet
Di Kota Bandung Unik (Khas) 160
Di Kota Bandung Beragam 161 Tabel 4.49 Desain Produk Yang Di Tawarkan Factory Outlet
Di Kota Bandung Menarik 162
Tabel 4.50 Rekomendasi Tempat Jajanan (Oleh-Oleh) di Kota Bandung
Yang Di Berikan Oleh Responden Youth. 163 Tabel 4.51 Rekomendasi Nama Tempat Jajanan (Oleh-Oleh) di Kota Bandung
Yang Di Berikan Oleh Responden Youth 164 Tabel 4.52 Bentuk Oleh-oleh di Kota Bandung Unik 171 Tabel 4.53 Bentuk Oleh-oleh di Kota Bandung Menarik 172 Tabel 4.54 Bentuk Oleh-oleh di Kota Bandung Beragam 173 Tabel 4.55 Harga Oleh-oleh di Kota Bandung Mahal 174 Tabel 4.56 Harga Oleh-oleh di Kota Bandung Murah 175 Tabel 4.57 Oleh-oleh di Kota Bandung Berkualitas 176 Tabel 4.58 Karakteristik Responden Woman Berdasarkan Usia 178 Tabel 4.59 Karakteristik Responden Woman Berdasarkan
Pengalaman Mengunjungi Kota Bandung 180 Tabel 4.60 Karakteristik Responden Woman Berdasarkan Status 180 Tabel 4.61 Rekomendasi Objek Wisata Alam di Kota Bandung
Yang Di Berikan Oleh Responden Woman. 181 Tabel 4.62 Rekomendasi Nama Objek Wisata Alam di Kota
Tabel 4.66 Suasana Objek Wisata Alam Di Kota Bandung Terpelihara
Dengan Baik 191
Tabel 4.67 Biaya Menikmati Objek Wisata Alam Di Kota Bandung Murah 192 Tabel 4.68 Biaya Menikmati Objek Wisata Alam Di Kota Bandung Mahal 193 Tabel 4.69 Akses Menuju Objek Wisata Di Kota Bandung Mudah 194 Tabel 4.70 Promosi Objek Wisata Alam Di Kota Bandung
Sesuai Dengan Kenyataan 195
Tabel 4.71 Rekomendasi Resto, Café, Rumah Makan di
Kota Bandung Yang Di Berikan Oleh Responden Woman. 196 Tabel 4. 72 Rekomendasi Nama Resto Di Kota Bandung
Yang Di Berikan Oleh Responden Woman .197 Tabel 4.73 Rekomendasi Nama Kafe Di Kota Bandung
Yang Di Berikan Oleh Responden Woman .218 Tabel 4.74 Rekomendasi Nama Rumah Makan Di Kota Bandung
Yang Di Berikan Oleh Responden Youth. 233 Tabel 4.75 Desain Café, Resto, Rumah Makan
Di Kota Bandung Unik (Khas) 247
Tabel 4.76 Desain Café, Resto, Rumah Makan
Di Kota Bandung Menarik 248
Tabel 4.77 Desain Café, Resto, Rumah Makan
Di Kota Bandung Beragam 249
Tabel 4.78 Promosi Café, Resto, Rumah Makan
Di Kota Bandung Menarik 250
Tabel 4.79 Proses Pemesanan Di Café, Resto, Rumah Makan
Di Kota Bandung Mudah 251
Tabel 4.80 Harga (Menu) Café, Resto, Rumah Makan
Di Kota Bandung Murah 252
Tabel 4.81 Harga (Menu) Café, Resto, Rumah Makan
Di Kota Bandung Mahal 253
Tabel 4.82 Produk Café, Resto, Rumah Makan
Di Kota Bandung Berkualitas 254
Tabel 4.83 Pelayanan Café, Resto, Rumah Makan
Di Kota Bandung Cepat 255
Tabel 4.84 Pelayanan Café, Resto, Rumah Makan
Di Kota Bandung Ramah 256
Tabel 4.85 Promosi Café, Resto, Rumah Makan
Di Kota BandungSesuai Dengan Kenyataan 257 Tabel 4.86 Rekomendasi Factory Outlet
Di Kota Bandung Yang Di Berikan Oleh Responden Woman 258 Tabel 4.87 Rekomendasi Nama Factory Outlet
Di Kota Bandung Yang Di Berikan Oleh Responden Woman .259 Tabel 4.88 Desain Factory Outlet Di Kota Bandung Unik (Khas) 269 Tabel 4.89 Desain Factory Outlet Di Kota Bandung Menarik 270 Tabel 4.90 Desain Factory Outlet Di Kota Bandung Beragam 271 Tabel 4.91 Promosi Factory Outlet Di Kota Bandung
Sesuai Dengan Kenyataan 272
Tabel 4.93 Pelayanan Factory Outlet Di Kota Bandung Ramah 274 Tabel 4.94 Pelayanan Factory Outlet Di Kota Bandung Cepat 275 Tabel 4.95 Harga Barang Factory Outlet Di Kota Bandung Murah 276 Tabel 4.96 Harga Barang Factory Outlet Di Kota Bandung Mahal 277 Tabel 4.97 Produk Yang Ditawarkan Factory Outlet
Di Kota Bandung Berkualitas 278
Tabel 4.98 Kenyamanan Factory Outlet Di Kota Bandung
Lebih Baik Daripada Factory Outlet Di Kota Lain 279 Tabel 4.99 Produk Yang Di Tawarkan Factory Outlet
Di Kota Bandung Sesuai Dengan Yang Di Janjikan 280 Tabel 4.100 Desain Produk Factory Outlet
Di Kota Bandung Tidak Mudah Di Tiru 281
Tabel 4.101 Akses Menuju Factory Outlet
Di Kota Bandung Mudah Di Jangkau 282
Tabel 4.102 Suasana Factory Outlet Di Kota Bandung Nyaman 283 Tabel 4.103 Desain Produk Yang Di Tawarkan Factory Outlet
Di Kota Bandung Unik (Khas) 284
Tabel 4.104 Desain Produk Yang Di Tawarkan Factory Outlet
Di Kota Bandung Unik (Khas) 285
Tabel 4.105 Desain Produk Yang Di Tawarkan Factory Outlet
Di Kota Bandung Menarik 286
Tabel 4.106 Karakteristik Pengguna internet dan mobile internet
Tabel 4.107 Karakteristik Pernah Mengunjungi Kota Bandung 288 Tabel 4.108 Karakteristik Status Update Dalam Jejaring Sosial 289 Tabel 4.109 Karakteristik Gadget Yang Dimiliki Oleh Netizen 290 Tabel 4.110 Karakteristik Transaksi Online Yang Di Lakukan Netizen 291 Tabel 4.111 Rutinitas Transasksi Online Yang Di Lakukan Netizen 291 Tabel 4.112 Rekomendasi Objek Wisata Alam
di Kota Bandung Yang Di Berikan Oleh Responden Netizen 292 Tabel 4.113 Rekomendasi Nama Objek Wisata Alam
di Kota Bandung Yang Di Berikan Oleh Responden Netizen 293 Tabel 4.114 Objek Wisata Alam di Kota Bandung Bersih 296 Tabel 4.115 Objek Wisata Alam Di Kota Bandung Nyaman 297 Tabel 4.116 Pemandangan Objek Wisata Alam
Di Kota Bandung Indah 298
Tabel 4.117 Suasana Objek Wisata Alam Di Kota Bandung 299 Tabel 4.118 Biaya Menikmati Objek Wisata Alam
Di Kota Bandung Murah 300
Tabel 4.119 Biaya Menikmati Objek Wisata Alam
Di Kota Bandung Mahal 301
Tabel 4.120 Akses Menuju Objek Wisata
Di Kota Bandung Mudah 302
Tabel 4.121 Promosi Objek Wisata Alam
Di Kota Bandung Sesuai Dengan Kenyataan 303 Tabel 4.122 Rekomendasi Resto, Café, Rumah Makan di
Tabel 4.123 Rekomendasi Nama Resto Di Kota
Bandung Yang Di Berikan Oleh Responden Netizen. 305 Tabel 4.124 Rekomendasi Nama Kafe Di Kota
Bandung Yang Di Berikan Oleh Responden Netize 308 Tabel 4.125 Rekomendasi Nama Rumah Makan Di Kota
Bandung Yang Di Berikan Oleh Responden Netizen 311 Tabel 4.126 Rekomendasi Resto, Café, Rumah Makan
di Kota Bandung Yang Di Berikan Oleh Responden Netizen. 314 Tabel 4.127 Rekomendasi Nama Restoran, Café, Rumah Makan
di Kota Bandung Yang Di Berikan Oleh Responden Netizen. 315 Tabel 4.128 Desain Café, Resto, Rumah Makan
Di Kota Bandung Unik (Khas) 320
Tabel 4.129 Desain Café, Resto, Rumah Makan
Di Kota Bandung Menarik 321
Tabel 4.130 Desain Café, Resto, Rumah Makan
Di Kota Bandung Beragam 322
Tabel 4.131 Promosi Café, Resto, Rumah Makan
Di Kota Bandung Menarik 323
Tabel 4.132 Proses Pemesanan Di Café, Resto, Rumah Makan Di
Kota Bandung Mudah 324
Tabel 4.133 Harga (Menu) Café, Resto, Rumah Makan
Di Kota Bandung Murah 325
Di Kota Bandung Mahal 326 Tabel 4.135 Produk Café, Resto, Rumah Makan
Di Kota Bandung Berkualitas 327
Tabel 4.136 Pelayanan Café, Resto, Rumah Makan
Di Kota Bandung Cepat 328
Tabel 4.137 Pelayanan Café, Resto, Rumah Makan
Di Kota Bandung Ramah 329
Tabel 4.138 Promosi Café, Resto, Rumah Makan
Di Kota Bandung Sesuai Dengan Kenyataan 330 Tabel 4.139 Rekomendasi Nama Factory Outlet
Di Kota Bandung Yang Di Berikan Oleh Responden Netizen. 331 Tabel 4.140 Desain Factory Outlet Di Kota Bandung Unik (Khas) 332 Tabel 4.141 Desain Factory Outlet Di Kota Bandung Menarik 336 Tabel 4.142 Desain Factory Outlet Di Kota Bandung Beragam 337 Tabel 4.143 Promosi Factory Outlet Di Kota Bandung
Sesuai Dengan Kenyataan 338
Tabel 4.144 Promosi Factory Outlet Di Kota Bandung Menarik 339 Tabel 4.145 Pelayanan Factory Outlet Di Kota Bandung Ramah 340 Tabel 4.146 Pelayanan Factory Outlet Di Kota Bandung Cepat 341 Tabel 4.147 Harga Barang Factory Outlet Di Kota Bandung Murah 342 Tabel 4.148 Harga Barang Factory Outlet Di Kota Bandung Mahal 343 Tabel 4.149 Produk Yang Ditawarkan Factory Outlet
Tabel 4.150 Kenyamanan Factory Outlet Di Kota
Bandung Lebih Baik Daripada Factory Outlet Di Kota Lain. 345 Tabel 4.151 Produk Yang Di Tawarkan Factory Outlet
Di Kota Bandung Sesuai Dengan Yang Di Janjikan 346 Tabel 4.152 Desain Produk Factory Outlet Di Kota
Bandung Tidak Mudah Di Tiru 347
Tabel 4.153 Akses Menuju Factory Outlet Di Kota
Bandung Mudah Di Jangkau 348
Tabel 4.154 Suasana Factory Outlet Di Kota Bandung Nyaman 349 Tabel 4.155 Desain Produk Yang Di Tawarkan Factory Outlet
Di Kota Bandung Unik (Khas) 350
Tabel 4.156 Desain Produk Yang Di Tawarkan Factory Outlet
Di Kota Bandung Beragam 351
Tabel 4.157 Desain Produk Yang Di Tawarkan Factory Outlet
Di Kota Bandung Menarik 352
DAFTAR LAMPIRAN:
KUISIONER YOUTH KUISIONER WOMAN KUISIONER NETIZEN SPSS DATA
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kota Bandung merupakan kota yang menjadi “magnet” bagi siapapun
yang mendambakan kesejukan dan ketentraman, ini dikarenakan di sekelilingnya berjejer gunung-gunung. Sehingga kota ini dijuluki di lingkung gunung. Kota Bandung merupakan pusat dataran tinggi Bandung yang bentuk morfologi wilayahnya tidak beda dengan sebuah mangkok raksasa, terkadang disebut pula sebagai Cekungan Bandung. Bentang alamnya mirip dengan sebuah mangkok raksasa yang dikelilingi gunung-gunung berapi (Suganda : 2007).
Banyak sekali sebutan untuk Kota Bandung yang sejuk ini, dimulai dengan Tatar Parahyangan, atau juga Parijs Van Java atau juga seperti sastrawan Ramadhan K.H. yang menyebut sebagai Priangan si Jelita. (Oetama, 2007 dalam Jendela Bandung, pengalaman bersama Kompas).
PENDAHULUAN
berbelanja saja. Dari sisi riwayatnya, dataran tinggi ini sudah melewati rentang waktu yang sangat panjang. ( Suganda : 2007).
Saat itu orang-orang tua dulu menyebut bahwa Bandung akan
“Heurin ku tangtung”, atau dapat diartikan Bandung akan penuh sesak dengan orang, dalam perkembangannya hal ini terbukti dengan jumlah penduduk tiga wilayah administrasi, masing-masing Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung telah mencapai sekitar 7 juta jiwa dan ini belum ditambahkan dengan pendatang seperti mahasiswa yang menempuh pendidikan di kota ini, karyawan perusahaan yang menetap sementara dan juga turis lokal dan asing yang memenuhi Bandung saat peak season, atau weekend days, mengapa bisa demikian?
PENDAHULUAN
ditambahkan sektor pariwisata mencapai 623 unit dan sektor perdagangan mencapai 25.043 unit usaha, didominasi industri kecil yang mencapai 19.875 unit usaha.
Selain itu, ternyata bukan hanya dari segi culinary dan fashion saja yang dapat menjadi kebanggan Kota Bandung ini, penduduk Bandung yang di manjakan oleh keindahan dan kesejukan alamnya ternyata memiliki potensi kreatif yang luar biasa, ini terbukti dengan terpilihnya Bandung menjadi proyek rintisan (pilot project) kota kreatif se-Asia Timur dalam sebuah pertemuan internasional di Yokohama Jepang pada akhir Juli 2007. Pemilihan Kota Bandung sebagai kota percontohan bukanlah tanpa alasan, mengingat dalam 10 tahun terakhir, industri kreatif di Bandung menunjukan perkembangan signifikan dan memengaruhi tren anak muda di berbagai kota. (Julianti :2007 dalam Harian Pikiran Rakyat).
Dengan banyaknya keunggulan yang dimiliki Kota Bandung ini, hal tersebut menarik peneliti untuk mengetahui lebih dalam apa saja hal-hal lain yang menjadi keunggulan Kota Bandung selain culinary, fashion, tourism and creative industry. Maka peneliti juga melihat serta membandingkan
fenomena lain dalam dunia marketing yang tengah mengalami perubahan, alsannya karna Kota Bandung memiliki hubungan erat dengan dunia marketing yang sangat dinamis, peneliti menganalogikan perusahaan sebagai
PENDAHULUAN
Bandung juga memiliki orang-orang dalam pemerintahan yang memiliki visi dan misi yang serupa.
Peneliti menganalogikan customer sebagai penduduk Kota Bandung, baik penduduk asli, pendatang, atau hanya sekedar menetap di Bandung. Berikut ini merupakan fenomena marketing yang tengah terjadi.
Dunia telah menjadi datar saat ini, dunia yang datar ini dapat muncul berkat perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang membuat semua orang punya kesempatan sama, asal punya akses ke internet tentunya ((Friedman, 2005) dalam Kartajaya, (2008)). Dukungan teknologi internet nyatanya telah membuat “bumi atau dunia” ini benar-benar berubah
menjadi horizontal, flat, tak ada sekat dan batas, bahkan dengan adanya kemajuan era Web 2.0, generasi berikutnya dari internet yang dulunya cuma bisa memberikan informasi namun saat ini internet sudah bersifat interaktif (Kartajaya, 2008:03).
Dengan demikian siapapun yang memiliki koneksi terhadap internet akan dapat berkomunikasi, bertukar cerita, meminta pendapat secara real time, interactive, and two ways. Selama 24 jam, 365 hari penuh.
PENDAHULUAN
menjadi sama rata. Marketer sudah berbaur dengan Customer-nya (Kartajaya, 2008 :3).
Pendekatan Horizontal Marketing yang telah disampaikan oleh Bapak Hermawan Kartajaya telah memberikan suatu pemahaman baru yaitu pendekatan marketing yang telah ada sebelumnya sudah tertinggal jika tidak memanfaatkan kehebatan teknologi informasi dan komunikasi yang interaktif. Hal ini dikarenakan kepercayaan pelanggan saat ini telah berubah, customer saat ini akan lebih mempercayai customer lainnya dan akibatnya
pemasar sudah tidak mendapatkan lagi “kepercayaan penuh” seperti
sebelumnya.
Salah satu faktor pendukungnya adalah banyaknya tindakan dan perilaku tidak etis dalam praktik marketing khususnya Marketing Communication yang menyebabkan calon pelanggan kini lebih “berhati-hati” dan waspada terhadap segala hal yang di komunikasikan dan di informasikan oleh marketer. Salah satu contohnya adalah, saat ini pemasar telah kehilangan kepercayaan karena adanya praktik “penipuan” saat promosi dalam iklan
yang telah dijalankan, namun kenyataannya tidak sesuai dengan yang di terima oleh konsumen.
Apabila customer saja sudah tidak percaya terhadap marketer, maka brand, product, and company (dalam hal ini berarti Brand Kota Bandung,
product kebijakan pemerintah serta program kerja) juga akan terkena imbas
PENDAHULUAN
perusahaan yang ingin berkembang, maka dari itu melihat fenomena yang telah terjadi ini maka diperlukan perubahan pendekatan marketing yang dilakukan namun, memang tentunya hal ini tidak semudah membalikan telapak tangan karena mengingat banyak sekali jenis, dan sifat konsumen yang sangat beragam, maka akan sangat sulit apabila perusahaan meng-customize pelayanan marketing untuk tiap orang atau individu, seperti di
ketahui bahwa perilaku konsumen dari sebuah perusahaan sangat beraneka ragam, hal ini dikarenakan mereka membawa pikiran dan perasaan yang berbeda-beda dan aksi yang dilakukannya juga berbeda pada saat proses konsumsi (Peter & Olson, 2005).
Dengan banyaknya keanekaragaman ini mengakibatkan perusahaan tidak dapat melayani semua keinginan dan kebutuhan dari konsumen, sebab sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan terbatas, maka dari itu akan lebih efektif dan efisien apabila perusahaan memilih segment yang ada, dengan mengidentifikasi serta memilah-milah atau mengelompokan pembeli yang berbeda-beda yang memungkin meminta produk dan atau bauran tersendiri (Kotler, 2000:292).
PENDAHULUAN
dikatakan sebagai suatu kelompok yang saling berbagi nilai dalam kehidupan mereka. Apabila marketer ingin memasuki suatu subculture maka untuk melayani keinginan dan perilaku konsumsi yang berbeda-beda ia dapat memilih subculture yang lebih sederhana sebagai target market (Kotler, 1994:84-85).
Dalam era horizontal marketing ini, terdapat tiga subculture, pertama adalah Youth (pemuda, generasi muda) yang nantinya akan menjadi kekuatan besar di dunia ekonomi, dunia kerja, dan menjadi bagian kehidupan sosial masyarakat pada umumnya serta dapat disebut sebagai digital native yang nantinya mereka akan membentuk fenomena budaya baru yang mengglobal karena dunia yang telah datar dan saling terkoneksi. Mereka adalah multitasking generation yang dapat mengerjakan lima hal dalam waktu
bersamaan serta mereka memiliki cara baru yang revolusioner dalam hal berpikir, berinteraksi, bekerja dan bersosialisasi (Don Tapscott, dalam Kartajaya, 2010:64)
Subculture kedua adalah Woman (wanita), di seluruh dunia pemasar
PENDAHULUAN
berbagai rintangan termasuk diantaranya adalah gender barrier. Ketiga, mereka konsumtif tetapi teliti karena umumnya mereka membelanjakan uang kepada hal-hal yang lebih berguna dibandingkan pria. (Sachs, dalam Kartajaya:2010)
Subculture yang terakhir adalah Netizen, merupakan kependekan dari
Internet Citizen dimana dalam sebuah terminologi Netizen ini pertama kali
muncul dari Michael Hauben, yang menyatakan bahwa pengguna internet pada dasarnya punya tanggung jawab sipil dan moral untuk komunitasnya di dunia online, sebagaimana seorang citizen akan mempunyai tanggung jawab terhadap komunitas mereka di dunia offline. Mereka punya hak dan kebebasan juga untuk mengeluarkan pendapat. Pada dasarnya mereka punya rasa dan semangat komunal yang tinggi, semangat untuk berkolaborasi, semangat untuk saling meng-connect dan juga ter-connect. (Kartajaya, 2010:70-71).
PENDAHULUAN
Perusahaan dapat memilih salah satu atau ketiga subculture tersebut
namun diperlukan suatu pendalaman karakteristik lebih lanjut, salah satu yang dapat menjadi acuannya adalah dengan menggunakan pendekatan holistic value dimana terdapat value exploration yang mengkaji lebih dalam
nilai-nilai yang ada dalam diri seseorang, setelah mendapatkan nilai tersebut perusahaan dapat mengirimkan nilai yang sesuai kepada customer.
Ada beberapa pilihan dalam menyampaikan nilai tersebut, salah satunya adalah dengan word of mouth marketing, yang merupakan sebuah metode yang membantu penyebaran kesadaran produk sehingga menjangkau konsumen di luar mereka yang yang melakukan kontak langsung dengan promosi (Peter dan Olson, 2004:200). Maka dari itu, penelitan ini dibuat untuk mengetahui karakteristik dalam menyampaikan suatu issues dan recommendation mengenai Kota Bandung yang di lihat dari ketiga subculture
yang ada.
PENDAHULUAN
Fakta lain yang unik Youth juga merupakan Netizen juga karena selain jumlahnya sangat besar mereka sangat aktif didunia online bahkan 72% dari total Netizen di Indonesia adalah anak muda. (Prasetya, Group Head Brand Marketing Indosat). Masih banyak pendapat mengenai kekuatan generasi
muda yang akan mendominasi berbagai macam bidang aspek kehidupan, salah satunya adalah majalah TIMES yang memberikan penghargaan sebanyak dua kali, penghargaan pertama diberikan pada tahun 1966 dan merupakan kesengajaan atau tidak 40 tahun kemudian majalah tersebut kembali memberikan penghargaan Person Of The Year : YOU atau dapat diartikan sebagai generasi muda (Youth).
Maka dengan demikian, setelah mengetahui gambaran mengenai generasi muda tersebut, peneliti akan meneliti mengenai hal-hal serta karakteristik Kota Bandung apa saja yang akan direkomendasikan oleh subculture Youth ini.
Banyaknya kaum muda yang hadir dan berada di Kota Bandung menjadikan Kota Bandung sebagai salah satu kota favorit bagi kaum muda ini, maka kaum muda dari seluruh penjuru Indonesia akan mampir atau setidaknya menetap sementara bahkan selamanya di Kota yang sejuk ini. Dengan pengalaman berkunjung ke Kota Bandung maka akan membuat kaum muda ini “membicarakan” tentang segala hal yang ada dan yang di tawarkan
PENDAHULUAN
Peneliti telah melakukan sebuah survei awal untuk mengetahui Karakteristik Kota Bandung apa saja yang akan direkomendasikan oleh ketiga subculture dan hasilnya Kaum Muda Bandung akan dengan senang hati merekomendasikan kepada orang lain yaitu Rumah Makan, Restoran, Café lalu Factory Oulet, Distro (Distribution Outlet) serta yang terakhir adalah Tempat Jajan (Tempat Oleh-Oleh Bandung).
Posisi pertama yang akan direkomendasikan adalah Rumah Makan, Restoran, Café ini memberikan gambaran bahwa tempat berkumpul dan makan bersama menjadi sebuah suatu kebutuhan bagi kaum muda, dalam bahasa anak muda acara kumpul-kumpul ini disebut dengan “Nongkrong”. Anak muda dan nongkrong adalah dua hal yang tak bisa dilepaskan. Bagi anak muda, yang terpenting dalam nongkrong adalah kedekatan afeksi dengan teman-teman per group. Faktor lainnya sekadar sebagai pendukung ( Kristofel, 2011: 80).
Pada kenyataanya peneliti pernah melakukan observasi di berbagai area tempat berkumpul anak muda, memang yang di favoritkan sesuai dengan survei awal tersebut. Hal ini merupakan sedikit contoh mengenai karakteristik Youth di Kota Bandung. Apabila Pemerintah Kota Bandung mendapatkan
PENDAHULUAN
memanfaatkannya dengan baik maka bukan tidak mungkin kaum muda Bandung ini akan menjadi opinion leader atau influencer bagi komunitasnya dan akan terus merekomendasikan Kota Bandung ini.
Menurut data survei nasional (SUSENAS 2010) saat ini jumlah populasi perempuan Indonesia adalah sebesar 50 % atau kurang lebih 110.313.129 orang. Dari jumlah total perempuan tersebut, yang dianggap potensial sebagai decision maker dalam setiap pembelian sekaligus bertanggung jawab terhadap pembeliannya adalah sebanyak 79.979.110 orang atau sekitar 36% dari jumlah total populasi. (Riset Markplus dan SUSENAS BPS 2010).
Apabila membicarakan perempuan atau kaum wanita di Indonesia memang sangat unik, sesuai dengan kenyataan sejarah di masa lalu, wanita Indonesia pada saat itu selalu menurut pada berbagai aturan dari keluarga dan lingkungan sekitar yang tidak mengijinkan kaum wanita untuk “tampil” dan “berperan” dalam komunitasnya. Lalu, tidak lama kemudian munculnya
PENDAHULUAN
Suatu hal yang menarik adalah Woman dapat menjadi bagian dari semua subculture new wave marketing. Seorang perempuan di Indonesia merupakan generasi muda juga serta sekaligus sebagai “netter” yang sangat aktif baik dalam dunia online serta offline. Apabila kita ingin mengetahui karakteristik dari wanita sudah banyak sekali buku yang membahas hal tersebut, namun setidaknya yang harus kita bersama pahami bahwa perempuan sangat senang berbagi informasi serta memiliki kekuatan untuk menyebarkan suatu isu daripada kaum lelaki yang lebih suka menyimpannya.(Mahatrisni, 2011 :126).
Dengan kekuatan menyebarkan isu perempuan dapat “mempengaruhi” siapa saja dalam lingkungannya, akan sangat
mnggembirakan apabila isu tersebut adalah isu positif yang dapat meningkatkan citra serta loyalitas terhadap merek perusahaan. Namun, akan sangat di sayangkan apabila woman memberikan isu atau rekomendasi negatif terhadap lingkungan dan komunitasnya seperti contoh yang terjadi pada Ibu Prita Mulyasari seorang blogger yang aktif dalam lingkungannya dan juga memiliki social networking yang baik, Ibu Prita yang merasa menjadi korban akibat pelayanan yang tidak maksimal dari sebuah Rumah Sakit Internasional di Jakarta kemudia beliau “mencurahkan perasaannya”
dalam media blog serta email yang ia kirimkan kepada teman-temannya, akibat “conversation” dalam dunia maya yang semakin meluas hingga dunia offline maka pihak Rumah Sakit tersebut menuntut Ibu Prita akibat
PENDAHULUAN
harus masuk dalam penjara. Namun, tak lama akibat rasa kebersamaan para blogger dan netizen serta putusan hukum beliau di bebaskan dengan syarat
membayar sejumlah uang , lalu munculah gerakan “Koin Peduli Prita”
sebagai gerakan untuk membebaskan beliau.
Sangat sulit untuk menetralisir sebuah isu negatif, bahkan dalam suatu riset Onbee Marketing Research menyebutkan untuk menetralisir satu isu atau rekomendasi negatif membutuhkan enam isu atau rekomendasi positif. Hal tersebut saja baru dapat menetralisir tetapi tidak dapat menghapus isu negatif tersebut. Maka penelitian ini akan menggambarkan apa saja rekomendasi yang positif yang diberikan oleh perempuan (woman) bagi Kota Bandung.
Kota Bandung merupakan sebuah kota yang akan sangat menarik bagi perempuan, karena menurut survei awal yang telah peneliti lakukan, Woman akan dengan senang hati merekomendasikan Objek Wisata Alam, Rumah Makan, Resto, Café dan Factory Outlet yang ada di Kota Bandung kepada
PENDAHULUAN
Subculture terakhir adalah Netizen, saat ini Menurut Majalah Markteers edisi Febuari 2011 menyebutkan bahwa saat ini pengguna internet di Indonesia naik 15 kali lipat di bandingkan pada tahun 2000 yaitu sekitar 40 juta orang yang terkoneksi baik secara wireline ataupun wireless (mobile) (Hasanudin 2011). Berbeda dengan Bapak Hermawan Kartajaya dalam pidatonya dengan tajuk “Marketing in Indonesia 2011” dalam Markplus
Confrence 2011. Beliau bahkan menambahkan jumlah netizen di Indonesia saat ini mencapai 45 juta orang dan tidak jarang orang membeli mobile gadget model baru tiga bulan sekali. Perubahan masyarakat yang semakin
“digital” ini tentunya di dukung oleh beberapa faktor seperti semakin
murahnya tarif untuk berselancar di dunia maya, dan salah satu faktor lainnya adalah mobile gadget.
Menurut survei yang dilakukan oleh Yahoo! (TNS Net Index Indonesia, pengakses internet dari warung internet (warnet) sepanjang tahun 2010 mengalami kemerosotan dari 83% menjadi 64%. Sedangkan pengakses internet dari mobile device melonjak dari 22% menjadi 48%. Dari 24,5 Juta pengguna internet di Indonesia di akhir 2008, diketahui 15 juta di antaranya mengakses melalui mobile device. (Kasali, 2011).
PENDAHULUAN
internet menjadi jauh lebih murah dan mudah, saat ini untuk bisa connet ke internet dapat dilakukan dengan beragam pilihan, seperti di rumah dengan memanfaatkan cara tradisional dengan menggunakan PC (Personal Computer) yang menggunakan modem dengan saluran telepon yang di
sediakan oleh PT.Telkom dengan produk Speedy. Cara lain untuk anda yang mobile dapat menggunakan netbook atau notebook dengan hanya
bermodalkan USB Modem yang dapat dibawa kemana-mana, atau juga memanfaatkan kecanggihan cellular phone, smartphone atau tablet seperti Ipad dan Samsung Galaxy Tab.
Fakta lain yang cukup mengejutkan, hingga pertengahan tahun 2009 jumlah konsumen telepon di Indonesia telah mencapai 186,7 juta (Herawan, 2010) PT.Telkom. Konsumen telepon itu dilayani oleh 11 perusahaan dengan perincian 8,7 juta pelanggan Fixed Wireline, 29 juta Fixed Wireless (CDMA) dan mayoritas 149 juta adalah mobile wireless (GSM). (Kasali, 2011).
Dapat di bayangkan dari jumlah penduduk di Indonesia yang ada sekitar 220 juta jiwa, 186 juta adalah pengguna jasa telepon, bukan tidak mungkin jumlah pengguna internet juga akan sama banyaknya di masa yang akan datang.
PENDAHULUAN
suku bangsa yang ada di Indonesia ternyata membuat karakteristik masyarakat kita menjadi senang berkumpul dalam sebuah komunitas, sama halnya dengan para netizen Indonesia yang senang berkumpul secara “online” akibat adanya social networking platform seperti Facebook dan Twitter atau Youtube. Saat ini netizen Indonesia yang memiliki akun Facebook sebesar
26.792.780, pemilik blog atau blogger saat ini telah mencapai 1 juta. (Kasali, 2011). Untuk pentrasi pemakai jejaring sosial Twitter, Indonesia adalah negara terbesar di dunia, dan Menurut Harvard Business Review 2010, Indonesia adalah negara paling aktif di dunia dalam Twitter.
Sama seperti subculture lain, peneliti telah melakukan survei awal dan mendapatkan hasil, bahwa netizen di Kota Bandung akan dengan sukarela merekomendasikan Objek Wisata Alam, Rumah Makan, Resto, Café dan Factory Outlet yang ada di Kota Bandung kepada orang lain. Dengan
berbagai perkembangan digital yang ada tentu akan membuat netizen ini akan semakin aktif dalam dunia maya, peneliti ingin mengetahui karakteristik apa saja dari Kota Bandung yang akan di rekomendasikan oleh sesama netizen dalam dunia online.
PENDAHULUAN
twitter di manfaatkan oleh artis, public figure, tokoh agama dan juga tokoh
pemerintahan seperti MenKominfo @tifsembiring atau juga Gubernur Jakarta @bangfauziwibowo. Peristiwa menarik tersebut adalah ketika Bapak. Fauzi Wibowo menggunakan jejaring sosial twitter untuk mendekatkan diri dengan warga Jakarta, namun beliau tidak memanfaatkan akun tersebut untuk berkomunikasi secara interaktif, yang pada dasarnya jejaring ini di rancang untuk melakukan komunikasi dua arah. Sebagian besar tweet dari follower beliau tidak begitu disambut dengan baik, maka trend saat ini para netizen Jakarta yang seakan ingin menumpahkan kekesalan dengan berbagai macam permasalahan klise ibukota seperti banjir dan kemacetan, selalu menggunakan #Foke untuk menyindir beliau.
Peristiwa ini memberikan gambaran bahwa teknologi yang ada jika tidak dimanfaatkan dengan baik maka tentunya akan memberikan dampak yang buruk, semoga saja hal ini tidak terjadi dengan Pemerintah Kota Bandung. Semoga dengan penelitian ini yang akan memberikan gambaran mengenai subculture Youth, Woman, Netizen dalam merekomendasikan Kota Bandung dapat bermanfaat bagi semua pihak.
1.2 Identifikasi Masalah:
PENDAHULUAN
1.3 Maksud dan tujuan penelitian:
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui berbagai karakteristik Kota Bandung yang direkomendasikan oleh Youth, Woman, Netizen.
1.4 Kegunaan penelitian
Bagi pemerintah:
Dalam hal ini pemerintah Kota Bandung dapat memanfaatkan hasil ini. sebagai langkah awal untuk penciptaan strategi word of mouth marketing Kota Bandung. Penelitian ini memberikan gambaran mengenai karakteristik Kota Bandung yang direkomendasikan oleh Youth, Woman, Netizen.
Bagi peneliti lain:
Hasil Penelitian ini dapat menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya yang lebih spesifik dan lebih dalam, karena banyak sekali penelitian yang dapat di kembangan dari Karakteristik Kota Bandung ini.
Bagi Perusahaan:
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dalam penelitian. Peneliti mendapatkan beberapa hasil dari survei yang telah dilakukan berikut simpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
Subculture Youth, merekomendasikan Objek Wisata Alam kepada Teman
mereka sebanyak 52,5%, nama Objek Wisata Alam yang direkomendasikan adalah Gunung Tangkuban Perahu. Youth merekomendasikan Objek Wisata Alam di Kota Bandung karena Objek Wisata Alam Bandung nyaman dan indah.
Subculture Youth, merekomendasikan Resto, Café dan Rumah Makan kepada
Teman mereka sebanyak 55%, nama restoran yang direkomendasikan adalah Tomodachi. Nama café yang direkomendasikan adalah Ngopi Doeloe. Nama Rumah Makan yang direkomendasikan adalah Ampera. Youth merekomendasikan Restoran, café dan Rumah Makan di Kota Bandung karena Desain RCRM Kota Bandung menarik.
Subculture Youth, merekomendasikan Tempat oleh-oleh (jajanan) kepada
Subculture Youth, merekomendasikan Factory Outlet kepada Teman mereka
sebanyak47%, Nama Factory Outlet yang direkomendasikan adalah Kartika Sari. Youth merekomendasikan Factory Outlet di Kota Bandung karena Desain Factory Outlet di Kota Bandung Beragam.
Subculture Woman, merekomendasikan Objek Wisata Alam kepada Teman
mereka sebanyak 51,8%, nama Objek Wisata Alam yang direkomendasikan adalah Gunung Tangkuban Perahu Woman merekomendasikan Objek Wisata Alam di Kota Bandung karena Objek Wisata Alam Bandung nyaman.
Subculture Woman, merekomendasikan Resto, Café dan Rumah Makan
kepada Teman mereka sebanyak 53,8%, nama restoran yang direkomendasikan adalah D’Cost. Nama café yang direkomendasikan adalah Ngopi Doeloe. Nama Rumah Makan yang direkomendasikan adalah Ampera. Woman merekomendasikan Restoran, café dan Rumah Makan di Kota
Bandung karena Desain RCRM Kota Bandung Beragam.
Subculture Woman, merekomendasikan Factory Outlet kepada Teman
Subculture Netizen, merekomendasikan Objek Wisata Alam kepada Teman
mereka sebanyak 48%, nama Objek Wisata Alam yang direkomendasikan adalahKawah Putih. Netizen merekomendasikan Objek Wisata Alam di Kota Bandung karena Pemandangan Objek Wisata Alam Bandung Indah.
Subculture Netizen, merekomendasikan Resto, Café dan Rumah Makan
kepada Teman mereka sebanyak 56%, nama restoran yang direkomendasikan adalah Bumbu Desa dan Kampung Daun. Nama café yang direkomendasikan adalah Ngopi Doeloe. Nama Rumah Makan yang direkomendasikan adalah Ampera. Netizen merekomendasikan Restoran, café dan Rumah Makan di Kota Bandung karena Desain RCRM Kota Bandung Menarik.
Subculture Netizen, merekomendasikan Factory Outlet kepada Teman
Subculture Netizen survei II, merekomendasikan Resto, Café dan Rumah
Makan (RCRM) kepada Teman mereka sebanyak 67%, nama RCRM yang direkomendasikan adalah The Valley.
TABEL HASIL KESELURUHAN SURVEI RESPONDEN
YOUTH, WOMAN, NETIZEN
SUBCULTURE YOUTH WOMAN NETIZEN
DAFTAR PUSTAKA
Hassanuddin, Kristofel, Mahatrisni, Winasis, Satrio (2011). Anxieties/Desires 90 insights for Marketing to Youth, Woman, Netizen in Indonesia. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
J.Paul & Jerry C.Olson, 2005, Consumer Behavior and Marketing Strategy, Mc Graw Hill. New York.
Kasali,Rhenald (2011).Cracking Zone: Bagaimana Memetakan Perubahan di Abad 21 & Keluar Dari Perangkap Comfort Zone. Revolusi Gaya Hidup Ketika Income Per Kapita Menembus US$3,000 Dan Bagaimana Menangkap Peluang
Ini.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Kotler, Philip. (2002). Management Marketing. Person Education. Inc, New Jersey.
(Marketeers The Magz,August 2010 page 40)
(Marketeers The Magz “Perempuan Sebagai Konsumen Terbesar” ,August 2010
(Marketeers The Magz “Mengenali Perempuan Indonesia di 8 Kota Besar
Indonesia” ,August 2010 page 42 Putu Ikawaisa Mahatrisni, Senior Research
Excecutive, Markplus Insight)
(Marketeers The Magz “Mengenali Perempuan Indonesia di 8 Kota Besar
Indonesia” ,August 2010 page 42 Putu Ikawaisa Mahatrisni, Senior Research
Excecutive, Markplus Insight)
(Majalah SWA sembada “Women on top” 28 April 2010, Kolom BUKU
“Mendobrak langit-langit kaca” page 23, Edhy Aruman, redaktur eksekutif
Majalah MIX-Marketing-Xtra dosen STIKOM LSPR Jakarta)
(Marketeers The Magz “Memahami Fenomena Komunitas Anak Muda” ,April
2010 page 48 Joseph Kristofel, Associate Research Manager, Markplus Insight)
(Marketeers The Magz “Memahami Fenomena Komunitas Anak Muda” ,April
2010 page 49 Joseph Kristofel, Associate Research Manager, Markplus Insight)
(Marketeers The Magz “Memahami Fenomena Komunitas Anak Muda” ,April
Yuswohady (2008). Crowd: Marketing Becomes Horizontal.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
http://www.tripadvisor.com/Restaurant_Review-g297704-d794218-Reviews-The_Valley-Bandung_Java.html
http://www.bumbudesa.com/id/geraikami/jawabali/gerairumahmode.html?tag=m ynewamazon-20
http://kampungdaun.net/
http://www.bandungtourism.com/res_det_sta_e.php?IdRRB=275
http://www.tripadvisor.com/Restaurant_Review-g297704-d837458-Reviews-Ngopi_Doeloe-Bandung_Java.html
http://food.detik.com/index.php
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/10/psikologi-konsumen-pengertian-istilah-istilah-pengaruh-terhadap-lingkungan/
http://lifestyle-awan.blogspot.com/2009/03/pengertian-gaya-hidup.html.
http://astagacomlifestyleonthenett.blogspot.com/2009/12/pengertian-lifestyle-atau-gaya-hidup.html
http://www.tutorialdigital.com/2009/12/lifestyle.html